You are on page 1of 9

DOI: 10.29244/jmpi.2022.9.1.1 Jurnal Mutu Pangan Vol.

9(1): 1-9, 2022


ISSN 2355-5017

Preferensi Konsumen terhadap Minuman Fungsional Berbasis


Ekstrak Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus) sebagai Jamu
Consumer Preference for Java Tea (Orthosiphon aristatus)
Extract-Based Functional Drink as Jamu
Christofora Hanny Wijaya* dan Cindy Caroline

Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB University, Bogor

Abstract. The development of Java tea extract-based functional drink as a new concept of jamu
(Indonesian Traditional Herbal) drink has been carried out since 2006. However, there was no available
consumer preference information, hence this study was conducted. This research aimed to identify the
factors that influence consumer preferences on purchasing jamu specifically on the intensity of sensory
attributes of ideal jamu. This allow pursuing the final target to determine the consumer acceptance
towards concentrate Java tea extract-based functional drink. A chi-square analysis was performed to
determine the relationship between the respondent’s demographic factors and consumer preferences for
jamu. The demographic factors showed a significant association with consumer preferences for jamu at a
significance level of 5%, except education. Aroma of spices was most preferable attribute for jamu,
followed by sweetness, sourness and astringent attributes. Ethnicity, occupation, budget allocation for
purchasing jamu per month influenced the preferable sensory attribute. The intensity of the sensory
attributes of concentrated Java tea extract-based functional drinks was significantly incompatible to an
ideal jamu drink, according to Wilcoxon test results. This result showed that consumers did not consider
the developed concentrate having jamu criteria. The intensity of sweetness and astringency that met the
consumer preference, orange aroma, and freshness attribute at high intensity, plus the unpleasant sensory
characteristics of jam which could not be detected in the product might provide the product’s strengths
that make the developed product potentially acceptable by market.

Keywords: consumer preference, functional drink, jamu, Java-tea, sensory attributes

Abstrak. Pengembangan minuman fungsional berbasis tanaman kumis kucing dengan pendekatan konsep
baru minuman jamu telah dilakukan sejak tahun 2006. Namun, informasi preferensi konsumen terhadap
produk yang dikembangkan belum tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi atribut
sensori jamu yang ideal, dilanjutkan dengan target utama penelitian yaitu mengetahui preferensi konsumen
atas konsentrat minuman fungsional yang dikembangkan, sebagai jamu. Analisis chi-square digunakan
untuk memastikan korelasi antara faktor demografi dan preferensi konsumen terhadap jamu. Faktor
demografi berkaitan nyata dengan preferensi konsumen terhadap jamu pada tingkat signifikansi 5%,
kecuali pada faktor pendidikan. Atribut aroma rempah-rempah menjadi atribut sensori pada produk jamu
yang paling disukai oleh responden, diikuti rasa manis, rasa asam, dan sensasi pedas. Faktor suku,
pekerjaan, dan pengeluaran per bulan yang dialokasikan untuk membeli jamu memengaruhi atribut sensori
yang disukai pada produk jamu. Hasil survei menunjukkan bahwa intensitas atribut sensori konsentrat
secara nyata tidak kompatibel dengan kriteria atribut sensori jamu yang ideal, terutama pada atribut rasa
pahit, rasa asam, aroma rempah dan mouthfeel berserat. Secara sensori konsumen tidak menganggap
konsentrat minuman berbasis kumis kucing mempunyai kualitas sensori sebagai minuman jamu.
Keunggulan akan intensitas kemanisan dan atribut sepat yang sesuai dengan preferensi konsumen, disertai
dengan tingginya intesitas aroma jeruk dan kesegaran, serta tidak terdeteksinya karakteristik sensori
negatif jamu pada minuman yang dikembangkan dapat memberi peluang besar bagi produk minuman
untuk diterima oleh pasar.

Kata kunci: Atribut sensori, jamu, kumis kucing, minuman fungsional, preferensi konsumen

Aplikasi Praktis : Pengembangan jamu sebagai pangan fungsional tradisional menjadi tren dewasa ini.
1

Kriteria sensori jamu yang ideal menurut konsumen dapat menjadi acuan untuk pengembangan produk
minuman jamu di masa mendatang dengan landasan survei probabilitas pada cakupan yang lebih luas.
Preferensi konsumen terkait produk minuman berbasis kumis kucing yang dikembangkan sebagai
minuman jamu dapat menjadi acuan invensi maupun inovasi produk selanjutnya.

Korespondensi: channywijaya@apps.ipb.ac.id

@JMP2022 1
Jurnal Mutu Pangan Vol. 9(1): 1-9, 2022 DOI: 10.29244/jmpi.2022.9.1.1

PENDAHULUAN survei maupun evaluasi sensori ketika mengembangkan


suatu produk (Prayoga 2018). Keduanya perlu dilakukan
Jamu adalah obat tradisional yang dibuat di Indo- sebelum suatu produk dikomersialisasi untuk menurun-
nesia menggunakan ramuan bahan yang bersumber dari kan risiko kegagalan pemasaran (Ramadhan 2017). Eva-
tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik), luasi sensori terhadap minuman fungsional berbasis
atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun- ekstrak kumis kucing telah dilakukan beberapa peneliti
temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat sebelumnya (Wijaya et al. 2018; Michael et al. 2019;
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di Wijaya et al. 2020), tetapi survei untuk mengetahui pre-
masyarakat (BPOM 2019). Jamu biasa digunakan oleh ferensi produk oleh konsumen terhadap minuman fung-
masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kebugaran, sional berbasis ekstrak kumis kucing sebagai jamu
menyembuhkan penyakit, dan merawat kecantikan. Saat belum dilakukan. Menurut Kemendag (2009), Bogor
ini jamu dikonsumsi sebagai obat tambahan atau obat termasuk wilayah yang potensial untuk pengembangan
alternatif, dan terapi untuk mengobati penyakit seperti produk jamu karena konsumen di Bogor mempunyai
diabetes (Prabawani 2017). Konsumsi jamu di Indonesia kesan positif terhadap produk jamu. Oleh karena itu,
terus mengalami peningkatan yang dapat dilihat dengan survei konsumen terhadap preferensi jamu dan prefe-
meningkatnya penjualan jamu, dari 14 triliun rupiah rensi produk minuman fungsional berbasis ekstrak
pada tahun 2013 menjadi 15 triliun rupiah pada tahun kumis kucing sebagai minuman jamu perlu dilakukan.
2014, dan diperkirakan mencapai 20 triliun rupiah pada Risiko kegagalan pemasaran dapat diturunkan dengan
tahun 2020 (Kemenkes 2015; Salim dan Munadi 2017). mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi preferensi
Akan tetapi hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun konsumen terhadap produk.
2010 menunjukkan bahwa hanya 59.12% penduduk Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-
Indonesia yang pernah mengonsumsi jamu, dengan faktor yang memengaruhi preferensi konsumen dalam
frekuensi konsumsi tertinggi adalah kadang-kadang membeli produk jamu. Selanjutnya hasil survei dengan
dengan persentase sebesar 45.03%. Hal ini dapat dise- pendekatan purposive sampling ini digunakan untuk
babkan oleh stigma konsumen terhadap produk jamu menganalisis kesesuaian atribut sensori konsentrat
yang memiliki rasa pahit, tidak enak, dan diperuntukkan minuman fungsional berbasis ekstrak kumis kucing
untuk orang tua atau usia-usia tertentu saja (Tamara sebagai minuman jamu yang ideal, dan menganalisis
2019). Oleh karena itu, pengembangan produk minuman preferensi konsumen terhadap atribut sensori konsentrat
jamu yang lebih dapat diterima konsumen secara luas minuman fungsional berbasis ekstrak kumis kucing
perlu dilakukan. sebagai minuman jamu.
Salah satu pengembangan produk jamu adalah
berupa minuman fungsional berbasis ekstrak kumis
kucing yang telah dikembangkan sejak tahun 2006. BAHAN DAN METODE
Wijaya et al. (2019) mengembangkan minuman fungsio-
nal berbasis ekstrak kumis kucing dengan menambahkan Bahan
kayu secang, jahe gajah, temulawak, serta kombinasi Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jeruk nipis dan jeruk purut. Kumis kucing (Orthosiphon konsentrat minuman fungsional berbasis ekstrak kumis
aristatus B. Miq) dikenal akan manfaatnya untuk meng- kucing “Glucodiab” (PT. SOHO Industri Pharmasi,
atasi radang, batu ginjal, tekanan darah tinggi, rematik, Indonesia). Bahan lainnya adalah kuesioner survei yang
dan diabetes mellitus. Fungsionalitas dalam mengobati sebelumnya telah dilakukan pengujian validitas dan
diabetes mellitus yang dimiliki daun kumis kucing dise- reliabilitas.
babkan adanya kandungan ortosifon glukosa, minyak
atsiri, saponin, polifenol, flavonoid, sapofonin, garam Metode penelitian
kalium, dan myonositol. Beberapa zat tersebut memiliki Tahapan penelitian terdiri dari survei konsumen dan
kemampuan dalam menurunkan kadar glukosa darah focus group discussion (FGD) yang keduanya dilakukan
(Gardjito et al. 2018; Rekasih et al. 2021). Minuman secara daring dengan jangkauan domisili responden di
fungsional berbasis ekstrak kumis kucing terbukti daerah Bogor dan sekitarnya. Sampel uji dan petunjuk
menunjukkan aktivitas antihiperglikemik secara in vitro uji dikirimkan kepada responden FGD ke domisili
maupun ex vivo, serta dapat meningkatkan sensitivitas masing-masing. Uji organoleptik telah memperoleh ethi-
insulin terhadap glukosa dan menekan kerusakan sel β cal approval No. 288/IT3.KEPMSM-IPB/SK/2020.
lebih lanjut pada mencit diabetes (Indariani et al. 2014;
Naibaho 2019; Rekasih et al. 2021). Selain itu, minuman Survei preferensi konsumen terhadap jamu
fungsional berbasis ekstrak kumis kucing juga kaya Survei konsumen dengan metode purposive sam-
antioksidan dengan kadar 726.82 ppm AEAC (Indariani pling dilakukan di awal penelitian secara daring dengan
et al. 2014). menggunakan aplikasi google form untuk mengumpul-
Keberhasilan suatu produk di pasaran dapat dilihat kan data primer mengenai preferensi konsumen terhadap
pada tahap komersialisasinnya. Komersialisasi merupa- produk jamu secara umum. Survei ini juga dilakukan
kan tahap yang penting dalam pengembangan suatu untuk tujuan seleksi panelis yang bergabung dalam FGD.
produk. Pengembang dapat melibatkan konsumen dalam

2 @JMP2022
DOI: 10.29244/jmpi.2022.9.1.1 Jurnal Mutu Pangan Vol. 9(1): 1-9, 2022

Pelaksanaan survei konsumen terdiri dari beberapa FGD untuk mendiskusikan atribut yang dimiliki oleh
tahapan, yakni 1) pembuatan kuesioner (Mania, 2008). konsentrat minuman fungsional berbasis ekstrak kumis
Kuesioner terdiri dari pertanyaan yang bersifat tertutup kucing. Diskusi dipimpin oleh peneliti yang bertindak
dan semi terbuka. Pertanyaan tertutup artinya responden selaku moderator yang menyampaikan tujuan uji dan
hanya dapat memberi jawaban dari pilihan yang ada. memfasilitasi diskusi agar didapatkan informasi seba-
Pertanyaan semi terbuka artinya responden dapat mem- nyak mungkin dari panelis. Ide dan bahasa sensori
beri jawaban dari pilihan yang tersedia atau dengan dikembangkan bersama-sama dan hasilnya berupa suatu
menuliskan sendiri jawaban yang tidak tersedia. Kuesio- konsensus.
ner berisi pertanyaan yang mencakup profil konsumen, Seleksi panelis dalam FGD dilakukan berdasarkan
dan karakteristik produk jamu yang dianggap berpe- hasil survei konsumen, dengan mempertimbangkan
ngaruh pada preferensi konsumen. pengujian kuesioner, kesediaan calon panelis, pengalaman calon panelis
dan penetapan responden; 2) pengujian kuesioner survei dalam melakukan uji sensori, pengalaman calon panelis
(Khusniawati 2019; Sulistiawan et al. 2019; Candradewi dalam FGD, dan kemampuan diskusi serta mendeskrip-
et al. 2020). Pengujian kuesioner terdiri dari uji validitas sikan suatu produk. FGD dilakukan secara daring
dan reliabilitas yang dilakukan sebelum kuesioner dise- dengan terlebih dahulu mengirimkan sampel uji, naskah
barkan kepada responden yang sesungguhnya. Jumlah penjelasan, formulir informed consent, dan petunjuk
responden yang dibutuhkan minimal 30 orang agar teknis kepada panelis. Sampel minuman fungsional ber-
distribusi skor (nilai) lebih mendekati kurva normal. Uji basis ekstrak kumis kucing yang diuji adalah dalam ben-
validitas dan reliabilitas melibatkan 35 responden di luar tuk konsentrat, sehingga panelis diminta untuk melarut-
responden penelitian. Pengujian validitas dilakukan kan 50 mL sampel dengan 150 mL air. Selanjutnya
dengan menganalisis korelasi antara jawaban setiap per- panelis FGD diminta untuk mengukur intensitas setiap
tanyaan dengan total skor menggunakan perangkat lunak atribut sensori yang telah ditentukan. FGD dilakukan
IBM® SPSS® 22 dengan taraf signifikansi 5%. Pengam- secara daring melalui aplikasi google meet setelah pane-
bilan keputusan interpretasi data dalam uji validitas lis menerima sampel uji.
dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dan r
tabel. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan melihat Analisis data
nilai Cronbach’s alpha menggunakan perangkat lunak Data yang diperoleh dari survei konsumen dianalisis
IBM® SPSS® 22. Kuesioner dikatakan reliabel jika nilai deskriptif dan korelasi chi-square dengan perangkat
Cronbach’s alpha-nya lebih besar dari 0.60; 3) pene- lunak IBM® SPSS® 22. Analisis korelasi dilakukan
tapan responden survei (Etikan et al. 2016). Teknik untuk melihat pengaruh profil responden terhadap prefe-
penetapan responden dalam survei ini adalah non proba- rensi konsumen, sehingga dapat diketahui faktor-faktor
bility sampling dengan metode purposive sampling. yang memengaruhi preferensi konsumen. Hasil FGD
Jumlah responden yang diperlukan dihitung dengan berupa penetapan pengukuran intensitas atribut sensori
rumus Slovin. Berdasarkan data BPS pada tahun 2017, dibandingkan dengan atribut jamu yang diperoleh dari
jumlah penduduk di Kabupaten Bogor adalah 5.715.009 survei konsumen dengan menggunakan diagram spider
jiwa sedangkan jumlah penduduk di Kota Bogor seba- web, sehingga dapat terlihat kesesuaian atribut sensori
nyak 1.081.009 jiwa sehingga diperlukan responden yang dimiliki oleh konsentrat minuman fungsional ber-
minimal sebanyak 100 orang. Kriteria responden menga- basis ekstrak kumis kucing dengan harapan konsumen.
cu pada Prabawani (2017) yakni minimal berusia 15 Selain itu, hasil survei dan FGD terhadap atribut sensori
tahun, pernah meminum produk jamu, dan dapat mem- dianalisis dengan melakukan uji Wilcoxon.
buat keputusan terkait kesehatan; 4) Pengambilan data.
Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan survei
secara daring melalui media sosial kepada calon respon- HASIL DAN PEMBAHASAN
den dengan kriteria yang sesuai. Penyebaran survei dila-
kukan selama 10 hari hingga jumlah responden menca- Validitas dan reliabilitas kuesioner survei preferensi
pai 110 orang. konsumen terhadap jamu
Pertanyaan kuesioner dinyatakan valid jika r hitung
Focus group discussion (FGD) kesesuaian atribut uji lebih besar dari r tabel pada taraf signifikansi 5%
pada sampel dengan preferensi minuman jamu (Bar- (0.334). Hasil uji validitas terangkum dalam Tabel 1.
lagne et al. 2016 dengan modifikasi; Sulthoni 2018) Satu di antara 18 pertanyaan yang diajukan dinilai tidak
FGD dilaksanakan untuk menganalisis kesesuaian valid, yaitu pertanyaan mengenai preferensi kekentalan.
atribut sensori konsentrat minuman fungsional berbasis Ketidakvalidan pertanyaan mengenai preferensi keken-
ekstrak kumis kucing dengan preferensi konsumen ter- talan diduga terkait dengan jawaban responden yang
hadap minuman jamu Metode yang digunakan mengacu berbeda-beda dan tidak menunjukkan korelasi terhadap
pada penelitian Barlagne et al. (2016) yang telah total skor preferensi. Oleh karena itu, pertanyaan ter-
dimodifikasi sesuai dengan kondisi setempat. Sebanyak sebut dianulir dari pertanyaan kuesioner. Hasil analisis
10 orang panelis dipilih dari responden survei, terdiri menunjukkan kuesioner yang diperbaiki reliabel dengan
dari 5 orang penduduk Kabupaten Bogor dan 5 orang nilai Cronbach’s alpha sebesar 0.832.
penduduk Kota Bogor, yang diminta turut serta dalam

@JMP2022 3
Jurnal Mutu Pangan Vol. 9(1): 1-9, 2022 DOI: 10.29244/jmpi.2022.9.1.1

Tabel 1. Validitas kuesioner yang digunakan pada survei produk jamu. Preferensi intensitas rasa asam dipenga-
preferensi konsumen terhadap jamu ruhi oleh jenis kelamin dan usia. Preferensi intensitas
Pertanyaan r hitung
Alasan mengkonsumsi jamu 0.507*
sensasi pedas dipengaruhi oleh pengeluaran per bulan
Jenis minuman berbasis rempah/jamu yang 0.366* untuk konsumsi. Preferensi intensitas mouthfeel berserat
paling disukai memiliki hubungan yang signifikan dengan jumlah
Kemasan yang disukai untuk produk jamu 0.338* pengeluaran yang dialokasikan untuk membeli produk
Tempat yang biasa dikunjungi untuk membeli 0.346*
produk jamu jamu.
Hal yang paling dipertimbangkan ketika membeli 0.500*
produk jamu Tabel 2. Profil responden survei preferensi konsumen ter-
Atribut sensori yang paling utama untuk dimiliki 0.698* hadap jamu dengan penggabungan beberapa
produk jamu
kategori dalam faktor demografi
Atribut sensori yang paling disukai dari produk 0.793*
jamu Proporsi
Atribut sensori yang paling tidak disukai dari 0.735* Faktor Demografi Responden
produk jamu (%)
Preferensi rasa manis produk jamu 0.392* Jenis kelamin
Preferensi rasa asam produk jamu 0.513* Laki-laki 66.36
Preferensi rasa pahit produk jamu 0.380* Perempuan 33.64
Preferensi sensasi pedas produk jamu 0.709* Usia
Preferensi sensasi sepat produk jamu 0.688* 15–20 tahun 9.10
Preferensi aroma jeruk produk jamu 0.584* 21–40 tahun 70.90
Preferensi aroma rempah-rempah produk jamu 0.406*
> 40 tahun 20.00
Preferensi mouthfeel produk jamu 0.550*
Preferensi kekentalan produk jamu 0.195 Suku
Preferensi warna produk jamu 0.428* Jawa 50.91
Keterangan: *pertanyaan valid pada taraf signifikansi 5% uji kore- Selain jawa 49.09
lasi Pearson Pendidikan
Tidak kuliah 22.73
Profil responden survei preferensi konsumen terha- Kuliah 77.27
Pekerjaan
dap jamu Tidak bekerja 59.09
Survei berhasil mengumpulkan 110 orang respon- Bekerja 40.91
den, terdiri dari 92 orang penduduk Kabupaten Bogor Pengeluaran per bulan untuk konsumsi
dan 18 orang penduduk Kota Bogor, jumlah tersebut < Rp500.000,00 27.27
sesuai dengan proporsi populasi, yakni 84% penduduk Rp500.000,00–Rp700.000,00 20.00
> Rp700.000,00 52.73
Kabupaten Bogor dan 16% penduduk Kota Bogor.
Frekuensi konsumsi produk jamu
Sebaran responden dalam beberapa kategori faktor Sering 21.83
demografi seperti pendidikan, pekerjaan, pengeluaran Kadang-kadang 40.90
per bulan untuk konsumsi, frekuensi konsumsi, dan Jarang 37.27
pengeluaran per bulan untuk membeli jamu kurang Pengeluaran per bulan untuk membeli jamu
merata. Sebaran yang kurang merata dapat menyebab- < Rp100.000,00 87.27
> Rp100.000,00 12.73
kan bias dalam uji chi-square. Oleh karena itu, beberapa
kategori dari faktor demografi tersebut diputuskan untuk
Atribut aroma rempah-rempah menjadi atribut
digabung menjadi satu. Tabel 2 menunjukkan profil
sensori pada produk jamu yang paling disukai oleh res-
responden setelah penggabungan beberapa kategori
ponden, diikuti rasa manis, rasa asam, dan sensasi pedas.
dalam faktor demografi.
Berdasarkan hasil uji chi-square, faktor suku, pekerjaan,
dan pengeluaran per bulan yang dialokasikan untuk
Faktor yang memengaruhi preferensi konsumen
membeli jamu memengaruhi atribut sensori yang disukai
terhadap produk jamu
pada produk jamu.
Uji chi-square dilakukan untuk menganalisis kore-
lasi faktor demografi terhadap preferensi konsumen
Kesesuaian atribut sensori antara konsentrat
dalam membeli produk jamu. Pengaruh profil responden
minuman fungsional berbasis ekstrak kumis kucing
atau variabel demografi terhadap preferensi konsumen
dengan preferensi konsumen terhadap jamu ideal
dapat digunakan untuk pengembangan produk lebih
Menurut Ginting (2014), ide inovasi sebaiknya
lanjut dan penentuan segmentasi pasar (Utama dan
menempatkan komunitas konsumen pada inti inovasi.
Suyasa 2018). Hasil uji chi-square dapat dilihat pada
Produk yang dihasilkan dengan melibatkan konsumen
Tabel 3. Pada tabel ini terlihat bahwa preferensi terha-
dapat memberikan umpan balik untuk meningkatkan
dap bentuk sajian, kemasan, tempat membeli, dan warna
value to customer. Konsumen tentunya akan membeli
produk jamu dipengaruhi oleh frekuensi konsumsi. Pre-
produk yang sesuai dengan preferensinya. Oleh karena
ferensi atribut yang disukai dari produk jamu dipe-
itu, produk yang memenuhi preferensi konsumen akan
ngaruhi oleh suku, pekerjaan, dan jumlah pengeluaran
memiliki peluang yang lebih besar untuk sukses di
yang dialokasikan untuk membeli produk jamu. Prefe-
pasaran (Rahardjo 2016).
rensi intensitas rasa manis dipengaruhi oleh usia dan
jumlah pengeluaran yang dialokasikan untuk membeli

4 @JMP2022
DOI: 10.29244/jmpi.2022.9.1.1 Jurnal Mutu Pangan Vol. 9(1): 1-9, 2022

Tabel 3. Nilai signifikansi hasil uji chi-square faktor demografi dan preferensi konsumen terhadap produk minuman jamu
Faktor Faktor Demografi
Preferensi Jenis Tingkat Pengeluaran Frekuensi Pengeluaran
Usia Suku Pekerjaan
Konsumen Kelamin Pendidikan Konsumsi Konsumsi untuk Jamu
Alasan 0.483 0.778 0.085 0.216 0.453 0.942 0.744 0.168
konsumsi
Bentuk sajian 0.784 0.583 0.241 0.559 0.060 0.349 0.003* 0.623
Kemasan 0.455 0.723 0.820 0.481 0.159 0.840 0.014* 0.414
Tempat 0.303 0.071 0.479 0.204 0.785 0.407 0.007* 0.083
membeli
Hal utama 0.139 0.874 0.526 0.772 0.265 0.826 0.513 0.054
Rasa manis 0.291 0.037* 0.091 0.057 0.072 0.306 0.778 0.001*
Rasa asam 0.003* 0.038* 0.116 0.872 0.338 0.127 0.981 0.660
Rasa pahit 0.462 0.188 0.847 0.914 0.489 0.713 0.136 0.679
Sensasi pedas 0.830 0.297 0.442 0.885 0.715 0.037* 0.251 0.222
Sensasi sepat 0.555 0.585 0.935 0.416 0.726 0.758 0.175 0.246
Aroma jeruk 0.800 0.135 0.180 0.178 0.187 0.254 0.549 0.247
Aroma rempah 0.712 0.158 0.323 0.489 0.130 0.343 0.169 0.365
Mouthfeel 0.325 0.251 0.298 0.066 0.718 0.281 0.796 0.049*
berserat
Warna 0.757 0.335 0.111 0.565 0.068 0.172 0.018* 0.309
Atribut utama 0.139 0.887 0.577 0.658 0.333 0.937 0.676 0.642
Atribut yang 0.227 0.061 0.021* 0.740 0.041* 0.095 0.462 0.004*
disukai
Atribut yang 0.050 0.410 0.448 0.327 0.559 0.914 0.159 0.332
tidak disukai
Keterangan: *terdapat hubungan antara faktor demografi dengan faktor preferensi konsumen terhadap produk minuman jamu pada taraf
signifikansi 5 % berdasarkan uji chi-square

Preferensi konsumen di Kabupaten dan Kota Bogor sensasi sepat, dan mouthfeel berserat diinginkan pada
terhadap atribut sensori produk jamu mencakup bebe- intensitas sangat rendah hingga agak rendah.
rapa atribut yang umum terdapat dalam jamu, seperti
rasa (manis, asam, pahit), aroma (aroma jeruk, aroma Tabel 4. Penilaian konsumen pada intensitas atribut sen-
rempah), sensasi (pedas, sepat), mouthfeel berserat, dan sori produk jamu ideal dan sampel konsentrat
minuman fungsional dari ekstrak kumis kucing
preferensi terhadap warna. Berdasarkan hasil survei, Atribut
atribut sensori yang paling utama untuk dimiliki produk Intensitas Jamu Ideal Intensitas Sampel
Sensori
jamu menurut responden adalah aroma rempah-rempah, Rasa
diikuti rasa manis, rasa pahit, sensasi pedas, warna Manis Antara agak rendah Sedang
hingga sedang
kuning, aroma jeruk, dan rasa asam (Gambar 1). Menu- Asam Agak rendah Agak tinggi
rut responden, aroma rempah-rempah juga merupakan Pahit Antara sangat rendah Tidak ada
atribut sensori yang paling disukai dari produk jamu hingga agak rendah
(Gambar 2). Aroma rempah-rempah identik dengan Sensasi
Pedas Agak rendah Agak tinggi
produk jamu karena jamu biasa dibuat dari rempah- Sepat Antara sangat rendah Agak rendah
rempah, seperti jahe, kencur, temulawak, dan lain seba- hingga agak rendah
gainya. Di sisi lain, atribut yang tidak disukai dari Aroma
produk jamu adalah rasa pahit, diikuti sensasi sepat dan Jeruk Agak rendah Sangat tinggi
Rempah- Antara sedang hingga Agak rendah
mouthfeel berserat (Gambar 3). Rasa pahit pada produk rempah agak tinggi
pangan sering ditandai sebagai rasa yang tidak menye- Segar - Agak tinggi
nangkan bahkan dihindari (Richardson dan Saliba 2011). Mouthfeel Antara sangat rendah Tidak ada
berserat hingga agak rendah
Preferensi konsumen di Kabupaten dan Kota Bogor Aftertaste
terhadap intensitas atribut sensori jamu ideal yang diper- Pedas - Agak rendah
oleh dari survei konsumen dan hasil penilaian panelis Pahit - Sangat rendah
FGD terhadap konsentrat minuman fungsional berbasis Sepat - Agak rendah
Warna Oranye Cokelat muda keruh
ekstrak kumis kucing disajikan pada Tabel 4. Atribut Keterangan: - atribut tidak termasuk dalam survei konsumen
sensori yang disukai dari produk minuman jamu, seperti
aroma rempah-rempah dan rasa manis, mendapatkan Beberapa atribut yang biasa terasa pada produk
preferensi intensitas yang lebih tinggi dibandingkan jamu seperti rasa pahit dan mouthfeel berserat tidak ter-
atribut yang tidak disukai dari produk minuman jamu. deteksi oleh panelis pada sampel konsentrat minuman
Jamu ideal menurut responden di Kabupaten dan Kota fungsional berbasis ekstrak kumis kucing. Sebaliknya
Bogor memiliki aroma rempah-rempah dengan intensi- beberapa atribut yang sebelumnya tidak diikutsertakan
tas sedang hingga agak tinggi. Responden menyukai pada survei konsumen mampu dideteksi oleh panelis
rasa manis produk minuman jamu pada intensitas agak pada sampel, seperti aroma segar, aftertaste pedas, after-
rendah hingga sedang. Rasa asam, sensasi pedas, dan taste pahit, dan aftertaste sepat. Perbandingan intensitas
aroma jeruk disukai pada intensitas agak rendah, atribut sensori konsentrat minuman fungsional berbasis
sedangkan atribut yang tidak disukai seperti rasa pahit, ekstrak kumis kucing dan jamu ideal dapat dilihat lebih
jelas pada diagram spider web (Gambar 4).

@JMP2022 5
Jurnal Mutu Pangan Vol. 9(1): 1-9, 2022 DOI: 10.29244/jmpi.2022.9.1.1

Gambar 1. Atribut sensori yang paling utama untuk dimiliki produk jamu

Gambar 2. Atribut sensori yang paling disukai dari produk jamu

Gambar 3. Atribut sensori yang paling tidak disukai dari produk jamu

Rasa pahit tidak terdeteksi pada minuman konsen- sentrat minuman fungsional berbasis kumis kucing dapat
trat, namun aftertaste pahit masih dapat dirasakan jelas disebabkan penggunaan pemanis buatan acesulfame-K
oleh panelis walau dengan intensitas sangat rendah. yang memiliki profil aftertaste pahit (Goraya dan Bajwa
Bahan baku rempah-rempah dapat menjadi penyebab 2016). Aftertaste pahit cenderung tidak disukai oleh
aftertaste pahit dari sampel (Indariani 2014; Wijaya et al. panelis dan membuat penggunaan pemanis buatan men-
2018). Selain itu, aftertaste pahit pada sampel kon- jadi jelas. Aftertaste pahit pemanis buatan yang terlalu

6 @JMP2022
DOI: 10.29244/jmpi.2022.9.1.1 Jurnal Mutu Pangan Vol. 9(1): 1-9, 2022

jelas dapat menjadi kelemahan produk karena banyak berbasis ekstrak kumis kucing tidak memenuhi prefe-
konsumen yang memiliki persepsi negatif terhadap rensi konsumen sebagai produk jamu. Fenomena yang
penggunaan pemanis buatan (Fransisca et al. 2016). dapat diartikan bahwa secara sensori konsentrat
Oleh karena itu, studi lebih lanjut dapat dilakukan untuk minuman fungsional berbasis ekstrak kumis kucing
menurunkan intensitas atau me-masking aftertaste pahit tidak dianggap sebagai produk jamu oleh konsumen.
agar tidak terasa lagi pada produk. Sesuai dengan penggolongan produk, konsentrat
minuman fungsional berbasis ekstrak kumis kucing
sebetulnya termasuk dalam produk jamu (BPOM 2019).
Walaupun atribut sensori produk belum memenuhi pre-
ferensi konsumen terhadap produk jamu, bukan berarti
produk konsentrat minuman fungsional berbasis ekstrak
kumis kucing tidak diterima oleh konsumen.

Tabel 5. Signifikansi perbedaan atribut yang dimiliki


minuman berbasis kumis kucing dan atribut
produk jamu ideal preferensi konsumen berdasar-
kan uji Wilcoxon
Atribut Sensori Nilai Sig. Keterangan
Rasa
Manis 0.000 Berbeda nyata
Asam 0.000 Berbeda nyata
Pahit 0.000 Berbeda nyata
Sensasi
Pedas 0.000 Berbeda nyata
Sepat 0.000 Berbeda nyata
Keterangan: Intensitas 0= Tidak ada; 1= Sangat rendah; 2= Agak Aroma
rendah; 3= Sedang; 4= Agak tinggi; 5= Sangat tinggi Jeruk 0.000 Berbeda nyata
Rempah-rempah 0.000 Berbeda nyata
Gambar 4. Profil intensitas atribut sensori konsentrat Mouthfeel berserat 0.000 Berbeda nyata
minuman fungsional berbasis ekstrak kumis Warna 0.000 Berbeda nyata
kucing dan profil jamu ideal berdasarkan pre-
ferensi konsumen Berdasarkan hasil FGD, beberapa atribut sensori
nampaknya dapat menjadi keunggulan dari produk
Kelemahan lain pada konsentrat minuman fungsio- konsentrat minuman fungsional berbasis ekstrak kumis
nal berbasis kumis kucing terdapat pada warna produk. kucing. Intensitas rasa manis dan sensasi sepat konsen-
Warna produk belum memenuhi preferensi konsumen trat minuman fungsional berbasis kumis kucing men-
karena warna yang disukai konsumen adalah oranye dekati preferensi konsumen. Atribut aroma jeruk dan
sedangkan berdasarkan hasil FGD warna produk cende- segar yang berasal dari bahan baku jeruk dan perisa
rung cokelat muda keruh. Warna sampel yang cende- lemon dapat terdeteksi pada intensitas tinggi dalam pro-
rung cokelat dapat disebabkan oleh proses pencokelatan duk. Menurut Hoenen et al. (2016), atribut aroma jeruk
pada tahap pengolahan yang melibatkan panas. Oleh biasa dipersepsikan sebagai aroma yang sedap dan
karena itu, studi optimasi proses perlu dilakukan agar disukai sehingga berpotensi meningkatkan kesukaan
diperoleh warna produk yang disukai. konsumen terhadap produk. Hasil uji hedonik pada
Uji Wilcoxon dilakukan untuk mengetahui signifi- penelitian sebelumnya, aroma minuman juga mendapat
kansi perbedaan intensitas dari setiap atribut. Hasil uji nilai 5.2 dari skala 7, yang artinya agak disukai oleh
Wilcoxon dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan hasil panelis (Wijaya et al. 2018). Rasa pahit dan mouthfeel
uji Wilcoxon, semua intensitas atribut sensori konsentrat berserat tidak dapat terdeteksi pada konsentrat minuman
minuman fungsional berbasis ekstrak kumis kucing fungsional berbasis ekstrak kumis kucing. Hal ini dapat
berbeda nyata dengan jamu ideal pada taraf signifikansi menjadi keunggulan produk karena rasa pahit dan
5%. Hasil analisis menunjukkan ketidaksesuaian intensi- mouthfeel berserat termasuk atribut yang tidak disukai
tas atribut sensori konsentrat minuman fungsional berba- dari produk jamu. Selain itu, hal tersebut dapat mengu-
sis ekstrak kumis kucing dengan preferensi konsumen bah stigma konsumen bahwa produk jamu memiliki rasa
terhadap jamu secara umum. Berdasarkan hasil uji Wil- yang tidak enak dan pahit. Seperti dilaporkan oleh
coxon, intensitas atribut rasa manis dan sensasi sepat Wijaya et al. (2018) minuman fungsional berbasis kumis
konsentrat minuman fungsional berbasis ekstrak kumis kucing juga mendapat skor hedonik overall sebesar 5.2
kucing mendekati preferensi konsumen pada diagram dari skala 7, yang artinya agak disukai panelis. Keung-
spider web. gulan yang dimiliki oleh konsentrat minuman fungsional
berbasis ekstrak kumis kucing membuat produk ber-
Preferensi konsumen terhadap atribut sensori kon- potensi diterima oleh konsumen dan digunakan dalam
sentrat minuman fungsional berbasis ekstrak kumis strategi promosi sebab keberhasilan suatu produk di
kucing sebagai minuman jamu pasaran tidak hanya dipengaruhi oleh karakter produk.
Hasil survei, FGD, dan uji Wilcoxon menunjukkan Faktor lain seperti tempat penjualan dan promosi dapat
bahwa atribut sensori konsentrat minuman fungsional

@JMP2022 7
Jurnal Mutu Pangan Vol. 9(1): 1-9, 2022 DOI: 10.29244/jmpi.2022.9.1.1

dirancang untuk mendukung keberhasilan produk di [Kemendag RI] Kementerian Perdagangan Republik
pasaran (Wibowo 2019). Penelitian lebih lanjut dalam Indonesia. 2009. Kajian Potensi Pengembangan
bentuk uji pasar perlu dilakukan untuk menentukan stra- Pasar “Minuman jamu”. Jakarta (ID): Kemendag RI.
tegi pemasaran yang tepat. Studi pola pengaruh faktor [Kemenkes RI] Kementerian Kesehatan Republik Indo-
sosio-ekonomi seperti pekerjaan dan pengeluaran per nesia. 2015. Buletin Infarkes Ed. V. Jakarta (ID):
bulan terhadap preferensi atribut sensori juga menjadi Kemenkes RI.
hal yang menarik untuk diteliti. Pengembangan produk
Barlagne C, Cornet D, Blazy JM, Diman JL, Lafontaine
dengan optimasi formula maupun proses dapat dilaku-
HO. 2016. Consumers’ preference for fresh yam: A
kan untuk menurunkan intensitas atau me-masking after-
focus group study. Food Sci Nutr 5(1): 54-66. DOI:
taste pahit yang masih terasa pada produk
10.1002/fsn3.364.
Candradewi SF, Saputri GZ, Adnan. 2020. Validasi kue-
KESIMPULAN sioner pengetahuan anemia dan suplemen zat besi
pada ibu hamil. J Pharmascience 7(1): 18-24. DOI:
Preferensi konsumen terhadap produk jamu dipe- 10.20527/jps.v7il.8069.
ngaruhi secara signifikan oleh faktor demografi, kecuali Etikan I, Musa SA, Alkassim RS. 2016. Comparison of
oleh faktor pendidikan. Jamu ideal menurut responden convenience sampling and purposive sampling. Am
memiliki aroma rempah-rempah dengan intensitas J Theoretical Appl Statistics 5(1): 1-4. DOI: 10.116
sedang hingga agak tinggi, rasa manis, rasa asam, sen- 48/j.ajtas.20160501.11.
sasi pedas dan aroma jeruk produk jamu pada intensitas Fransisca, Palupi NS, Faridah DN. 2016. Persepsi kon-
agak rendah hingga sedang. Atribut rasa pahit, sensasi sumen dalam menentukan keputusan pembelian pro-
sepat, dan mouthfeel berserat yang kurang disukai diha- duk minuman dengan klaim kurang gula. J Mutu
rapkan pada intensitas sangat rendah hingga agak ren- Pangan 3(1): 50-57.
dah. Intensitas atribut sensori konsentrat minuman fung-
Gardjito M, Harmayani E, Suharjono KI. 2018. Jamu.
sional berbasis ekstrak kumis kucing secara nyata tidak
Pusaka Penjaga Kesehatan Bangsa, Asli Indonesia.
sesuai dengan preferensi konsumen terhadap produk
Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.
jamu ideal. Konsumen secara sensori tidak menganggap
ISBN: 9786023863303.
konsentrat minuman fungsional berbasis ekstrak kumis
kucing sebagai produk minuman jamu. Keunggulan Ginting G. 2014. The Power of Consumer Community:
akan intensitas kemanisan dan atribut sepat yang sesuai Open Innovation Melalui Co-Creation Value Seba-
dengan preferensi konsumen, disertai dengan tingginya gai Langkah Strategis Mempertahankan Survival
intensitas aroma jeruk dan kesegaran, serta tidak ter- Bisnis. Conference on Management and Behavioral
deteksinya karakteristik sensori jamu yang kurang Studies. Jakarta (ID): Universitas Tarumanegara.
disukai pada minuman yang dikembangkan akan men- ISBN: 978-602-71601-0-1.
jadi peluang bagi produk untuk diterima oleh pasar. Data Goraya RK, Bajwa U. 2016. The sweetness technology
pada survei dengan pendekatan purposive sampling ini of sugar substituted low-calorie beverages. Food
dapat menjadi landasan untuk survei probabilitas dengan Nutr J 1(3): 1-8. DOI: 10.29011/2575-7091.100015.
cakupan lebih luas. Hoenen M, Muller K, Pause BM, Lubke KT. 2016.
Fancy citrus, feel good: positive judgment of citrus
odor, but not the odor itself, is associated with ele-
UCAPAN TERIMA KASIH vated mood during experienced helplessness. Front
Psychol 7(74): 1-7. DOI: 10.3389/fpsyg.2016. 00074.
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian
Indariani S, Wijaya CH, Rahminiwati M, Winarno MW.
dasar hibah kompetitif Direktorat Riset dan Pengabdian
2014. Antihyperglycemic activity of functional
Masyarakat Deputi Bidang Penguatan Riset dan
drinks based on java tea (Orthosiphon aristatus) in
Pengembangan, Kemenristik/BRIN nomor: 2009/IT3.
streptozotocin induced diabetic mice. Int Food Res J
L1/PN/2021. Penulis juga ingin menyampaikan terima
21(1): 349-355.
kasih atas bantuan teknis oleh Riska Fatmawati, S.Pi
M.Si dan Sdr. Bunga Rana STP MSc. Khusniawati F. 2019. Analisis cara pengajaran dosen
. terhadap motivasi belajar mahasiswa program diplo-
ma pelayaran Universitas Hang Tuah Surabaya. J
DAFTAR PUSTAKA Aplikasi Pelayaran Kepelabuhan 9(2): 143-148. DOI:
10.30649/jurapk.v9i2.65.
[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2019. Mania S. 2008. Teknik non tes: Telaah atas fungsi
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No- wawancara dan kuesioner dalam evaluasi pendidi-
mor 32 Tahun 2019 Tentang Persyaratan Keamanan kan. Lentera Pendidikan 11(1): 45-54. DOI: 10.2425
dan Mutu Obat Tradisional. Jakarta (ID): BPOM. 2/lp.2008v11n1a4.
Michael J, Niwat C, Wijaya CH. 2019. Optimization of
extraction time and temperature for Java tea (Orto-

8 @JMP2022
DOI: 10.29244/jmpi.2022.9.1.1 Jurnal Mutu Pangan Vol. 9(1): 1-9, 2022

siphon oristatus BI. Miq) based functional drink Sulistiawan I, Santoso HB, Komari A. 2019. Peran-
production. Food Nutr 2(2): 117. DOI: 10.31021/ cangan produk kep potong rambut dengan memper-
fnoa.20192117. timbangkan voice of customer menggunakan metode
Naibaho J, Sahfithri M, Wijaya CH. 2019. Antihyper- quality function deployment. Jati Unik: J Ilmiah
glycemic activity of encapsulated Java tea-based Teknik Manajemen Industri 2(1): 43-50.
drink on malondialdehyde formation. J Appl Pharm Sulthoni MA. 2018. Identifikasi Kerupuk Rambak Sapi,
Sci 9(4): 88-95. Kerbau, dan Babi. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Per-
Prabawani B. 2017. Jamu brand Indonesia: Consumer tanian Bogor.
preferences and segmentation. Archieves Bus Res Tamara FS. 2019. Respon Konsumen di Surabaya terha-
5(3): 80-94. DOI:10.14738/abr.53.2841. dap Brand Image “jamu” Iboe Natural Drink dalam
Prayoga A. 2018. Evaluasi Profil Sensori Minuman Ser- Upaya Brand Repositioning oleh PT Jamu Iboe Jaya.
buk Instan Rasa Jeruk Menggunakan Metode Rate- [Skripsi]. Surabaya (ID): Universitas Airlangga.
All-That-Apply (RATA). [Skripsi]. Bogor (ID): Utama IGBR, Suyasa NLCPS. 2018. Segmentasi Pe-
Institut Pertanian Bogor. ngunjung Daya Tarik Wisata Warisan Budaya Dunia
Rahardjo CR. 2016. Faktor yang menjadi preferensi Jatiluwih. Sleman (ID): Penerbit Deepublish.
konsumen dalam membeli produk frozen food. Wibowo RA. 2019. Manajemen Pemasaran. Semarang
PERFORMA: J Manajemen Start-Up Bisnis 1(1): (ID): Universitas Semarang.
32-43. Wijaya CH, Sutisna N, Nurtama B, Muhandri T, Inda-
Ramadhan HS. 2017. Pemetaan Jenis Bahan Tambahan riani S. 2018. Development of java tea based func-
Pangan Produk Minuman Teh dan Pemenuhan Sya- tional drink: Scale-up formula optimization based on
rat Pelabelan serta Survei Konsumen di Bogor the sensory and antioxidant properties. J Appl Pharm
[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sci 8(9): 55-60. DOI: 10.7324/JAPS.2018.8909.
Rekasih M, Muhandri T, Safitri M, Wijaya CH. 2021. Wijaya CH, Afandi FA, Nurtama B. Institut Pertanian
Antihyperglycemic activity of java tea-based func- Bogor. 2019. Teknologi Nanoenkapsulasi Minuman
tional drink-loaded chitosan nanoparticle in Strepto- Fungsional Berbasis Ekstrak Daun Kumis Kucing.
zotoein-indiced diabetics rats. Hayati J Biosci 28(3): Paten Indonesia. ID P000061781.
212-222. Wijaya CH, Natania, Sonatha MD, A’yuni Q, Caroline
Richardson P, Saliba A. 2011. Personality traits in the C. 2020. Optimization of total carotenoids, phenolic
context of sensory preference: a focus on sweetness. content, and sensory acceptability of Java tea-based
Di dalam: Preedy VR, Watson RR, Martin CR, functional drink enriched with red fruit (Pandanus
editor. Handbook of Behavior, Food and Nutrition. conoideus Lam) oil emulsion. Indonesian J Nat
New York (US): Springer-Verlag. DOI: 10.1007/97 Pigments 2(1): 1-7. DOI: 10.33479/ijnp.2020.02.1.1.
8-0-387-92271-3_7.
Salim Z, Munadi E, ed. 2017. Info Komoditi Tanaman JMP-01-22-01-Naskah diterima untuk ditelaah pada 6 Januari 2022. Revisi
makalah disetujui untuk dipublikasi pada 30 Maret 2022. Versi Online:
Obat. Jakarta (ID): Badan Pengkajian dan Pengem- http://journal.ipb.ac.id/ index.php/jmpi
bangan Perdagangan Kemendag RI.

@JMP2022 9

You might also like