You are on page 1of 12

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,

Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 326 - 337


Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Survei Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes spp Pada Sumur Gali Milik Warga
Di Kelurahan Bulusan Kota Semarang
(Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Rowosari Semarang)

G.Palupi Susanti Said


Mahasiswa Peminatan Epidemiologi dan Penyakit Tropik UNDIP

SURVEY OF LARVAE MOSQUITO AEDES SPP DUG WELLS OWNED BY


RESIDENT IN THE BULUSAN TOWN SEMARANG
(Study in Sub-distric Rowosari helath Care Semarang)

Dengue Heamoragic Fever (DHF) is one of the infectious diseases are still a
priority health problems. In 2010 sub-districts Tembalang is the high endemis
area. In Kelurahan of Bulusan majority of people use dug wells as a source of
Tembalang springs residents, dug wells suspected of potensial as a breeding
place Aedes spp mosquito. This study aims to identify the presence of Aedes spp
mosquito larvae on dug wells use a funnel trap modified methods in Kelurahan of
Bulusan town Tembalang Semarang.This research is descriptive research survey
method approach with cross sectional. Sample of research at 35 dug wells in
dengue endemic areas Kelurahan Bulusan RW01. Data analysis was done using
univariate. The research results showed six positive wells or by 17% contained of
larvae from 35 samples dug wells check that. From dug wells positive found by
18 larvae, they are 16 larvae and 2 pupae. Types of mosquito Aedes albopictus
is found. The existance of larvae in dug wells tends to be on the outside in an
open condition and near garden. There is one positive dug wells located indoor
house. It concluded that the dug wells in Kelurahan Bulusan can be bredding
place of Aedes spp . Suggestion for people in Kelurahan Bulusan for closed the
open dug wells so mosquito cann’t be enter the dug wells.

Keywords : Aedes albopictus, funnel Trap, Bulusan


Bibliography : 44, 1972 – 2011

PENDAHULUAN utama penyakit DBD adalah nyamuk


Penyakit menular masih
Aedes aegypty (di perkotaan) dan
diprioritaskan mengingat sifat
Aedes albopictus (di daerah
menularnya bisa menyebabkan
pedesaan). 1,2,3
wabah dan menimbulkan kerugian
Insiden penyakit Demam
besar. Salah satu penyakit menular
berdarah dengue semakin
yang masih menjadi prioritas
bertambah di seluruh dunia dalam
masalah kesehatan adalah Demam
beberapa tahun terahkir. Lebih dari
Berdarah Dengue (DBD) . Penyakit
2,5 milyar orang serta lebih dari 40%
DBD disebabkan oleh virus dengue
dari populasi di dunia sekarang
dari kelompok Arbovirus B. Vektor
berisiko terkena penyakit Demam
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 326 - 337
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Berdarah Dengue. Menurut WHO, masih di bawah target yang


saat ini diperkirakan 50-100 juta ditentukan yaitu ABJ <95%. Angka
orang kemungkinan terinfeksi virus ABJ di Kelurahan Bulusan pada
dengue di seluruh dunia untuk setiap bulan Januari 82%, Februari 86%,
4
tahunnya. Maret 82%, April 72%, Mei 80 %,
Berdasarkan Profil kesehatan Juni 68%, Juli 80%, Agustus 79%,
Provinsi Jawa Tengah tahun 2004, dan September 77%.
tampak penyakit demam berdarah Kecamatan tersebut cukup
dengue masih merupakan padat khususnya di Kelurahan
permasalahan yang serius, Bulusan , hal tersebut disebabkan
dibuktikan dengan 35 karena merupakan komplek
kabupaten/kota sudah pernah perumahan dan banyak dijumpai
terjangkit penyakit DBD. Di Kota rumah kost. Dengan keberadaan
Semarang dari tahun 2009 yang komplek perumahan serta area kost
mencapai 3.883 kasus atau naik berdampak pada bertambahnya
43% sedangkan Tahun 2010 kasus jumlah penyedia air, salah satunya
DBD sebanyak 5.556 kasus. sumur gali. Keberadaan sumur gali
Kecamatan Tembalang merupakan di Kelurahan Bulusan cukup banyak
daerah endemis tinggi yang sebab PDAM yang tidak lancar serta
menempati urutan ke-2 setelah masyarakat lebih menyukai air dari
Kecamatan Gajahmungkur. sumur gali. Kondisi sumur gali di
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kelurahan Bulusan sebagian besar
Kota Semarang, Insiden rate untuk tertutup dengan balok kayu.
Kecamatan Tembalang sebesar Sehingga, memungkinkan sebagai
119,75 per 100.00 penduduk.5 tempat perindukan nyamuk Aedes
Berdasarkan rekap data spp. Tempat perindukan nyamuk Ae.
Puskesmas Rowosari Keluarah aegypti adalah tempat
Bulusan pada tahun 2010 tercatat penampungan air (TPA) yang
sebagai kelurahan yang endemis mengandung air jernih atau air yang
tinggi, serta pada pada tahun 2011 sedikit terkontaminasi, bukan pada
tercatat sebagai kelurahan yang genangan air ditanah (kecuali Aedes
endemis rendah. Berdasarkan albopictus) .6
laporan pemantauan jentik rutin di Maka peneliti tertarik untuk
Puskesmas Rowosari menunjukkan meneliti “survei tempat perindukan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 326 - 337
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

nyamuk Aedes spp pada sumur gali c. Menentukan jenis nyamuk


di Kelurahan Bulusan Semarang”. Aedes spp yang ada pada
Hal tersebut didorong masih adanya sumur gali di Kelurahan
penemuan kasus baru DBD di Bulusan Semarang.
Kelurahan Bulusan Kecamtan d. Menghitung jentik nyamuk
Tembalang. Kecamatan Tembalang yang berhasil tertangkap
termasuk dalam daerah endemis pada Funnel Trap
tinggi DBD ke-2 setelah Kecamatan
METODE PENELITIAN
Gajahmungkur. Penduduk di
Jenis penelitian dalam
Kelurahan Bulusan menggunakan
penulisan ini adalah Deskriptif
sumur gali sebagai sumber mata air
dengan menggunakan metode
yaitu sebanyak 150 sumur gali yang
survey, pendekatan cros
berpotensi sebagai tempat
sectional.
perindukan nyamuk Aedes spp .
Populasi penelitian ini
Belum ada penelitian terkait tentang
adalah seluruh sumur yang
tempat perindukan nyamuk pada
berada di daerah endemis
sumur gali warga di Kelurahan
DBD, Kelurahan Bulusan RW
Bulusan.
01 di wilayah kerja Puskesmas
Tujuan penelitian ini adalah :
Rowosari Kota Semarang
1. Tujuan umum
khususnya yang memiliki sumur
Mengidentifikasi keberadaan
gali sebanyak 150. Sampel
jentik nyamuk Aedes spp pada
penelitian ini adalah sebesar
sumur gali menggunakan
35 sumur gali milik warga dan
metode funnel trap modifikasi di
berada di daerah endemis
Kelurahan Bulusan Kecamatan
DBD.
Tembalang Semarang.
Beberapa variabel
2. Tujuan khusus
dalam penelitian ini adalah
a. Menentukan tempat
keberadaan jentik nyamuk,
perindukan nyamuk pada
keberadaan sumur gali,
sumur gali di Kelurahan
jenis/spesies jentik Aedes spp,
Bulusan Semarang.
jumlah nyamuk, jenis sumur
b. Menentukan jenis sumur gali
gali, letak sumur gali, dan
yang disukai oleh nyamuk
keberadaan kebun.
Aedes spp
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 326 - 337
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Secara garis besar,


jalan penelitiannya adalah : Gambaran Umum Lokasi
tahap persiapan yang meliputi Penelitian
Memastikan responden Kelurahan Bulusan
(penduduk/warga) yang merupakan salah satu wilayah kerja
memiliki bersedia menjadi Puskesmas Rowosari. Kelurahan ini
responden penelitian, merupakan bagian dari Kecamatan
memasang alat penangkap Tembalang Kota Semarang.
jentik di sumur milik warga, Sebelah barat berbatasan dengan
kemudian didiamkan selama 1- Kelurahan Tembalang, sebelah
2 hari agar larva/jentik masuk utara berbatasan dengan Kelurahan
dalam perangkap, Serta Mangunharjo, sebelah timur
melakukan pemataun jentik di berbatasan dengan Kelurahan
sekitar sampel penelitian, dan Meteseh, dan sebelah selatan
mengambil jentik yang terdapat berbatasan dengan Kelurahan
di perangkap, kemudian pindah Kramas. Luas wilayah kelurahan ini
ke wadah untuk dilakukan adalah 304.072 Ha.
identifikasi larva di Kelurahan Bulusan memiliki
laboratorium. Tahap penelitian : ketinggian 25 – 27 M di atas
melakukan Identifikasi untuk permukaan laut. Wilayah ini
nyamuk. Nyamuk yang termasuk daerah pemukiman
diidentifikasi berasal dari hasil penduduk yang padat dengan jarak
jentik yang terperangkap pada rumah yang dekat. Jumlah
funnel trap. Kemudian jentik penduduk mencapai 4.568 jiwa,
tersebut dilakukan rearing dengan jumlah kepala keluarga
(pemeliharaan nyamuk) yang di sebanyak 1.223 KK, penyebaran
lakukan di laboratorium. rumah yang tidak merata pada
Analisis data dalam semua wilayah. Penyebaran
penelitian ini adalah analisis bangunan rumah terkonsentrasi di
univariat, Data yang didapatkan tepi jalan jalan raya atau di pinggiran
dari hasil penelitian dianalisis gang-gang. Bangunan rumah pada
secara deskriptif, kemudian umumnya mayoritas permanen.
disajikan dalam bentuk tabel, Beberapa tempat di antara rumah
grafik dan persentase. penduduk terdapat lahan kosong
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 326 - 337
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang ditumbuhi pepohonan, Gambar 4.1 Keberadaan Jentik


Nyamuk Aedes Spp
rerumputan, pohon pisang, ilalang,
Pada Sumur Gali
dan beberapa tanaman keras.
Dari hasil penelitian yang telah
Wilayah ini merupakan
dilakukan di Kelurahan Bulusan
daerah yang tinggi serta banyaknya
Kecamatan Tembalang sebesar
kebun di sekitar rumah warga
17% terdapat jentik nyamuk
sehingga tidak semua wilayah
Aedes spp dari jumlah 35
mendapatkan cahaya matahari
sampel sumur gali yang
secara merata. Rata-rata curah
diperiksa 83 tidak ditemukan
hujan di Kelurahan Bulusan 2,215
jentik nyamuk Aedes spp.
mm/th sehingga dapat
2. Jenis Nyamuk Aedes spp yang
memungkinkan tempat perindukan
Ditemukan Pada Sumur Gali
nyamuk Aedes spp. Curah hujan
Dari hasil penelitian,
tersebut dapat mempengaruhi
terdapat 6 sumur gali yang
kekeruhan pada air sumur gali milik
positif terdapat jentik Aedes spp,
warga di Kelurahan Bulusan.
kemudian dilakukan tahap
Dengan Kekeruhan tersebut
rearing (pengembangbiakan
dimungkinkan dapat mempengaruhi
nyamuk) di laboratorium FKM
keberadaan nyamuk Aedes spp.
UNDIP. Metode pengamatan
kepadatan vektor dengan
menggunakan metode single
survai. Berdasarkan hasil
identifikasi nyamuk dewasa
yang dilakukan, spesies nyamuk
yang ditemukan merupakan Ae.
HASIL PENELITIAN
albopictus. Identifikasi
1. Keberadaan Jentik Nyamuk
berdasarkan kunci identifikasi
Aedes spp Pada Sumur Gali
pada buku Medical Entomologi
dengan melihat pada bagian
toraks, dengan melihat garis
yang terbentuk.
3. Jumlah Jentik Aedes sp Pada
Setiap Sumur Gali
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 326 - 337
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 4.1 Jumlah larva dan pupa


yang tertangkap dengan
menggunakan funnel trap
No Stadium Jumlah %
nyamuk
Aedes Gambar 4.2 letak Sumur Gali Warga
spp
1 Larva 10 55.56 Dengan Keberadaan
instar 2 Kebun
2 Larva 6 33.33
instar 3 Berdasarkan penelitian yang
3 Pupa 2 11.11 telah dilakukan di Kelurahan
Total 18 100
Bulusan, lokasi sumur gali miliki
Berdasarkan Tabel 4.1, warga mayoritas berada di luar
jumlah jentik yang didapatkan rumah dengan kondisi lingkungan
selama pemasangan dengan yang dekat dengan kebun yaitu
menggunakan Funnel Trap sekitar 60%. Sedangkan 40%
modifikasi yaitu 18 larva yang terdiri sumur gali yang ditemukan terletak
dari 10 larva merupakan instar 2, 6 jauh dari kebun.
larva merupakan instar 3 dan 2 Keberadaan kebun yang
pupa. didominasi oleh rumput, tanaman
Jumlah yang didapatkan hias serta pohon yang berada di
tersebut berbeda-beda di setiap sekitar rumah. Keberadaan kebun
funnel trap modifikasi. Namun, pupa tersebut dapat berhubungan
nyamuk Aedes sp yang ditemukan dengan letak sumur gali yang
tidak bercampur dengan larva instar dimiliki oleh warga. Hal ini dapat
2 dan 3. Pupa nyamuk Aedes sp terlihat pada tabel 4.2.
cenderung didapatkan dalam kondisi Tabel 4.2 Proporsi keberadaan
yang terpisah atau sendiri. kebun dengan keberadaan jentik
nyamuk Aedes sp di Kelurahan
Sedangkan larva instar 2 dan 3 Bulusan
ditemukan pada saat yang Keberada Keberadaan jenik total
bersamaan. an kebun positif di sumur gali
di sekitar Tidak % ada % tot %
4. Jenis Sumur Gali Sebagai sumur ada al
Tempat Perindukan Nyamuk Dekat 17 80, 4 19, 21 100
kebun 96 04
Jauh dari 12 85, 2 14,28 14 100
kebun 72
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 326 - 337
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Pada tabel 4.2 menunjukkan yang banyak ditemukan yaitu


bahwa keberadaan jentik nyamuk bersifat tertutup yaitu sebesar 69%
Aedes sp yang berada di dekat (gambar 4.3). Kondisi sumur gali
kebun cenderung lebih banyak warga yang tertutup tersebut
daripada jauh dari kebun. Sebagian disebabkan karena warga lebih
besar penduduk masih memiliki cenderung menggunakan sumur
kebun yang luas di belakang rumah artetis untuk mencukupi kebutuhan
sehingga sumur gali dapat menjadi air sehari-hari serta air sumur yang
tempat perindukan. Letak sumur gali ada keruh dan jarang dipakai oleh
yang jauh dari kebun berada di warga.
rumah penduduk yang saling Jenis sumur gali yang terbuka
dalam penelitian ini dijumpai
Jenis Keberadaan jenik di sumur total baik di dalam rumah dan di
sumur gali gali
warga luar rumah. Hal tersebut
Tidak % ada % total %
ada memungkinkan sumur gali
Tertutup 23 95, 1 4,1 24 100 dapat menjadi tempat
84 6
perindukan nyamuk Aedes sp.
Terbuka 6 54, 5 45, 11 100
55 45 Tabel 4.3 Proporsi Jenis
Sumur Gali Dengan
berdekatan seperti kost-kostan, Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes
rumah kontrakan dan komplek sp di Kelurahan Bulusan
perumahan. Pada umumnya lokasi
rumah yang berada di pinggir jalan
cenderung tidak memiliki sumur gali.
Pada tabel 4.3 menunjukkan
bahwa kondisi sumur gali yang
bersifat terbuka cenderung lebih
disukai oleh nyamuk sebagai tempat
perindukan yaitu sekitar 45,45%.
Sumur gali tertutup yang positif yang
terdapatdi luar rumah tersebut dalam
Gambar 4.3 Jenis Sumur Gali
kondisi tertutup dengan
Berdasarkan hasil penelitian
menggunakan susunan kayu, yang
yang telah dilakukan di Kelurahan
memungkinkan nyamuk dapat
Bulusan jenis sumur gali milik warga
masuk kedalam sumur gali.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 326 - 337
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Letak Keberadaan jenik di total


sumur sumur gali
gali Tabel 4.4 Proporsi Letak
Tidak % ada % tot % Sumur Gali Dengan
ada al Keberadaan Jentik Nyamuk
Di dalam 4 80, 1 20, 5 100 Aedes sp di Kelurahan Bulusan
rumah 00 00

Di luar 25 83, 5 16, 30 100 Pada tabel 4.4 letak sumur


rumah 33 67
gali dengan keberadaan jentik
nyamuk terlihat bahwa nyamuk
cenderung lebih menyukai sumur
yang berada di luar yaitu 5 positif.
Namun, secara proporsi nyamuk
yang ditemukan cenderung lebih
menyukai sumur gali yang berada di
dalam rumah menjadi tempat
Gambar 4.4 Keberadaan Sumur
perindukan nyamuk dibandingkan
Gali Di Rumah
dengan di luar rumah.
Berdasarkan hasil penelitian
5. Bahan Sumur Gali Sebagai
yang dilakukan di Kelurahan
Perindukan Nyamuk
Bulusan Keberadaan sumur gali di Berdasarkan hasil penelitian
rumah warga RW01 sebesar 86% yang dilakukan di Kelurahan
berada di luar rumah, serta sebesar Bulusan bahan sumur gali yang
14% berada di dalam rumah digunakan oleh warga
(gambar 4.4). Sumur gali yang
menggunakan gabungan bis beton
berada didalam rumah pada umunya
dan di dalam dinding sumur tidak
bersifat terbuka sebab warga masih
diplester/ disemen, sehingga jentik
menggunakan air tersebut untuk
dapat kontak langsung dengan
memenuhi kebutuhan sehari-hari. tanah. Sebagian besar Konstruksi
Serta sebagian warga masih bibir sumur gali di RW 01
mempunyai lahan yang cukup luas menggunakan bis beton dan semen
di luar rumah atau kebun.
untuk bagian luar dinding sumur,
serta dilengkapi dengan alat
pengambil air dan ember-ember
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 326 - 337
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

untuk menampung air setelah Sumur merupakan salah satu


ditimba. jenis tempat perindukan nyamuk
permanen (merupakan buatan
PEMBAHASAN manusia) yang beisi air. Sebagian
Keberadaan Jentik Aedes Spp besar sumur gali milik warga
dapat di bedakan menjadi dua, yaitu Kelurahan Bulusan tidak
di dalam dan diluar rumah. Jenis dipergunakan lagi namun masih ada
nyamuk Ae. aegypti lebih sering beberapa warga yang menggunakan
ditemukan di dalam rumah daripada sumur gali. Sebagian besar warga
di luar rumah. Sedangkan jenis telah beralih menggunakan sumur
nyamuk Aedes albopictus sering artesis atau PDAM sehingga sumur
ditemukan di luar rumah. gali tidak dipergunakan lagi.
Keberadaan jentik dipengaruhi oleh Keberadaan nyamuk Aedes
jenis tempat perindukan nyamuk. spp dipengaruhi oleh curah hujan,
Jenis tempat perindukan nyamuk kelembaban, suhu. Pada
terbagi menjadi tiga, yaitu : pelaksanaan penelitian faktor curah
permanen, semi permanen, dan hujan sangat mempengaruhi dalam
alami.3,7,8,9 keberadaan jentik di sumur
Sebuah penelitian yang walaupun sumur milik warga 69%
dilakukan di Yogyakarta diketahui tertutup. Dengan curah hujan yang
bahwa sumur gali merupakan habitat tinggi dan berlangsung dalam waktu
yang penting bagi tempat yang lama dapat menyebabkan
perindukan nyamuk Ae. aegypti. genangan air sehingga populasi
Berdasarkan penelitian yang telah nyamuk berkurang. Dengan curah
dilakukan di Kelurahan Bulusan yaitu hujan yang tinggi pula dapat
sumur gali milik warga ditemukan mempengaruhi suhu dan
jentik nyamuk. Sebanyak 6 sumur kelembaban di lingkungan. Suhu
gali yang positif dari 35 sumur gali dan kelembaban pun juga
atau sebesar 17% dari sampel yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
diteliti positif terdapat jentik nyamuk. sekitar yaitu pepohonan dan
Dari 6 sumur gali yang positif rerumputan.
mengandung jentik nyamuk Aedes Berdasarkan taksonomi
spp. nyamuk Aedes Ssp ,spesies dari
nyamuk Aedes spp yang
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 326 - 337
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

berhubungan dengan kesehatan ada terdapat pula jentik yang ditemukan


dua yaitu Ae. aegypti dan Ae. di sumur gali yang tertutup dan
Albopictus.10,11 Perbedaan antara berada di dalam rumah. Sebab 86%
nyamuk Ae. aegypti dan Ae. dari sampel keberadaan sumur gali
albopictus adalah bagian torak. milik warga berada di luar rumah
Berdasarkan hasil penelitian jenis yang berdekatan dengan kebun.
nyamuk Aedes spp yang didapatkan Namun sekitar 69% dari sampel
adalah Ae. Albopictus. Tempat jenis sumur gali milik warga dalam
perindukan larva nyamuk Ae. kondisi tertutup. Sehingga
albopictus terdiri dari kolam dimungkinan apabila nyamuk dapat
permanen, rawa, selokan, pelepah di sumur gali yang tertutup dan
pohon, dan kontainer buatan berada di dalam rumah
(sumur). Kedalaman sumur gali yang
Berdasarkan 6 sumur yang cukup dalam hingga 15 meter,
positif mengandung larva nyamuk berakibat nyamuk tidak menyukai
Aedes ssp jumlah jentik yang tempat tersebut menjadi tempat
didapatkan selama pemasangan 2-3 perindukan. Kedalaman sumur juga
hari dengan menggunakan Funnel dapat berpengaruh pada suhu dan
Trap modifikasi yaitu 18 larva yang kelembaban di dalam sumur.
terdiri dari 10 larva merupakan instar Dengan suhu serta kelembaban
2, 6 larva merupakan instar 3 dan 2 yang tidak cocok nyamuk tidak dapat
pupa. Faktor yang mempengaruhi hidup secara optimal atau telur
perkembangbiakan nyamuk antara nyamuk tidak dapat menetas
lain : curah hujan, suhu kelembaban
dan kedalaman sumur gali. Dengan KESIMPULAN DAN SARAN

kedalaman sumur gali yang Kesimpulan dari penelitian ini adalah

berbeda-beda dimungkinkan : ditemukan jentik nyamuk warga di

berhubungan dengan jumlah jentik Kelurahan Bulusan Kota Semarang,

yang terdapat di sumur gali.10,11,12 dari 35 sampel sumur gali ditemukan

Jenis sumur gali yang dapat 17% yang positif jentik Aedes spp.

menjadi tempat perindukan nyamuk Berdasarkan jumlah sumur yang

di Kelurahan Bulusan sebagian positif ditemukan jentik Aedes spp

besar adalah sumur yang terbuka sejumlah 18 ekor jentik diantaranya

dan dekat dengan kebun. Namun 2 ekor jentik dalam stadium pupa.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 326 - 337
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Spesies nyamuk Aedes sp yang selama 7 hari untuk memastikan


ditemukan pada sumur gali adalah jentik dalam sumur gali dan
Aedes albopictus. Karakteristik sebaiknya meneliti virulensi dengue
sumur gali sebagai tempat antara Ae. albopictus dan Ae.
perindukan nyamuk adalah sumur aegypti.
yang terbuka, dekat dengan kebun, DAFTAR PUSTAKA
dan terletak di luar rumah. Sumur 1. Widoyono.Penyakit Tropis
(Epidemiologi, Penunalaran,
gali di Kelurahan Bulusan dapat
Pencegahan dan
menjadi tempat perkembangbiakan Pemberantasannya).Jakarta:
Erlangga.2005
Aedes spp.
2. Eka,Widia W. Beberapa faktor
Berdasarkan hasil penelitian yang berhubungan dengan
Kejadian demam Berdarah
ini disarankan bagi Puskesmas
Dengue (DBD) Di Kelurahan
Rowosari melakukan pemantauan Ploso Kecamatan Pacitan
Tahun 2009. Fakultas Ilmu
pada sumur gali di wilayah kerja
Kesehatan Universitas
Puskesmas untuk memastikan Muhammadiyah
Surakarta.2009. Alamat URL :
keberadaan jentik pada sumur gali di
http://etd.eprints.ums.ac.id/5966
setiap rumah warga dan melakukan /1/J410050022.PDF
3. Soedarto. Entomologi
sosialisasi atau penyuluhan akan
Kedokteran.Jakarta : EGC. 1989
pentingnya pemberantasan sarang 4. WHO. Media Center Dengue
And Severe Dengue.WHO.
nyamuk dan pengendalian vektor.
2012alamat URL :
Bagi masyarakat Keluarahan http://www.who.int/mediacentre/f
actsheets/fs117/en/index.html
Bulusan : menggunakan penutup
5. Dinkes Kota Semarang, Profil
untuk menutupi sumur yang terbuka Kesehatan Kota Semarang
2010. Semarang. 2011
sehingga nyamuk dewasa tidak
6. Hallimuddin. Pengaruh berbagai
masuk, jika sumur tidak terpakai Jenis Media Tempat Perindukan
yang Diberi Makan Alami dan
harap ditutup dengan beton yang
Yang Diberi makana buatan
tidak memungkinkan nyamuk terhadap Perkembangan larva
Nyamuk Aedes aegypti
dewasa masuk dan bila sumur
linnaeus. Universitas
tersebut ada di dalam maupun di Diponegoro. 1997 alamat URL :
http://eprints.undip.ac.id/5114/1/
luar rumah dan masih digunakan
0463.pdf
dapat memasukkan predator jentik 7. Sembel,D.Entomologi
Kedokteran.Yogyakarta :
misalnya : ikan sebagai pengendali
Andi.2009
vektor. Bagi peneliti : sebaiknya 8. Hasyimin, M dan Soekirno,M
Pengamatan Tempat
memasang funnel trap di sumur gali
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 326 - 337
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Perindukan Aedes aegypti pada


tempat penampungan air rumah
tangga pada masyarakat
pengguna air olahan. Jurnal
Ekologi Kesehatan Vol.3 No 1,
April 2004 :37-42. Alamat URL :
http://www.ekologi.litbang.depkes
.go.id/data/vol%203/Hasyimi_1.pd
f
9. Cahaya, I. Pemberantasan
Vektor Demam Berdarah Di
Indonesia. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas
Sumatera utara.2003.
10. Hartman, K. "Aedes albopictus"
(On-line), Animal Diversity 2011.
Web. Accessed February 15,
2012 at
http://animaldiversity.ummz.umi
ch.edu/site/accounts/information
/Aedes_albopictus.html
11. Mardihusodo, S. Pengaruh
Perubahan Lingkungan Fisik
Terhadap Penetasan Telur
Nyamuk Aedes aegypti.
Berita Kedokteran
Masyarakat, jurnal kesehatan
lingkungan Vol. 1 No.2
Januari: Surabaya.FKM
UNAIR.2005.
12. Yotopranoto, S., Sri, S.,
Rosmanida., dan Sulaiman.
Dinamika Populasi Vektor
pada Lokasi dengan Kasus
Demam Berdarah Dengue
yang Tinggi di Kotamadya
Surabaya.Majalah
Kedokteran Tropis
Indonesia.Vol 9 : No. 1 -2.
Surabaya.FKM UNAIR.2005

You might also like