Professional Documents
Culture Documents
Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis sayuran dari
famili cucurbitaceae, yang memiliki banyak manfaat dalam kehidupan
masyarakat. Salah satu upaya untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil
mentimun yaitu dengan pemupukan menggunakan pupuk organik cair (POC)
bonggol pisang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsentrasi pupuk cair
bonggol pisang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil mentimun. Penelitian ini
dilaksanakan di lahan percobaan dan laboratorium Agronomi dan Agrostologi
Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau pada bulan Januari sampai Maret 2020. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL), yaitu konsentrasi POC bonggol pisang : (0 %,
10%, 30%, 50%, 70%, dan 90%,) Parameter yang diamati pada penelitian ini
adalah panjang tanaman, umur muncul bunga, panjang buah, jumlah buah per
tanaman dan bobot buah pertanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian POC bonggol pisang dengan konsentrasi 50% dapat meningkatkan
panjang tanaman, panjang buah, jumlah buah dan bobot buah pertanaman
mentimun
1.4 HIPOTESIS
Terdapat konsentrasi pupuk organik cair POC bonggol pisang terbaik
dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun.
Teori:
Pupuk Organik Cair (POC) adalah jenis pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik seperti
sisa-sisa tanaman, kotoran hewan, atau bahan-bahan organik lainnya yang telah difermentasi
menjadi bentuk cair. Teori di balik penggunaan POC sebagai pupuk adalah:
2. Biologi Tanah: POC juga mengandung mikroba dan organisme tanah yang bermanfaat.
Ini dapat membantu meningkatkan aktivitas biologi tanah, yang mendukung perbaikan
struktur tanah dan penyerapan nutrisi oleh tanaman.
5. Dampak Lingkungan yang Lebih Rendah: Penggunaan POC cenderung memiliki dampak
lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan pupuk kimia, karena mengurangi
kebutuhan akan bahan kimia sintetis.
Namun, penggunaan POC juga memiliki beberapa pertimbangan seperti waktu yang dibutuhkan
untuk pembuatan dan fermentasi, serta kestabilan nutrisinya yang mungkin lebih rendah daripada
pupuk kimia. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara yang tepat untuk menghasilkan,
menyimpan, dan mengaplikasikan POC sesuai dengan kebutuhan pertanian atau kebun Anda.
2.3 Bonggol Pisang
Di dalam bonggol pisang terdapat zat pengatur tumbuh giberelin dan
sitokinin, serta terdapat mikrobia yang sangat berguna bagi tanaman yaitu
Azospirillium, Azotobacter, Aeromonas, Aspergillus, Bacillus, mikroba pelarut
fosfat dan mikrobia selulotik yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair
(Cahyono, 2016). Menurut Sukasa, 1995. Bonggol pisang mempunyai kandungan
pati 55,4% dan kadar protein 4,35%.
Menurut Suhastoyo, 2011. Bonggol pisang merupakan bahan organik sisa
dari pertanaman tanaman pisang yang banyak tersedia dan tidak dimanfaatkan.
Bonggol pisang dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama dalam pembuatan
kompos karena mengandung unsur hara makro dan mikro yang lengkap.
Menurut Wulandari dkk, 2009. Bonggol pisang mengandung karbohidrat
66,2%. Dalam 100 g bahan bonggol pisang kering mengandung karbohidrat 66,2
g dan pada bonggol pisang segar mengandung karbohidrat 11,6 g. Kandungan
karbohidrat yang tinggi akan memacu perkembangan mikroorganisme.
Kandungan karbohidrat yang tinggi dalam bonggol pisang memungkinkan untuk
difermentasi, karbohidrat akan diubah untuk menghasilkan asam.
Kandungan karbohidrat terhadap bonggol pisang mengandung gizi yang
cukup tinggi dengan komposisi yang lengkap, mengandung karbohidrat (66%).
Mempunyai kadar protein 4,35%, sumber mikroorganisme pengurai bahan
organik atau dekomposer (Ole, 2013).
Teori:
Teori tentang penggunaan bonggol pisang dalam pertanian adalah salah satu pendekatan yang
berfokus pada pemanfaatan limbah pertanian untuk meningkatkan kesuburan tanah dan hasil
pertanian. Beberapa aspek teori ini melibatkan:
1. Kandungan Nutrisi: Bonggol pisang mengandung berbagai nutrisi penting seperti kalium,
fosfor, dan unsur-unsur mikro yang diperlukan oleh tanaman. Pemanfaatan bonggol pisang dapat
memberikan sumber nutrisi organik yang bermanfaat bagi tanaman.
2. Penyuburan Tanah: Bonggol pisang dapat digunakan sebagai pupuk organik. Ketika bonggol
ini dihancurkan dan ditanam di dalam tanah, mereka dapat memperbaiki kesuburan tanah dengan
meningkatkan kandungan bahan organik dan nutrisi.
3. Pengurangan Limbah: Menggunakan bonggol pisang secara produktif adalah cara untuk
mengurangi limbah pertanian. Alih-alih membuang bonggol pisang, mereka dapat dimanfaatkan
kembali dalam pertanian.
4. Pengendalian Hama dan Penyakit: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dari
bonggol pisang mungkin memiliki sifat antioksidan dan antimikroba, yang dapat membantu
melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit.
5. Ketersediaan yang Berlimpah: Bonggol pisang seringkali tersedia dalam jumlah besar sebagai
limbah pertanian, sehingga penggunaannya dapat menjadi solusi yang ekonomis dan
berkelanjutan.
Namun, seperti halnya dengan penggunaan bahan organik lainnya, penting untuk memahami cara
yang tepat untuk mengolah dan mengaplikasikan bonggol pisang agar tidak merusak ekosistem
tanah dan tanaman. Selalu perhatikan praktik pertanian yang berkelanjutan dan konsultasikan
dengan ahli pertanian setempat untuk memastikan penggunaan yang efektif dan aman.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Persiapan Lingkungan
Media tanam hidroponik yang digunakan adalah larutan nutrisi yang telah
disiapkan. Persiapan sistem hidroponik dengan menggunakan pipa PVC dan air
sebagai media perantara. Penanaman bibit pakcoy pada sistem hidroponik dengan
menjaga kestabilan suhu dan cahaya.
*Analisis Data*
A. Pertumbuhan Tanaman
Data tinggi tanaman harian dicatat dan digambarkan dalam grafik perkembangan.
Dianalisis apakah ada perbedaan signifikan dalam pertumbuhan tanaman selama
periode pengamatan.
B. Kesehatan Tanaman
Pengamatan visual terhadap kondisi daun dan akar tanaman. Identifikasi masalah
yang mungkin muncul seperti kekurangan nutrisi atau penyakit.
C. Kualitas Air
Analisis data pH dan suhu air untuk memastikan kondisi optimal tanaman.
Penyesuaian nutrisi berdasarkan hasil analisis air.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
*Hasil*
Selama periode percobaan, tanaman pakcoy tumbuh dengan baik dalam sistem
hidroponik. Pertumbuhan tanaman meliputi pertambahan tinggi, jumlah daun, dan
perkembangan akar. Selama 4 minggu percobaan, berikut adalah beberapa hasil
yang dicatat:
*Pembahasan*
Berdasarkan hasil percobaan, budidaya hidroponik tanaman pakcoy berhasil
dengan baik. Faktor-faktor penting dalam keberhasilan ini termasuk:
1. Larutan nutrisi: Penting untuk memastikan bahwa larutan nutrisi yang sesuai
dengan kebutuhan tanaman pakcoy disediakan dalam sistem hidroponik.
2. pH larutan: Monitoring dan menjaga pH larutan pada tingkat yang optimal
sangat penting, karena fluktuasi pH dapat memengaruhi penyerapan nutrisi
oleh tanaman.
3. Pencahayaan: Pencahayaan yang cukup adalah faktor kunci dalam
pertumbuhan tanaman dalam hidroponik. Penggunaan lampu tumbuh
membantu menjamin pencahayaan yang cukup.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Percobaan ini menunjukkan bahwa budidaya hidroponik tanaman pakcoy dapat
berhasil jika diberikan perhatian yang cermat terhadap larutan nutrisi, pH larutan,
dan pencahayaan. Hasil ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan metode
budidaya hidroponik yang lebih luas untuk berbagai jenis tanaman.
UCAPAN TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA