Professional Documents
Culture Documents
Gerakan Pemberantasan Korupsi
Gerakan Pemberantasan Korupsi
Korupsi dapat diibaratkan seperti suatu penyakit yang telah akut, ia telah mengikis uang
negara pelan-pelan namun pasti. Penyakit ini telah menjadikan masyarakat sebagai inangnya
sehingga sulit untuk diberantas. Oleh karena itu perlu ada strategi untuk melakukan
pemberantasan terhadap korupsi tersebut. Ada suatu pernyataan mengenai strategi atau upaya
pemberantasan korupsi fijanut dan huberts, 2022:
“It is always necessary to relate anti-corruption strategies to characteristics of the actors
involved (and the environment they operate in). There is no single concept and program of
good gonvernance for all countries and organizations there is no ‘one right way’. There are
many initiatives and most are tailored to spesifics contexts. Societies and organization will
have to seek their own solutions.”
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa menghubungkan antara strategi atau upaya
pemberantasan korupsi dengan melihat karakteristik dari pihak yang terlibat dan lingkungan
dimana mereka bekerja itu sangat penting. Ada banyak sekali cara ataupun strategi yang
dapat dilakukan oleh negara untuk melakukan suatu tindakan dalam upaya pemberantasan
korupsi diantaranya yaitu:
a. Pemberantasan korupsi dengan hukum pidana. Upaya ini berarti melakukan suatu
hukuman atau memberi pidana bagi pelaku korupsi. Dalam hal ini perlu adanya
pertimbangan sebelum melakukan hukum pidana tersebut karena hukum pidana
meliliki keterbatasan dan kelemahan sehingga harus dilakukan secara subsidair.
b. Mengurangi adanya ketergantungan masyarakat terhadap kekuasaan kedudukan,
contohnya dengan melakukan deregulasi ekonomi, mengurangi monopoli negara
untuk memberikan pelayanan, ataupun melakukan reformasi pajak.
c. Melakukan reformasi hukum dan peradilan, reformasi ini dilakukan dengan membuat
peraturan perundang-undangan untuk memberikan suatu kepastian kepada pelaku
yang melakukan korupsi akan adanya hukuman dan peradilan harus dipastikan tidak
ada campur tangan dari pihak eksekutif dan pembentukan lembaga independen dalam
memberantas korupsi.
d. Memperbaiki atau memantau cara kerja pemerintah daerah.