You are on page 1of 2

Kepada YTH :

- Seluruh Mahasiswa S1 IAID yang aktif pada 2023


- Demisioner organisasi DPM, BEM IAID 2023
- HMPS IAID

Tembusan :

- Rektor IAID
- Wakil Rektor IAID
- Dekan semua Fakultas IAID
- Ketua Prodi semua jurusan IAID

Perihal :

- Permohonan Pengujian Pasal 13 BAGIAN III BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA (BEM) ketetapan
KONGRES KELUARGA MAHASISWA INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM (KM IAID) tentang
Personalia dan Pengurus BEM KM IAID Ciamis.
- Potensi pelanggaran proses ke administrasian organisasi internal KPR IAID (komisi pemilu
raya) 2023.

Dengan hormat,

Perkenalkan saya yang bertanda tangan di bawah ini , Rois Nur, S.E perorangan, WNI asal Kabupaten
Ciamis yang aktif sebagai mahasiswa S1 Fakultas Syariah Jurusan Ahwal Al-Syakhsiyah 2023,
berdomisili di dusun Desa RT/RW 002/009 Dewasari-Cijeungjing-Ciamis.

Pemohon dalam hal ini mengajukan permohonan pengujian terhadap peraturan dan ketetapan di atas
karena menurut pemohon pasal dan aturan di atas menyalahi konsep perundang-undangan yang
berlaku di NKRI. Dimana diduga peraturan tersebut berpotensi dan mengandung unsur pelanggaran
HAM dan ketetapan yang berlaku secara sah.

Pemohon dalam hal ini mengajukan analisa dan studi kasus terhadap dugaan potensi pelanggaran ke
administrasian organisasi internal KPR IAID (komisi pemilu raya) 2023 dalam memproses pemilu raya
pada pemilihan ketua/wakil ketua DPM, BEM, HMPS 2023.

Berikut adalah materi ajuannya :

Dugaan pelanggaran ham dan mal administrasi

Yang dapat menjadi personalia pengurus BEM KM IAID Ciamis adalah :

- Minimal duduk di semester 5 untuk ketua dan semester 3 bagi setiap anggotanya.
- Pernah menjadi pengurus UKM , dan atau HMPS.

Pasal tersebut diatas diduga memenuhi unsur pelanggaran norma dan HAM seperti yang tercantum
dalam Pasal 28I ayat (2) UUD 1945 berbunyi, “Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat
diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang
bersifat diskriminatif itu.” Dalam penjelasan nya UUD ini juga sebagai antitesa terhadap alibi pembuat
kebijakan yang menyatakan bahwa di semester 5 sebagai ketua dan semester 3 sebagai anggota di
sandarkan pada ke mampuan dan pengalaman mahasiswa dalam berorganisai. Hal ini di kembangkan
lebih jauh yakni bahwa mahasiswa semester 1 dan 2 pun memiliki hak memilih dan ikut serta dalam
pemilu raya tanpa berhak secara politis menduduki jabatan-jabatan tertentu di organisasi tersebut
diatas karena pembatasan administrasi di atas. Dan perlu digaris bawahi mahasiswa semester 1-2 pun
belum tentu dan dapat di pastikan lebih tidak berpengalaman. Di buktikan dengan adanya mahasiswa
semester 1 dan 2 yang saat ini menduduki jabatan special di public sebagai konsultan. Aktivis
organisasi dan organisasi strategis public lainnya.

Setidaknya terdapat dua undang-undang yang menjadi landasan perlindungan dan penegakan HAM
di Indonesia, yaitu UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan UU Nomor 26 Tahun
2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Kedua undang-undang tersebut mengatur perlindungan
yang sangat luas terkait HAM. Bahkan dalam Pasal 5 ayat (1) UU HAM, setiap orang yang mengalami
pelanggaran HAM berhak untuk menuntut secara hukum dan memperoleh perlindungan yang sama
sesuai dengan martabat kemanusiaannya di depan hukum.

Dugaan pelanggaran mal administrasi dan penyalahgunaan kewenangan organisasi

Yang saya ketahui pada hari ini 09 desember 2023 telah terjadi acara debat calon kandidat ketua/wakil
ketua DPM, BEM, HMPS yang diselenggarakan oleh KPR IAID 2023. Dimana acara tersebut di hadiri
sebagian mahasiswa IAID, dalam temuan saya mendapati kejanggalam yang diduga berat mengarah
kepada proses mal administrasi dan penyalahgunaan kewenangan organisasi dimana bagaimana
mungkin sebuah organ internal KPR bisa menjalankan acara tersebut yang orgranisasi pengusung nya
sudah demisioner yakni DPM IAID. Dan lebih parah nya acara tersebut disertai dengan terlebih dahulu
terjadi nya Demisioner BEM IAID. Hal ini sangat melukai proses administrasi dan demokrasi yang
berlaku di Indonesia dimana KPR IAID 2023 berorganisasi tanpa adanya pengawasan. Dan bahkan saya
mendapati anggota KPR IAID 2023 seolah menjadi panelis/ikut mengkritisi proses debat dan Tanya
jawab paslon Ketua/wakil ketua BEM. Dimana hal tersebut tidak mencerminkan proses kenetralan
karena wadah tersebut hanya di peruntukan kepada panelis dan mahasiswa sebagai subject
interactive. Dimana hal tersebut saya kategorikan sebagai pelanggaran etik.

Oleh karena KPR IAID berjalan tanpa ada supervisi dan pengawasan maka hal tersebut harus di tinjau
ulang sebagai bahan yurisprudensi lanjutan untuk penetapan hukum yang sah

Dalam kedua hal tersebut saya menilai aturan dan proses yang diduga menyalahi ketentuan akan
dianggap BATAL DEMI HUKUM. Sehingga proses penetapan apapun yang bersumber dari proses yang
diduga melanggar hukum akan menjadi produk yang CACAT HUKUM.

Demikian sekilas dari permohonan pengujian diatas untuk bisa di tindak lanjuti oleh para pihak.

Surat ini adalah surat yang pertama saya buat. Dan untuk keberlanjutan proses pengajuan ini akan
saya lengkapi dalam beberapa hari kemudian setelah surat ini saya tanda tangani.

Waasalamualaikum

Ciamis 10-Desember 2023

Rois Nur S.E


X
rois nur

You might also like