You are on page 1of 8
Irianti Kumiasari dan Ngadima Muhammad Taufik, Amir Saade, Muh. Yunus dan And Ma’ruf, IGN Mudita dan Ainu Rahmi ‘Sudirman Cheppy Wati, Carolina Diana Mual Nikeo Rani Wandansari, Iswandi ‘Anas, dan Gunawan Djajakirana Ugik Romadi dan Hamyana Rika Despita dan Budianto Yastutik, Herla Rusmarilin, dan Jamaran Kaban Muhammad Saikhu dan Tatang Suryadi Agriekstensia Jurnal Penelitian Terapan Bidang Sosial, Ekonomi dan Pertanian Vol. 16 No. 1, Juli 2017 Him. 189 - 268 189-196. 197-203 204-211 212-225 226-230 231-237 238-242 243-254 255-263 264-268 Daftar Isi Rhizofiltrasi. Kromium Dalam Limbah Cair Industri Penyamakan Kulit Oleh Tanaman Air Lokal Respons Broiler Terhadap Pemberian Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Dalam Air Minum ‘Analisis Perbandingan Produksi dan Pendapatan Petani Padi Sawah Sistem Tanam Jajar Legowo dan Sistem Tanam Tegel Respons Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuban dan Produksi Tanaman Jagung Hibrida (Zea mays L.) Uji Bfektivitas Beberapa Wama Perangkap Terhadap Populasi Lalat Buah Bactrocera SP. (Diptera : Tephritidae) Pada Tanaman Cabai Merah Pengaruh Beberapa Sterilisasi Fisik Terhadap Sifat Tanah Pengaruh Peran Penyuluh Tethadap Tingkat Motivasi Anggota Kelompok Tani Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah Akibat Perlakuan Pupuk Organik dan Pupuk Hayati Karakteristik Ekstrak Kasar Potisakarida Larat Air Dari Umbi Talas Kimpul (Xanthosoma sagittijoliun) Analisis Pendapatan dan Kelayekun Usahatani Tebu Bongkar Rutoon Pada Lahan Kering di Kabupaten Malang Masa Panen 2016 RESPONS BROILER TERHADAP PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM AIR MINUM RESPONSE OF BROILERS TO THE GRANTING MORINGA (Moringa oleifera L) LEAF EXTRACT IN DRINKING WATER Muhammad Taufik, Amir Sande, Muh. Yunus dan Andy Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa Email : taufikpat70@gmail.com ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera L) terhadap performans broiler. Penelitian dilaksanakan Juni sampai Oktober 2015, di Unit Agribisnis Temak Unggas, STPP Gowa. Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan ayam ras pedaging strain Lohmann MB 202 grade Platinum, berat awal --40 g, unsexed, sebanyak 200 ekor diperliliara selama 35 hari, dengan perlakuan: air minum tanpa ekstrak daun kelor (PO), air minum + 3% ekstrak daun kelor (P1), air minum + 6% ekstrak daun kelor (P2), dan air minum + 9% ekstrak daun kelor (P3). Berdasarkan basil penelitian diketahui bahwa penambahan ekstrak daun kelor sampai konsentrasi 9% tidak memberikan pengaruh yang nyaia terhadap performans ayam pedaging. Kata Kunci: Ekstrak daun kelor (Moringa oleifera L), performans, broiler. ABSTRACT The research to determine the effect of Moringa (Moringa oleifera L) leaf extract on broiler performance. The research was conducted from June to October 2015, in the Poultry ‘Agribusiness Unit, STPP Gowa. The research is based on completely randomized design (RAL) using the broiler strain Lohmann MB 202 grade Platimum, initial weight + 40 g, unsexed, as many as 200 individuals maintained for 35 days, with treatment: water without extract of leaves of Moringa (PO), water + 3% extract of leaves of Moringa (P1), water + 6% extract of leaves of Moringa (P2), and drinking water + 9% extract of leaves of Moringa (P3). Based on the survey results revealed that the addition of Moringa leaf extract t0 a concentration of 9% does not give a real impact on the performances of broilers. Keywords: Extract of leaves of Moringa (Moringa oleifera), performance, broiler. (Gudden death syndrome) dan penyakit pemafasan (Lourens ef al., 2006; Novele et ai,, 2009), serta masalah pada kaki terutama PENDAHULUAN Perkembangan genetik, dan industri pakan ternak dewasa ini telah membawa perkembangan yang siginifikan dalam industri perungyasan dengan meningkatkan pencapaian bobot akhir hingga 2 kg hanya dalam waktu kurang dari 30 hari (Zahra, 2012), Namun demikian, pencapaian ini masih — diikuti dengan peningkatan munculnyu masalah terkait dengan kondisi fisiologis ayam seperti kematian mendadak pada kondisi pemeliharaun di daerah tropis (Daghir, 2008; Noble and Teeter, 2009). Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi dampak dari tingkungan terhadap produktivitas ayam —pedaging diuntarinya dengan melakukan perubahan pada sistem —perkandangan dengan menggunakan kandang tertutup —lengan sistem pengaturan ventilasi secara otomatis Jurnal Agriekstensia Vol, 16 No. | Juli 2017 | 197 Respons Broiler Terhadap Pemberian... hir, 2008), pembatasan _ pakan eek feeding) (Banong dan Hakim, 2011; Mirshamsollahi, 2013), pemberian multi-vitamin Mujahid ef al, 2005; Motasem, 2012; Ayo ef al, 2014), mberian antibiotik guna _mengurangi tmeaman patogen (Dibner and Rhichards, 2005), atau penggunaan berbagai jenis tanaman herba untuk meningkatkan daya tahan tubuh (Fingen ef a/., 2011; Abbas, 2013). Tanaman_ kelor merupakan salah satu jenis tanaman yang telah lama dikenal masyarakat Indonesia sebagai tanaman sayuran dan sebagai bahan obst tradisional Selain itu, tanaman kelor dikenal sebagai sumber nutrisi penting seperti protein, kalsium, vitamin C, vitamin E, serta dikenal pula sebagai antioksidan alami oleh karena kandungan —karoteinoid, —_selenium, flavonoid, zinc (Moyo et al., 2012). Sebagai pakan teak, daun kelor merupakan sumber bahan pakan yang murah dengan ketersediaan yang melimpah sepanjang tabun oleh karena kemampuan tumbuh yang baik didaerah tropis (Astuti, et.al, 2005). Pada manusia, beberapa bagian tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, dan akar memiliki nilai manfaat yang tinggi dalam mencegah dan mengobati beberapa jenis penyakit seperti penyakit kulit, mengurangi pengaruh diabetes, mengurangi depresi, memperbaiki sistem imun, serta memperbaiki saluran cema (Donovan, 2007). Manfaat bagi Kesehatan dan produktivitas temak juga telah dilaporkan antara Jain pada kambing (Moyo ef ai., 2012), ayam petelur (Kakengi et al., 2007), ayam buras (Gadzirayi and Mupangwa, 2014), serta ayam pedaging (Astuti, dkk., 2005; Gadzirayi et al., 201 Qwele ef al., 2013; Ologhobo etal, 2014) Penggunaan tepung daun kelor sebagai sumber protein, dilaporkan hanya dapat_mengganti bungkil kedelai dengan rasio 25:75 (Gadzirayi ef al., 2012) dalam formulasi pakan, {anpa _— mengganggu performa ayam pedaging. Nkukwana ef al. 2013) melaporkan bahwa —pemberinn tepung daun kelor hingga 5% dalam pakan dapat memperbaiki profil asam lemak dan 198 | Jumal Agriekstensid Vol. 16 No, | Juli 2017 Ss (Muhammed Taufik, Amir Saade, Muh, Yunus dan Andy) Hat 189.196 menurunkan oksidasilemak broiler selama penyimpanan Kandungan nutri terutama protgin yang tinggi pada daun kelor menyebabian Penggunaan tepung daun kelor lebih banyay ipertimbangkan sebagai bahan pengeant sumber —potein lain, dibanding penggunaannya sebagai pakan tambahan (eed supplement) dalam level rendah. Selain itu, terdapat laporanbahys konsumsi tepung daun kelor tidak optimal apabila dicampurkan dalam —_pakan (Portugaliza, and Fernandez, 2011).0lch Karena itu, agar kandungan bahan aktif dalam daun kelor dapat dimanfaatkan dengan baik, maka daun kelor dapat diekstrak dan dicampurkan ke dalam air minum. Pemberian ekstrak daun kelor melalui air minum pada tikus percobaan dalam waktu lama tidak memberikan dampak negatif (Chivapat et a/., 2011) Belum terdapat laporan/penelitian mengenai penggunaan ekstrak daun kelor dalam air minum ayam pedaging terutama dalam hal pengaruhnya terhadap kondisi hati, kimia darah, kondisi—saluran Pencemaan, dan performa ayam pedaging, sehingga perlu dilakukan suatu penelitian yang mengkaji respon ayam pedaging sehubungan dengan penambahan ekstrak daun kelor dalam air minum. Penelitian bertujuan untuk mengetahui_pengaruh pemberian ckstrak dann kelor terhadap performans broiler. Pada daging MATERI DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Oktober 2015, bertempat di Unit Agribisnis Temak Unggas, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Gowa, Matert Penelitian Materi_ yang digunakan; ayam ras pedaging strain Lohmann MB 202, pakan starter komersil (butiran), konsentrat pedaging komersil, jagung, dedak, daun kelor (M. oleifera L), dan aquades. Respons Broiler Terhadap Pemberian... (Muhammad Taufik, Amir Saade, Muh, Yunus dan Andy) Hal 197-203, Alot yang digunakan; timbangan, tempat pakan dan air minum, dan wadah penyimpanan ekstrak daun kelor, Metode Penclitian Rancangan Penelitian Penelitian disusun _berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan ayam ras pedaging strain Lohman MB 202 grade Platinum, berat awal £40 g, berumur satu hari (Day Old Chicks) berkelamin campur (unsexed) sebanyak 200 ekor, dibagi secara acak berdasarkan perlakuan sebagai berikut: 1. Air minum tanpa ekstrak daun kelor 0) 2. Air minum +3 % ekstrak daun kelor il) 3. Airminum +6 % ckstrak daun kelor 2) 4. Airminum + 9% ckstrak daun kelor (P3) Setiap perlakuan diulang 5 kali sehingga terdapat 20 unit percobaan masing-masing terdiri atas 10 ekor ayam. Perlakuan pemberian ekstrak daun kelor dilakukan melalui air minum, dimulai pada umur 14 hari hingga akhir periode pemeliharaan (35 hari) dengan konsentrasi sesuai perlakuan. Air minum diberikan setiap hari secara ad libitum, Daun kelor yang digunakan berasal dari tanaman kelor lokal yang sehat. Daun tanaman kelor segar dikumpulkan dan dipisabkan dari wangkai—tanaman. Pengeringan pada suhu ruang dilakukan sclama tiga hari tanpa sinar matahari hingga kadar air mencapai 20%. Hasil pengeringan direndam dalam aquades selama 24 jamdengan perbandingan 1:2 (w/v) (Portugaliza and Fernandez, 2011). Hasil perendaman kemudian disaring dan air hasil saringan disimpan dalam wadah tertutup dan disimpan dalam suhu 4 °C hingga digunakan. Pada saat akan digunakan, ekstrak daun kelor dicampurkan ke dalam 1000 ml air minum sesuai dengan level perlakuan yaitu. masing-masing sebanyak 30, 60, dan 90 ml. Pencampuran dilakukan dua kali setiap hari (pagi dan sore hari) berdasarkan jumlah air minum yang akan diberikan, untuk menghindari adanya perubahan kualitas air minum. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan dalam sebuah kandang dengan dinding, terbuka berukuran 6 x6 m. Ayam ras pedaging ditempatkan dalam —petak —_kandang berdinding bambu dan berlantai litter dari serutan Kayu setebal 10 cm. Kandang berukuran panjang 120 cm, Icbar 100 cm, ddan tinggi 50 em. Pemeliharaan dilakukan sclama 35 hari dengan menggunakan dua jenis pakan yaitu pakan starter berupa pakan komersil butiran (crumble) yang diberikan pada umurl-I4 hari, dan’ pakan finisher berbentuk tepung (mash) yang terdiri atas campuran jagung kuning dan konsentrat pedaging Komersil (67:33%), Kandungan nutrisi pakan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3. Pakan diberikan dua kali sehari secara ad libitum. Pengukuran konsumsi pakan dan air minum dilakukan setiap hari, penimbangan berat badan dilakukan setiap akhit minggu. Selama penelitian, pemberian multi- vitamin tambahan hanya dilakukan pada umur 1-7 hari, antibiotik komersil tidak diberikan, dan vaksinasi hanya dilakukan, pada umur 4 hari untuk penyakit ND dengan menggunakan vaksin strain H-BL melalui tetes mata. Jurnal Agrickstensia Vol. 16 No. 1 Juli 2017 | 199 Respons Broiler Techadap Pet Tabel 1. Komposist nutrisi _—_ har) —§___—__ perian.. (Mubammad Tak, Ami Sead, Mu. Yunus dan Andy) yy pakan starter (umur 1 ~ 14 hari) dan finisher (amy, 15g Jenis Pakan ae Komposisi Nutrisi Starter* ___ Finishert+ —==> e 20-21. Protein kasar (%) 2 2 7 Lemak kasar (%) on 3.4% Serat kasar (%) aa 4 BETN(%) 50 = Abu (%) a te 4 1,5 ys Ca(%) , 70) 05.07 05-07 Keterangan :*berdasarkan hasil analisis Laboratorium produsen *** berdasarkan hasil perhitungan Parameter yang diukur Parameter yang diukur adalah konsumsi_ pakan, konsumsi air minum, pertambahan berat badan, berat badan akhir, dan Konversi pakan yang diperolch dengan membagi jumlah pakan yang dikonsumsi (g/e) dengan pertambahan berat ‘aden sclama penelitian (g/e) Analisis Data Data yang dperoleh diolah dengan menggunakan —sidik—ragam —_sesuj Raneangan Acak Lengkap (RAL) (Gasperz, 1991). HASIL DAN PEMBAHASAN Performans broiler yang disuplementasikan ekstrak daun kelor pada air minum disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Ratan Performans broiler yang disuplementasikan ekstrak daun kelor pada air mioum Performans Perlakuan _ PO Pal "PD Pa Konsumsi Ransum (w/ekor) 1582,38 1415,50 1374,42 1590,21 Konsumsi Air Minum (avekor) 322871281638 284292 2919.65 Berat Badan (g) 1387,50 1375,00 138250131000 Konversi Pakan 1,14 1,03 0,99 12 Konsumsi Ransum Konsumsi ransum adalah banyaknya ransum yang dikonsumsi setiap ekor ayam broiler dalam waktu tertentu, konsumsi yansum merupaken jumlah ransum yang i ikurangi dengan sisa ransum. Bila ransum diberikan tidak terbatas atau ad libitum, ayam akan makan sepuas., ne sepuas-puasnya 200 | Jumnal Agriekstensia Vol. 16 No. 1 Juli 2017 Berdasarkan Tabel 2 terlibat babw? Fatazn—konsumsi_ransumiekor ut perlakuan P-2 (1374,42 giekor) bi Tendah dibanding perlakuan lainnya oa (1215,50 giek), P-O (1,582,38 glek) dant (1590 g/ek), —Hasil analisis. sts menunjukkan bahwa penggunaao ar daun Kelor dalam air minum memberikaan pengauh ye) (>0,05) terbadap konsumsi ransum- a Respons Broiler Terhadap Pemberian... (Muhammad Taufik, Amir Saade, Muh. Yunus dan Andy) Hal 197-203 ini membuktikan bahwa pemberian ckstrak daun kelor sampai 9% tidak berpengaruh terhadap konsumsi ransum broiler. Hal ini sejalan dengan penelitian Sjofjan (2008) yang melaporkan bahwa —penambahan tepung dam kelor hingga 10% tidak berpengaruh nyata tethadap konsumsi ransum broiler Konsumsi Air Minum Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa rataan konsumsi air minum tertinggi pada perlakuan P-0 (tanpa penambahan ekstrak daun kelor) yaitu sebesar 328,71 ml/ekor, dibanding perlakuan dengan penambaban ekstrak daun kelor. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya bau yang diakibatkan oleh pensmbahan ekstrak daun kelor, sehingga menycbabkan palatabilitas air minum menurun. Hel ini sejalan dengan pernyataan Moreki dan Gabanakgosi (2014) bahwa dengan penambahan tepung daun kelor sebanyak 7,5% dalam —pakan ‘menurunkan jumlah konsumsi pakan. Berdasarkan analisis statistik, pemberian ekstrak daun kelor tidak memberikan pengaruh yang nyata (p>0,05) terhadap konsumsi air minum broiler. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun kelor sampai 9% tidak memberikan pengaruh terhadap konsumsi air minum broiler. Berat Badan Akhir Rataan berat badan akhir broiler (gram/ekor) tertinggidiperoleh dari perlakuan P-0 (1387,50g) kemudian diikuti berturut-turut P-2 (1382,50g), P-1(1375,00) dan P3(1310,00). Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan pemberian ekstrak kelor tidak memberikan pengaruh yang nyata (p>0,05) terhadap berat badan akhir broiler. Tidak adanya perbedaan pengaruh yang nyuta ini disebabkan kandungan makanan terutama energi dan protein dalam pakan yang diberikan samu, schingga menghasilkan bobot akhir yung, relatif sama, Hasil ini sama yang diperoleh oleh Sofjan (2008), tetapi berbeda dengan yang diperoleh Astuti, et al (2005) yang melaporkan bahwa pertambahan bobot LE hidup ayam pedaging akan menurun jika diberi tepung daun kelor di atas 5%, Konversi Ransum Ratan ——konversi. = ransum broiler terbaik 0,99 diperoleh dari perlakuan P-2 (penambahan 6% ekstrak daun kelor) kemudian diikuti berturut-turut P-L (penambahan 3% ekstrak daun kelor), P-0 ( kontrol) dan P-3 (penambahan 9% ckstrak daun kelor), masing-masing dengan rataan 1,03 ; 1,14 dan 1,22, Rataan konversi ransum yang dihasilkan dari semua perlakuan menunjukkan konversi yang ccukup baik. ‘Analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan pemberian ekstrak daun kelor dalam air minum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konversi ransum ayam broiler. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan pemberian ekstrak kelor sampai 9% tidak memberikan pengaruh terhadap konversi pakan. Tidak adanya perbedaan yang nyata ini disebabkan tingkat konsumsi pakan dan bobot akhir yang dicapai setiap perlakuan hampir sama. Sapsuha (2006) bahwa faktor yang mempengaruhi angka konversi ransum adalah kualitas ransum, strain ayam dan tatalaksana pemberian ransum.. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil__penelitian disimpulkanbahwa penambahan_ ekstrak daun kelor sampai konsentrasi 9% tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap performans ayam pedaging, Saran Perlu penelitian lanjutan dengan meningkatkan konsentrasi ekstrak kelor untuk mengetahti sejauhmana —ekstrak tersebut dapat memberikanpengaruh terhadap performans ayam pedaging ‘Jurnal Agriekstensin Vol. 16 No, | Juli 2017 | 201 Respons Broiler Terhadap Pemberian... DAFTAR PUSTAKA bas, T. E. 2013. The use of Moringa “ oleifera in poultry diets. Turk. J. Vet Anim, Sci., 37: 492-496, Astuti, D.A., D.R. Ekastuti, dan Firdaus 2005. Manfaat Daun Kelor (Moringa oleifera) sebagai Pakan Ayam Pedaging Prosiding Seminar Nasional, Pengembangan Usaha Petermakan Berdaya Saing di Laban Kering. Fakultas_—_Peternakan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Ayo, J. O. 1. Egbuniwe, M. U, Kewu, and V. O. Sinkalu, 2014. Ameliorative effect of betaine and ascorbic acid administration to broiler chickens during the hot-dry season in Zaria : a review. African J. Biotech. 13(23): 2295-2306. Banong, S, dan M. R. Hakim. 2011 Pengaruh umur dan lama pemmuasaan terhadap performa dan karakteristik karkas ayam pedaging. JITP, 1(2) : 98-106. Chivapat, S., P. Sincharonpokai, N. Saktiyasuthorn, A. Shuaprom, P. Thongsrirak, A. Sakpetch, and A. Rungsipipat. 2011. Acute and chronic toxicity 0 moringa oleifera Lam eaves extract. Thai. J. Vet, Med, 41(4): 417-424, Dibner, J.J, and J.D. Rhichards. 2005. Antibiotie growth promoters in agriculture‘history and mode of action. Poult. Sci. 84: 634-643. Donovan, P., 2007. Moringa oleifera: The miracle tree. www.naturalnews.com (Diakases 20 Juni 2014). Figen, K., H. Bora Unlu, and 0. Guven. 2011. Effect of oregano and garlic essential oil on performance, carcass, organ and blood characteristic and essential microflora of — broilers. Livesctock Sci., 137: 219.225, 202 | Jurnal Agricksiensia Vol. 16 No, | Juli 2017 a, | (Muhammad Taufik, Amir Saade, Mu. Yunus dan Andy) Hal 199-196 Gadzirayi, C.T. and J. F. Mupangwa. 2014, Feed intake and growth performanog of indigenous chicks fed diets with Moringaoleifera leaf meal as a protein supplement during early brooding stage. Int. J. Poult. Sei., 13 (3): 145-150 Gadzirayi, CT, B. Masamha, LF, Mupangwa, and S. Washaya. 2012. Performance of broiler chickens fed on mature Moringa oleifera leaf meal as a protein supplement to soyabean meal. Int. J. poult. Sci., 11(1):5-10. Gasperz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. Armico, Bandung. Kakengi, AMV. J.T. Kaijage, S.V. Sarwatt, S. K. Mutayoba, M. N. Shem, and T. Fujihara, 2007. Effect of Moringaaleifera leaf meal as a subtitute for sunflower seed meal on performance of laying hens in Tanzania. Int. J. Poult. Sci., 9: 363- 367. Lourens, A., H. van den Brand, M. J. W. Heetkamp, R. Meijerhof, and B. Kemp. 2006. Metabolic responses of chick embryos to short-term temperature fluctuation, Poult. Sci, 85: 1081-1086, Mirshamsollahi, A. 2013. Effect of different feed —_rectriction 00 Performance and ‘carcass characteristic of arian and Ross broiler chicks. Int. J. Agric. Res. Rev., 3(3): 495-501. Moreki, J.C, and K. Gabanakgosi. 2014. Potential use of Moringa oleifera in poultry diets. Global J. Anim. Sei. Res., 2(2): 109-115 Motasem, A. 2012. Effect of vitamin C and zinc on broilers performance of immunocompetence under heat stress- Asian J, Anim. Sci., 6:76-84. po Respons Broiler Terhadap Pemberian.... (Mubammad Taufik, Amir Saade, Muh. Yunus dan Andy) Hal 197-203 Novele, D. Moyo, B., S. Oyedemi, P. J. Masika, and V. Muchenje. 2012. Polyphenolic content and antioxidant properties of Moringa oleifera leaf meal extracts and enzymatic activity of liver from goats supplemented with Moringa oleifera/Sunflower cake. Meat Sci., 02: 29. Mujahid, A., Y. Yoshiki, Y. Akiba, M. Toyomizu. 2005. Superoxide radical production in chicken skeletal muscle induced acute heat stress. Poult. Sci., 84: 307-314. Nkukwana, T.T. V. Muchenje, P.J. Masika, L.C. Hoffman, K. Dzama, and A.M. Descalzo. 2013, Fatty acid composition and oxidative stability of breast. meat from broiler chicken supplemented with Moringa oleifera Teaf meal over a period of refrigeration. Food Chemistry, 142: 255-261. Noble, D., and R. G. Teeter. 2009, An examination of anatomic, physiologic, and metabolic factors associated with well-being of broilers differing in field gait score. Poult Sci., 88: 2-9. W. Ng’ambi, D. Norris, and C.A. Mbajiorgu. 2009. Effect of different feed restriction regimos during the starter stage on productivity and carcass characteristics of male and female Ross 308 broiler chicken. Int. J. Poult. Sci, 8: 35-39. Portugaliza, H.P. and T.J. Fernandez, 2011. Growth performance of Cobb broilers given varying concentration of Malunggay (Moringa oleifera Lam.) aqueous leaf extract. Online J. Anim. Feed Res., 26): 465- 469.[http://www.science- line.com/index] Sapsuba, Y. 2006. Pengaruh — tingkat penggunaan feces puyuh dengan teknologi efective microorganism dalam ransum broiler _terhadap pertambahan berat badan, konsumsi dan konversi ransum. Jumal IImu Pertanian, Cannarium Vol. 4 No. I. Universitas Khairun. Ternate Sjofan, O. 2008. Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) dalam Pakan terhahap Penampilan Produksi Ayam Pedaging. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Petemakan dan Veteriner. Zahraei, M. 2012, Feed restriction in broiler chicken: a review. Global Veterinaria. 8(5): 449 — 458,

You might also like