Irianti Kumiasari dan
Ngadima
Muhammad Taufik,
Amir Saade, Muh.
Yunus dan And
Ma’ruf, IGN Mudita
dan Ainu Rahmi
‘Sudirman
Cheppy Wati, Carolina
Diana Mual
Nikeo Rani
Wandansari, Iswandi
‘Anas, dan Gunawan
Djajakirana
Ugik Romadi dan
Hamyana
Rika Despita dan
Budianto
Yastutik, Herla
Rusmarilin, dan
Jamaran Kaban
Muhammad Saikhu
dan Tatang Suryadi
Agriekstensia
Jurnal Penelitian Terapan Bidang Sosial, Ekonomi dan Pertanian
Vol. 16 No. 1, Juli 2017 Him. 189 - 268
189-196.
197-203
204-211
212-225
226-230
231-237
238-242
243-254
255-263
264-268
Daftar Isi
Rhizofiltrasi. Kromium Dalam Limbah Cair Industri
Penyamakan Kulit Oleh Tanaman Air Lokal
Respons Broiler Terhadap Pemberian Ekstrak Daun Kelor
(Moringa oleifera) Dalam Air Minum
‘Analisis Perbandingan Produksi dan Pendapatan Petani Padi
Sawah Sistem Tanam Jajar Legowo dan Sistem Tanam Tegel
Respons Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuban dan
Produksi Tanaman Jagung Hibrida (Zea mays L.)
Uji Bfektivitas Beberapa Wama Perangkap Terhadap Populasi
Lalat Buah Bactrocera SP. (Diptera : Tephritidae) Pada
Tanaman Cabai Merah
Pengaruh Beberapa Sterilisasi Fisik Terhadap Sifat Tanah
Pengaruh Peran Penyuluh Tethadap Tingkat Motivasi Anggota
Kelompok Tani
Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah Akibat Perlakuan Pupuk
Organik dan Pupuk Hayati
Karakteristik Ekstrak Kasar Potisakarida Larat Air Dari Umbi
Talas Kimpul (Xanthosoma sagittijoliun)
Analisis Pendapatan dan Kelayekun Usahatani Tebu Bongkar
Rutoon Pada Lahan Kering di Kabupaten Malang Masa Panen
2016RESPONS BROILER TERHADAP PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KELOR
(Moringa oleifera) DALAM AIR MINUM
RESPONSE OF BROILERS TO THE GRANTING MORINGA (Moringa oleifera L)
LEAF EXTRACT IN DRINKING WATER
Muhammad Taufik, Amir Sande, Muh. Yunus dan Andy
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa
Email : taufikpat70@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor
(Moringa oleifera L) terhadap performans broiler. Penelitian dilaksanakan Juni sampai
Oktober 2015, di Unit Agribisnis Temak Unggas, STPP Gowa. Penelitian disusun
berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan ayam ras pedaging strain
Lohmann MB 202 grade Platinum, berat awal --40 g, unsexed, sebanyak 200 ekor diperliliara
selama 35 hari, dengan perlakuan: air minum tanpa ekstrak daun kelor (PO), air minum + 3%
ekstrak daun kelor (P1), air minum + 6% ekstrak daun kelor (P2), dan air minum + 9%
ekstrak daun kelor (P3). Berdasarkan basil penelitian diketahui bahwa penambahan ekstrak
daun kelor sampai konsentrasi 9% tidak memberikan pengaruh yang nyaia terhadap
performans ayam pedaging.
Kata Kunci: Ekstrak daun kelor (Moringa oleifera L), performans, broiler.
ABSTRACT
The research to determine the effect of Moringa (Moringa oleifera L) leaf extract on
broiler performance. The research was conducted from June to October 2015, in the Poultry
‘Agribusiness Unit, STPP Gowa. The research is based on completely randomized design
(RAL) using the broiler strain Lohmann MB 202 grade Platimum, initial weight + 40 g,
unsexed, as many as 200 individuals maintained for 35 days, with treatment: water without
extract of leaves of Moringa (PO), water + 3% extract of leaves of Moringa (P1), water + 6%
extract of leaves of Moringa (P2), and drinking water + 9% extract of leaves of Moringa
(P3). Based on the survey results revealed that the addition of Moringa leaf extract t0 a
concentration of 9% does not give a real impact on the performances of broilers.
Keywords: Extract of leaves of Moringa (Moringa oleifera), performance, broiler.
(Gudden death syndrome) dan penyakit
pemafasan (Lourens ef al., 2006; Novele et
ai,, 2009), serta masalah pada kaki terutama
PENDAHULUAN
Perkembangan genetik, dan industri
pakan ternak dewasa ini telah membawa
perkembangan yang siginifikan dalam
industri perungyasan dengan meningkatkan
pencapaian bobot akhir hingga 2 kg hanya
dalam waktu kurang dari 30 hari (Zahra,
2012), Namun demikian, pencapaian ini
masih — diikuti dengan peningkatan
munculnyu masalah terkait dengan kondisi
fisiologis ayam seperti kematian mendadak
pada kondisi pemeliharaun di daerah tropis
(Daghir, 2008; Noble and Teeter, 2009).
Berbagai upaya telah dilakukan
untuk mengurangi dampak dari tingkungan
terhadap produktivitas ayam —pedaging
diuntarinya dengan melakukan perubahan
pada sistem —perkandangan dengan
menggunakan kandang tertutup —lengan
sistem pengaturan ventilasi secara otomatis
Jurnal Agriekstensia Vol, 16 No. | Juli 2017 | 197Respons Broiler Terhadap Pemberian...
hir, 2008), pembatasan _ pakan
eek feeding) (Banong dan Hakim,
2011; Mirshamsollahi, 2013), pemberian
multi-vitamin Mujahid ef al, 2005;
Motasem, 2012; Ayo ef al, 2014),
mberian antibiotik guna _mengurangi
tmeaman patogen (Dibner and Rhichards,
2005), atau penggunaan berbagai jenis
tanaman herba untuk meningkatkan daya
tahan tubuh (Fingen ef a/., 2011; Abbas,
2013).
Tanaman_ kelor merupakan salah
satu jenis tanaman yang telah lama dikenal
masyarakat Indonesia sebagai tanaman
sayuran dan sebagai bahan obst tradisional
Selain itu, tanaman kelor dikenal sebagai
sumber nutrisi penting seperti protein,
kalsium, vitamin C, vitamin E, serta dikenal
pula sebagai antioksidan alami oleh karena
kandungan —karoteinoid, —_selenium,
flavonoid, zinc (Moyo et al., 2012).
Sebagai pakan teak, daun kelor
merupakan sumber bahan pakan yang
murah dengan ketersediaan yang melimpah
sepanjang tabun oleh karena kemampuan
tumbuh yang baik didaerah tropis (Astuti,
et.al, 2005). Pada manusia, beberapa
bagian tanaman seperti daun, batang,
bunga, buah, dan akar memiliki nilai
manfaat yang tinggi dalam mencegah dan
mengobati beberapa jenis penyakit seperti
penyakit kulit, mengurangi pengaruh
diabetes, mengurangi depresi, memperbaiki
sistem imun, serta memperbaiki saluran
cema (Donovan, 2007). Manfaat bagi
Kesehatan dan produktivitas temak juga
telah dilaporkan antara Jain pada kambing
(Moyo ef ai., 2012), ayam petelur (Kakengi
et al., 2007), ayam buras (Gadzirayi and
Mupangwa, 2014), serta ayam pedaging
(Astuti, dkk., 2005; Gadzirayi et al., 201
Qwele ef al., 2013; Ologhobo etal, 2014)
Penggunaan tepung daun kelor
sebagai sumber protein, dilaporkan hanya
dapat_mengganti bungkil kedelai dengan
rasio 25:75 (Gadzirayi ef al., 2012) dalam
formulasi pakan, {anpa _— mengganggu
performa ayam pedaging. Nkukwana ef al.
2013) melaporkan bahwa —pemberinn
tepung daun kelor hingga 5% dalam pakan
dapat memperbaiki profil asam lemak dan
198 | Jumal Agriekstensid Vol. 16 No, | Juli 2017
Ss
(Muhammed Taufik, Amir Saade, Muh, Yunus dan Andy) Hat 189.196
menurunkan oksidasilemak
broiler selama penyimpanan
Kandungan nutri terutama protgin
yang tinggi pada daun kelor menyebabian
Penggunaan tepung daun kelor lebih banyay
ipertimbangkan sebagai bahan pengeant
sumber —potein lain, dibanding
penggunaannya sebagai pakan tambahan
(eed supplement) dalam level rendah.
Selain itu, terdapat laporanbahys
konsumsi tepung daun kelor tidak optimal
apabila dicampurkan dalam —_pakan
(Portugaliza, and Fernandez, 2011).0lch
Karena itu, agar kandungan bahan aktif
dalam daun kelor dapat dimanfaatkan
dengan baik, maka daun kelor dapat
diekstrak dan dicampurkan ke dalam air
minum. Pemberian ekstrak daun kelor
melalui air minum pada tikus percobaan
dalam waktu lama tidak memberikan
dampak negatif (Chivapat et a/., 2011)
Belum terdapat laporan/penelitian
mengenai penggunaan ekstrak daun kelor
dalam air minum ayam pedaging terutama
dalam hal pengaruhnya terhadap kondisi
hati, kimia darah, kondisi—saluran
Pencemaan, dan performa ayam pedaging,
sehingga perlu dilakukan suatu penelitian
yang mengkaji respon ayam pedaging
sehubungan dengan penambahan ekstrak
daun kelor dalam air minum. Penelitian
bertujuan untuk mengetahui_pengaruh
pemberian ckstrak dann kelor terhadap
performans broiler.
Pada daging
MATERI DAN METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan
Juni sampai dengan Oktober 2015,
bertempat di Unit Agribisnis Temak
Unggas, Sekolah Tinggi Penyuluhan
Pertanian, Gowa,
Matert Penelitian
Materi_ yang digunakan; ayam ras
pedaging strain Lohmann MB 202, pakan
starter komersil (butiran), konsentrat
pedaging komersil, jagung, dedak, daun
kelor (M. oleifera L), dan aquades.Respons Broiler Terhadap Pemberian... (Muhammad Taufik, Amir Saade, Muh, Yunus dan Andy) Hal 197-203,
Alot yang digunakan; timbangan,
tempat pakan dan air minum, dan wadah
penyimpanan ekstrak daun kelor,
Metode Penclitian
Rancangan Penelitian
Penelitian disusun _berdasarkan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
menggunakan ayam ras pedaging strain
Lohman MB 202 grade Platinum, berat
awal £40 g, berumur satu hari (Day Old
Chicks) berkelamin campur (unsexed)
sebanyak 200 ekor, dibagi secara acak
berdasarkan perlakuan sebagai berikut:
1. Air minum tanpa ekstrak daun kelor
0)
2. Air minum +3 % ekstrak daun kelor
il)
3. Airminum +6 % ckstrak daun kelor
2)
4. Airminum + 9% ckstrak daun kelor
(P3)
Setiap perlakuan diulang 5 kali
sehingga terdapat 20 unit percobaan
masing-masing terdiri atas 10 ekor ayam.
Perlakuan pemberian ekstrak daun kelor
dilakukan melalui air minum, dimulai pada
umur 14 hari hingga akhir periode
pemeliharaan (35 hari) dengan konsentrasi
sesuai perlakuan. Air minum diberikan
setiap hari secara ad libitum,
Daun kelor yang digunakan berasal
dari tanaman kelor lokal yang sehat. Daun
tanaman kelor segar dikumpulkan dan
dipisabkan dari wangkai—tanaman.
Pengeringan pada suhu ruang dilakukan
sclama tiga hari tanpa sinar matahari hingga
kadar air mencapai 20%. Hasil
pengeringan direndam dalam aquades
selama 24 jamdengan perbandingan 1:2
(w/v) (Portugaliza and Fernandez, 2011).
Hasil perendaman kemudian disaring dan
air hasil saringan disimpan dalam wadah
tertutup dan disimpan dalam suhu 4 °C
hingga digunakan. Pada saat akan
digunakan, ekstrak daun kelor dicampurkan
ke dalam 1000 ml air minum sesuai dengan
level perlakuan yaitu. masing-masing
sebanyak 30, 60, dan 90 ml. Pencampuran
dilakukan dua kali setiap hari (pagi dan sore
hari) berdasarkan jumlah air minum yang
akan diberikan, untuk menghindari adanya
perubahan kualitas air minum.
Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan dalam
sebuah kandang dengan dinding, terbuka
berukuran 6 x6 m. Ayam ras pedaging
ditempatkan dalam —petak —_kandang
berdinding bambu dan berlantai litter dari
serutan Kayu setebal 10 cm. Kandang
berukuran panjang 120 cm, Icbar 100 cm,
ddan tinggi 50 em.
Pemeliharaan dilakukan sclama 35
hari dengan menggunakan dua jenis pakan
yaitu pakan starter berupa pakan komersil
butiran (crumble) yang diberikan pada
umurl-I4 hari, dan’ pakan finisher
berbentuk tepung (mash) yang terdiri atas
campuran jagung kuning dan konsentrat
pedaging Komersil (67:33%), Kandungan
nutrisi pakan yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 3. Pakan diberikan dua kali
sehari secara ad libitum. Pengukuran
konsumsi pakan dan air minum dilakukan
setiap hari, penimbangan berat badan
dilakukan setiap akhit minggu.
Selama penelitian, pemberian multi-
vitamin tambahan hanya dilakukan pada
umur 1-7 hari, antibiotik komersil tidak
diberikan, dan vaksinasi hanya dilakukan,
pada umur 4 hari untuk penyakit ND
dengan menggunakan vaksin strain H-BL
melalui tetes mata.
Jurnal Agrickstensia Vol. 16 No. 1 Juli 2017 | 199Respons Broiler Techadap Pet
Tabel 1. Komposist nutrisi
_—_ har) —§___—__
perian.. (Mubammad Tak, Ami Sead, Mu. Yunus dan Andy) yy
pakan starter (umur 1 ~ 14 hari) dan finisher (amy, 15g
Jenis Pakan ae
Komposisi Nutrisi Starter* ___ Finishert+
—==> e 20-21.
Protein kasar (%) 2 2 7
Lemak kasar (%) on 3.4%
Serat kasar (%) aa 4
BETN(%) 50 =
Abu (%) a te
4 1,5 ys
Ca(%) ,
70) 05.07 05-07
Keterangan :*berdasarkan hasil analisis Laboratorium produsen
*** berdasarkan hasil perhitungan
Parameter yang diukur
Parameter yang diukur adalah
konsumsi_ pakan, konsumsi air minum,
pertambahan berat badan, berat badan
akhir, dan Konversi pakan yang diperolch
dengan membagi jumlah pakan yang
dikonsumsi (g/e) dengan pertambahan berat
‘aden sclama penelitian (g/e)
Analisis Data
Data yang dperoleh diolah dengan
menggunakan —sidik—ragam —_sesuj
Raneangan Acak Lengkap (RAL) (Gasperz,
1991).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Performans broiler yang
disuplementasikan ekstrak daun kelor pada
air minum disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Ratan Performans broiler yang disuplementasikan ekstrak daun kelor pada
air mioum
Performans Perlakuan
_ PO Pal "PD Pa
Konsumsi Ransum (w/ekor) 1582,38 1415,50 1374,42 1590,21
Konsumsi Air Minum
(avekor) 322871281638 284292 2919.65
Berat Badan (g) 1387,50 1375,00 138250131000
Konversi Pakan 1,14 1,03 0,99 12
Konsumsi Ransum
Konsumsi ransum adalah banyaknya
ransum yang dikonsumsi setiap ekor ayam
broiler dalam waktu tertentu, konsumsi
yansum merupaken jumlah ransum yang
i ikurangi dengan sisa ransum.
Bila ransum diberikan tidak terbatas atau ad
libitum, ayam akan makan sepuas.,
ne sepuas-puasnya
200 | Jumnal Agriekstensia Vol. 16 No. 1 Juli 2017
Berdasarkan Tabel 2 terlibat babw?
Fatazn—konsumsi_ransumiekor ut
perlakuan P-2 (1374,42 giekor) bi
Tendah dibanding perlakuan lainnya oa
(1215,50 giek), P-O (1,582,38 glek) dant
(1590 g/ek), —Hasil analisis. sts
menunjukkan bahwa penggunaao ar
daun Kelor dalam air minum
memberikaan pengauh ye)
(>0,05) terbadap konsumsi ransum-
aRespons Broiler Terhadap Pemberian... (Muhammad Taufik, Amir Saade, Muh. Yunus dan Andy) Hal 197-203
ini membuktikan bahwa pemberian ckstrak
daun kelor sampai 9% tidak berpengaruh
terhadap konsumsi ransum broiler. Hal ini
sejalan dengan penelitian Sjofjan (2008)
yang melaporkan bahwa —penambahan
tepung dam kelor hingga 10% tidak
berpengaruh nyata tethadap konsumsi
ransum broiler
Konsumsi Air Minum
Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa
rataan konsumsi air minum tertinggi pada
perlakuan P-0 (tanpa penambahan ekstrak
daun kelor) yaitu sebesar 328,71 ml/ekor,
dibanding perlakuan dengan penambaban
ekstrak daun kelor. Hal ini kemungkinan
disebabkan adanya bau yang diakibatkan
oleh pensmbahan ekstrak daun kelor,
sehingga menycbabkan palatabilitas air
minum menurun. Hel ini sejalan dengan
pernyataan Moreki dan Gabanakgosi (2014)
bahwa dengan penambahan tepung daun
kelor sebanyak 7,5% dalam —pakan
‘menurunkan jumlah konsumsi pakan.
Berdasarkan analisis statistik,
pemberian ekstrak daun kelor tidak
memberikan pengaruh yang nyata (p>0,05)
terhadap konsumsi air minum broiler. Hal
ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak
daun kelor sampai 9% tidak memberikan
pengaruh terhadap konsumsi air minum
broiler.
Berat Badan Akhir
Rataan berat badan akhir broiler
(gram/ekor) tertinggidiperoleh dari
perlakuan P-0 (1387,50g) kemudian diikuti
berturut-turut P-2 (1382,50g), P-1(1375,00)
dan P3(1310,00). Hasil analisis statistik
menunjukkan bahwa perlakuan pemberian
ekstrak kelor tidak memberikan pengaruh
yang nyata (p>0,05) terhadap berat badan
akhir broiler. Tidak adanya perbedaan
pengaruh yang nyuta ini disebabkan
kandungan makanan terutama energi dan
protein dalam pakan yang diberikan samu,
schingga menghasilkan bobot akhir yung,
relatif sama, Hasil ini sama yang diperoleh
oleh Sofjan (2008), tetapi berbeda dengan
yang diperoleh Astuti, et al (2005) yang
melaporkan bahwa pertambahan bobot
LE
hidup ayam pedaging akan menurun jika
diberi tepung daun kelor di atas 5%,
Konversi Ransum
Ratan ——konversi. = ransum
broiler terbaik 0,99 diperoleh dari perlakuan
P-2 (penambahan 6% ekstrak daun
kelor) kemudian diikuti berturut-turut P-L
(penambahan 3% ekstrak daun kelor), P-0 (
kontrol) dan P-3 (penambahan 9% ckstrak
daun kelor), masing-masing dengan rataan
1,03 ; 1,14 dan 1,22, Rataan konversi
ransum yang dihasilkan dari semua
perlakuan menunjukkan konversi yang
ccukup baik.
‘Analisis statistik menunjukkan
bahwa perlakuan pemberian ekstrak daun
kelor dalam air minum tidak berpengaruh
nyata (P>0,05) terhadap konversi ransum
ayam broiler. Hasil ini menunjukkan
bahwa dengan pemberian ekstrak kelor
sampai 9% tidak memberikan pengaruh
terhadap konversi pakan. Tidak adanya
perbedaan yang nyata ini disebabkan
tingkat konsumsi pakan dan bobot akhir
yang dicapai setiap perlakuan hampir sama.
Sapsuha (2006) bahwa faktor yang
mempengaruhi angka konversi ransum
adalah kualitas ransum, strain ayam dan
tatalaksana pemberian ransum..
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil__penelitian
disimpulkanbahwa penambahan_ ekstrak
daun kelor sampai konsentrasi 9% tidak
memberikan pengaruh yang nyata terhadap
performans ayam pedaging,
Saran
Perlu penelitian lanjutan dengan
meningkatkan konsentrasi ekstrak kelor
untuk mengetahti sejauhmana —ekstrak
tersebut dapat memberikanpengaruh
terhadap performans ayam pedaging
‘Jurnal Agriekstensin Vol. 16 No, | Juli 2017 | 201Respons Broiler Terhadap Pemberian...
DAFTAR PUSTAKA
bas, T. E. 2013. The use of Moringa
“ oleifera in poultry diets. Turk. J. Vet
Anim, Sci., 37: 492-496,
Astuti, D.A., D.R. Ekastuti, dan Firdaus
2005. Manfaat Daun Kelor (Moringa
oleifera) sebagai Pakan Ayam
Pedaging Prosiding Seminar
Nasional, Pengembangan Usaha
Petermakan Berdaya Saing di Laban
Kering. Fakultas_—_Peternakan
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta,
Ayo, J. O. 1. Egbuniwe, M. U, Kewu, and
V. O. Sinkalu, 2014. Ameliorative
effect of betaine and ascorbic acid
administration to broiler chickens
during the hot-dry season in Zaria : a
review. African J. Biotech. 13(23):
2295-2306.
Banong, S, dan M. R. Hakim. 2011
Pengaruh umur dan lama pemmuasaan
terhadap performa dan karakteristik
karkas ayam pedaging. JITP, 1(2) :
98-106.
Chivapat, S., P. Sincharonpokai, N.
Saktiyasuthorn, A. Shuaprom, P.
Thongsrirak, A. Sakpetch, and A.
Rungsipipat. 2011. Acute and chronic
toxicity 0 moringa oleifera Lam
eaves extract. Thai. J. Vet, Med,
41(4): 417-424,
Dibner, J.J, and J.D. Rhichards. 2005.
Antibiotie growth promoters in
agriculture‘history and mode of
action. Poult. Sci. 84: 634-643.
Donovan, P., 2007. Moringa oleifera: The
miracle tree. www.naturalnews.com
(Diakases 20 Juni 2014).
Figen, K., H. Bora Unlu, and 0. Guven.
2011. Effect of oregano and garlic
essential oil on performance, carcass,
organ and blood characteristic and
essential microflora of — broilers.
Livesctock Sci., 137: 219.225,
202 | Jurnal Agricksiensia Vol. 16 No, | Juli 2017
a, |
(Muhammad Taufik, Amir Saade, Mu. Yunus dan Andy) Hal 199-196
Gadzirayi, C.T. and J. F. Mupangwa. 2014,
Feed intake and growth performanog
of indigenous chicks fed diets with
Moringaoleifera leaf meal as a
protein supplement during early
brooding stage. Int. J. Poult. Sei., 13
(3): 145-150
Gadzirayi, CT, B. Masamha, LF,
Mupangwa, and S. Washaya. 2012.
Performance of broiler chickens fed
on mature Moringa oleifera leaf meal
as a protein supplement to soyabean
meal. Int. J. poult. Sci., 11(1):5-10.
Gasperz, V. 1991. Metode Perancangan
Percobaan. Armico, Bandung.
Kakengi, AMV. J.T. Kaijage, S.V.
Sarwatt, S. K. Mutayoba, M. N.
Shem, and T. Fujihara, 2007. Effect
of Moringaaleifera leaf meal as a
subtitute for sunflower seed meal on
performance of laying hens in
Tanzania. Int. J. Poult. Sci., 9: 363-
367.
Lourens, A., H. van den Brand, M. J. W.
Heetkamp, R. Meijerhof, and B.
Kemp. 2006. Metabolic responses of
chick embryos to short-term
temperature fluctuation, Poult. Sci,
85: 1081-1086,
Mirshamsollahi, A. 2013. Effect of
different feed —_rectriction 00
Performance and ‘carcass
characteristic of arian and Ross
broiler chicks. Int. J. Agric. Res.
Rev., 3(3): 495-501.
Moreki, J.C, and K. Gabanakgosi. 2014.
Potential use of Moringa oleifera in
poultry diets. Global J. Anim. Sei.
Res., 2(2): 109-115
Motasem, A. 2012. Effect of vitamin C and
zinc on broilers performance of
immunocompetence under heat stress-
Asian J, Anim. Sci., 6:76-84.po
Respons Broiler Terhadap Pemberian.... (Mubammad Taufik, Amir Saade, Muh. Yunus dan Andy) Hal 197-203
Novele, D.
Moyo, B., S. Oyedemi, P. J. Masika, and
V. Muchenje. 2012. Polyphenolic
content and antioxidant properties of
Moringa oleifera leaf meal extracts
and enzymatic activity of liver from
goats supplemented with Moringa
oleifera/Sunflower cake. Meat Sci.,
02: 29.
Mujahid, A., Y. Yoshiki, Y. Akiba, M.
Toyomizu. 2005. Superoxide radical
production in chicken skeletal muscle
induced acute heat stress. Poult. Sci.,
84: 307-314.
Nkukwana, T.T. V. Muchenje, P.J. Masika,
L.C. Hoffman, K. Dzama, and A.M.
Descalzo. 2013, Fatty acid
composition and oxidative stability of
breast. meat from broiler chicken
supplemented with Moringa oleifera
Teaf meal over a period of
refrigeration. Food Chemistry, 142:
255-261.
Noble, D., and R. G. Teeter. 2009, An
examination of anatomic,
physiologic, and metabolic factors
associated with well-being of broilers
differing in field gait score. Poult
Sci., 88: 2-9.
W. Ng’ambi, D. Norris, and
C.A. Mbajiorgu. 2009. Effect of
different feed restriction regimos
during the starter stage on
productivity and carcass
characteristics of male and female
Ross 308 broiler chicken. Int. J. Poult.
Sci, 8: 35-39.
Portugaliza, H.P. and T.J. Fernandez, 2011.
Growth performance of Cobb broilers
given varying concentration of
Malunggay (Moringa oleifera Lam.)
aqueous leaf extract. Online J. Anim.
Feed Res., 26): 465-
469.[http://www.science-
line.com/index]
Sapsuba, Y. 2006. Pengaruh — tingkat
penggunaan feces puyuh dengan
teknologi efective microorganism
dalam ransum broiler _terhadap
pertambahan berat badan, konsumsi
dan konversi ransum. Jumal IImu
Pertanian, Cannarium Vol. 4 No. I.
Universitas Khairun. Ternate
Sjofan, O. 2008. Efek Penggunaan Tepung
Daun Kelor (Moringa oleifera) dalam
Pakan terhahap Penampilan Produksi
Ayam Pedaging. Prosiding Seminar
Nasional Teknologi Petemakan dan
Veteriner.
Zahraei, M. 2012, Feed restriction in
broiler chicken: a review. Global
Veterinaria. 8(5): 449 — 458,