You are on page 1of 10

Acta Islamica Counsenesia: Counselling Research and Applications

Vol. 2, No. 1 (2022), pp. 51-60


ISSN. 2808-3768 (Online); ISSN. 2808-4446 (Print)
Journal Homepage: https://alisyraq.pabki.org/index.php/aiccra/

BERBAGAI PENDEKATAN HERMENEUTIKA DALAM STUDI


ISLAM: SEBUAH STUDI LITERATUR

VARIOUS APPROACHES TO HERMENEUTICS IN ISLAMIC


STUDIES: A STUDY OF LITERATURE

S Suwardi1*, Muhammad Syaifullah2


1
Magister Pendidikan Agama Islam, Program Pascasarjana,
Institut Agama Islam Ma’arif NU Metro Lampung, Indonesia
2
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah,
Institut Agama Islam Ma’arif NU Metro Lampung, Indonesia
*E-mail: nurulbaqibaqi@gmail.com

Abstract
Along with the development of the times and science, there is also a method of
interpretation derived from philosophy, namely hermeneutics. Hermeneutics as a new
method in the interpretation of the Qur'an is expected to be able to reveal things that
cannot be known through the old method of interpretation. This study aims to examine
the various hermeneutical approaches in Islamic studies. The method used in this
research is literature study. The results of this study conclude that hermeneutics can be
interpreted as an interpretation method that pays attention to the context of words (from
a text) and the cultural context of their thoughts. Hermeneutics is divided into three
varieties, namely the theory of hermeneutics which focuses its discussion on
methodology, philosophy of hermeneutics whose focus is on tracing the ontological
status of efforts to understand (understanding), and critical hermeneutics which
emphasizes its language concerning efforts to uncover the causes of distortions in
understanding. The hermeneutic method is considered to have a characteristic, namely
the development of the contextualization value of a text to be studied. Hermeneutics in
Islamic studies through the interpretation of the Qur’an finds a match between the
verses of the Qur’an and science, which also shows the miracles of the Qur’an and its
glory.

Keywords: Qur’an; Hermeneutics; Islamic Studies.

Abstrak
Seiring dengan berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan, maka dikenal
pula metode tafsir yang berasal dari ilmu filsafat yakni hermeneutika.
Hermeneutika sebagai metode baru dalam penafsiran Al-Quran diharapkan
mampu menyingkap hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui metode tafsir
lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji berbagi pendekatan
hermeneutika dalam studi Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian

51
Acta Islamica Counsenesia: Counselling Research and Applications
Vol. 2, No. 1 (2022), pp. 51-60

ini adalah studi literatur. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa
hermeneutik dapat diartikan sebagai suatu metode interpretasi yang
memperhatikan konteks kata-kata (dari suatu teks) dan konteks budaya
pemikirannya. Hermeneutika terbagi dalam tiga ragam yaitu teori
hermeneutika yang menitikberatkan bahasannya pada metodologi, filsafat
hermeneutika yang fokus bahasannya adalah menelusuri status ontologis dari
upaya pemahaman (memahami), dan hermeneutika kritis yang menekankan
bahasanya menyangkut upaya pembuka penyebab-penyebab distorsi dalam
pemahaman. Metode hermeneutika dianggap memiliki ciri khas yaitu
pengembangan nilai kontekstualisasi suatu teks yang akan diteliti.
Hermeneutika dalam studi Islam melalui tafsir Al-Quran menemukan
kesesuaian antara ayat-ayat Al-Quran dengan ilmu pengetahuan, yang juga
menunjukkan kemukjizatan Al-Qur’an dan kemuliaannya.

Kata Kunci: Al-Quran; Hermeneutika; Studi Islam.

Pendahuluan
Al-Quran merupakan pedoman hidup bagi umat Islam (Tabrani, 2014;
Mulyani et al., 2018). Al-Quran tidak hanya membahas hubungan manusia dengan
Allah saja, melainkan juga membahas hubungan manusia dengan sesamanya, serta
manusia dengan alam. Terdapat banyak metode dalam menafsirkan ayat-ayat Al-
Quran seperti dirayah dan riwayat (Zaini, 2015; Ainiyah, 2013). Melalui metode-
metode ini dapat disingkap hal-hal yang tersembunyi dalam Al-Quran, sehingga
tuntunan hidup manusia menjadi semakin jelas dan terarah, walaupun tak jarang
juga terdapat pihak yang menyalahgunakan metode tafsir Al-Quran demi
kepentingan pribadi maupun golongan tertentu, sehingga mengaburkan nilai-nilai
petuah hidup Al-Quran.
Seiring dengan berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan, maka dikenal
pula metode tafsir yang berasal dari ilmu filsafat yakni hermeneutika (Sidik &
Sulistyana, 2021). Hermeneutika sebagai metode baru dalam penafsiran Al-Quran
diharapkan mampu menyingkap hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui metode
tafsir lama (Busyra, 2021; Syafieh, 2017; Ahmadi, 2017). Selanjutnya,
hermeneutika juga diharapkan mampu menafsirkan teks-teks keislaman lain,
semisal hadits dan kitab turats sehingga mampu menyesuaikan khazanah keislaman
dalam setiap kondisi zaman (Zulaiha, 2017; Muchtar, 2016; Alwi, 2014).

52
Acta Islamica Counsenesia: Counselling Research and Applications
Vol. 2, No. 1 (2022), pp. 51-60

Namun, di lain pihak, keberadaan hermeneutika dalam metode penafsiran


juga dapat menimbulkan kontra, mengingat bahwa hermeneutika merupakan ilmu
yang tidak berasal dari peradaban Islam. Hermeneutika dianggap merupakan
penyusup dalam keilmuan Islam, dan berpotensi menghancurkan Islam dari dalam.
Hal ini menarik minat menulis untuk menulis berbagai pendekatan hermeneutika
dalam studi Islam.

Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan studi literatur. Penelitian kualitatif yaitu penelitian menyajikan
penemuan-penemuan dengan cara deskriptif, yang tidak dapat dicapai dengan cara-
cara kuantifikasi (Rahmah et al., 2021; Rahmat & Alawiyah, 2020; Widha et al.,
2021; Rahmat et al., 2021; Gustaman et al., 2021). Studi literatur adalah untaian
kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca,
mencatat, serta mengolah penelitian (Rahmah et al., 2021; Marufah et al., 2021;
Ardinata et al., 2022; Yuliarta & Rahmat, 2021). Data yang digunakan sebagai
referensi dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder melalui sumber data
non-insani yang berwujud dokumen yang terdiri dari buku dan jurnal ilmiah.

Hasil dan Pembahasan


Konsep Hermeneutika: Sebuah Uraian Ringkas
Hermeneutika berasal dari bahasa Yunani, dari kata kerja hermeneuein yang
berarti menafsirkan, dan kata benda hermeneia yang berarti penafsiran. Kata
hermeios mengacu pada seorang pendeta bijak dari Delphic. Ketiga kata ini
(hermeneuein, hermeneia dan hermeios) diasosiasikan pada Dewa Yunani, Hermes,
yang dianggap sebagai utusan para dewa bagi manusia. Hermes diassosiasikan
sebagai transmitor pesan dari dewa agar dapat ditangkap oleh intelegensia manusia
(Khoiroh, 2012). Pengasosiasian Hermeneutik dengan Hermes menurut Faiz (2005)
secara sekilas menunjukkan adanya tiga unsur yang pada akhirnya menjadi
variabel utama pada kegiatan manusia yaitu tanda, pesan atau teks yang menjadi
sumber atau bahan dalam penafsiran yang diasosiasikan dengan pesan yang

53
Acta Islamica Counsenesia: Counselling Research and Applications
Vol. 2, No. 1 (2022), pp. 51-60

dibawa oleh Hermes, perantara atau penafsir (Hermes), dan penyampaian pesan
itu oleh sang perantara agar bisa dipahami dan sampai kepada yang menerima.
Istilah hermenutika pertama kali ditemukan dalam karya Plato. Plato dengan
jelas menyatakan hermeneutika memiliki arti menunjukkan sesuatu (Saifuddin,
2020). Perkembangan pemikiran hermeneutika dalam teologi Kristen terjadi pada
abad pertengahan yang dibawa oleh Thomas Aquinas (1225-1274).
Kemunculannya yang didahului oleh transmisi karya-karya Aristoteles ke dalam
pemikiran Islam mengindikasikan kuatnya pengaruh pemikiran Aristoteles dan
Aristotelian Muslim khususnya al-Farabi (870-950 M), Ibn Sina (980-1037 M) dan
Ibn Rushd (1126-1198 M). Dalam karyanya Summa Theologia, Aristoteles
menunjukkan kecenderungan filsafat naturalistik. Pemahaman literal lebih banyak
merujuk kepada hermeneutika Aristoteles dalam Peri Hermenias-nya. Tujuannya
adalah untuk menyusun teologi Kristen agar memenuhi standar formulasi ilmiah
dan sekaligus merupakan penolakannya terhadap interpretasi alegoris (Zarkasyi,
2006). Kemudian pada perkembangannya, Hermeneutika digunakan di kalangan
sebagian cendekiawan Kristen Protestan sekitar tahun 1654 M. Mereka itu adalah
yang tidak puas, dengan penafsiran gereja terhadap teks Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru (Shihab, 2015; Priambodo et al., 2020; Muara et al., 2021).
Sementara itu, para ahli seperti Bleicher (dalam Shihab, 2015) kemudian membagi
Hermeneutika dalam tiga ragam sebagai berikut.
a. Teori hermeneutika yang menitikberatkan bahasannya pada metodologi.
b. Filsafat hermeneutika yang fokus bahasannya adalah menelusuri status
ontologis dari upaya pemahaman (memahami).
c. Hermeneutika kritis yang menekankan bahasanya menyangkut upaya pembuka
penyebab-penyebab distorsi dalam pemahaman.

Kajian dalam Hermeneutika: Sebuah Ulasan


Walaupun dalam perkembangannya, hermeneutik digunakan dalam berbagai
kajian keilmuan, namun secara singkat hermeneutik dapat diartikan sebagai suatu
metode interpretasi yang memperhatikan konteks kata-kata (dari suatu teks) dan
konteks budaya pemikirannya. Hermeneutik juga dapat diartikan sebagai salah satu

54
Acta Islamica Counsenesia: Counselling Research and Applications
Vol. 2, No. 1 (2022), pp. 51-60

metode interpretasi yang mempunyai tugas untuk memahami isi dan makna sebuah
kata, kalimat, teks, serta untuk menemukan instruksi-instruksi yang terdapat dalam
bentuk simbol-simbol (Taufiq & Ilham, 2021).
Dalam hermeneutik, pada umumnya disepakati bahwa luas cakupan
hermeneutik berkisar pada tiga hal, yaitu dunia teks (the world of the text), dunia
pengarang (the world of the author), dan dunia pembaca (the world of the reader), atau
biasa disebut triadik hermeneutic (Budiyanto, 2020; Adri et al., 2020; Muara et al.,
2021). Hermeneutik berbicara mengenai hampir semua hal yang berkaitan dengan
tiga hal tersebut mencakup teks, pembacaan, pemahaman, tujuan penulisan,
konteks, situasi historis, dan situasi atau kondisi paradigmatik pemaknaan pembaca
ataupun pengarang.

Hermeneutika dalam Tafsir Al-Qur’an: Sebuah Uraian Komprehensif


Ditinjau dari segi sejarah, hermeneutika muncul dari adanya keraguan atas
keotentikan Bibel sehingga timbul desakan rasionalisasi yang dipelopori oleh
filsafat Yunani waktu itu. Mereka meyakini bahwa Bibel bukan ditulis oleh Nabi
Isa yang dipercayai sebagai Yesus dan bukan pula ditulis oleh murid-murid beliau,
tetapi ditulis oleh orang-orang yang tidak pernah bertemu dengan Nabi Isa. Dalam
perjanjian baru, terdapat Injil Johanes, Injil Markus, Injil Mathius, Injil Lukas dan
sebagainya. Dengan demikian, bahwa Bibel merupakan hasil karya para penulisnya
dan Tuhan menurunkan wahyunya kepada para penulis wahyu dalam bentuk
inspirasi. Hal ini yang membedakan dengan Al-Quran yang tidak mengalami
permasalahan dari segi sejarah. Al-Quran sudah jelas riwayat dan sanadnya serta
telah dihafal oleh para sahabat di bawah bimbingan Rasulullah SAW. Al-Quran
memiliki jalur periwayatan yang amat banyak. Sedangkan Bibel, selain riwayatnya
tunggal (ahad) yang dibawa oleh seorang saja, baik Johanes, Markus, Lukas
maupun Mathius, periwayatan Bibel juga mursal, sanadnya terputus karena tidak
pernah bertemu dengan Nabi ‘Isa secara langsung. Karena terdapat perbedaan
antara Al-Quran dan Bibel sebagaimana disebut di atas, maka hermeneutika dalam
penafsiran Al-Qur’an juga harus disesuaikan dengan perbedaan ini. Al-Quran tidak
boleh dipahami sebagai teks buatan manusia, yang dimungkinkan mengalami

55
Acta Islamica Counsenesia: Counselling Research and Applications
Vol. 2, No. 1 (2022), pp. 51-60

perubahan sesuai dengan kondisi zaman dan tempat, melainkan Al-Quran harus
dipahami sebagai kalamullah yang sesuai dengan setiap kondisi zaman dan tempat
(Sulthoni, 2019; Fahimah, 2019; Syarifah et al., 2020).
Namun hal ini juga tidak membatasi Hermeneutika dalam posisi manusia
sebagai penafsir, sehingga penafsiran ayat-ayat Al-Quran tidak lagi digantungkan
kepada wahyu, hadits maupun atsar, sebagaimana berlaku dalam tafsir riwayat,
melainkan diserahkan kepada penafsir itu sendiri.Metode hermeneutika dianggap
memiliki ciri khas, yaitu pengembangan nilai kontekstualisasi suatu teks yang
akan diteliti. Lebih dari itu, hermeneutika berusaha menggali makna dengan
mempertimbangkan batas yang jelas dan melingkupi teks. Batas yang dimaksud
adalah teks, pengarang, dan pembaca atau mufassir (Ma’arif, 2020; Wathani,
2016).
Pendekatan hemeneutika bahasa sangat penting bagi kehidupan manusia.
Manusia dapat melakukan aktivitas seperti menulis, membaca dan berfikir tidak
lepas dari bahasa. Demikian juga dengan Al-Quran, bahasa teks menjadi salah satu
faktor penting dalam memahami Al-Qur’an maupun hadits. Sebab bahasa (teks)
merupakan satu-satunya yang digunakan untuk menyapa pembacanya. Al-Quran
sendiri menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi yang dipakainya.
Menyadari pentingnya teks ini, maka langkah pertama dalam menafsirkan Al-
Quran adalah memahami teksnya yang berbahasa Arab. Dengan memahami
bahasa Arab, seorang penafsir akan memiliki bekal awal untuk memahami makna,
hikmah maupun hukum Al-Qur’an secara tepat. Oleh karena itu, dari sudut teks ini
terdapat tiga aspek yang harus dipahami, yaitu: (1) dalam teks, ide dan teks tersebut
lepas dari pengarang, (2) di belakang teks, teks merupakan kristalisasi linguistik
dari realitas yang mengitarinya, dan (3) di depan teks, makna baru yang tercipta
setelah pembaca dengan batas yang dimilikinya untuk memahami teks tersebut
(Khoiri, 2022; Putri et al., 2021; Pratikno et al., 2020; Bastian et al., 2021).
Peranan hermeneutika dalam studi Islam melalui tafsir Al-Quran adalah
menemukan kesesuaian antara ayat-ayat Al-Quran dengan ilmu pengetahuan yang
juga menunjukkan kemukjizatan Al-Quran dan kemuliaannya. Diharapkan dengan
metode hermeneutika yang sesuai dengan kaidah tafsir Al-Quran dapat

56
Acta Islamica Counsenesia: Counselling Research and Applications
Vol. 2, No. 1 (2022), pp. 51-60

menambah pengetahuan penafsiran Al-Quran (Bary & Zakirman, 2020;


Hasbiyallah, 2018; Miski et al., 2021).

Simpulan
Dari pemaparan di atas dapat penulis simpulkan bahwa hermeneutik dapat
diartikan sebagai suatu metode interpretasi yang memperhatikan konteks kata-kata
(dari suatu teks) dan konteks budaya pemikirannya. Hermeneutika terbagi dalam
tiga ragam yaitu teori hermeneutika yang menitikberatkan bahasannya pada
metodologi, filsafat hermeneutika yang fokus bahasannya adalah menelusuri status
ontologis dari upaya pemahaman (memahami), dan hermeneutika kritis yang
menekankan bahasanya menyangkut upaya pembuka penyebab-penyebab
distorsi dalam pemahaman. Metode hermeneutika dianggap memiliki ciri khas
yaitu pengembangan nilai kontekstualisasi suatu teks yang akan diteliti.
Hermeneutika dalam studi Islam melalui tafsir Al-Qur’an menemukan kesesuaian
antara ayat-ayat Al-Quran dengan ilmu pengetahuan, yang juga menunjukkan
kemukjizatan Al-Qur’an dan kemuliaannya.

Daftar Pustaka
Adri, K., Rahmat, H. K., Ramadhani, R. M., Najib, A., & Priambodo, A. (2020).
Analisis Penanggulangan Bencana Alam dan Natech Guna Membangun
Ketangguhan Bencana dan Masyarakat Berkelanjutan di Jepang.
NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7(2), 361-374.
Ahmadi, A. (2017). HERMENEUTIKA AL-QUR'AN; Kajian atas Pemikiran
Fazlur Rahman dan Nasr Hamid Abu Zayd tentang Hermeneutika al-Qur'an.
El-Waroqoh: Jurnal Ushuluddin dan Filsafat, 1(1).
Ainiyah, N. (2013). Pembentukan karakter melalui pendidikan agama Islam. Al-
Ulum, 13(1), 25-38.
Alwi, R. (2014). PEMETAAN ARAH BARU STUDI TAFSIR ALQURAN DI
INDONESIA ERA REFORMASI. Madania: Jurnal Kajian Keislaman, 18(1),
1-12.
Ardinata, R. P., Rahmat, H. K., Andres, F. S., & Waryono, W. (2022).
Kepemimpinan transformasional sebagai solusi pengembangan konsep smart
city menuju era society 5.0: sebuah kajian literatur [Transformational
leadership as a solution for the development of the smart city concept in the

57
Acta Islamica Counsenesia: Counselling Research and Applications
Vol. 2, No. 1 (2022), pp. 51-60

society era: a literature review]. Al-Ihtiram: Multidisciplinary Journal of


Counseling and Social Research, 1(1).
Bary, S., & Zakirman, Z. (2020). Hermeneutika Friedrich DE Schleiermacher
sebagai Metode Tafsir Al-Qur’an (Kajian ayat ikhlas; jilbab; sayyarah; dan al-
huda). Quran and Hadith Studies, 9(1), 51.
Bastian, O. A., Rahmat, H. K., Basri, A. S. H., Rajab, D. D. A., & Nurjannah, N.
(2021). Urgensi Literasi Digital dalam Menangkal Radikalisme pada Generasi
Millenial di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 23(1),
126-133.
Budiyanto, T. (2020). Hermeneutika Hadist: Studi Pemikiran Muhammad Iqbal.
Khulasah: Islamic Studies Journal, 2(1).
Busyra, S. (2021). Diskursus Hermeneutika dan Kritik Terhadap Studi Qur’an
Kontemporer. JURNAL TRANSFORMATIF (ISLAMIC STUDIES), 5(1), 1-12.
Fahimah, S. (2019). Kritik Epistemologi Metode Hermeneutika. Al Furqan: Jurnal
Ilmu Al Quran dan Tafsir, 2(2), 109-124.
Faiz, F. (2011). Hermeneutika Al-Qur'an: Tema-Tema Kontroversial. Yogyakarta:
eLSAQ Press.
Gustaman, F. A. I., Rahmat, H. K., Banjarnahor, J., & Maarif, S. (2020). Peran
Kantor Pencarian dan Pertolongan Lampung dalam Masa Tanggap Darurat
Tsunami Selat Sunda Tahun 2018. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan
Sosial, 7(2), 462-469.
Hasbiyallah, M. (2018). Paradigma Tafsir Kontekstual: Upaya Membumikan Nilai-
Nilai Al-Qur’an. Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu al-Qur'an dan al-Hadits, 12(1), 21-
50.
Khoiri, A. (2022). REKONSEPTUALISASI IJTIHAD MUHAMMAD (TELAAH
HERMENEUTIS PEMIKIRAN MUHAMMAD SYAHRUR TENTANG
AS-SUNNAH). UNIVERSUM: Jurnal KeIslaman dan Kebudayaan, 16(1).
Khoiroh, M. (2012). Hermeneutika sebagai metoda interpretasi teks Al Quran.
Mutawatir: Jurnal Keilmuan Tafsir Hadith, 2(1), 46-60.
Ma'arif, M. S. (2020). Operasional Hermeneutika Sebagai Mitra Penafsiran
Alqur’an. Nuansa: Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan, 13(2), 246-259.
Marufah, N., Rahmat, H. K., & Widana, I. D. K. K. (2020). Degradasi Moral
sebagai Dampak Kejahatan Siber pada Generasi Millenial di Indonesia.
NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7(1), 191-201.
Miski, M., Priyandini, L. F., Sudawam, M. R., Wardah, M. A. R., & Alim, A. C.
(2021). Hermeneutika sebagai Metode Tafsir: Mengurai Konstruksi
Pengetahuan Generasi Z Kota Malang. Khazanah Theologia, 3(1), 55-66.
Muara, T., Prasetyo, T. B., & Rahmat, H. K. (2021). Psikologi Masyarakat
Indonesia di Tengah Pandemi: Sebuah Studi Analisis Kondisi Psikologis

58
Acta Islamica Counsenesia: Counselling Research and Applications
Vol. 2, No. 1 (2022), pp. 51-60

Menghadapi COVID-19 Perspektif Comfort Zone Theory. Ristekdik: Jurnal


Bimbingan dan Konseling, 6(1), 69-77.
Muara, T., Rahmat, H. K., & Prasetyo, T. B. (2021). Efektivitas Diplomasi dan
Komunikasi Strategis dalam Kampanye Melawan Terorisme di Indonesia.
Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 23(1), 161-170.
Muchtar, M. I. (2016). Analisis konsep hermeneutika dalam tafsir alquran.
HUNAFA: Jurnal Studia Islamika, 13(1), 67-89.
Mulyani, D., Pamungkas, I., & Inten, D. N. (2018). Al-Quran Literacy for Early
Childhood with Storytelling Techniques. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini, 2(2), 202-210.
Pratikno, H., Rahmat, H. K., & Sumantri, S. H. (2020). Implementasi Cultural
Resource Management dalam Mitigasi Bencana pada Cagar Budaya di
Indonesia. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7(2), 427-436.
Priambodo, A., Widyaningrum, N., & Rahmat, H. K. (2020). Strategi Komando
Resor Militer 043/Garuda Hitam dalam Penanggulangan Bencana Alam di
Provinsi Lampung. PERSPEKTIF, 9(2), 307-313.
Putri, H. R., Metiadini, A., Rahmat, H. K., & Ukhsan, A. (2020). Urgensi
pendidikan bela negara guna membangun sikap nasionalisme pada generasi
millenial di Indonesia. Al-Muaddib: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Keislaman, 5(2),
257-271.
Rahmah, V. M., Arifah, I. M., & Widyastuti, C. (2021). PENANGANAN
KONDISI TRAUMATIK ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL
MENGGUNAKAN ART THERAPY: SEBUAH KAJIAN LITERATUR
[HANDLING OF TRAUMATIC CONDITIONS OF CHILD VICTIMS OF
SEXUAL VIOLENCE USING ART THERAPY: A LITERATURE
REVIEW]. Acta Islamica Counsenesia: Counselling Research and Applications, 1(1).
Rahmat, H. K., & Alawiyah, D. (2020). Konseling Traumatik: Sebuah Strategi
Guna Mereduksi Dampak Psikologis Korban Bencana Alam. Jurnal Mimbar:
Media Intelektual Muslim dan Bimbingan Rohani, 6(1), 34-44.
Rahmat, H. K., Muzaki, A., & Pernanda, S. (2021, March). Bibliotherapy as An
Alternative to Reduce Student Anxiety During Covid-19 Pandemic: a
Narrative Review. In Proceeding International Conference on Science and
Engineering (Vol. 4, pp. 379-382).
Saifuddin, S. (2020). Peningkatan Kapabilitas Problem Solving dengan Strategi
Blended Learning: Membelajarkan Siswa di Era Disruptif. AL-WIJDÁN:
Journal of Islamic Education Studies, 5(2), 123-137.
Shihab, M. Q. (2015). Kaidah Tafsir: Syarta, Ketentuan dan Aturan yang Patut
Anda Ketahui dalam Memahami Ayat-Ayat Al-Qur’an. Tangerang: Lentera Hati.

59
Acta Islamica Counsenesia: Counselling Research and Applications
Vol. 2, No. 1 (2022), pp. 51-60

Sidik, H., & Sulistyana, I. P. (2021). Hermeneutika Sebuah Metode Interpretasi


Dalam Kajian Filsafat Sejarah. Agastya: Jurnal Sejarah Dan Pembelajarannya,
11(1), 19-34.
Sulthoni, A. (2019). Hermeneutika Al-Quran Prespektif Ad-Dakhil Fi at-Tafsir. Al
Karima: Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir, 3(2), 1-21.
Syafieh, S. (2017). Perkembangan Tafsir Falsafi Dalam Ranah Pemikiran Islam.
Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alqur'an dan Tafsir, 2(2), 140-158.
Syarifah, H., Poli, D. T., Ali, M., Rahmat, H. K., & Widana, I. D. K. K. (2020).
Kapabilitas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Balikpapan dalam
Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan. NUSANTARA:
Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7(2), 398-407.
Tabrani, Z. A. (2014). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Quran dengan
Pendekatan Tafsir Maudhui. Serambi Tarbawi, 2(1).
Taufiq, M., & Ilham, M. (2021). Pemikiran Hermeneutika Khaled M. Abou El
Fadl: Dari Fikih Otoriter Ke Fikih Otoritatif. TAQNIN: Jurnal Syariah dan
Hukum, 3(1).
Wathani, S. (2016). Paradigma Sintesis Tafsir Teks Al-Qur’an Menimbang
Hermeneutika Pemaknaan Teks Jorge JE Gracia Sebagai Teori Penafsiran
Tekstual al-Qur’an. Quran and Hadith Studies, 5(1), 29.
Widha, L., Rahmat, H. K., & Basri, A. S. H. (2021, March). A review of
mindfulness therapy to improve psychological well-being during the COVID-
19 pandemic. In Proceeding International Conference on Science and Engineering
(Vol. 4, pp. 383-386).
Yuliarta, I. W., & Rahmat, H. K. (2021). Peningkatan Kesejahteraan Melalui
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Berbasis Teknologi Sebagai Upaya
Memperkuat Keamanan Maritim di Indonesia. Jurnal Dinamika Sosial Budaya,
23(1), 180-189.
Zaini, M. A. (2015). Konsepsi Al-Quran Dan Al-Hadits Tentang Operasional Bank
Syariah. Iqtishoduna: Jurnal Ekonomi Islam, 3(1), 29-50.
Zarkasyi, H. F. (2006). Hermeneutika Sebagai Produk Pandangan Hidup. Workshop
Pemikiran Islam Kontemporer IKPM Cabang Kairo.
Zulaiha, E. (2017). Tafsir Kontemporer: Metodologi, Paradigma dan Standar
Validitasnya. Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama Dan Sosial Budaya, 2(1), 81-94.

60

You might also like