You are on page 1of 7

Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies

https://doi.org/10.32506/xxxx.vxix.xxx
Vol. xx No. x, 20xx, xx-xx

Asal-Usul, Pertumbuhan dan Perkembangan Hermeneutika


Muhamad Fajar1, Luthfi Puadi, Munawwar Kholil, Syifa Husna Saniyyah

Abstract
Hermeneutics is a branch of philosophy that studies the interpretation of meaning. The name
hermeneutics is taken from the Greek hermeneuein which means, interpreting, giving understanding,
or translating. As a scientific term, Hermeneutics was first introduced in the book Peri Hermeneias by
Aristotle. In the process of interpreting the meaning used rationality and logic.
The need for interpretation of meaning exists primarily in religious institutions. Therefore the
concept of hermeneutics carried over to the traditions of several religions when entering the Middle
Ages. Hermeneutics is defined as the act of understanding the message conveyed by God in His holy
book rationally. This happens both among Christians in interpreting the Bible and Islam in interpreting
the Qur'an. In the Islamic scientific tradition, the work of hermeneutics emerged as a discipline of
interpretation and takwil.
Until the early renaissance, hemeneutics could be said to be synonymous with philology, which
based the interpretation of texts solely on linguistic rules. At that time there was not much thought to
juxtapose the text with the context. It can be said that hermeneutics is confined by grammatical
literalism.
Hermeneutics then left the discipline of philology when Schleiermacher stated that the process of
interpretation is much more general than just looking for meaning from a text. The idea was developed
by Wilhelm Dilthey at the end of the 19th century AD who made hermeneutics a social science
methodology. At this time, text interpretation extends to the context of how and when it was written,
as well as the sociological background when the text was written.
Hermeneutics at the end of the 20th century underwent a renewal through Paul Ricoeur with
hermeneutics of symbols, Habermars with Critical hemeneutics, and Derrida with his radical
hermeneutics. Ricoeur said that the object of hermeneutics can be in the form of standard texts as
usual, can be symbols, or myths. The goal is to understand the real reality behind the existence of these
texts, symbols, and myths.
Keywords
Hermeneutics, text, interpretation, meaning, history, philosophy
Abstrak
Hermeneutika adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang interpretasi makna. Hermeneutika
diperkenalkan pertama kali dalam buku Peri Hermeneias karya Aristoteles. Dalam proses interpretasi
makna itu digunakan rasionalitas dan logika.
Abad pertengahan hermeneutika diartikan sebagai tindakan memahami pesan yang disampaikan
Tuhan dalam kitab suci-Nya secara rasional. Hingga masa awal renaisans, hemeneutika bisa dikatakan
semakna dengan filologi, yang mendasarkan penafsiran teks semata kepada kaidah-kaidah
kebahasaan.Hermeneutika kemudian keluar dari disiplin filologi ketika Schleiermacher menyatakan
bahwa proses interpretasi jauh lebih umum dari sekadar mencari makna dari sebuah teks. Pemikiran
itu dikembangkan oleh Wilhelm Dilthey di ujung abad 19 M yang menjadikan hermeneutika sebagai
metodologi ilmu sosial.
Hermeneutika di akhir abad 20 M mengalami pembaharuan melaui Paul Ricoeur dengan
hermeneutika simbol, Habermars dengan hemeneutika Kritis, dan Derrida dengan Hermeneutika
radikalnya. Ricoeur mengatakan bahwa objek dari hermeneutika bisa berupa teks baku sebagaimana
umumnya, bisa berupa simbol, maupun mitos. Tujuannya yaitu memahami realitas yang sesungguhnya
di balik keberadaan teks, simbol, maupun mitos tersebut.
Kata-kata Kunci
Hermeneutika, teks, interpretasi, makna, sejarah, filsafat
1
Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam PERSIS Bandung, Indonesia
*Penulis Korespondensi: muhfaj06@gmail.com

1
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/10.32506/xxxx.vxix.xxx
Vol. xx No. x, 20xx, xx-xx

Daftar Isi 3. Metode Penelitian


1 Pendahuluan Metode penelitian yang digunakan dalam
2 Tinjauan Pustaka 2penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu
2.1 Kajian Teori ………………………………………………….2 penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu
3 Metode………………………………………..2 gejala, 2 peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat
4. Hasil Pembahasan .............................. 2 sekarang (Sujana dan Ibrahim:1989).
4.1.1 Definisi Hermeneutika……………………………………………..2 Jenis penelitian yang digunakan dalam
4.1.1 Asal-Usul Hermeneutika…………………………………………..2
4.1.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Hermeneutika……….3 penelitian ini adalah penelitian kepustakaan
(library research). Suatu penelitian yang dilakukan
4 Kesimpulan………………………………….6 4
dengan cara mengumpulkan sumber data
5 Daftar Pustaka……………………………..7 kemudian mengutip dari berbagai teori dan
pendapat yang mempunyai hubungan dengan
1. Pendahuluan permasalahan yang di teliti.

Kehadiran hermeneutik dalam deretan


4. Hasil Pembahasan
ilmu-ilmu sosial, sebenarnya masih relatif baru.
Dilihat dari keberadaannya, hermeneutika baru 4.1 Hasil
dalam pertengahan abad ke-XIX dipakai sebagai
4.1.1 Definisi Heurmeneutika
dasar metodologi ilmu-ilmu sosial, dan mula-mula
dalam ilmu sejarah. Tokoh yang perlu disebut Hermeneutika adalah salah satu jenis filsafat
dalam konteks ini adalah Wilhelm Dilthey (1833- yang mempelajari tentang interpretasi makna.
1911). Akar hermeneutika sebenarnya berada di Nama hermeneutika diambil dari kata kerja dalam
luar lingkungan ilmu pengetahuan modern dan
dapat ditelusuri jauh ke belakang dalam waktu bahasa Yunani hermeneuein yang berarti:
sampai masa permulaan peradaban Yunani yang menafsirkan, memberi pemahaman, atau
mulai bekembang kurang lebih pada abad ke-IX menerjemahkan. Jika dirunut lebih lanjut, kata
sebelum Masehi. Ini berarti, hermeneutika pada
kerja tersebut diambil dari nama Hermes, dewa
hakikatnya bukan aliran filsafat ilmu pengetahuan
yang timbul dan berkembang dalam jalur dunia Pengetahuan dalam mitologi Yunani yang bertugas
ilmu pengetahuan, seperti halnya dengan aliran sebagai pemberi pemahaman kepada manusia
filsafat ilmu pengetahuan tetapi merupakan satu terkait pesan yang disampaikan oleh para dewa-
unsur yang mempunyai sifat lebih umum dan
berkembang dalam proses yang berlangsung dewa di Olympus. Fungsi Hermes adalah penting
sudah lama sekali dan terus-menerus berubah. sebab bila terjadi kesalahpahaman tentang pesan
Proses perkembangan hermeneutika dewa-dewa, akibatnya akan fatal bagi seluruh
dapat dibagi ke dalam empat tahap. Dalam masing umat manusia. Hermes harus mampu
masing tahap itu konsep hermeneutika dipakai menginterpretasikan atau menyadur sebuah pesan
dengan pengertian tersendiri. (1) hermeneutika
berperan sebagai unsur dalam konteks ke dalam bahasa yang dipergunakan oleh
kepercayaan dan ritus agama. (2) hermeneutika pendengarnya. Sejak saat itu Hermes menjadi
dipakai sebagai metode atau teknik analisis simbol seorang duta yang dibebani dengan sebuah
dokumen. (3) hermeneutika diangkat menjadi ilmu
misi tertentu. Berhasil-tidaknya misi itu
pengetahuan kemanusiaan. (4) hermeneutika
berubah menjadi spesifik dalam ilmu filsafat. sepenuhnya tergantung pada cara bagaimana
pesan itu disampaikan. Oleh karena itu,
2. Tinjauan Pustaka hermeneutik pada akhirnya diartikan sebagai
‘proses mengubah sesuatu atau situasi
2.1 Kajian Teori Palmer
Menurut Palmer, hermeneutika adalah sebuah ketidaktahuan menjadi mengerti.
teori yang mengatur tentang metode penafsiran, 4.1.2 Asal-Usul Heurmeneutika
yaitu interpretasi terhadap teks dan tandatanda Sebagai istilah ilmiah, Hermeneutika
lain yang dapat dianggap sebagai teks diperkenalkan pertama kali sejak munculnya buku
(Palmer,1969). Perluasan makna teks ini berimbas “dasar-dasar logika”, Peri Hermeneias karya
kepada interpretasi wacana-wacana lain selain Aristoteles. Sejak saat itu pula konsep logika dan
teks yang tertulis itu sendiri. penggunaan rasionalitas diperkenalkan sebagai
dasar tindakan hermeneutis.

2
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/10.32506/xxxx.vxix.xxx
Vol. xx No. x, 20xx, xx-xx

Konsep ini terbawa pada tradisi beberapa pembaharuan pembahasan ketika Paul Ricoeur
agama ketika memasuki abad pertengahan memperkenalkan teorinya. Ia kembali
(medieval age). Hermeneutika diartikan sebagai mendefinisikan Hermeneutika sebagai cara
tindakan memahami pesan yang disampaikan menginterpretasi teks, hanya saja, cara cakupan
Tuhan dalam kitab suci-Nya secara rasional. teks lebih luas dari yang dimaksudkan oleh para
Dalam tradisi Kristen, sejak abad 3 M, Gereja cendikiawan abad pertengahan maupun modern
yang kental dengan tradisi paripatetik dan sedikit lebih sempit jika dibandingkan dengan
menggunakan konsep tawaran Aristoteles ini yang dimaksudkan oleh Heidegger. Teks yang
untuk menginterpretasikan Alkitab. Sedangkan dikaji dalam hermeneutik Ricoeur bisa berupa teks
dalam tradisi filsafat Islam, ulama kalam baku sebagaimana umumnya, bisa berupa simbol,
menggunakan istilah Takwil sebagai ganti dari maupun mitos. Tujuannya sangat sederhana, yaitu
hermeneutika, untuk menjelaskan ayat-ayat memahami realitas yang sesungguhnya di balik
Mutasyabbihat. keberadaan teks tersebut.
Ketika Eropa memasuki masa pencerahan 4.1.3 Pertumbuhan dan Perkembangan
(rennaisance), dari akhir abad 18 M sampai awal Heurmeneutika
19 M, kajian-kajian hermeneutika yang dilakukan A. Gadamer dan Hermeneutik Filosofis
pada abad pertengahan dinilai tidak berbeda sama Filsuf ini lahir di Malburg pada tanggal 11
sekali dengan upaya para ahli Filologi Klasik. Februari 1900 dari sebuah keluarga kelas
Empat tingkatan interpretasi yang berkembang menengah Jerman yang memiliki karier akademis
pada abad pertengahan, yaitu, literal eksegesis, yang tinggi. Ayahnya seorang professor dan
allegoris eksegesis, tropologikal eksegegis, dan peneliti di bidang ilmu kimia.
eskatologis eksegesis, direduksi menjadi Literal
dan gramatikal eksegesis. Pemahaman ini diawali Hermeneutik modern memuncak di dalam
oleh seorang ahli Filologi bernama Ernesti pada karya monumental yang ber pengaruh dan banyak
tahun 1761, dan terus dikembangkan oleh di diskusikan di dalam disiplin konteporer, seperti
Friedrich August Wolf dan Friedrich Ast. sastra, filsafat, ilmu-ilmu sosial teologi. Karya yang
Hermeneutika kemudian keluar dari disiplin berjudul Wabrbeit und Metbode (kebenaran dan
filologi bahkan melampaui maksud dari empat Metode, 1960) itu ditulis oleh Hans-Geeorg
tingkatan interpretasi abad pertengahan ketika Gadermer (1900-2002) salah seorang mahasiswa
Schleiermacher menyatakan bahwa proses Heidegger yang di Semester Musim Panas tahun
interpretasi jauh lebih umum dari sekadar mencari 1923 ikut mendengarkan kuliah Heiddeger tentang
makna dari sebuah teks. Ia kemudian menjadikan Hermeneutik faktisitas. Tentang pemikiran
hermeneutika sebuah disiplin filsafat yang baru. Gadamer dalam buku itu Robert J. Dostal
Hal tersebut disetujui dan dikembangkan oleh berkomentar bahwa gademer “menyumbang
Wilhelm Dilthey di ujung abad 19 M. Ia untuk peralihan hermeneutis di dalam filsafat dan
memadukan konsep sejarah dan filsafat serta ilmu-ilmu kemanusiaan yang bergerak melampaui
menjauhi dogma metafisika untuk melahirkan pengaruh langsung karyanya”. Di antara para
pemahaman yang baru terhadap Hermeneutika. pengikut dan kritikusnya terdapat nama-nama
besar, seperti: Emilio Betti, Leo Strauss, Jurgen
Ia kemudian memahami bahwa proses Habermas, Jacques Derrida, dan Richard Rorty.
hermeneutika adalah sesuatu yang menyejarah,
sehingga harus terus-menerus berproses di setiap 1) Meninggalkan Romantisme dan
generasi. Walaupun melahirkan pemahaman yang Historisme
tumpang-tindih, hubungan keilmuan yang dinamis Meninggalkan pengandaian-pengandaian
akan sangat berperan untuk menyatukan kembali
hermeneutik reproduktif Schleiermacher dan
pemahaman dalam sudut pandang yang bersifat
Dilthey Gadamer berpendapat bahwa pembaca
obyektif. tidak dapat kembali ke masa silam untuk
Abad 20 M, ditandai sebagai era post-modern menemukan kembali makna asli yang dimaksud
dalam sejarah filsafat barat, fenomenologi lahir oleh penulis teks. Kesadaran kita tidak berada
sebagai paham baru yang merambah dunia “diluar” sejarah, melainkan bergerak “di luar”
hermeneutika adalah Martin Heidegger, yang sejarah, sehingga pemahaman kita juga dibentuk
mengatakan bahwa proses Hermeneutis oleh sejarah. Dengan ungkapan lain, pemahaman
merupakan proses pengungkapan jati diri dan kita berada di dalam sebuah horizon tertentu.
permasalahan eksistensi manusia yang
sesungguhnya. 2) Rehabilitasi Prasangka, Otoritas dan
Tradisi
Hermeneutika di akhir abad 20 M mengalami

3
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/10.32506/xxxx.vxix.xxx
Vol. xx No. x, 20xx, xx-xx

Terinspirasi dengan konsep Heidegger tentang Habermas adalah salah seorang yang
pra-struktur pemahaman, Gadamer berargumen mengomentari Hermeneutik filosofis Gadamer.
bahwa prasangka dan otoritas tidak dapat sama Habermas bukanlah seorang yang memusatkan
sekali dibersihkan dari pemahaman teks karena pemikiranya pada hermeneutik, seperti pada
upaya pembersihan itu sendiri adalah sebuah tokoh-tokoh yang telah di bahas sebelumnya. Dia
prasangka. Sebaliknya, prasangka dan otoritas lebih dikenal sebagai teoretikus sosial dan filsuf
justru merupakan komponen-komponen yang terkemuka di Jerman ini. Tulisan-tulisan
memungkinkan pemaham teks, maka tugas teoretisnya demikian Finlayson, berpengaruh di
pembaca adalah membedakan antara prasangka dalam berbagai area ilmu-ilmu sosial dan
yang legitim dan yang ilegitim. kemanusiaan.
3) Sejarah Pengaruh 1) Tradisi dan Refleksi Kritis
“Wirkungsgeschichte” dalam pengertian yang Tidak setuju dengan Gadamer, Habermas
diberikan oleh Gadamer adalah suatu situasi yang berargumentasi bahwa tradisi tidak hanya untuk
di dalamnya kita sebagai pelaku sejarah tidak diteruskan; kita dapat juga terputus darinya
dapat melampaui sejarah, sehingga sebuah karena kita tidak bersikap pasif terhadap tradisi
penelitian sejarah yang mengklaim diri obyektif dan otoritas, melainkan juga bersikap kritis,
sekalipun tersituasi oleh sejarah, yakni oleh suatu sehingga penerimaan atas legitimitas tradisi juga
zaman yang mengejar obyektivitas. Hasil-hasil tergantung pada refleksi kita atasnya.
penelitian sejarah juga tidak berdiri di luar sejarah,
2) Batas-batas Hermeneutik Biasa
melainkan merupakan bagian kesinambungan
sejarah. Habermas mengkritik pendirian Gadamer
tentang klaim universalitas hermeneutic dengan
4) Peleburan Horizon-horizon
menunjukan batas-batas hermeneutic Gadamer
Pemahaman atas teks tidak pernah steril dari pada bahasa monologal ilmu-ilmu alam dan pada
situasi spasio-temporal pemacca dan teks,- komunikasi yang tradistorsi secara sistematis.
misalnya otoritas dan tradisi – melainkan selalu
3) Hermeneutik Kritis
merupakan interseksi situasi pembaca dan teks
atau apa yang disebut “peleburan horizon-horizon”. Hermeneutik kritis Habermas mencoba
Jadi, seorang pembaca melebarkan horizon masa menghadapkan penulis teks dengan teks abnormal
silam teks untuk memahami teks itu secara kreatif. yang di tulisnya tanpa kendali kesadaranya agar ia
dapat memahami teksnya sendiri dan mengenali
5) Aplikasi Sebagai Memahami
distorsi tak sadarnya, dan dengan cara itu ia
Aplikasi bukanlah hal yang terpisah dari teremansipasi dari ketaksadaran menuju
pemahaman, melainkan merupakan bagian kesadaran.
integral pemahaman. Seorang pembaca memahami
C. Ricoeur dan Hermeneutik Simbol
dengan mengaplikasikan teks pada konteks
tertentu. Hal ini terjadi karena pemahaman Ricoeur dilahirkan di kota Valence di Selatan
merupakan hasil peleburan horizon-horizon. Lyons pada tanggal 27 Februari 1913. Ibunya
meninggal saat melahirkanya, dan Ayahnya gugur
6) Pengalaman Hermeneutis, Kesepahaman
dalam Perang Dunia II, sehingga kakek dan
dan Bildung
neneknya harus membesarkanya.
Gadamer sampai pada pendirian bahwa
Ada sosok besar yang berjasa dalam
hermeneutik buka sekadar metode, melainkan
membangun jembatan diantara berbagai tokoh
pengalaman perjumpaan dengan yang lain yaitu
Jerman dan tradisi filsafat Prancis sendiri dengan
dengan tradisi sebagai sang Engkau, dalam suatu
hasil yang otentik, sehingga hermeneutic Prancis
tangan dialektis antara keakraban dan keasingan.
tidak bisa begitu saja dianggap sebagai turunan
Hasil pengalaman hermeneutis ini, yakni
tradisi Jerman. Kata “jembatan” cocok dipakai
keterbukaan kepada keberlainan dari yang lain
disini karena Ricoeur adalah seorang pemikir
dalam tradisi, adalah “Bildung”
Prancis yang paling sedikit kontroversial dan
B. Habermas dan Hermeneutik Kritis paling tidak pretensius dibandingkan pemikir-
pemikir Prancis lainya yang provokativ dan radikal.
Habermas lahir di kota kecil Gummersbach
Dekat Dusseldorf pada tanggal 18 Juni 1929 dari 1) Refleksi Filosofis dan Interpretasi
keluarga kelas menengah Jerman. Ayahnya adalah
Berbeda denga Gadamer yang menolak peran
direktur kamar dagang dan industry di kota itu.
refleksi Cartesian dalam memahami teks, Ricoeur

4
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/10.32506/xxxx.vxix.xxx
Vol. xx No. x, 20xx, xx-xx

justru melihat refleksi Cartesian sebagai suatu eksistensi kita di dalam bahasa, maka kesadaran
yang penting bagi hermeneutic. Memahami teks kita juga dibatasi oleh bahasa.
bukan hanya memahami makna yang terkandung
1) Dekontruksi Sebagai Hermeneutik
di dalam teks itu, melainkan juga lewat teks itu
merefleksikan makna hidup kita, karena teks Dekontruksi merupakan sebuah hermeneutic
mengacu kepada kehidupan, kepada dunia di luar radikal karena mengandaikan bukan hanya
teks itu. Makna teks itu menimbulkan tiadanya makna primordial yang di cari dalam
permenungan filosofis. interpretasi, melainkan juga menunjukan tidak
mungkinnya koherensi suatu teks, sehingga
2) Lingkaran percaya dan memahami
interpretasi bergerak sampai tak terhingga.
Lingkaran hermeneutik Ricoeur terdiri atas
2) Di Dalam Sekaligus Di Luar Tradisi
dua hal: pertama, percaya supaya memahami
berarti bahwa iman presuposisi pemahaman; Hermeneutik radikal merupakan interpretasi
kedua, memahami supaya percaya berarti bahwa dengan konteks-konteks dan prespektif-prespektif
interpretasi membantu orang modern untuk yang terus berubah dan selalu menangguhkan
beriman. oposisi-oposisi biner dalam teks sehingga makna
suatu teks tidak pernah dapat di stabilkan dan
3) Menyingkap Mitos-mitos
hierarki suatu rezim makna diguncang dari dalam
Menurut Ricoeur hermeneutik bukan sekadar teks itu sendiri.
merepresentasikan mitos-mitos, melainkan
3) Prioritas Tulisan atas Tuturan
membiarkan mitos-mitos itu berbicara kepada kita
untuk masa kini. Dalam konteks kekinia itu mitos- Hermeneutik radikal tidak menawarkan suatu
mitos saling berkompetisi dan hermeneutik ikut baca teks, melainkan upaya untuk mengatasi
mengevaluasi mereka lewat presuposisi iman yang logosentrisme dengan praktik interpretasi tanpa
dimiliki oleh penafsir. dasar apapun, yakni tanpa kehadiran subyek.
Prioritan tulisan atas turunan brarti bahwa subyek
4) Memahami dan Menjelaskan
itu absen, dan teks menjadi otonom, terbuka untuk
Hermeneutik Ricoeur menempatkan interpretasitanpa batas.
“memahami” dan “menjelaskan”, distansi atas teks
E. Schleiermacher dan Hermeneutik
dalam hubungan dialektis, maka hermeneutic tidak
Romantik
hanya merekontruksi makna, melainkan juga
mencurigai makna sebagaimana dipraktikkan Schleiermacher (1768-1834). Tokoh ini lahir di
dalam kritik ideologi. keluarga protestan pada tanggal 21 November
1768 di Breslau, Silesia yang sekarang masuk
5) Hermeneutik dan praktik Kecurigaan
wilayah Polandia. Pada masa pendidikannya dia
Hermeneutik kecurigaan yang di kembangkan menunjukkan bakat yang khusus sebagai
oleh Ricoeur tidak memusatkan perhatian pada pengkotbah, sehingga dikirim ke sebuah seminari
psikopatologi, melainkan pada pengalaman di Barby/Elbe. Di sana Schleiermacher berkenalan
religius untuk menemukan pengakuan akan yang dengan kepustakaan ilmiah dan filosofis serta
kudus juga dalam kondisi modernitas. roman-roman non-religius, sehingga memutuskan
untuk studi filsafat, teologi, dan filologi di
D. Derrida dan Hermeneutik Radikal
Universitas Halle, dan di situ dia untuk pertama
Derrida lahir pada tanggal 15 Juli 1930 di kota kalinya membaca filsafat kritis Kant.
El-Biar dekat Aljir di Negara Aljazair yang waktu
Schleiermacher berpandangan bahwa hakikat
itu masih di jajah Prancis. Orangtuanya keturunan
agama adalah "perasaan ketergantungan mutlak di
Yahudi yang nenek moyang mereka berasal dari
hadapan alam semesta." Iman religius tak lain
spanyol dan menetap di Aljazair sejak zaman pra-
daripada memandang dan merasakan alam
kolonial.
semesta. Simbol-simbol atau ritus-ritus dalam
Di dalam forum filsafat yang diadakan oleh agama tak lain adalah ungkapan "perasaan
Goethe Institut Paris itu hadir pemikir Prancis religius" tersebut.
kontemporer, Jacques Derrida (19330-2004). Baik
Schleiermacher lebih dikenal sebagai teolog
Derrida maupun Gadamer berada di bawah
dan pengkotbah daripada sebagai filsuf. Meski
pengaruh metafisikus besar abad ke 20, Martin
demikian, kesibukannya dengan hermeneutik
Heidegger untuk menolak kemungkinan
mewarnai karier intelektualnya sejak dia mengajar
pemahaman yang lepas dari bahasa. Terinspirasi
di Halle pada tahun 1805 sampai pada hari
Heidegger keduanya melihat keterbatasan
kematiannya."

5
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/10.32506/xxxx.vxix.xxx
Vol. xx No. x, 20xx, xx-xx

b. Seni Memahami "roh" di sini memadatkan berbagai aspek mental-


intelektual kebudayaan, seperti tata nilai,
Istilah "seni memahami” diterjemahkan dari
moralitas, alam pikir, dst.
istilah Jerman yang berasal dari Schleiermacher,
yaitu "Kunstslehre des Verstehens". Istilah Tokoh kedua adalah Friedrich August Wolf
memahami (Verstehen) dalam hermeneutik (1759-1824). Seperti Ast, Wolf juga membatasi
mengacu pada proses menangkap makna dalam hermeneutik sebagai upaya untuk menangkap
bahasa atau, dikatakan lebih luas, yang menjadi makna dalam teks-teks kuno, maka merupakan
target pemahaman adalah struktur-struktur alat dalam filologi. Baginya interpretasi adalah
simbol atau teks. sebuah dialog dengan penulis. Agar dapat
menangkap pikiran penulis, penafsir perlu
Dalam keseharian yang utama adalah
menempatkan diri dalam situasi penulis atau
pemahaman, sedangkan ketidaksepahaman adalah
dalam istilah Wolf - memiliki "keringanan jiwa"
perkecualian. Hermeneutik lalu dibutuhkan, bila
yang "lekas menyelaraskan diri dengan pikiran
terjadi kesalahpahaman.
pikiran asing".
Namun hermeneutik seperti itu bukan yang
Hermeneutik itulah seni memahami yang
dikembangkan oleh Schleiermacher. Hermeneutik
dibutuhkan untuk menangkap makna teks, tidak
Schleiermacher bertolak bukan dari pemahaman
terbatas pada teks dari disiplin tertentu,
(Verständnis), melainkan sebaliknya, yaitu dari
melainkan semua jenis teks. Dengan ungkapan lain,
kesalahpahaman (Mißverständnis). Jadi, situasi
Schleiermacher berhasil melepaskan hermeneutik
yang menjadi titik tolaknya adalah
dari disiplin spesifik, seperti teologi, hukum atau
kesalahpahaman. Schleiermacher menyebutkan
filologi, dan menjadikannya sebuah cara untuk
"kesalahpahaman sebagai hal yang sudah barang
memahami segala ungkapan dalam bahasa, entah
tentu". Mengapa ada kesalahpahaman itu? Jawaban
tuturan atau tulisan. Di sini hermeneutik bahkan
Schleiermacher adalah karena prasangka
menjadi kemampuan umum manusia untuk
(Vorurteil). Menurutnya, bila kita mementingkan
memahami makna.
perspektif kita sendiri sehingga salah memahami
maksud pembicara atau penulis, kita telah Hermeneutik Schleiermacher adalah sebuah
berprasangka terhadapnya." hermeneutik universal karena, pertama, tidak
membatasi diri pada teks-teks khusus, misalnya,
Hermeneutik lalu dapat disebut sebagai sebuah
teks sastra, kitab suci atau sejarah, melainkan teks
"seni", karena dua hal: Pertama, karena bertolak
pada umumnya dan, kedua, mengandaikan adanya
dari situasi tanpa pemahaman bersama atau
kesamaan hakikat berbagai hermeneutik atas teks-
bahkan kesalahpahaman umum, sehingga
teks khusus itu.
pemahaman memerlukan upaya "canggih" dan
tidak dapat secara spontan saja; kedua, karena
praktik untuk mengatasi kesalahpahaman umum 5. Kesimpulan
itu dilakukan menurut kaidah-kaidah tertentu.
Hermeneutika adalah cabang filsafat yang
Schleiermacher membatasi tugas hermeneutik
mempelajari tentang interpretasi makna.
pada seni memahami saja. Hal itu perlu dilakukan
Hermeneutika diperkenalkan pertama kali dalam
karena masih ada hal lain yang kerap dianggap
buku Peri Hermeneias karya Aristoteles. Dalam
sama dengannya, yaitu seni berbicara dan seni
proses interpretasi makna itu digunakan
menulis.
rasionalitas dan logika.
Duduk persoalan hermeneutik Schleiermacher
Hermeneutika mengalami beberapa perubahan
adalah bagaimana mengatasi kesenjangan ruang
mulai dari abad 19-20 Masehi, yang pada akhirnya
dan waktu antara teks, penulis, dan pembaca
mengalami pembaharuan melaui Paul Ricoeur
untuk menemukan maksud asli penulis teks itu
dengan hermeneutika simbol, Habermars dengan
tanpa prasangka pembacanya.
hemeneutika Kritis, dan Derrida dengan
c. Pendasaran Hermeneutik Universal Hermeneutika radikalnya. Ricoeur mengatakan
bahwa objek dari hermeneutika bisa berupa teks
Dari mereka kebanyakan orang pada zaman itu
baku sebagaimana umumnya, bisa berupa simbol,
memahami hermeneutik secara spesial sebagai
maupun mitos. Tujuannya yaitu memahami
interpretasi atas teks-teks kuno. Tokoh pertama,
realitas yang sesungguhnya di balik keberadaan
Friedrich Ast (1778-1841), berpendapat bahwa
teks, simbol, maupun mitos tersebut.
tugas filologi adalah menangkap "roh" atau dalam
kosakata Herder - Volksgeist (roh rakyat) dalam
kebudayaan Yunani dan Romawi kuno. Istilah

6
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/10.32506/xxxx.vxix.xxx
Vol. xx No. x, 20xx, xx-xx

6. Pustaka
Harman, Budi F. 2015. Seni Memahami Hermeneutik
dari Schleiermacher sampai Derrida.
Yogyakarta: Kanisius.

Mulyono, Edi. dkk (2012). Belajar Hermeneutika.

Hamilthon, Edith (2009). Mitologi Yunani.


Yogyakarta: Lagung Pustaka.

E. Sumaryono. 1999. Hermeneutik: Sebuah Metode


Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.

Palmquist, Stephen (2000). Tree of Philosophy.


Hongkong.

Corbyn,Henry (1962). London and New York: Kean


Paul International.

poespoporodjo, W. (2004). Bandung: pustaka setia.

You might also like