You are on page 1of 2

DAMPAK CO

Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa yang dihasilkan oleh
pembakaran bensin, kayu, propana, arang atau bahan bakar lainnya. Peranti dan mesin berventilasi
tidak benar, terutama di ruang tertutup rapat atau tertutup dapat memungkinkan karbon monoksida
menumpuk ke tingkat yang berbahaya.
Salah satu dampak Karbon Monoksida (CO) paling besar ada pada faktor kesehatan, yaitu tekanan
fisiologikal, terutama pada penderita penyakit jantung, dan keracunan darah. Selain itu CO juga dapat
menyebabkan penurunan dari daya tampung darah untuk oksigen. Gas CO dalam konsentrasi tinggi
dapat menyebabkan gangguan kesehatan, bahkan juga dapat menyebabkan kematian.
Gas CO apabila terhisap ke dalam paru-paru akan mengikuti peredaran darah dan akan menghalangi
masuknya oksigen (O2) yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat
racun metabolis, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah menjadi karboksihemoglobin (COHb).
Ikatan karboksihemoglobin jauh lebih stabil dari pada ikatan oksigen dengan darah (oksihemoglobin).
Keadaan ini menyebabkan darah menjadi lebih mudah menangkap CO dan menyebabkan fungsi vital
darah sebagai pengangkut oksigen terganggu.
UPAYA PENGENDALIAN
Pengendalian yang dapat kita lakukan dalam menurunkan dampak yang diakibatkan oleh CO antara
lain, ialah sebagai berikut :
1. Kontrol emisi kendaraan bermotor
Kontrol emisi ini dapat dilakukan dengan:
a. servis kendaraan secara teratur
servis rutin dapat meliputi penggantian oli secara teratur, tune-up, dan mengecek semua kerja
komponen mesin. Hal ini bertujuan untuk mengembalikan kinerja mesin agar lebih optimal
dan efisien, sehingga emisi gas buang pun terjaga.
b. tidak memodifikasi secara berlebihan
sangat dianjurkan kepada pemilik kendaraan untuk tidak melakukan modifikasi yang
berlebihan di bagian mesin. Mobil standar pabrik akan melakukan pembakaran secara normal.
Adanya campuran bahan bakar, atau modifikasi mesin kendaraan berpotensi membuat
pembakaran cenderung tidak biasa dan menghasilkan emisi gas buang yang lebih kotor.
c. menghindari penggunaan BBm ber oktan rendah
Bahan bakar memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap emisi yang dihasilkan
kendaraan. Karena itu gunakan bahan bakar minimal RON 90 atau lebih agar hasil
pembakaran sempurna dan menghasilkan emisi gas buang yang lebih bersih.
d. membersihkan timbunan karbon
Carbon clean disarankan untuk mobil dengan usia 5 tahun ke atas guna membersihkan
timbunan karbon yang dihasilkan setelah proses pembakaran. Biasanya, timbunan karbon ini
ada pada kepala silinder dan membuat kompresi mesin meningkat sehingga dapat
mengganggu kinerja mesin.
e. mengecek knalpot, karburator, dan pengapian kendaraan secara rutin
dalam penggunaan kendaraan bermotor, sangat dianjurkan untuk mengecek knalpot, sebab
komponen ini dapat mengalami kebocoran seiring dengan pemakaian.
Jika sudah bocor, tekanan pada sirkulasi gas buang yang berkurang menyebabkan penurunan
kinerja kendaraan serta emisi gas buang yang meningkat. Untuk mobil yang masih
menggunakan karburator, cek kondisi karburator dan komponen pengapian agar efisiensi
bahan bakar optimal.

f. melakukan uji emisi secara berkala


Untuk memastikan emisi gas buang mobil terkontrol, dianjurkan untuk melakukan uji emisi.
Uji emisi dapat dilakukan di bengkel-bengkel terpercaya yang memiliki alat uji yang
tersertifikasi dan memberikan sertifikat lulus uji serta memasukkan hasilnya ke sistem Dinas
Lingkungan Hidup (DLH).
Cr: https://www.otosia.com/berita/6-kiat-mengontrol-emisi-gas-buang-kendaraan.html

2. Kontrol sumber emisi stasioner


Bentuk pengendalian emisi yang berasal dari sumber bersifat stasioner dapat dilakukan dengan
penanganan lebih terhadap bahan baku, sanitasi, maupun cara pembuangan limbahnya agar
parameter CO yang dikeluarkan dari hasil pengolahan lebih minim.

3. Penghindaran reseptor dari lingkungan yang tercemar


Hal ini bertujuan untuk mengurangi dampak yang lebih besar dan dapat menimbulkan kerugian
yang lebih luas.

You might also like