You are on page 1of 52

MODUL TRAINING CNC LATHE

BASIC
FANUC
By : Fransiskus Rilo

1
CAPAIAN KOMPETENSI :
A. Basic Pemrograman CNC
1. Memahami Persiapan pemrograman
2. Pemeriksaan awal pada pengoperasian mesin bubut CNC
3. Jenis- jenis pahat bubut
4. Sistem koordinat MCS dan WCS
5. M Code
6. G Code

B. Operational
1. Panel Control Mesin bubut CNC
2. CNC Control
3. CNC Fungsion
4. M/C settup
5. Length Setting
6. Datum Setting
7. Tool Management

2
BAB I

BASIC PEMROGRAMAN

A. Persiapan
Panel operation

Menu Area
Menu Navigasi operation

Unit panel operation : digunakan untuk mengisi data pada mesin CNC dan untuk
navigasi ke arah operasi dari sistem tersebut
Panel Kontrol

AUTO EDIT MDI ZRN JOG NAVIGASI


AXIS MOVEMENT

CYCLE SPINDLE
START ON/OF

Unit panel kontrol mesin : digunakan untuk memilih mode operasi JOG-MDI- AUTO

3
Sebagai bahan untuk mengingat kembali bagi para peserta mengenai langkah-
langkah pembuatan produk dengan mesin CNC, berikut ini akan dibahas proses
pembuatan produk. Proses pembuatan produk dengan menggunakan mesin CNC
(Cincinnati, 2001:4) adalah sebagai berikut:
1. Gambar : menganalisis gambar kerja untuk menentukan pencekaman, titik nol
benda kerja, proses pengerjaan, dan alat potong yang digunakan;
2. Penyiapan program : pembuatan program CNC dengan memperhatian kondisi
pemotongan : jumlah putaran spindel (rpm), kedalaman potong, dan gerak makan
(f);
3. Membuat program CNC : menulis program CNC di kontrol mesin atau
simulator/editor komputer sesuai dengan data dari penyiapan program CNC;
4. Uji jalan (test run) : menguji apakah program dapat berjalan menggunakan
fasilitas editor atau simulator, dan menjalankan program;
5. Proses pemesinan : seting alat potong, seting pergeseran titik nol, dan selanjutnya
melaksanakan proses pemesinan dengan menggunakan benda kerja uji (trial test
workpiece);
6. Pembuatan produk dan inspeksi : melaksanakan pembuatan produk dan
memeriksa dimensi hasilnya.

B. Pemeriksaan Awal Pada Kerja Mesin Cnc Turning


1. Posisi pencekaman benda kerja
Posisi pencekaman benda kerja harus benar-benar senter dan tidak ngobel
2. Posisi pencekaman alat potong / pahat
Posisi pencekaman alat potong harus setinggi senter dan cukup kuat. Selain itu juga
perlu diperhatikan pemasangan insert pada tool holder harus benar-benar kuat dan tepat.
3. Teknik pencekaman benda kerja
Teknik pencekaman benda kerja disesuaikan dengan ukuran benda kerja dan proses
pengerjaan.

4
4. Posisi alat potong pada awal jalan.
Setting posisi alat potong pada awal jalan sangat berpengaruh pada hasil produk.
Kesalahan setting alat potonng akan berpengaruh pada dimensi benda kerja, jika
panjang atau dan diameter semua ukuran terjadi kesalahan dapat dipastikan terjadi
kesalahan pada setting posisi alat potong.
5. Jalan atau lintasan yang dilalui alat potong relatif terhadap benda kerja. Lintasan yang
dilalui alat potong tidak boleh menabrak benda kerja, atau kemungkinan menyayat
dengan ketebalan yang melebihi spesifikasi teknis alat potong atau mesin CNC yang
digunakan. Lintasan gerak alat potong ini mengikuti bentuk (kontur) benda kerja.

C. Jenis –Jenis Pahat Bubut


1. Pahat bubut muka
Pahat bubut muka memilki sudut baji 55º, pada umumnya digunakan untuk
pembubutan rata permukaan benda kerja (facing) yang pemakanannya dapat dimulai dari
luar benda kerja kearah mendekati titik senter dan juga dapat dimulai dari titik senter
kearah luar benda kerja tergantung arah putaran mesinnya.

2. Pahat bubut rata kanan


Pahat bubut rata kanan memilki sudut baji 80º dan sudut-sudut bebas lainnya, pada
umumnya digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang pemakanannya dimulai
dari kiri kearah kanan mendekati posisi cekam.

3. Pahat bubut rata kiri


Pahat bubut rata kiri pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata memanjang
yang pemakanannya dimulai dari kiri kearah kanan mendekati posisi kepala lepas.

5
4. Pahat bubut ulir
Pahat bubut ulir memilki sudut puncak tergantung dari jenis ulir yang akan dibuat,
sudut puncak 55° adalah untuk membuat ulir jenis whitwhort. Sedangkan untuk
pembuatan ulir jenis metric sudut puncak pahat ulirnya dibuat 600

5. Pahat potong
Pahat potong adalah jenis pahat potong yang menggunakan tangkai digunakan untuk
memotong benda kerja.

6. Pahat dalam
Pahat jenis ini digunakan untuk membubut bagian dalam atau memperbesar lubang
yang sebelumnya telah dikerjakan dengan mata bor. Contoh pemakaian pahat bubut
dalam ketika memperbesar lubang dan membubut rata bagian dalam.

7. Bor senter
Bor senter digunakan untuk membuat lubang senter diujung benda kerja sebagai
tempat kedudukan senter putar atau tetap yang kedalamannnya disesuaikan dengan
kebutuhan yaitu sekitar 1/3 ÷ 2/3 dari panjang bagian yang tirus pada bor senter tersebut.
Pembuatan lubang senter pada benda kerja diperlukan apabila memilki ukuran yang
relative panjang atau untuk mengawali pekerjaan pengeboran.

8. Kartel
Kartel adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat alur-alur kecil pada permukaan
benda kerja, agar tidak licin yang biasanya terdapat pada batang-batang penarik atau

6
pemutar yang dipegang dengan tangan. Hasil pengkartelan ada yang belah ketupat, dan
ada yang lurus tergantung gigi kartelnya.

D. SISTEM KOORDINAT
Fungsi utama dari sistem koordinat adalah untuk memstikan bahwa panjang perkakas
dikalkulasikan dengan tepat dalam masing-masing axis.
 Titik nol mesin ( MCS ) merupakan titik kordinat X0 dan Z0 yang telah ditentukan
oleh pembuat mesin dan tidak dapat diubah-ubah
 Titik no benda kerja (WCS) merupakan awal dari sistem koordinat benda kerja

Sistem Persumbuan

Metode pemrograman yang digunakan pada mesin CNC ada dua yaitu:
1. Metode pemrograman absolut
Pada metode pemrograman absolut, maka titik nol sumbu koordinat berada pada
satu tempat tertentu, misalnya di ujung benda kerja pada sumbunya, sehingga gerakan
mendekati benda kerja baik pada arah X dan Z bertanda negatif, misal Z-60.

7
2. Metode pemrograman inkremental (relatif).
Pada metode pemrograman inkremental, titik nol sumbu koordinat pada ujungpahat,
sehingga gerakan ke arah kiri dan bawah bertanda negatif dan gerakan ke kanan dan ke
atas bertanda positif terhadap posisi pahat.

Nama sumbu koordinat untuk metode pemrograman inkremental adalah sumbu U


(identik dengan sumbu X) dan sumbu W (identik dengan sumbu Z) , misalnya gerakan
interpolasi lurus ke atas 40 mm dan ke kiri 15 mm adalah G1 U40. W-15. Pada
koordinat absolut, nama sumbu adalah sumbu X sebagai diameter benda kerja, dan
sumbu Z adalah posisi jarak arah Z dari titik nol benda kerja W

Struktur program NC
%01 -> O01 = No program
N1 G97 S2000 T0101.;
N2 M3 S800 ; ->N2 = No Block
N3 G1 X100. Z100. F80;
N4 G2 U100. W50. R50.; -> Word
N5 G0 X0 Z0 ;
N6 G0 X100. Z100.; tanda titik koma-> penutup block Program( End Of Block/EOB)
N7 G1 X50. Z30. F80 ; -> block program
N8 G0 X0. Z0. ;
N9 M5 M30 ; -> M30 = Penutup program

Sebuah program NC terdiri dari :


1. Nomor Program
Nomor program selalu didahului dengan tanda % 00 sd 99
Contohnya program nomor 05 maka penulisan %05

2. Block Number (Nomer blok)


Nomer blok dimulai dengan huruf N dan diikuti empat digit angka integer (bilangan
bulat).
Contoh penulisan ; N0000

3. Ward (Kata)
Satu kata terdiri dari satu huruf karakter dan angka, misalnya N00, X25, dan Z-100.
Tiap kata harus memiliki satu huruf karakter dan angka di belakangnya. Angka 0 (nol) bisa
diabaikan kalau harganya tetap sama, misalnya M03 bisa ditulis M3. Tanda positif bisa
diabaikan, tetapi tanda negatif harus ada.

8
4. Block program
Satu block program terdiri dari nomor block dan ward. Satu blok bisa terdiri dari 255
karakter. Nomer blok akan muncul secara otomatis, yang akan dapat diubah pada mode
edit.
Contohnya : N0020 G01 X50 Z5

5. Kode akhir block


Setiap block harus di akhiri dengan sebuah kode. Kode akhir block yang umum
digunakan adalah tanda titik koma (;). Pada beberapa mesin terdapat tombol EOB (End
OF Block) untuk berpindah dari satu block dengan block berikutnya. Pada mesin CNC GSK
perpindahan block satu ke block berikutnya cukup dengan menekan tombol Enter.
6. Penutup program
Setiap program harus ditutup agar bisa dijalankan. Kode penutup program yang
umum digunakan adalah kode M30. Pada mesin GSk penutup program digunakan kode
M02 dan M30. Kode M02 berarti program selesai. Kode M30 berarti program selesai,
spindel mati (OFF), dan coolant mati(OFF).

Macam-macam Kode Program


KODE G GROUP PENJELASAN
G00* Pemosisian atau gerak cepat (Positioning/rapid moving)
G01 Interpolasi lurus (Linear interpolation)
G02 Interpolasi melingkar/ helik searah jarum jam (Circular
01
interpolation/Helical interpolation CW)
G03 Interpolasi melingkar/ helik berlawaan arah jarum jam
(Circular interpolation/Helical interpolation CCW )
G04 Berhenti sesaat (Dwell)
00
G09 Berhenti tepat (Exact stop)
G20 Satuan dalam inchi (Inch input)
06
G21* Satuan dalam metrik (Metric input)
G22* Pengecekan interferensi spindel ON (Stored stroke check
function on)

04
G23 Pengecekan interferensi spindel OFF (Stored stroke check
function off)

9
KODE G GROUP PENJELASAN
G27 Pengecekan kembali ke referensi mesin (Reference
position
return check)
G28 00 Kembali ke posisi referensi otomatis (Return to reference
position)
G29 kembali dari posisi referensi (Return from reference
position)
G30 kembali ke posisi referensi ke 2 (2 nd reference position
00 return)

G32* Pembuatan ulir (Thread cutting)


G40 Kompensasi radius alat potong dibatalkan (Cutter
compensation cancel/Three dimensional compensation
cancel)
G41 07 Kompensasi radius alat potong arah kiri (Cutter
compensation left/Three dimensional compensation)
G42 Kompensasi radius alat potong arah kanan (Cutter
compensation right )
G50 Penentuan koordinat semu/ pembatasan kecepatan putar
spindel (Creation of virtual coordinate/Setting the rotating
time of principal spindle)
G52 Penetapan sistem kordinat lokal (Local coordinate system
00
setting )
G53 Penentapan sistem koordinat mesin (Machine coordinate
system selection)
G70 Siklus finishing (Finishing cycle)

G71 Siklus pembubutan memanjang luar/dalam ( Inside and


outside diameter rough cutting cycle )
G72 Siklus pembubutan muka (stock removal in facing)
G73 Siklus pengulangan kontur (Pattern repeating)
G74 Siklus pemboran pada arah Z (Peck drilling cycle-Z axis)

10
KODE G GROUP PENJELASAN
G75 Siklus pembuatan alur pada sumbu X (Grooving in X axis)
G76 Siklus pembuatan ulir (Thread cutting cycle)
G80 Pembatalan siklus (Canned cycle cancel)
G83 Siklus pemboran (Peck drilling cycle)
G84 Siklus pengetapan (Tapping cycle)
10
G85 Siklus pemboran (Boring cycle)
G87 Siklus pemboran (Boring cycle)
G88 Back tapping cycle
G89 Back boring cycle
G90 Siklus pembubutan memanjang A (Cutting cycle ‘A' )
G92 01 Siklus pembuatan ulir (Thread cutting cycle)
G94 Siklus pembubutan muka B (Cutting cycle ‘B')
G96 12 Kecepatan potong konstan (Constant surface speed
control)
G97 Kecepatan putaran spindel konstan (Constant surface
speed control cancel)
G98* 5 Gerak makan mm per menit (Feed per minute)
G99* Gerak makan mm per putaran (Feed per rotation)

Catatan :
1. Tanda * menunjukkan bahwa program tersebut adalah program modal (default)
ketika mesin dihidupkan
2. Kode G digunakan sebagai kode G standar untuk mesin bubut, ada kemungkinan
ada kode G khusus yang diatur pada seting parameter.

Kode G terdiri dari dua tipe, yaitu kode G satu kali (one shot G code) dan kode G
modal. Maksud istilah modal adalah kode yang ditulis akan tetap aktif sampai dengan
dibatalkan oleh kode program yang lain pada satu kelompok. Misalnya G0 yang ditulis
pada satu baris program akan tetap aktif sampai dengan nomer baris berikutnya, sampai
ada kode program yang membatalkan dari kelompok yang sama pada baris berikutnya,
misalnya G1, G2, atau G3.
Kode M pada program CNC dimaksudkan sebagai kode perintah bantu (auxiliary)
untuk fungsi mesin selain gerakan alat potong. Fungsi kode M sebagian besar sebagai

11
sakelar ON atau OFF untuk: putaran spindel, aliran cairan pendingin, dan kode perintah
sub program. Kode M pada program CNC dituliskan tanpa diberi tambahan, misalnya
M02, M05. Angka nol yang tidak mengubah harga boleh tidak dituliskan, misalnya M2,
M4, atau M5.
KODE M DESKRIPSI
M00 Putaran spindel berhenti sementara
M02 Program berakhir
M03 Putaran spindel searah jarum jam
M04 Putaran spindel berlawanan arah jarum jam
M07/M08 Pendingin hidup/ On (udara bertekanan) atau cairan
pendingin
M09 Pendingin off
M30 Program selesai dan kembali ke awal
M98 Awal sub program
M99 Akhir sub program

Format kode G00, G01, G02 dan G03


Kode program G00, G01, G02 dan G03 merupakan kode gerakan alat potong yang
berlaku untuk semua sistem kontrol CNC (Emco, Fanuc, Sinumerik, Mitsubhisi, GSK).
Kode tersebut dapat juga ditulis G0, G1, G2 dan G3.

12
G00 (gerak cepat atau gerak memposisikan pahat)

Gerak cepat digunakan untuk memposisikan pahat pada posisi koordinat tertentu
(X,Z). Harga X berarti diameter dan Z berarti posisi koordinat memanjang
N. .. G00 X.... Z.... atau N... G00 U.... W....
Gerak cepat dari titik A menuju B dengan G00

Pergerakan A ke B
Absolute
N010 G0 X25 Z10 ;(A)

N020 G0 X15 Z0 ; (B)


Incremental
N010 G0 U-10 W-10 ;(A-B)
Kombinasi
N010 G0 X25Z10 ;(A)
N020 G0 X15W-10 ; (B)

G01 (interpolasi lurus menyayat benda kerja)

Format:
G01 X.... Z.... F... ,atau G01 U.... W..... F...., atau
G01 U.... Z.... F...., atau G01 X... W... F...

13
Gerak interpolasi lurus adalah gerak lurus dengan gerak makan F. Jangkauan harga F
ditentukan oleh produsen mesin CNC (lihat manual mesin untuk harga maksimal yang
diperbolehkan). Satuan F bisa dengan mm/menit apabila sebelumnya ditulis G98 atau
mm/putaran bila sebelumnya ditulis G99.
Gerakan alat potong untuk G0 dan G1 dapat berupa:
(1) gerakan searah sumbu Z apabila harga sumbu X tetap,
(2) gerakan searah sumbu X apabila Z tetap,
(3) gerak interpolasi dua sumbu berupa gerapan miring/tirus apabila apabila harga X
dan Z berubah semua.
Pergerakan b ke c dengan feed rate
75mm/menit
Absolute
N010G1X15Z0 F75 ; (b)
N020 G1 X15 Z-20 F75; (c)
Incremental
N010 G1 U0W-20F75 ;
Kombinasi
N010 G1X15Z0 F75 ;(b)
N020 G1 X15 W-20 F75 ; ©

G90 Siklus pemakanan Linier

Code G90 digunakan untuk pemakanan siklus secara linier


Siklus pemakanan linier

Code format:
G90 X(U)…. Z(W)…. F….;

Penulisan program NC
N0010 G0 X25 Z5
N0020 G90 X25 Z-20 F75
N0030 X20
N0040 X15

14
Siklus pemakanan untuk tirus

Code format:
G90 X(U)…. Z(W)…. R….F….;

Penulisan program
N0010 G00 X29 Z5
N0020 G90 X25 Z-20 R-5 F75
N0030 G90 X25 Z-20 R-10 F100

G71 Siklus pembubutan Roughing memanjang

Siklus pembubutan roughing memanjang yaitu proses penyayatan roughing


untuk bentuk kontur tertentu.

Code Format
G71 U... R…
G71 P... Q... U... W... F... S...

Keterangan:
U = kedalamamn penyayatan
R = Jarak bebas / retrach
P = awal blok
Q = Akhir blok
U = toleransi untuk sb X
W = toleransi untuk sb Z

15
Contoh program dengan G71

N50 G00 X106 Z5 M3 S800


N60 G71 U10 R10
N70 G71 P80 Q90 U3 W0 F0.25
N80 G00 X60
N90 G01 Z-75

G70 Siklus Finishing memanjang

Kode G70 digunakan untuk proses siklus untuk keperluan finishing


Penggunaan kode ini berbarengan dengan kode G71 sebagai langkah awal roughing/
pengasaran. dimana penggunaan setelah proses G71.
Keterangan :
P = awal blok. Q = akhir blok

Code Format
G70 P... Q…

16
O0004
G00 X200 Z10 M3 S800 T0101
G71 U2 R1 F200
G71 P80 Q120 U0.5 W0.2
N80 G00 X40 S1200
N90 G01 Z-30 F100
N100 X60 W-30
N110 W-20
N120 X100 W-10
G70 P80 Q120
M5 M30

G02 dan G03 , gerak interpolasi melingkar

G02 merupakan gerak interpolasi melingkar searah jarum jam (CW/clock wise)
G03 merupakan gerak interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam (CCW/ counter
Clock Wise)
Code format: (dengan radius)
G02 X(U)…. Z(W)…. R…. F….;
G03 X(U)…. Z(W)…. R…. F….;

N0020 G1 X5 Z0 F75 (a)


N0030 G3 X15 Z-5 R5 F75 (b)
N0040 G1 X15 Z-15 F75 (c)
N0050 G2 X25 Z-20 R5 F75 (d)

17
Code format: (dengan center coordinat)
G02 X(U)…. Z(W)…. I…. K…. F…. ;
G03 X(U)…. Z(W)…. I…. K…. F…. ;

Penjelasan
I adalah jarak awal radius terhadap pusat radius searah sumbu X
K adalah jarak awal radius terhadap pusat radius searah sumbu Z

G02 G03

N0020 G1 X12 Z0 F75; (a)


N0030 G3 X15 Z-5 I7.14 K4.78 F75; (b)-------  (Pemakanan Radius CCW)
N0040 G1 X15 Z-10 F75; (c)
N0050 G2 X25 Z-20 I20.72 K3.57 F75; (d)-----  (Pemakanan Radius CW)

18
Fanuc G72 Facing Cycle

SIklus ini digunakan untuk membubut secara facing


Format program

Code Format
G72 W… R…
G72 P … Q… U… W…

Keterangan :
W = Kedalaman penyayatan
R = Langkah kembali / retrach
P = Awal blok
Q = Akhir blok
U = Allowencce sb X
W= Allowance sb z

N5 G00 X65 Z42


N6 G72 W2 R2
N7 G72 P8 Q9 U0 W0 F0.3
N8 G00 Z30
N9 G01 X20

19
Contoh aplikasi pada program

N010 G00 X220.0 Z60.0 M3 S1000 T0101


N011 G00 X176.0 Z2.0
N012 G72 W7.0 R1.0
N013 G72 P014 Q021 U4.0 W2.0 F0.3 S550
N014 G00 G41 Z-70.0 S700
N015 X160.0
N016 G01 X120.0 Z-60.0 F0.15
N017 W10.0
N018 X80.0 W10.0
N019 W20.0
N020 X36.0 W22.0
N021 G40
N022 G70 P014 Q021
N023 G00 X220.0 Z60.0
N024 M5 M30

20
G74 Peck Drill Cyrcle

Code Format
G74 R…
G74 Z… Q… F….

SIklus ini digunakan untuk melakukan pengeboran


Format program
Keterangan :
R= gerak bebas setelah menyayat /reatrach
Z = kedalaman pengeboran
Q = diameter bor (penulisan P10000 = 10mm)

N10 T0202
N20 G97 S500 M03
N30 G00 X0 Z2
N40 G74 R2
N50 G74 Z-55 Q10000 F100
N60 G00 X100 Z100
N70 M5 M30

21
G75 Canned Cycle Grooving

Code Format
N10 G75 R..
N20 G75 X.. Z.. P.. Q..

SIklus ini digunakan untuk melakukan pembuatan alur


Format program
Keterangan :
R = Return amount
X = kedalaman alur
Z = posisi koordnat terakhir alur
P = Peck increment in x-axis (misalpenulisan P3000 =3mm)
Q = jarak antar alur searah sumbu Z (misal penulisan Q20000 = 20mm)

N10 G50 S500


N20 G97 S400 M03
N30 G00 X90.0 Z1.0 T0303
N40 X82.0 Z-60.0
N50 G75 R1.0
N60 G75 X60.0 Z-20.0 P3000 Q20000 F100
N70 G00 X90.0
N80 X200.0 Z200.0 T0100
N90 M5 M30

22
G76 Threading Cycle

Code Format
N5 G76 P020560 Q100 R0 J1 K1
N6 G76 X30 Z-20 P1024 Q200 F2
SIklus ini digunakan untuk melakukan pembuatan ulir
Format program
Keterangan :
Blok 1 : N5 G76 P020560 Q100 R0 J1 K1

P : P merupakan terdiri dari beberapa nominal yang mnejelaskan proses ulri tersebut.
Misalkan P ditulis P020560

 02 : proses finishing diulang 2 x


 05 : jarak pembebasan atau retrach misal 0.5mm ditulis 05
 60 : sudut ulir metric (60 derajat) ditulis 60

Q : kedalaman pemotongan ulir normal (format penulisan Q100 = 0,1mm)

R : penyisaan ukuran ulir (allowance)

Blok 2 : N6 G76 X28.8 Z-40 P0960 Q300 F1.5

X : diameter minor ulir (diameter terkecil ulir mm)


Z : panjang akhir ulir sb Z
P : kedalaman Ulir (misal P0960 maka =0.960mm)
Q : kedalaman pemotongan pertama (misal Q300 = 0.3mm)
F : Kisar Ulir (F1.5 maka pitch 1.5mm)
R : selisih diameter awal dan akhir

Rumus

Menghitung tinggi ulir = 0.64 x pich ulir

= 0.64 x 1.5 ==> 0.96 mm

Menghitung diameter minor ulir = diametr minor ulir - (2 x tinggi ulir)

= 30 - (2x0.96) ==> 30 - 1.92 ==> 28.8 mm

Contoh penggunaan program G76

23
N17 T0404
N18 G54
N19 G97 S800 M3
N20 G0 X32 Z6 M8
N21 G76 P020560 Q100 R0
N22 G76 X28.8 Z-40 P0960 Q300 F1.5
N23 G0 X150 Z100
N24 M5 M30

24
Siklus Ulir Dalam

T101
S800 M4
G0 X25 Z6 M8
G76 P010060 Q100 R0.02
G76 X30 Z-40 P919 Q250 F1.5
G0 X150 Z100

25
BAB II
MENGOPERASIKAN MESIN CNC FANUC

Panel Operation

Urutan-urutan mengoperasikan mesin adalah :


1. Lakukan Zerro return
2. Gerakan spindle dengan mode MDI
3. Input program
4. Setting Offset Tools
5. Simulasikan program
6. Eksekusi program dengan mesin
7. Evaluasi produk hasil pemrosesan

26
1. TEKAN POWER ON PADA MESIN
 Kemudian realese tombol emergency

2. ZERRO RETURN
Lakukan Zerro return posisi tools dengan cara sebagai berikut :

 Tekan mechine zerro

 Dilanjutkan sumbu X dan Z

 Sampai proses zerro return selesai

3. MEMUTAR SPINDLE DENGAN MODE MDI


Langkah ini dilakukan untuk pertama kali stelah mesin dihidupkan

 Tekan tombol MDI

 Tekan Program

 Masukan M3 S1000 kemudian tekan tombol Insert

27
 Untuk mengoperasikan tekan cycle start pada panel operasi
 Maka spindle akan berputar

*) Untuk mengecek sudah berfungsi belum bisa di coba di menu manual

kemudian tekan putar spindle

4. SETTING OFFSET CARA 1 (DATA OFFSET G54-G59)

Cara setting ini digunakan untuk penggunaan pahat tunggal dengan menggunakan
Works dan fungsi data Offset G54 - G59
Adapun langkah-langkah setting sebgaai berikut :

Setting sumbu Z
 Sentuhkan tools pada permukaan benda kerja

 Setelah menyentuh tekan tombol Pos

28
 pilih REL

 Tekan tombol W kemudian tekan origin

 Maka nilai W akan 0

 Selanjutnya tekan tombol

29
 Pada jendela Offset pilih Works kemudian pindah kursus pada posisi G54

Tekan tombol Z= 0 kemudian Measure

Maka nilai Z akan mengisi jarak WCS Ke MCS Sumbu Z

30
Setting Sumbu X
 Sentuhkan benda kerja pada diameter terbesar berbesar

 Kemudian tekan tombol Pos --> Rel

 Tekan tombol U kemudian Origin

31
 Maka nilai U akan menjadi 0

*) Ukur diameter benda kerja yang di makan tersebut

 Kemudian tekan tombol


 Pilih posisi works --> G54
 Masukan X 40. kemudian measure

Maka nilai X akan terisi jarak WCS ke MCS

 Setelah selesai setting offset sumbu X dan Z lakukan zerro return dengan menekan

tombol mechne zerro kemudian dilanjutkan tombol X dan Z

32
Cara ke 2 (Setting Data Tool)
Setting sumbu X
 Sentuhkan tools pada permukaan diameter terbesar benda kerja,
 Lakukan penyayatan, kemudian ukur diameternya

 Tekan POSITION --> pilih Offset

33
 Klik Offset Geometri --> OPRT

 Data hasil pengukuran hasil pengikisan adalah diameter 64.864mm kemudian


Measure

 Maka untuk geometri X akan terisi nilai

34
Setting Sumbu Z
 Sentuhkan pahat pada permukaan benda kerja

 Kemudian tekan tombol offset

 Tulis Z = 0
 Kemudian Measure, Maka nilai Z akan terisi angka jarak WCS ke MCS searah
sumbu Z

35
MEMBUAT PROGRAM BARU

 Geser kunci program dalam posisi ON

 Tekan Edit

 kemudianProgam
Maka akan masuk halaman program

Untuk membuat program baru caranya


 Tekan DIR
 Tulis Nomor progam misalkan O030

 Kemudian Insert

36
Makan akan muncul program baru

Setelah itu tinggal mengetik langsung program yang akan digunakan

MEMBUKA PROGRAM

 Tekan Edit

 Kemudian program

 Tulis Program yang kaan di buka misalkan O006

 Kemudian tekan anak panah kebawah

37
CARA MENJALANKAN PROGRAM
 Buka program yang akan dieksusi

 Tekan tombol Auto

 Kemudian Cycle Start

38
Nomor Job Nama jobsheet Perintah Pokok
01 Pembubutan Rata G00 dan G01

Format : G00 X… Z…
G01 X…Z…F…

``

Program nomor 01
O01 ;
T0101 ;
M3 S1000 ;
G0 X25. Z5. ;
G0 X20. Z5. ;
G1 X20. Z-20. F300 ;
G0 X25. Z5. ;
G0 X15. Z5. ;
G1 X15. Z-20. F300 ;
G1 X25. Z-20. F300 ;
G0 X25. Z5. ;
M5 M30 ;

39
Nomor Job Nama jobsheet Perintah Pokok
02 Siklus Bubut Bertingkat Siklus G90
`
Format : G90 X Z F

Program nomor 02
O02 ;
T0101 ;
M3 S1000 ;
G0 X55. Z5. ;
G90 X50. Z-40. F300 ;
G90 X45. Z-20. F300 ;
X40. ;
X35. ;
X30. ;
X25. ;
X20. ;
M5 ;
M30 ;

40
Nomor Job Nama jobsheet Perintah Pokok
03 Siklus Bubut Tirus Siklus G90

Format : G90 X Z R F

``
Program nomor 03
O03;
T0101 ;
M3 S1000 ;
G00 X61. Z2. M8 ;
G90 X55. Z–40. F300 ;
X50. ;
X45. ;
X40. ;
G90 X40. Z-12. R-1.75 F300 ;
Z-26. R-3.5 ;
Z-40. R-5.25 ;
M5 M9 ;
M30 ;

41
Nomor Job Nama jobsheet Perintah Pokok
04 Siklus Pembubut Facing Siklus G94
`
Format : G94 X Z F

Program nomor 04
O04 ;
T0101 ;
M3 S1000 ;
G00 X55. Z2. ;
G94 X15. Z-2. F300 ;
Z-4. ;
Z-6. ;
Z-8. ;
G00 X100. Z100. ;
M5 ;
M30 ;

42
Nomor Job Nama jobsheet Perintah Pokok
05 Roughing Siklus Memanjang G71

Keterangan:
Format :
G71 U... R… U = kedalaman penyayatan
R = Jarak bebas / retrach
G71 P... Q... U... W... F... S...
P = awal blok
Q = Akhir blok
U = toleransi untuk sb X
W = toleransi untuk sb Z

Program nomor 01
O01 ;
T0101 ;
M4 S1000 ;
G0 X29. Z5. ;
G71 U2. R1. ;
G71 P40 Q100 U0 W0 F300 S1000 ;
N40 G1 X9. Z0 F75 ;
N50 G3 X13. W-2. R2. F75 ;
N60 G1 X13. W-8. F75 ;
N70 G1 X17. W-10. F75 ;
N80 G1 X21. W0 F75 ;
N90 G1 X21. W-8. F75 ;
N100 G2 X25. W-2. R2. F75 ;
M5 ;
M30 ;

43
Nomor Job Nama jobsheet Perintah Pokok
06 Pembubutan radius G02/ 03 kombinasi G71
`
Format :
G02 X... Z... R..

Program nomor 06
O06 ;
T0101 ;
M4 M08 S1000 ;
G0 X100. Z5. F300 ;
G71 U2. R1. ;
G71 P60 Q110 U0 W0 F300 S1000 ;
N60 G1 X35. Z0 F300 ;
N70 G1 X35. Z-20. ;
N80 G02 X67. Z-36. R16. ;
N90 G01 X68. ;
N100 G03 X100. Z-52. R16. ;
N110 G01 Z-82. ;
G00 X200. Z200. M09 ;
M5 ;
M30 ;

44
Nomor Job Nama jobsheet Perintah Pokok
07 Pembubutan dengan parameter radius G02/ 03 kombinasi G71
`
Format :
G02 X... Z... R..
G02 X... Z... I... K...

Program nomor 07
O07 ;
T0101 ;
M4 S1000 ;
G0 X100. Z5. ;
G71 U2. R1. ;
G71 P60 Q100 U0 W0 F300 S1000 ;
N60 G0 X0 Z0 ;
N70 G3 X20. Z-10. R10. ;
N80 G1 X20. Z-50. ;
N90 G2 X100. Z-74.385 I40. K20.615 F300 ;
N100 G1 X100. Z-114.385 ;
M5 ;
G0 X150. Z50. ;
M30 ;

45
Nomor Job Nama jobsheet Perintah Pokok
08 Siklus Finishing G70

Format :
G70 P... Q…

Program nomor 08
O008 ;
M4 S800 T0101 ;
G00 X200. Z10. ;
G71 U2. R1. F200 ;
G71 P80 Q120 U0.5 W0.2 ;
N80 G00 X40. Z10. ;
N90 G01 Z-30. F100 ;
N100 X60. W-30. ;
N110 W-20. ;
N120 X100. W-10. ;
G70 P80 Q120 ;
M5 M30 ;

46
Nomor Job Nama jobsheet Perintah Pokok
09 Siklus facing G72
`
Format :
G72 W.. R.. ;
G72 P.. Q.. U.. W.. F.. S.. ;

Program nomor 09
O09 ;
T0101;
M4 S1000 ;
G00 X176. Z2. ;
G72 W2. R1. ;
G72 P60 Q110 U1 W1 F50 S550 ;
N60 G01 X40. Z0. S700 ;
N70 X80. W-20. ;
N80 W-20 ;
N90 X120 W-10. ;
N100 W-10. ;
N110 X160 W-10. ;
G70 P060 Q110 ;
G0 X160. Z2. ;
G1 X160. Z-130. F300 ;
G00 X220. Z60. ;
M5 M30 ;

47
Nomor Job Nama jobsheet Perintah Pokok
10 Siklus Pengeboran G74
`
Code Format
G74 R…
G74 Z… Q… F….

Program nomor 10

O010;
T0202 ;
S500 M04 ;
G00 X0 Z2. ;
G74 R2. ;
G74 Z-55. Q10000 F100 ; (penulisan 10000= 10mm)
G00 X100. Z100. ;
M5 M30 ;

48
Nomor Job Nama jobsheet Perintah Pokok
11 Siklus Alur G75

Code Format
N10 G75 R..
N20 G75 X.. Z.. P.. Q.. F..

Keterangan :
R = Retrach
X = kedalaman alur
Z = posisi koordinat terakhir alur
P = Peck increment in x-axis
(misal penulisan P3000 =3mm)
Q = jarak antar alur searah sumbu Z
(misal penulisan Q20000 = 20mm)

Program nomor 11

O011;
T0303 ;
S400 M04 ;
G00 X90. Z1. ;
X82. Z-60. ;
G75 R1. ;
G75 X60. Z-20. P3000 Q20000 F100 ;
G00 X90. ;
X200. Z200. ;
M5 M30 ;

49
Nomor Job Nama jobsheet Perintah Pokok
12 Siklus Ulir G76
`
Code Format
N5 G76 P… Q… R..
N6 G76 X… Z… P… Q… F…

Blok 1 : N5 G76 P020560 Q100 R0 J1 K1


Program nomor 12
Keterangan :
O012;
T0404; P : P merupakan terdiri dari beberapa nominal yang menjelaskan proses ulir
tersebut. Misalkan P ditulis P020560
S800 M3 ;
G0 X32 Z6 M8 ;  02 : proses finishing diulang 2 x
G76 P020560 Q100 R0 ;  05 : jarak pembebasan atau retrach misal 0.5mm ditulis 05
 60 : sudut ulir metric (60 derajat) ditulis 60
G76 X28.8 Z-40 P0960 Q300 F1.5 ;
G0 X150 Z100 ; Q : kedalaman pemotongan ulir normal (format penulisan Q100 = 0,1mm)

M5 M30 ; R : penyisaan ukuran ulir (allowance)

Blok 2 : N6 G76 X30 Z-20 P0960 Q300 F1.5

Keterangan :

X : diameter minor ulir (diameter terkecil ulir mm)


Z : panjang akhir ulir sb Z
P : kedalaman Ulir (misal P0960 maka =0.960mm)
Q : kedalaman pemotongan pertama (misal Q300 = 0.3mm)
F : Kisar Ulir (F1.5 maka pitch 1.5mm)
R : selisih diameter awal dan akhir

50
51
``

Program nomor 13
O013 ;
M4 S800 T0101 ;
G00 X18. Z8. ;
G71 U2. R1. F200 ;
G71 P50 Q80 U0 W0 ;
N50 G00 X12. Z0. ;
N60 G01 X16. Z-2. F300 ;
N70 G01 Z-22. ;
N80 G01 X18. ;
G00 X100. Z150. ;
M5
T0303; (pahat Alur)
M4 S800 ;
G00 X18 Z-20. ;
G75 R1. ;
G75 X12. Z-20. P3000 Q20000 F100 ;
G00 X100. Z150. ;
M5 ;
T0404 ; (pahat ulir)
M4 S800 ;
G0 X18 Z6 M8 ;
G76 P020560 Q100 R0 ;
G76 X14 Z-20 P1226 Q300 F2 ;
G0 X100 Z100 ;
M5 M30 ;

52

You might also like