Professional Documents
Culture Documents
Makalah Akidah Kelompok3.Docx 20240321 042936 0000
Makalah Akidah Kelompok3.Docx 20240321 042936 0000
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK (III)
1. Adelya Putri
2. Andika Apriliyansyah
3. Bela Novita Sari
4. Finny Aurelia
5. Muhammad Daffa Aqilah
6. Rama Maicel
BANYUASIN
Sebagai seorang muslim kita harus dapat menghindari akhlak tercela. Salah satu contoh akhlak tercela yang
harus dihindari, yaitu nafsu syahwat dan gadab. Seorang harus bisa menundukan nafsu syawat yang tidak
baik. Jika nafsu syawat tidak baik diperturukan, dipastikan akan menghalangi pertolongan allah swt.,
menghalangi rahmat dan ridha-nya. Sebab seringkali hawa nafsu ini mengajak kearah yang tidak baik dan
cenderung selalu mengejar kepuasan hidup duniawi.
Gadab artinya sikap yang cenderung mudah marah (pemarah). Sikap marah ini yang mempunyai
kecenderungan negative. Nafsu syawat dan gadab dapat dikendalikan dengan cara mujabadah dan riyadah.
Rumusan masalah
5. Apa saja bentuk Mujahadah dan Riyadah Yang dapat dilakukan untuk
menundukkan Nafsu Syahwat Dan Gadab.
C.Tujuan
5. Untuk mengetahui Apa saja bentuk Mujahadah dan Riyadah yang daoat dilakukan
untuk menundukkan Nafsu Syahwat Dan Gadab.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Syahwat
Kata syahwat disebut dalam Al-Qur'an dalam kata bentukannya sebanyak 13 kali. Lima kali di antaranya
dalam bentuk masdar, yaitu dua kali dalam bentuk mufrad, dan tiga kali dalam bentuk jamak. Secara
bahasa, syahwat artinya keinginan, selera, atau yang membangkitkan nafsu atau selera.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia syahwat adalah nafsu atau keinginan bersetubuh;
keberanian.
Dalam Kamus Istilah Agama Islam (KIAI) syahwat diartikan dalam dua makna;
1) Keinginan manusia yang disertai dengan pemikiran-pemikiran baik atau buruk yang sifatnya
keduniaan;
2) Kecendrungan hati yang sulit terbendung kepada sesuatu yang bersifat, material. Adapun Al-
Qur'an menggunakan istilah syahwat untuk beberapa arti, antara lain:
a. Berhubungan dengan perilaku menyimpang, seperti firman Allah Swt. dalam Q.S Al-A'raf ayat
81
b. Dikaitkan dengan keinginan manusia terhadap kelezatan dan kesenangan, seperti dalam
Q.S Ali 'Imran ayat 14
c. Dihubungkan dengan mengikuti pikiran seseorang karena hawa nafsu, seperti dalam Q.S.
An-Nisa'/4: 27)
2. Jenis-jenis syahwat
Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an, syahwat dibagi kedalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
a. Syahwat dalam hal makanan. Oleh karena itu, Pilihlah makanan yang halal
b. Syahwat dalam berbicara. Karena itu jagalah lisan agar selalu berkata jujur dan baik
c. Syahwat hal pandangan. Oleh karena itu kita harus menjaga pandangan kita dari hal-hal
maksiat
Ada juga yang membagi syahwat kedalam tiga jenis yaitu sebagai berikut :
a. Syahwat kepada wanita. Allah Swt berfirman dalam Q.S Ali-'Imran ayat 14 yang artinya
"dijadikan indah bagi manusia kecintaan pada aneka kesenangan yang berupa perempuan".
b. Syahwat untuk meraih dunia dan rakus terhadap harta. Dari syahwat jenis ini biasanya
muncul sifat iri, dengki, hasad, dan saling bermusuhan di antara manusia
c. Syahwat kepada istri dan anak-anak. Padahal Allah Swt. mengingatkan kita agar berhati-hati
terhadap istri dan anak-anak, seperti dalam firman-Nya Q.S. At-Tagabun ayat
14-15 yang artinya:
1. Pengertian Gadab
Gadab Artinya Sikap Yang Cenderung mudah marah (pemarah).sikap marah ini yang mempunyai
kecendurungan negatif.Marah berarti perasaan tidak senang dan panas karena dihina atau diperlakukan
kurang baik dan lain sebagaianya.Adapun dalam kamus istilah Agama Islam (KIAI) Gadab artinya
marah.gadab juga bermakna luapan emosi yang didorong oleh nafsu setan yang berakibat negatib.sifat
marah seperti ini bias membakar jiwa dan melemehkan akal. Oleh karena itu ,kita harus bisa mengendalikan
diri sendiri dari sifat marah.marah dilarang dalam islam,
sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW sebagai berikut yang artinya :Diriwayatkan dari
Abu Hurairah R.A.bahwa seorang laki – laki berkata:Berilah aku pesan’’Rasulullah saw
bersabda:jangan marah laki – laki itu mengulang pertanyanya agar rosulullah saw
memberinya pesan,namun rosulullah saw tetap bersabda jangan marah”(H.R Bukhori)
Mrah itu ada yang positf ,ada juga yang negatif.Marah bisa menjadi positif jika objek kemarahan itu
adalah orang yang melakukan kejahatan atau kemaksiatan kepada allah swt.dalam arti lain, marah itu positif
jika dalam rangka menegakkan kebenaran.seperti kemarahan Nabi Hud A.S. atas kaumnya yang menolak
bahkan mengolok - olok ajaran Nabi Hud A.S.
sebagaimana di jelaskan dalam Q.S AL-A’raf ayat 71 sebagai berikut artinya:Dia (Hud)
menjawab,”sungguh,kebencian dan kemurkaan tuhan akan menimpa kamu.
Perilaku marah itu bisa menjadi negatif. Jika perilakunya terdorong untuk bertingkah laku jahat dan
buruk.orang yang suka marah berarti imannya lemah.sukanmenurutkan
hawa nafsunya atau tidak sabar.namun, orang yang baik adalah bisa Manahan amarahdan kemauannya yang
kuat untuk memaafkansaudaranya dengan suka rela.
Marah itu bisah muncul dalam berbagai situasi.Mulai dari situasi terancam,situasi
berbahaya,diperlakukan tadak adil,sampai mengalami keinginan yang tidak sesuai kenyataan, menurut
catatan Syifa Zunuraina,seorang psikolog ada empat jenis marah yang bisa terjadi pada diri manusia
diantaranya:
Marah jenis ini merupahkan kemarahan yang diungkapkan secara langsung melalui ucapan atau fisik yang
meledak – ledak contonya seperti membanting pintu ,meninggikan intonasi suara,mengarahkan jari
kepada objek yang di marahi dan lain sebagainya
Reaksi yang berlebihan akan membuat orang lain takut atau malah melawan dan kita akan cenderung gagal
mengatasi masalah secara efektif,Akibatnya seseorang bisa jadi salah memaknai apa yang orang lain akan
sampaikan dan tidak bisa mengontrol hidup kita.
Jenis kemarahan ini secara tidak langsung bertujuan untuk menyerang seseorang dengan bertingkah seolah
– olah tidak marah ,tetapi berprilaku sinis dan menyalahkan kejadian.perilaku yang ambigu ini
membuat orang lain bingun dan jengkel,akan tetapi,sumber kemarahannya tetap belumterselesaikan,jika
dipertahankan,sikap seperti ini akan terus-menerus mencegah penyelesaian yang bermakna.
Jenis marah ini merupahkan marah yang paling ideal.seperti namanya ,marah yang diplomatis
diperlihatkan dengan tenang ,namun tetap terkontrol perilakunya ,mereka yang menggunakan cara ini akan
terlihat tegas,fleksibel,responsive dan konstruktif dalam menghadapi konplik,pelaku marah jenis ini
,biasanya mengakui terlebih dahulu jika sedang merasa marah,tetapi tetap menghormati lawan bicara,
pemarah diplomatic juga bernegosiasi dengan sopan,Tidak dikuasai amarah serta mampu mengontrol
intinasi suara agar tetap stabil.
C. Menerapkan Mujahadah dan Riyadah untuk Menghindari Sifat Tercela Nafsu Syahwat
dan Gadab
1. Melalui Mujahadah
Arti mujahadah menurut bahasa adalah perang. Secara nyata mujahadah berarti perang melawan musuh-musuh Allah Swt.
Sementara itu, arti mujahadah menurut ahli adalah memerangi nafsu yang tidak baik.
Menurut Kamus istilah Agama Islam (KIAI), mujahadah mengandung tiga arti: 1) Mengalahkan
dorongan hawa nafsu baik di saat sedang melaksanakan sholat dan zikir maupun di saat menjalankan sabar
dan syukur dalam menghadapi segala kehendak dan pilihan Allah Swt. untuknya, 2) Perang untuk membela
agama Islam, 3) Kesungguhan mengolah jiwa dalam menghadapi nafsunya.
Bentuk mujahadah yang bisa dilakukan agar mampu menundukkan nafsu syahwat dan gadab adalah
sebagai beriku.
a. Menunaikan kewajiban sholat lima waktu, jika mungkin dilakukan dengan berjama'ah secara khusyu'.
b. Berbuat baik kepada kedua orang tua, baik ketika masih hidup maupun ketika sudah meninggal
dunia
2. Melalui Riyadah
Riyadah menurut bahasa adalah olahraga atau latihan. Sementara itu secara istilah riyadah adalah latihan
penyempurnaan diri secara kontinu melalui zikir dan pendekatan diri yang datangnya dari Allah Swt.
ditujukan kepada hamba-Nya. Dalam riyadah kita berlatih membiasakan diri melaksanakan ibadah-ibadah
mahdah dan gairu mahdah. Di antara bentuk riyadah yang bisa dilakukan agar bisa menundukkan hawa
nafsu, baik syahwat maupun gadab adalah sebagai berikut.
a. Puasa, dengan puasa bisa menahan gejolak hawa nafsu, terutama nafsu
syahwat dan gadab. Dengan puasa seseorang akan terlindungi. Seperti puasa di bulan ramadhan yang
termasuk latihan tahunan dalam mengendalikan hawa nafsu.