You are on page 1of 35

COUNSELING MICROSKILLS PART 2 Psikologi Konseling

MEMROSES TRIAD
Bagaimana pengalaman triad pertamamu?
Kesulitan/hambatan apa saja yang dihadapi?
MICROSKILLS
• Microskills in focus:


Attending

Mendengarkan

Persetujuan/
Penerimaan
Reflecting feelings Open question Restatement

Closed question √
Silence Challenge
Interpretasi Self-disclosure Immediacy
Memberi informasi Bimbingan langsung
TENTANG EMOSI/PERASAAN
WHAT EMOTION IS THIS?
MENGAPA PERLU EKSPLORASI PERASAAN?
•Klien seringkali memerlukan konseling karena perasaan distress
•Emosi/perasaan adalah bagian dari pengalaman internal sso.
Penerimaan thd emosi sso menunjukkan penerimaan thd org
tsb.
•Seringkali emosi kita abaikan, pendam, atau tolak karena
conditioning bahwa “perasaan itu tidak penting/merepotkan”
•Awareness, acceptance and expression of
emotions are necessary for their resolution
MENGAPA PERLU EKSPLORASI PERASAAN?
•Marah, sedih, takut, malu/shame, pain dan terluka => emosi-
emosi yang paling penting yang terlibat dalam perubahan
terapeutik (Greenberg dalam Hill, 2009)
•Tugas konselor: mendengarkan konten cerita klien (fakta) dan
memahami bagaimana konten tsb berdampak thd klien secara
emosional
•The question is: Denial
Avoidance
How do you handle your emotions?
Emotion?
Listen to it Notice it
What?
BAGAIMANA EMOSI DIEKSPRESIKAN?
Eksplisit Implisit

Eksplisit: dengan kata-kata Implisit: melalui bahasa tubuh,


emosi konteks pembicaraan ataupun isi
perkataan klien
Aku takut
banget Wah… Yah…mau
kalau … seneng bagaimana
banget! lagi?
EKSPLORASI PERASAAN
KETERAMPILAN: REFLEKSI KETERAMPILAN:
PERASAAN PERTANYAAN TERBUKA
TENTANG PERASAAN
•Keterampilan di mana konselor
mengulangi ucapan klien Dimulai dengan kata-kata:
dengan menyebutkan secara “Apa”, “Bagaimana”
eksplisit perasaan klien Contoh:
•Contoh:  “Apa yang kamu rasakan saat itu?”
 “Kamu marah pada suamimu  “Bagaimana rasanya berada pada
karena dia tidak ada di rumah.” situasi ini?”
 “Kamu kedengarannya senang bisa Jika ekspresi klien tidak
bersikap tegas kepada temanmu.”
eksplisit, untuk membantu klien
Mengomunikasikan empati menyadari emosi-emosinya
MICROSKILL: REFLECTING FEELINGS/ REFLEKSI
PERASAAN
•Keterampilan di mana konselor mengulangi ucapan klien
dengan menyebutkan secara eksplisit perasaan klien
•Contoh:
 “Kamu marah pada suamimu karena dia tidak ada di rumah.”
 “Kamu kedengarannya senang bisa bersikap tegas kepada temanmu.”
Mengomunikasikan empati
REFLEKSI PERASAAN
Bentuk-bentuk refleksi perasaan:
 “Kamu merasa … (karena … )”;
 “Kamu kelihatannya …”
 Perumpamaan: “Seperti terjebak rasanya”; “Kamu merasa seperti ada dalam
kegelapan yang tidak ada ujungnya”
“Saya mengerti apa yang kamu rasakan”
“Kamu pasti merasa …”
DAMPAK REFLEKSI PERASAAN
•Klien terbantu untuk mengenali dan menerima perasaannya
•Konselor memberikan validasi atas perasaan klien, klien
merasa diterima
•Konselor memberikan contoh/modeling cara mengekspresikan
perasaan yang sehat
•Konselor memberikan “ijin” untuk klien merasakan emosinya
dan mengurangi defenses klien, memungkinkan eksplorasi
emosi yang lebih mendasar
•Terutama untuk emosi-emosi yang sulit: marah, iri/cemburu, terluka
GUNAKAN REFLEKSI PERASAAN KETIKA…
•Ada ikatan terapeutik yang baik antara konselor dan klien
•Konselor dan klien sudah sepakat untuk work on emotions
•Klien menghindari emosi (intellectualizing, deflecting, or
distracting)
•Klien berperilaku maladaptif karena kurang menyadari
emosinya (cth. pasif ketika mengalami penganiayaan, tidak
menunjukkan emosi positif maupun negatif)
•Klien perlu memproses emosinya untuk healing
JANGAN GUNAKAN REFLEKSI PERASAAN JIKA…
•Relasi terapeutik belum terlalu kuat
•Klien merasa kewalahan dengan emosinya karena emotional
disorder, delusi atau kemarahan yang sangat besar
•Klien sedang mengalami krisis emosional yang berat dan tidak
akan sanggup menangani lebih banyak tekanan emosional
•Klien cenderung agresif, memakai narkoba, self-harming atau tidak
memiliki coping skills yang baik
•Klien menunjukkan penolakan terhadap ekspresi perasaan
•Konselor tidak berpengalaman menangani klien yang sangat
emosional
QUESTIONS
OPEN QUESTION / PERTANYAAN TERBUKA
•Untuk eksplorasi pemikiran (thought) dan perasaan (feeling)
untuk menggali informasi yang lebih mendalam
•Dimulai dengan kata-kata: “Apa”, “Bagaimana”
•Mengundang klien untuk dengan luas mengeksplorasi topik
tertentu
•Contoh:
•“Bagaimana kabarmu hari ini?”
•“Apa yang paling sulit dari situasi yang kamu hadapi ini?”
•“Apa yang kamu rasakan saat mengalami hal itu?”
CLOSED QUESTION / PERTANYAAN TERTUTUP
•Fokus pertanyaan spesifik dan tidak memberi banyak ruang
kepada klien untuk menjawab dengan bebas
•Dapat dijawab dengan 1-2 kata
•Mengundang klien untuk memberikan informasi yang spesifik
•Contoh:
•“Sekarang kamu kuliah tingkat berapa ya?”
•“Kapan kamu mulai mengalami gejala-gejala ini?”
•“Maksudmu, kamu tidak suka jika pacarmu terlalu ingin tahu
tentang kegiatanmu?”
QUESTIONS IN COUNSELING
•Beberapa pertimbangan ketika menggunakan open atau
closed question dalam konseling:
•Sasaran/goal: rapport-building atau klarifikasi?
Terlalu banyak closed question bisa membuat klien merasa diinterogasi
•Mana yang lebih penting: keakuratan data vs. persepsi klien?
•Intensi konselor

•Fokus TETAP pada klien, bukan pada orang lain dalam cerita
klien
WHAT TO EXPLORE?
• Masalah
•Sejarah
•“Sejak kapan kamu mengalami hal ini?”; “Apakah kamu pernah
mengalaminya sebelumnya?”
•Latar belakang
•“Apa kira-kira yang menjadi pemicu timbulnya masalah ini?”
•“Seperti apa konteks (pekerjaan/keluarga/lain-lain yang relevan) anda
saat itu?”
•Dinamika relasi (jika relevan)
•“Bagaimana hubunganmu dengan … sebelum masalah ini?”
•“Bagaimana kalian biasanya menyelesaikan masalah?”
WHAT TO EXPLORE?
•Pemikiran tentang masalah
•“Apa saja yang terlintas di pikiranmu tentang hal ini?”
•“Apa yang kamu katakan pada dirimu sendiri waktu itu?”
•Perasaan tentang masalah
•“Apa yang kamu rasakan waktu …?”
•“Bagaimana perasaanmu waktu menceritakan hal ini kepada saya?”
•Coping skills klien: menolong klien mengingat past successes, tapping into
client’s strengths
•“Apa yang membantu kamu bertahan?”
•“Biasanya bagaimana kamu menghadapi tantangan seperti ini?”
WHAT TO EXPLORE?
•Social support
•“Biasanya kalau kamu berada dalam situasi sulit, kamu mendapatkan
dukungan dari siapa saja?”
•“Siapa saja orang-orang yang bisa menjadi support team kamu?”
WORKING-STAGE Tahapan Insight
Insight/Tilikan: pemahaman baru dari
klien tentang dirinya dan masalahnya
INSIGHT (KLIEN VS. KONSELOR)
Mana yang lebih baik:
 Klien mendapat insight sendiri dengan difasilitasi oleh
konselor
 Konselor memberitahu klien
Mengapa?
 Manusia perlu mendapatkan makna dari kejadian hidupnya => self-
efficacy (merasa mampu)
 Insight yang didapat sendiri akan melekat dalam diri klien =>
menjadi bekal untuk masa y.a.d
Tugas konselor: memfasilitasi untuk klien mendapatkan insight
sendiri
INTERVENSI DI TAHAP INSIGHT
Konselor perlu memahami apa yang terjadi dalam diri
klien (dinamika intrapersonal klien)
Untuk meng-ases dinamika klien:
 Apakah ada gap atau kontradiksi antara perasaan, tindakan,
atau pemikiran klien? => Challenge
 Apa yang mungkin menyebabkan klien bertindak/berperilaku
seperti ini saat ini? => Interpretasi
 Apa yang saya rasakan dalam relasi dengan klien? Mungkinkah
orang lain dalam hidupnya bereaksi demikian juga? =>
Immediacy
CONTOH CHALLENGE
A: (tentang pacarnya) Kenapa sih nggak bisa dengerin aja
ceritaku, kenapa dia harus respon dengan ‘Kamu sih
ngomongnya ketus’… Aku selalu ada kalau dia butuh cerita,
tapi giliran aku butuh tempat curhat dia selalu responnya
kayak gitu (menghela nafas panjang, terdiam
sejenak…tersenyum) Yah udah lah, nggak apa-apa…mau
diapain lagi.
Konselor: “Benarkah nggak apa-apa?”
CHALLENGE
•Digunakan untuk menunjukkan pemikiran maladaptive,
kesenjangan/gap atau kontradiksi yang mungkin tidak disadari oleh
klien, atau karena klien tidak ingin berubah
•Intensi: menangani resistance, menstimulasi insight
•Posture: respek, tentative/sementara, dengan empati, non-judgmental
REMEMBER:
 Defenses are there for a reason! Apakah anda tahu alasan di balik defenses
klien ini? Gunakan challenge setelah terbentuk rapport yang kuat
 Pertimbangkan apakah challenge tepat untuk klien ybs pada titik ini (budaya,
timing)
CHALLENGE – GAP/DISCREPANCIES
Gap/Discrepancies Contoh
Antara dua pernyataan klien “Kamu bilang nggak peduli, tapi sering
membicarakan hal ini”
Antara ucapan dan tindakan/perilaku “Kamu mengatakan ingin nilaimu baik, tapi
kelihatannya banyak waktumu habis untuk
kegiatan-kegiatan lain selain belajar.”
Antara dua perilaku Tersenyum tapi tangan mengepal
Antara dua emosi “Kamu sedih tapi juga lega dengan
berakhirnya hubungan ini”
Antara nilai-nilai klien dan perilaku “Kamu ingin kejujuran dari pacarmu tapi kamu
tidak ingin hal ini diketahui olehnya”
CHALLENGE – GAP/DISCREPANCIES
Gap/Discrepancies Contoh
Antara persepsi tentang diri sendiri “Kamu mengatakan bahwa penampilanmu
dan pengalaman kurang ok, tapi kelihatannya banyak yang
memuji penampilanmu?”
Antara ideal dan real self “Kamu mengatakan ingin menjadi lebih baik,
tapi sekarang kamu mengatakan kamu tidak
mungkin menjadi lebih baik.”
Antara pandangan konselor dan klien “Kamu mengatakan bahwa kamu tidak
berdaya, tapi dari ceritamu saya melihat
bahwa kamu seorang yang kuat”
CHALLENGE
•Harus digunakan segera setelah konselor melihat ucapan/
behavior klien yang tidak konsisten tsb
Contoh:
Klien mengatakan bahwa ia tidak sedih, tapi air mata mulai
menggenang di kedua matanya
Challenge: “Kelihatannya sulit untukmu untuk mengakui kesedihanmu?”
 Sudah beberapa kali sesi klien datang terlambat.
Challenge: “[Nama klien], sudah beberapa kali ini kamu terlambat
datang. Apa ada masalah?”
SELF-DISCLOSURE
•Keterampilan di mana konselor •Contoh:
secara eksplisit mengungkap- •“Ketika saya baru memulai
kan sebagian aspek dari kuliah saya, memang terasa
pengalaman pribadinya untuk berat”
tujuan terapeutik •“Waktu saya harus mengurus ibu
saya yang kanker sambil kuliah,
•Digunakan untuk menolong saya seringkali kewalahan.
klien mengeksplorasi emosi Apakah itu yang kamu alami
dan pemikirannya juga?”
•Fokus tetap pada klien, bukan •Appropriate genuineness!
pada konselor.
SELF-DISCLOSURE
Dos Don’ts

•Tidak sering •Lebih untuk memenuhi kebutuhan


•Untuk memberikan konselor (curcol),
validasi/normalisasi terhadap •Mengganggu flow dari sesi
realitas yang dihadapi klien, konseling,
•Memperkuat therapeutic alliance, •Membuat batasan antara konselor
•Menawarkan insight baru dan klien menjadi kabur,
berdasarkan pengalaman •Memberi saran terselubung
konselor
SELF-DISCLOSURE
Contoh:
 Self-disclosure yang baik:
https://www.youtube.com/watch?v=12s4zgUUJFs
 Self-disclosure yang kurang baik, konselor lebih banyak bicara tentang
pengalamannya dibanding klien:
https://www.youtube.com/watch?v=7CpFvjXO-rs
TRIAD #2
Microskills:
1. Must: Attending, Listening, Approval/Reassurance, Silence,
Restatement/Reflecting Content, Open question, Closed
question,
2. Should: Reflecting Feeling
3. Only when appropriate: Challenge, Self-disclosure
Buat Refleksi #2
REFERENSI
Hill, C. E. (2010). Helping skills: Facilitating exploration, insight, and
action (3rd ed.). Washington, DC: American Psychological
Association.
Lesmana, J. M. (2005). Dasar-dasar Konseling. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia.
Sbanotto, E. A. N., Gingrich, H. D., & Gingrich, F. C. (2016). Skills
for effective counseling: A faith-based integration. Downers
Grove, IL: InterVarsity Press.

You might also like