You are on page 1of 16

MAKALAH

UJIAN AKHIR SEMESTER


PENGANTAR ILMU DAKWAH

Disusun Oleh :

Ibnu Ubaydillah
NIM : 233022010

Dosen Pengampu : Dr. Andries Kango, M.Ag

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SULTAN AMAI GORONTALO
2023/2024
DAFTAR ISI

Table of Contents
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................................................3
PENGERTIAN DAKWAH................................................................................................................................3
A. Pengertian Secara Bahasa...................................................................................................................3
B. Pengertian Secara Istilah / Menurut Pakar..........................................................................................4
C. Istilah-Istilah Lain Dakwah...................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................8
MATERI DAKWAH........................................................................................................................................8
A. Pengertian Materi Dakwah..................................................................................................................8
B. Sumber Materi Dakwah.......................................................................................................................8
C. Materi Dakwah Yang Baik dan Efektif..................................................................................................9
BAB III........................................................................................................................................................10
MEDIA DAKWAH........................................................................................................................................10
A. Pengertian Media Dakwah................................................................................................................10
B. Jenis-Jenis Media Dakwah.................................................................................................................11
a. Media Massa..............................................................................................................................11
b. Media Nonmassa.......................................................................................................................11
C. Media Dakwah Digital........................................................................................................................11
D. Kelebihan Media Dakwah Digital.......................................................................................................12
BAB IV........................................................................................................................................................13
MAD’U (OBJEK DAKWAH)..........................................................................................................................13
A. Pengertian Mad’u..............................................................................................................................13
B. Identifikasi Mad’u..............................................................................................................................13
C. Jenis-Jenis Mad’u...............................................................................................................................14
D. Mad’u Millenial.................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................16
BAB I

PENGERTIAN DAKWAH

A. Pengertian Secara Bahasa

Secara bahasa dakwah berasal dari akar kata (masdar) kata kerja da’a-yad’u yang
berarti memanggil, memanggil atau mengajak. Secara terminologi dakwah berarti
kegiatan yang mengajak dan mengajak manusia untuk taat kepada Allah SWT sesuai
dengan garis keimanan, hukum syariah, dan etika Islam.

Orang yang berdakwah disebut “dai” (dakwah), sedangkan orang yang menjadi
subjek dakwah disebut mad’u. Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan hukum
Islam dalam penyampaian dakwah. Ada yang menetapkannya sebagai fardu kifayah
(kewajiban kolektif) ada pula yang menetapkan fardu ain.

Semua mendasarkan pendapatnya pada ayat 104 Surat Ali Imran dalam Al-
Qur'an. “Dan hendaklah di antara kamu ada sekelompok orang yang menyerukan
kebajikan, memerintahkan (berbuat) kebaikan, dan melarang kejahatan. Dan merekalah
yang beruntung.
B. Pengertian Secara Istilah / Menurut Pakar

1. Ibnu Taimiyah

Cendekiawan besar Islam, menyatakan bahwa dakwah adalah seruan untuk


beriman kepada Allah dan ajaran para utusan-Nya. Ini mencakup membenarkan berita
yang dibawa oleh para utusan dan mentaati perintah-Nya.

2. Syekh Ali Mahfudz

Dakwah sebagai usaha mengajak manusia kepada petunjuk Allah, melalui


kebaikan dan larangan terhadap keburukan, untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan
akhirat.

3. Prof. Toha Yahya Omar

Dakwah adalah upaya bijaksana untuk mengajak umat manusia menuju jalan yang
benar sesuai dengan perintah Tuhan, guna mencapai kemaslahatan dunia dan akhirat.

4. Hamzah Ya’qub

Dakwah sebagai ajakan kepada umat manusia dengan kebijaksanaan untuk


mengikuti petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya.

5. Prof. Dr. Hamka


Dakwah adalah panggilan atau seruan untuk menganut suatu pendirian yang
konotasi positif, dengan substansi utama berfokus pada amar ma'ruf nahi munkar, yakni
mendorong kebaikan dan mencegah keburukan.

C. Istilah-Istilah Lain Dakwah

1. Tabligh

Tabligh dalam bentuk imperatif atau verba amr terdapat pada kata “balligh” yang artinya
menyampaikan. Dan kata balagh artinya menyampaikan. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-
Quran Al-Maidah [5] ayat 67 yang artinya:

Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu
kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah
memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang kafir.

2. Tabsyir

Kata tabsyir identik dengan kata targhib yang artinya membawa kabar baik bagi orang yang
beriman dan beramal shaleh. Sedangkan kata indhar mempunyai arti yang mirip dengan kata
tarhib, artinya peringatan bagi orang yang kafir dan melanggar perintah Allah SWT. Hal ini
sesuai dengan firman Allah dalam Al-Quran surat Saba [34] ayat 28 yang artinya:

Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa
berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.

3. Nashihat

Kata nasihun yang berarti penasehat disebutkan dalam surat Al-A'raf [7] ayat 68 yang artinya:

Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat
yang terpercaya bagimu.
4. Zikra

Al-zikra artinya peringatan atau pengingat. Selain kata zikra, terdapat juga kata zakkir dan
muzakkir. Kata zakir adalah fi'il amar yang artinya teguran atau peringatan. Sedangkan kata
muzakkir adalah isim fa'il yang artinya orang yang melakukan suatu perbuatan dan dalam
konteks ini adalah peringatan. Hal ini terlihat jelas dalam surat Al-An'am [6] ayat 70 yang
artinya:

Dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda
gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-
Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya
sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa’at selain daripada
Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu
daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi mereka
(disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran
mereka dahulu.

5. Amr Ma’ruf Nahi Munkar

Amr Ma'ruf Nahi Munkar mengandung makna memerintahkan yang baik (baik) dan melarang
yang buruk (buruk). Allah berfirman dalam Al-Quran surat Ali Imran [3] ayat 104 yang artinya :

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung
6. Maw’izhah

Arti kata maw’izhah menurut Tafsir Al-Mishbah adalah pengingat, pelajaran. Allah SWT
berfirman dalam surat An-nahl [16] ayat 125 yang artinya:

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.
BAB II

MATERI DAKWAH

A. Pengertian Materi Dakwah

Materi dakwahnya mencakup ajaran Islam. Inilah ajaran Islam yang harus
diteruskan kepada umat manusia dan diajak untuk menerima dan mengikutinya. Ajaran Islam
diharapkan benar-benar dapat diketahui, dipahami, diapresiasi dan diamalkan, sehingga sesuai
dengan kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam.

B. Sumber Materi Dakwah

Padahal, semua bahan ajar bersumber dari dua sumber, yaitu: Al-Quran dan Hadits.
Menurut Hasby Shiddiqiy, Al-Quran adalah kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang
diturunkan atau diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya merupakan salah
satu bentuk ibadah. Sedangkan al-Hadits mengacu pada segala sesuatu yang diriwayatkan kepada
Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir), dan sebagainya.

Hadits atau al-hadits dalam bahasa al-Jadid artinya adalah sesuatu yang baru berbeda
dengan al- Qadim (lama) yang artinya menunjukkan waktu yang dekat atau singkat seperti
(pendatang baru atau pemeluk Islam). Hadits biasa juga disebut al-khabar yang artinya berita,
yaitu sesuatu yang diucapkan dan ditransmisikan dari satu orang ke orang lain. Secara umum
fungsi hadis adalah untuk menjelaskan makna isi Al-Quran yang sangat mendalam dan
komprehensif.
C. Materi Dakwah Yang Baik dan Efektif

1. Relevansi

Materi dakwah harus relevan dengan kehidupan sehari-hari dan permasalahan


yang dihadapi masyarakat. Hal ini akan membantu mereka merasa bahwa dakwah
mempunyai hubungan langsung dengan kehidupan mereka.

2. Mengandung pesan-pesan positif

Materi dakwah harus mengandung pesan-pesan positif dan membangkitkan


semangat. Hal ini akan membantu membawa perubahan positif dalam kehidupan individu
dan masyarakat.

3. Keterpahaman

Materi dakwah harus disajikan dengan bahasa dan gaya yang mudah dipahami
oleh khalayak. Hal ini akan membantu memastikan bahwa pesan dakwah dapat diterima
dan dipahami dengan baik.

4. Berdasarkan ajaran agama

Dokumen dakwah harus berdasarkan ajaran agama dan nilai-nilai moral yang
diusung masyarakat. Hal ini akan membantu memastikan dakwah konsisten dengan
keyakinan dan nilai-nilai masyarakat.
BAB III

MEDIA DAKWAH

A. Pengertian Media Dakwah

Kata media berasal dari bahasa latin median yang merupakan bentuk jamak dari
media. Secara etimologis berarti alat perantara. Menurut Wilbur Schram, media diartikan
sebagai teknologi informasi yang dapat digunakan dalam pendidikan. Lebih spesifiknya,
media dakwah berarti alat fisik yang menjelaskan isi pesan atau khotbah, seperti buku,
film, video, kaset, slide, dan lain-lain.

Menurut Hamzah Ya’cub, media dakwah adalah alat objektif yang menjadi
saluran, yang menghubungkan ide dengan umat, suatu elemen yang vital dan merupakan
urat nadi dalam totalitet dakwah. Sementara itu, Wardi Bachtiar dalam Samsul Munir
Amin menjelaskan bahwa media dakwah merupakan perantara yang digunakan untuk
menyampaikan materi dakwah kepada penerima materi dakwah. Media yang dimaksud
bisa jadi televisi, video, kaset, rekaman, majalah, dan surat kabar.

Dari pendapat para ahli di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa media dakwah
merupakan sarana atau alat yang mempercepat gagasan dakwah agar Mad’u dapat
memahami dan menerimanya. Oleh karena itu, komunikasi dakwah harus menjadi
perhatian para pelaku dakwah. Keahlian dosen dalam memilih bahan perkuliahan yang
sesuai akan memudahkan penyebaran perkuliahan.
B. Jenis-Jenis Media Dakwah

a. Media Massa

Media massa digunakan dalam komunikasi ketika terdapat banyak orang yang
berkomunikasi dan bertempat tinggal berjauhan. Media massa yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari adalah surat kabar, radio, televisi, dan film yang bergerak di bidang
informasi tentang Dakwah.

b. Media Nonmassa

Media ini digunakan untuk berkomunikasi dengan orang atau kelompok tertentu
seperti surat, telepon, SMS, telegram, fax, papan buletin, CD, email, dll. Semua itu
digolongkan karena tidak mengandung nilai keserentakan dan sifat komunikasinya tidak
bagus.

C. Media Dakwah Digital

Media dakwah terus berkembang sesuai dengan perkembangan saat ini. Etos
Mad'u pun berubah, dari awalnya menghadiri pertemuan secara langsung, kini
berkembang pesat dan merambah ke pertemuan daring dan digital. Untuk menjawab
tantangan era yang seolah tiada akhir, Masjid Agung Jawa Tengah harus siap beradaptasi
dan tetap berada pada jalurnya. Mampu menjadi media dakwah tidak hanya sebatas
offline namun juga merambah ke dunia digital. Media konvensional dan media massa
saat ini. Instagram merupakan salah satu jejaring sosial yang banyak digunakan oleh
masyarakat Indonesia. Berkat karakteristik masing-masing platform, orang memilih
media sosial mana yang paling cocok untuk mereka.
D. Kelebihan Media Dakwah Digital

Memasuki era digital, para da’i atau da’i harus beradaptasi dengan cepat. Suka atau tidak
suka, ia harus menghadapi kenyataan kemajuan teknologi yang kacau balau. Selain berpikir
cerdas yang diperlukan untuk menentukan strategi dan arah dakwah, para dakwah juga harus
bertindak cepat untuk berpartisipasi dalam dakwah digital.

Dakwah reguler tentu sangat berbeda dengan dakwah di era digital yang menggunakan
teknologi komunikasi. Namun kita tidak bisa menutup mata, meski berdakwah di era digital ini
tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Sebelum kita berbicara lebih jauh tentang dakwah di
era digital. Pertama kita harus memahami apa itu definisi dakwah.

Pada saat yang sama, perkembangan teknologi dan komunikasi juga mempengaruhi
kegiatan dakwah. Dahulu, dakwah dilakukan dengan cara biasa. Saat ini, hal tersebut sudah
menjadi digital. Aktivitas dakwah berkembang menjadi ranah publik. Dakwah sebagai proses
pemberian ajaran spiritual muncul dalam berbagai bentuk. Beragamnya kegiatan dakwah juga
didorong oleh faktor lain yaitu media dakwah.
BAB IV

MAD’U (OBJEK DAKWAH)

A. Pengertian Mad’u

Mad’u merupakan obyek dakwah bagi seorang da’i baik perorangan, kolektif
maupun umum. Masyarakat sebagai objek dakwah atau tujuan dakwah merupakan unsur
penting dalam sistem dakwah dan memegang peranan yang tidak kalah pentingnya
dengan unsur dakwah lainnya. Oleh karena itu, permasalahan kemasyarakatan ini perlu
dikaji secara matang sebelum beralih ke aktivitas dakwah yang sebenarnya. Untuk
berdakwah, seorang khatib harus dibekali dengan pengetahuan dan pengalaman tertentu
terkait permasalahan masyarakat.

B. Identifikasi Mad’u

Islam adalah agama dakwah yang pada prinsipnya selalu membawa cinta kasih,
keamanan, kedamaian dan kenyamanan bagi umatnya. Siapapun bisa melakukan kegiatan
dakwah untuk menyebarkan agama Islam, namun dalam konteks sosial budaya dan sosial
agama yang ada dalam masyarakat Indonesia sebagai objek dakwah, dakwah menghadapi
sesuatu yang sangat penting: kajian tentang eksistensi sosial. , atau mad'u, sangat
beragam. Mengelola dakwah dalam konteks Mad'u yang sangat beragam menjadi
perhatian yang sangat serius bagi seorang dakwah karena setiap perbedaan pendapat
dipengaruhi oleh keadaan budaya yang ada dalam masyarakat. Masyarakat sebagai
subjek dakwah, baik individu maupun kelompok, mempunyai pandangan yang beragam
terhadap nilai, norma, dan cara menentukan definisi Islam. Pilihlah pesan dakwah yang
ingin disampaikan kepada Mad'u agar semua perbedaan yang ada di masyarakat
diperhatikan, bukan memonopoli salah satu dari sekian banyak perbedaan. Penentuan
keberadaan mad’u sebelum melakukan kegiatan dakwah merupakan hal yang penting
bagi para pelaku dakwah itu sendiri agar dapat menentukan pilihan dakwah, metode
dakwah, strategi dakwah dan pesan dakwah. sesuai dengan kondisi sosial dan sosial
keagamaan masyarakat. Mad’u sebagai salah satu unsur dakwah mempunyai ciri khusus
yang berbeda dengan unsur lainnya, karena lahirnya kegiatan dakwah tentunya
dipengaruhi oleh keberadaan mad’u. Oleh karena itu, penting bagi para pelaku dakwah
untuk menentukan apa yang dibutuhkan masyarakat untuk menyampaikan pesan dakwah.

C. Jenis-Jenis Mad’u

Beberapa pendapat yang dapat kami himpun adalah sebagai berikut:

1. Pada awal surat al-Baqarah, mad'u dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: beriman,
kafir dan munafiq. Mujahid berkata: “Empat ayat surat al-Baqaarah menggambarkan sifat orang-
orang yang beriman, dua ayat menggambarkan sifat orang-orang kafir dan tiga belas ayat
berikutnya menggambarkan sifat orang-orang munafik…”. dalam hal Tuan. Natsir, golongan
mad’u ada tiga, yaitu: “sahabat yang setia kepadanya seumur hidup dan mati, dari awal sampai
akhir, dan lawan yang terang-terangan memusuhi mereka dari awal sampai akhir AKHIR; dan
lawan yang bermain pura-pura berteman, menunggu kesempatan menyerang dari belakang.

2. Secara umum menurut Imam Habib Abdullah Haddad, mad’u dapat dikelompokkan menjadi
delapan keluarga, yaitu:

a.Ulama

b Ahli bertapa dan ahli ibadah

c. Tata Tertib

d. Kelompok usaha, industri, dll.

VND. Masyarakat miskin dan lemah

f. Anak-anak dan pembantu wanita 55.555 g. Warga sipil yang taat dan penjahat asusila

h. Orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.


3. Abdul Karim Zaidan dalam ushul al-Dakwahnya mengelompokkan kaum mad'u menjadi
empat golongan, yaitu: al-mala' (penguasa), jumbur al-nas (mayoritas dalam masyarakat), kaum
munafik dan ahli dalam bidang ilmu. amoralitas.

4. Sa'id bin Ali bin Wahf al-Qahthani mempunyai pembagian yang hampir sama dengan al-
Bayanuni yaitu membagi mad'u menjadi kategori muslim dan non muslim. Mad'u dalam
keluarga muslim terbagi menjadi dua golongan, yaitu: muslim yang berakal dan mau menerima
kebenaran. Dan umat Islam mau menerima kebenaran namun sering kali lengah dan kalah
dengan hawa nafsunya. Sementara itu, non-Muslim juga memiliki pandangan yang sama dengan
al-Bayanuni, namun ia tidak mengklasifikasikan orang munafik sebagai non-Muslim.

D. Mad’u Millenial

Dakwah merupakan upaya menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan manusia. Tahapan
pertama suatu dakwah adalah hadirnya orang-orang yang mencari keutamaan, memerintahkan
kebaikan dan mencegah keburukan. Kelompok inilah yang disebut subjek dakwah (da’i). Da’i
adalah seseorang yang melakukan dakwah, baik secara lisan maupun tertulis, atau dengan
tindakan perseorangan, kelompok, atau dalam bentuk organisasi.

Selain itu, faktor kedua dalam melakukan aktivitas dakwah adalah keberadaan seseorang
yang menjadi tujuan dakwah. Golongan atau umat ini disebut mad’u. Antara da’i dan mad’u
terdapat hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Seorang da’i dalam kegiatan dakwahnya terlebih
dahulu harus memahami kondisi dan karakter mad’u. Demikian pula seorang mad'u harus
mempertimbangkan seorang da'i dari segi kehandalannya.

Gambar da'i yang dijadikan panutan adalah orang-orang yang dihormati ulamanya.
Idealnya, sikap seorang da'i teladan adalah seorang da'i yang mempunyai keterampilan,
kedewasaan, kejujuran, keberanian, dan kesusilaan. Namun permasalahan yang sering muncul
dalam melakukan dakwah saat ini adalah mad'u memiliki tingkat pemahaman yang rendah
terhadap ciri-ciri da'i sehingga patut dijadikan teladan.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Manajemen Dakwah UIN Antasari

https://idr.uin-antasari.ac.id/6331/5/BAB%20II.pdf

Pesan dakwah dalam film ayat-ayat adinda, Jurnal Repository UIN Sumatera Utara

http://repository.uinsu.ac.id/4901/4/BAB%20II.pdf

E-Jurnal Repository UIN Walisongo

https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/6473/3/BAB%20II.pdf

Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan Vol. 9, no. 2 (2018), pp. 239-262.

https://core.ac.uk/download/pdf/287301026.pdf

Jurnal Repository UIN Walisongo

https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/16226/

https://khazanah.republika.co.id/berita/ok995r313/memahami-dakwah

https://kontenjatim.com/read32310/pengertian-dakwah-menurut-para-ahli-dan-kewajibannya-bagi-
muslim?page=all

https://lpmdinamika.co/arus-sastra/featured/istilah-dakwah-dalam-al-quran/

https://babel.kemenag.go.id/id/opini/575/MATERI-DAN-TUJUAN-DAKWAH#:~:text=Materi%20dakwah
%20ialah%20ajaran%20Islam,agar%20mau%20menerima%20dan%20mengikutinya

https://123dok.com/article/sumber-materi-dakwah-materi-dakwah-kajian-teoritis.zk724v4q

You might also like