You are on page 1of 19

Melirik Bisnis Burung Perkutut Impor

Siapa yang tak tertarik dengan perkutut impor yang saat ini lagi booming di tanah air, dari
berbagai trah dan peternak dari Thailand semuanya langsung laris manis saat didatangkan ke
Indonesia. Namun peluang ini hanya mampu dibaca oleh segelintir kungmania yang mampu
menjadi rujukan para kungmania Indonesia untuk mendapatkannya, selebihnya sudah dijadikan
“barang dagangan” yang siap dilempar ke peternak ataupun pemain hobi perkutut di Indonesia.

Peluang bagus saat Indonesia booming

Memang bisnis burung impor saat ini sedang naik


daun, selain langsung laris dari segi harga sebagian besar kungmania Indonesia sudah
mengerti harga belinya. Sebut saja Liem Boen Hay salah satu importir asal Semarang ini yang
memiliki eksistensi tinggi mampu menyediakan perkutut impor dari berbagai peternak Thailand
(Bangkok ataupun Thailand Selatan). Dengan kepiawaiannya banyak pelanggan yang sudah
pesan burung impor tertentu (peternaknya, red) menjelang keberangkatannya, dan saat kembali
ke Indonesia pesanan tersebut tinggal ambil saja.

Sementara lainnya adalah Junaedi Mojokerto yang biasanya bergabung dengan Bambang
Terminal yang juga siap menyediakan burung-burung impor dengan kualitas super. Dari
keduanya booming perkutut impor kembali booming di Indonesia, dan tentunya hal tersebut
menjadi salah satu fenomena kungmania Indonesia untuk mencari sekaligus membandingkan
kualitas burung yang bagus dengan hasil peternak lokal. Namun bukan berarti hasil peternak
lokal tidak layak untuk dipakai justru mengkombinasi keduanya adalah trend yang awet
sepanjang perjalanan hobi perkutut.

Bagi mereka yang ingin eksis menjadi penjual burung


impor tanpa harus datang ke Thailand, rata rata mereka kulakan dari beberapa importir yang
ada di Indonesia. Nah disinilah peluang yang dimaksud bisa dimanfaatkan oleh kungmania
untuk diselami, pasalnya bisnis perkutut impor bakal kembali naik daun di Indonesia dan bisa
mendatangkan keuntungan gede bagi pelakunya. Satu alasan yang pasti adalah saat produk
Thailand Selatan TPP dan MLT yang sukses merajai konkurs di Liga Perkutut Indonesia (LPI)
2009.

Aljazair dan Jamaica adalah dua jawara papan atas yang saat ini sedang hangat menjadi
pembicaraan kungmania Indonesia sebab kedua burung tersebut asli produk impor, Aljazair
adalah produk dari MLT milik Jakumad dan Jamaica produk TPP milik Tuan Pa Pujud. Sejak
keduanya moncer peternak asalnya juga mengalami kenaikan signifikan dalam hal permintaan
produk. Terutama sekali duet Banmbang Terminal dan Junaedi langsung ketiban rejeki fresh
karena banyak kungmania yang menanyakan saudara saudara Aljazair dan Jamaica. “Kalau
untuk keduanya saya sudah stock adik adiknya di kandang, dan ini jelas sudah saya prediksi
sejak awal dan prediksi itu benar benar terbukti. Dan MLT dan TPP langsung jadi produk laris di
Indonesia,” kata Bambang Terminal.

Harga jelas di atas rata-rata

Sekedar perbandingan untuk masalah harga jelas berbeda dengan produk lokal Indonesia,
produk impor memiliki harga yag diatas rata rata. Bagi kungmania yang siap membelanjakan
koceknya harus sedikit menebalkan dana belanjanya, karena memang harga burung impor bisa
berkisar Rp 10 juta keatas seekor. Harga ini bisa melambung manakala burung yang dimaksud
memang bagus kualitasnya saat dipantau di Indonesia bisa jadi harga jualnya bisa samapai
puluhan juta samapai ratusan juta seekor.

Nah peluang inilah yang memang tidak terlalu dilirik kungmania, terutama para “makelar” burung
ternak ataupun burung lomba. Jika kungmania bisa melirik bisnis ini dijamin bakal sukses untuk
jangka waktu yang panjang, sebab dalam kondisi apapun burung impor selalu menjadi
kebutuhan kungmania Indonesia. Adakah yang berminat mencobanya atau justru ada yang
malu malu untuk melakukannya.

Rutin terbang ke Indonesia

Melihat pasar yang begitu besar peternak thailand mulai lebih intensif terbang ke Indonesia, rata
rata tujuannya adalah melihat langsung perkembangan produk mereka di beberapa peternak
Indonesia. Bahkan beberapa diantaranya ada yang mulai belanja beberapa produk Indonesia
untuk dijadikan indukan, salah satunya adalah TP (Terminal Perkutut) 666 yang menjadi salah
satu trah wajib yang harus dibelinya. Sekedar catatan bahwa TP 666 bukan hanya laris manis di
Indonesia, di Thai Sel produk Terminal Perkutut ini juga sangat laris mania.

Melihat antusias para peternak Thailand memiliki jadawal rutin terbang ke Indonesia memang
membuat peternak Indonesia senang sebab mereka juga tertarik dengan produk Indonesia.
Sehingga untuk beberapa produk harus disimpan untuk memenuhi permintaan dari peternak
Thailand, Hal ini penting dilakukan agar peternak Indonesia tidak melulu berbelanja pada
peternak Thailand. “Kita ingin merintis kembali ekspor perkutut ke Thailand sebab sebagian
produk yang kita lempar indukannya juga berasal dari Selatan. Semuanya tergantung dari nego
kita terhadap peternak Thailand dan Terminal Perkutut sudah bisa menjual produk kita kepada
peternak Thailand. Jelas ini membanggakan karena kita juta mampu menghidupkan sisi lain
yang jarang dilakukan peternak Indonesia,” jelas Bambang Terminal. – hen

BURUNG AGROBIS | No 469 Minggu II April 2009

10 Langkah Beternak Perkutut


I. Sekolah Dulu

Namanya juga beternak, langkah pertama yang perlu kita lakukan adalah menyiapkan
indukan untuk ditangkar. Disinilah biasanya para pendatang baru (baca pemula) sering
babak belur. Habis duit segudang tanpa hasil yang diharapkan. Karena itu kalangan Kung
Mania sering berseloroh, “sekolah” perkutut itu biayanya amat mahal. Kenapa mesti mahal
bila kita tahu trik-triknya ?

Agar biaya sekolah itu tak mahal, kita jangan emosi dengan mengandalkan kekuatan modal
di kocek. Anggap saja seperti layaknya sekolah formal. Mulai dari TK, SD, SMP dan
seterusnya. Jangan malu dikatakan punya duit tapi beli burung cepekan (seratus ribuan).
Beli dulu yang murah-murah sembari belajar dan memahami berbagai aspek suara perkutut.
Belilah piyik lalu peliharalah sampai dewasa. Tujuannya, agar faham betul, bila sewaktu piyik
kualitasnya demikian setelah dewasa berubah demikian.
Setelah mulai paham sekolahnya baru ditingkatkan. Mulai beli burung-burung yang agak
mahalan sedikit. Sebaiknya juga tetap piyik. Tujuannya sama, untuk memantau
perkembangannya. Tahapan ini terus naik sesuai dengan jumlah dana yang tersedia.
Setarakan antara kekuatan modal dengan ilmu yang ada. Kalau mengertinya masih
setengah-setengah, sebaiknya beli burung dengan harga menengah. Agar terhindar dari
gorokan dan tak memunculkan seloroh, “sekolah perkutut mahal harganya”.

II. Pelajari Darah (Blood Line)

Nyaris 90% peternak sukses mengatakan, bahwa unsur darah turunan yang mengalir pada
seekor perkutut amat menentukan kualitasnya. Karena itu carilah piyik-piyik atau calon bibit
dengan aliran darah yang baik. Kalau perlu darah langsung para juara.
Dengan mempelajari aliran darah yang mengalir pada seekor perkutut, minimal kita masih bisa
selamat. Sebab sering terjadi, meski dibeli dengan harga cepekan tetapi saat diternak
melahirkan juara. Itu dikarenakan aliran darah yang mengalir masih membawa turunan juara.
Agar makin paham dengan darah darah beken, sebaiknya ikuti silsilah setiap jawara. Setelah
paham betul sampai kakek buyut para jawara, barulah masuk ke peternak untuk berburu piyik
berbakat atau calon indukan bermasa depan.

III. Nonton Konkurs atau Latihan

Anda tidak akan diusir bila datang melihat latihan rutin yang banyak digelar di kota Anda. Atau
datanglah melihat konkurs resmi. Disitu, Anda bisa belajar banyak. Selain mematangkan ilmu
suara perkutut yang baik dan benar, juga sekaligus memahami bagaimana karakter Kung
Mania.
Di arena tersebut Anda bisa berkenalan dengan sejumlah peternak, para botoh atau juri dan
bahkan para pakar. Belajar dan janganlah malu untuk bertanya bilamana perlu.
Disitu Anda juga sekaligus bisa menguping, berapa harga pasaran untuk seekor perkutut
berdasarkan kualitas suaranya. Tujuannya, Anda tidak tersembelih bila suatu ketika datang ke
peternak atau showroom untuk membeli calon indukan.

IV. Memilih Peternak


Pilihan yang tepat pada peternak untuk pengadaan bibit juga amat menentukan. Sebab
sekarang ada ribuan peternak di seluruh tanah air dengan kualifikasi gurem, menengah dan
besar. Tak perlu gerah datang ke peternak gurem, karena setiap peternak pasti punya yang baik
dan yang kurang. Bukan jaminan datang ke peternak raksasa dan papan atas pasti mendapat
burung bagus dan bisa jadi juara atau menurunkan anak juara kalau diternak. Sebaliknya,
produk peternak gurem tak selamanya jelek, jauh dari juara dan susah diternak.
Berdasarkan keyakinan akan kemampuan diri ada baiknya Anda untuk menerobos semua
peternak yang Anda ketahui alamatnya. Nongkronglah disana minimal dua jam untuk
memperhatikan indukan yang peternak bersangkutan ternakan. Juga piyik-piyik produksi
mereka plus darah-darah yang mereka ternak. Untuk dicatat, seorang peternak yang baik dan
mapan, biasanya sudah kelihatan konsisten. Sudah memiliki ciri khas akan ciri produk mereka
misalnya peternak A piyik-piyik yang Anda pantau punya ciri khas, sebut saja powernya. Atau
suara ujungnya rata-rata ndelosor.

Ciri khas itu biasanya bawaan tanpa sengaja kesukaan tipe suara perkutut yang mereka sukai,
misalnya peternak A suka akan tipe suara perkutut yang panjang bak kucing kejepit, maka bisa
dipastikan indukan yang mereka ternak juga bertipe demikian. Tipe yang sama juga akan Anda
temui pada piyik yang mereka produksi.

Peternak yang sudah mulai konsisten dan punya ciri khas demikian umumnya sudah peternak
secara intensif selama lebih dari dua tahun. Atau ciri khas itu mulai nampak manakala mereka
sudah sampai ke generasi ketiga yang mereka ternak. Atau sudah mulai banyak menggunakan
anakan sendiri (pilihan) untuk dijadikan indukan serta hanya menggunakan maksimal 25%
indukan dari luar. Indukan dari luar, bagi peternak mapan dan konsisten hanyalah sebagai
pemberi corak. Misalnya, agar bisa menguber gaya baru yang lagi ngetrend.
Peternak yang belum mapan, antara lain ditandai dengan variatifnya merk bibit yang mereka
ternakkan. Ini juga pertanda bahwa peternak yang bersangkutan masih dalam tahap mencari
bentuk.
Bila menemui peternak demikian, sebetulnya kesempatan buat Anda untuk merogoh produk
terbaik mereka. Karena yang mereka ternakkan masih F/1, biasanya mereka kurang kontrol
akan produknya karena variatifnya, kualitas dan tiadanya ciri khas. Carilah kelengahannya,
kemudian sabet yang Anda incar.

Jangan terpancang pada kandang favorit peternak yang bersangkutan karena bila itu yang Anda
buru, pastilah bandrolnya lebih mahal dibanding anakan dari kandang lainnya.
Yang terpenting dalam memilih peternak adalah mencoba mencari tahu, apakah peternak
bersangkutan betul-betul mengerti atau tidaknya burung perkutut. Tes dan coba tanyakan
misalnya si juara bernama A itu induk bapaknya siapa. Atau, bila seekor perkutut jalan dobel
diternak dengan jalan engkel keluar anaknya rata-rata bagaimana.

Coba tanyakan satu persatu kandang favorit atau kandang lainnya bagaimana kualitas bibit
yang diternak. Misalnya kandang 1, bapaknya jalan bagaimana ibunya bagaimana. Peternak
yang serius akan dengan mudah menjawab pertanyaan demikian karena dia betul-betul
memantau indukan sebelum diternakan.

V. Memilih Calon Indukan


Agar lebih cepat proses beternaknya, yang paling tepat memang membeli calon indukan yang
sudah berumur. Seekor perkutut yang siap diternak bilamana usianya sudah mencapai 6-7
bulan. Tetapi di usia sekitar 4 bulan sudah mulai bisa dimasukkan kandang penangkaran.
Menurut sejumlah peternak, bila dimasukkan kandang dalam usia muda (sekitar 4 bulan) proses
perjodohan akan lebih mudah. Atau cepat jodoh. Beda misalnya dengan yang sudah sudah
berumur, seringakali cekcok. Yang jantannya galak selalu menghajar betinanya atau sebaliknya.
Calon indukan yang baik untuk diternakkan, minimal tiga unsur suaranya terpenuhi.Suara
depan,suara tengah,dan suara ujung terpenuhi. Air suara (latar) juga perlu diperhatikan,apakah
cowong bergaung dengan echo yang bagus atau basah dan serak. Yang bagus untuk diternak
adalah yang air suaranya cowong. Volume bisa disesuaikan, senang yang gede atau yang kecil
kristal.
Yang jelas, biar bersuara besar (nada rendah) atau kecil (nada tinggi), ketukannya haruslah
jelas didengar. Atau biasa diistilahkan tebal dan tipisnya suara.
Jarak antar ketukan juga harus agak renggang atau biasa diistilahkan lelah atau senggang. Tapi
bila terlalu senggang juga amat membahayakan, seringkali malah patah atau tidak sampai.
Perkutut dengan suara patah biasanya karena napasnya tidak sampai. Karena itu orang
kemudian mengistilahkannya dengan power. Ada tidaknya power yang bisa disimak dari
tekanan kala bunyi. Apakah tandas tajam atau malas tanpa ada daya untuk mendorong suara
lepas dari hidung.

Jalan suara juga penting. Misalnya dobel, engkel, satu setengah dan seterusnya. Saat ini
trennya adalah perkutut bersuara minimal satu setengah (Klauuu Ke..thek..thek..Kung) atau
dobel (Klau Ke..thek..ke..thek..Kung).

Tetapi jangan lantas berpedoman pada uraian di atas lalu ketika mencari burung dobel lelah
unsur suara lengkap dengan hanya duit cepek. Karena perkutut berkualifikasi demikian
umumnya sudah dibandrol di kisaran minimal 500 ribu per ekor.

Dengan duit cepek Anda mungkin masih bisa mendapat perkutut bersuara dobel tapi tak lelah
dan ujung panjang ndelosor. Atau satu setengah agak lelah tapi ujungnya tidak panjang. Tak
mengapa, ujung kurang bisa dikawinkan dengan yang ujungnya lebih dan seterusnya.
Selain faktor di atas dalam mencari indukan sekali lagi ada baiknya juga untuk memperhatikan
faktor darah yang mengalir di tubuh perkutut yang bersangkutan.

VI. Belajar Crossing

Setelah calon indukan telah terkumpul, sebaiknya Anda mulai “sekolah” lagi. Kali ini ke jurusan
silang menyilang atau bagaimana cara mengawinkan pasangan perkutut agar nantinya
melahirkan anakan yang bagus.

Bila ini jalan pintas seperti yang sekarang banyak dilakukan peternak adalah memfotocopy
kandang favorit atau kandang yang telah melahirkan juara. Misalnya kandang Super Beken dari
peternak Kangen Juara yang telah melahirkan juara berisikan indukan jantan Bogem – 9 dan
betina Tinju – 8. Bila Anda memang mampu menggaet adik atau kakak dari Bogem – 9 dan
Tinju – 8 langsung saja masukkan kandang dan kawinkan.

Memang tak seluruhnya proses fotocopy tersebut berhasil. Bahkan sedikit yang melaporkan
sukses. Tapi toh cara ini belakangan mulai banyak dilakukan oleh peternak. Dan uniknya anak-
anak copyan tersebut juga laris manis. Mungkin bagi para pembeli lebih baik membeli
fotocopyan yang lebih murah daripada yang asli.
Perihal bagaimana silang menyilang yang baik, ada baiknya belajar langsung ke sejumlah
peternak yang telah sukses melahirkan juara. Mereka ini umumnya sudah paham teknik silang
menyilang. Sebab bagaimanapun bila teknik itu diuraikan disini akan memakan banyak
halaman. Itupun belum ada rumus pasti.

VII. Siapkan Kandang

Setelah beberapa pasang calon indukan terkumpul barulah Anda menyiapkan kandang
penangkarannya. Ukurannya tidak ada ketentuan pasti. Bisa sepanjang 1,2 meter tinggi 1,8
meter dan lebar 50-70 cm. Yang mutlak diperlukan adalah panas matahari langsung.
Perihal lantai juga tak mutlak harus pasir atapnya juga bisa asbes, genting atau apa saja. Yang
jelas jarak antar sarang dengan genting tak boleh terlalu dekat bila tak ingin telurnya nanti
kopyor karena suhu dan kelembaban udara di kandang tidak sesuai. Kandang tersebut bisa saja
dibangun dengan konstruksi kayu, aluminium atau besi. Tergantung kekuatan dompet kita. Bisa
dibangun di atas tanah atau lantai atas rumah kita. Bisa juga di halaman sempit atau lahan luas.
Kalau bisa lokasi kandang jangan terlalu sepi atau jarang dikunjungi atau dilewati orang sebab
semakin sepi dan jauh dari manusia akan makin kurang produktif. Mungkin perkutut akan
merasa aman dan nyaman bila sering bertatap muka dengan manusia.

Dengan demikian sebaiknya lokasi kandang jangan terlalu berisik misalnya dekat bengkel, dekat
tempat latihan band dan lain-lain. Perkara hewan peliharaan misalnya anjing lama-lama juga
akan beradaptasi tapi kucing adalah hewan yang paling ditakuti perkutut karena itu usahakan
agar lokasi kandang tidak sering dikunjungi oleh kucing.

VIII. Memasukkan ke Kandang

Saat yang paling tepat mengawinkan perkutut adalah sore hari. Mandikan dan elus-elus dahulu
keduanya baru dimasukkan ke kandang. Bisa terlebih dahulu disuapi kacang hijau yang telah
direndam air hangat sampai empuk. Plus minyak ikan, vitamin B-kompleks, Vitamin E, atau jenis
vitamin lainnya.

Kalau masih juga ogah jodoh dan sering berkelahi sebaiknya dipegang lagi, dimandikan lagi.
Bila masih juga bentrok, cari mana yang ganas lalu masukkan ke sangkar dimana sangkar
tersebut bisa dimasukkan ke kandang. Bila tidurnya sudah mulai berdampingan, tanda sudah
mulai jodoh. Keluarkan yang ganas tadi dari dalam sangkar ke kandang penangkaran.
Perhatikan bila sudah mulai jodoh dan kawin-kawin menjelang bertelur, keduanya akan mencari
benda apa saja untuk bisa dipakai untuk buat sarang. Yang paling ideal untuk dipakai adalah
daun cemara kering atau akar rumput yang sudah kering.

IX. Manajemen Kandang

Catat kapan tanggal bertelurnya dan kapan menetasnya. Perkutut mengerami telurnya selama
kurang lebih 14 hari. Sebaiknya catatan di secarik karton bekas tadi ditempatkan di bagian luar
kandang (bisa dimana saja). Bila ingin lebih produktif bisa memanfaatkan jasa puter untuk
meloloh piyik dengan catatan piyiknya baru dipindah ke puter yang juga harus tengah
mengeram. Setelah piyik tersebut berusia sekitar 7 hari atau setelah diberi cincin. Bila terlalu
kecil dikhawatirkan mati terinjak puter. Sebaliknya bila terlalu besar atau sudah mulai belajar
terbang, bulu mulai lengkap, piyik tadi ogah diloloh dan dirawat puter. Mau lebih produktif lagi
caranya dengan memindahkan telur perkutut untuk dierami diamond dove atau ke pasangan
perkutut lain yang biasa disebut babu. Caranya demikian memang membutuhkan ketelitian dan
ketelatenan sebab kita harus tahu persis kapan perkutut bersangkutan bertelur dan kapan pula
si diamond dove atau si babu bertelur.

Kalau tak pas tanggalnya bisa berantakan, karena baik babu atau diamond dove akan
meninggalkan telurnya bila melewati 15 hari telur itu tak juga menetas. Atau bisa juga kaget bila
telur yang dierami oleh babu atau diamond dove tadi lebih cepat menetas dari waktu yang
semestinya.

X. Memantau Piyik

Setelah piyik produk peternakan kita sudah berumur 1.5 s.d. 2 bulan suara angin sudah mulai
dikeluarkan. Pantau terus bagaimana perkembangannya. Bagus atau tidaknya piyik hasil
ternakan kita tadi. Jangan terburu napsu untuk dijual karena kita tak akan pernah tahu
bagaimana lagi perkembangannya bagus atau jelek. Proses pemantauan sampai dewasa, tak
hanya untuk anak pertama tapi kalau bisa hingga ke anak ketiga. Bila rata-rata lumayan bagus
bisa diteruskan, sebaliknya bila rata-rata kurang bagus, bongkar kandang, ganti jantan atau
betinanya yang dirasa kurang.

Perawatan Perkutut di Musim Hujan

Kini kita telah memasuki musim hujan, cuaca yang buruk dimana sewaktu-waktu udara panas
langsung berubah menjadi dingin karena hujan membuat tubuh mahluk hidup menjadi rentan
penyakit. Untuk itu perkutut kesayangan di rumah pun harus diberikan perawatan extra,
terutama yang usianya di bawah setahun.

Jika sangkar perkutut di malam hari kita gantung di teras rumah (di luar rumah), maka sebaiknya
sangkar tersebut kita tutup dengan kerondong, jika kita tidak memiliki kerondong maka bisa kita
gunakan kaos bekas ataupun baju bekas yang kita modifikasi sehingga cocok untuk dipakai
sebagai kerondong sangkar.

Makanan dan minuman harus pula disesuaikan. Berikan ketan hitam tumbuk pada tempat
makan terpisah dengan jumlah yang cukup. Air minum pun perlu diberi tambahan vitamin 2-3
hari sekali.

Pemberian vitamin pada air minum harus mengikuti aturan yaitu sebelum 24 jam air minum yang
diberi vitamin harus diganti dengan air yang baru.

Kebersihan sangkar juga diperlukan untuk menghindari bibit penyakit yang mungkin timbul
karena dengan keadaan sangkar yang kotor dan udara yang lembab serta daya tahan tubuh
perkutut menyebabkan bakteri mudah berkembang dan menyebabkan perkutut menjadi sakit.

Untuk menjaga kondisi fit perkutut, dapat pula diberikan makan ati bawang merah. Caranya
potong bawang merah, ambil bagian dalam yang kecil dan dipotong sebesar kacang hijau,
bagian lainnya dihancurkan dan digosokkan pada telapak tangan supaya perkutut merasa
hangat ketika kita memegangnya. Potongan ati bawang merah tersebut diberikan dengan cara
dicekokkan pada perkutut.

Air Sehat Untuk Perkutut


Air merupakan kebutuhan esensial mahluk hidup, begitu pula bagi kesehatan dan kesegaran
seekor perkutut. Mengenai air yang terbaik bagi perkutut ada beberapa versi yang diyakini
merupakan air sehat yang terbaik bagi perkutut.

Air Sumur

Pencinta perkutut yang mengunakan air sumur sebagai air untuk perkutut piaraanya, memiliki
kendala terutama mengenai masalah kebersihan airnya dan kandungan mineral atau zat
tertentu yang terdapat di dalam air sumur yang mungkin saja tidak baik bagi tubuh seekor
perkutut.

Air PAM

Air PAM jika diberikan kepada perkutut juga memiliki kendala yaitu kandungan chloride yang
banyak terdapat dalam air PAM tidak baik bagi pencernaan perkutut.

Air Matang

Sebagian besar pencinta perkutut memberikan air matang sebagai minuman yang paling baik
untuk perkututnya, karena dianggap dengan dimasaknya air, maka semua kuman penyakit akan
mati.
Anggap ini tidak salah, tetapi ada beberapa keraguan mengenai “kemanjaan” dari sang majikan
ini akan membuat daya tahan tubuh si perkutut lemah jika nantinya terminum air yang belum
dimasak, misalnya air hujan.

Air minum yang disarankan :

Dari kendala yang dihadapi jika memberikan air sebagai minuman bagi perkutut, dapat kita
simpulkan bahwa air yang baik digunakan adalah :
1. Air matang terutama jika airnya diambil dari sumur

2. Air PAM yang telah diendapkan sebelumnya selama seminggu.

Selain itu disarankan pula untuk menganti air sekaligus membersihkan wadah minum setiap 3
hari atau paling lama seminggu sekali.

Jika ingin lebih baik lagi, setiap hari Sabtu pagi, air minum ditambahkan vitamin burung seperti
Vitavit dan pada sore harinya air vitamin tersebut diganti lagi dengan air minum biasa.

Alergi Perkutut Engkel, Siapa Takut??


Sampai sekarang ini, masih banyak baik penghobi maupun peternak pemula dan sebagian kecil
peternak lama yang tampaknya “alergi” terhadap perkutut engkel. Apa pasalnya sehingga
mereka mempunyai pandangan demikian, ternyata mereka beranggapan bahwa perkutut engkel
mempunyai kemungkinan menurunkan piyik-piyik engkel juga. Ternyata pandangan seperti ini
terbukti salah !

“Jangan menilai suara perkutut dari satu unsur saja, tapi harus secara keseluruhan dan dalam
menilai suara perkutut untuk lomba berbeda dengan menilai suara perkutut untuk ternak”,
demikian komentar Bp. Ketong seorang pakar perkutut Jakarta.

Tampaknya walaupun hanya berupa ucapan 1-2 baris, namun pernyataan tersebut
mengandung makna yang dalam. Sehingga banyak pengemar maupun penghobi perkutut
terkadang heran melihat indukan yang dianggapnya tidak sebaik indukan yang dimilikinya tetapi
kualitas hasil piyikannya jauh di atas indukannya yang mutunya lebih baik.

Perkutut engkel maupun yang hanya jalan 3 secara umum mempunyai kekurangan yang sama
yaitu suara tengah yang sedikit, namun tentunya hal ini harus dipandang sebagai satu
kekurangan saja dan tidak bisa dianggap sebagai faktor keseluruhan dari mutu suara perkutut.
Sebab secara keseluruhan mutu suara seekor perkutut meliputi :

1. Suara depan
2. Suara tengah
3. Suara ujung
4. Irama
5. Latar Suara

Jika kita melihat unsur mutu dari seekor perkutut engkel / jalan tiga, maka yang menjadi
kekurangannya adalah pada suara tengah dan hanya kurang pada jumlahnya dan belum tentu
pada kualitas suara tengah itu sendiri.

Dari suara tengah yang hanya ada 1 atau 2 ketuk ini, terdapat beberapa variasi mutu mulai dari
yang kurang sampai bagus sekali. Jika suara tengahnya tipis dan rapat, maka tentu mutu suara
tengahnya berarti kurang, namun jika suara tengah ini sangat tebal dan senggang maka suara
tengah ini mutunya bagus sekali.

Bervariasinya mutu suara perkutut engkel maupun jalan tiga menyebabkan harganya sangat
bervariasi mulai dari yang afkir dengan harga di bawah 100 ribu seekornya sampai yang
mutunya bagus, dimana tercatat harga seekor perkutut engkel berkualitas bagus sekali untuk
ternak asal Surabaya terjual dengan harga 20 juta rupiah.

Tetapi seberapa jauh fakta dari pendapat ini ?

Dari fakta yang ditemukan, ternyata perkutut engkel cukup banyak yang menghasilkan perkutut
berkualitas tinggi. Misalnya saja dari ANE Group Jakarta milik CB dan Ketong Cs, salah satu
kandang favorite yang selalu full booking yaitu ANE LIVERPOOL ternyata salah satu
indukannya adalah seekor perkutut engkel.

Sebuah tabloid hobi burung juga pernah menulis pernyataan dari H. Muhammad Huzaini yaitu
pemilik burung yang bernama Susi Susanti menyatakan bahwa perkutut engkel dan jalan tiga-
nya tidak dijualnya karena umumnya orang hanya berani membeli dengan harga relatif murah
dan akhirnya dipakai untuk diternak, ternyata hasilnya malah bagus-bagus.
Melihat kenyataan seperti ini, anda alergi perkutut engkel ? siapa takut ?

Matematika Perkutut

Dalam beternak perkutut tentunya kita mempunyai tujuan hasil yang ingin dicapai. Dalam
menentukan target harus berdasarkan pada modal yang kita miliki yaitu kualitas indukannya.
Dari hasil pantauan lebih dari 50 pasangan perkutut dari farm sendiri dan bird farm kawan-
kawan, didapatkan kenyataan bahwa hasil yang didapatkan 95 % diturunkan dari kedua
induknya (bukan dari darah, kakek/nenek ataupun paman tetapi dari kualitas individu), hal ini
sesuai dengan metode yang dipakai oleh breeders berbagai macam hewan maupun ternak di
dunia yang menganut metode pemilihan indukan berkualitas (individual selection) dan bukan
family selection atau blood line selection.

Metode ini mempunyai tingkat kemelesetan yang jauh lebih rendah dibandingkan metode family
dan blood line selection.

Selain indukan yang berkualitas, juga diperlukan crossing yang tepat yaitu pemilihan indukan
yang jantan dan betinanya memiliki suara yang cocok, yang mempunyai kombinasi yang baik
yang mungkin diturunkan kepada anak-anaknya.

Setelah memenuhi kriteria kualitas individu yang baik / memiliki kelebihan (tentunya
disesuaikan dengan keuangan) dan crossing yang tepat maka berdasarkan hasil pengamatan
dan penelitian, kemungkinan kualitas anak dapat dihitung seperti di bawah ini :
 Dalam penilaian mutu suara dikenal 5 kategori yaitu mutu untuk suara depan, tengah,
belakang, latar dan irama yang masing-masing nilai maksimal adalah 9, total 45. Untuk
memudahkan ilustrasi perhitungan kemungkinan, kita anggap penilaian dalam angka 5 s/d 9.
Rumus yang didapat :
Mutu suara anak telur 1 + suara seteluran-nya = Mutu suara jantan + Betina
Mutu suara anak telur 2 + suara seteluran-nya = Mutu suara jantan + Betina
 Dalam setiap kali bertelur, seekor induk betina bertelur 2 butir.

Dalam perhitungan, misalnya :

Kualitas Induk Jantan 7,5

Kualitas Induk Betina 8,1

Maka hasil yang didapat pada umumnya :

Piyik dari Telur I Piyik dari telur II Total

Tetasan pertama : 7.6 8.0 15.6

Tetasan ke dua : 7.8 7.8 15.6

Tetasan ke tiga : 8.3 7.3 15.6


Tetasan berikutnya : 7.2 s/d 8.4 7.2 s/d 8.4 15.6

Dari simulasi berdasarkan rumus yang didapat berdasarkan pengamatan, dapat disimpulkan
sebagai berikut :

1. Kualitas indukan menentukan kualitas piyik yang dihasilkan.


2. Hasil piyik bisa bervariasi, dengan mutu di atas atau dibawah mutu indukkan. Tetapi
perbedaan di atas atau dibawah mutu indukan mempunyai batas tertentu.
3. Dengan crossing yang benar, maka didapat piyik yang kualitasnya lebih baik dan lebih
rendah dari suara indukan, sehingga piyik yang kualitasnya lebih baik dari indukan bisa
dipakai sebagai indukan yang bisa menghasilkan piyik yang lebih baik.

Kemungkinan Kombinasi mutu pada anak tersebut dapat diuraikan sbb :

1. Mirip induk jantan atau betinanya.


2. Mewarisi kekurangan induk jantan dan kelebihan betina atau sebaliknya
3. Mewarisi kelebihan induk jantan dan betina.
4. Mewarisi kekurangan induk jantan dan betina.

Kemungkinan variasi ini sesuai dengan hukum Mendel. Dan kemungkinan mana yang paling
mungkin muncul banyak tergantung dari berbagai faktor baik yang internal maupun eksternal:
1. Pengaruh kekuatan gen, sangat menentukan munculnya mutu induk yang memiliki gen
dominan (kuat) terhadap induknya yang memiliki gen resesif (lemah)

2. Faktor eksternal yang mempengaruhi, misalnya gizi makanan, kebersihan dan sinar matahari.

Pada perkutut dewasa, pengaruh perawatan yang buruk termasuk gizi makanan, sinar matahari
dan kebersihan dapat menyebabkan perubahan mutu suara misalnya menurunnya tingkat
kestabilan suara atau menurunnya step dari double menjadi sari atau bahkan dari double
menjadi engkel. Disebabkan faktor eksternal tersebut dapat menyebabkan perubahan dan
penurunan pada perkutut dewasa maka faktor eksternal tersebut dapat pula mempengaruhi
mutu piyikan yang dihasilkan.

Okto SP

Info Umum Perkutut

Perkutut dalam bahasa latinnya disebut Geopelia Striata dan masih berkerabat dekat dengan
perkutut besar (geopelia humeralis) dan perkutut tutul (geopelia cuneata, yang sering disebut
perkutut afrika) yang banyak hidup di Australia.

Perkutut termasuk bangsa merpati-merpatian (Columbidae) yang terdiri dari 10 kelompok antara
lain : Punai, Katik, Pergam, Ucal, Junai, Mabruk, Delimukan, merpati (dara), Tekukur dan
Perkutut.

Bangsa merpati-merpatian mempunyai ciri-ciri umum seperti:

 Hidup berpasangan dan bertelur dua.


 Mempunyai tembolok (pemakan biji-bijian).
 Mempunyai alat yang dapat menutup hidung, sehingga tidak perlu mengangkat
kepalanya pada saat minum.
 Burung jantan bertubuh dan bersuara lebih besar serta menyanyi / berbunyi (bukan
berkicau) untuk memikat betina.
 Suara nyanyian yang dihasilkan berasal dari selaput suara (syrinx) yang terletak pada
bagian belakang tenggorokan yang berhubungan dengan paru-paru, yang tampak
mengembung pada saat berbunyi.

Perkutut di Alam Bebas

Di alam bebas, perkutut umumnya hidup secara berkelompok dengan lingkungan yang
mempunyai rerumputan, daerah bukit berbatu dan ditempat dataran rendah maupun tinggi yang
banyak ditumbuhi rerumputan. Hal ini disebabkan karena makanan perkutut berupa biji-bijian
yang berasal dari rerumputan seperti millet, jewawut, gabah kecil, dan lain-lain.

Sebagai contoh, perkutut mudah sekali ditemukan di daerah desa Pecatu di bukit Jimbaran
daerah kampus Universitas Udayana, Bali yang berupa bukit berbatuan dengan banyak
ditumbuhi tumbuhan jenis rerumputan. Perkutut di daerah ini terkenal akan kristal suaranya
yang bagus dan jernih (kering), hal ini mungkin disebabkan air yang diminumnya banyak
mengandung kapur karena daerah ini merupakan bukit kapur.

Jenis -Jenis Perkutut

Pada masa sekarang ini, perkutut belang (Geopelia Striata) secara populer hanya dibedakan
atas 2 (dua) jenis yaitu perkutut lokal dan perkutut bangkok. Padahal sebenarnya perkutut
terbagi atas 7 (tujuh) sub-jenis yang dibedakan atas daerah asal dan mempunyai variasi letak
warna bulu yang berbeda dengan ukuran tubuh yang relatif sama. yaitu :

1. Geopelia Striata (G.S) Striata, yaitu perkutut belang asli yaitu perkutut lokal dan bangkok
yang umum dipelihara. Berasal dari Jawa, Bali, Lombok dan Sumatera.
2. G.S. Maungeus, yaitu perkutut belang yang sering disebut perkutut Sumba dan berasal
dari Sumba, Sumbawa dan Pulau Timor.
3. G.S. Audacis, perkutut belang yang berasal dari kepulauan Kei dan Tanimbar.
4. G.S. Papua, yaitu perkutut belang yang berasal dari Papua (Irian Jaya dan Papua
Nugini)
5. G.S. Placida, yaitu perkutut belang yang berasal dari Papua dan Australia Utara.
6. G.S. Tranquila, yaitu perkutut belang yang terdapat di Australia Tengah.
7. G. S. Clelaudi, yaitu perkutut belang yang terdapat di Australia Barat.
Semua jenis perkutut belang di atas umumnya disebut sebagai perkutut lokal, sedangkan yang
dimaksud perkutut Bangkok (Thailand) adalah perkutut belang (G.S. Striata) yang juga berasal
dari Indonesia tepatnya di Pulau Jawa. Dan sudah mulai diternakkan di Thailand sejak  50
tahun yang lalu. Secara fisik perkutut lokal dan bangkok hampir sama. Secara fisik hanya dapat
dibedakan oleh orang yang sudah biasa melihatnya, yaitu dengan melihat matanya di mana
mata perkutut lokal mempunyai lingkaran mata warna putih lebih besar daripada mata perkutut
bangkok.

Cara yang paling mudah adalah dengan mendengarkan suaranya. Perkutut lokal mempunyai
suara yang ringan dan datar serta tempo iramanya cepat, sedangkan suara perkutut bangkok
lebih besar (nge-bass).

Perkutut lokal terutama yang merupakan tangkapan dari alam, makin hari makin berkurang
peminatnya selain oleh karena mutu suaranya yang kurang baik juga disebabkan bakalan
(anak/remaja) perkutut lokal untuk menjadi rajin manggung memerlukan waktu antara 2 hingga
4 tahun, sedangkan perkutut bangkok usia 7 bulan sudah bocor jika perawatan, makanan dan
keturunannya cukup baik.

Perkutut Jantan dan Betina

Kelamin perkutut dapat dibedakan dengan cara meraba supit (tulang bagian perut bawah dekat
dubur). Kalau supitnya dekat sekali, keras dan hampir rapat umumnya berkelamin jantan,
sedangkan kalau renggang dan lunak umumnya berkelamin betina.

Perkembangbiakan
Perkutut berkembangbiak dengan bertelur sebanyak 2 (dua) butir setiap kalinya dengan jarak
antara telur yang pertama dengan yang kedua selama satu hari. Perkutut di alam bebas bertelur
sebanyak 2 hingga 3 kali dalam setahun. Sedangkan Perkutut yang telah diternakkan dapat
bertelur hingga 6 kali dalam setahun, dan jika mengunakan metode menitipkan telurnya untuk
dieramkan dan dirawat burung lain seperti tekukur atau puter, maka sepasang perkutut dapat
bertelur hingga 3 kali dalam sebulan yang berarti 36 kali bertelur dalam setahun.

Perkutut yang diternakkan dapat lebih banyak kali bertelur dibandingkan perkutut yang hidup di
alam bebas disebabkan oleh karena perawatan dan makanan yang cukup dan bergizi. Tetapi
hasil anakan dari perkutut yang terlalu banyak kali bertelur (dengan metode penitipan) akan
menurun kwalitasnya. Itu sebabnya peternak yang baik akan membatasi jumlah perkututnya
bertelur dalam setahun maksimal 6 kali dengan memberikan makanan yang bergizi lengkap
supaya telur yang akan menetas nantinya akan menjadi perkutut yang berkwalitas baik.
(disunting dari ; Perkututmall.tripod.com)

Beternak Perkutut Masihkah Menjanjikan???

Pasang surut didunia hobi adalah hal yang wajar, hampir segala jenis hobi pasti mengalaminya
pun demikian dengan hobi burung perkutut atau lebih bekennya dunia kung mania, pada era
1990-an sampai 2005-an hobi perkutut mengalami masa emas kejayaannya, meski pada tahun
1998 bangsa ini terkena dampak gejolak krisis ekonomi toh hobi perkutut justru tetap bertahan
dan makin gila-gilaan, bagaimana tidak bisa dibilang edan, saat itu harga seekor burung
perkutut bisa tembus sampai angka 1miliar rupiah, angka yang sangat fantastik untuk seekor
burung mungil itu.

Sebenarnya bukan hal mengherankan kalau di kala itu harga seekor perkutut bisa begitu mahal,
saat itu begitu banyak pengemar/penghobi perkutut yang tergiur dan rela menggelontorkan
pundi-pundi uangnya untuk berinvestasi berternak perkutut, dan uang yang mereka investasikan
tidak tanggung-tanggung rata-rata ada di kisaran 500 juta -s/d 1.5 miliar, sebut saja Henry
Manila yang terang-terangan sudah menghabiskan dana sekitar 1miliar, ada juga thien-thien
bandung yang duitnya juga sudah masuk sekitar 1miliar untuk belanja materi ternak, belum lagi
selancar bf (milik almrh. Gwan An) yang investasinya diperkiraakan mencapai 2miliar, kemudian
ada Asen pemilik cristal bf dananya sudah tersedot hampir 1.5miliar ada juga Bambang
Terminal bf, Tirta milenium bf, dan masih banyak lagi para raksasa perkutut yang
menginvestasikan hartanya ratusan juta di perkutut.

Sebenarnya apa yang mereka investasikan bukannya tanpa perhitungan, saat itu harga perkutut
mencapai puncak keemasannya di mana harga bokingan piyikan anak burung juara bisa
menyentuh angka 25 – 50 jeti belum lagi anakan kandang favorit yang rata-rata bookingannya
mencapai 5 jt sepasang, sebut saja bookingan anak juara Misteri bahari, bokingan anak Meteor
Selancar, IBM k.32, WAT golden wayang dll. untuk ukuran kalkulasi bisnis perhitungan angka-
angka diatas sangatlah menggiurkan, dimana dengan modal besarpun pasti kembali dalam
tenggang waktu yang tidak harus menunggu lama, seperti yang diungkapkan thien-thien dana
yang dijeburkanya 1miliar bisa balik dalam tempo setahun, selebihnya keuntungannya tinggal
menjual anakan-anakanya.

Tapi dengan seiringnya waktu berjalan hobi perkutut mulai redup dan mengalami titik terendah
dikisaran tahun 2006an-2007 dimana saat itu orang sedang demam pelihara/beternak ikan
louhan dan tidak tanggung-tanggung hampir seluruh pelosok nusantara mengalami booming
beternak ikan louhan, dan fenomena menjamurnya beternak ikan louhan yang konon sangat
menguntungkan dibanding beternak hewan yang lain termasuk ternak ayam sekalipun sangat
memukul dunia hobbiis dan tidak terkecuali hobi perkutut, tidak sedikit pengemar kung mania
yang beralih ke ikan louhan. Kondisi di atas sangat tidak menguntungkan buat breeder-breeder
mapan di tanah air yang telah mengalokasikan dananya begitu banyak untuk totalitas di
perkutut.

Kejenuhan akan hobi ikan louhan tampaknya mencapai puncaknya, kesempatan ini tampaknya
dimaanfaatkan betul oleh para kung mania untuk kembali menghidupkan dan menyemarakkan
hobi perkutut di tanah air. Konkurs-konkurs mulai intens di gelar di daerah-daerah, meski belom
seramai seperti dulu toh hal itu tidak membuat pengurus pusat atau daerah jera menggelar
perlombaan perkutut, lambat laun kerja keras semua pihak menuai hasil positif sejak akhir 2007
dan hampir sepanjang tahun 2008 dunia kung mania kembali semarak, dari hari kehari baik
perlombaannya atau penghobinya mulai bertambah ramai.
Dengan semakin banyaknya penghobi perkutut yang turun ke arena lomba entah itu pemain
baru atau pemain lama yang turun lagi, tentunya itu jadi berkah tersendiri bagi peternak secara
tidak langsung sebagai ajang untuk memasarkan pruduk ternakannya. Piyikan yang kelas lomba
dulu bisa kita dapat dengan harga yang hemat sekarang melonjak drastis, mungkin ini
disebabkan banyaknya penghobi yang berburu piyikan berkelas, sampai-sampai untuk
mendapatkannya harus saling berebut, dan ujung-ujungnya sistim bokingan kembali diterapkan.
Yang lebih dahsyat adalah harga booking kandang favorit lebih gila dari saat beberapa tahun
silam, sebut saja Kandang T.666 yang bookingnya menyentuh 50jeti, Grandmaster 11 A
Terajana 25 jeti, terminal (s.o aljazair) 20jt, jupiter polytron 15 jt dan masih banyak lagi peternak
yang kandangnya jadi buruan kung mania nusantara dan di bookingkan dengan harga yang
menakjubkan.

Melejitnya harga jual perkutut seperti di atas apakah pertanda kalau dunia hobiis kung mania
sudah kembali pada masa jayanya seperti masa yang silam? Kita tunggu saja kabar baiknya !!.
Untuk penghobi sudah saatnya segera memulai gerilya untuk berburu dan mencari bakal jagoan
yang siap untuk diorbitkan diperkancahan liga perkutut indonesia tahun ini, dan kalo hocky anda
bakalan jadi jutawan dari melego jagoan anda, buat para bredeer perkutut siapkan kocek yang
lebih banyak lagi untuk merehab materi ternak anda, itu salah satu syarat supaya produk
ternakan anda masih jadi buruan kung mania yang lagi demam-demamnya mencari jagoan.
Selamat mencoba!

Beternak Perkutut Siapa Mau Ikut???

Penggemar burung berkicau tentu sangat mahfum dengan nyanyian: whur ketekuk,whurr
ketekuk,kuk kuk, yang merupakan suara khas tersebut dilantunkan oleh perkutut yang sedang
manggung. Tapi seberapa besar nilai bisnis yang terkandung di balik budidaya perkutut, bisa
jadi belum banyak orang yang tak paham. Padahal kalau ditekuni, bukan tidak mungkin nantinya
jadi bisnis yang prospektif.

Dibanding ternak unggas yang lainnya, perkutut punya beberapa kelebihan. Dari segi tehnis
pengelolaan, tidak rumit. Modalnya, juga tidak terlalu besar, hanya investasi awalnya (untuk
membuat kandang) saja yang memakan biaya lumayan.

Modalnya tidak banyak.

Sebagai gambaran, sepasang perkutut paling banter menghabiskan biaya untuk pakan dan
obat-obatan sebesar Rp15 ribu/bulan. Sementara untuk beli 5 pasang indukan butuh Rp.
500.000 – Rp. 1 juta.

Untuk pembuatan kandang berukuran 90×70x180 cm3 atau 120×60x180 cm3 yang terbuat dari
kayu/bambu dan ram-raman kawat, kurang lebih menelan biaya Rp 500 ribu. Kandang tersebut
cukup bagi 1 atau 2 pasang. Dalam sebulan sepasang perkutut mampu menghasilkan 2 – 8
anakan dengan harga Rp.200 ribu/pasang.

Produktivitas perkutut dapat di tingkatkan dengan menitipkan telur atau anakan ke burung puter
sebagai induk semang yang baru. Dengan cara ini perkutut mampu berkembang biak sampai 3
kali/bulan. Bahkan bisa ditingkatkan menjadi seminggu asal induknya diberi vitamin serta pakan
yang berkualitas.

Tak sulit membudidayakannya


Secara tehnis beternak perkutut terbilang mudah. Dalam sangkar kecil seukuran kandang soliter
(45×45x65 cm3) sudah bisa. Apalagi disangkar yang lebih besar. Kelebihan perkutut terutama
karena mudah dan cepat beradaptasi dengan lingkungan baru didalam sangkar.

Disamping itu, perkutut tidak gampang stress, jarang terkena penyakit, pakan melimpah dan
murah. Masalah lain yang perlu diperhatikan adalah pemeliharaan, kebersihan lingkungan,
sangkar, minuman dan makan.

Agar hasil anakan sesuai dengan harapan, ada baiknya lebih dulu mempelajari tehnik
perkawinan atau crossing. Tehnik ini perlu dilakukan secara berulang hingga mencapai anakan
yang berkualitas. Ujung-ujungnya tentu saja duit. Makin baik mutunya, makin tinggi harganya.

Membidik pasar potensial

Sejauh ini pasar perkutut masih terbuka luas. Menurut perhitungan rasional, bila 10% dari 210
juta penduduk di Indonesia hobi memelihara burung, itu jumlahnya sama dengan 21 juta,
taruhlah yang senang sama perkutut cuma 3 % atau 7 juta orang. Bila setiap orang ingin memiki
3 ekor, tinggal dihitung berapa kebutuhan perkutut di Indonesia.

Berdasarkan catatan Persatuan Pelestari Perkutut se Indonesia (P3SI), jumlah peternak saat ini
ada 5 ribuan dengan 50 ribu kandang, sedangkan produksi per tahun baru sekitar 500 ribu ekor.
Bila diambil rata-rata, setiap peternak menghasilkan 4.400 ekor senilai Rp 220 juta.

Segmen Pasar Perkutut

Singkat kata, kisaran harga perkutut memang bervariasi. Namun secara umum ada 5 segmen :

Pertama, segmen pasar yang menekankan perkutut untuk kepentingan lomba, konkurs atau
sejenisnya.Segmen ini tentu membutuhkan perkutut yang berkualitas baik, sesuai aturan main
yang ditetapkan P3SI. Tak heran bila perkutut yang didambakannya seharga ratusan juta
rupiah.

Kedua, Segmen pasar yang menekankan pada sisi peternaknya. Bagi masyarakat peternak
perkutut yang di pentingkan adalah kemampuan memproduksi anakannya secara optimal
dengan suara dan irama anggungan yang baik dengan demikian harganya pun juga tinggi.

Ketiga, Yang mungkin dijangkau masyarakat penggemar perkutut. Segmen ini lebih
menekankan unsur gengsi. Jadi, yang lebih menjadikan pertimbangan utama adalah irama yang
disukai pemiliknya. Pada segmen ini perkutut akan bernilai jutaan samapai puluhan juta.

Keempat, Orientaisnya pada katuranggan. Pemilik meyakini bahwa perkutut dapat membuat
pemiliknya memperoleh kebahagiaan, ketentraman hidup dan rezeki melimpah atau tanda-
tanda baik lainnya. Masyarakat yang mengetahui bahwa katurangga perkutut yang akan
dipelihara bakal mendatangkan kebaikan tentu akan membelinya dengan haraga berapapun.

Kelima, banyak orang yang memiliki perkutut dengan pertimbangan unik dan exotis. Mereka
yang termasuk dalam kelompok ini akan mampu menghargai perkutut sampai juataan rupiah.
Yusroni Hendridewanto (kiriman Anthan Warsita, Surabaya).

Analisis Keuntungan Usaha Ternak perkutut


1. Investasi

* Pembuatan Kandang Rp. 500.000

2. Biaya lancar

* Induk 5 pasang
* @ Rp 200.000 Rp. 1.000.000 Pakan 5x Rp. 2.000 Rp. 10.000 – Obat dan
* Vitamin Rp. 5.000Total Biaya Lancar Rp. 1.015.000

3. Pendapatan

* Bila setiap induk mampu menetaskan 2 piyik, produksi anakan :


* 5 x 2 x Rp.200.000 Rp 2.000.000

4. Keuntungan (C – B) :

* Rp 2.000.000 – Rp 1.015.000 = Rp 985.000

Analisis Keuntungan Usaha Ternak Perkutut Dengan Pengeraman Induk dan Jasa Puter

1.

Investasi

Pembuatan kandang dan penyusutan 10 % tahun Rp 1.822.500


*

Pembelian 50 pasang induk @ Rp 200.000 Rp 10.000.000


*

Total Investasi Rp 11.822.500

2.

Biaya lancar

Pakan perkutut Rp2000/bulan/pasang, setahun Rp 1.200.000


*

Pakan puter Rp3000/bulan/pasang setahun (sepasang perkutut butuh 2 pasang puter) Rp


3.600.000
*

Vitamin dan obat-obatan Rp 50.000/bulan, setahun Rp 1.200.000


3. Pendapatan

Induk langsung pertahun menetas 8 kali harga anakan 10 % dari induk = Rp. 1.000.000 x 8 Rp
8.000.000
*

Menggunakan jasa puter pertahun menetas 24 kali harga anakan 10 % dari induk = Rp
1.000.000 x 24 /tahun Rp24.000.000

Keuntungan Pertahun (C – B)

Induk langsung = Rp 8.000.000 – (Rp 1.200.000 + 1.200.000) = Rp 5.600.000


*

Menggunakan jasa puter = Rp 24.000.000 – (Rp 3.600.000 + 1.200.000) Rp 19.200.000

25 Mei

Memilih Piyik Berkualitas???

Penggemar Perkutut di Indonesia semakin Menggila.

Pemain perkutut di Indonesia semakin banyak aja. bahkan peta Pembelian Perkutut di
Indonesia paling besar di dunia. Thailand, Malaisia ,Singapura ,Brunei Darusalam jauh
ketinggalan .Lebih dari 100 miliar uang Indonesia mengalir ke Thailan dan Malaisia pada setiap
tahunnya untuk belaja Perkutut. lalu pertanyaannya …di mana letak ketinggalannya , sampai
kita belanja perkutut begitu banyak ?. Apakah memang Perkutut Indonesia kurang baik ?
Kalau kita mau cermat Perkutut kita tidak kalah dengan perkutut Thailand atau Malaisia.kita
sudah bisa mencetak juara dan perkutut yahut dari kandang dalam negeri. Hanya saja kita
sering kali tidak mau jujur. Misalnya banyak peternak indonesia memasang ring luar : MLT,SDP
KPP,VP dan lain lain . Tujuannya untuk mendongkrak harga Perkutut. Penulis tahu betul
tentang itu. Sebab bila ring luar yang dipasan Pemasaran jauh lebih mudah di banding denga
ring lokal ” sekalipun burungnya jelek “

Terlepas dari ring asli atau bukan , sekarang bagaimana cara memilih “piyikan yg punya masa
depan yang bagus.
Piyikan berarti burung anakan antara umur 2-4 bulan karena burung ini sudah mulai berbunyi.
lalu bunyi yang bagainana yang memepunyai prospek bagus ?

Pertama lihat bodinya. burung harus sehat. bentuk relatif lebih panjang. mata lebar ,cerah.
burung seperti ini biasanya jantan.

Ke dua , dengar suara nyicitnya …wooopek.pek,pek,pek.pek.pek,pooo burung seperti ini


biasanya suara besar dan burung usia 4 bulan sudah bisa bersuara seperti ini. lalu apakah
suara burung sepeti ini pasti baik ? belum tentu. kalau jarak ?stepnya terlalu senggang atau
lelah kemungkinan besar akan mendek atau patah. tetapi tergantung juga dari darah bapak
/ibunya.
Kalau tidak tahu darah keturunannya ? dengar dulu sampai berbunyi empat kali, suara yang ke
empat itulah suara aslinya besok kalau sudah besar. nah kalu piyik umur 2-3 bulan bagai
mana ? , Cari suara yang demikian : Ciuuh cuh,cuhcuh,cuh,cuh,cuh cuuuuuh……..

Ok …sekarang coba amati piyik burung pekutut yang ada di peternak , kalau ada yang demikian
beli , kalau tidak gak usah pelihara perkutut. Kami menyediakan piyikan mulai harga minimal
Rp.100.000,- s.d 1 jt per ekor.

Ingat jangan tergiur dengan ring farm terkenal, kita beli suara bukan beli ring, bukan beli burung
saja tapi beli anggungannya. Be Carefull. Untuk lebih jelasnya datang ke GALAXY BIRD FARM
Jalan Borobudur 78 Blitar.

Latest Posts

 Melirik Bisnis Burung Perkutut Impor


 10 Langkah Beternak Perkutut
 Perawatan Perkutut di Musim Hujan
 Air Sehat Untuk Perkutut
 Alergi Perkutut Engkel, Siapa Takut??
 Matematika Perkutut
 Info Umum Perkutut
 Beternak Perkutut Masihkah Menjanjikan???
 Beternak Perkutut Siapa Mau Ikut???
 Memilih Piyik Berkualitas???

You might also like