Professional Documents
Culture Documents
Filsafat Ilmu Pendiidkan
Filsafat Ilmu Pendiidkan
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. I Ketut Gading, M.Psi.
Dr. I Gede Astawan, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh:
Ni Putu Manik Erlin Cahyani (2329171014)
Maria Katarina Euprasia Pelitiyer Billo (2329171017)
Om Swastyastu,
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Hakikat Antrhopologi, Epistemologi, Dan Aksiologi Ilmu Dalam
Hubungannya Dengan Kebudayaan”. Adapun maksud tujuan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan. Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. I Ketut
Gading, M.Psi. dan Bapak Dr. I Gede Astawan, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya
bagi penulis dan masyarakat pada umumnya. Dengan menyadari ketidak
sempurnaan adalah dinamika kita sebagai manusia biasa, maka penulis memohon
maaf apabila terjadi kesalahan-kesalahan dalam menyusun makalah ini, serta kritik
maupun saran akan sangat penulis hargai sebagai perbaikan untuk kedepanya.
Sekali lagi penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah terlibat dalam penyelesaian makalah “Hakikat Antrhopologi, Epistemologi,
Dan Aksiologi Ilmu Dalam Hubungannya Dengan Kebudayaan”
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan
Teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang disusun
secara sistematis untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Suatu teori
akan mengalami perkembangan apabila teori tersebut sudah tidak relevan dan
kurang berfungsi lagi untuk mengatasi masalah.
Penerimaan suatu teori dalam komunitas ilmiah, tidak berarti bahwa teori
tersebut memiliki kebenaran mutlak.Teori yang telah mapan dan digunakan
oleh mayoritas ilmuwan dalam komunitas ilmiah dalam penelitian selanjutnya
disebut sebagai paradigma.
Dalam kenyataannya kini, kriteria kebenaran cenderung menekankan satu
atu lebih dati tiga pendekatan (1) yang benar adalah yang memuaskan keinginan
kita, (2) yang benar adalah yang dapat dibuktikan dengan eksperimen, (3) yang
benar adalah yang membantu dalam perjuangan hidup biologis. Oleh karena
teori-teori kebenaran (koresponden, koherensi, dan pragmatisme) itu lebih
bersifat saling menyempurnakan daripada saling bertentangan, maka teori
tersebut dapat digabungkan dalam suatu definisi tentang kebenaran. kebenaran
adalah persesuaian yang setia dari pertimbangan dan ide kita kepada fakta
pengalaman atau kepada alam seperti adanya. Akan tetapi karena kita dengan
situasi yang sebenarnya, maka dapat diujilah pertimbangan tersebut dengan
konsistensinnya dengan pertimbangan-pertimbangan lain yang kita anggap sah
dan benar, atau kita uji dengan faidahnya dan akibat-akibatnya yang praktis.
Uraian dan ulasan mengenai berbagai teori kebenaran di atas telah
menunjukkan kelebihan dan kekurangan dari berbagai teori kebenaran. Teori
kebenaran kelebihan kekurangan korespondensi sesuai dengan fakta dan
empiris kumpulan fakta-fakta koherensi bersifat rasional dan positivistik
mengabaikan hal-hal non fisik pragmatis fungsional-praktis tidak ada
kebenaran mutlak performatif bila pemegang otoritas benar, pengikutnya
selamat tidak kreatif, inovatif dan kurang inisiatif konsensus didukung teori
yang kuat dan masyarakat ilmiah perlu waktu lama untuk menemukan
kebenaran.
DAFTAR PUSTAKA
Drajat, Amroeni. (2006). Filsafat Islam Buat yang Pengen Tahu. Erlangga: Jakarta
Patrick, G.T.W, C.A. van Peursen, Ayn Rand, et al. (2008), Apakah Filsafat dan
Filsafat Ilmu itu?. Pustaka Sutra: Bandung