You are on page 1of 12

97

PENGARUH MODA TRANSPORTASI ONLINE TERHADAP RUANG PUBLIK PADA


LINGKUNGAN PERKOTAAN DI KOTA GORONTALO
(The Influence of Online Transportation Modes on Public Space in Urban Environments In
Gorontalo City)

Asta Juliarman Hatta1; Dara Fitriani2; Heryati3


1,2,3Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Negeri Gorontalo, Jl. Jend. Sudirman No.6, Kota Gorontalo
astajuliarmanhatta@ung.ac.id

Abstract

The use of public transportation is growing from year to year, marked by the emergence of online
services that are increasingly in demand and need today. To pick up the user, the online driver
takes advantage of the factor of proximity to the user by creating a cluster point. The problem is
that a lot of drivers who watch online often make points of aggregation by using public spaces even
transform them. This research aims to identify how online motorbike taxi gathering points influence
public spaces.. The study uses descriptive qualitative methods by describing how the shape,
activity, characteristics, and changes occur in the phenomenon of the use of public space as an
online gathering point. The results of the research revealed that at three points of accumulation of
online traffic in public spaces in the area of minimarket, pedestrian, and city park/RTH has an
influence on the typology and morphology of the city. The typology changes that occurred resulted
in the abuse of the function of public space, physical structure, irregular layout & layout of the town
in public space. The morphological changes that took place led to the ease of accessibility to the
users of public services, reducing the traffic burden, the use of the public space became more
vibrant and dynamic, as well as triggering the growth of local economic centers that have a positive
impact on the development of cities. The results of this research are expected to serve as a
benchmark for governments and stakeholders to develop appropriate policies and regulations on
how online gathering points can transform public spaces and help guide inclusive and sustainable
urban development.

Keywords: Online transportation, public space, typology, gathering points, transformation

Abstrak

Penggunaan moda transportasi umum semakin berkembang dari tahun ke tahun yang ditandai
dengan munculnya ojek online yang semakin diminati dan menjadi kebutuhan di masa kini. Untuk
menjemput penggunanya, pengemudi ojek online memanfaatkan faktor kedekatan dengan
pengguna dengan menciptakan suatu titik kumpul. Permasalahan yang banyak ditemukan bahwa
pengemudi ojek online kerap membuat titik kumpul dengan menggunakan ruang publik, bahkan
mentransformasinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh titik kumpul ojek
online terhadap ruang publik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan
mendeskripsikan bagaimana bentuk, aktivitas, karakteristik, serta perubahan yang terjadi pada
fenomena penggunaan ruang publik sebagai titik kumpul ojek online. Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa pada tiga titik kumpul ojek online di ruang publik pada area minimarket,
pedestrian, dan taman kota/RTH memiliki pengaruh terhadap tipologi dan morfologi kota.
Perubahan tipologi yang terjadi menyebabkan adanya penyalahgunaan fungsi ruang publik,
struktur fisik, ketidakteraturan tata letak dan tata ruang kota pada ruang publik. Perubahan
morfologi yang terjadi menyebabkan kemudahan aksesibilitas kepada pengguna jasa ojol,
mengurangi beban lalu lintas, penggunaan ruang publik menjadi lebih hidup dan dinamis, serta
memicu pertumbuhan sentra ekonomi lokal yang berdampak positif pada perkembangan kota.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi pemerintah dan pihak terkait untuk
mengembangkan kebijakan dan regulasi yang tepat mengenai bagaimana titik kumpul ojek online
dapat mengubah ruang publik dan membantu mengarahkan perkembangan perkotaan yang
inklusif dan berkelanjutan.

TERAKREDITASI : 36/E/KPT/2019 Tesa Arsitektur Volume 21 | Nomor 2 | 2023


ISSN cetak 1410-6094 | ISSN online 2460-6367
98

Kata kunci: Transportasi online, ruang publik, tipologi, titik kumpul, transformasi.

Pendahuluan khususnya pada lingkungan perkotaan telah


Transportasi merupakan alat yang banyak digunakan oleh pengemudi ojek
digunakan untuk memudahkan pemindahan online sebagai titik kumpul mereka dengan
barang dan manusia dari satu tempat ke beberapa alasan dan pertimbangan (Hatta et
tempat lain. Menurut Kristiano & Suryana al., 2022).
(2019), sarana dan prasarana transportasi Fenomena penggunaan ruang publik
memiliki dua peran utama yakni sebagai alat sebagai titik kumpul banyak ditemukan pada
bantu untuk mengarahkan pembangunan di lingkungan perkotaan disebabkan tingginya
suatu daerah dan mendukung pergerakan penggunaan transportasi online di kota-kota
manusia dan barang. Jika dilihat dari besar (Azizah & Adawia, 2018). Alasan lokasi
karakteristik jenis penggunanya, moda yang strategis untuk kemudahan jangkauan
transportasi manusia dapat dibedakan titik jemput dan banyaknya orderan dari
menjadi dua yakni kendaraan pribadi dan pengguna menjadikan lingkungan perkotaan
kendaraan umum (Ramadani, 2022). berpotensi mengalami perubahan fungsi
Kendaraan atau moda transportasi umum kini ruang publik. Hal ini didukung oleh Hantono
kian berkembang seiring masuknya industri & Pramitasari (2018) yang mengatakan
4.0 di Indonesia yang terlihat dari perubahan bahwa suatu kelompok dengan tujuan yang
sistem transportasi konvensional menjadi sama akan menciptakan interaksi sosial yang
sistem transportasi online. akhirnya dapat memberi dampak terciptanya
Penggunaan ojek online (ojol) kini suatu ruang publik. Ruang publik yang
bukanlah sekadar keinginan melainkan awalnya tidak aktif dapat menjadi aktif
kebutuhan. Pada era globalisasi, ojol cukup kembali akibat dari aktivitas komunitas,
banyak digunakan oleh masyarakat karena dalam kasus ini yaitu komunitas ojol.
mampu melayani kebutuhan pada kondisi Penggunaan ruang publik pada
tertentu dan efisien dalam hal waktu (Watung dasarnya merupakan ruang yang digunakan
et al., 2020). Penggunaan teknologi sebagai wadah interaksi bagi warga
transportasi online seperti Grab dan Go-Jek masyarakat luas agar mampu mewadahi
memiliki pengaruh terhadap mobilitas dan ragam kebutuhan dan keinginan masyarakat.
perekonomian masyarakat (Fauzia et al., Penggunaan ruang publik sejatinya juga
2022). Hal ini dapat dilihat bagaimana diperuntukkan bagi setiap lapisan
layanan-layanan tersebut menyediakan masyarakat tanpa memandang status sosial
transportasi yang mudah diakses dan harga (Wibawa & Ibrahim, 2011). Hal inilah yang
yang terjangkau. Secara tidak langsung, hal menjadi perhatian antara para pengemudi
tersebut juga dapat berdampak pada ojol dan pengguna lainnya dalam
perubahan preferensi perjalanan dan penggunaan ruang publik tanpa mengganggu
pengurangan penggunaan kendaraan aktivitas satu sama lain sebagai pengguna
pribadi. ruang publik.
Namun, maraknya penggunaan jasa Di Gorontalo, penggunaan ojol yang
transportasi online ini menyebabkan semakin meningkat sejalan dengan semakin
munculnya titik-titik kumpul yang diciptakan banyaknya titik kumpul ojol yang terbentuk di
oleh pengemudi ojol. Titik kumpul tersebut beberapa titik strategis di pusat kota
berupa area publik yang tersebar pada Gorontalo (Mahmud Marhaba, 2018). Hal ini
lingkungan permukiman ataupun perkotaan. membuat pemerintah kota Gorontalo
Munculnya titik kumpul ini menjadi sebuah mengeluarkan aturan terkait titik mangkal ojol
masalah karena banyaknya ruang publik yang disebut zona red area, seperti di seluruh
yang bertransformasi menjadi titik kumpul. sekolah yang ada di kota Gorontalo, pasar
Transformasi tersebut dapat terjadi baik tradisional, dan karsa utama. Untuk red area
dalam bentuk fisik, sifat dan fungsinya di Citimall Gorontalo, grab tidak boleh
(Sushanti et al., 2021). Area ruang publik mangkal di sepanjang Jl. Cokroaminto dan
seperti area jalan, jalur pedestrian, taman, juga masuk ke dalam lokasi Citimall, yang
warung, serta ruang publik lainnya pada berada di area sekitarnya.

TERAKREDITASI : 36/E/KPT/2019 Tesa Arsitektur Volume 21 | Nomor 2 | 2023


ISSN cetak 1410-6094 | ISSN online 2460-6367
99

Dalam konteks kemajuan teknologi dan beberapa area titik kumpul. Proses pemilihan
mobilitas urban, penelitian tentang dampak sampel (responden) menggunakan teknik
titik kumpul ojol terhadap ruang publik dan purposive sampling. Bagi peneliti, pengemudi
sekitarnya menjadi penting. Ojol semakin ojol dalam hal ini merupakan narasumber
populer sebagai metode transportasi kunci yang dapat menjawab pertanyaan dan
alternatif, dan titik kumpul ojol telah menjadi permasalahapn penelitian (Sugiyono, 2014).
bagian penting dari lingkungan perkotaan. Teknik analisis data menggunakan
Meskipun penelitian sebelumnya yang pendekatan tipologi-morfologi dalam
dilakukan oleh (Hatta et al., 2022) telah arsitektur. Analisis tipologi ditinjau dari
memberikan gambaran awal tentang bagaimana asal-usul atau kejadian suatu
persepsi pengemudi terhadap titik kumpul, objek arsitektural (titik kumpul), mengetahui
tetapi pemahaman tentang bagaimana fungsi suatu objek, serta mengidentifikasi
pengaruh titik kumpul ojol dan hal itu klasifikasi bentuk suatu bangunan dan sifat
berdampak lingkungan sekitar belum dasarnya (Moneo, 1978). Kemudian analisis
dijelaskan. morfologi ditinjau dari perubahan dan
Berdasarkan penjelasan di atas, lingkup perkembangan ruang publik dan
pembahasan pada artikel ini adalah untuk pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar
mengetahui bagaimana pengaruh moda yang mencakup aspek fisik dan nonfisik
transportasi online terhadap penggunaan (sosial, budaya, dan ekonomi).
ruang publik sebagai titik kumpul ojek online
dan pengaruhnya terhadap sosial, ekonomi, Kajian Teori
keamanan, dan lingkungan sekitar pada Ruang publik merupakan ruang yang
lingkungan perkotaan. dapat diakses oleh siapa saja dengan
berbagai aktivitas yang sangat beragam,
Metode seperti olahraga, seni, rekreasi, demonstrasi,
Penelitian ini menggunakan metode perdagangan, transit, dan lain-lain. Selain
kualitatif deskriptif dengan pendekatan dimanfaatkan oleh warga kotanya sendiri,
metode pemetaan perilaku (behavior ruang publik tersebut sering juga digunakan
mapping) yaitu Place oleh warga dari kota lain sehingga
Centered Mapping Method (Klein et al., menambah beban ruang yang membawa
2018). Metode ini digunakan untuk dampak pada ruang publik kota (Hantono &
menjelaskan perilaku aktor/ pelaku secara Pramitasari, 2018).
lebih detail, yaitu mendeskripsikan Pada penelitian-penelitian sebelumnya,
bagaimana bentuk, aktivitas, karakteristik, isu-isu seperti pemanfaatan ruang publik oleh
serta perubahan yang terjadi pada fenomena ojol (Fauzia et al., 2022), alasan pemilihan
penggunaan ruang publik sebagai titik titik kumpul oleh ojol (Hatta et al., 2022), serta
kumpul ojol. Titik kumpul yang menjadi kasus pengaruh aplikasi transportasi online
penelitian yaitu area minimarket (tipe 1), area terhadap mobilitas dan perekonomian
pedestrian (tipe 2), dan area taman kota/RTH masyarakat (Mouratidis et al., 2021) (Nandi,
(tipe 3). Lokasi titik kumpul tipe 1 berada di 2019) merupakan isu berdampak terhadap
jalan Jendral Sudirman depan kampus 1 permasalahan kota.
UNG. Lokasi titik kumpul tipe 2 berada di area Secara garis besar, isu dalam penelitian
sekitar Citimall Gorontalo di Jl. Sultan ini terbagi ke dalam dua isu yaitu isu
Botutihe. Lokasi titik kumpul tipe 3 berada di pengaruh adanya moda transportasi online
area RTH Kota Tengah di daerah Liluwo. dan isu penggunaan ruang publik. Pada isu
Pengumpulan data dilakukan dengan moda transportasi online membahas
metode observasi, wawancara, dan mengenai jenis dan bentuk tranportasi online,
dokumentasi. Metode observasi dan lokasi titik kumpul, serta bagaimana aktivitas
dokumentasi dilakukan untuk melihat dan pengguna para pengemudi ojek online.
bagaimana bentuk dan perubahan fungsi Kegiatan fungsional atau mangkal yang
ruang publik yang terjadi pada area titik dilakukan oleh ojek online membentuk titik
kumpul yang diidentifikasi melalui foto-foto kumpul di beberapa lokasi selanjutnya akan
bangunan yang permanen maupun semi membentuk simpul (nodes) di ruang
permanen. Proses wawancara dilakukan perkotaan. Suatu nodes yang baik perlu
kepada pengemudi ojol yang tersebar di memperhatikan pola aktivitas kegiatan

TERAKREDITASI : 36/E/KPT/2019 Tesa Arsitektur Volume 21 | Nomor 2 | 2023


ISSN cetak 1410-6094 | ISSN online 2460-6367
100

manusia dimana aktivitas tersebut dapat


saling bertemu dan dapat diubah ke arah
atau aktivitas lain (Dipta, 2015).
Kemudian pada isu penggunaan ruang
publik, akan dibahas mengenai tipologi dan
morfologi suatu ruang publik akibat Gambar 2: Lokasi titik kumpul ojol pada area
keberadaan titik kumpul ojek online dengan pedestrian (tipe 2)
(Sumber: Dokumentasi penulis, 2023)
pendekatan tipo-morfologi. Analisis tipo-
morfologi ini digunakan sebagai alat analisis
untuk melihat transformasi yang terjadi di
lingkungan perkotaan terhadap ruang publik.
Dalam arsitektur, analisis tipologi digunakan
untuk melihat bagaimana suatu objek
arsitektural berasal (titik kumpul), memiliki
fungsi, dan menemukan klasifikasi bentuk Gambar 3: Lokasi titik kumpul ojol pada area
taman kota (tipe 3)
dan sifat dasarnya. Kemudian, analisis
(Sumber: Dokumentasi penulis, 2023)
morfologi melihat bagaimana ruang publik
berubah dan mempengaruhi lingkungan Tabel 1: Karakteristik responden dan hasil
sekitarnya, yang mencakup aspek fisik dan persepsi pengemudi memilih titik kumpul
nonfisik (sosial, budaya dan ekonomi).
Variabel Kategori Frekuensi

Hasil Penelitian dan Pembahasan Jenis Kelamin Laki-Laki 92


Perempuan 2
Alasan Pemilihan Titik Kumpul Usia 18-24 Tahun 33
Pada penelitian ini, terdapat tiga tipe 25-35 Tahun 39
penggunaan ruang publik yang menjadi titik > 35 Tahun 22
kumpul ojol, yaitu area warung/minimarket Titik Kumpul Tipe 1
(Gambar 1), area pedestrian (Gambar 2), dan Minimarket 31
Warung Makan 16
area taman kota/ruang terbuka hijau Tipe2
(Gambar 3). Alasan pemilihan titik kumpul Area Pedestrian 28
tersebut dapat dilihat dari persepsi individu Tipe 3
pengemudi secara kognitif, konatif, dan Area Taman Kota 19
afektif (Djaali, 2023). Jarak Rumah < 500 Meter 9
Berdasarkan hasil observasi dan Dengan Lokasi 500 M – 1 Km 37
Titik Kumpul 1-2 Km 28
wawancara yang dilakukan terhadap 94 > 2 Km 10
responden, terdapat beberapa faktor yang Persepsi Banyak Orderan 36
menjadi alasan pengemudi memilih titik Pengemudi Lokasi Strategis 42
kumpul tersebut yaitu lokasi yang strategis, Terhadap Titik Titik Jemput Mudah 34
Kumpul Dekat Warung 22
tujuan pengantaran banyak, dekat dengan Dekat Rumah 15
rumah, dekat dengan warung, titik jemput Fasilitas Pendukung 31
mudah, banyak orderan, fasilitas pendukung Tujuan Pengantaran 41
dan adanya komunitas sejenis yang Banyak
berkumpul di titik tersebut. Karakteristik Komunitas 25
(Sumber: Dokumentasi penulis, 2023)
responden dan hasil presentasi persepsi
pengemudi memilih titik kumpul dapat dilihat
Faktor lokasi yang strategis, banyaknya
ada Tabel 1. orderan, titik jemput mudah, dan tujuan
pengantaran yang banyak merupakan hasil
dari proses persepsi pengemudi yang dilihat
secara kognitif. Pengalaman para pengemudi
ojol yang mengetahui dan memahami
aktivitas keseharian mahasiswa menjadikan
lokasi titik kumpul di dekat area kampus
Gambar 1: Lokasi titik kumpul ojol pada area
minimarket (tipe 1)
sebagai titik kumpul yang paling disukai.
(Sumber: Dokumentasi penulis, 2023) Lokasi yang strategis memiliki pengaruh yang
besar terhadap banyaknya orderan

TERAKREDITASI : 36/E/KPT/2019 Tesa Arsitektur Volume 21 | Nomor 2 | 2023


ISSN cetak 1410-6094 | ISSN online 2460-6367
101

khususnya penghasilan yang banyak. rekan sesama komunitas membuat


Menurut keterangan dari salah satu pengemudi lebih senang untuk berkumpul
pengemudi, banyaknya orderan dalam satu titik kumpul yang sama. Hal ini
mempengaruhi terhadap bonus yang akan yang membuat pengemudi lebih nyaman
diterima dari pihak perusahaan ojol. untuk bercerita satu sama lain di sela-sela
Kemudian, banyaknya orderan dari waktunya menunggu orderan. Kedekatan
mahasiswa dengan rute pengantaran dari jarak titik kumpul dengan warung juga
kampus menuju tempat kos, membuat menjadi faktor yang disukai oleh pengemudi.
pengemudi lebih hemat dalam pemakaian Hal ini membuat pengemudi dapat dengan
bensin. Berikut beberapa jawaban mudah untuk sarapan ataupun makan siang.
responden terkait pengalaman pengemudi Berikut beberapa jawaban responden terkait
dalam memilih titik kumpul tersebut: pengalaman pengemudi dalam memilih titik
kumpul tersebut:
“Yah alasannya karena di sini tuh enak
lokasinya, pokoknya strategis lah, dekat “Saya pilih tempat ini karena ada
kampus juga.” (Patrio Harun, 20 Tahun) beberapa teman komunitas yang sama, jadi
“Karena disini orderannya paling lebih enak ngobrolnya kalau lagi kosong
banyak, mahasiswa yang biasa order.” sambil tunggu orderan” (Rahmat Akuba, 24
(Aprianto Lamuda, 35 Tahun) Tahun)
“Karena customernya banyak sekitar “Selain ada tempat untuk bisa parkir
sini, jadi mudah jemputnya dak gak terlalu motor, di sini juga dekat dengan warung
jauh” (Maiteu Musa, 41 Tahun) makan yang murah, jadinya kalau mau
“Karena banyak mahasiswa yang pakai makan gak susah lagi cari tempat” (Kasim
maxim, jadi tujuan pengantarannya lebih Adolo, 37 Tahun)
banyak dari kampus ke tempat kos atau ke
daerah mal” (Imam Nento, 39 Tahun) Jalur rute sirkulasi (path), landmark
berupa taman kota (landmark), pusat
Tersedianya fasilitas pendukung aktivitas pendidikan atau perkantoran yang
merupakan faktor dari persepsi pengemudi berada di pusat kota atau kampus (node and
yang dilihat secara konatif dalam memilih titik district), merupakan elemen-elemen yang
kumpul. Hal ini dapat dilihat dari proses berpengaruh terhadap pembentuk suatu kota
dimana individu pengemudi bereaksi (Lynch, 1960). Keterkaitan pemilihan lokasi
terhadap suatu objek dengan suatu tingkah titik kumpul ojol tentunya memiliki pengaruh
laku atau perilaku. Fasilitas pendukung yang besar terhadap citra suatu kota. Hal ini
seperti adanya tempat mengisi daya baterai dapat dilihat bagaimana hasil dari persepsi
handphone (HP), dan tempat istirahat pengemudi ojol yang diperoleh dari proses
membuat pengemudi lebih mudah dan kognitif, konatif, dan afektif, serta
membantu aktivitas pekerjaannya. Hal ini hubungannya terhadap elemen-elemen
didukung oleh beberapa jawaban responden pembentuk suatu kota dapat menciptakan
terkait pengalaman pengemudi dalam faktor alasan pemilihan lokasi titik kumpul
memilih titik kumpul tersebut: (Diagram 1).

“Karena di sini ada tempat cas HP,


walaupun gentian-gentian dengan teman-
teman yang lain, jadi bisa lama untuk nunggu
orderannya.” (Yunus Tolitiu, 31 Tahun)
“Di sini enak tempatnya, selain bisa
ngobrol sama teman, waktu siang kalau lagi
capek, ada tempat istirahatnya juga.”
(Bram, 20 Tahun)

Faktor komunitas, dekat dengan warung,


dan dekat dengan rumah merupakan faktor
dari persepsi pengemudi yang dilihat secara
afektif dalam memilih titik kumpul. Adanya

TERAKREDITASI : 36/E/KPT/2019 Tesa Arsitektur Volume 21 | Nomor 2 | 2023


ISSN cetak 1410-6094 | ISSN online 2460-6367
102

Tabel 2: Analisis variabel transformasi lingkungan


binaan berdasarkan teori Habraken (1998)
No Physical Spatial Cultural
Order Order Order
(Tatanan (Tatanan (Tatanan
Fisik) Spasial/ Budaya)
teritorial)
F Major artery City Neighbor-
(Arteri utama) Structure hood
(Struktur (Lingku-
Kota) ngan)
E Roads (Jalan District Block
Raya) (Daerah) (Blok)
D Building Building Built Space
Element (Bangunan) (Ruang
(Elemen terbangun)
bangunan)
Diagram 1: Hasil analisis persepsi individu C Partitioning Floor Plan Room
terhadap pemilihan lokasi titik kumpul (Partisi/sekat) (Denah) (Ruangan)
(Sumber: Analisis penulis, 2023) B Furniture Interior Place
(Perabot) Arrangement (Tempat)
Transformasi Ruang Publik (Penataan
Menurut D. Archi Thompson dalam Ruang
Dalam)
(Najoan Stephanie & Mandey Johansen, A Body and
2011), transformasi adalah fenomena untensils
perubahan bentuk dalam keadaan yang (Tubuh dan
berubah sehingga transformasi dapat terjadi peralatan)
secara tak terbatas. Transformasi ini dapat (Sumber: Habraken, 1998)
terjadi karena berbagai faktor seperti
pertumbuhan populasi, perkembangan Transformasi fisik merupakan perubahan
ekonomi, perubahan sosial, dan dalam struktur fisik suatu ruang publik. Pada
perencanaan infrastruktur suatu kota. Pada kolom pertama di Tabel 2, unsur-unsur atau
konteks lingkungan perkotaan, transformasi elemen-elemen dari transformasi fisik pada
ruang publik merujuk pada perubahan lingkungan binaan dalam hal ini dapat disebut
signifikan yang terjadi dalam penggunaan sebagai nominal classes (Woy et al., 2018).
dan penataan ruang yang bersifat publik. Hal Unsur-unsur transformasi fisik dari nominal
ini mencakup perubahan dalam beberapa classes dapat dilihat memiliki tingkatan dari
aspek seperti perubahan desain, fungsi, dan paling bawah yaitu tubuh dan peralatan (A)
aksesibilitas tempat-tempat seperti hingga tingkatan paling atas yaitu arteri
pedestrian, trotoar, taman kota, dan tempat utama (F).
umum lainnya (Noor Hamidah et al., 2022). Transformasi tatanan lingkungan binaan
Pada umumnya, transformasi dapat yang kedua adalah transformasi teritorial
berdampak baik atau buruk pada suatu area yang mengacu pada perubahan spasial
di permukiman dan perkotaan. Selain karena penguasaan pengguna terhadap
mempertimbangkan aspek lingkungan dan ruang yang dihasilkan dari konfigurasi
kebutuhan manusia, transformasi bentuk dan elemen fisik pada kolom pertama.
ruang yang baik harus mencakup arti, nilai, Transformasi teritorial mencakup perubahan
dan makna (Najoan Stephanie & Mandey dalam penggunaan dan persepsi suatu
Johansen, 2011). Menurut Habraken (1998) wilayah atau lingkungan. Menurut Susanti et
transformasi atau perubahan lingkungan al. (2018) teritori dapat didefinisikan sebagai
binaan dapat terjadi dalam tiga sebuah bagian dari sebuah ruang yang
setting/tatanan, yaitu tatanan fisik (physical memiliki aturan (kontrol) yang mengatur cara
order), tatanan teritorial atau daerah orang berperilaku dan yang mereka miliki.
kekuasaan (territorial order), dan tatanan Pada tatanan transformasi yang ketiga
budaya (cultural order). Analisis tingkatan yaitu transformasi budaya. Tatanan budaya
atau hirarki dalam tatanan transformasi mewakili transformasi yang tidak hanya
menurut Habraken dapat dilihat pada Tabel melibatkan unsur fisik namun juga
2. pemahaman suatu kelompok yang terlibat

TERAKREDITASI : 36/E/KPT/2019 Tesa Arsitektur Volume 21 | Nomor 2 | 2023


ISSN cetak 1410-6094 | ISSN online 2460-6367
103

(Woy et al., 2018). Transformasi budaya penyediaan fasilitas oleh pihak minimarket
dapat terjadi ketika nilai-nilai, norma, dan berupa kursi, meja, listrik, tempat parkir, serta
praktik sosial dalam suatu ruang publik tidak adanya keluhan khusus dari
berubah. Salah satu contoh transformasi pengunjung terkait pemakaian furnitur yang
budaya adalah ketika suatu ruang publik harusnya dapat digunakan secara umum.
yang awalnya tidak ramah terhadap
keragaman budaya dan etnis mulai
menerima dan menganggap keragaman
sebagai hal yang penting (Jaya, 2018).

Transformasi Ruang Publik (Tipe 1)


Pada Tipe 1, ruang publik yang menjadi
titik kumpul pengemudi ojol berupa area
minimarket yang berjumlah dua tempat. Pada
area titik kumpul ini, terjadi transformasi fisik
berdasarkan penggunaan perabot (furniture)
dan terciptanya sekat (partitioning).
Penggunaan perabot yang harusnya
diperuntukkan oleh para pengunjung yang Gambar 5: Analisis perubahan wujud ruang pada
bersifat publik, namun dalam area minimarket setelah adanya titik kumpul
(Sumber: Analisis penulis, 2023)
penggunaannya fasilitas perabot seperti kursi
dan meja telah didominasi oleh pengemudi Transformasi fisik wujud ruang teras dan
ojol (Gambar 4). Penempatan galon air yang lahan parkir minimarket yang terjadi secara
diletakkan pada area teras minimarket tidak langsung mempengaruhi pola
membuat transformasi fisik semakin kuat pergerakan pengunjung di area minimarket.
dengan terciptanya sekat antara titik kumpul Sebagai contoh, ketika selesai melakukan
dengan area sirkulasi publik. transaksi di minimarket, pengunjung tidak
Transformasi fisik yang terjadi dapat istirahat sejenak di area teras yang
mendukung terciptanya transformasi telah ditempati oleh pengemudi sebagai titik
spasial/territorial. Perubahan wujud ruang kumpul. Hal ini sering terjadi ketika waktu
yang tercipta membuat pengemudi ojol padat di pagi hari dan sore hari. Menurut
merasa memiliki penguasaan terhadap keterangan salah satu pengemudi, pagi hari
tempat tersebut. Hal ini didukung dengan dan sore adalah waktu terpadat munculnya
bagaimana pengemudi ojol dapat mengatur orderan khususnya dari mahasiswa.
penataan kursi dan meja (interior Pada penggunaan lahan parkir,
arrangement) sesuai dengan kebutuhannya. pengunjung hanya dapat menggunakan
setengah dari area yang tersedia. Ketika
lahan parkir untuk pengunjung sudah
dipenuhi oleh kendaraan yang ada, membuat
pengunjung yang ingin masuk ke minimarket
dengan menggunakan kendaraan roda
Gambar 4: Penggunaan perabot dan lahan parkir empat terpaksa memarkirkan kendaraan
oleh pengemudi ojol mereka di area bahu jalan dan pinggir jalan.
(Sumber: Dokumentasi penulis, 2023)
Faktor tersebut yang membuat terjadinya
Jika ditinjau dari transformasi budaya, kemacetan di area depan minimarket sering
rutinitas aktivitas dan kegiatan pengemudi terjadi.
ojol ketika menunggu orderan dengan Munculnya titik kumpul ini secara tidak
berdiskusi dengan rekan lainnya dan langsung memiliki pengaruh dan dampak
menggunakan fasilitas listrik akhirnya terhadap jalur sirkulasi jalan raya khususnya
menjadikan area teras depan minimarket pada area persimpangan. Banyaknya
menjadi suatu tempat titik kumpul khusus kegiatan yang ditimbulkan pada area
(place) (Gambar 5). Aktivitas tersebut pada simpang jalan seperti area depan kampus
dasarnya tidak menjadi suatu masalah bagi UNG, lapak-lapak penjualan, rumah makan,
pengguna dan pengunjung di area dan minimarket membuat penggunaan ruang
minimarket tersebut. Hal ini didukung oleh publik seperti area bahu jalan dan pinggir

TERAKREDITASI : 36/E/KPT/2019 Tesa Arsitektur Volume 21 | Nomor 2 | 2023


ISSN cetak 1410-6094 | ISSN online 2460-6367
104

jalan banyak digunakan sebagai tempat


parkir kendaraan. Tentunya hal ini
menciptakan citra yang negatif pada area
persimpangan tersebut yang dapat merusak
citra suatu kota, khususnya dalam
penggunaan ruang publik.

Transformasi Ruang Publik (Tipe 2)


Pada Tipe 2, ruang publik yang menjadi
titik kumpul pengemudi ojol yaitu area
pedestrian dan jalan raya. Pada area titik
kumpul ini, terjadi transformasi fisik pada
bagian jalan raya (roads). Penggunaan jalan
Gambar 8: Analisis perubahan wujud ruang pada
raya dan area pedestrian yang harusnya area pedestrian pada lokasi 1 dan 2
diperuntukkan untuk publik sebagai jalur (Sumber: Analisis penulis, 2023)
kendaraan dan berjalan kaki, namun dalam
penggunaannya telah dijadikan area parkir Transformasi spasial yang terjadi
dan titik kumpul ojol (Gambar 6 dan Gambar menimbulkan terjadinya transformasi
7). budaya. Area (denah) yang tercipta dengan
beberapa furnitur di area pedestrian telah
menciptakan adanya suatu ruang yang
terbangun (built space). Menurut keterangan
pengemudi, ruang titik kumpul tersebut
dibentuk untuk menciptakan ruang yang
dapat membantu dan mewadahi kebutuhan
pekerjaan seperti diskusi, minum kopi, dan
Gambar 6: Penggunaan area pedestrian sebagai
titik kumpul ojol (lokasi 1)
bermain kartu bersama. Aktivitas tersebut
(Sumber: Dokumentasi penulis, 2023) secara signifikan dapat membantu rasa
kelelahan ketika pengemudi selesai
melakukan perjalanan ataupun ketika
menunggu orderan.
Transformasi fisik wujud ruang di area
pedestrian dan jalan raya secara tidak
langsung mempengaruhi pola pergerakan
pengguna di ruang publik. Pada lokasi 1, area
pedestrian yang dapat digunakan sebagai
sirkulasi untuk mengelilingi bangunan
Gambar 7: Penggunaan area jalan raya sebagai
titik kumpul ojol (lokasi 2) ataupun tempat menunggu, akhirnya tidak
(Sumber: Dokumentasi penulis, 2023) dapat digunakan oleh pengguna ruang
publik. Hal ini tentunya menimbulkan rasa
Pada Gambar 6 dan Gambar 7 dapat risih ataupun gelisah ketika pengguna ruang
dilihat bahwa transformasi fisik semakin kuat publik ingin menggunakan area tersebut,
terjadi dengan adanya perubahan wujud khususnya bagi perempuan. Menurut
ruang pedestrian dan jalan raya. Krisnanto & Syaputri (2020) dalam
Transformasi fisik yang terjadi mendukung penelitiannya ditemukan fakta bahwa ruang
terciptanya transformasi spasial/territorial. publik yang dipenuhi dengan banyak orang
Perubahan wujud ruang yang tercipta tidak berarti tempat tersebut aman bagi
didasari atas perilaku pengemudi ojol yang perempuan. Sebaliknya, karena banyaknya
merasa memiliki kontrol dan penguasaan orang, pelaku dapat mengelabuhi
terhadap tempat tersebut. Hal ini didukung perilakunya dan leluasa melakukan
dengan bagaimana suatu denah (floor plan) kekerasan seksual terhadap perempuan.
dapat tercipta dengan adanya penempatan Pada lokasi 2, penggunaan jalan raya
beberapa furnitur seperti meja dan kursi yang tidak dapat digunakan seluruhnya oleh
diatur pada area pedestrian sehingga pengguna jalan. Jalan raya yang harusnya
dijadikan sebagai titik kumpul (Gambar 8). dapat digunakan sebagai dua jalur, pada

TERAKREDITASI : 36/E/KPT/2019 Tesa Arsitektur Volume 21 | Nomor 2 | 2023


ISSN cetak 1410-6094 | ISSN online 2460-6367
105

bagian satu sisi jalan telah digunakan berdiskusi sesama komunitas sambil
sebagai titik kumpul dan tempat parkir menikmati makanan dan minuman kopi di
pengemudi. Hal tersebut membuat terjadinya area taman kota. Selain itu, suasana yang
kemacetan di area depan mal dan rindang pada bagian sisi timur taman dan
supermarket khususnya pada sore dan lokasi warung yang dekat dengan RTH
malam hari. menjadi alasan pengemudi lebih menyukai
Munculnya titik kumpul ini secara tidak area RTH menjadi tempat favorit (place)
langsung memiliki pengaruh dan dampak sebagai titik kumpul. Rutinitas aktivitas dan
terhadap jalur sirkulasi jalan raya. Letak dan kegiatan pada titik kumpul yang terbentuk di
posisi mal dan supermarket yang berada di area taman tersebut akhirnya menjadi suatu
pusat kota, serta banyaknya kegiatan yang budaya bagi pengemudi. Hal ini terjadi
ditimbulkan membuat penggunaan ruang dikarenakan tidak adanya larangan khusus
publik seperti area pedestrian, bahu jalan, dari pengelola taman serta mudahnya akses
dan pinggir jalan banyak digunakan sebagai masuk kendaraan ke dalam area taman.
titik kumpul dan tempat parkir kendaraan. Aktivitas di area taman tersebut pada
Tentunya hal ini memberikan peluang dasarnya tidak menjadi suatu masalah bagi
terciptanya citra yang negatif pada area jalan pengguna dan pengunjung di area taman
tersebut khususnya dalam penggunaan kota tersebut. Tidak adanya larangan khusus,
ruang publik. Aspek tersebut pula yang dapat serta tidak adanya keluhan dari pengunjung,
membuat kesan negatif terhadap citra kota membuat pengemudi lebih leluasa dalam
Gorontalo. pemakaian fasilitas taman yang ada.
Secara keseluruhan, transformasi fisik
Transformasi Ruang Publik (Tipe 3) wujud ruang secara tidak langsung
Pada Tipe 3, ruang publik yang menjadi mempengaruhi pola pergerakan pengunjung
titik kumpul pengemudi ojol berupa area di area taman kota (Gambar 10). Sebagai
taman kota. Pada area taman kota ini terjadi contoh, ketika pengunjung berjalan keliling
transformasi fisik pada bagian badan utama area taman, pengunjung tidak dapat melewati
taman (body and utensils) dan area luar area taman yang telah ditempati oleh
taman. Bagian area dalam taman yang pengemudi sebagai titik kumpul. Pada
seharusnya digunakan untuk sirkulasi sirkulasi area taman, pengunjung hanya
pengunjung taman, terdapat beberapa area dapat menggunakan sirkulasi dan fasilitas
taman yang telah dijadikan sebagai area titik taman pada area selatan, barat, dan utara
kumpul ojol (Gambar 9). Transformasi fisik dimana area timur dominan digunakan
yang terjadi menimbulkan terjadinya sebagai titik kumpul dan tempat parkir motor
transformasi spasial berupa perubahan ojol. Hal ini dominan terjadi ketika di sore hari
wujud denah (floor plan) ruang pada area dimana pengunjung yang datang ingin
taman kota. Perubahan wujud ruang yang menikmati suasana taman kota. Sedangkan
tercipta membuat pengemudi ojol merasa bagi pengemudi, waktu di sore hari adalah
memiliki penguasaan terhadap tempat waktu terpadat munculnya orderan
tersebut. Hal ini didukung dengan bagaimana khususnya dari siswa dan pegawai kantoran
pengemudi ojol dapat mengatur posisi parkir yang lokasinya berdekatan dengan taman
motor mereka di dalam area taman kota kota tersebut.
tersebut.

Gambar 9: Pengunaan area luar dan dalam taman


yang dijadikan titik kumpul dan tempat parkir
(Sumber: Dokumentasi penulis, 2023)

Jika ditinjau dari rutinitas aktivitas dan


kegiatan ketika menunggu orderan,
pengemudi lebih senang untuk berisitirahat,

TERAKREDITASI : 36/E/KPT/2019 Tesa Arsitektur Volume 21 | Nomor 2 | 2023


ISSN cetak 1410-6094 | ISSN online 2460-6367
106

Titik Analisis
Analisis Morfologi
Kumpul Tipologi
dan
pengemudi.

Roads, Floor
Plan, Built Sosial Budaya Ekonomi
Space
Perubahan Perilaku Rutinitas
Gambar 10: Analisis perubahan wujud ruang pada fungsi jalan pengemudi ojol kegiatan dan
raya dan yang merasa aktivitas
area sisi timur taman kota pedestrian memiliki pengemudi
(Sumber: Analisis penulis, 2023) menjadi area kontrol dan membuat
parkir dan titik penguasaan penghasilan
Munculnya titik kumpul pada area taman kumpul ojek terhadap warung-
Tipe 2 online dan tempat warung di
kota ini secara tidak langsung memiliki (Area membuat tersebut, sekitar titik
pengaruh dan dampak terhadap landmark perilaku menciptakan a kumpul
Pedes- pengemudi rea (denah) mengalami
suatu kota. Adanya kegiatan yang trian) adanya yang tercipta di peningkatan.
penempatan area
ditimbulkan pada area taman kota seperti beberapa pedestrian
tempat pertirahatan, diskusi, tempat makan, furniture menciptakan
seperti meja suatu ruang
dan minum kopi bagi pengemudi membuat dan kursi yang (built space)
penggunaan ruang publik tidak dapat diatur pada seperti ruang
area diskusi, minum
digunakan secara keseluruhan. Menurut pedestrian. kopi, dan
Imansari & Khadiyanta (2015), dalam bermain kartu
bersama.
penelitiannya menyatakan bahwa Body &
utensils,
masyarakat mengingikan taman kota dapat Floor Plan, Sosial Budaya Ekonomi
menjadi sarana rekreasi masyarakat selain Pla
ce
sebagai peneduh dan paru-paru kota. Perubahan Kegiatan Rutinitas
Penataan ruang publik khususnya pada RTH wujud ruang berdiskusi kegiatan dan
didasari atas sesama aktivitas
yang tidak tertata dengan baik tentunya dapat perilaku komunitas, pengemudi ojol
menciptakan image yang negatif pada pengemudi ojol suasana di area luar
dapat taman yang dan taman
landmark suatu kota dan dapat merusak citra mengatur rindang taman, kota membuat
suatu kota. posisi parkir dan dekat penghasilan
Tipe 3 motor mereka warung makan warung-
di dalam area menjadikan warung di
(Taman
Tabel 3: Analisis transformasi tipologi dan Kota/
taman kota faktor utama sekitar titik
tersebut. area sisi timur kumpul
morfologi pada tiga titik kumpul di ruang publik RTH) Beberapa RTH menjadi mengalami
Titik Analisis bagian area tempat favorit peningkatan,
Analisis Morfologi
Kumpul Tipologi luar dan pengemudi hal ini
dalam taman sebagai titik didukung
Furniture & yang kumpul yang banyaknya
partitioning, seharusnya dominan pengemudi ojol
Interior Sosial Budaya Ekonomi digunakan ditempati oleh yang
arrangement, untuk sirkulasi pengemudi memesan
Place pengunjung ojol. makanan,
taman, telah minuman kopi,
Perubahan Rutinitas Keberadaan dijadikan dan lainnya
wujud ruang aktivitas dan titik kumpul sebagai area ketika
pada area kegiatan ojol titik kumpul menunggu
teras dan pengemudi ojol menyebakan ojol. orderan.
halaman dalam pemasukan (Sumber: Analisis penulis, 2023)
Tipe 1 minimar-ket mengguna-kan ekonomi bagi
tercipta fasilitas listrik, minimarket
(Area
didasari oleh meja, dan kursi dan lapak-
Penutup
Mini- pengemudi ojol menjadikan lapak jualan Kesimpulan
market) yang memiliki area teras sekitar
leluasa dan depan mengalami Pemilihan tiga tipe ruang publik yang
kontrol untuk minimarket peningkatan menjadi titik kumpul ojol pada area
mengatur menjadi suatu yang cukup
penataan tempat titik signifikan, warung/minimarket, area pedestrian, dan
kursi dan
meja, area
kumpul favorit/
khusus,
khususnya di
jam yang
area taman kota/RTH didasari persepsi
parkir sehingga padat di waktu individu pengemudi yang dilihat secara
pengemudi menyebabkan pagi dan sore
sesuai dengan sekat bagi hari.
proses kognitif, konatif, dan afektif. Terdapat
kebutuhan pengguna 8 (delapan) aspek yang menjadi alasan
mereka. umum
minimarket pengemudi memilihi titik kumpul tersebut

TERAKREDITASI : 36/E/KPT/2019 Tesa Arsitektur Volume 21 | Nomor 2 | 2023


ISSN cetak 1410-6094 | ISSN online 2460-6367
107

yaitu lokasi yang stretagis, tujuan titik-titik kumpul baru bagi para pengemudi
pengantaran banyak, dekat dengan rumah, ojol. Penyediaan ruang-ruang titik kumpul
dekat dengan warung, titik jemput mudah, pada lingkungan perkotaan perlu menjadi
banyak orderan, fasilitas pendukung, dan menjadi perhatian, agar titik kumpul yang ada
adanya komunitas sejenis yang berkumpul di tidak menganggu kegiatan aktivitas
titik tersebut. masyarakat di ruang publik. Selain itu,
Pada analisis tipologi ruang publik diharapkan pemerintah dan pihak terkait
minimarket (tipe 1), pedestrian (tipe 2), dan dapat mengembangkan pedoman yang lebih
taman kota/RTH (tipe 3) dengan munculnya baik untuk mengelola titik kumpul ojol
titik kumpul ojol di area tersebut menimbulkan sehingga dapat memberikan kontribusi positif
terjadinya transformasi secara fisik, spasial, bagi lingkungan perkotaan dan membuat
dan kultural. Perubahan wujud ruang publik perkembangan perkotaan yang inklusif dan
menyebabkan terjadinya adanya berkelanjutan.
penyalahgunaan fungsi ruang publik, struktur
fisik, ketidakteraturan tata letak dan tata Ucapan Terima Kasih
ruang kota pada ruang publik. Pada tipe titik Penulis menyampaikan terima kasih kepada
kumpul 1, ketidakteraturan tata letak pihak LPPM UNG yang telah mendanai
disebabkan oleh pengemudi memiliki leluasa sepenuhnya penelitian ini melalui hibah
dan kontrol terhadap penggunaan fasilitas PNBP anggaran tahun 2023 untuk skema
listrik, meja, dan kursi di sebagian area teras penelitian dosen pemula.
depan minimarket. Pada tipe titik kumpul 2,
penyalahgunaan fungsi dan struktur fisik Daftar Pustaka
ruang publik dilakukan oleh pengemudi Azizah, A., & Adawia, P. R. (2018). Analisis
terjadi dikarenakan penempatan beberapa perkembangan industri transportasi
furnitur seperti meja dan kursi di area tersebut online di era inovasi disruptif (Studi
untuk membantu dan mewadahi kebutuhan Kasus PT Gojek Indonesia). Cakrawala:
pekerjaan seperti diskusi, minum kopi, dan Jurnal Humaniora Bina Sarana
bermain kartu bersama. Pada tipe titik Informatika, 18(2), 149–156.
kumpul 3, ketidakteraturan tata letak dan tata Dipta, A. A. P. (2015). Karakteristik Ruang
ruang di area area sisi timur RTH/taman kota Koridor Jalan Panggung Pecinan
terjadi disebabkan oleh rutinitas kegiatan ojol Kembang Jepun Surabaya Sebagai
sesama komunitas. Koridor Wisata Urban Heritage. UAJY.
Munculnya titik kumpul pada ketiga tipe Djaali, H. (2023). Psikologi pendidikan. Bumi
ruang publik ini secara tidak langsung Aksara.
memiliki pengaruh dan dampak terhadap Fauzia, W., Setiadi, H., & Rizqihandari, N.
lingkungan perkotaan. Pada analisis (2022). Transformation of public space
perubahan morfologi yang terjadi karena utilization by online motorcycle taxi. IOP
adanya titik kumpul ojol di ruang publik Conference Series: Earth and
menyebabkan dampak cukup signifikan Environmental Science, 1089(1), 12082.
terhadap sosial, budaya, dan ekonomi seperti Habraken, N. J. (1998). The Structure of the
kemudahan aksesibilitas kepada pengguna Ordinary (Form and Control in the Built
jasa ojol, mengurangi beban lalu lintas, Environment). MIT press.
penggunaan ruang publik menjadi lebih hidup Hantono, D., & Pramitasari, D. (2018). Aspek
dan dinamis, serta memicu pertumbuhan perilaku manusia sebagai makhluk
sentra ekonomi lokal yang berdampak positif individu dan sosial pada ruang terbuka
pada perkembangan kota. publik. Nature: National Academic
Journal of Architecture, 5(2), 85–93.
Saran Hatta, A. J., Nurdini, A., & Fitriani, D. (2022).
Transformasi ruang publik yang Persepsi Pengemudi Ojek Online
digunakan sebagai titik kumpul ojol di Kota terhadap Titik Kumpul di Kota Bandung.
Gorontalo ini diharapkan mendapat perhatian Jurnal Teknik, 20(2), 89–100.
oleh pihak pemerintah khususnya bagi Dinas Imansari, N., & Khadiyanta, P. (2015).
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota. Penyediaan hutan kota dan taman kota
Maraknya penggunaan moda transportasi sebagai ruang terbuka hijau (RTH) publik
tentunya semakin membuka peluang adanya menurut preferensi masyarakat di

TERAKREDITASI : 36/E/KPT/2019 Tesa Arsitektur Volume 21 | Nomor 2 | 2023


ISSN cetak 1410-6094 | ISSN online 2460-6367
108

kawasan pusat Kota Tangerang. Jurnal Transportation Application to the Mobility


Ruang, 1(3), 101–110. and Economic of the Society (Case
Jaya, M. A. (2018). Transformasi Tempat Study on Using Grab and Go-Jek in
Ketiga (third place) dari Ruang Dalam Bandung, Indonesia). IOP Conference
(indoor) Menuju Ruang Luar (outdoor): Series: Earth and Environmental
Studi Kasus Kota Palembang. Arsir, 2(1), Science, 286(1), 12034.
57. Noor Hamidah, S. T., Santoso, M., & Hut, S.
https://doi.org/10.32502/arsir.v2i1.1240 (2022). Arsitektur Kota, Perancangan
Klein, C., Kuhnen, A., Felippe, M. L., & Kota, dan Ruang Terbuka Hijau.
Silveira, B. B. (2018). Place-centered or Deepublish.
person-centered? Considerations about
the behavioral mapping approach. Ramadani, M. (2022). Analisis Pemilihan
Trends in Psychology, 26, 593–616. Moda Transportasi untuk Perjalanan
Krisnanto, W., & Syaputri, M. D. (2020). Kerja (Studi Kasus: Hanura). Jurnal Ilmu
Kelemahan Perlindungan Hukum Teknik, 2(2).
terhadap Perempuan Dari Kekerasan Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Seksual di Ruang Publik. Jurnal Ilmiah Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
Universitas Batanghari Jambi, 20(2), Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
519. Susanti, I. S., Komala Dewi, N. I., & Permana,
https://doi.org/10.33087/jiubj.v20i2.924 A. Y. (2018). Tatanan teritorial dalam
Kristiano, R., & Suryana, S. (2019). proses transformasi hunian. Jurnal
Perkembangan Sarana Dan Prasarana Arsitektur ZONASI, 1(1), 27.
Transportasi Dalam Hubungannya Sushanti, I. R., Yuniati, S. R., & Angelia, T.
Dengan Tingkat Perekonomian (2021). Eksistensi ruang publik
Masyarakat Di Desa Kolang Kecamatan menghadapi transformasi penggunaan
Kuwus Barat, Kabupaten Manggarai ruang di permukiman kota. Region:
Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Pembangunan Wilayah Dan
Jurnal Geografi Gea, 19(2), 131–140. Perencanaan Partisipatif, 16(2), 186–
Lynch, K. (1960). The image of the 200.
environment. In The image of the city.
MIT press Cambridge, MA. Watung, M. P., Rotinsulu, D. C., &
Mahmud Marhaba. (2018). RUANG GERAK Tumangkeng, S. Y. L. (2020). Analisis
GRAB DAN OJEK ONLINE DI RSAS Perbandingan Pendapatan Ojek
DIBATASI. INI HASIL PUTUSANNYA. Konvensional Dan Ojek Online Di Kota
Kabarpublik.Id. Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi,
https://kabarpublik.id/ruang-gerak-grab- 20(03).
dan-ojek-online-di-rsas-dibatasi-ini- Wibawa, M. S. Y., & Ibrahim, W. (2011).
hasil-putusannya/2018/09/26/ Transformasi Pada Ruang Publik Kota
Moneo, R. (1978). On Typology, Oppositions. Melalui Konsep Design Catalyst. Jurnal
A Journal for Ideas and Criticism in Rekayasa Teknik Sipil Universitas
Architecture, 18, 23–45. Lampung, 15(2), 140868.
Mouratidis, K., Peters, S., & van Wee, B. Woy, V. T., Tobing, R. R., & Siahaan, U.
(2021). Transportation technologies, (2018). Adaptation local ethnic and
sharing economy, and teleactivities: inherited ethnic on settlements
Implications for built environment and architecture in Mopugad village, north
travel. Transportation Research Part D: Sulawesi. International Journal of
Transport and Environment, 92, 102716. Engineering Research and Technology,
Najoan Stephanie, & Mandey Johansen. 11(6), 963–986.
(2011). Transformasi Sebagai Strategi
Desain. Media Matrasain, 8(2), 1–130.
Nandi. (2019). The Influence of Online

TERAKREDITASI : 36/E/KPT/2019 Tesa Arsitektur Volume 21 | Nomor 2 | 2023


ISSN cetak 1410-6094 | ISSN online 2460-6367

You might also like