Professional Documents
Culture Documents
net/publication/357324321
CITATIONS READS
16 995
2 authors:
All content following this page was uploaded by Hasan Ashari on 25 December 2021.
Abstract: This study aims to try to find out what factors influenced
student achievement in e-learning during the Covid-19 Pandemic
along with Government policies requiring daring learning in
tertiary institutions. Daring learning carried out through daring has
many limitations, both in terms of faculty and student factors. This
research is a descriptive study with a quantitative approach. The
primary data source in this study was obtained through a
questionnaire. The population in this study were accounting students
throughout Indonesia with a sample size of 1087 students randomly
in the cities of Java, Sumatra and Madura. This study found that
there was a reduced application of learning methods, increased
student difficulty, daring learning facilities and infrastructure were
not optimal, and daring learning did not benefit students, which in
turn led to decreased academic achievement. In this study it was
concluded that the factors that influence student academic
achievement are the learning design, technical tools in daring
learning and the ability of students to carry out individual learning.
Keywords: Daring, Study daring, face-to-face learning
233
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251
PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) telah mendeklarasikan Covid-19 sebagai Darurat
Kesehatan Masyarakat yang memerlukan Kepedulian Internasional (Public Health Emergency
of International Concern/PHEIC) pada tanggal 30 Januari 2020 dan Direktur Jenderal WHO
menandai COVID-19 sebagai Pandemi pada tanggal 11 Maret 2020 (WHO, 2020). Negara-
negara yang telah penduduknya terjangkit Covid-19 telah menetapkan kebijakan di seluruh
bidang dalam rangka melakukan pencegahan dan mengantisipasi darurat Pandemi Covid-19,
termasuk dalam bidang pendidikan.
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) mengubah pembelajaran
sekolah menjadi konsep belajar jarak jauh, sebagaimana dituangkan dalam surat edaran (SE)
No.4 tahun 2020 tanggal 24 Maret 2020. Selanjutnya itu Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
Kemendikbud menerbitkan surat edaran tentang masa belajar dan penyelenggaraan program
pendidikan selama darurat virus corona dalam Surat Edaran dari Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor: 36962/MPK.A/HK/2020 tertanggal 17 Maret 2020 tentang Pembelajaran
secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19
(Dikbud, 2020). Sesuai surat edaran dimaksud, maka seluruh sekolah termasuk perguruan
tinggi wajib menerapkan pembelajaran daring.
Pembelajaran secara daring di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi praktis akan
mempengaruhi metode dan proses pembelajaran. Perubahan metode, sistem dan model
pembelajaran harus dilakukan walaupun dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana
pendukung seperti jaringan, kuota internet dan sejenisnya dalam kondisi perekonomian yang
terdampak pandemi saat ini. Metode pembelajaran yang semula tatap muka menjadi daring
dan mengubah lingkungan pembelajaran yang sebelumnya dilakukan interaktif antara dosen
dengan mahasiswa menjadi pembelajaran individual harus dialami oleh seluruh pelajar
termasuk mahasiswa sebagai sebagai salah satu pelaku pembelajaraan.
Dalam konteks pembelajaran daring yang akan dilakukan dosen perlu memperhatikan
referensi-referensi terkait dengan pembelajaran daring di antaranya ialah yang menyatakan
bahwa siswa lebih menyukai komunikasi daring tertulis ketika informasi tersebut disampaikan
di antara mahasiswa (Paulus, 2007; Sweeney et al., 2004), karena berpotensi menyediakan
struktur yang jelas dan relevan dengan materi pembelajaran, mendukung pembelajaran
mandiri, dan dalam pendistribusian materi (Paechter dan Maier, 2010).
Referensi lain menyatakan bahwa komunikasi tatap muka lebih disukai siswa dalam hal
interaksi yang lebih dari penyampaian informasi, misalnya: ketika diperlukan kesepakatan
bersama dan/atau untuk menghasilkan solusi, atau ketika membangun hubungan sosial dengan
siswa lain (Ellis et al., 2009; Lee et al., 2009), membangun hubungan interpersonal yang positif
dengan pengajar, dan apabila ada kemungkinan umpan balik yang cepat terkait tugas belajar
ketika berdiskusi dengan pengajar untuk menambah pemahaman seperti penyampaian konsep
dan penerapan strategi belajar. Komunikasi tatap muka merupakan suatu aspek dalam
pembelajaran yang penting untuk menjaga motivasi belajar (Price et al., 2007) dan dalam
situasi di mana pergaulan sosial terjalin (situasi dengan tingkat hubungan pribadi yang tinggi
(Collison et al., 2000).
234
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251
Selain itu dalam rangka memperoleh pemahaman yang memadai dalam proses belajar,
transfer informasi akan lebih baik apabila terjadi kerja sama dan situasi belajar yang efektif.
Dalam situasi ini terjadi interaksi yang tinggi satu sama lainnya, sehingga peserta didik
mendapatkan pengalaman belajar dan pengembangan pemahaman/kognitif serta keterampilan
sosial melalui adanya saling umpan balik dan diskusi (Fletcher dan Mayor, 2006; Paulus, 2007;
Sweeney et al., 2004).
Hal-hal tersebut di atas menuntut dosen dan mahasiswa harus menjalani proses
pembelajaran secara daring yang memerlukan kompetensi khusus (Ellis et al., 2009; Lee et
al.,2009), metode dan sistem yang memadai bagi dosen (Brophy, 1999), Sementara tidak
seluruh perguruan tinggi dan dosen pemangku mata kuliah memiliki kompetensi, sistem, dan
teknis yang mendukung sepenuhnya untuk pembelajaran daring. Sedangkan bagi mahasiswa,
menuntut kemandirian, fokus, dan motivasi tinggi (Ford, 1992).
Dari latar belakang di atas, yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah:
(1) bagaimana fakta pembelajaran daring yang terjadi pada masa Pandemi Covid-19? (2) Apa
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa dalam pembelajaran daring?
dan (3) Apa masukan yang disampaikan mahasiswa akuntansi agar pembelajaran dapat efektif
dilakukan?
Tujuan penelitian dalam hal ini adalah mencari solusi terbaik untuk penerapan metode
belajar daring yang efektif pada masa Pandemi Covid-19 yang dapat meningkatkan prestasi
mahasiswa, mengetahui sarana tambahan yang diperlukan agar materi yang disampaikan dosen
dapat memberikan pemahaman yang sama dengan pembelajaran melalui tatap muka, dan
mengetahui apa saran dan masukan dari mahasiswa untuk meningkatkan pemahaman
mahasiswa dengan adanya perubahan cara belajar. Sedangkan manfaat penelitian adalah
manfaat teoritis, yaitu memberikan kontribusi cara pembelajaran baru pembelajaran daring
bagi mahasiswa akuntansi, dan manfaat praktis, menjadi referensi bagi praktisi
pendidikan/dosen akuntansi dalam penerapan pembelajaran daring.
235
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251
Kompetensi Dosen
Dosen harus melakukan berbagai tugas dalam proses belajar, antara lain dengan
mendukung mahasiswa dalam menyediakan materi pembelajaran, memberikan umpan balik
atas pencapaian hasil belajar, memotivasi mahasiswa untuk memahami materi belajar, dan
memotivasi mahasiswa terlibat dalam proses belajar (Brophy, 1999). Motivasi dapat dikatakan
merupakan serangkaian tujuan, kepercayaan dan emosi yang berasal dari beragam tugas yang
dilakukan (Ford, 1992). Motivasi untuk belajar adalah salah satu variabel yang paling sering
dipelajari dalam bidang pendidikan (Lim dan Morris, 2009). Siswa yang termotivasi ditandai
oleh keterlibatan mereka yang lebih besar dalam mengikuti kuliah di kelas dan melaksanakan
tugas dengan sebaik-baiknya.
Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar mengacu pada beragam lokasi fisik, konteks, dan budaya tempat siswa
belajar. Karena siswa dapat belajar dalam berbagai pengaturan, seperti lokasi di luar sekolah
dan lingkungan luar (https://www.edglossary.org/learning-environment/ diakses 2 Mei 2020).
Lingkungan belajar akademik didefinisikan sebagai tempat di mana mahasiswa mengejar
tujuan akademik mereka. Kinerja akademik mereka secara langsung terkait dengan
kemampuan mereka untuk menggunakan informasi akademik dan ilmiah. Dalam milenium
baru, lingkungan belajar akademik telah meluas dari fisik ke virtual. Internet dan World Wide
Web (WWW) telah mengubah pengajaran dan pembelajaran di dunia akademik (Li, 2014).
Dalam daring, kualitas lingkungan belajar berkontribusi besar terhadap keberhasilan suatu
proses belajar dan keputusan untuk melanjutkan atau keluar dari proses belajar (Chiu et al.,
2005; Levy, 2007).
236
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251
Prestasi akademis
Prestasi akademik merupakan hasil kinerja yang menunjukkan sejauh mana seorang
pelajar/mahasiswa telah mencapai tujuan tertentu dalam lingkungan belajar, khusus di
sekolah/akademi/atau universitas. Indikator pencapaian akademik yang dicapai seorang
mahasiswa dapat dilihat dari IPK-nya (Steinmayr et al, 2011). IPK merupakan salah satu
prediktor terbaik Keberhasilan institusi pendidikan tinggi dalam kegiatan akademik karena
menunjukkan prestasi siswa selama mereka belajar di universitas. IPK terdiri dari akumulasi
nilai akhir untuk setiap mata kuliah, dan nilai akhir diperoleh dari absensi, tugas, ujian akhir,
dan ujian tengah semester skor. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa IPK sebenarnya
237
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251
merupakan indikator yang tepat untuk merefleksikan prestasi akademik mahasiswa (Moore &
Shulock, 2009).
KERANGKA PEMIKIRAN
Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan suatu kerangka pemikiran yang menyatakan
bahwa desain belajar, kompetensi dosen, lingkungan belajar, interaksi dengan sesama
mahasiswa, proses pembelajaran individu, dan perangkat teknis. mempunyai pengaruh
terhadap prestasi belajar. Oleh karena itu kerangka pemikiran penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
HIPOTESIS
Pengaruh Desain Belajar terhadap Prestasi Belajar
Dalam pembelajaran daring yang dilakukan, bagaimana desain belajar yang digunakan
dapat secara efektif mentransfer pemahaman kepada siswa sehingga tujuan pembelajaran yang
diharapkan dapat tercapai melalui sistem yang menjamin kualitas pembelajaran yang
menggambarkan karakteristik daring (Ehlers, 2004; Young dan Norgard, 2006). Struktur dan
kesesuaian kurikulum dan materi pembelajaran merupakan faktor utama dalam memfasilitasi
pembelajaran yang baik (Brophy, 1999).
Dari penjelasan di atas, maka hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
238
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251
H1: Ada pengaruh yang signifikan Desain Belajar Daring pada Prestasi Belajar selama masa
pandemic covid-19.
239
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251
dengan cara-cara berikut bekerja dalam kelompok kecil untuk membangun pemahaman, dari
saling dukungan sosial-emosional, dan dari pembelajaran dalam pembelajaran yang kohesif
dan positif (Brophy, 1999). Saling mendukung dan perasaan adanya ikatan kelompok terkait
dengan pengalaman social, kehadiran, keterlibatan kerja tim, motivasi untuk berpartisipasi
dalam lingkungan belajar, dan kepuasan belajar (Concannon et al, 2005; Garrison et al., 2000;
Nagel & Kotzé, 2010). Dari penjelasan diatas, maka hipotesis ke lima yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
H5: Ada pengaruh yang signifikan interaksi mahasiswa terhadap prestasi Akademis.
Pengaruh Desain belajar, lingkungan belajar, perangkat teknis, kompetensi dosen, interaksi
dengan sesama mahasiswa, proses pembelajaran individu terhadap prestasi belajar.
Dari hipotesis di atas, maka hipotesis ke tujuh yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H7: Ada pengaruh yang signifikan desain belajar, lingkungan belajar, perangkat teknis,
kompetensi dosen, interaksi dengan sesama mahasiswa, proses pembelajaran individu
terhadap prestasi Akademis
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi. Sesuai data Menristek
Dikti, pada posisi 31 Desember 2018 jumlah mahasiswa di seluruh Indonesia yang terdaftar
adalah sebanyak 8,04 juta orang. Jika diasumsikan mahasiswa jurusan akuntansi adalah 5%
dari jumlah mahasiswa di Indonesia maka diperoleh angka 400.000 mahasiswa akuntansi.
Jumlah sampel yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode slovin. Penggunaan rumus Slovin karena dapat dilakukan dengan rumus dan
perhitungan sederhana. Ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir
yaitu: e=5%. Dengan jumlah populasi sebanyak 400.000 mahasiswa, maka persentase
kelonggaran yang digunakan adalah 5%, dan hasil perhitungan dapat dibulatkan untuk
mencapai kesesuaian. Untuk mengetahui sampel penelitian, setelah dilakukan perhitungan
dengan rumus tersebut diperoleh sampel minimal 400 mahasiswa. Metode pengambilan sampel
240
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251
dilakukan secara secara random dengan menyebarkan tautan di dalam Google Formulir kepada
dosen yang dikenal penulis atau teman dosen lainnya secara berantai pada bulan Maret sampai
dengan April 2020. Sesuai metode pengambilan sampel di atas, data yang diperlukan untuk
penelitian adalah minimal 400 sampel data mahasiswa yang berlokasi di kota-kota Pulau Jawa,
Sumatera dan Madura dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1. Target Minimal Sampel Data Penelitian
No Kota Sampel %
1 Jakarta dan Sekitarnya 100 25%
2 Bandung dan Sekitarnya 50 12,5%
3 Semarang dan Sekitarnya 50 12,5%
4 Yogyakarta dan
75 18,75%
Sekitarnya
5 Surabaya dan Sekitanya 50 12,5%
6 Madura 25 6,25%
7 Bandar Lampung 25 6,25%
8 Padang 25 6,25%
Jumlah 400 100%
Sumber: data diolah peneliti
Sesuai kerangka konseptual dalam bahasan sebelumnya, indikator penelitian dalam hal ini
adalah:
Tabel 2. Indikator Penelitian
Dimensi Indikator
Desain belajar 1. Sarana e-Learning Tersedia dengan baik
(Ehlers, 2004) (Young dan
Norgard, 2006) 2. Materi Belajar disampaikan Terstruktur
Lingkungan Belajar
(Brophy, 1999) (Ford,1992) Lingkungan Belajar di tempat tinggal mahasiswa
(Chiu et al., 2005; Levy, 2007) mendukung pembelajaran Daring
Perangkat Teknis Pembelajaran Tidak terdapat permasalahan teknis dalam
Khan (2005) pembelajaran daring seperti sinyal, jaringan dan
lainnya.
Kemampuan Dosen 1. Komunikasi Mahasiswa dengan Dosen
(Chiu et al., 2005) 2. Kemampuan Dosen dalam pembelajaran daring
(Levy, 2007) 3. Kemampuan Dosen dalam memberikan umpan
balik
4. Kemampuan Dosen memberikan motivasi
Interaksi antar mahasiswa 1. Kemudahan berdiskusi dalam kelas
(Concannon et al, 2005; Garrison 2. Kemudahan dalam kerja sama penyelesaian
et al., 2000) tugas
3. Kemudahan dalam komunikasi online
Pembelajaran Individu 1. Mahasiswa merasakan fleksibilitas dalam
pembelajaran
241
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251
Dimensi Indikator
(Nagel & Kotzé, 2010; Narciss et
2. Mahasiswa dapat merencanakan pembelajaran
al., 2007)
3. Mahasiswa mempertahankan motivasi belajar
4. Mahasiswa mengalami peningkatan kemandirian
Sumber: data diolah peneliti
242
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251
243
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251
Tatap
Metode Belajar Muka % Daring % Naik/turun %
1. Ceramah/presentasi 553 18% 529 17% -24 -4,34%
2. Diskusi/Tanya jawab 922 29% 772 25% -150 -16,27%
3. Latihan soal 769 25% 781 25% 12 1,56%
4. Studi Kasus 510 16% 382 12% -128 -25,10%
5. PreTest/PostTest 318 10% 352 11% 34 10,69%
6. Lain-lain 57 2% 74 2% 17 29,82%
7. Tidak mengisi/merespon 0 0% 239 8% 239
Jumlah 3129 100% 3129 100% 0 0,00%
* Catatan: Responden dapat memilih lebih dari satu jawaban
Sumber: data diolah peneliti
Aktivitas pembelajaran yang pada umumnya digunakan dosen dalam pembelajaran tatap
muka mengalami penurunan pada hampir seluruh aktivitas, paling rendah adalah
ceramah/presentasi sebesar 3,25% sedangkan penurunan tertinggi adalah kegiatan diskusi dan
tanya jawab di kelas sebesar 26% dan Studi Kasus 23,33%.
244
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251
Rata-rata
No Uraian Peringkat
Bobot
245
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251
Sebelum melakukan pengujian dengan menggunakan alat uji statistik, maka akan diuraikan
model summary statistik, yang antara lain adalah sebagai berikut:
246
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251
1) Nilai R Square dengan nilai 0,517 adalah R kuadrat, yang menunjukkan bahwa variabel
independen yang diambil dalam penelitian ini memiliki tingkat hubungan dengan variabel
dependent sebesar 51,7% sehingga selebihnya sebesar 48,3% adalah variabel-variabel lain
yang tidak dikemukakan dalam penelitian ini.
2) Nilai Adjusted R Square model regresi ini adalah sebesar 0,515 yang menunjukkan bahwa
variasi atau naik-turunnya Variabel Dependen (Y) dipengaruhi oleh Variabel Independen
(X) sebesar 51,5%.
Secara matematis model fungsi regresi linear berganda dapat dinyatakan sebagai berikut:
Y = -0,107 + 0,212X1 + 0,1X3 + 0,593X6
d. Uji Kecocokan Model
Pengujian hipotesis pertama adalah dengan menganalisis secara simultan, yaitu dengan uji
F dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara simultan atas variabel independen terhadap
variabel dependen. Uji F test ini dilihat berdasarkan output SPSS sebagai berikut:
Tabe 9. Uji F
Berdasarkan uji ANOVA atau F-test, diperoleh angka F-hitung 193,035 dengan angka Sig.
0,000. Untuk nilai F-tabel dapat dilihat pada kolom df, dimana pembilang adalah 6 dan angka
penyebut adalah 1080, sehingga didapatkan nilai F-tabel sebesar 2,14 Perbandingan F-hitung
dengan F-tabel dapat diketahui bahwa angka F-hitung ternyata lebih besar dari Ftabel (193>
2,14), dengan demikian dinyatakan bahwa variable independen (X) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Hal itu juga dilihat berdasarkan nilai
sig. F sebesar 0,000 berada bawah 0,05 (0,000 < 0,05), sehingga hasil uji hipotesis tersebut
dapat dinyatakan Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa secara
simultan terdapat pengaruh variabel Desain Belajar (X1), Lingkungan Belajar (X2), Perangkat
Teknis (X3), Kemampuan Dosen (X4), Interaksi Mahasiswa (X5) dan Pembelajaran Individu
(X6) terhadap Prestasi Belajar Daring dan model persamaan regresi yang terbentuk temasuk
kriteria cocok (fit).
e. Uji Parsial
Uji t ini adalah untuk menguji variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap Prestasi (Y) adalah dengan
menggunakan uji t pada Level of Confidence sebesar 95% atau α = 5%.
247
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251
Berdasarkan uji t test, diperoleh angka thitung dimana pembilang adalah 6 dan angka penyebut
adalah 1080 sebagaimana Tabel 10 berikut:
Tabel 10. Uji Parsial
Variabel t- tabel t-hitung Sig Keterangan
Desain Belajar (X1) 1,6 6,956 0 Signifikan
Lingkungan Belajar (X2) 1,6 -0,855 0,393 Tidak Signifikan
Perangkat Teknis (X3) 1,6 5,5 0 Signifikan
Kemampuan Dosen (X4) 1,6 -0,777 0,437 Tidak Signifikan
Interaksi Mahasiswa (X5) 1,6 1,866 0,062 Tidak Signifikan
Pembelajaran Individu (X6) 1,6 15,791 0 Signifikan
Sumber: data diolah peneliti
Untuk nilai t-tabel dapat dilihat pada kolom df, dimana pembilang adalah 6 dan angka
penyebut adalah 1080, sehingga didapatkan nilai t-tabel adalah sebesar 1,6 untuk variabel pada
tabel di atas.
Berdasarkan perbandingan t-hitung dengan t-tabel, diketahui bahwa angka t-hitung ternyata
lebih besar dari t-tabel untuk Desain Belajar (X1), Perangkat teknis (X3) dan Pembelajaran
Individu (X6) dengan demikian dinyatakan bahwa variable independen (X1) dan (X3) dan (X6)
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Hal itu juga dilihat
berdasarkan nilai sig. t sebesar 0,000 berada bawah 0,05 (0,000 < 0,05). Arah pengaruh yang
dihasilkan adalah positif, sehingga hasil uji hipotesis tersebut dapat dinyatakan Ha diterima
dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa secara parsial terdapat pengaruh
variabel Desain Belajar (X1), Perangkat Teknis (X3) dan Pembelajaran Individu (X6) terhadap
Prestasi Belajar Daring.
Dari Hasil uji hipotesis diketahui bahwa variabel Lingkungan Belajar (X2), Kemampuan
Dosen (X4), dan Interaksi Mahasiswa (X5) memiliki nilai t-hitung yang lebih kecil dari nilai t-
tabel masing-masing (2,812 > 1,986) dan besarnya nilai signifikan yang lebih tinggi dari taraf
signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05, sehingga hasil uji hipotesis untuk Lingkungan Belajar
(X2), Kemampuan Dosen (X4), dan Interaksi Mahasiswa (X5) tersebut dapat dinyatakan Ha
ditolak dan Ho diterima. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh dari Lingkungan Belajar (X2), Kemampuan Dosen (X4), dan Interaksi
Mahasiswa (X5) terhadap Prestasi Belajar Daring.
248
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251
dan (4) pembelajaran daring tidak menguntungkan mahasiswa. Hal-hal di atas menyebabkan
rendahya prestasi akademik mahasiswa.
Sesuai analisis kuantitatif yang dilakukan penulis, hasil penelitian ini menyimpulkan juga
yaitu terdapat tiga hal yang berpengaruh dalam prestasi akademis mahasiswa dalam
pembelajaran daring yaitu: desain belajar, perangkat teknis dan pembelajaran individu.
Sehingga diharapkan dosen dapat memperhatikan hal-hal di atas dalam pembelajaran daring
yang dilakukan. Saran penulis kepada dosen akuntansi, yaitu: memperbaiki desain
pembelajaran, metode pembelajaran yang berkurang agar diganti dengan metode lain seperti
video pembelajaran, alat bantu seperti soal dan kunci jawaban sebagai sarana latihan
mahasiswa dan memberikan sumber referensi yang relevan.
Dosen dapat memanfaatkan media pembelajaran seperti Google Classroom, video tutorial
di Youtube atau bahkan dosen secara khusus membuat sendiri video pembelajaran untuk mata
kuliah yang memerlukan praktik, latihan soal atau melibatkan formula perhitungan untuk mata
kuliah tertentu. Interaksi selama pembelajaran selain video pembelajaran dapat dilakukan
melalui penyampaian kuis atau pre/post test melalui Google Form yang dikirim misalnya
melalui Whatsapp Group atau dosen meminta komentar/tanggapan dari mahasiswa di Google
Classroom atas penugasan atau makalah yang disampaikan.
Tulisan ini memiliki keterbatasan yaitu penulis tidak dapat melakukan wawancara langsung
kepada mahasiswa karena adanya pembatasan sosial berskala besar saat tulisan ini dibuat.
Namun demikian berdasarkan interaksi dan diskusi penulis dengan mahasiswa saat mengajar
daring dapat disimpulkan bahwa substansi permasalahan yang dirasakan sama dengan masukan
yang diperoleh penulis dari jawaban responden atas pertanyaan terbuka yang disampaikan
dalam kuesioner.
REFERENSI
Brophy, J.E. (1999). Teaching: Educational practices series, Vol.1, Retrievedfrom.http://
www.ibe.unesco.org/publications/EducationalPracticesSeriesPdf/prac01e.pdf
Chang, S. C., & Tung, F. C. (2008). An empirical investigation of students' behavioural
intentions to use the daring learning course websites. British Journal of Educational
Technology, 39, 71−83.
Chiu, C. M., Hsu, M. H., Sun, S. Y., Lin, T. C., & Sun, P. C. (2005). Usability, quality, value
and daring continuance decisions. Computers & Education, 45, 399−416. Coates, H.,
James, R., & Baldwin, G. (2005).
Collison, G., Elbaum, B., Haavind, S., & Tinker, R. (2000). Facilitating daring learning.
Madison: Atwood Publishing.
Dabbagh, N. & Bannan-Ritland, B. (2005). Daring learning: Concept, strategies, and
application. New Jersey: Pearson education, Inc.
Ehlers, U. (2004). Quality in daring. The learner as a key quality assurance category. European
Journal of Vocational Training, 29,3−15.
Ellis, R. A., Ginns, P., & Piggott, L. (2009). Daring in higher education: Some key aspects and
their relationship to approaches to study. Higher Education Research & Development,
28, 303−318.
249
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251
Fletcher, T. D., & Major, D. A. (2006). The effects of communication modality on performance
and self-ratings of teamwork components. Journal of ComputerMediated
Communication, 11, 557−576.
Ford, M. (1992). Motivating humans: Goals, emotions, and personal agency beliefs.
Newbury Park: Sage.
Khan, B. (2005). Managing daring strategies: Design, delivery, implementation, and
evaluation. USA: Idea Group, Inc.
Lee, J. K., & Lee, W. K. (2008). The relation ship of e-learner's self-regulatory efficacy and
perception of daring environmental quality. Computers in Human Behavior, 24, 32−47.
Levy, Y. (2007). Comparing dropouts and persistence in daring courses. Computers &
Education, 48, 185−204.
Li, Lili. (2014). 4 - Scholarly information delivery in the information age. Scholarly
Information Discovery in the Networked Academic Learning Environment. Chandos
Information Professional Series. 2014, Pages 93-122
Lim, D. H., & Morris, M. L. (2009). Learner and instructional factors influencing
learning outcomes within a blended learning environment. Educational
Technology & Society, 12 (4), 282–293.
Moore, C., & Shulock, N. (2009). Student progress toward degree completion:
Lessons learned from the research literature. Institute for Higher Education
Leadership & Policy, September, 1–20.
http://www.csus.edu/ihelp/PDFs/R_Student_Progress_Toward_Degree_Compl
etion.pdf
Nagel, L., & Kotzé, T.G. (2010). Supersizing daring: What a CoI survey reveals about teaching
presence in a large daring class. The Internet and Higher Education, 13, 45−51. Narciss,
S.,
Paechter, M., Maier, B., & Macher, D. (2010). Students’ expectations of, and
experiences in daring: their relation to learning achievements and course
satisfaction. Computer & Education, 54, 222–229.
Proske, A., & Körndle, H. (2007). Promoting self-regulated learning in webbased learning
environments. Computers in Human Behavior, 23, 1126−1144.
Paulus, T. M. (2007). CMC modes for learning tasks at a distance. Journal of
ComputerMediated Communication, 12, 1322−1345.
Price, L., Richardson, J. T. E., & Jelfs, A. (2007). Face-to-face versus daring tutoring support
in distance education. Studies in Higher Education, 32,1−20.
Shee, D. Y., & Wang, Y. S. (2008). Multi-criteria evaluation of the web-based daring system:
A methodology based on learner satisfaction and its applications. Computers &
Education, 50, 894−905.
Steinmayr, Ricarda, Bipp, Tanja., Spinath, Birgit. 2011. Goal orientations predict academic
performance beyond intelligence and personality, Learning and Individual Differences
Volume 21, Issue 2, April 2011, Pages 196-200
Sweeney, J., O'Donoghue, T., & Whitehead, C. (2004). Traditional face-to-face and webbased
tutorials: A study of university students' perspectives on the roles of tutorial participants.
Teaching in Higher Education, 9, 311−323.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Manajemen, Bandung, Alfa Beta
Young, A., & Norgard, C. (2006). Assessing the quality of daring courses from the students'
perspective. The Internet and Higher Education, 9, 107−115.
https://www.who.int/westernpacific/emergencies/covid-19.
Wahyuni, Sari. 2015. Qualitative Research Methode-Theory and Practice (Second Edition).
Jakarta: Penerbit Salemba Empat
250
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/03/06314981/fakta-lengkap-kasus-pertama-virus-
corona-di-indonesia?page=all. Diakses 27 April 2020.
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/category/pengumuman terkait SE Mendikbud
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Covid diakses 27 April 2020
https://www.atmajaya.ac.id/filecontent/lpm-Statistik-Pendidikan-Tinggi-Indonesia-2018.pdf
terkait Statistik Pendidikan Indonesia diakses 1 Mei 2020.
(https://www.edglossary.org/learning-environment/ diakses 2 Mei 2020)
251