You are on page 1of 20

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/357324321

Menurunnya Prestasi Akademis Mahasiswa Akuntansi Pada Pembelajaran


Daring Di Masa Pandemi Covid 19

Article in Jurnal Revenue Jurnal Ilmiah Akuntansi · December 2021


DOI: 10.46306/rev.v2i2.66

CITATIONS READS

16 995

2 authors:

Hasan Ashari Trinandari Nugrahanti


Perbanas Institute Perbanas Institute
15 PUBLICATIONS 56 CITATIONS 47 PUBLICATIONS 211 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Hasan Ashari on 25 December 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Vol. 2, No. 2, Desember 2021 p-ISSN : 2723-6498 e-ISSN: 2723-6501
DOI Issue : 10.46306/rev.v2i2 Doi Artikel : 10.46306/rev.v2i2.66

MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA


PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19

Trinandari PN1, Hasan Ashari2


1,2
PERBANAS INSTITUTE
Email : Trinandari@Perbanas.id1, Ashar176@yahoo.com2

Abstract: This study aims to try to find out what factors influenced
student achievement in e-learning during the Covid-19 Pandemic
along with Government policies requiring daring learning in
tertiary institutions. Daring learning carried out through daring has
many limitations, both in terms of faculty and student factors. This
research is a descriptive study with a quantitative approach. The
primary data source in this study was obtained through a
questionnaire. The population in this study were accounting students
throughout Indonesia with a sample size of 1087 students randomly
in the cities of Java, Sumatra and Madura. This study found that
there was a reduced application of learning methods, increased
student difficulty, daring learning facilities and infrastructure were
not optimal, and daring learning did not benefit students, which in
turn led to decreased academic achievement. In this study it was
concluded that the factors that influence student academic
achievement are the learning design, technical tools in daring
learning and the ability of students to carry out individual learning.
Keywords: Daring, Study daring, face-to-face learning

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mencoba mengetahui faktor


apa saja yang mempengaruhi prestasi mahasiswa dalam
pembelajaran daring pada masa Pandemi Covid-19 seiring dengan
kebijakan Pemerintah yang mengharuskan pembelajaran daring di
Perguruan Tinggi. Pembelajaran daring yang dilakukan melalui
daring memiliki keterbatasan banyak, baik dari faktor dosen dan
mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Sumber data primer dalam penelitian ini
diperoleh melalui kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Akuntansi di seluruh Indonesia dengan jumlah sampel
1087 mahasiswa secara random di kota-kota Jawa, Sumatera dan
Madura. Penelitian ini menemukan bahwa terjadi penerapan metode
pembelajaran yang berkurang, meningkatnya kesulitan mahasiswa,
belum optimalnya sarana dan prasarana pembelajaran daring, dan
secara pembelajaran daring tidak menguntungkan mahasiswa yang
pada akhirnya menyebabkan menurunnya prestasi akademik. Dalam
penelitian ini disimpulkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap
prestasi akademik mahasiswa adalah adalah desain belajar,
perangkat teknis dalam pembelajaran daring dan kemampuan
mahasiswa dalam melakukan pembelajaran individu.
Kata Kunci: Daring, Pembelajaran daring, Pembelajaran tatap
muka

233
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251

PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) telah mendeklarasikan Covid-19 sebagai Darurat
Kesehatan Masyarakat yang memerlukan Kepedulian Internasional (Public Health Emergency
of International Concern/PHEIC) pada tanggal 30 Januari 2020 dan Direktur Jenderal WHO
menandai COVID-19 sebagai Pandemi pada tanggal 11 Maret 2020 (WHO, 2020). Negara-
negara yang telah penduduknya terjangkit Covid-19 telah menetapkan kebijakan di seluruh
bidang dalam rangka melakukan pencegahan dan mengantisipasi darurat Pandemi Covid-19,
termasuk dalam bidang pendidikan.
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) mengubah pembelajaran
sekolah menjadi konsep belajar jarak jauh, sebagaimana dituangkan dalam surat edaran (SE)
No.4 tahun 2020 tanggal 24 Maret 2020. Selanjutnya itu Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
Kemendikbud menerbitkan surat edaran tentang masa belajar dan penyelenggaraan program
pendidikan selama darurat virus corona dalam Surat Edaran dari Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor: 36962/MPK.A/HK/2020 tertanggal 17 Maret 2020 tentang Pembelajaran
secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19
(Dikbud, 2020). Sesuai surat edaran dimaksud, maka seluruh sekolah termasuk perguruan
tinggi wajib menerapkan pembelajaran daring.
Pembelajaran secara daring di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi praktis akan
mempengaruhi metode dan proses pembelajaran. Perubahan metode, sistem dan model
pembelajaran harus dilakukan walaupun dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana
pendukung seperti jaringan, kuota internet dan sejenisnya dalam kondisi perekonomian yang
terdampak pandemi saat ini. Metode pembelajaran yang semula tatap muka menjadi daring
dan mengubah lingkungan pembelajaran yang sebelumnya dilakukan interaktif antara dosen
dengan mahasiswa menjadi pembelajaran individual harus dialami oleh seluruh pelajar
termasuk mahasiswa sebagai sebagai salah satu pelaku pembelajaraan.
Dalam konteks pembelajaran daring yang akan dilakukan dosen perlu memperhatikan
referensi-referensi terkait dengan pembelajaran daring di antaranya ialah yang menyatakan
bahwa siswa lebih menyukai komunikasi daring tertulis ketika informasi tersebut disampaikan
di antara mahasiswa (Paulus, 2007; Sweeney et al., 2004), karena berpotensi menyediakan
struktur yang jelas dan relevan dengan materi pembelajaran, mendukung pembelajaran
mandiri, dan dalam pendistribusian materi (Paechter dan Maier, 2010).
Referensi lain menyatakan bahwa komunikasi tatap muka lebih disukai siswa dalam hal
interaksi yang lebih dari penyampaian informasi, misalnya: ketika diperlukan kesepakatan
bersama dan/atau untuk menghasilkan solusi, atau ketika membangun hubungan sosial dengan
siswa lain (Ellis et al., 2009; Lee et al., 2009), membangun hubungan interpersonal yang positif
dengan pengajar, dan apabila ada kemungkinan umpan balik yang cepat terkait tugas belajar
ketika berdiskusi dengan pengajar untuk menambah pemahaman seperti penyampaian konsep
dan penerapan strategi belajar. Komunikasi tatap muka merupakan suatu aspek dalam
pembelajaran yang penting untuk menjaga motivasi belajar (Price et al., 2007) dan dalam
situasi di mana pergaulan sosial terjalin (situasi dengan tingkat hubungan pribadi yang tinggi
(Collison et al., 2000).

234
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251

Selain itu dalam rangka memperoleh pemahaman yang memadai dalam proses belajar,
transfer informasi akan lebih baik apabila terjadi kerja sama dan situasi belajar yang efektif.
Dalam situasi ini terjadi interaksi yang tinggi satu sama lainnya, sehingga peserta didik
mendapatkan pengalaman belajar dan pengembangan pemahaman/kognitif serta keterampilan
sosial melalui adanya saling umpan balik dan diskusi (Fletcher dan Mayor, 2006; Paulus, 2007;
Sweeney et al., 2004).
Hal-hal tersebut di atas menuntut dosen dan mahasiswa harus menjalani proses
pembelajaran secara daring yang memerlukan kompetensi khusus (Ellis et al., 2009; Lee et
al.,2009), metode dan sistem yang memadai bagi dosen (Brophy, 1999), Sementara tidak
seluruh perguruan tinggi dan dosen pemangku mata kuliah memiliki kompetensi, sistem, dan
teknis yang mendukung sepenuhnya untuk pembelajaran daring. Sedangkan bagi mahasiswa,
menuntut kemandirian, fokus, dan motivasi tinggi (Ford, 1992).
Dari latar belakang di atas, yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah:
(1) bagaimana fakta pembelajaran daring yang terjadi pada masa Pandemi Covid-19? (2) Apa
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa dalam pembelajaran daring?
dan (3) Apa masukan yang disampaikan mahasiswa akuntansi agar pembelajaran dapat efektif
dilakukan?
Tujuan penelitian dalam hal ini adalah mencari solusi terbaik untuk penerapan metode
belajar daring yang efektif pada masa Pandemi Covid-19 yang dapat meningkatkan prestasi
mahasiswa, mengetahui sarana tambahan yang diperlukan agar materi yang disampaikan dosen
dapat memberikan pemahaman yang sama dengan pembelajaran melalui tatap muka, dan
mengetahui apa saran dan masukan dari mahasiswa untuk meningkatkan pemahaman
mahasiswa dengan adanya perubahan cara belajar. Sedangkan manfaat penelitian adalah
manfaat teoritis, yaitu memberikan kontribusi cara pembelajaran baru pembelajaran daring
bagi mahasiswa akuntansi, dan manfaat praktis, menjadi referensi bagi praktisi
pendidikan/dosen akuntansi dalam penerapan pembelajaran daring.

TINJAUAN TEORITIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN


Tinjauan Teoritis
Dabbagh dan Ritland (2005) menyatakan bahwa daring atau daring learning merupakan
lingkungan pembelajaran terbuka dan melalui alat-alat pedagogik, internet, teknologi berbasis
jaringan, dalam rangka memfasilitasi pembelajaran dan memajukan ilmu pengetahuan melalui
aktivitas dan interaksi antar sesama. Daring merupakan pembelajaran yang dapat dilakukan
dimana saja dan kapan saja, tergantung pada kebutuhan sumber daya manusia (pengajar, dosen,
instruktur, dan peserta didik) yang melakukan kegiatan pembelajaran daring tersebut.
Menurut Dabbagh dan Ritland (2005), ada tiga kunci komponen dari pembelajaran daring
yang bersama-sama mengandung arti pembelajaran daring dan saling melengkapi, yaitu (a)
model pendidikan atau gagasan-gagasan; (b) strategi pendidikan dan pembelajaran; dan (c)
perangkat pendidikan/teknologi pembelajaran daring seperti internet dan teknologi berbasis
jaringan (webbase).

235
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251

Desain Pembelajaran Daring.


Desain belajar, materi pembelajaran, dan lingkungan daring yang baik akan memberikan
kemudahan dalam belajar. Kemudahan dalam menggunakan sistem pembelajaran dapat
mempengaruhi kepuasan dalam belajar (Chang dan Tung, 2008; Shee dan Wang, 2008) dan
Prestasi/performa dalam belajar (Lee dan Lee, 2008). Selanjutnya Brophy (1999)
mengasumsikan bahwa struktur dan kesesuaian kurikulum dan materi belajar adalah faktor
utama untuk memfasilitasi pembelajaran yang baik.
Saat merancang metode belajar melalui daring, pada umumnya instruktur/pengajar
dihadapkan dengan banyak pertimbangan dan keputusan yang mempengaruhi metode yang
akan dipilih agar siswa dapat terarah dalam belajar dan memahami pelajaran yang disampaikan.
Keputusan tentang desain metode belajar dapat merujuk ke berbagai komponen pengajaran,
sistem jaminan kualitas pembelajaran yang menggambarkan karakteristik daring (Ehlers,
2004; Young dan Norgard, 2006) serta model pembelajaran secara umum (Brophy, 1999).

Kompetensi Dosen
Dosen harus melakukan berbagai tugas dalam proses belajar, antara lain dengan
mendukung mahasiswa dalam menyediakan materi pembelajaran, memberikan umpan balik
atas pencapaian hasil belajar, memotivasi mahasiswa untuk memahami materi belajar, dan
memotivasi mahasiswa terlibat dalam proses belajar (Brophy, 1999). Motivasi dapat dikatakan
merupakan serangkaian tujuan, kepercayaan dan emosi yang berasal dari beragam tugas yang
dilakukan (Ford, 1992). Motivasi untuk belajar adalah salah satu variabel yang paling sering
dipelajari dalam bidang pendidikan (Lim dan Morris, 2009). Siswa yang termotivasi ditandai
oleh keterlibatan mereka yang lebih besar dalam mengikuti kuliah di kelas dan melaksanakan
tugas dengan sebaik-baiknya.

Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar mengacu pada beragam lokasi fisik, konteks, dan budaya tempat siswa
belajar. Karena siswa dapat belajar dalam berbagai pengaturan, seperti lokasi di luar sekolah
dan lingkungan luar (https://www.edglossary.org/learning-environment/ diakses 2 Mei 2020).
Lingkungan belajar akademik didefinisikan sebagai tempat di mana mahasiswa mengejar
tujuan akademik mereka. Kinerja akademik mereka secara langsung terkait dengan
kemampuan mereka untuk menggunakan informasi akademik dan ilmiah. Dalam milenium
baru, lingkungan belajar akademik telah meluas dari fisik ke virtual. Internet dan World Wide
Web (WWW) telah mengubah pengajaran dan pembelajaran di dunia akademik (Li, 2014).
Dalam daring, kualitas lingkungan belajar berkontribusi besar terhadap keberhasilan suatu
proses belajar dan keputusan untuk melanjutkan atau keluar dari proses belajar (Chiu et al.,
2005; Levy, 2007).

236
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251

Interaksi dengan teman sebaya


Interaksi dengan mahasiswa lain merupakan hal yang penting dimana mahasiswa dapat
bertukar informasi pada materi pembelajaran dan informasi lainnya dalam interaksi sosial-
emosional. Siswa mendapat manfaat dengan adanya interaksi tersebut misalnya belajar dalam
kelompok kecil untuk membangun pemahaman atas materi perkuliahan, atau memberikan
dukungan dalam aspek sosial, dan ikatan korps yang kohesif dan positif (Brophy, 1999). Saling
mendukung dan perasaan adanya ikatan kelompok terkait dengan pengalaman interaksi sosial,
keterlibatan mereka dalam kerja tim, saling memotivasi untuk berpartisipasi dalam lingkungan
belajar, dan kepuasan belajar (Concannon, Flynn, & Campbell, 2005; Garrison et al., 2000;
Nagel& Kotzé, 2010).

Proses pembelajaran individu


Dalam pembelajaran daring mahasiswa dapat menerima banyak peluang untuk berlatih dan
menerapkan apa yang mereka pelajari. Pengaturan pembelajaran mandiri adalah karakteristik
penting dalam pembelajaran daring. Mahasiswa memiliki pilihan mengenai waktu, tempat, dan
pengaturan proses pembelajaran secara umum (Nagel & Kotzé,2010; Narciss, Proske, &
Körndle, 2007).

Ketersediaan Perangkat Teknis Pembelajaran


Menurut Dabbagh dan Ritland (2005), ada tiga kunci komponen dari pembelajaran daring
bekerjasama untuk mengangkat arti pembelajaran dan saling melengkapi, yaitu (a) model
pedagogi atau gagasan-gagasan; (b) strategi pendidikan dan pembelajaran; dan (c) alat-alat
pedagogi, atau teknologi pembelajaran daring seperti internet dan teknologi berbasis jaringan.
Selain itu Khan (2005) menyimpulkan hal-hal yang diperlukan dalam penerapan daring, yaitu
(1) desain pembelajaran; (2) komponen multimedia; (3) Peralatan internet; (4) komputer dan
penyimpanan alat; (5) penyambungan dan layanan providers; (6) program manajemen,
merencanakan sumber perangkat lunak, dan standar-standarnya; serta (7) layanan dan aplikasi
jaringan

Prestasi akademis
Prestasi akademik merupakan hasil kinerja yang menunjukkan sejauh mana seorang
pelajar/mahasiswa telah mencapai tujuan tertentu dalam lingkungan belajar, khusus di
sekolah/akademi/atau universitas. Indikator pencapaian akademik yang dicapai seorang
mahasiswa dapat dilihat dari IPK-nya (Steinmayr et al, 2011). IPK merupakan salah satu
prediktor terbaik Keberhasilan institusi pendidikan tinggi dalam kegiatan akademik karena
menunjukkan prestasi siswa selama mereka belajar di universitas. IPK terdiri dari akumulasi
nilai akhir untuk setiap mata kuliah, dan nilai akhir diperoleh dari absensi, tugas, ujian akhir,
dan ujian tengah semester skor. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa IPK sebenarnya

237
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251

merupakan indikator yang tepat untuk merefleksikan prestasi akademik mahasiswa (Moore &
Shulock, 2009).

KERANGKA PEMIKIRAN
Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan suatu kerangka pemikiran yang menyatakan
bahwa desain belajar, kompetensi dosen, lingkungan belajar, interaksi dengan sesama
mahasiswa, proses pembelajaran individu, dan perangkat teknis. mempunyai pengaruh
terhadap prestasi belajar. Oleh karena itu kerangka pemikiran penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Prestasi Akademik dalam Belajar Daring (Lee dan Lee, 2008).

Desain Lingkungan Perangkat Kompetensi Interaksi Pembelajaran


Belajar Belajar Teknis Dosen Mahasiswa Individu
(Ehlers, 2004; (Chiu et al, Khan (Brophy, 1999) (Nagel & (Narciss et
Young dan (Ford, 1992)
. 2006)
Norgard,
2005; Levy, (2005) Kotzé, 2010) al., 2007 )
2007)
Sumber: Diolah Peneliti
Berdasarkan skema kerangka pemikiran di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau sebab perubahan timbulnya
variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Desain belajar (X1),
lingkungan belajar (X2), perangkat teknis (X3), kompetensi dosen (X4), interaksi dengan
sesama mahasiswa (X5), proses pembelajaran individu (X6).
2. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi, akibat dari adanya variabel independen.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Prestasi Belajar Mahasiswa.

HIPOTESIS
Pengaruh Desain Belajar terhadap Prestasi Belajar
Dalam pembelajaran daring yang dilakukan, bagaimana desain belajar yang digunakan
dapat secara efektif mentransfer pemahaman kepada siswa sehingga tujuan pembelajaran yang
diharapkan dapat tercapai melalui sistem yang menjamin kualitas pembelajaran yang
menggambarkan karakteristik daring (Ehlers, 2004; Young dan Norgard, 2006). Struktur dan
kesesuaian kurikulum dan materi pembelajaran merupakan faktor utama dalam memfasilitasi
pembelajaran yang baik (Brophy, 1999).
Dari penjelasan di atas, maka hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

238
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251

H1: Ada pengaruh yang signifikan Desain Belajar Daring pada Prestasi Belajar selama masa
pandemic covid-19.

Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Akademis


Keberhasilan suatu proses belajar dan keputusan untuk melanjutkan atau keluar dari proses
belajar dalam daring dipengaruhi oleh kualitas lingkungan belajar (Chiu et al, 2005; Levy,
2007). Bagaimana menghindari terjadinya kesulitan dalam belajar yang dialami siswa dengan
menyusun desain belajar, bahan pembelajaran, dan lingkungan daring yang baik sehingga
berdampak positif yaitu memberikan kemudahan/mengurangi kesulitan dalam belajar sehingga
mempengaruhi kepuasan dalam belajar (Chang dan Tung, 2008; Shee dan Wang, 2008) serta
prestasi/performa dalam belajar (Lee dan Lee, 2008). Dari penjelasan di atas, maka hipotesis
ke dua yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H2: Ada pengaruh yang signifikan Lingkungan Belajar terhadap prestasi Akademis

Pengaruh ketersediaan perangkat teknis terhadap Prestasi Akademis


Khan (2005) menyimpulkan hal-hal yang diperlukan dalam penerapan daring, yaitu (1)
desain pembelajaran; (2) komponen multimedia; (3) Peralatan internet; (4) komputer dan
penyimpanan alat; (5) penyambungan dan layanan providers; (6) program manajemen,
merencanakan sumber perangkat lunak, dan standar-standarnya; serta (7) layanan dan aplikasi
jaringan. Dari penjelasan diatas, maka hipotesis ke tiga yang diajukan dalam penelitian ini
adalah:
H3: Ada pengaruh yang signifikan perangkat teknis terhadap prestasi Akademis

Pengaruh Kompetensi Dosen dalam pembelajaran daring terhadap prestasi Akademis


Sejauh mana dosen melaksanakan tugasnya dalam proses pembelajaran melalui daring
dalam menyediakan materi pembelajaran, memberikan umpan balik, memotivasi mahasiswa,
dan membantu mahasiswa terlibat dalam proses belajar (Brophy, 1999). Bagaimana
memotivasi siswa dalam proses pembelajaran sehingga tujuan, kepercayaan diri dan semangat
siwa untuk memperoleh pemahaman atas materi belajar yang berasal dari beragam tugas yang
diterima dari pengajar dapat tercapai dengan baik (Ford, 1992) dan terjadi keterlibatan siswa
yang lebih besar dalam mengikuti kuliah di kelas dan dalam melaksanakan tugas.
Dari penjelasan diatas, maka hipotesis ke empat yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H4: Ada pengaruh yang signifikan kompetensi dosen terhadap prestasi Akademis

Pengaruh Interaksi mahasiswa dalam pembelajaran daring terhadap prestasi mahasiswa


Interaksi dengan teman sebaya merupakan proses komunikasi di mana mahasiswa bertukar
informasi pada isi pembelajaran dan informasi sosial-emosional. Siswa mendapat manfaat

239
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251

dengan cara-cara berikut bekerja dalam kelompok kecil untuk membangun pemahaman, dari
saling dukungan sosial-emosional, dan dari pembelajaran dalam pembelajaran yang kohesif
dan positif (Brophy, 1999). Saling mendukung dan perasaan adanya ikatan kelompok terkait
dengan pengalaman social, kehadiran, keterlibatan kerja tim, motivasi untuk berpartisipasi
dalam lingkungan belajar, dan kepuasan belajar (Concannon et al, 2005; Garrison et al., 2000;
Nagel & Kotzé, 2010). Dari penjelasan diatas, maka hipotesis ke lima yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
H5: Ada pengaruh yang signifikan interaksi mahasiswa terhadap prestasi Akademis.

Pengaruh Pembelajaran Individu dalam pembelajaran daring terhadap prestasi


Akademis
Proses pembelajaran individu dalam pembelajaran daring yaitu siswa dapat menerima
banyak peluang untuk berlatih dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Pengaturan
pembelajaran secara mandiri merupakan karakteristik utama dari pembelajaran daring. Siswa
memiliki pilihan mengenai waktu, tempat, dan pengaturan proses pembelajaran secara umum
(Nagel & Kotzé, 2010; Narciss et al., 2007).
Dari penjelasan diatas, maka hipotesis ke enam yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H6: Ada pengaruh yang signifikan Pembelajaran Individu terhadap prestasi Akademis.

Pengaruh Desain belajar, lingkungan belajar, perangkat teknis, kompetensi dosen, interaksi
dengan sesama mahasiswa, proses pembelajaran individu terhadap prestasi belajar.
Dari hipotesis di atas, maka hipotesis ke tujuh yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H7: Ada pengaruh yang signifikan desain belajar, lingkungan belajar, perangkat teknis,
kompetensi dosen, interaksi dengan sesama mahasiswa, proses pembelajaran individu
terhadap prestasi Akademis

METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi. Sesuai data Menristek
Dikti, pada posisi 31 Desember 2018 jumlah mahasiswa di seluruh Indonesia yang terdaftar
adalah sebanyak 8,04 juta orang. Jika diasumsikan mahasiswa jurusan akuntansi adalah 5%
dari jumlah mahasiswa di Indonesia maka diperoleh angka 400.000 mahasiswa akuntansi.
Jumlah sampel yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode slovin. Penggunaan rumus Slovin karena dapat dilakukan dengan rumus dan
perhitungan sederhana. Ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir
yaitu: e=5%. Dengan jumlah populasi sebanyak 400.000 mahasiswa, maka persentase
kelonggaran yang digunakan adalah 5%, dan hasil perhitungan dapat dibulatkan untuk
mencapai kesesuaian. Untuk mengetahui sampel penelitian, setelah dilakukan perhitungan
dengan rumus tersebut diperoleh sampel minimal 400 mahasiswa. Metode pengambilan sampel

240
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251

dilakukan secara secara random dengan menyebarkan tautan di dalam Google Formulir kepada
dosen yang dikenal penulis atau teman dosen lainnya secara berantai pada bulan Maret sampai
dengan April 2020. Sesuai metode pengambilan sampel di atas, data yang diperlukan untuk
penelitian adalah minimal 400 sampel data mahasiswa yang berlokasi di kota-kota Pulau Jawa,
Sumatera dan Madura dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1. Target Minimal Sampel Data Penelitian

No Kota Sampel %
1 Jakarta dan Sekitarnya 100 25%
2 Bandung dan Sekitarnya 50 12,5%
3 Semarang dan Sekitarnya 50 12,5%
4 Yogyakarta dan
75 18,75%
Sekitarnya
5 Surabaya dan Sekitanya 50 12,5%
6 Madura 25 6,25%
7 Bandar Lampung 25 6,25%
8 Padang 25 6,25%
Jumlah 400 100%
Sumber: data diolah peneliti

Sesuai kerangka konseptual dalam bahasan sebelumnya, indikator penelitian dalam hal ini
adalah:
Tabel 2. Indikator Penelitian
Dimensi Indikator
Desain belajar 1. Sarana e-Learning Tersedia dengan baik
(Ehlers, 2004) (Young dan
Norgard, 2006) 2. Materi Belajar disampaikan Terstruktur
Lingkungan Belajar
(Brophy, 1999) (Ford,1992) Lingkungan Belajar di tempat tinggal mahasiswa
(Chiu et al., 2005; Levy, 2007) mendukung pembelajaran Daring
Perangkat Teknis Pembelajaran Tidak terdapat permasalahan teknis dalam
Khan (2005) pembelajaran daring seperti sinyal, jaringan dan
lainnya.
Kemampuan Dosen 1. Komunikasi Mahasiswa dengan Dosen
(Chiu et al., 2005) 2. Kemampuan Dosen dalam pembelajaran daring
(Levy, 2007) 3. Kemampuan Dosen dalam memberikan umpan
balik
4. Kemampuan Dosen memberikan motivasi
Interaksi antar mahasiswa 1. Kemudahan berdiskusi dalam kelas
(Concannon et al, 2005; Garrison 2. Kemudahan dalam kerja sama penyelesaian
et al., 2000) tugas
3. Kemudahan dalam komunikasi online
Pembelajaran Individu 1. Mahasiswa merasakan fleksibilitas dalam
pembelajaran

241
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251

Dimensi Indikator
(Nagel & Kotzé, 2010; Narciss et
2. Mahasiswa dapat merencanakan pembelajaran
al., 2007)
3. Mahasiswa mempertahankan motivasi belajar
4. Mahasiswa mengalami peningkatan kemandirian
Sumber: data diolah peneliti

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian


deskriptif kuantitatif, merupakan data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian dianalisis
sesuai dengan metode statistik yang digunakan. (Sugiyono, 2013). Penelitian deskriptif dalam
penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan keterangan-keterangan
mengenai respon mahasiswa jurusan akuntansi menggunakan metode pembelajaran daring
melalui daring pada masa Pandemi Covid-19. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah
data yang bersifat kuantitatif karena dinyatakan dengan angka-angka yang menunjukkan nilai
terhadap besaran atas variabel yang diwakilinya.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Sumber data primer yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dari responden yang terkait
dengan proses pembelajaran melalui daring. Sedangkan sumber data sekunder ialah data
penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui orang lain atau melalui dokumen
(Sugiyono, 2013) atau data sekunder yang diperoleh berasal dari jurnal ilmiah terkait
pembelajaran daring baik di Indonesia maupun negara lain, media massa, dan lainnya yang
terkait dengan tema yang dibahas. Teknik pengumpulan data dalam penelitian dapat dilakukan
melalui penyampaian kuesioner dengan pertanyaan terbuka maupun pertanyaan tertutup
kepada mahasiswa di kota-kota yang berada di Jawa, Sumatera, dan Madura. Dalam survei ini
responden diminta menjawab pertanyaan tertutup mengenai tingkat kesulitan belajar dengan
rentang nilai berdasarkan skala Likert.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Deskriptif Responden
Tabel 3 berdasarkan hasil survei kepada 1087 (seribu delapan puluh tujuh) mahasiswa
melalui kuesioner yang didistribusikan secara random ke mahasiswa jurusan akuntansi di
Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan Perguruan Tinggi
Kedinasan (PTK) di Jawa dan Sumatera seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta,
Surabaya dan dan kota-kota di sekitarnya serta Madura. Sedangkan di Sumatera didistribusikan
kota Padang dan Lampung menggunakan fasilitas Google Formulir dan melalui jaringan dosen
pengajar akuntansi.
Tabel 3. Statistik Deskriptif Responden
Uraian Kriteria Jumlah %
Jenis kelamin Laki-laki 343 31,6%
Perempuan 744 68,4%

242
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251

Jumlah 1087 100%


Usia Kurang dari 18 1 0,1%
18-20 Tahun 520 47,8%
Lebih dari 20 tahun 566 52,1%
Jumlah 1087 100%
Domisili mahasiswa Ibu Kota Propinsi 332 30,5%
Kota/Kotamadya 288 26,5%
Kabupaten 467 43,0%
Jumlah 1087 100%
Tempat Tinggal Rumah Orangtua 923 84,9%
Rumah Keluarga Dekat 51 4,7%
Mengontrak 28 2,6%
Kos 85 7,8%
Jumlah 1087 100%
Jenis Perguruan
Tinggi PTN (PT Negeri) 579 53,3%
PTS (PT Swasta) 449 41,3%
PTK (PT Kedinasan) 59 5,4%
Jumlah 1087 100%
Domisili PT Ibu Kota Propinsi 553 50,9%
Kota/Kotamadya 392 36,1%
Kabupaten 142 13,0%
Jumlah 1087 100%
Semester Dijalani Semester 1 46 4,2%
Semester 2 276 25,4%
Semester 3 17 1,6%
Semester 4 301 27,7%
Semester 5 0 0,0%
Semester 6 359 33,0%
Semester 7 15 1,4%
Semester 8 58 5,3%
Semester 9/Akhir 15 1,4%
Jumlah 1087 100%
Profil D3 119 10,9%
S1/D4 797 73,3%
S2 171 15,7%
Jumlah 1087 100%
Sumber: data diolah peneliti

Fakta-fakta dalam hasil belajar Daring


1. Berkurangnya Metode Pembelajaran
Dalam pembelajaran daring terjadi pengurangan metode belajar yang dilakukan
dibandingkan pembelajaran tatap muka sesuai Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Metode Belajar yang Berkurang

243
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251

Tatap
Metode Belajar Muka % Daring % Naik/turun %
1. Ceramah/presentasi 553 18% 529 17% -24 -4,34%
2. Diskusi/Tanya jawab 922 29% 772 25% -150 -16,27%
3. Latihan soal 769 25% 781 25% 12 1,56%
4. Studi Kasus 510 16% 382 12% -128 -25,10%
5. PreTest/PostTest 318 10% 352 11% 34 10,69%
6. Lain-lain 57 2% 74 2% 17 29,82%
7. Tidak mengisi/merespon 0 0% 239 8% 239
Jumlah 3129 100% 3129 100% 0 0,00%
* Catatan: Responden dapat memilih lebih dari satu jawaban
Sumber: data diolah peneliti
Aktivitas pembelajaran yang pada umumnya digunakan dosen dalam pembelajaran tatap
muka mengalami penurunan pada hampir seluruh aktivitas, paling rendah adalah
ceramah/presentasi sebesar 3,25% sedangkan penurunan tertinggi adalah kegiatan diskusi dan
tanya jawab di kelas sebesar 26% dan Studi Kasus 23,33%.

2. Meningkatnya kesulitan mahasiswa dalam memahami pelajaran


Metode tatap muka dosen dengan mahasiswa diganti dengan media daring seperti video
conference, Whatsapp Group, Google Class Room dan lain-lain belum memberikan
hasil yang diharapkan. Berdasarkan kuesioner yang disampaikan atas terjadi tingkat
kenaikan kesulitan mahasiswa dalam pembelajaran daring dibandingkan dengan tatap
muka sebagaimana Tabel 5 berikut.

244
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251

Tabel 5. Kenaikan Tingkat Kesulitan Memahami Pelajaran


Tatap
Tingkat Kesulitan % daring % Naik/turun %
Muka
1. Sangat Mudah 51 5% 12 1% -39 -76%
2. Mudah 315 29% 96 9% -219 -70%
3. Sedang 498 46% 438 40% -60 -12%
4. Sulit 192 18% 416 38% 224 117%
5. Sangat sulit 31 3% 125 11% 94 303%
Jumlah 1087 100% 1087 100%
Sumber: data diolah peneliti

3. Pembelajaran Daring Tidak Optimal


Berdasarkan kuesioner di bawah ini diperoleh informasi bahwa semua jawaban yang
diperoleh responden kurang dari bobot 4 atau “baik”. Sisanya di bawah bobot 3,5
bahkan dua indikator di bawah bobot 3 yaitu perangkat teknis dan prestasi akademik
mahasiswa. Hanya satu hal dalam pembelajaran daring yang nilainya 3,5 yaitu
kemampuan dosen dalam pembelajaran daring. Selengkapnya pada Tabel 6 di bawah
ini.
Tabel 6. Evaluasi Pembelajaran Daring

Rata-rata
No Uraian Peringkat
Bobot

1 Desain Belajar 3,27 5


2 Lingkungan Belajar 3,40 2
3 Perangkat Teknis 2,90 6
4 Kemampuan Dosen 3,50 1
5 Interaksi Mahasiswa 3,30 3
6 Pembelajaran individu 3,29 4
7 Prestasi Akademik 2,85 7
Skala Likert (1: Sangat Buruk, 2: Buruk, 3: Sedang, 4: Baik, 5: Sangat baik)
Sumber: data diolah peneliti
4. Pembelajaran Daring Tidak Menguntungkan Mahasiswa
Hal ini merujuk pada jawaban responden atas pertanyaan dalam kuesioner yang intinya
adalah apakah belajar akuntansi yang dilakukan melalui daring memberikan
keuntungan kepada mahasiswa. Atas pertanyaan tersebut sebanyak 503 responden atau
46,3% menyatakan” Tidak Menguntungkan”. Selengkapnya pada Tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7. Komentar Mahasiswa atas Pembelajaran Daring
Komentar Jumlah %
1. Menguntungkan 150 13,8%
2. Tidak menguntungkan 503 46,3%

245
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251

3. Sama Saja 349 32,1%


4. Tidak Tahu 85 7,8%
Jumlah 1087 100%
Sumber: data diolah peneliti
5. Faktor yang mempengaruhi prestasi mahasiswa dalam pembelajaran Daring
Penulis melakukan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan SPSS 26 untuk
memperoleh kesimpulan mana variabel yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa
dalam pembelajaran daring. Hasil pengujian asumsi klasik dan pengujian atas hipotesis
sebagai berikut.
a. Pengujian Asumsi Klasik.
Variabel yang diuji telah memenuhi pengujian asumsi klasik yaitu berdistribusi normal,
tidak ada multikolinearitas, bebas autokorelasi dan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.
b. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan data hasil penelitian dan output program SPSS, maka selanjutnya akan
dirangkum dalam Tabel 8 berikut:
Tabel 8. Hasil Pengolahan Data
Koefisien T- Keterangan
Variabel Regresi Hitung Sig
1. Konstanta C -0,107 -1,112 0,267
2. Desain Belajar (X1) 0,212 6,956 0 Signifikan
Tidak
3. Lingkungan Belajar (X2) -0,018 -0,855 0,393 Signifikan
4. Perangkat Teknis (X3) 0,1 5,5 0 Signifikan
Tidak
5. Kemampuan Dosen (X4) -0,026 -0,777 0,437 Signifikan
Tidak
6. Interaksi Mahasiswa (X5) 0,054 1,866 0,062 Signifikan
7. Pembelajaran individu (X6) 0,593 15,791 0 Signifikan
Sumber: data diolah peneliti
c. Koefisien Determinasi

Sebelum melakukan pengujian dengan menggunakan alat uji statistik, maka akan diuraikan
model summary statistik, yang antara lain adalah sebagai berikut:

246
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251

1) Nilai R Square dengan nilai 0,517 adalah R kuadrat, yang menunjukkan bahwa variabel
independen yang diambil dalam penelitian ini memiliki tingkat hubungan dengan variabel
dependent sebesar 51,7% sehingga selebihnya sebesar 48,3% adalah variabel-variabel lain
yang tidak dikemukakan dalam penelitian ini.
2) Nilai Adjusted R Square model regresi ini adalah sebesar 0,515 yang menunjukkan bahwa
variasi atau naik-turunnya Variabel Dependen (Y) dipengaruhi oleh Variabel Independen
(X) sebesar 51,5%.
Secara matematis model fungsi regresi linear berganda dapat dinyatakan sebagai berikut:
Y = -0,107 + 0,212X1 + 0,1X3 + 0,593X6
d. Uji Kecocokan Model
Pengujian hipotesis pertama adalah dengan menganalisis secara simultan, yaitu dengan uji
F dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara simultan atas variabel independen terhadap
variabel dependen. Uji F test ini dilihat berdasarkan output SPSS sebagai berikut:
Tabe 9. Uji F

Berdasarkan uji ANOVA atau F-test, diperoleh angka F-hitung 193,035 dengan angka Sig.
0,000. Untuk nilai F-tabel dapat dilihat pada kolom df, dimana pembilang adalah 6 dan angka
penyebut adalah 1080, sehingga didapatkan nilai F-tabel sebesar 2,14 Perbandingan F-hitung
dengan F-tabel dapat diketahui bahwa angka F-hitung ternyata lebih besar dari Ftabel (193>
2,14), dengan demikian dinyatakan bahwa variable independen (X) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Hal itu juga dilihat berdasarkan nilai
sig. F sebesar 0,000 berada bawah 0,05 (0,000 < 0,05), sehingga hasil uji hipotesis tersebut
dapat dinyatakan Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa secara
simultan terdapat pengaruh variabel Desain Belajar (X1), Lingkungan Belajar (X2), Perangkat
Teknis (X3), Kemampuan Dosen (X4), Interaksi Mahasiswa (X5) dan Pembelajaran Individu
(X6) terhadap Prestasi Belajar Daring dan model persamaan regresi yang terbentuk temasuk
kriteria cocok (fit).
e. Uji Parsial
Uji t ini adalah untuk menguji variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap Prestasi (Y) adalah dengan
menggunakan uji t pada Level of Confidence sebesar 95% atau α = 5%.

247
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251

Berdasarkan uji t test, diperoleh angka thitung dimana pembilang adalah 6 dan angka penyebut
adalah 1080 sebagaimana Tabel 10 berikut:
Tabel 10. Uji Parsial
Variabel t- tabel t-hitung Sig Keterangan
Desain Belajar (X1) 1,6 6,956 0 Signifikan
Lingkungan Belajar (X2) 1,6 -0,855 0,393 Tidak Signifikan
Perangkat Teknis (X3) 1,6 5,5 0 Signifikan
Kemampuan Dosen (X4) 1,6 -0,777 0,437 Tidak Signifikan
Interaksi Mahasiswa (X5) 1,6 1,866 0,062 Tidak Signifikan
Pembelajaran Individu (X6) 1,6 15,791 0 Signifikan
Sumber: data diolah peneliti
Untuk nilai t-tabel dapat dilihat pada kolom df, dimana pembilang adalah 6 dan angka
penyebut adalah 1080, sehingga didapatkan nilai t-tabel adalah sebesar 1,6 untuk variabel pada
tabel di atas.
Berdasarkan perbandingan t-hitung dengan t-tabel, diketahui bahwa angka t-hitung ternyata
lebih besar dari t-tabel untuk Desain Belajar (X1), Perangkat teknis (X3) dan Pembelajaran
Individu (X6) dengan demikian dinyatakan bahwa variable independen (X1) dan (X3) dan (X6)
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Hal itu juga dilihat
berdasarkan nilai sig. t sebesar 0,000 berada bawah 0,05 (0,000 < 0,05). Arah pengaruh yang
dihasilkan adalah positif, sehingga hasil uji hipotesis tersebut dapat dinyatakan Ha diterima
dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa secara parsial terdapat pengaruh
variabel Desain Belajar (X1), Perangkat Teknis (X3) dan Pembelajaran Individu (X6) terhadap
Prestasi Belajar Daring.
Dari Hasil uji hipotesis diketahui bahwa variabel Lingkungan Belajar (X2), Kemampuan
Dosen (X4), dan Interaksi Mahasiswa (X5) memiliki nilai t-hitung yang lebih kecil dari nilai t-
tabel masing-masing (2,812 > 1,986) dan besarnya nilai signifikan yang lebih tinggi dari taraf
signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05, sehingga hasil uji hipotesis untuk Lingkungan Belajar
(X2), Kemampuan Dosen (X4), dan Interaksi Mahasiswa (X5) tersebut dapat dinyatakan Ha
ditolak dan Ho diterima. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh dari Lingkungan Belajar (X2), Kemampuan Dosen (X4), dan Interaksi
Mahasiswa (X5) terhadap Prestasi Belajar Daring.

KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN


Implementasi pembelajaran melalui daring secara menyeluruh yang dilakukan dosen
perguruan tinggi pada masa Pandemi Covid-19 merupakan pengalaman pertama bagi dosen
dan mahasiswa, sehingga pada hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pembelajaran daring
saat pandemi Covid-19 terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki yaitu: (1) seluruh aktivitas
metode pembelajaran mengalami penurunan, (2) terdapat adanya peningkatan kesulitan
pemahaman bagi mahasiswa, (3) proses pembelajaran akuntansi melalui daring belum optimal,

248
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251

dan (4) pembelajaran daring tidak menguntungkan mahasiswa. Hal-hal di atas menyebabkan
rendahya prestasi akademik mahasiswa.
Sesuai analisis kuantitatif yang dilakukan penulis, hasil penelitian ini menyimpulkan juga
yaitu terdapat tiga hal yang berpengaruh dalam prestasi akademis mahasiswa dalam
pembelajaran daring yaitu: desain belajar, perangkat teknis dan pembelajaran individu.
Sehingga diharapkan dosen dapat memperhatikan hal-hal di atas dalam pembelajaran daring
yang dilakukan. Saran penulis kepada dosen akuntansi, yaitu: memperbaiki desain
pembelajaran, metode pembelajaran yang berkurang agar diganti dengan metode lain seperti
video pembelajaran, alat bantu seperti soal dan kunci jawaban sebagai sarana latihan
mahasiswa dan memberikan sumber referensi yang relevan.
Dosen dapat memanfaatkan media pembelajaran seperti Google Classroom, video tutorial
di Youtube atau bahkan dosen secara khusus membuat sendiri video pembelajaran untuk mata
kuliah yang memerlukan praktik, latihan soal atau melibatkan formula perhitungan untuk mata
kuliah tertentu. Interaksi selama pembelajaran selain video pembelajaran dapat dilakukan
melalui penyampaian kuis atau pre/post test melalui Google Form yang dikirim misalnya
melalui Whatsapp Group atau dosen meminta komentar/tanggapan dari mahasiswa di Google
Classroom atas penugasan atau makalah yang disampaikan.
Tulisan ini memiliki keterbatasan yaitu penulis tidak dapat melakukan wawancara langsung
kepada mahasiswa karena adanya pembatasan sosial berskala besar saat tulisan ini dibuat.
Namun demikian berdasarkan interaksi dan diskusi penulis dengan mahasiswa saat mengajar
daring dapat disimpulkan bahwa substansi permasalahan yang dirasakan sama dengan masukan
yang diperoleh penulis dari jawaban responden atas pertanyaan terbuka yang disampaikan
dalam kuesioner.

REFERENSI
Brophy, J.E. (1999). Teaching: Educational practices series, Vol.1, Retrievedfrom.http://
www.ibe.unesco.org/publications/EducationalPracticesSeriesPdf/prac01e.pdf
Chang, S. C., & Tung, F. C. (2008). An empirical investigation of students' behavioural
intentions to use the daring learning course websites. British Journal of Educational
Technology, 39, 71−83.
Chiu, C. M., Hsu, M. H., Sun, S. Y., Lin, T. C., & Sun, P. C. (2005). Usability, quality, value
and daring continuance decisions. Computers & Education, 45, 399−416. Coates, H.,
James, R., & Baldwin, G. (2005).
Collison, G., Elbaum, B., Haavind, S., & Tinker, R. (2000). Facilitating daring learning.
Madison: Atwood Publishing.
Dabbagh, N. & Bannan-Ritland, B. (2005). Daring learning: Concept, strategies, and
application. New Jersey: Pearson education, Inc.
Ehlers, U. (2004). Quality in daring. The learner as a key quality assurance category. European
Journal of Vocational Training, 29,3−15.
Ellis, R. A., Ginns, P., & Piggott, L. (2009). Daring in higher education: Some key aspects and
their relationship to approaches to study. Higher Education Research & Development,
28, 303−318.

249
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251

Fletcher, T. D., & Major, D. A. (2006). The effects of communication modality on performance
and self-ratings of teamwork components. Journal of ComputerMediated
Communication, 11, 557−576.
Ford, M. (1992). Motivating humans: Goals, emotions, and personal agency beliefs.
Newbury Park: Sage.
Khan, B. (2005). Managing daring strategies: Design, delivery, implementation, and
evaluation. USA: Idea Group, Inc.
Lee, J. K., & Lee, W. K. (2008). The relation ship of e-learner's self-regulatory efficacy and
perception of daring environmental quality. Computers in Human Behavior, 24, 32−47.
Levy, Y. (2007). Comparing dropouts and persistence in daring courses. Computers &
Education, 48, 185−204.
Li, Lili. (2014). 4 - Scholarly information delivery in the information age. Scholarly
Information Discovery in the Networked Academic Learning Environment. Chandos
Information Professional Series. 2014, Pages 93-122
Lim, D. H., & Morris, M. L. (2009). Learner and instructional factors influencing
learning outcomes within a blended learning environment. Educational
Technology & Society, 12 (4), 282–293.
Moore, C., & Shulock, N. (2009). Student progress toward degree completion:
Lessons learned from the research literature. Institute for Higher Education
Leadership & Policy, September, 1–20.
http://www.csus.edu/ihelp/PDFs/R_Student_Progress_Toward_Degree_Compl
etion.pdf
Nagel, L., & Kotzé, T.G. (2010). Supersizing daring: What a CoI survey reveals about teaching
presence in a large daring class. The Internet and Higher Education, 13, 45−51. Narciss,
S.,
Paechter, M., Maier, B., & Macher, D. (2010). Students’ expectations of, and
experiences in daring: their relation to learning achievements and course
satisfaction. Computer & Education, 54, 222–229.
Proske, A., & Körndle, H. (2007). Promoting self-regulated learning in webbased learning
environments. Computers in Human Behavior, 23, 1126−1144.
Paulus, T. M. (2007). CMC modes for learning tasks at a distance. Journal of
ComputerMediated Communication, 12, 1322−1345.
Price, L., Richardson, J. T. E., & Jelfs, A. (2007). Face-to-face versus daring tutoring support
in distance education. Studies in Higher Education, 32,1−20.
Shee, D. Y., & Wang, Y. S. (2008). Multi-criteria evaluation of the web-based daring system:
A methodology based on learner satisfaction and its applications. Computers &
Education, 50, 894−905.
Steinmayr, Ricarda, Bipp, Tanja., Spinath, Birgit. 2011. Goal orientations predict academic
performance beyond intelligence and personality, Learning and Individual Differences
Volume 21, Issue 2, April 2011, Pages 196-200

Sweeney, J., O'Donoghue, T., & Whitehead, C. (2004). Traditional face-to-face and webbased
tutorials: A study of university students' perspectives on the roles of tutorial participants.
Teaching in Higher Education, 9, 311−323.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Manajemen, Bandung, Alfa Beta
Young, A., & Norgard, C. (2006). Assessing the quality of daring courses from the students'
perspective. The Internet and Higher Education, 9, 107−115.
https://www.who.int/westernpacific/emergencies/covid-19.
Wahyuni, Sari. 2015. Qualitative Research Methode-Theory and Practice (Second Edition).
Jakarta: Penerbit Salemba Empat

250
MENURUNNYA PRESTASI AKADEMIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA
PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 | Hal 233-251

https://nasional.kompas.com/read/2020/03/03/06314981/fakta-lengkap-kasus-pertama-virus-
corona-di-indonesia?page=all. Diakses 27 April 2020.
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/category/pengumuman terkait SE Mendikbud
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Covid diakses 27 April 2020
https://www.atmajaya.ac.id/filecontent/lpm-Statistik-Pendidikan-Tinggi-Indonesia-2018.pdf
terkait Statistik Pendidikan Indonesia diakses 1 Mei 2020.
(https://www.edglossary.org/learning-environment/ diakses 2 Mei 2020)

251

View publication stats

You might also like