You are on page 1of 19

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/367940163

Ragam Komunikasi Verbal dalam Al-Qur’an

Article in Jurnal Komunikasi · April 2021


DOI: 10.20885/komunikasi.vol15.iss2.art6

CITATIONS READS

6 82

2 authors:

Subhan Afifi Irwan Nuryana Kurniawan


Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia
33 PUBLICATIONS 127 CITATIONS 46 PUBLICATIONS 122 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Subhan Afifi on 03 March 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


P-ISSN: 1907-848X, E-ISSN: 2548-7647
Volume 15, Nomor 2, Oktober 2020, Hal 153-170
DOI: 10.20885/komunikasi.vol15.iss2.art6

Ragam Komunikasi Verbal Dalam Al-Qur’an

Subhan Afifi
Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta,
Indonesia.
Email: subhan.afifi@uii.ac.id
(corresponding author)

Irwan Nuryana Kurniawan


Program Studi Psikologi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Indonesia.
Email: kurniawan-in@uii.ac.id

____________________________________________________________________________________________________________________

Article Info Abstract. This paper attempts to trace various forms of verbal
communication in the Qur'an. This study uses descriptive qualitative
Article History research design. Data for this study were collected using library
Received 23 Jan 2021 research methods and in-depth interviews. Library Research is
Revised 17 Feb 2021 carried out by studying various Qur'anic commentaries related to the
Accepted 27 Apr 2021 principles and types of verbal communication. In-depth interviews
were conducted with scholars who were competent in the field of Al-
Qur'an exegesis and preachers / Al-Qur'an teachers who had
preaching experience in the community. The research findings show
several kinds of verbal communication found in Al-Qur'an, namely:
Qaulan Sadidan, Qaulan Ma'rufan, Qaulan Maysuran, Qaulan
Kariman, Qaulan Balighan, and Qaulan Layyinan. Each of these
types of verbal communication has a specific concept, context, and
explanation.

Keywords: Islamic Communication Verbal Communication,


Communication in Al-Qur’an

Abstrak: Tulisan ini berusaha untuk melacak ragam komunikasi


verbal dalam Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan desain penelitian
deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data studi pustaka
dan wawancara mendalam. Studi pustaka dilakukan dengan mengkaji
kitab-kitab tafsir Al-Qur’an terkait dengan prinsip-prinsip dan ragam
komunikasi verbal. Wawancara mendalam dilakukan kepada ulama
yang berkompeten dalam bidang tafsir Al-Qur’an dan dai/pengajar Al-
Qur’an yang memiliki pengalaman dakwah di masyarakat. Temuan
penelitian menunjukkan beberapa ragam komunikasi verbal yang
ditemukan dalam Al-Qur’an, yaitu: Qaulan Sadidan, Qaulan Ma'rufan,
Qaulan Maysuran, Qaulan Kariman, Qaulan Balighan, dan Qaulan
Layyinan. Masing-masing ragam komunikasi verbal tersebut memiliki
konsep, konteks, dan penjelasan yang spesifik.

Kata kunci: komunikasi Islam, komunikasi verbal,


komunikasi dalam Al-Qur’an

____________________________________________________________________________________________________________________

Copyright @2021 Authors. This is an open-access article distributed under the terms of the 153
Creative Commons Attribution License. (http://creativecommons.org/licences/by-sa/4.0/)
Jurnal komunikasi, Volume 15, Nomor 2, April 2021, Hal 153-170

PENDAHULUAN menafsirkan pesan, tetapi juga sangat


menekankan pentingnya memperhatikan
Al-Qur’an dan Al-Hadis sebagai
ajaran Islam sebagai acuan dalam
sumber utama ajaran Islam memberikan
berkomunikasi. Termasuk di dalamnya
banyak inspirasi untuk menggali dan
ada penekanan pada aspek tanggung jawab
memproduksi ilmu pengetahuan berbagai
dan nilai-nilai moralitas (Yusoff, 2016).
bidang, termasuk dalam kajian Ilmu
Komunikasi. Beberapa penelitian terdahulu
telah mengkaji berbagai aspek komunikasi
Beragam kajian komunikasi dalam
dalam perspektif Islam. M Zakyi Ibrahim
perspektif Islam telah dikembangkan oleh
(2005) misalnya, meneliti tentang model
para peneliti di berbagai negara dan
komunikasi Tuhan-Manusia yang
melahirkan banyak gagasan yang
dikisahkan dalam Al-Qur’an. Ia mengkaji
memperkaya khazanah ilmu komunikasi.
ayat-ayat yang berhubungan dengan
Mengeksplorasi berbagai konsep komunikasi, menganalisis kata-kata,
dan teori komunikasi yang digali dari komponen semantik dan ekspresi
ajaran Islam penting untuk dilakukan. Hal retoriknya. Berdasarkan identifikasinya,
ini dapat dilakukan dengan ditemukan beberapa model komunikasi,
mendefinisikan ulang berbagai konsep, yaitu Model Inspirasional (The
mengonstruksi, memikirkan kembali Inspirational Model). Model dari Balik
alasan yang berkaitan dengan asumsi, Tabir (The Behind a Veil Model), Model
menafsirkan kembali data dan Komunikasi melalui perantara Malaikat
mengevaluasi kembali berbagai Jibril, Para Nabi dan Orang Terpilih (The
kesimpulan dengan menggunakan Messenger Model).
pandangan Islam (Hussain, 1986).
Model Inspirasional dicontohkan
Model Komunikasi Islam menurut pada komunikasi Allah Taala dengan
Yusoff (2016) dibangun oleh beberapa Ibunda Nabi Musa, sebagaimana tertuang
prinsip mendasar, yaitu: tawhid, pada Al-Qur’an Surah Thaha: 38-39, dan
tesponsibility, guidance, brotherhood, Surah Al-Qoshos: 7. Demikian juga pada
taqwa, dan amanah. Dari sisi pesan, komunikasi Allah Taala dengan Nabi
terdapat beberapa komponen penting, Ibrahim pada Surah As-Saffat: 102. Model
yaitu: good words, reliable news, giving dari Balik Tabir dapat ditemukan ketika
guidance dan keeping secrets. Allah Taala berkomunikasi dengan Nabi
Dari sisi pesan, komunikasi dalam Musa seperti dijelaskan pada Al-Qur’an
perspektif Islam tidak hanya menekankan Surah Thaha: 11-28. Sedangkan Model
bagaimana (how) dalam proses encoding Komunikasi melalui Para Nabi atau orang
dan decoding, tetapi jenis pesan apa yang terpilih dapat ditemukan pada ayat-
(what) yang disampaikan. Pesannya ayat tentang Komunikasi Allah Taala
terpercaya dalam hal keandalan, dan dengan para Nabi seperti pada Surah Al-
pilihan katanya tertata. Komunikasi dalam Mu’min: 78, Surah An-Nahl: 36, dan Surah
perspektif Islam tidak hanya memberi Al-Anbiya’: 25, Demikian juga dengan
perhatian pada kemampuan pengirim contoh ketika Allah Taala berkomunikasi
merancang pesan dan penerima dengan Maryam, sebagai seorang hamba

154
Subhan Afifi & Irwan Nuryana Kurniawan, Ragam Komunikasi Verbal dalam Al-Qur’an

yang terpilih pada Surah Maryam: 16-30 Etika Komunikasi Islam


(Ibrahim, 2005). merupakan panduan berkomunikasi yang
digali dari Al-Qur’an dan Al-Hadis dengan
tujuan kebaikan tidak hanya di dunia tetapi
Selain itu, terdapat penelitian yang juga di akhirat. Dimensinya mencakup
pernah mengkaji Komunikasi Tuhan dan hubungan dan interaksi manusia dengan
Manusia dengan pendekatan semiotik, Allah Taala, dengan sesama manusia dan
(Gheituri & Golfam, 2009). Terdapat juga juga alam. (Muslimah, 2016). Di sisi lain,
beberapa penelitian yang membahas prinsip-prinsip komunikasi dalam Al-
tentang prinsip-prinsip komunikasi dalam Qur’an memberi panduan agar tujuan
Al-Qur’an. Misalnya penelitian yang komunikasi diarahkan untuk mendekatkan
dilakukan oleh Bahruddin (2010), S Afifi & hubungan manusia dengan Tuhan dan
BA Suparno (2015), Muslimah (2016), dan meningkatkan kualitas hubungan dengan
Kurniawati (2019). sesama manusia. (Kurniawati, 2019).
Al-Qur’an memberikan panduan Secara lebih spesifik, Ahmed
tentang prinsip-prinsip komunikasi yang (2018) pernah mengeksplorasi Islamic
beradab, di antaranya adalah menjadikan Framework dalam liputan dan penyebaran
kebenaran sebagai esensi pesan yang berita, dengan membahas Firman Allah
disampaikan, serta memperhatikan Taala dalam Al-Qur’an disertai tafsirnya,
hubungan sosial dengan mitra serta hadis-hadis Nabi yang relevan.
komunikasinya (Bahrudin, 2010). Selain Hasilnya berupa pedoman dasar yang
itu, di dalam Al-Qur’an dijelaskan dapat dijadikan rujukan, di antaranya
sejumlah prinsip etika dalam adalah: pengecekan sumber (source-
berkomunikasi untuk pengirim pesan, checking), verifikasi isi (content-
penerima pesan dan pesan itu sendiri. Al- verification), akuntabilitas
Qur’an misalnya, menegaskan beberapa (accountability) (Ahmed, 2018).
karakter utama yang harus dipenuhi
Khalil (2016) meneliti tentang
sebagai komunikator yang kredibel, yaitu
Perspektif Islam dan Komunikasi
Jujur (Surah An-Nisa: 69, Surah Al-Hadid:
Interpersonal. Menurutnya moralitas,
19:), Adil (Surah Al-An’am: 115 dan 152),
pemaafan, toleransi, kebebasan dan
Konsisten (Surah Al-Ahzab: 35), dan
persamaan pada seluruh umat manusia
Fasih/Handal (Surah Thaha: 27-28). Al-
tanpa memandang agama, ras, warna kulit
Qur’an juga mengharuskan penerima
dan bahasa menjadi kaidah-kaidah penting
pesan memegang prinsip-prinsip etika
dalam komunikasi Islam. (Khalil, 2016).
ketika berkomunikasi, yaitu Ketelitian /
Konfirmasi (Surah Al-Hujurat: 6), Lapang Badri (2017) menulis tentang
Dada (Surah An-Nuur: 12, Surah Al- Komunikasi Nabi. Rasulullah Shallallahu
Imran: 134), Mendengar dan Taat pada ‘Alaihi Wassalam memberikan banyak
kebenaran (Surah An-Nuur: 51), Mengikuti petunjuk bagaimana berkomunikasi yang
Perkataan yang baik (Surah Az-Zumar: mengindikasikan level keimanan
18), Berpaling dari perkataan yang tidak seseorang Muslim (HR Bukhari dan
bermanfaat (Surah Al-Qoshos: 55), Tidak Muslim) dan menentukan kesuksesan
banyak bertanya jika hanya ingin dunia-akhirat yang bersangkutan (HR
menghindar dari kebenaran (Surah Al- Bukhari). Keunggulan komunikasi yang
Baqarah: 67-71, 118). (S Afifi & BA dicontohkan Nabi Muhammad Shallallahu
Suparno, 2015). ‘Alaihi Wassalam meliputi: (1) tujuan atau

155
Jurnal komunikasi, Volume 15, Nomor 2, April 2021, Hal 153-170

niat, (2) kandungan makna, (3) pilihan Nashir As-Sa'di (wafat tahun 1956); (4)
kata, dan (4) efek ucapan. Aisarut Tafasir Li Kalamil Aliyyil Kabir
(Tafsir Al-Aisar) Penyusun: Abu Bakar
Beberapa penelitian terdahulu
Jabir bin Musa bin Abdil Qodir Al-Jazairiy
tersebut telah mengkaji berbagai topik dan
(wafat tahun 2018); (5) At-Tafsir Al-
prinsip-prinsip komunikasi Islam secara
Muyassar. Penyusunnya adalah: Dr.
umum. Penelitian ini bertujuan untuk
Hikmat Basyir dan kawan-kawan.
mengeksplorasi ragam komunikasi verbal
yang tertuang dalam Al-Qur’an dengan Tafsir Ibnu Katsir dipilih karena
mengidentifikasi ayat-ayat yang relevan, merupakan salah satu tafsir terbaik dalam
mengkaji makna dalam kitab-kitab tafsir, khazanah kajian Islam. Ayat-ayat Al-
dan konteksnya untuk dijadikan kaidah Qur’an dijelaskan penafsirannya dengan
berkomunikasi dalam kehidupan sehari- ayat-ayat lain, membandingkan penjelasan
hari. antarayat, menyajikan hadis-hadis terkait
serta penjelasan para Salafus Shaleh.
Kajian tentang ragam komunikasi
Tafsir Jalalain dipilih karena model
verbal dalam Al-Qur’an yang lebih detail
penulisan tafsirnya yang ringkas dan
dan komprehensif terkait dengan makna
mudah dipahami.
dalam tafsir dan konteksnya diharapkan
dapat mengisi kekosongan (gap) yang Tafsir As-Sa’di dipilih karena
belum dibahas beberapa penelitian penjelasannya ringkas dan ilmiah dengan
sebelumnya. penafsiran makna secara umum. Tafsir Al-
Aisar dipilih karena dikenal sebagai kitab
tafsir yang memberikan penjelasan
METODE tingkas dan mudah dipahami. Demikian
Penelitian ini menggunakan desain juga dengan Tafsir Muyassar dipilih karena
penelitian deskriptif kualitatif dan metode dikenal sebagai kitab tafsir yang ringkas
pengumpulan data dengan telaah pustaka dan mudah dipahami.
dan wawancara mendalam. Studi pustaka Wawancara mendalam dilakukan
dilakukan dengan menelusuri berbagai kepada narasumber yang berkompeten
kitab tafsir Al-Qur’an untuk mendapatkan untuk memahami tafsir Al-Qur’an dan
penjelasan makna teks dan konteks dari memiliki pengalaman mengajarkan Al-
ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan Qur’an pada berbagai majelis ilmu di
tentang ragam komunikasi verbal. masyarakat. Narasumbernya adalah Ustaz
Adapun beberapa kitab tafsir yang Ridwan Hamidi Lc, M.P.I, M.A, Ketua
digunakan adalah: (1) Tafsir Al-Qur'anil Majelis Intelektual dan Ulama Muda
Adzim (Tafsir Ibnu Katsir). Penyusunnya (MIUMI) DIY dan Ustaz Bagus Priyo
adalah: Abul Fida' Ismail bin Umar bin Sembodo, seorang dai/pengajar Al-Qur’an
Katsir Ad-Dimasyqi Asy-Syafii (Biasa pada berbagai majelis ilmu di Yogyakarta.
dikenal dengan Ibnu Katsir) (Wafat: tahun Wawancara mendalam dilakukan
1373 M/774 H); (2) Tafsirul Jalalain. untuk mendapatkan penjelasan dan
Penyusunnya adalah: Muhammad bin konfirmasi terkait hasil penelusuran
Ahmad Jalaluddin Al-Mahalli (wafat tahun literatur pada kitab-kitab tafsir. Selain itu
1459 M) dan Abdurrahman bin Abi Bakr digali juga pemahaman kontekstual dan
Jalaluddin As-Suyuthi (wafat tahun 1505 pelajaran yang dapat diambil dari ragam
M); (3) Taisiril Karimir Rahman Fi Tafsiri komunikasi verbal dalam Al-Qur’an.
Kalamil Mannan (Tafsir As-Sa'di).
Penyusunnya adalah: Abdurrahman bin
156
Subhan Afifi & Irwan Nuryana Kurniawan, Ragam Komunikasi Verbal dalam Al-Qur’an

Analisis data dilakukan secara berkata-kata dengan ucapan yang benar


tematik dengan mengidentifikasi dan dan tepat.
mengorganisasikan berbagai data menjadi
Al-Qur’an Surah An-Nisa: 9
suatu kesatuan yang membentuk pola dan
menjelaskan bahwa seorang mukmin
tema-tema tertentu.
hendaknya memperhatikan masa depan
ahli warisnya. Qaulan Sadidan dalam
konteks ini adalah nasihat dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
perkataan yang baik bagi seorang mukmin
Penelitian ini menemukan menjelang kematiannya. Substansi nasihat
beberapa ragam (jenis) komunikasi verbal itu adalah agar ia bersikap adil kepada ahli
yaitu: (1) Qaulan Sadidan dalam Surah waris. Jangan sampai meninggalkan anak-
An-Nisa: 9, dan Surah Al-Ahzab: 70; (2) anak yang miskin dan lemah setelah
Qaulan Ma’rufan dalam Surah An-Nisa: 5 kepergiannya. (Al-Jazairi, 2011).
dan 8, Surah Al-Baqarah: 235 dan 263,
Di dalam Tafsir Ibnu Katsir (Al-
Surah Al-Ahzab: 32 dan Surah
Mubarakfuri, 2006b) dijelaskan bahwa
Muhammad: 21; (3) Qaulan Maysuran
ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
dalam Surah Al-Isra’: 28; (4) Qaulan
Wassalam menjenguk sahabatnya, Sa’ad
Kariman dalam Surah Al-Isra: 23; (5)
bin Abi Waqqas yang sedang sakit keras.
Qaulan Balighan dalam Surah An-Nisa:
Sa’ad waktu itu memiliki banyak harta
63, dan (6) Qaulan Layyinan dalam Surah
tetapi hanya memiliki seorang puteri. Sa’ad
Thaha: 44. Masing-masing ragam
meminta izin kepada Nabi untuk
komunikasi verbal ini memiliki konsep,
menyedekahkan dua pertiga hartanya.
konteks dan penjelasan yang spesifik.
Rasul tidak mengizinkan. Setengah dari
Qaulan Sadidan: Perkataan yang hartapun tidak diizinkan. Sa’ad hanya
Benar diizinkan menyedekahkan sepertiga dari
Istilah Qaulan Sadidan sebagai hartanya.
konsep komunikasi di antaranya terdapat Tafsir Al-Muyassar (Basyir, 2012a)
dalam Surah Nisa' ayat 9, yang artinya: menjelaskan bahwa terdapat kewajiban
“dan hendaklah takut (kepada Allah) bagi seseorang untuk memperhatikan hak
orang-orang yang sekiranya mereka anak yatim yang menjadi tanggungan
meninggalkan keturunan yang lemah di mereka, menjaga harta mereka, mendidik
belakang mereka yang mereka khawatir dan mengucapkan kata-kata yang sejalan
terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab dengan kebaikan dan keadilan (Qaulan
itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Sadidan).
Allah, dan hendaklah mereka berbicara
Di dalam Tafsir al Karim ar-
dengan tutur kata yang benar.”
Rahman Fi Tafsir Kalam al-Manan (As-
Di dalam Tafsir Al-Aisar (Al- Sa’di, 2013a) dijelaskan bahwa orang
Jazairi, 2011) dijelaskan bahwa dari sisi beriman hendaknya mengucapkan Qaulan
َ ‫}قَ ْو اًل‬
makna kata, Qaulan Sadidan { ‫سدِيداا‬ Sadidan (perkataan yang benar), yaitu
adalah perkataan yang adil dan benar. perkataan yang lurus dan sesuai dengan
Secara bahasa arti dari kata sadid keadilan dan kebaikan.
adalah baik, tepat, relevan, dan benar. Tafsir Jalalain, (Al-Mahalli & As-
Qaulan sadidan menjadi panduan Suyuthi, 2010a) menjelaskan bahwa
komunikasi bagi orang beriman untuk Qaulan Sadidan bermakna ucapan yang
benar. Konteksnya ketika seseorang yang

157
Jurnal komunikasi, Volume 15, Nomor 2, April 2021, Hal 153-170

hendak wafat dinasihati dengan perkataan Sedangkan secara istilah bermakna


yang benar dan tepat yaitu agar perkataan tepat, mengenai sasaran,
memperhatikan ahli waris sehingga sesuai tujuan yang ingin dicapai, dan
mereka tidak menjadi beban orang lain di sesuai dengan nilai-nilai moral
kemudian hari.. masyarakat (‘urf) maupun ilahiyah.
Perkataan yang sesuai kenyataan dan
Qaulan Sadidan juga ditemukan
kebenaran dalam segala urusan.
dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab: 70. Di
Termasuk ke dalam perkataan yang
dalam ayat ini disebutkan tentang perintah
benar adalah membaca Al Qur’an,
untuk bertakwa kepada Allah, dan berkata
berdzikir, beramar ma’ruf dan bernahi
dengan perkataan yang benar. Qaulan
mungkar, mempelajari ilmu dan
Sadidan dalam ayat ini bermakna
mengajarkannya, serta berusaha sesuai
perkataan yang benar dan jujur, bersih dari
dengan kebenaran” (Ustaz Ridwan
kedustaan dan kebatilan.
Hamidi, Wawancara, 31 Oktober 2020)
Ustaz Ridwan Hamidi dalam
Lawan kata Qaulan Sadidan dapat
wawancara memaparkan makna Qaulan
dilacak pada Aplikasi Kamus Arab
Sadidan dengan penjelasan sebagai
Indonesia, seperti terangkum dalam tabel
berikut :
berikut ini :
“Secara bahasa Qaulan Sadidan
bermakna perkataan yang tepat.

Tabel 1. Lawan Kata Qaulan Sadidan

Istilah Makna
Qaulan kaadziban Perkataan Dusta, bohong.
(‫)قوًل كاذبا‬,
Memberi tahu tentang sesuatu yang kenyataannya berbeda
dengan apa yang dikabarkan.
Qaulan mukhthi-an Perkataan yang salah, keliru.
(‫)قوًل مخطئا‬,
Perkataan yang melenceng dari kebenaran.
Qaulan Muharrafan Perkataan yang melenceng.
(‫)قوًل محرفا‬,
Perkataan palsu yang dipalingkan dari makna sesungguhnya.
Qaulan Mushohhafan Perkataan yang melenceng.
(‫)قوًل مصحفا‬,
Perkataan yang tidak sesuai dengan kebenaran.
Perkataan yang dipalingkan dari makna yang sesungguhnya.
Qaulan Mu’wajjan Perkataan yang bengkok/miring.
(‫)قوًل معوجا‬,
Qaulan Munharifan Perkataan yang menyimpang, keluar dari kebiasaan.
(‫)قوًل منحرفا‬,

Sumber : Aplikasi Kamus Arab Indonesia

158
Subhan Afifi & Irwan Nuryana Kurniawan, Ragam Komunikasi Verbal dalam Al-Qur’an

Qaulan Ma’rufan: Perkataan yang menjelaskan bahwa As-Sufahaa adalah


Baik jamak dari Safiihun yaitu orang yang
belum sempurna akalnya, seperti anak
Ragam komunikasi verbal
kecil, orang gila atau idiot, yang tidak bisa
berikutnya, Qaulan Ma’rufan, di
mengelola harta jika diberikan kepada
antaranya dapat ditemukan pada Surah
mereka. Untuk itu diperintahkan agar
An-Nisa ayat 5. Ayat ini menjelaskan
berkomunikasi kepada mereka dengan
tentang larangan bagi para orangtua/wali
Qaulan Ma’rufan (perkataan yang baik).
untuk memberikan harta kepada orang-
orang yang belum memiliki kemampuan Di dalam Kitab Shahih Tafsir Ibnu
mengelola harta dengan baik, seperti anak Katsir, Jilid 2 (Al-Mubarakfuri, 2006b)
kecil dan orang yang memiliki dijelaskan ada perintah untuk berbuat
keterbatasan akal (safih). Untuk itu ihsan (kebaikan) kepada orang-orang yang
diperlukan perkataan yang baik (Qaulan menjadi tanggungan, dengan nafkah yang
Ma’rufan) ketika memberikan penjelasan. baik, serta berinteraksi dengan perkataan
dan akhlak yang baik.
Dari sisi makna kata, Qaulan
Ma’rufan { ‫ } قَ ْو اًل َّم ْع ُروفاا‬berarti perkataan Selain pada Al-Qur’an Surah An-
yang baik. Maksudnya perkataan baik yang Nisa ayat 5, istilah Qaulan Ma’rufan juga
diakui sebagai kebaikan oleh yang ditemukan pada ayat-ayat lain dengan
masyarakat setempat dan berdasarkan konteks yang berbeda, yaitu pada Surah
syariat Islam. Lawan katanya adalah An-Nisa: 8, Surah Al-Baqarah: 235, Surah
Qaulan Munkaran ( ‫ ) قوًل منكرا‬yang berarti Al-Baqarah: 263, Surah Al-Ahzab: 32 dan
perkataan yang buruk. Surah Muhammad: 21.
Dijelaskan di dalam Tafsir Al- Di dalam Surah An-Nisa ayat 8
Qur’an Al-Aisar (Al-Jazairi, 2011) bahwa dijelaskan tentang situasi dalam
Qaulan Ma’rufan, secara bahasa adalah pembagian harta warisan. Jika saat itu ikut
kata-kata yang menjadikan hati senang, hadir kerabat dekat, anak yatim atau orang
tidak menyebabkan munculnya kesedihan miskin maka dianjurkan untuk
ataupun kemarahan. memberikan sedekah kepada mereka
Di dalam Tafsir Al-Muyassar sebelum harta itu dibagikan. Apabila tidak
(Basyir, 2012a) dijelaskan bahwa Qaulan memungkinkan, maka sampaikan kepada
Ma’rufan adalah kata-kata yang baik dan mereka Qaulan Ma’rufan, berupa
membuat hati menjadi tentram sebagai permintaan maaf dan kata-kata yang baik.
cerminan akhlak yang mulia. Qaulan Merujuk pada Tafsir Al-Aisar, Jilid 2 (Al-
Ma’rufan dalam ayat itu juga bermakna Jazairi, 2011) Qaulan Ma’rufan dalam ayat
janji yang baik misalnya dengan ini diartikan sebagai perkataan yang tidak
mengatakan bahwa harta mereka akan mengandung penghinaan, cemoohan dan
diberikan ketika mereka telah dewasa. menyepelekan.
Seperti halnya dijelaskan dalam Tafsir Qaulan Ma’rufan pada Surah Al-
Jalalain, Jilid 1 (Al-Mahalli & As-Suyuthi, Baqarah: 235 disebutkan dalam konteks
2010a) bahwa Qaulan Ma’rufan yang berbeda. Pada ayat tersebut, Qaulan
mengandung makna untuk memberikan Ma’rufan terkait dengan situasi ketika
janji yang baik. seorang perempuan ditinggal wafat atau
Tafsir al Karim ar-Rahman Fi dicerai oleh suaminya. Di dalam ayat
Tafsir Kalam al-Manan, (As-Sa’di, 2013a) tersebut disebutkan bahwa seorang laki-

159
Jurnal komunikasi, Volume 15, Nomor 2, April 2021, Hal 153-170

laki lain tidak boleh melamarnya sebelum masyarakat lingkungan penutur.


masa idahnya selesai, tetapi dibolehkan Termasuk di dalamnya perkataan
menyampaikan keinginannya dengan perkataan yang sopan, halus, indah, benar,
bahasa tersamar. penuh penghargaan, dan menyenangkan,
serta sesuai dengan kaidah, hukum dan
Di dalam Surah Al-Baqarah ayat
logika.
263 istilah Qaulun Ma’rufun disebutkan
dengan konteks bahwa perkataan yang baik
dan pemberian maaf lebih baik dari Qaulan Maysuran: Perkataan yang
sedekah yang diiringi dengan perkataan Mudah
yang menyakitkan perasaan penerima.
Ragam Komunikasi Verbal Qaulan
Konteks Qaulan Ma’rufan pada Maysuran disebutkan dalam Al-Qur’an
Surah Al-Ahzab ayat 32 berbeda dengan Surah Al-Isra’ Ayat 28. Konteks ayat ini
ayat-ayat sebelumnya. Ayat ini terkait adalah bagaimana bersikap kepada orang-
dengan larangan bagi istri-istri Nabi orang yang membutuhkan bantuan tetapi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi kondisi belum memungkinkan untuk
Wassallam untuk berbicara dengan cara memberikan bantuan. Qaulan Maysuran
yang dibuat-buat (mendayu-dayu) kepada berupa perkataan yang mudah dan pantas
laki-laki lain, dan diperintahkan untuk adalah cara yang dianjurkan untuk
berbicara dengan perkataan yang baik dan menyikapinya.
terpuji. Hal ini menjadi adab yang wajib Dari sisi makna kata Qaulan
dicontoh oleh seluruh wanita Muslimah. Maysuran (‫ورا‬ ُ ‫ )قَ ْو اًل َّم ْي‬berarti perkataan
‫س ا‬
Terakhir, pada Surah Muhammad yang lembut dan ramah, dengan engkau
ayat 21 Istilah Qaulun Ma’rufun berjanji akan memberi mereka jika telah
konteksnya terkait dengan perintah untuk mempunyai rezeki (Al-Jazairi, 2010).
taat kepada Allah dan mengucapkan Kata Maysuran secara etimologis
perkataan yang baik. Mengerjakan berasal dari kata “yasara” yang bermakna
perintah yang ada, lebih baik dibanding mudah. Sedangkan kalimat Qaulan
terburu-buru meminta tambahan beban Maysuran, maknanya adalah sebuah
yang lebih berat. ucapan yang mudah dicerna,
Berdasarkan penjelasan di atas, menggembirakan dan menyenangkan
dapat disimpulkan bahwa Qaulan siapapun yang mendengarkannya.
Ma’rufan ditemukan pada beberapa ayat Lawan kata Qaulan Maysuran
Al-Qur’an dengan konteks yang berbeda- adalah: Qaulan Ma’suran ( ‫) قوًل معسورا‬,
beda, tetapi maknyanya merujuk pada Qaulan ‘Asiiran ( ‫ ) قوًل عسيرا‬dan Qaulan
perkataan yang baik. Sha’ban (‫ ) قوًل صعبا‬yang bermakna
Ustadz Ridwan Hamidi dalam perkataan yang susah dipahami/tidak
wawancara menjelaskan bahwa secara tepat.
bahasa, Ma’ruf maknanya adalah semua Di dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Aisar
perbuatan baik, yang dinilai sebagai Jilid 4 (Al-Jazairi, 2010) dijelaskan bahwa
kebaikan oleh akal maupun syariat. Selain Qaulan Maysuran pada ayat tersebut
itu Ma’ruf juga dapat berarti sesuatu yang artinya adalah: perkataan yang pantas dan
baik dan diterima oleh nilai-nilai yang lemah lembut dengan menjanjikan kepada
berlaku di masyarakat. Dari sisi istilah mereka akan memberikannya jika ada
Qaulan Ma’rufan bermakna ucapan baik rezeki.
yang diterima dalam pandangan
160
Subhan Afifi & Irwan Nuryana Kurniawan, Ragam Komunikasi Verbal dalam Al-Qur’an

Di dalam Tafsir Al-Muyassar Jilid 2 Qaulan Kariman: Perkataan yang


(Basyir, 2012b) dijelaskan bahwa contoh Mulia
Qaulan Maysuran adalah mendoakan
Qaulan Kariman dijelaskan dalam
orang yang membutuhkan bantuan
Al-Qur’an Surah Al-Isra ayat 23. Ayat ini
tersebut diberi kecukupan dan keluasan
menjelaskan tentang perintah Allah Taala
rezeki. Termasuk menjanjikan untuk
untuk beribadah hanya kepadaNya, tidak
membantu bila Allah memberikan
berbuat syirik, dan berbuat baik kepada
kemudahan rezeki.
kedua orang tua. Termasuk larangan untuk
Di dalam Tafsir Al-Karim Ar- berkata-kata kasar kepada kedua orang tua
Rahman Fi Tafsir Kalam Al-Manan jilid 4 dan perintah untuk mengucapkan
(As-Sa’di, 2013b) dijelaskan bahwa perkataan yang mulia (Qaulan Karima)
perintah untuk memberi harta kepada kepada kedua orang tua.
karib kerabat berlaku dalam kondisi
Dari sisi makna kata, Qaulan
mampu dan berkecukupan. Adapun dalam
Kariman (‫ )قَ ْو اًل ك َِري اما‬adalah kata-kata yang
kondisi tidak mampu maka Allah
mulia. Ada rasa hormat dan memuliakan di
memerintahkan supaya menolak dengan
dalamnya. Kalimatnya nyaman untuk
cara penolakan yang baik berupa ucapan
didengarkan, lemah lembut, dan
yang pantas (Qaulan Maysuran).
disampaikan dengan tata krama yang baik.
Maksudnya secara sopan dan lembut,
Qaulan Kariman untuk berbicara dengan
sekaligus menyampaikan permohonan
orang tua atau orang yang dihormati.
maaf dan berjanji membantu di lain
Lawan katanya adalah Qaulan Dzalilan
kesempatan jika kondisi memungkinkan.
(‫ ) قوًل ذليال‬yang berarti perkataan yang hina.
Di dalam Shahih Tafsir Ibnu
Qaulan Karima bermakna
Katsir, Jilid 5 (Al-Mubarakfuri, 2006a)
perkataan yang disenangi, penuh dengan
dijelaskan bahwa makna “Maka
adab, kelembutan, bagus, dan perkataan
katakanlah kepada mereka ucapan yang
yang menyejukkan jiwa (Al-Jazairi, 2011).
pantas,” adalah berjanji dengan lembut
“apabila telah datang rezeki Allah, maka Tafsir Al-Muyassar Jilid 2 (Basyir,
insyaallah kami akan membantu. 2012b) menjelaskan tentang ayat ini
bahwa berbuat baik kepada kedua orang
Di dalam Tafsir Jalalain Jilid 2 (Al-
tua adalah kewajiban. Tidak boleh berkata-
Mahalli & As-Suyuthi, 2010b) dijelaskan
kata yang buruk kepada mereka. Di dalam
tentang Qaulan Maysuran yang berarti
Tafsir Al-Qur’an (4) (Tafsir al Karim ar-
ucapan yang lunak dan ringan, dengan cara
Rahman Fi Tafsir Kalam al-Manan) (As-
menjanjikan suatu pemberian kepada
Sa’di, 2013b) dijelaskan tentang larangan
mereka ketika rezeki itu datang.
syirik, kewajiban bertauhid, perintah
Di dalam wawancara, Ustaz berbuat baik kepada orang tua dan
Ridwan Hamidi, menjelaskan bahwa berkata-kata dengan perkataan yang mulia
Qaulan Maysuran adalah perkataan yang kepada mereka
mudah. Maknanya ucapan yang membuat
Di dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Aisar
orang lain merasa nyaman, bernada lunak,
(Al-Jazairi, 2011) dijelaskan bahwa Qaulan
indah, menyenangkan, sekaligus
Kariman bermakna perkataan yang baik
membangkitkan optimisme. Termasuk di
dan lemah lembut. Ayat ini mengandung
dalamnya penggunaan bahasa yang
larangan membentak orang tua. Tidak
komunikatif, mudah dimengerti, pantas,
boleh berbicara dengan nada tinggi kepada
layak, dan tidak menyinggung perasaan.
mereka. Qaulan Karima digunakan ketika

161
Jurnal komunikasi, Volume 15, Nomor 2, April 2021, Hal 153-170

berkomunikasi kepada orang tua, yaitu Untuk berkomunikasi dengan


dengan perkataan yang mulia, baik dan orang tua Qaulan Karima menjadi
lemah lembut, untuk menghormati dan panduannya, yaitu perkataan yang
memuliakan mereka. disenangi kedua orang tua, penuh dengan
adab dan kelembutan, serta menyejukkan
Di dalam Shahih Tafsir Ibnu Katsir,
jiwa.
Jilid 5 (Al-Mubarakfuri, 2006a) dijelaskan
bahwa Allah Taala memerintahkan supaya
hanya menyembah kepada-Nya tanpa
Qaulan Balighan: Perkataan yang
menyekutukan-Nya. Perintah ini diikuti
Membekas pada Jiwa
dengan perintah untuk berbakti kepada
kedua orang tua. Juga larangan untuk Qaulan Balighan dijelaskan dalam
berkata-kata kasar kepada kepada mereka. Al-Qur’an Surah An-Nisa ayat 63. Ayat ini
Disebutkan sekedar mengucapkan “ahh” menjelaskan bagaimana menghadapi
kepada orang tua saja tidak boleh, apalagi orang munafik. Allah Taala Maha
sampai membentak atau menghardik mengetahui apa yang tersembunyi dalam
orang tua. Qaulan Kariman mewakili hati mereka. Orang beriman diperintahkan
makna kelembutan dan kemuliaan dalam untuk berpaling dari mereka, memberi
perkataan yang disampaikan dengan nasihat dan berkata-kata dengan Qaulan
penuh adab dan hormat. Balighan kepada mereka, yaitu perkataan
yang berbekas pada jiwa mereka.
Tafsir Jalalain, Jilid 2 (Al-Mahalli &
As-Suyuthi, 2010b) menyebutkan bahwa Dari sisi makna kata, {‫} قَ ْو ۢ اًل َبلِيغاا‬
perkataan Qaulan Karima mengandung Qaulan Balighan berarti argumentasi yang
perintah untuk mengucapkan ucapan yang kuat yang menembus batas hati mereka
mulia kepada orang tua. karena kejelasan dan kefasihannya. Kata
baligh berarti mencapai, tepat,
Ustaz Bagus Priyo Sembodo
menjangkau, lugas, fasih dan jelas
menjelaskan dalam wawancara bahwa
maknanya. Jadi yang dimaksud dengan
Qaulan Kariman bermakna perkataan
Qaulan Balighan adalah berbicara dengan
yang mulia yaitu ungkapan yang disukai,
menggunakan kalimat yang efektif, mudah
penuh sopan santun, lemah lembut,
difahami, tidak bertele-tele, tepat sasaran
menyejukkan hati dan menenteramkan
dan langsung menuju kepada pokok
jiwa orang tua. Berikut penjelasannya:
masalah.
Ayat ini menjelaskan tentang wajibnya
Lawan kata Qaulan Balighan:
berbuat baik pada orang tua. Orang tua
adalah Qaulan ‘Ayiyyan ( ‫) قوًل عييا‬, dan
faktor utama keberadaan kita. Memiliki
Qaulan Mutaraddidan ( ‫ ) قوًل مترددا‬yang
banyak kebaikan dan sangat dekat
bermakna perkataan yang meragukan,
dengan kita. Ketika mulai menua,
terbata-bata, tidak jelas.
orangtua kondisinya mulai lemah
sehingga keadaannya menuntut kondisi Di dalam Kitab Tafsir Al-Muyassar
yang lebih khusus. Mereka lebih butuh Jilid 1 (Basyir, 2012a) dijelaskan bahwa
perlakuan lembut dan baik, serta lebih Allah mengetahui apa yang tersembunyi
sensitif. Dalam komunikasi penting untuk dalam hati orang munafik, dan perintah
menjaga hati, jangan sampai menyakiti berpaling serta mewaspadai mereka
mereka. (Ustaz Bagus Priyo Sembodo, karena mereka menyembunyikan
Wawancara 20 September 2020) keburukan. Qaula Balighan berupa kata-
kata yang memiliki pengaruh dan berbekas

162
Subhan Afifi & Irwan Nuryana Kurniawan, Ragam Komunikasi Verbal dalam Al-Qur’an

pada jiwa agar mereka meninggalkan tentang konteks Qaulan Balighan dalam
kemunafikan. kehidupan keseharian. Istilah ini merujuk
pada digunakannya perkataan yang terang,
Di dalam Tafsir Al-Qur’an (Tafsir
fasih, serta jelas ucapannya. Komunikasi
al Karim ar-Rahman Fi Tafsir Kalam al-
verbal dengan kata-kata yang jelas, tepat
Manan), Jilid 2 (As-Sa’di, 2013b)
mengungkapkan apa yang dikehendaki
dijelaskan kewajiban untuk berpaling dari
komunikator, sehingga dapat menyentuh
orang munafik, tidak mengikuti langkah-
hati komunikannya. Qaulan Balighan
langkahnya, tetapi tetap berusaha
dapat diartikan sebagai pembicaraan yang
memberikan nasihat dengan kata-kata
fasih, tepat, dan jelas sehingga menjadi
yang diharapkan berpengaruh dan
komunikasi yang efektif.
memberi bekas pada jiwa mereka.
Makna Qaulan Balighan dalam
Tafsir Al-Qur’an Al-Aisar Jilid 2, (Al- Qaulan Layyinan: Perkataan yang
Jazairi, 2011) dijelaskan sebagai perkataan Lembut
yang kuat hingga mampu menguasai hati
Qaulan Layyinan dijelaskan dalam
mereka karena kefasihan dan keindahan
Al-Qur’an Surah Thaha Ayat 44. yang
perkataannya. Ayat ini mengajarkan untuk
artinya: “Maka berbicaralah kamu berdua
meninggalkan orang-orang munafik, tetapi
kepadanya dengan kata-kata yang lemah
tetap berusaha memberikan nasihat
lembut, mudah-mudahan ia ingat atau
dengan perkataan yang menyentuh hati
takut".
sehingga mereka dapat berubah.
Di dalam ayat ini dijelaskan bahwa
Di dalam Shahih Tafsir Ibnu Katsir
Allah mengajarkan Nabi Musa dan Nabi
Jilid 2 (Al-Mubarakfuri, 2006b) dijelaskan
Harun bagaimana cara berdakwah ketika
bahwa Qaulan Balighan adalah perkataan
menghadapi Fir’aun, yaitu menggunakan
yang memberikan bekas pada jiwa. Di
Qaulan Layyinan (perkataan yang
dalam Tafsir Jalalain, Jilid 1 (Al-Mahalli &
lembut). Maksudnya tidak keras dan kasar
As-Suyuthi, 2010a) dijelaskan bahwa
juga tidak berperilaku buruk ketika
orang mukmin diperintahkan untuk
bertemu. Qaulan Layyinan (‫ )قَ ْو اًل لَّيِناا‬dalam
berpaling dari orang munafik, tetapi tetap
ayat ini bermakna kata-kata yang lemah
memberi nasihat dan peringatan agar
lembut, tidak ada kekerasan dan paksaan
mereka takut kepada Allah. Diperintahkan
di dalamnya. Lawan katanya adalah:
juga untuk menyampaikan nasihat tentang
Qaulan Syadidan (‫ ) قوًل شديدا‬yang
diri mereka dengan Qaulan Balighan,
bermakna perkataan yang keras.
yaitu kata-kata yang menyentuh dan
berkesan dalam jiwa mereka. Tabel berikut ini menunjukkan
makna kata “Layyin” dan penerapannya
Ustaz Ridwan Hamidi dalam
dalam beberapa frase, untuk mendapatkan
wawancara memberikan penjelasan
gambaran makna dari segi bahasa :

163
Jurnal komunikasi, Volume 15, Nomor 2, April 2021, Hal 153-170

Tabel 2. Beberapa penggunaan kata “Layyin”

Kata / Frase Makna


Layyin Lemah lembut, tidak ada kekerasan padanya
( ‫) ِلين‬ (‫)رقيق ًل عنف فيه‬
Al-layyin Yang lembut, lunak
( ُ‫)الليِن‬
Kalamun Layyin Kata-kata yang halus
(‫)كالم ليِن‬
Layyinul ‘Ariikah Orang yang halus budi pekertinya
(‫) َل ِينُ ال َعريكة‬
Layyinul Jaanib Mudah untuk bergaul
(‫)لين ال َجانِب‬
ِ

Sumber : Aplikasi Kamus Arab Indonesia

Surah Thaha ayat 44 yang memuat pada puncak kesewenang-sewenangan dan


istilah Qaulan Layyinan menjelaskan kesombongannya, Nabi Musa tetap
tentang wajibnya memperhatikan hikmah diperintahkan untuk berbicara dengan
dalam mendakwahi manusia ke jalan dengan santun dan lemah lembut, mudah
Allah. Ketika menghadapi Fir’aun yang dimengerti dan bersahabat, agar lebih
kejam, Nabi Musa dan Nabi Harun tetap meresap ke dalam jiwa. Sebagaimana
diperintahkan untuk berdakwah dengan firman Allah Taala: “Serulah (manusia)
kalimat yang lemah lembut. kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik, dan berdebatlah
Di dalam Tafsir Al-Muyassar
dengan mereka dengan cara yang baik
(Basyir, 2012b) dijelaskan bahwa Qaulan
(Surah An-Nahl: 126).
Layyinan adalah kata-kata yang lemah
lembut, agar yang diajak bicara menjadi Di dalam Tafsir Jalalain (Al-
ingat atau takut kepada RabbNya. Di Mahalli & As-Suyuthi, 2010b) dijelaskan
dalam Tafsir Al-Qur’an (4) (Tafsir al bahwa tujuan menggunakan kata-kata
Karim ar-Rahman Fi Tafsir Kalam al- yang lembut adalah agar Fir’aun ingat dan
Manan) (As-Sa’di, 2013b) dijelaskan takut. Maksudnya mau menerima nasihat
bahwa Qaulan Layyinan adalah perkataan dan kembali ke jalan yang benar.
yang enak (didengar), lunak, lembut,
Di dalam wawancara Ustaz Ridwan
persuasif, tanpa kekasaran dan kekerasan.
Hamidi menjelaskan sebagai berikut :
Di dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Aisar
Qaulan Layyinan secara bahasa
Jilid 4 (Al-Jazairi, 2011) dijelaskan bahwa berarti perkataan yang lemah
Qaulan Layyinan bermakna kata-kata lembut. Dari sisi istilah dipahami
yang lemah lembut tanpa disertai sebagai ucapan baik dan lemah
kekerasan dan paksaan. lembut yang dapat menyentuh
hati yang diajak bicara. Apabila
Di dalam Shahih Tafsir Ibnu Katsir, berbicara dengan hati yang tulus
Jilid 5 (Al-Mubarakfuri, 2006a) dijelaskan dan memandang orang yang
bahwa meskipun Firaun sedang berada diajak bicara sebagai saudara
164
Subhan Afifi & Irwan Nuryana Kurniawan, Ragam Komunikasi Verbal dalam Al-Qur’an

yang dicintai, maka akan lahir Qaulan Layyinan memiliki kedekatan


ucapan yang bernada lemah makna dengan Qaulan Latifan yang
lembut. Hasilnya tak hanya bermakna perkataan yang halus. Qaulan
sampainya informasi tetapi juga
Latifan ini karena halusnya dapat
akan berubahnya pandangan,
sikap dan perilaku orang yang menggiring seseorang sehingga
diajak bicara. (Ustaz Ridwan melakukan sesuatu tanpa disadari . Allah
Hamidi, Wawancara, 31 Oktober Taala memiliki nama Al-Latif yang artinya
2020) Yang Maha Lembut. Allah mengetahui
segala sesuatu yang terperinci dan
tersembunyi, serta mengetahui apa yang
Di sisi lain, mengutip penjelasan ada di dalam hati manusia.
pada Tafsir As-Sa’di, Ustaz Bagus Priyo
Sembodo, menjelaskan bahwa Qaulan Berikut ini kutipan penjelasan
Layyinan memiliki makna: sahlan wa Ustaz Sembodo dalam wawancara :
latifan bi rifkin wa liin. Beradab dalam Di dalam Al-Qur’an Surah Al-
pemilihan kata, tanpa mengandung An’am ayat 103 disebutkan : “Dan
kekasaran. Qaulan layyinan ini efeknya Dia-lah Yang Maha Lembut dan
dapat mendekatkan. Sebaliknya, lawan Maha Mengetahui.” Maksudnya,
katanya adalah Qaulan Galidzan, yaitu ilmu dan pengetahuan-Nya
cermat dan teliti sehingga Dia
perkataan kasar yang membuat lawan
mengetahui sesuatu yang rahasia,
bicara lari dan menghindar. yang samar, yang tersembunyi
Berikut penjelasan Ustaz Bagus dan yang tersimpan. Dan diantara
kelembutan Allah adalah bahwa
Priyo Sembodo:
dia membimbing hamba-
“Ayat ini memberikan pelajaran hambaNya kepada kemaslahatan
bagaimana menghadapi orang agamaNya, mengantarkannya
yang sombong dan memiliki dengan cara dimana hamba itu
kekuasaan. Jika ditunjukkan atau tidak merasa dan tidak berusaha
diajari kemungkinan tidak akan padanya. Allah yang Maha Latif
mengikuti. Tetapi jika diberikan bisa menggiring ke suatu arah
penyadaran dengan kata-kata dengan cara yang halus, sampai
yang lembut akan lebih efektif. orang itu tidak merasa. Allah
Seperti dalam proses dakwah yang memberi sesuatu sedemikian halus
mengajak pada kebaikan dan dan samar, sampai-sampai
mencegah dari keburukan, semua seseorang tidak merasa. (Ustaz
prosesnya harus benar. Walaupun Bagus Priyo Sembodo, Wawancara
hasilnya mungkin tidak sesuai 20 September 2020)
harapan, tetapi tetap disebut
berhasil, karena prosesnya benar.”
(Ustaz Bagus Priyo Sembodo, Dari Aplikasi Kamus Arab
Wawancara 20 September 2020) Indonesia diperoleh beberapa penggunaan
kata Latif yang dekat maknanya dengan
Layyin, seperti tergambar dalam tabel di
Merujuk pada Tafsir As-Sa’di,
bawah ini :
Ustaz Sembodo menjelaskan bahwa

165
Jurnal komunikasi, Volume 15, Nomor 2, April 2021, Hal 153-170

Tabel 3. Beberapa penggunaan kata “Latif”

Kata/ Frase/Kalimat Makna


Latif / Al-Latif Tipis
ُ ِ‫ ال َّلط‬/ ‫)لطيف‬
( ‫يف‬ (‫الرقيق‬
َّ )

As-Sakhsu Al-Latif Orang yang memiliki kelembutan


(‫) الشخص اللطيف‬ serta adab yang baik dalam bergaul.

Al-Kalamu Al-Latifu Pembicaraan yang memiliki makna


(‫)الكالم اللطيف‬ yang tersembunyi.

Lahu Thob’un Latif Dia memiliki perangai yang lembut.


(‫)له طبع لطيف‬

Kalimatul Latifah Perkataan yang lembut dan mulia


(‫)كلمة لطيفة‬

Sumber : Aplikasi Kamus Arab Indonesia

Dari berbagai penjelasan yang dalam Al-Qur’an yang memuat tentang


ditelusuri dari beberapa kitab tafsir dan istilah, makna dan konteks ayat, seperti
diperjelas dengan keterangan narasumber, yang terdapat dalam tabel berikut ini :
dapat disajikan ragam komunikasi verbal

Tabel 4. Ragam Komunikasi Verbal dalam Al-Qur’an

No Istilah Surah dan Makna Konteks Ayat


Ayat

1. Qaulan Surah An- - Perkataan Perintah untuk takut kepada Allah serta
Sadidan Nisa: 9 yang benar. memperlakukan anak-anak sendiri dan
anak-anak yatim yang berada di bawah
tanggungannya dengan baik, dan berkata
- Perkataan dengan perkataan yang benar dan adil.
yang sesuai
dengan
Surah Al- kebenaran dan Perintah untuk bertakwa kepada Allah
Ahzab: 70 keadilan. dan berkata dengan perkataan yang
benar dan jujur.

166
Subhan Afifi & Irwan Nuryana Kurniawan, Ragam Komunikasi Verbal dalam Al-Qur’an

No Istilah Surah dan Makna Konteks Ayat


Ayat

2. Qaulan SurahAn- - Perkataan Larangan menyerahkan pengelolaan


Ma’rufan Nisa: 5 yang baik. harta kepada anak-anak atau orang yang
lemah akalnya, dan perintah untuk
memberi nafkah serta berkata dengan
- Perkataan perkataan yang baik.

Surah An- yang diterima Anjuran memberikan sedekah kepada


Nisa: 8 sebagai kerabat, orang miskin atau yatim yang
sesuatu yang hadir saat pembagian harta warisan.
baik dalam Ketika memberi maupun tidak memberi,
pandangan diperintahkan untuk berkata dengan
masyarakat perkataan baik yang tidak menyinggung
dan sesuai hati.
syariat.
Surah Al- Tuntunan tentang seorang perempuan
Baqarah: yang ditinggal wafat atau dicerai oleh
235 suaminya. Laki-laki lain tidak boleh
melamarnya sebelum masa iddahnya
selesai, tetapi dibolehkan menyampaikan
keinginannya dengan bahasa tersamar.

Surah Al- Tuntunan tentang perkataan yang baik


Baqarah: dan pemberian maaf lebih baik dari
263 sedekah yang diiringi dengan perkataan
yang menyakitkan perasaan penerima.

Surah Al- Larangan bagi istri-istri Nabi


Ahzab: 32. Muhammad Shallallahu ‘alaihi
Wassallam untuk berbicara dengan cara
yang dibuat-buat (mendayu-dayu)
kepada laki-laki lain, dan diperintahkan
untuk berbicara dengan perkataan yang
baik dan terpuji.

Surah Perintah untuk taat kepada Allah dan


Muhammad: mengucapkan perkataan yang baik.
21 Mengerjakan perintah yang ada lebih
baik dibanding terburu-buru meminta
tambahan beban yang lebih berat.

3. Qaulan Surah Al- - Perkataan Anjuran membantu kerabat, orang-orang


Maysuran Isra’: 28 yang mudah miskin, musafir dan lainnya yang
dan pantas. membutuhkan bantuan. Jika tidak bisa
membantu hendaknya menyampaikan
- Perkataan dengan perkataan mudah dan pantas.
yang mudah

167
Jurnal komunikasi, Volume 15, Nomor 2, April 2021, Hal 153-170

No Istilah Surah dan Makna Konteks Ayat


Ayat

diterima,
memberikan
harapan, tidak
membuat
tersinggung.

4. Qaulan Surah Al- - Perkataan Larangan berbuat syirik dan perintah


Kariman Isra’: 23 yang mulia. berbuat baik kepada orang tua, dan
mengucapkan perkataan yang mulia.
- Perkataan yang
memberi
penghargaan
dan
penghormatan.

5. Qaulan Surah An- - Perkataan Perintah untuk berpaling dari orang-


Balighan Nisa: 63 yang orang munafik, memberi pelajaran dan
menyentuh menyampaikan perkataan yang
jiwa. membekas pada jiwa mereka.

- Perkataan
yang jelas,
fasih, tepat
dan efektif.

6. Qaulan Surah - Perkataan Perintah kepada Nabi Musa dan Nabi


Layyinan Thaha: 44 yang lembut Harun untuk menghadapi Fir’aun
dengan perkataan yang lembut.
- Perkataan
lembut yang
menyentuh
hati, bertujuan
mengubah
pandangan,
sikap dan
perilaku.

168
Subhan Afifi & Irwan Nuryana Kurniawan, Ragam Komunikasi Verbal dalam Al-Qur’an

KESIMPULAN Al-Qur’an dengan metode studi kasus atau


metode kualitatif lainnya baik dalam
Penelitian ini menemukan enam
konteks komunikasi antarpribadi,
ragam komunikasi verbal dalam Al-Quran
komunikasi kelompok, komunikasi
yaitu: (1) Qaulan Sadidan dalam Surah
organisasi, komunikasi massa maupun
An-Nisa: 9, dan Surat Al-Ahzab: 70; (2)
komunikasi digital.
Qaulan Ma’rufan dalam Surah An-Nisa: 5,
Surah An-Nisa: 8, Surah Al-Baqarah: 235,
263, Surah Al-Ahzab: 32 dan Surah
UCAPAN TERIMAKASIH
Muhammad: 21; (3) Qaulan Maysuran
dalam Surah Al-Isra’: 28; (4) Qaulan Artikel ini merupakan bagian dari
Kariman dalam Surah Al-Isra’: 23; (5) hasil Hibah Penelitian Kolaboratif Fakultas
Qaulan Balighan dalam Surah An-Nisa: Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB)
63, dan (6) Qaulan Layyinan dalam Surah Universitas Islam Indonesia tahun 2020.
Thaha: 44. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Dekan FPSB UII, Ketua Program Studi
Masing-masing ragam komunikasi
Ilmu Komunikasi UII, dan Direktur
verbal tersebut memiliki makna secara
Direktorat Penelitian dan Pengabdian
bahasa dan istilah, baik dari sisi teks
Masyarakat (DPPM) UII, yang telah
maupun konteks dengan situasi
memfasilitasi seluruh proses penelitian
komunikasi yang spesifik.
ini. Terimakasih juga untuk Ustaz Ridwan
Penelitian lanjutan secara Hamidi dan Ustaz Bagus Priyo Sembodo
kuantitatif dapat dilakukan untuk sebagai narasumber serta Ibrahim Syauqy
mengukur ragam komunikasi verbal dan Syahid dan Azzam Abdussalam sebagai
implementasinya dalam keseharian. asisten penelitian yang telah banyak
Secara kualitatif dapat diteliti penerapan membantu. Jazakumullah khairan.
prinsip-prinsip komunikasi verbal dalam

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed. (2018). “Fake News” and Al-Mahalli & As-Suyuthi, J. M. (2010b).


“Retweets”: News Reporting and Tafsir Jalalain, Jilid 2. Surabaya.
Dissemination Ethics in the Qur’ān. Pustaka Elba.
Journal of Islamic and Muslim
Studies, 3(2), 61. Al-Mubarakfuri, S. (2006a). Shahih Tafsir
https://doi.org/10.2979/jims.3.2.05 Ibnu Katsir, Jilid 5. Bogor. Pustaka
Ibnu Katsir.
Al-Jazairi, A. B. J. (2010). Tafsir Al-
Qur’an Al-Aisar (jilid 4). Darus Al-Mubarakfuri, S. (2006b). Shahih Tafsir
Sunnah. Ibnu Katsir. Bogor. Pustaka Ibnu
Katsir.
Al-Jazairi, A. B. J. (2011). Tafsir Al-
Qur’an Al-Aisar (Jilid 2). Darus As-Sa’di, A. bin N. (2013a). Tafsir Al-
Sunnah. Qur’an (Tafsir al Karim ar-Rahman
Fi Tafsir Kalam al-Manan). Jakarta.
Al-Mahalli & As-Suyuthi, J. M. (2010a). Darul Haq.
2010, Tafsir Jalalain, Jilid 1.
Surabaya. Pustaka Elba.
169
Jurnal komunikasi, Volume 15, Nomor 2, April 2021, Hal 153-170

As-Sa’di, A. bin N. (2013b). Tafsir Al- epistemology.net/attachments/877_


Qur’an (Tafsir al Karim ar-Rahman ajiss22-1-stripped - Ibrahim - Models
Fi Tafsir Kalam al-Manan) Jilid 4. of Communication in the Quran.pdf
Jakarta. Darul Haq.
Muslimah. (2016). Etika komunikasi
Badri, A. (2017). Cerdas Berkomunikasi dalam perspektif Islam. Sosial
Ala Nabi. Jakarta. Pustaka Imam Budaya, 13(2, Desember 2016), 115–
Syafi’i. 125.

Bahrudin. (2010). Prinsip-prinsip S Afifi & BA Suparno. (2015).


komunikasi dalam Al-Qur’an. Jurnal Communication dimenstions within
Ilmu Dakwah, 4(15 Januari-Juni spirituality communication : the
2010), 827–847. Qur’an Perspectives. Indonesian
Journal of Communication Studies,
Basyir, H. (2012a). Tafsir Al-Muyassar 08(2-Dec), 172–179.
Jilid 1. Solo. An-Naba’.
Yusoff, S. H. (2016). Western and Islamic
Basyir, H. (2012b). Tafsir Al-Muyassar communication model : a
Jilid 2. Solo. An-Naba’. Solo. An- comparative analysis on a theory
Naba’. application. Al-Abqari, 7 (MAY), 7–
20.
Gheituri, A., & Golfam, A. (2009). God-
Man Communication in the Quran: A Aplikasi Kamus Arab Indonesia :
Semiological Approach. Intl. J. https://play.google.com/store/apps/
Humanities, 16(1), 45–61. details?id=com.ristekmuslim.kamusa
rabindo&hl=en&gl=US
Hussain, M. Y. (1986). Islamization of
Communication Theory. Media Asia, https://rumaysho.com/23416-mengenal-
13(1), 32–36. tafsir-jalalain.html
https://doi.org/10.1080/01296612.1
986.11726207 https://tafsirweb.com/37098-quran-
surat-al-baqarah.html
Khalil, D. A. I. A. E.-F. (2016). The Islamic
Perspective of Interpersonal https://tafsirweb.com/37121-quran-surat-
Communication. Journal of Islamic an-nisa.html
Studies and Culture, 4(2), 22–37.
https://doi.org/10.15640/jisc.v4n2a3 https://tafsirweb.com/37131-quran-surat-
al-isra.html
Kurniawati, E. (2019). Analisis Prinsip-
Prinsip Komunikasi Dalam https://tafsirweb.com/37137-quran-surat-
Perspektif. Al-Munzir, 12(2), 225– thaha.html
248.
https://tafsirweb.com/37165-quran-surat-
M. Zakyi Ibrahim. (2005). Models of al-ahzab.html
Communication in the Qur ’ an :
Divine – Human Interaction. The https://tafsirweb.com/37257-quran-
American Journal of Islamic Social surat-muhammad.html
Sciences, 22, 70–95. http://i-

170

View publication stats

You might also like