You are on page 1of 20

p-ISSN: 2302-5476

e-ISSN: 2579-3934 JURNAL TEOLOGI, 08.02 (2019): 139-158

R itual B akar T ongkang : R efleksi T eologis


B agaimana M anusia M enangkap T awaran
K eselamatan A llah

Harsono a,1

Universitas Atma Jaya Yogyakarta. a


harsono@uajy.ac.id 1

ABSTRACT
The boat burning festival is held in Bagansiapiapi, Rokan Hilir district, Riau
province. It is the most popular ritual in this city. Many people from Indo­
nesia and other countries come to this city, to celebrate the ritual and enjoy
the event. Actually, this ritual is held more than one month. It begin with the
ritual to ask to the God of the Sea to know what the God’s will. After that, the
ritual continues with boat building. Thus, the ritual continues at the 15th,
16th and 17th day of the 5th month in Lunar calendar. On the 17th of the 5th
Keywords:
month the boat will be paraded and in the place that have been prepared they
ritual, burn the boat. This ritual is the annual event. The most interesting thing of
soteriology, this ritual is that the ritual is interpreted as a symbol. From the soteriologi­
salvation, cal point of view, this is the symbol of God salvation. They order to God to
catholic, give the salvation, especially salvation in this world: fortune, harmony, and
sins, peacefulness. In addition, in this ritual, they also aware with their sins. Sins
theology. can undo their salvation. Therefore, in this ritual they invoke mercy from God
and thus God give to them salvation.
This research was qualitative research using interview method. The research
sample consisted of nine respondents selected by some requirements. These
requirements were understanding the ritual, staying in Bagansiapiapi or
having an experience to live there, and being involved in the ritual. The
data research was obtained through interview. The additional data obtained
through library studies, which was conducted through observation using CD
and literature reviews.

PENDAHULUAN

Dalam tradisi iman Katolik, karya penye- bagai tanda yang diadakan oleh-Nya sendi-
lamatan mula-mula adalah ide atau inisi- ri, kemudian lewat perwakilan para nabi,
atif dari Allah. Allah sendirilah yang mem- dan sebagai puncaknya adalah ketika Allah
berikan tawaran keselamatan itu. Hal ini mengutus Putera-Nya yang terkasih. Karya
dapat dilihat dari sejarah panjang karya ke- keselamatan itu kemudian dilanjutkan kem-
selamatan Allah yang mula-mula lewat ber­ bali oleh Roh Kudus yang merupakan “tan-
gan” lain dari Allah sendiri.
DOI: 10.24071/jt.v8i2.1964
W: http://e-journal.usd.ac.id/index.php/jt | E: jurnal-teologi@usd.ac.id
JURNAL TEOLOGI, 08.02 (2019): 139-158

Keinginan Allah untuk menyelamatkan kota tersebut, tetapi mereka yang pernah
manusia pada dasarnya adalah melulu kare- tinggal di kota itu akan kembali ke Bagan-
na belas kasih Allah sendiri. 1 Allah yang se- siapiapi hanya untuk berdoa dan mengikuti
jak awal mula dikenal sebagai penyelamat ritual tersebut. Peristiwa ini menggelitik dan
tetap setia mengerjakan karya keselamatan menarik minat penulis.
itu. Bagi Allah, dosa bukanlah suatu halang ­
Ada begitu banyak pertanyaan yang
an untuk mengerjakan karya itu di antara
kemudian muncul dalam benak penulis ke-
manusia. Kemurahan hati Allah lebih be-
tika penulis mendapatkan cerita tentang bu-
sar dari pada dosa yang diperbuat manusia.
daya ritual ini. Susanne K Langer di dalam
Dan, karena hal itu pulalah, manusia secara
bukunya Philosophy in A New Key menga-
sadar mengakui segala kesalahannya dan
takan bahwa ritual adalah suatu bentuk sim-
kemudian kembali kepada Allah.
bol. Ritual merupakan sebuah simbol bagi
Tujuan dari karya keselamatan ini adalah orang-orang yang melakukannya. Maka, per-
terciptanya ‘damai sejahtera’. Kedua kata tanyaan dasar dari tulisan ini adalah “Mak-
ini mempunyai makna yang cukup luas. Da- na simbol apa yang ingin disampaikan lewat
lam Perjanjian Lama, damai sejahtera dipa- ritual ini?”. Pertanyaan ini muncul karena
kai untuk menggambarkan situasi di mana meskipun mereka tinggal jauh dari Bagansi-
manusia mendapatkan keselamatan yang apiapi, mereka rela untuk kembali dan me­
datang dari Allah. 2 Tetapi damai sejahtera rayakannya. Pertanyaan yang kemudian juga
dapat pula diartikan sebagai keadaan di akan dicoba dijawab dalam tulisan ini ada-
mana manusia dapat hidup berdampingan lah “Keselamatan apa yang ingin ditawarkan
dengan saling menghormati, mencintai dan melalui ritual ini dan yang juga menjadi ke­
menghargai atau dapat pula dikatakan se- rinduan mereka?”. Pertanyaan-pertanyaan
cara negatif: tidak adanya tindakan-tinda- ini akan coba penulis jawab sembari men-
kan intoleransi, radikalisme, pembunuhan, cari makna simbol dalam ritual bakar tong-
anarkisme dan tindakan-tindakan buruk kang ini dari prespektif teologi, khususnya
lainnya yang dapat merusak tatanan damai soteriologi.
masyarakat dunia.
GELIAT HIDUP ETNIS TIONGHOA DI
Tetapi, apa yang ingin diberikan oleh
BAGANSIAPIAPI
Allah ini sifatnya adalah sebuah tawaran.
Tawaran belum tentu akan diambil oleh
Bila ditilik dari sejarah, Indonesia dan
orang yang ditawari. Allah dengan kemura-
Tiongkok sebenarnya mempunyai hubungan
han hatinya ingin menyelamatkan manusia,
sejarah yang cukup panjang. Salah satu buk-
tetapi apakah manusia mempunyai keingi-
tinya adalah banyaknya etnis Tionghoa yang
nan untuk menyambut tawaran keselamat
ada di Indonesia dan tersebar di berbagai
Allah ini. Tawaran ini pulalah yang akan
daerah di Indonesia. Berdasarkan data BPS
menjadi titik tolak penulis dalam melaku-
tahun 2010, seperti dikutip oleh Portal Infor-
kan penelitian terhadap ritual pembakaran
masi Indonesia INDONESIA.GO.ID,3 etnis
tongkang di Bagansiapiapi. Ritual ini mer-
Tionghoa di Indonesia berjumlah 2.832.510
upakan ritual wajib bagi warga keturunan
atau sekitar 1,2% dari total penduduk Indo-
Tionghoa di Bagansiapiapi; bahkan – mung ­
nesia yang berjumlah 237.641.326 jiwa (laju
kin – bukan hanya mereka yang tinggal di
pertumbuhan per tahun 1,49%).4 Bahkan

140 Harsono : Ritual Bakar Tongkang: Refleksi Teologis Bagaimana Manusia Menangkap Tawaran Keselamatan Allah
JURNAL TEOLOGI, 08.02 (2019): 139-158

ada pula pendapat bahwa nenek moyang kan. Perayaan Imlek yang sejak orde baru
bangsa Indonesia berasal dari daerah Yun- dilarang mulai diberi tempat kembali, bah-
nan, Tiongkok Barat Daya. 5 Sebagai bukti kan Imlek dijadikan sebagai hari libur na-
lainnya adalah adanya klenteng Sam Poo sional.7 Peraturan lainnya adalah pencabut­
Kong di Semarang. Di dalam klenteng terse- an pembedaan terminologi ‘pribumi’ dan
but ada patung besar Laksamana Zheng He ‘non-pribumi’, pencabutan pelarangan ten-
(郑和 ). Zheng He pernah berlayar sampai tang agama dan budaya Tiongkok, dan status
ke Indonesia dan menjadi salah satu penye- kewarganegaraan etnis Tionghoa.8 Dengan
bar agama Islam di beberapa daerah di Indo- pencabutan beberapa peraturan yang mem-
nesia.6 Dari beberapa bukti tersebut cukup batasi ruang gerak dan mendikriminatif ini,
jelaslah bahwa hubungan antara Indonesia etnis Tionghoa di Indonesia mendapatkan
dan Tiongkok sudah terjalin dengan baik se- angin segar untuk mengekspresikan budaya,
jak beratus-ratus tahun yang lalu. agama, dan kepercayaan mereka sehingga
kesadaran sebagai bagian dari bangsa dan
Hubungan yang baik ini hingga kini ma-
negara ini semakin dipulihkan dan aktua­
sih terus-menerus dilanjutkan. Meskipun
lisasi dari kekayaan budaya mereka dapat
beberapa kali warga etnis Tionghoa di In-
menambah kekayaan budaya Indonesia.
donesia mengalami perlakuan yang kurang
baik; terutama ketika situasi ekonomi dan Apa yang dirasakan oleh etnis Tionghoa
politik Indonesia kurang begitu baik, maka di bagian lain di Indonesia, juga dirasakan
etnis Tionghoa yang akan menjadi sasaran oleh etnis Tionghoa di kota Bagansiapiapi.
“kambing hitam”-nya. Peristiwa kerusuhan Sebagai keterangan, Bagansiapiapi terletak
yang terjadi pada masyarakat etnis Tionghoa di Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan
– dan masih sangat hangat dipikiran meski Hilir, Provinsi Riau. Kabupaten ini mem-
sudah berlangsung 12 tahun yang lalu – ada- punyai luas 8.881,59 km 2 dan merupakan
lah kerusuhan Mei 1998. Kerusuh­a n ini ter- pemekaran dari Kabupaten Bengkalis ber-
jadi di beberapa kota di Indonesia dan etnis dasarkan Undang-undang no. 53 Tahun
Tionghoa adalah kelompok ma­s yarakat yang 1999. 9 Kabupaten ini mempunyai 18 keca-
paling dirugikan karena meng­ a lami per- matan dan salah satunya adalah kecamatan
lakuan kasar; baik secara verbal, psikologis, Bangko. Di kecamatan Bangko inilah Ba-
maupun seksual. Etnis Tionghoa menjadi gansiapiapi terletak. Di Bagansiapiapi, etnis
korban kegalauan massa pada saat itu. Luka Tionghoa sudah sejak lama tinggal di sana.
itu juga membawa trauma yang berkepan- Biasanya mereka tinggal di pusat kota. Me­
jangan sehingga banyak dari mereka yang reka meyakini bahwa nenek moyang me­
akhirnya bersekolah dan kemudian tinggal reka berasal dari daerah Siam, Thailand.10
di luar negeri. Mereka melarikan diri ke pulau itu karena
pada saat itu mereka akan dibunuh oleh
Tetapi peristiwa ini tidak hanya berbuah
orang-orang Thailand. Yang menjadi penye-
pahit, tetapi juga berbuah manis karena
babnya adalah rasa cemburu karena warga
sejak peristiwa itu rasa kepercayaan diri
etnis Tionghoa ini cukup beruntung dalam
etnis Tionghoa di Indonesia sedikit demi
bidang bisnis dan ekonomi sehingga mereka
sedikit mulai ditumbuhkan. Peraturan-pera-
menjadi orang kaya di negara orang terse-
turan yang membatasi ruang gerak dan
but. Tetapi untunglah ada dari mereka yang
mendiskriminatif mereka mulai dihapus-
mempunyai kekasih orang pribumi sehing-

Harsono : Ritual Bakar Tongkang: Refleksi Teologis Bagaimana Manusia Menangkap Tawaran Keselamatan Allah 141
JURNAL TEOLOGI, 08.02 (2019): 139-158

ga rencana pembunuhan itu didengar oleh walet dari Indonesia cukup terkenal di ne­
mereka. Maka, kemudian mereka bergegas gara Tiongkok.
untuk lari dari Thailand. Menurut cerita, se-
Dari segi rumah sendiri, beberapa ru-
benarnya ada tiga kapal yang membawa etnis
mah dari mereka masih mempertahankan
Tionghoa dari Thailand. Tetapi hanya dua
rumah yang dibuat dari kayu. Beranda ru-
kapal saja yang mendarat dengan selamat,
mah pasti ada karena di tempat inilah terja-
sedang yang satunya tidak pernah didengar
di proses sosialisasi antar warga masyarakat
kabarnya hingga hari ini. Yang menarik dari
dan juga dapat menjadi sarana bagi mereka
kisah pelarian ini adalah adanya karya ke-
ketika ingin membuka usaha kecil-kecilan.
selamatan. Konon, ketika mereka mengala-
Tetapi ada pula rumah yang sudah terbuat
mi kebingungan dalam menentukan arah,
dari batu bata dan semen. Rumah-rumah ini
mereka bertanya kepada patung dewa laut
dibangun ulang karena pada Mei 1998 me­
terlebih dahulu. Karena keteguhan mereka
reka juga menjadi korban kerusuhan di kota
selalu meminta pertolongan inilah, akhir­
tersebut. Sehingga mau tidak mau mereka
nya mereka menemukan dataran baru yang
harus membangunnya ulang. Yang menarik
akan menjadi kisah baru dalam kehidupan
dari tipe rumah mereka adalah adanya tem-
mereka.
pat sembahyang. Tempat sembahyang ini bi-
Bila dilihat dari segi ekonomi, saat ini ke- asanya terletak di ruang depan sehingga ke-
hidupan etnis Tionghoa di Bagansiapiapi su- tika kita memasuki rumah mereka, tempat
dah jauh lebih baik. Tempat tinggal yang ti- sembahyang inilah yang akan kita lihat per-
dak jauh dari pantai, membuat sebagian dari tama kali. Tempat sembahyang ini menjadi
mereka hidup sebagai nelayan. Pada bebe­ sarana perjumpaan mereka dengan Tuhan
rapa tahun yang lalu, karena hasil ikan­nya yang mereka sembah dan leluhur mereka.
yang melimpah, kota ini terkenal sebagai
Dalam segi keagamaan, orang-orang
penghasil ikan di dunia. Sekarang, mata-
Tionghoa di sana kebanyakan beragama
pencaharian di sana sudah lebih ba­ n yak
Budha dan/atau Khonghucu. Mereka bia­
beragam. Etnis Tionghoa dikenal sebagai
sanya berdoa di rumah maupun di klenteng.
kelompok masyarakat yang tekun, ulet dan
Maka, tidak mengherankan bila di daerah
menjadi motor perekonomian di kota ini.
ini – menurut data dari Badan Pusat Statis-
Hidup mereka gantungkan dari hasil mem-
tik Kabupaten Rokan Hilir – terdapat sekitar
buka toko, menjual hewan dan makanan he-
25 klenteng dan yang terbesar adalah klen-
wan, membuka rumah makan dan beberapa
teng In Hok Kiong. Klenteng In Hok Kiong
usaha lainnya. Salah satu usaha yang cukup
adalah klenteng tertua di daerah ini dan di
mencolok di kota ini adalah usaha sarang
klenteng ini pulalah perayaan ritual bakar
burung walet. Di kota ini ada banyak seka-
tongkang akan dimulai. Selain adanya tem-
li bangunan tinggi yang digunakan sebagai
pat sembahyang, di rumah-rumah mereka
rumah burung walet. Maka, tak heran bila
juga dipasang beberapa simbol keagamaan,
rekaman suara burung walet menjadi salah
seperti patung dewa/dewi, patung macan,
satu kekhasan di kota ini. Rekaman suara
tempelan di atas pintu dan lain sebagai­
burung ini diputar terus-menerus sepanjang
nya. Pengalaman diselamatkan oleh dewa
hari agar burung-burung itu masuk ke da-
laut sepertinya cukup membekas di dalam
lam rumah-rumah itu kemudian membuat
kehidupan etnis Tionghoa di sana secara
sarang di sana. Memang, sarang burung

142 Harsono : Ritual Bakar Tongkang: Refleksi Teologis Bagaimana Manusia Menangkap Tawaran Keselamatan Allah
JURNAL TEOLOGI, 08.02 (2019): 139-158

turun-temurun. Dan, ritual bakar tongkang sesama warga Tionghoa lainnya. Hal ini
juga menjadi salah satu bukti ketaatan me­ ditambah lagi dengan penggunaan Baha-
reka pada pemberi keselamatan. Di dalam sa Mandarin – khususnya Hokkian – di da-
hidup kepercayaan, mereka juga masih per- lam interaksi antar sesama warga Tionghoa.
caya dengan apa yang disebut tangki. Tang­ Meski begitu, sudah dimulai pula oleh be-
ki adalah manusia yang menjadi sarana berapa warga Tionghoa di sana untuk bera-
dewa untuk bertindak ataupun memberikan ni menjalin relasi dengan warga dari etnis
pesan. Untuk menjadi tangki bukan suatu lainnya. Peristiwa Mei 1998 memang mem-
hal yang mudah. Tangki adalah orang yang bekas, tetapi rekonsiliasi diantara mereka
ditunjuk oleh dewa sendiri. Kalau orang itu juga terus-menerus dilakukan.
setuju dengan penunjukkan itu, maka dia
Dalam bidang kebudayaan, ritual bakar
harus menjalani beberapa ritual. Ritual itu
tongkang di Bagansiapiapi merupakan ke-
antara lain: selama tiga hari dia harus ber-
giatan budaya yang cukup membawa nama
tapa di dalam ruangan yang gelap dan hanya
kota ini terkenal; baik di dalam negeri mau-
diperbolehkan makan tujuh butir beras dan
pun di luar negeri. Ketika ritual ini tiba
satu gelas teh. Setelah itu, ritual berikut-
banyak wisatawan akan datang ke Bagan-
nya adalah memasukkan tangan ke dalam
siapiapi. Tujuan mereka datang ke kota ini
minyak panas yang dicampur dengan pasir.
adalah untuk melihat langsung bagaimana
Ritual ini bertujuan untuk membersihkan,
upacara itu diadakan. Tetapi ada pula yang
mempersiapkan dan melindungi dirinya
mereka memang datang untuk berdoa dan
sendiri. Setelah semua ritual itu dijalankan,
memohon berkat. Pada era reformasi, ritual
maka dia sudah siap untuk menjadi seorang
ini digarap semakin serius oleh seluruh ma­
tangki. Karena dia menjadi sarana komuni-
syarakat Bagansiapiapi bekerjasama dengan
kasi antara dewa dengan masyarakat lain-
Pemerintah setempat. Beberapa hotel sudah
nya, maka dia juga mempunyai kewajiban
mulai dibangun di pusat kota. Pemerintah
untuk selalu membersihkan dirinya dengan
juga memberikan dukungan dengan mem-
berbagai cara, seperti: tidak minum alkohol,
promosikan ritual ini ke berbagai daerah dan
berpuasa, mati raga, mengatakan hal-hal
negara dengan pembuatan buku dan leaflet.
positif dan berbagai cara lainnya sehingga
Kiranya, ritual pembakaran tongkang seka-
dia dianggap pantas untuk menerima rah-
rang ini bukan hanya sebatas kegiatan ritual
mat itu.
etnis Tionghoa di Bagansiapiapi saja, tetapi
Dalam bidang sosial kemasyarakatan, juga merupakan kegiatan bersama karena
etnis Tionghoa di Bagansiapiapi hidup ber- melalui peristiwa ini ketegangan yang terja-
dampingan dengan etnis-etnis lainnya. di karena peristiwa Mei 1998 dapat dikikis
Peristiwa Mei 1998 memang meninggalkan sedikit demi sedikit dan pariwisata budaya
trauma yang cukup dalam di kalangan anak di kota Bagansiapiapi akan berkembang.
mudanya. Sehingga terkadang masih ada
perasaan curiga bila bertemu dengan etnis RITUAL BAKAR TONGKANG: ANTARA
lain. Mereka lebih nyaman ketika berjumpa PERISTIWA, SIMBOL DAN MAKNA
dengan sesama etnis Tionghoa. Hal ini ber­
akibat pada terkotak-kotaknya pola relasi Upacara ritual bakar tongkang adalah
antara warga Tionghoa dan etnis lainnya. acara tahunan yang dilakukan oleh etnis
Mereka lebih senang berkumpul di antara Tionghoa di kota Bagansiapiapi. Ritual ini

Harsono : Ritual Bakar Tongkang: Refleksi Teologis Bagaimana Manusia Menangkap Tawaran Keselamatan Allah 143
JURNAL TEOLOGI, 08.02 (2019): 139-158

merupakan warisan nenek moyang mereka siapa pun boleh terlibat di dalam pembuat ­
yang terus-menerus dilakukan. Ritual ini annya. Ada satu pantangan dalam proses
sendiri sudah berlangsung sejak 128 tahun pembuatan ini, yaitu bahwa tidak boleh ha-
yang lalu. Tujuan dari ritual ini sendiri ada- nya satu orang saja yang menjadi sponsor
lah untuk menghormati hari kelahiran Dewa pembuatan kapal tongkang ini. Pantangan
Laut atau yang juga dikenal dengan nama ini diberlakukan dengan tujuan agar berkat
Kie Ong Yang. Biasanya, ritual ini dilakukan yang nantinya akan dianugerahkan dewa ke-
pada tanggal 16 bulan 5 dalam kalender Lu- pada manusia tidak hanya turun pada satu
nar atau orang di Bagansiapiapi menyebut­ orang saja, tetapi berkat ini dapat dirasakan
nya Cap Ge Cap Lak. Pada bagian ini, penu- oleh semakin banyak orang. Dalam proses
lis ingin mencoba membahas mengenai ini sangat kentara sekali bahwa berkat atau
urutan ritual bakar tongkang, materi yang rahmat keselamatan yang akan dianugerah-
digunakan, para pelaku dan simbol-simbol kan itu diharapkan dapat berdampak bagi
yang terdapat di dalamnya. banyak orang. Berkat inilah yang kemudi-
an dicari atau diharapkan manusia. Harap­
Upacara ritual bakar tongkang sudah
an akan rahmat yang dicurahkan ini tidak
dimulai sejak beberapa bulan sebelum hari
saja tercermin dalam proses pembuatannya,
perayaan. Upacara ini dimulai dengan ritu-
tetapi di dalam simbol-simbol yang dipa-
al bertanya kepada dewa. Dalam ritual ini
kai pun juga nampak. Kapal tongkang yang
biasanya ada dua cara yang dipakai, yaitu
sedang dibuat ini kemudian akan dihias
bertanya dengan perantaraan tangki atau
dengan berbagai macam ornamen yang ke-
bertanya lewat perantaraan tandu. 11 Un-
semuanya merupakan simbol-simbol harap­
tuk cara yang kedua ini, tandu hanya boleh
an. Ornamen-ornamen itu antara lain:
dibawa oleh mereka yang sudah dipilih oleh
dewa sendiri. Kedua cara ini sebenarnya 1. Bunga jin hua [Jin (金) berarti emas
merupakan bentuk komunikasi antara dewa dan hua (花) berarti bunga]. Bunga
dan manusia, antara yang disembah dengan ini diletakkan di depan dan belakang
yang menyembah. Ritual awal ini menja- kapal sebagai simbol keagungan dan
di begitu penting karena – dapat dikatakan martabat.
– ritual ini menjadi dasar dari semua uru-
2. Tujuh kertas doa. Tujuh kertas doa
tan atau tata cara upacara bakar tongkang.
ini merupakan simbol tujuh bintang
Menjadi penting juga karena dalam ritual ini
dewa yang mempunyai arti agar ber-
akan diketahui ukuran dan bahan yang nan-
kat terus-menerus dicurahkan. Yang
tinya akan dipakai untuk membuat kapal
membuat kertas doa ini adalah tang­
tongkang. Dengan kata lain, melalui ritual
ki dan tiong hia. 13
ini etnis Tionghoa di Bagansiapiapi ingin
mencoba menangkap apa yang dikehenda- 3. Kepala singa dengan mata bersinar
ki dari dewa tersebut. Ritual ini diikuti oleh yang merupakan simbol bahwa de ­
seluruh pengurus klenteng dan lo cu. 12 ngan mata tersebut kapal dapat me-
lihat segala sesuatu dengan jelas dan
Setelah ritual itu, proses selanjutnya
dapat bergerak dengan baik. Mata
adalah pembuatan kapal tongkang. Proses
dari singa ini biasanya akan ditutup
ini biasanya dilakukan satu bulan sebelum
sampai tanggal 16 bulan 5.
upacara berlangsung. Di dalam proses ini

144 Harsono : Ritual Bakar Tongkang: Refleksi Teologis Bagaimana Manusia Menangkap Tawaran Keselamatan Allah
JURNAL TEOLOGI, 08.02 (2019): 139-158

4. Kepala naga yang diletakkan di be- besar berbentuk segitiga dan di bendera itu
lakang dengan harapan agar sem- terdapat gambar lima dewa penjaga. Setelah
buran naga itu dapat mempercepat selesai menari, bendera besar itu kemudi-
kapal berlayar. an ditancapkan di samping tempat pemba-
karan. Kemudian tempat pembakaran itu
5. Kuda terbang merupakan simbol bah-
diisi penuh dengan kertas doa dan dibakar.
wa meskipun berada di daratan kapal
Sejak saat itu setiap malam para tiong hia
tersebut masih tetap berjalan dengan
ini akan menari. Tujuan mereka menari
bantuan para kuda tersebut.
adalah untuk mengundang dan menghor-
6. Qi pai jiang (旗牌将) yang berarti 29 mati para dewa penjaga. Para dewa penjaga
bendera jenderal. ini diundang agar mereka ikut serta dalam
menjaga segala proses perayaan ini sehing-
7. Kru kapal yang digambarkan dengan
ga perayaan ini dapat berlangsung dengan
tugas masing-masing.
aman dan lancar.
Ritual kemudian dilanjutkan pada se ­
Dalam ritual ini sangat nampak sekali
minggu sebelum upacara ritual bakar tong-
harapan yang besar akan berhasilnya pera­
kang diadakan. Ritual ini dinamakan pe­
yaan itu. Harapan yang besar itu mengan­
manggilan lima dewa penjaga. Para dewa
dung arti bahwa perayaan itu begitu penting
ini adalah penjaga segala penjuru arah mata
bagi mereka dan dimungkinkan juga bahwa
angin (Tengah, Timur, Selatan, Barat dan
perayaan itu berkaitan – sambung – dengan
Utara). Para dewa itu adalah dewa Naca
kehidupan mereka. Dengan kata lain, bah-
yang menjaga bagian tengah dari pertemuan
wa perayaan itu mempunyai pengaruh yang
keempat penjuru arah mata angin, dewa
cukup besar di dalam kisah hidup mereka
guntur yang menjaga arah Timur, dewa
sehingga harapan yang besar akan berhasil-
angin yang menjaga arah Selatan, dewa
nya acara itupun dibangun dan segala ritual
perang yang menjaga arah Barat dan dewa
dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan
Utara yang menjaga arah Utara. Para dewa
teliti.
ini dipercaya mempunyai sejumlah pasukan
yang dengan setia selalu membantu mereka. Ritual kembali dilanjutkan pada tanggal
15 bulan 5 dalam kalender Lunar. Pada ritu-
Ritual pemanggilan para dewa penjaga
al kali ini, tandu yang menyimbolkan kehadi­
ini dilakukan oleh para tiong hia. Seorang
ran dewa laut dibawa keluar oleh tangki. Di
tiong hia akan menari di depan meja al-
depan tandu tampak para tiong hia menari
tar dengan menggunakan pakaian khusus,
sesuai dengan posisi mereka masing-masing.
membawa bendera dan huat so. 14 Setelah
Posisi ini ditentukan dari pakaian yang me ­
tiong hia tersebut selesai menari di dalam,
reka pakai. 15 Setelah para tiong hia selesai
mereka kemudian akan berjalan keluar un-
menari, tandu dewa laut dibawa ke depan
tuk menuju ke tempat pembakaran kertas
altar dan lewat perantaraan tandu itu dewa
doa. Tempat pembakaran kertas ini berben-
laut akan menulis sesuatu di meja altar.
tuk sebuah lingkaran besar. Di tempat itu-
Kemudian tiong hia akan kembali menari di
lah para tiong hia akan menari – seorang
depan altar. Ketika sudah selesai menari, lo
tiong hia menari dengan memegang lima
cu akan masuk ke dalam klenteng kemudian
bendera kecil, sedangkan yang seorang lain-
berlutut di depan altar dan berdoa. Kemudi-
nya akan menari sambil membawa bendera

Harsono : Ritual Bakar Tongkang: Refleksi Teologis Bagaimana Manusia Menangkap Tawaran Keselamatan Allah 145
JURNAL TEOLOGI, 08.02 (2019): 139-158

an tiong hia akan menari lagi. Setelah itu, ritual yang dilakukan, yaitu: dikeluarkan ­
tandu dewa laut, tangki, tiong hia, dan lo nya kembali tandu dewa laut untuk melihat
cu akan keluar dari klenteng untuk melaku- kembali apa yang dikehendaki sang dewa, di-
kan ritual di luar klenteng. Ritual yang sama bakarnya Ling Sao Bao Tian, dan per­arakan
akan dilakukan di luar klenteng. Yang mem- kapal ke klenteng In Hok Kiong. Dikeluar-
bedakannya adalah ritual itu dilakukan se- kannya kembali tandu dewa laut oleh tang­
banyak tiga kali dengan tiga tempat yang ki yang ditunjuk bertujuan untuk mene ­
berbeda dan lo cu akan diperciki oleh tiong gaskan kembali apa yang menjadi kehendak
hia dengan menggunakan campuran beras dan keinginan dewa laut sehingga apa yang
dan garam. Setelah upacara di luar selesai, akan dilakukan oleh manusia mendapatkan
mereka akan masuk kembali ke dalam klen- persetujuan dan restu dari sang dewa dan
teng. Di dalam klenteng, lo cu kembali ber- dengan itu semua, keselamatan yang di-
lutut di depan meja altar. Tangki maju ke
harapkan oleh mereka yang terlibat dapat
depan altar dan membaca apa yang dikehen-
terwujud. Tujuan lain dikeluarkannya tan-
daki oleh dewa laut. Setelah itu, sekali lagi,
du dewa laut adalah juga untuk mengantar
tiong hia menari di depan meja altar.
Ling Sao Bao Tian ke tempat pembakaran.
Ritual kemudian dilanjutkan dengan Arak-arakan itu biasanya akan diikuti tan-
peresmian Ling Sao Bao Tian. Peresmian du-tandu dewa lainnya dan para tangki.
ini dilakukan dengan memercikinya dan Di setiap persimpangan jalan mereka akan
membubuhkan tinta merah di keseluruhan berputar-putar untuk membersihkan jalan
bagian Ling Sao Bao Tian. Ling Sao Bao yang akan dilalui itu dari segala roh jahat
Tian merupakan simbol dari tempat tinggal dan segala gangguan sehingga arak-arakan
Dewa Tertinggi. Yang menarik dari ritual ini bisa sampai ke tempat pembakaran dengan
adalah ketika tinta merah dibubuhkan pada selamat, damai dan lancar. Dalam ritual ini,
Ling Sao Bao Tian, semua warga yang datang kata huat terus-menerus diucapkan sebagai
akan meneriakkan ‘huat’ yang berarti kebe- sebuah permohonan dan harapan agar ke-
runtungan. Hal ini ingin mengatakan bahwa beruntungan selalu datang; agar rahmat ke-
dengan adanya ritual ini diharapkan rahmat selamatan selalu dilimpahkan.
melimpah dari Tuhan ikut hadir menyertai
dan semoga keberuntungan selalu dianuge ­ Ritual ketiga hari ini adalah perarakan
rahkan kepada mereka yang hadir. kapal tongkang menuju klengteng In Hok
Kiong. Pada ritual ini ada dua peristiwa. Per-
Di dalam ritual pada hari ini, masyarakat
tama, dibukanya kain yang menutupi kepa-
yang hadir juga memberikan persembah-
la singa atau yang disebut kai yan (开眼 =
an berupa makanan yang berbentuk kam­
membuka mata).16 Kedua, diresmikannya
bing atau babi sebagai simbol kebesaran dan
kapal tongkang itu. Setelah kain penutup di-
buah-buahan. Salah satu buah yang sering
buka maka para petugas akan memercikkan
menjadi bahan persembahan adalah pisang
air suci, menyebarkan campuran garam dan
karena bagi mereka pisang adalah simbol
beras, dan menandai dengan tinta merah
pemersatu.
pada keseluruhan bagian kapal. Pada ritual
Pada tanggal 16 bulan 5 penanggalan ini tandu dewa laut berada dihadapan kapal
Lunar, upacara ritual bakar tongkang dilan- tongkang itu, begitu pula dengan lo cu.
jutkan kembali. Pada hari ini ada beberapa

146 Harsono : Ritual Bakar Tongkang: Refleksi Teologis Bagaimana Manusia Menangkap Tawaran Keselamatan Allah
JURNAL TEOLOGI, 08.02 (2019): 139-158

Ritual bakar tongkang ini berpuncak dari perayaan itu tergantung di sana. Pada
pada tanggal 17 bulan 5 kalender Lunar. bagian berikut penulis ingin mencoba mem-
Pada hari itu, kapal tongkang akan diarak bedah ritual tersebut dari sudut pandang
menuju ke tempat pembakaran. Perarakan teo­logi keselamatan dalam tradisi Katolik.
itu akan diikuti oleh para tangki, tandu para
dewa, persembahan berupa nanas berwarna TAWARAN KESELEMATAN: SEBUAH
emas yang terbuat dari kertas doa, lo cu dan REFLEKSI TEOLOGIS
para peziarah. 17 Di setiap persimpangan,
tandu yang dibawa akan berputar-putar, Bagi Susanne K Langer, ritual dan mi-
campuran garam dan beras akan disebarkan tos adalah bagian dari simbolisasi yang
dan tangki akan beratraksi. Tujuan dari ke­ dibuat oleh manusia. 18 Ritual dan mitos
semuanya itu adalah pembersihan jalan yang tercipta karena keinginan manusia dalam
akan dilalui sehingga terhindar dari ganggu- meng­ekspresikan perasaan dan situasi yang
an roh-roh jahat dan perjalan­a n kapal tong- sedang dialaminya. Maka, ritual dan mitos
kang dari klenteng ke tempat pembakaran adalah sebuah simbol. Dalam konteks ini,
dapat berjalan dengan lancar. Setelah sam- ritual dan mitos di dalam upacara pemba-
pai di tempat pembakaran, kapal tongkang karan tongkang di Bagansiapiapi juga me­
akan diletakkan berhadapan dengan dewa rupakan sebuah ekspresi dari masyarakat
laut dan di sekitarnya diletakkan kertas doa. Tionghoa yang tinggal di Bagansiapiapi mau-
Setelah semuanya siap, kapal kemudian di- pun yang berasal dari luar. Apa yang sedang
bakar. Mereka yang hadir akan menunggu mereka alami dan situasi seperti apa yang
sampai tiang tongkang itu jatuh karena arah sedang melingkupinya menjadi bagian yang
jatuhnya tiang tongkang itu dipercaya men- tidak terpisahkan dari upacara tersebut.
jadi pertanda arah datang­ n ya rejeki pada Semuanya berada dalam satu muara: hara-
hari-hari berikutnya. Yang menarik pula pan akan keselamatan. Atau, dalam konteks
dari kapal tongkang tersebut adalah tulisan ini – seperti yang selalu mereka ucapkan
yang dituliskan di bagian layar kapal itu. ‘huat’ – adalah keberuntungan.
Tulisan itu berbunyi 合境平安 (hé jìng píng
Keselamatan merupakan harapan bagi
ān) dan 一帆风顺 (yī fān fēng shùn) yang be-
setiap manusia. Siapapun itu pasti selalu
rarti semoga segala sesuatu dapat berjalan
mengharapkan keselamatan di dalam ke-
dalam keharmonisan, damai dan lancar. De­
hidupannya. Keselamatan dapat diartikan
ngan harapan ini, sebenarnya mengandung
sebagai kesejahteraan, damai, sukacita,
arti pula bahwa agar kehidupan yang akan
keberuntungan, kebahagiaan dan lain se-
mereka jalani dapat berjalan dengan baik,
bagainya. Lawan dari keselamatan adalah
mendapatkan banyak rejeki dan harmonis.
kemalangan yang diartikan sebagai keadaan
Upacara ritual bakar tongkang yang yang kurang menguntungkan, bencana,
berlangsung lebih dari satu bulan ini cu­ gempa bumi, kecelakaan dan sebagainya.19
kup menarik untuk dibahas. Di dalamnya Maka, keselamatan adalah keadaan yang
ada banyak simbol yang ingin memberikan selalu diidamkan, sedangkan kemalangan
informasi kepada siapapun yang mengiku- adalah keadaan yang selalu dihindari. Da-
ti atau hanya sekedar menjadi penonton. lam kaitannya dengan hal ini, upacara ritual
Simbol-simbol itu mengandung makna yang bakar tongkang juga merupakan salah satu
cukup dalam karena harapan yang besar sarana manusia untuk mendapatkan kese-

Harsono : Ritual Bakar Tongkang: Refleksi Teologis Bagaimana Manusia Menangkap Tawaran Keselamatan Allah 147
JURNAL TEOLOGI, 08.02 (2019): 139-158

lamatan itu dan menghindari kemalangan. sebagainya merupakan hal-hal yang dimiliki
Tapi, bagaimana bentuk dan maknanya? manusia secara alami. Persaudaraan dikem-
Berikut penulis mencoba untuk merumus- bangkan manusia dengan tetap menjalin
kannya. relasi yang baik bagi siapa saja dan dari per-
saudaraan itu kemudian berbuah solidari-
Adanya Konsep yang Transenden
tas. Kebaikan senantiasa dilakukan manusia
Dikatakan bahwa manusia adalah makh- dalam menjalin relasinya dengan sesama
luk yang paling sempurna, makhluk yang manusia maupun ciptaan lainnya. Kejujur­
paling tinggi martabatnya karena hanya ma- an dan kedisiplinan diri dilakukan manusia
nusia yang dikarunia akal budi dan dalam di dalam berbagai bidang kehidupan; salah
teo­logi Katolik, manusia juga diyakini sebagai satunya adalah dalam dunia kerja. Lewat
makhluk yang diciptakan secitra dengan Al- akal budi yang dikarunikan Allah, manusia
lah (Kej 1:26). Akal budi dan keyakinan diri terus-menerus berkembang.
sebagai makhluk ciptaan yang bermartabat
Tetapi tidak semua dapat diatasi oleh ma-
menjadi modal manusia untuk mengelola
nusia; tidak semua dapat dipahami oleh ma-
bumi dan alam ciptaan lainnya. Sehingga di
nusia. Ada bagian-bagian tertentu di dalam
zaman yang serba modern ini, manusia bisa
kehidupannya manusia benar-benar meng­
menemukan berbagai informasi yang ingin
alami keterbatasannya. Sebagai contohnya
didapatkannya. Internet memberikan keun-
adalah ketika manusia berada dalam situasi
tungan dan kemudahan luar biasa. Saat
yang “baru”, seperti: kelahiran, pernikah-
ini segala pertanyaan dapat dengan mudah
an, kematian dan contoh lainnya. Peristi-
mendapatkan jawaban­ n ya di dunia maya.
wa-peristiwa itu kemudian membuat manu-
Bahkan tidak hanya itu, kemajuan teknolo-
sia bertanya ‘Apa yang akan saya lakukan
gi juga membuat jejaring komunikasi lebih
sekarang?’. Artinya, dengan pertanyaan itu,
hemat dan cepat. Kalau pada zaman dahulu
manusia berhadapan dengan ketidakpastian
orang harus menunggu beberapa hari un-
dan mencoba untuk mencari kepastian di
tuk saling berkabar, sekarang hanya dalam
dalam hidupnya; baik itu dengan membuat
hitungan detik orang bisa saling berkabar.
rencana maupun sekedar menerima saja
Jarak tempat bukan lagi menjadi penghalang
secara pasif. Hal-hal yang sering menjadi
manusia dari berbagai penjuru untuk ber-
pertanyaan manusia juga adalah berkaitan
temu. Dengan kemajuan teknologi, manusia
dengan kematian, seperti: bagaimana hi­
dari berbagai penjuru dapat bertemu, sa­
dup setelah kematian, apa yang terjadi ke-
ling memandang dan saling bercerita lewat
tika manusia meninggal dan sebagainya.
perantaraan dunia maya. Ini semua adalah
Ditambah lagi bila manusia kemudian ber-
berkat daya pikir manusia yang begitu besar.
hadapan dengan penyakit atau kemalangan
Memahami bahwa manusia mempunyai ke­
yang menyebabkan kematian secara massif.
terbatasan, maka mereka berpikir bagaima-
Materi-materi tadi merupakan pertanyaan
na cara mengatasi keterbatasan itu.
yang sulit dijawab oleh manusia. Memang,
Melalui karunia pikiran manusia tidak masing-masing manusia mempunyai impian
hanya mengembangkan apa yang berada di dan cita-cita akan arah hidupnya di masa
luar dirinya, tetapi juga mengembangkan datang. Tetapi, arah kehidupan itu belum
apa yang dimilikinya. Persaudaraan, ke- dapat menjadi kenyataan ketika manusia
baikan, kejujuran, kedisiplinan diri dan lain belum mengalami; bisa jadi apa yang menja-

148 Harsono : Ritual Bakar Tongkang: Refleksi Teologis Bagaimana Manusia Menangkap Tawaran Keselamatan Allah
JURNAL TEOLOGI, 08.02 (2019): 139-158

di perjalanan hidupnya saat ini berbeda de­ Di dalam konteks ritual bakar tongkang ini,
ngan impian atau cita-citanya. Yang Transenden secara nyata dihadirkan
lewat Ling Sao Bao Tian yang adalah peng-
Berhadapan dengan aneka hal tersebut,
gambaran tempat tinggal Yang Transenden
manusia kemudian mengalami ketakut­
tersebut dan dewa laut yang digambarkan
an. Tetapi ketakutan inilah yang kemudian
kehadirannya lewat tandu. Kedua makhluk
membawa manusia masuk ke dalam sebuah
adikodrati ini dipercaya dapat mendatang-
kesadaran bahwa ada sesuatu yang lebih
kan keselamatan bagi mereka lewat perlin­
superior dari manusia; bahwa ada sesuatu
dungan yang senantiasa diberikan oleh me­
yang lebih berkuasa dibandingkan dengan
reka.
manusia. Berhadapan dengan makhluk cip-
taan lainnya, manusia sebenarnya juga ti- Keyakinan akan perlindungan yang diber-
dak lebih berkuasa. Manusia mungkin dapat ikan itu bersumber dari pengalaman hidup
mempergunakan apa yang ada di dunia warga Tionghoa yang ada di Bagansiapiapi.
ini (alam dan hewan) untuk keperluannya Di dalam kisah hidup yang terus-menerus
sendiri, tetapi ketika mereka “memberon- diturunkan dari generasi ke generasi, makh-
tak” manusia akhirnya akan menyerah pula. luk adikodrati itu telah membantu nenek
Maka, sepertinya tidak ada tempat yang moyang mereka di saat mereka mengalami
aman bagi manusia. Untuk itulah manu- ketakutan dan kebingungan akan kehidupan
sia – berbondong-bondong – menyadari dan mereka. Ketidaktahuan mereka pada da-
kemudian datang kepada Yang superior. ratan yang akan disinggahi dan ketidakta-
Yang superior inilah yang dikenal dengan huan mereka pada bagaimana mereka akan
nama Yang Transenden, roh yang mengata- hidup adalah sumber ketakutan me­ r eka
si segala-galanya, roh yang dipercaya dapat pada saat itu. Tetapi ketakutan itupun men-
melindungi manusia dari berbagai ancaman jadi sirna ketika Tuhan dengan perantaraan
(termasuk ancaman dari ketakutannya itu). dewa laut membimbing mereka menemu-
Di dalam berbagai Bahasa, biasanya mereka kan daratan yang kemudian menjadi tem-
menyebut-Nya dengan nama: Tuhan, Allah, pat singgah mereka secara turun-te­m urun
God atau Yahwe. hingga saat ini dan – tidak hanya itu – pula
memberi mereka rejeki lewat hasil laut yang
Dalam ritual ini, konsep Yang Transen-
begitu melimpah. Pengalaman inilah yang
den juga dihadirkan. Konsep Yang Tran-
terus-menerus dihidupi oleh mereka seraya
senden hadir dalam wujud Dewa Tertinggi
menghidupkan ritual bakar tongkang untuk
atau biasa disebut Tian atau Shàng Dì (上
bersyukur dan memohon rahmatnya.
帝). Tian dalam keyakinan Tionghoa diya-
kini hadir untuk memberikan keselamatan Penggambaran dewa laut yang hadir di
dalam wujud kebahagiaan, kesejahteraan, dalam hidup mereka adalah penggambaran
dan kedamaian. Hubungan yang baik senan- Allah yang senantiasa hadir di dalam kisah
tiasa dijalani dengan terus-menerus mem- hidup manusia. Kehadiran Allah adalah
bangun relasi yang harmonis antara ma- untuk menyelamatkan. Pengalaman etnis
nusia dan Tian. Relasi yang harmonis pun Tionghoa di Bagansiapiapi semakin mene-
sedapat mungkin juga diwujudkan dalam gaskan bahwa Tuhan, Allah atau Yang Tran-
bentuk relasi antara manusia – manusia dan senden itu ada dan akan senantiasa mem-
manusia – makhluk ciptaan hidup lainnya. bantu manusia. Pertolongan dewa laut yang

Harsono : Ritual Bakar Tongkang: Refleksi Teologis Bagaimana Manusia Menangkap Tawaran Keselamatan Allah 149
JURNAL TEOLOGI, 08.02 (2019): 139-158

datang untuk menolong dengan memberikan baikan Sang Pencipta (Kej 2:4-25).21 Dan
arah perginya kapal pada saat itu merupa- tidak hanya kehidupan saja, di dalam Kitab
kan pengalaman transendental dalam hidup Kejadian – terutama di dalam kisah pen-
mereka. Mereka dapat singgah ke sebuah ciptaan – Allah sudah menyediakan segala
pulau yang melimpah hasil buminya adalah sesuatunya bagi manusia; baik itu binatang
berkat doa yang senantiasa mereka lakukan maupun tumbuh-tumbuhan yang dapat
ketika mereka mengalami persimpangan membantu manusia di dalam menjalani
jalan yang membingungkan. Di sinikah kon- kisah kehidupannya. Allah menyediakan
sep Yang Transenden itu hadir untuk me- semuanya itu bagi manusia dan meminta
nenangkan dan memberikan petunjuk kepa- manusia untuk mengolahnya sehingga dari
da mereka. Maka, di dalam peristiwa hidup itu semua hanya melulu nama Allah yang
inilah, kisah Allah yang turun ke dalam ke- disembah dan dipuja.
hidupan manusia itu menjadi nyata.
Pengalaman dilahirkannya manusia ke
Kesadaran mereka akan adanya yang dalam dunia ini sebenarnya pertama-tama
transenden itu mendatangkan rahmat yang ingin menampakkan belas kasih Allah itu
besar di dalam hidup mereka. Rahmat ke- pula. Allah yang berbelas kasih memberi­
selamatan dari Tuhan inilah yang kemudi- kan rahmat kehidupan kepada manusia.
an ingin dicari dan didapatkan oleh etnis Manusia juga dibekali-Nya dengan berbagai
Tionghoa di Bagansiapiapi lewat peran- sarana yang ada untuk dapat mewujudkan
taraan dewa laut yang dilangsungkan dalam kehidupannya yang lebih baik. Maka, karya
upacara ritual bakar tongkang. Dalam teo­ kehidupan manusia – baik itu dalam kerja,
logi Augustinus, rahmat itu juga diartikan sosial dan sebagainya – selalu berhubungan
sebagai keadaan manusia yang selamat.20 dengan karya keselamatan Allah. Karena,
Dalam konteks ini, rahmat keselamatan di- hubungan kasih – yang menjadi hukum per-
artikan sebagai penentuan arah datangnya tama dan utama yang diajarkan oleh Yesus –
rejeki yang disimbolisasikan dengan arah selalu berlaku dalam hubungannya de­ngan
jatuhnya tiang tongkang. Arah jatuhnya Sang Pencipta dan juga sesama ciptaan.
tiang tongkang itu menjadi prasyarat peker- Dalam hubungan kasih ini pulalah, karya
jaan apa yang akan mereka lakukan di hari- keselamatan Allah terlaksana di dalam ke-
hari mendatang sehingga keberuntungan itu hidupan manusia.
datang dalam keluarga mereka.
Tetapi, rahmat Allah itupun akhirnya
Dosa dan Belas Kasih Allah dinodai pula oleh kedosaan manusia. Dosa
dipahami sebagai penyebab renggangnya
Allah senantiasa memberikan rah-
hubungan antara Allah dan manusia. Dosa
mat-Nya secara cuma-cuma dan karena
membuat hubungan kasih itu menjadi ru-
adanya rahmat itu manusia menanggapin-
sak.22 Dosa menyebabkan tidak terjalinnya
ya dengan iman kepercayaan mereka. Di
hubungan manusia secara pribadi dengan
sinilah hubungan antara wahyu dari Allah
Allah. Allah sebenarnya hanya menuntut
dan iman dari manusia menjadi nampak.
kesetiaan manusia di dalam seluruh karya
Hubungan ini terus-menerus terjadi sejak
dan penghayatan hidupnya. Tetapi tuntut-
manusia itu diciptakan. Karena belas kasih­
an Allah itu tidak pernah secara sempurna
an Allah, manusia memperoleh hidupnya
terlaksana. Terkadang manusia hanya jatuh
di dunia ini dan hal itu melulu karena ke­

150 Harsono : Ritual Bakar Tongkang: Refleksi Teologis Bagaimana Manusia Menangkap Tawaran Keselamatan Allah
JURNAL TEOLOGI, 08.02 (2019): 139-158

pada kesenangan atau kenikmatannya se- menganggap dirinya sebagai penguasa du­
mata. Kedosaan ini akhirnya membuat ter- nia ini. Keserakahan manusia menjadi salah
tutupnya rahmat Allah. 23
Dosa menghalangi satu penyebab kedosaan yang timbul dalam
keselamatan itu menjadi nyata di dunia. 24 tindakan manusia.
Manusia tidak mampu lagi – dan mungkin
Di dalam Kitab Suci, dosa juga diartikan
tidak pantas - menerima rahmat Allah terse-
sebagai pelanggaran terhadap sesuatu yang
but. suci atau sakral. 28 Keselamatan dan keseim-
Di dalam Perjanjian Lama, dosa berasal bangan di dalam sebuah masyarakat dilaku-
kan dengan cara melakukan pelbagai atur-
dari Bahasa Ibrani, yaitu hata yang berarti
an yang ada. Ketika seseorang melanggar
meleset, tidak mengenai sasaran.25 Dalam
salah satu aturan itu maka keseimbangan
arti ini dapat dilihat bahwa dosa merupa-
di dalam masyarakat akan terganggu (Yos
kan tindakan yang meleset, tindakan yang
7; 2Sam 6:6-7; 1Kor 11:17-34) dan pelang-
tidak pas atau kurang sesuai untuk dilaku-
gar tersebut harus mempertanggungjawab-
kan. Bila tindakan itu dilakukan maka tin- kan tindakan yang sudah dilakukannya. Di
dakan itu akhirnya akan merusak atau sinilah dosa juga mempunyai sisi moralnya.29
mengganggu relasi yang telah ada dan yang Si pelanggar harus mempertanggungjawab-
seharusnya ada. 26 Oleh karena itulah, dosa kan dan menjalankan hukuman yang akan
sebenarnya berkaitan cukup erat dengan diberikan kepadanya. Dalam kaitannya de­
paham relasional. 27 Kedosaan juga tidak ha- ngan ini pula bahwa aturan-aturan itu juga
nya merusak hubungan Allah dan manusia, merupakan perjanjian yang dibuat antara
tetapi juga merusak hubungan antara ma- Allah dengan manusia. Pelanggaran akan
nusia dengan manusia lainnya dan ciptaan sebuah aturan atau hukum dianggap sebagai
lainnya. Kedengkian, cemburu, iri, kema­ pelanggaran terhadap perjanjian tersebut;
rahan, perusakan alam, korupsi dan bentuk tidak setia terhadap perjanjian dan mem-
berontak terhadap kasih Allah (Ul 10:12-16;
kedosaan lainnya dapat membuat hubung­
1Yoh 3:4). 30 Maka, sekali lagi, dosa menye-
an kasih dengan berbagai pihak itu rusak.
babkan hubungan atau relasi kasih antara
Perbuatan kedosaan seorang manusia dapat
manusia dan Allah menjadi renggang. Ma-
membuat manusia lainnya cidera atau sakit.
nusia tidak mau membalas kasih yang sudah
Cemburu berlebihan yang berakhir dengan
ditawarkan oleh Allah. Dosa bukan hanya
terbunuhnya manusia lain; merampok kare- sekedar melanggar hukum, tetapi lebih dari
na iri dengan kepemilikan orang lain; korup- itu: berkaitan dengan hal kesetiaan kepada
si yang dapat mengakibatkan ruginya nega- Allah.
ra; dan masih banyak perbuatan-perbuatan
Karena dosa melanggar kesetiaan Allah,
lainnya yang merugikan pribadi lain. Tidak
dalam arti ini pula dosa merupakan lawan
hanya dengan manusia, dosa juga merusak
dari kebenaran atau dalam Bahasa Ibrani­
hubungan manusia dengan makhluk cipta-
nya tsedeqah dan kebenaran ini berkaitan
an lainnya. Perusakan hutan dan semakin
erat dengan karya keselamatan.31 Dosa me­
banyaknya binatang dan tumbuhan yang
lawan kebenaran dan keselamatan yang coba
punah menjadi bukti kedosaan manusia ditawarkan oleh Allah (Yes 45:24; 46:13;
yang dikarenakan keserakahan manusia dan 56:1; Mzm 22:32; 24:5). 32 Relasi yang coba

Harsono : Ritual Bakar Tongkang: Refleksi Teologis Bagaimana Manusia Menangkap Tawaran Keselamatan Allah 151
JURNAL TEOLOGI, 08.02 (2019): 139-158

ditetapkan dan ditawarkan oleh Allah diru- mendalam atas segala dosa dan kesalahan
sak oleh sisi kedosaan manusia. Manusia yang telah dia atau mereka perbuat. Sehing-
tidak setia terhadap relasi itu. Dalam surat- ga, keselamatan yang diartikan mengalirnya
nya kepada Jemaat di Roma, Santo Paulus rejeki secara terus-menerus senantiasa di-
dengan tegas mengatakan bahwa hidup da- curahkan kepadanya atau keluarga tersebut.
lam iman merupakan ciri orang benar (Rm
Dosa dalam konteks ritual ini juga diar-
1:17). Dalam artian itu pula dapat dika-
tikan sebagai tidak terlaksananya berbagai
takan bahwa dengan mengikuti iman berarti
aturan atau hukum yang ada berkaitan de ­
manusia akan setia pada relasi perjanjian
ngan pelaksanaan ritual tersebut. Sudah
Allah dan dengan kesetiaan itu keselamatan
sejak persiapan ritual ini, masing-masing
akan dianugerahkan. Maka, hubungan an-
pribadi yang terlibat di dalamnya selalu
tara manusia dan Allah sebenarnya adalah
menjalan­ k an persiapannya dengan penuh
hubungan yang mendalam dan menyeluruh.
kehati-hatian. Salah satu contohnya adalah
Artinya: dengan segala kesetiaanNya, Allah
ritual bertanya kepada dewa dapur menge-
setia kepada manusia sesuai dengan relasi
nai bentuk dan ukuran yang dikehendaki.
perjanjian yang telah dibuatNya; tetapi dari
Jawab ­an yang diberikan oleh dewa dapur
sisi manusia terkadang ada sikap keenggan­
menjadi hukum, ketetapan atau aturan
an untuk melakukan yang sama seperti yang
yang harus dijalan­k an. Pelanggaran terha-
dilakukan Allah. Di sinilah dosa itu mulai
dap aturan ini akan membawa kemalangan
tumbuh dan merusak semua relasi yang su-
bagi banyak orang, terutama masyarakat
dah sejak awal dimulai oleh Allah sendiri.
Tionghoa yang berada di Bagansiapiapi.
Dalam ritual bakar tongkang ini juga Bila direfleksikan hal ini sebenarnya sena-
ditampilkan sisi kerapuhan manusia, yaitu da dengan paham dosa yang ada di dalam
dosa. Dosa dianggap sebagai penghambat Kitab Suci, yaitu bahwa dosa juga diartikan
turunnya keselamatan kepada seseorang sebagai pelanggaran terhadap hukum atau
atau keluarga. Sumber dosa ini bisa berasal aturan yang dianggap suci. Selain berta­n ya
dari banyak hal, antara lain: hubungan yang kepada dewa dapur, masih banyak ritual-
kurang harmonis dengan keluarga, saudara ri­t ual lainnya yang perlu untuk dijalankan
ataupun masyarakat sekitar; bersikap ku- demi keselarasan dan kedamaian. Ritual pe-
rang hormat kepada Tuhan atau dewa; ber- manggilan lima dewa penjaga tentunya juga
laku kurang baik kepada sesama manusia; me­r upakan bagian dari aturan (suci) yang
dan berbagai tindakan buruk lainnya yang harus dijalankan. Tarian-tarian para tiong
dilakukan dia atau anggota keluarganya. hia juga menjadi, dalam arti ini, bagian dari
Oleh karena itu, dibutuhkan pengampunan aturan atau hukum tersebut. Kesetiaan pada
atau belas kasih Tuhan lewat perantaraan hukum dan aturan (suci) akan mendatang-
dewa laut. Sisi kedosaan ini ditunjukkan kan keselamatan, sedangkan pelanggaran
dengan adanya lo cu. Lo cu ini bisa beru- terhadapnya akan mengakibatkan yang se-
pa seorang pribadi atau sebuah keluarga. baliknya, yaitu kemalangan.
Di dalam ritual ini, dia atau mereka selalu
Bagi orang Tionghoa sendiri, penghor-
berlutut ketika berada di hadapan dewa laut
matan terhadap orang tua dan para leluhur
atau ketika mereka berdoa untuk memohon
adalah salah satu hal yang penting. Peng-
ampun kepada dewa tertinggi. Posisi berlu-
hormatan terhadap orang tua dan leluhur
tut ini menjadi simbol dari penyesalan yang

152 Harsono : Ritual Bakar Tongkang: Refleksi Teologis Bagaimana Manusia Menangkap Tawaran Keselamatan Allah
JURNAL TEOLOGI, 08.02 (2019): 139-158

dapat dilakukan dengan tetap melakukan datangnya rejeki. Dosa dimaknai sebagai
apa yang menjadi tradisi dan budaya me­ penghalang rejeki ini datang ke dalam diri
reka. Ritual bakar tongkang adalah salah mereka. Dosa menyebabkan aliran rejeki
satu ritual yang terus-menerus dipelihara itu tersumbat. Hanya dengan rahmat be-
dan dilakukan dari generasi ke generasi. las kasih dari Tuhan, mereka mendapatkan
Ritual ini menjadi ritual wajib bagi me­r eka kembali rahmat itu. Maka, dalam ritual ini
karena berkaitan erat dengan keselamatan. benar-benar sudah dinampakkan sisi manu-
Maka, melakukan ritual ini adalah men- sia yang terkadang – dan mungkin juga sela-
datangkan keselamatan bagi mereka, se- lu – hidup di dalam kuasa dosa.
dangkan kealphaan dalam melakukannya
Tawaran Keselamatan yang Tidak Pernah
akan mendatangkan kemalangan. Inilah
Berhenti
yang dihindari oleh warga etnis Tionghoa di
Bagansiapiapi, yaitu datang­ n ya kemalang­ Ritual bakar tongkang di Bagansiapiapi
an. Dalam pengertian ini, kealphaan dalam merupakan kegiatan tahunan di kota terse-
melakukan ritual dapat diartikan sebagai but. Ritual ini menjadi pula kesempatan
dosa karena mereka tidak setia dan tidak bagi mereka yang berasal dari Bagansiapiapi
menaruh hormat kepada para leluhurnya. untuk kembali lagi ke kota tersebut sebagai
Padahal dalam keyakinan mereka, para le- bentuk tilik omah dan bertemu dengan
luhur mempunyai peran yang cukup penting sanak saudara. Bagi mereka, ritual ini men-
dalam mendatangkan keselamatan – berupa jadi kesempatan yang baik untuk menjalin
kedamaian, rejeki, berkat – bagi keturunan- kembali relasi persaudaraan dalam suasana
keturunan mereka. Ketidaksetiaan terhadap kegembiraan dan harmonis. Dalam suasana
ritual dan penghormatan leluhur merupa- tersebut jalinan persaudaraan dirajut kem-
kan pra syarat hadirnya keselamatan atas bali dan menjadi sarana bagi mereka untuk
diri keluarga dan masyarakat. saling berbagi; baik itu pengalaman hidup
maupun materi. Maka, seperti apa kesi-
Dari pembahasan di atas cukup jelaslah bukan mereka dalam keseharian, me­ r eka
bahwa ada kesadaran akan sisi kedosaan sudah mempersiapkan segalanya se­ h ingga
yang begitu nampak dalam upacara ritu- ketika tiba ritual itu hendak dilakukan me­
al ini. Mereka meyakini dan percaya bah- reka dapat kembali ke Bagansiapiapi dan
wa dosa menjadi penghambat sampainya ikut merayakannya bersama keluarga dan
rahmat keselamatan ke dalam diri mere- sanak-saudara.
ka. Dosa menjadi salah satu sumber tidak
harmo­ n isnya hubungan antara manusia Terjalinnya hubungan yang harmonis
dengan sesama manusia, alam ciptaan dan dan penuh persaudaraan ini merupakan
juga Tuhan. Maka, dewa laut yang sebagai efek lain dari adanya ritual tersebut. Teta-
perwakilan dewa tertinggi juga membantu pi efek lain tersebut sebenarnya merupakan
memohonkan kepada dewa tertinggi peng­ simbol dari keselamatan duniawi dalam ben-
ampunan kepada mereka yang pada saat tuk harmonis dan perdamaian. Terciptanya
upacara itu menyadari dan mengakui segala keharmonisan di dalam keluarga maupun
kedosaan mereka. Memang, dalam konteks keluarga besar akan membawa efek positif
ritual ini, keselamatan masih dihayati se- bagi banyak hal. Lancarnya bisnis karena
bagai keselamatan duniawi. Artinya, bahwa dukungan seluruh anggota keluarga, har-
keselamatan di sini berhubungan dengan monisnya hubungan antar saudara di dalam

Harsono : Ritual Bakar Tongkang: Refleksi Teologis Bagaimana Manusia Menangkap Tawaran Keselamatan Allah 153
JURNAL TEOLOGI, 08.02 (2019): 139-158

keluarga maupun pula di dalam masyarakat (2 Petrus 2:20); untuk itu mereka membu-
dan berbagai bentuk lainnya merupakan ba- tuhkan kesediaan untuk dibimbing kepada
gian dari harapan dan cita-cita dari apa yang keutamaan (2 Petrus 1:5-8).36 Karena sifat
ingin dibangun pula dalam ritual ini. Ten- kedosaan inilah, tawaran keselamatan dari
tunya, ketika ada permasalahan di dalam pihak Allah tidak pernah berhenti, malahan
keluarga, kesempatan ini juga menjadi ke- terus-menerus ditawarkan kepada manusia.
sempatan yang baik untuk saling mengam- Dari pihak manusia sendiri, rahmat dari Al-
puni dan memaafkan. lah ini tetap pula diperlukan karena manu-
sia hidup dalam sebuah tegangan untuk se-
Oleh karena itu, ritual bakar tongkang
lalu hidup dalam roh Allah dan godaan akan
ini dapat dimaknai pula sebagai tawaran ke-
kedosaan. Maka di sinilah letak perjuangan
selamatan dari Tuhan yang terus-menerus
manusia untuk mengalahkan kuasa jahat
diberikan. Tawaran ini nampak dalam ben-
dengan pertolongan rahmat Allah37, karena
tuk pengampunan dewa tertinggi atau Tuhan
dalam Kristus, Allah mengampuni manusia
kepada lo cu. Pengampunan menjadi bentuk
berdosa (Ef 3:11) dan Allah berkenan un-
konkretnya. Pribadi atau keluarga yang dise-
tuk menjumpai dan menyapa umatNya serta
but lo cu itu mendapatkan belas kasih Tuhan
mengangkat manusia menjadi anak-anak-
dalam bentuk pengampunan akan segala ke-
Nya (Ef 1:5). Kisah perjuangan ini nampak
salahan yang telah mereka lakukan selama
jelas pula dalam ritual itu, si pendosa (lo
tahun-tahun sebelumnya. Dengan harapan,
cu) memohon rahmat Tuhan agar dijauhkan
dalam pengampunan itu dibukakan kemba-
dari segala gangguan roh jahat yang mung ­
li rejeki, keharmonisan dalam keluarga dan
kin sudah dan akan menggoda. Kesediaan
masyarakat, dan kedamaian. Ritual ini ha-
diri untuk mau mengakui kesalahan dan
nya simbol saja dari pengampunan itu dan
memohon ampun kepadaNya merupakan
lo cu juga merupakan simbol pengampunan
kunci bagaimana manusia kembali kepada
dari Tuhan kepada siapapun yang memohon
Allah. Sikap lo cu yang senantiasa berlutut
ampun dan menyesali segala kesalahannya.
ketika berdoa – baik di dalam klenteng mau-
Dalam tradisi Katolik, dosa bukan peng­ pun di luar klenteng – menjadi simbol ke-
halang Allah dalam memberikan rahmatNya mauan manusia untuk kembali lagi kepada
kepada manusia karena Allah itu setia.33 Ke- Allah. Kesadaran inilah yang perlu dibangun
setiaan Allah tidak pernah dikalahkan oleh manusia dalam melihat atau memandang
dosa – “Allah yang memanggil kamu kepada belas kasih Allah. Allah tidak pernah ber-
persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kris- henti untuk memberikan tawaran kesela-
tus, Tuhan kita, adalah setia” (1Kor 1:9). matanNya kepada manusia.
Meski di dalam diri manusia ada konkupi-
Maka, pengampunan melulu belas kasi-
sensi, 34 tetapi karya keselamatan Allah tidak
han dari pihak Allah. Allah tidak pernah
pernah bisa dibatalkan.35 Dengan adanya
membiarkan manusia hidup dalam suasana
sifat konkupisensi itu, sangat dimungkin­
kedosaan. Allah senantiasa mengajak ma-
kan manusia kembali lagi ke dalam situ-
nusia untuk kembali kepadaNya dan hal itu
asi kedosaan dan menurut surat 2 Petrus
dilakukannya dengan cuma-cuma. 38 Allah
dikatakan bahwa “... tetapi terlibat lagi di
dengan tangan terbuka senantiasa menanti
dalamnya, maka akhirnya keadaan mer­
kedatangan manusia dan menerima situasi
eka lebih buruk dari pada yang semula.”
kedosaan itu.39 Dan - seperti yang dikutip

154 Harsono : Ritual Bakar Tongkang: Refleksi Teologis Bagaimana Manusia Menangkap Tawaran Keselamatan Allah
JURNAL TEOLOGI, 08.02 (2019): 139-158

oleh Tom Jacobs dari Surat Rasul Paulus ke- mana manusia tidak mengalami keterasing­
pada Jemaat di Roma – “Oleh kasih karunia, an dari Tuhan-nya. 42 Keselamatan inilah
kita dibenarkan dengan cuma-cuma karena yang menjadi harapan manusia. Kesela-
penebusan dalam Kristus Yesus (Rom 3:24).40 matan inilah yang dirindukan oleh manusia.
Kehadiran Kristus ke dalam dunia ini ingin Siapapun pasti ingin memperoleh karunia
mengabarkan bahwa Allah benar-benar seri- keselamatan.
us dalam mengajak manusia untuk bertobat.
Di pihak lain, sisi kedosaan manusia
Allah ingin mencoba mendatangi manusia
menghambat sampainya keselamatan itu
dan merasakan situasi seperti yang manu-
kepada manusia. Arogansi manusia dengan
sia alami dan bahwa Allah ingin mende­k ati
berbagai bentuknya menyebabkannya tetap
manusia kemudian menawarkan rahmat
terkungkung dalam situasi kedosaan itu se-
keselamatan itu. Walaupun sebuah kesadar ­
hingga hubungan antara manusia dan Al-
an perlu dibangun, yaitu meski Allah telah
lah melemah. Dosa menyebabkan tawaran
memberikan pengampunan itu, hal ini bu-
keselamatan Allah itu tidak sampai kepada
kan berarti bahwa dosa itu kemudian lenyap
manusia. Sebenarnya, manusia menyadari
atau hilang; dosa itu tetap ada, tetapi Allah
bahwa dirinya rentan terhadap dosa, tetapi
“menerima” keadaan keberdosaan manu-
di sisi lain terkadang – sepertinya – manu-
sia itu seperti Kristus “yang tidak mengenal
sia menjadi “penikmat” dosa. Padahal dosa
dosa, oleh Allah dibuat menjadi dosa, kare-
membuat jarak antara Allah dan manusia
na kita” (2Kor 5:21).41
semakin jauh. Dosa membuat belas kasih
Allah tak berbalas dalam diri manusia. De­
MENANGKAP TANDA KESELAMATAN:
ngan kata lain, wahyu yang ingin disam-
SEBUAH KESIMPULAN
paikan oleh Allah tidak ditanggapi dengan
iman oleh manusia. Tetapi rahmat kesela-
Rahmat keselamatan yang diberikan Al-
matan itu tidak hilang, hanya tidak berdaya
lah kepada manusia bersifat cuma-cuma.
apapun untuk manusia. Daya kekuatan itu
Artinya, tidak ada keharusan mutlak dari
tidak punya arti apa-apa bagi manusia kare-
sisi Allah. Rahmat itu diberikan karena
na manusia berada pada posisi tidak setia
melulu belas kasih Allah kepada manusia.
dengan Allah, manusia berada pada posisi
Keselamatan yang diberikan ini kemudian
yang sedang menjauh dari Allah. Maka, yang
ditangkap manusia dengan iman mereka.
dibutuhkan sebenarnya adalah kesetiaan
Pengakuan iman nampak dalam cara peng-
dan ketekunan pada kehendak Allah, se­
hayatan religius mereka dalam bentuk ber­
hingga karunia kasih dan keselamatan yang
bagai tindakan hidup yang selalu menun-
ingin disampaikan berdaya bagi manusia itu
jukkan kebaikan. Kesadaran dan pengakuan
sendiri dan kehidupannya.
manusia akan kelemahannya menjadi salah
satu hal mendasar yang menjadikan iman Situasi inilah yang ingin ditampakkan da-
itu bertumbuh. Iman menjadi salah satu lam keseluruhan upacara ritual bakar tong-
prasyarat diterimanya keselamatan dari Al- kang di Bagansiapiapi. Kesadaran manusia
lah itu. Oleh karena itu, manusia dengan akan perlunya penyelamat dan ke­ s adaran
disiplin bertekun dalam iman mereka untuk akan sikap kedosaan manusia ditampakkan
mendapatkan keselamatan; baik itu secara dengan begitu jelas. Dewa laut sebagai wakil
rohani maupun duniawi. Keselamatan ini dari dewa tertinggi atau Tuhan menjadi per-
seperti sebuah situasi atau keadaan yang

Harsono : Ritual Bakar Tongkang: Refleksi Teologis Bagaimana Manusia Menangkap Tawaran Keselamatan Allah 155
JURNAL TEOLOGI, 08.02 (2019): 139-158

antara keselamatan tersebut. Bentuk nyata dak pernah hilang, tetapi manusia karena
keselamatan ditam­ pakkan dalam dua hal. imannya diberi rahmat oleh Allah untuk
Pertama, adanya kesadaran kedosaan ma- mampu berpegang teguh pada keutamaan-
nusia. Kesadaran kedosaan adalah bagian keutamaan dan dikuatkan ketika godaan-
tersendiri dari kisah keselamatan. Karena di godaan itu datang. Dalam konteks ini pula,
situlah keselamatan itu pertama-tama akan ritual bakar tongkang menjadi usaha ma-
dimulai di dalam setiap pribadi. Kesela- nusia untuk menangkap dan kemudian
matan itu sudah ada terus-menerus; hanya mendapatkan rahmat keselamatan yang di-
apakah manusia menyadarinya atau tidak. harapkan. Sehingga, Si lo cu itu dapat kem-
Maka, dengan kesadaran akan kedosaan bali bersih dan suci serta dipantaskan untuk
dan kemudian berani untuk meminta belas menerima keselamatan.
kasih Tuhan, pada tingkat inilah manusia
Berhadapan dengan budaya-budaya yang
dipantaskan untuk menerima rahmat Allah
ada, Gereja Katolik senantiasa terbuka kare-
yang berupa keselamatan itu. Kedua, kese-
na budaya merupakan “sarana dan upa­
lamatan ditampak­k an secara aktual dan fak-
ya manusia untuk menyempurnakan dan
tual lewat arah jatuhnya tiang utama kapal
mengembangkan pelbagai bakat dan pem-
tongkang tersebut. Keselamatan di sini di-
bawaan jiwa-raganya” (GS art. 53) dan pula
maknai sebagai keselamatan secara duniawi,
“Sebab Allah, yang mewahyukan Diri kepa-
yaitu hadirnya rejeki, lancarnya pekerjaan,
da umat-Nya hingga penampakan Dirinya
keberuntungan, harmoni dan dijauhkan
sepenuhnya dalam Putera-Nya yang men-
dari segala gangguan atau hambatan. Arah
jelma, telah bersabda menurut budaya yang
jatuhnya tiang utama kapal menjadi penan-
khas bagi pelbagai zaman” (GS art. 58). Maka,
da arah datangnya rejeki untuk kehidupan
menjadi jelaslah bahwa Gereja pun tetap
mereka satu tahun ke depan. Inilah kese-
mempunyai rasa hormat kepada kekayaan
lamatan bagi mereka, orang-orang Tionghoa
budaya-budaya yang ada. Dalam konteks
di Bagansiapiapi. Pembersihan diri di dalam
Asia, para Uskup Se-Asia pun mengatakan
ritual itu menjadi penanda agar mereka di-
bahwa “Selama Sabda Allah tidak menjadi
pantaskan dan dimampukan untuk mene­
daging dalam kebudayaan-kebudayaan kita,
rima keselamatan itu. Di dalam tradisi Ka-
jiwa Asia tetap akan tidak tersentuh”. 44 Hal
tolik, terutama Kitab Suci, keselamatan itu
ini semakin menegaskan bahwa apa yang
dapat pula dimaknai secara duniawi, yaitu
dipunyai oleh budaya dapat pula menjadi
sejahtera dan selamat (Kej 29:6; 43:27),
kekayaan Gereja dalam pemaknaannya di
tentram (Mzm 4:9), ramah (Kej 37:4),
dunia. Maka dalam kontek tulisan ini, be-
hubungan baik (Hak 4:17), persahabatan
berapa hal dapat disebutkan. Pertama, bah-
(Yos 9:15).43
wa pengharapan akan keselamatan itu men-
Maka, ritual bakar tongkang ini meru­ jadi nyata di dalam kehidupan sehari-hari.
pakan simbol bagaimana usaha manusia Ritual bakar tongkang merupakan sebuah
untuk menangkap tawaran keselamatan. ritual yang menyimbolkan bagaimana war-
Dalam tra­disi Katolik, usaha ini digambar- ga Tionghoa di Bagansiapiapi mencoba un-
kan dengan bagaimana manusia memu- tuk menangkap tawaran keselamatan dari
puk iman mereka lewat penghayatan dan Tuhan. Lewat ritual itu pengharapan akan
sikap hidup sehari-hari. Konkupisensi atau datangnya keselamatan dihadirkan. Jatuh­
kecenderung­ an ke kedosaan memang ti- nya tongkang menjadi penanda keselamatan

156 Harsono : Ritual Bakar Tongkang: Refleksi Teologis Bagaimana Manusia Menangkap Tawaran Keselamatan Allah
JURNAL TEOLOGI, 08.02 (2019): 139-158

(dalam artian duniawi) yang akan dianuge­ kaitan yang cukup erat dengan moral kare-
rahkan Tuhan kepada manusia untuk tahun na dosa sendiri juga dapat diartikan sebagai
berikutnya. Pengharapan ini semakin nyata kelakuan yang menyimpang, kelakuan yang
ketika mereka benar-benar dengan tulus dapat menimbulkan kemalangan bagi diri­
ikhlas bekerja sama untuk mempersiapkan nya sendiri maupun orang lain. Ketiga, tra-
ritual ini dengan sebaik-baiknya. Kedua, ke- disi merupakan hasil usaha manusia dalam
selamatan juga berkaitan dengan kelakuan mengaktualisasikan dirinya. Maka di dalam
atau tingkah laku manusia. Dalam ritual ini, tradisi tersebut juga terkandung hubungan
sangat ditunjukkan peran manusia di dalam atau relasi yang mendalam antara manusia
usahanya untuk mendapatkan keselamatan. dan Tuhannya. Maka dalam kaitannya den-
Mereka mencoba untuk mengikuti atur- gan ritual ini, perlu dipikirkan sebuah dialog
an-aturan atau hukum-hukum suci yang dan katekese yang mendalam tentang mak-
ada sehingga apa yang mereka lakukan atau na keselamatan. Hal ini – mungkin – dapat
apa yang mereka perbuat tidak bertentangan menjadi tantangan Gereja. Karena dengan
bahkan berkebalikan dengan hukum atau adanya dialog dan katekese, makna kesela-
aturan tersebut. Hal ini nampak dalam be- matan akan semakin diperkaya; kisah Allah
berapa peristiwa, yaitu: ketika mereka men- yang menyelamatkan manusia dan hidup
cari apa yang dikehendaki oleh dewa dapur langsung serta berjumpa dengan manusia
berkaitan dengan perayaan ini dan ketika lo akan semakin dikenal; dan karya kesela-
cu menyadari akan tindakannya yang buruk matan Allah akan semakin menjadi harapan
dan ingin kembali pada kebaikan. Maka, da- yang nyata di dalam kehidupan manusia.
lam hal ini keselamatan mempunyai keter- Semoga.

CATATAN AKHIR
1
Dr. Nico Syukur Dister, Teologi Sistematika 2 (Yogyakar- en Rokan Hilir dalam Angka 2018 (BPS Kabupaten Ro-
ta: Kanisius, 2004) 122. kan Hilir, 2018) 9.
2
Ibid., 129. 10
Penulis pernah mengadakan wawancara dengan bebera-
3
INDONESIA.GO.ID, “Suku Bangsa” https://indonesia. pa tokoh masyarakat Tionghoa mengenai informasi ini.
go.id/profil/suku-bangsa (diakses 04.06.2019) 11
Tangki adalah orang yang dipercaya dapat menjadi per-
4
Badan Pusat Statistik, “Jumlah dan Distribusi Pen- antara komunikasi antara dewa dan manusia. Dalam
duduk” https://sp2010.bps.go.id/ (diakses 04.06.2019) beberapa kasus, mereka juga dapat menyembuhkan
5
Prof. Kong Yuanzhi, Silang Budaya Tiongkok-Indonesia, penyakit. Tidak semua orang bisa menjadi tangki, hanya
trans. Xie Zhiqiong-Prof.Kong Yuanzhi-Xie Yinghua (Ja- mereka yang dipilih saja. Tugas lain dari seorang tangki
karta: PT Bhuana Ilmu Populer, 2005) 1. adalah menghafalkan tata cara berbagai ritual yang ada.
6
Ibid., 26. Biasanya mereka mempunyai pakaian dan senjata sendi-
7
Ketika zaman orde baru dikeluarkanlah Instruksi Pres- ri, sesuai dengan apa yang diinginkan dewa yang mera-
iden no. 14 Tahun 1967 yang mengatur tentang pela- sukinya. Di dalam perayaan-perayaan tertentu mereka
rangan praktik agama dan budaya Tiongkok di hadapan akan beratraksi dengan memukul-mukulkan benda ta-
umum. Tetapi Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) jam ke badannya, berdiri dengan kaki telanjang di atas
melalui Keputusan Presiden no. 6 Tahun 2000 kemu- benda tajam (pedang, kapak) atau menusuk bagian tu-
dian membatalkan Instruksi Presiden tersebut. Pada buhnya (biasanya daerah sekitar mulut) dengan benda
tahun 2000 Presiden Gus Dur juga menetapkan Imlek panjang dan tajam yang menyerupai jarum besar.
sebagai hari libur opsional. Pada tahun 2003, Presiden 12
Lo cu adalah seseorang atau keluarga yang ingin mem-
Megawati menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional. buang segala bentuk kesialan atau sesuatu yang tidak
Keputusan Presiden Megawati ini berlaku secara efektif baik. Hanya ada satu lo cu di dalam perayaan ini dan dia
sejak 2 Februari 2003. atau mereka ditentukan dengan persetujuan dewa. Di
Eddie Lembong, “Indonesian Government Policies and the dalam ritual biasanya mereka akan selalu berlutut se-
Ethnic Chinese: Some Recent Developments,” Ethnic bagai simbol pertobatan, mohon ampun dan belas kasih
Chinese in Contemporary Indonesia, ed. Leo Suryadina- dari dewa.
ta (Singapore: ISEAS Publications, 2008) 52-53. 13
Tiong hia adalah sekelompok orang yang membantu
8
Frans H Winata, “No More Discrimination Against The para dewa dan biasanya mereka akan menari di depan
Chinese,” Ethnic Chinese in Contemporary Indonesia, meja altar. Masing-masing dari mereka akan membawa
ed. Leo Suryadinata (Singapore: ISEAS Publications, bendera sebagai simbol dewa yang dihormatinya karena
2008) 64-65. tarian yang mereka lakukan sebenarnya adalah bentuk
9
Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hilir, Kabupat­ penghormatan kepada lima dewa penjaga.

Harsono : Ritual Bakar Tongkang: Refleksi Teologis Bagaimana Manusia Menangkap Tawaran Keselamatan Allah 157
JURNAL TEOLOGI, 08.02 (2019): 139-158

14
Huat so adalah tali yang disusun seperti sebuah cambuk 23
Ibid., 49.
dan terdapat kepala naga di pangkalnya. 24
Dr. C. Groenen OFM, Soteriologi Alkitabiah Kesela­
15
Tiong hia yang memakai kain kuning berada di tengah matan yang Diberitakan Alkitab (Yogyakarta: Kanisius,
karena menyimbolkan dewa Naca, yang memakai kain 1989) 89.
biru berada di Timur karena menyimbolkan dewa gun- 25
Ibid., 92.
tur, yang memakai warna merah berada di Selatan kare- 26
Ibid., 91.
na menyimbolkan dewa angin, yang memakai warna pu- 27
Ibid., 91.
tih berada di Barat karena menyimbolkan dewa perang 28
Ibid., 93.
dan yang berwarna hitam berada di Utara karena meny- 29
Ibid., 95.
imbolkan dewa Utara. 30
Ibid., 96.
16
Sebelumnya kepala singa itu ditutup dengan kain mer- 31
Ibid., 99.
ah yang melambangkan kebahagiaan. Tujuan ditutupnya 32
Ibid., 99.
adalah agar tidak ada makhluk atau roh jahat yang akan 33
Ibid., 58.
merasuki kepala singa tersebut. 34
Dr. Nico Syukur Dister, op. cit., 176.
17
Penulis menyebutkan di sini para peziarah karena tu- 35
Tom Jacobs, op. cit., 58.
juan mereka datang ke kota Bagansiapiapi adalah untuk 36
Terrance Callan, “The Soteriology of the Second Letter
melihat ritual bakar tongkang dan berdoa. Mereka ti- of Peter,” Biblica Vol. 82, No. 4 (2001) 554.
dak hanya dari Indonesia saja, tetapi juga dari beberapa 37
Dr. Nico Syukur Dister, op. cit., 176.
negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Tiongkok 38
Tom Jacobs, op. cit., 61.
dan negara lainnya. Kata peziarah di sini ingin memberi 39
Ibid., 59.
penekanan bahwa tujuan mereka datang bukan hanya 40
Ibid., 61.
semata-mata untuk melihat ritual saja, tetapi juga ber- 41
Ibid., 59.
doa untuk memohon keselamatan dan keberuntungan. 42
Woodbridge O Johnson, “Non-Christian Salvation,”
18
Susanne K Langer, Philosophy In A New Key (New York: Journal of Bible and Religion Vol. 31, No. 3 (1963) 216.
Mentor Book, 1955) 124. 43
Tom Jacobs, op. cit., 32.
19
Tom Jacobs, Syalom Salam Selamat (Yogyakarta: Kanis- 44
Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi
ius, 2007) 9. Waligereja Indonesia, Dokumen Sidang-Sidang Federasi
20
Dr. Nico Syukur Dister, op. cit., 126. Konferensi-Konferensi Para Uskup Se-Asia 1992-1995
21
Tom Jacobs, op. cit., 49. (Jakarta: Dep. Dokpen KWI, 1997) 212.
22
Ibid., 49.

DAFTAR RUJUKAN

--------. Dokumen Konsili Vatikan II. Jakarta: Jacobs, Tom. Syalom Salam Selamat. Yogyakarta:
Obor. 1993. Kanisius. 2007.
--------. Dokumen Sidang-Sidang Federasi Konfe­ Johnson, Woodbridge O. “Non-Christian Salva-
rensi-Konferensi Para Uskup Se-Asia 1992- tion.” Journal of Bible and Religion Vol. 31,
1995. Jakarta: Dep. Dokpen KWI. 1997. No. 3 (July 1963) 216-224.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hilir. Ka­ Langer, Susanne K. Philosophy in A New Key.
bupaten Rokan Hilir dalam Angka 2018. New York: Mentor Book. 1955.
BPS Kabupaten Rokan Hilir. 2018.
Lembong, Eddie. “Indonesian Government Poli-
Badan Pusat Statistik, “Jumlah dan Distribusi cies and the Ethnic Chinese: Some Recent
Penduduk” https://sp2010.bps.go.id/ (diak- Developments.” Ethnic Chinese in Con­
ses 04.06.2019). temporary Indonesia. ed. Leo Suryadinata.
Singapore: ISEAS Publications (2008).

Callan, Terrance. “The Soteriology of the Sec- Winata, Frans H. “No More Discrimination
ond Letter of Peter.” Biblica Vol. 82, No. 4 Against the Chinese.” Ethnic Chinese in
(2001) 549-559. Contemporary Indonesia. ed. Leo Sury-
adinata. Singapore: ISEAS Publications
Dhavamony, Mariasusai. Fenomenologi Agama. (2008).
Yogyakarta: Kanisius.1995.
Yuanzhi, Prof. Kong. Silang Budaya Tiongkok-In­
Dister, Dr. Nico Syukur. Teologi Sistematika 2. donesia. trans. Xie Zhiqiong-Prof.Kong Yu-
Yogyakarta: Kanisius. 2004. anzhi-Xie Yinghua. Jakarta: PT Bhuana
Ilmu Populer, 2005.
Groenen, C. Soteriologi Alkitabiah. Yogyakarta:
Kanisius. 1989.

INDONESIA.GO.ID, “Suku Bangsa” https://in-


donesia.go.id/profil/suku-bangsa (diakses
04.06.2019)

158 Harsono : Ritual Bakar Tongkang: Refleksi Teologis Bagaimana Manusia Menangkap Tawaran Keselamatan Allah

You might also like