You are on page 1of 14

JURNAL TEOLOGI, Volume 04, Nomor 02, November 2015: 107-120

YESUS KRISTUS SANG JALAN : KRISTOLOGI


KONTEKSTUAL BAGI PENGHAYAT KEBATINAN KATOLIK

Martinus Joko Lelono

ABSTRACT:
After His Resurrection and Ascension, the disciples tried to understand who Jesus
really was. Thus, the formulations of Jesus as God with us, Son of God, Christ
and so forth, came into their consciousness. These formulations were growing in
accordance with the particular social context in which the Christian faith was
proclaimed. An attempt to find a formula of Jesus Christ in various contexts is
what is known as the contextual Christology. The emergence of liberation theology
in the second half of the 20th century gave birth to the realization that theology
always has a context, has a background and also deals with particular concerns.
Therefore, Christology as one of the branches of theology also needs to pay
attention to the context. Contextual Christology for the Javanese Catholic mystics
encourages the followers of Jesus Christ to always walk with Him. Given that He is
no longer present in the earthly form, the presence of spiritual formation and
mystical exercise in a personal relationship with Jesus Christ are to be pursued.
This is where the role of the Holy Spirit, as Jesus promised helper, is present. In
every prayer and mystical exercise of the Javanese Catholic mystics, the assertion
in the Holy Spirit that Jesus Christ is the Way is experienced. The ultimate goal of
all this is a full union with God the Father, the Son and the Holy Spirit in the
House of the Father (cf. Jn 14:2).

Kata-kata Kunci:
Kristologi, kebatinan, kontekstual, iman, Jawa, pastoral.

LATAR BELAKANG prinsip hidup rohani menurut iman dan


kepercayaan yang dianutnya, maka orang
Di Keuskupan Agung Semarang (KAS)
itu masuk ke dalam hidup batin atau lebih
setiap tahun diadakan acara Temu
tepat hidup rohani. Kebatinan merupakan
Kebatinan bagi penghayat Kebatinan Kato-
dimensi hidup manusia yang mempeng-
lik. 1 Mereka yang bertemu adalah para
aruhi manusia seluruhnya, entah itu sistem
penghayat Kebatinan yang umumnya
nilai yang dipilih, keutamaan-keutamaan
beragama Katolik. J. Darminta, SJ. Meru-
yang dipupuk, sikap-sikap hidup yang
muskan kebatinan sebagai: Hidup manusia
dikembangkan maupun tindakan-tindakan
sejauh itu bergaul dengan Allah. Setiap kali
hidup yang dipilih. 2
orang mengundurkan diri dari segala
kesibukan sehari-hari dan menyempatkan Temu kebatinan merupakan usaha KAS
diri untuk merefleksikan hidup dan diri, untuk mengakomodasi umat yang
dikatakan orang mengolah hidup. Bila menghayati iman Katolik dalam tradisi
pengolahan hidup didasarkan pada prinsip- kebatinan Jawa. Pada tahun 1996, dalam

107
YESUS KRISTUS SANG JALAN (Martinus Joko Lelono)

rapat Dewan Karya Pastoral KAS muncul kehidupan bersama. Untuk itu, pendekatan
keprihatinan berhubungan dengan umat iman berbasis budaya dirasa kian penting.
Katolik yang masuk dalam aliran kebatinan
lintas teritorial dan lintas agama-keper- IMAN DAN KULTUR
cayaan. Mereka adalah umat Katolik yang Berbicara mengenai paham ketuhanan,
masih mencari kemantapan penghayatan tentu harus pula membicarakan penga-
iman menurut citarasa budayanya. 3 Meng- laman religius. Menurut Mircea Eliade,
hadapi situasi itu, keuskupan menggagas pengalaman religius adalah titik temu
sebuah wadah untuk mengakomodasi peng- antara Yang Ilahi dan manusia. Dibedakan
hayatan iman mereka. Wadah itulah yang dari pengalaman iman yang mengacu pada
dikenal sebagai acara Temu Kebatinan. pewahyuan tertentu, 5 pengalaman religius
Umat yang terlibat umumnya para adalah pengalaman murni manusia ber-
penghayat kebatinan. Dalam tiap perte- hadapan dengan Yang Ilahi. Eliade
muan diadakan dialog yang dibantu oleh menyebut mereka yang mengalami penga-
satu atau beberapa narasumber. Di laman religius sebagai manusia religius. 6
dalamnya digagas usaha pemaknaan Kepekaan religius manusia kuno terbentuk
perjumpaan antara iman Katolik dan melalui kehidupan sehari-hari di mana
budaya Jawa.4 Temu Kebatinan ini mereka dekat dengan alam yang menam-
berperan penting untuk menemukan titik pakkan kehadiran Yang Ilahi, sementara
temu antara budaya Jawa dengan iman manusia modern menyediakan waktu
Katolik. Tema-tema yang diangkat dalam khusus agar mampu mengalami kehadiran
pertemuan ini sangat luas, tetapi titik Yang Ilahi dalam kehidupannya. Pendirian
utamanya adalah untuk menemukan tempat ibadah menjadi salah satu con-
pemaknaan iman khas Katolik-Jawa. tohnya. Di Jawa, pengalaman religius itu
Usaha untuk menyapa para Penghayat terus dialami dalam proses menghidupi
Kebatinan Katolik menjadi pekerjaan iman dan budaya. Dalam konteks Jawa,
rumah dari Gereja KAS. Selama ini peng- diperlukan pendekatan khusus mendekat-
olahan-pengolahan bersama sudah dilaku- kan agama dan budaya mengingat agama-
kan. Hanya, selalu disadari bahwa ada agama yang dianut berasal dari luar
tegangan antara menghidupi iman Katolik kebudayaan asli masyarakat Jawa.
dan budaya Jawa. Meski terdapat banyak Perlunya pendekatan khusus meng-
hal yang selaras, terdapat hal yang tidak hadirkan agama di Jawa ini, tampak dalam
selaras antara Agama Katolik dan Budaya pewartaan Islam-Jawa. Perpaduan antara
Jawa. Tegangan antara menjadi sinkretik mistik Islam dan mistik Kejawen memun-
dan menjadi puritan Katolik terus menerus culkan kesadaran akan perasaan dekat
menjadi pekerjaan rumah yang perlu dengan Allah yang dari awal menjadi
digeluti. Maka masalah utama yang hendak kerinduan masyarakat Jawa. Rumusan
dikaji adalah bagaimana para penghayat Manunggaling Kawula lan Gusti menjadi
kebatinan menangkap dan memaknai rumusan yang amat berbicara bagi masya-
tegangan antara iman Katolik dan tradisi rakat Jawa yang memerlukan petunjuk
Kebatinan Jawa, terutama dalam menang- hidup. Dalam bahasan Zoetmulder, Ma-
kap makna kehadiran Yesus Kristus? nunggaling Kawula lan Gusti menjadi titik
Yesus Kristus adalah tokoh sentral temu untuk menghidupkan iman Islam di
kekatolikan. Sementara budaya Jawa punya kalangan masyarakat Jawa. Sementara
cara sendiri memaknai kehadiran Yang dalam bahasa Simuh perjumpaan itu
Ilahi. Sebagai sebuah cabang ilmu penge- dikenal dalam usaha kompromis-nonkom-
tahuan, teologi mencoba membahasakan promis. Ada saatnya pendekatan yang fokus
arti kehadiran Allah di tengah masyarakat. pada budaya diangkat, tetapi tetap disadari
Iman Katolik tidak pernah menjadi isapan adanya ketegangan yang membedakan
jempol saja, melainkan perlu menjadi antara pemaknaan orang Jawa akan Yang
bagian integral dari masyarakat, punya Ilahi dan apa yang diwar-takan oleh Islam.
suara dan kehadirannya bermakna bagi Bentuk perjumpaan ini bisa menjadi

108
JURNAL TEOLOGI, Volume 04, Nomor 02, November 2015: 107-120

pembelajaran yang baik untuk semakin mengenai agama itu. Itulah ajaran pokok
membumikan agama Katolik di tanah Jawa. yang harus kita simpulkan dari doa syukur
bagus ini kepada Syiwa. Kalau para
Dalam mempertemukan iman dan
misionaris tidak tahu menahu mengenai
budaya, usaha trial dan error perlu
semua itu, maka tidak ada jalan temu
diapresiasi. Tiap kesalahan akan membawa
dengan hati para pendengar dan tidak
pembelajaran tersendiri bagi umat. Namun,
mungkin menyampaikan kebenaran yang ia
warna Gereja yang membawa misi keter-
bawa. Malahan ia akan kehilangan keper-
bukaan sering tertutupi oleh keinginan
cayaan dan cinta kasih para pendengar-
untuk membawa monokultur di dalam
nya. 8
geraknya. Amaladoss membantu menemu-
kan tegangan antara Gereja Universal dan Prinsip Pater van Lith itu diterapkan
Gereja Lokal. Ia memakai istilah sungguh dalam menerjemahkan doa-doa dasar.
menjadi Gereja lokal yang universal untuk Pater van Lith dan Pater Hoevenaars hidup
memaknai arti kehadiran Gereja yang sebelum Konsili Vatikan II. Pada waktu itu
kontekstual. Amaladoss berharap proses ini kebanyakan buku doa Gereja masih mema-
membantu menemukan keotentikan ung- kai bahasa Latin, tetapi umat membutuh-
kapan pengalaman religius umat. Suasana kan rumusan doa dalam bahasa lokal. Buku
kreatif dan merdeka perlu diusahakan agar Gereja dalam bahasa daerah terbatas pada
perjumpaan antara iman dan kultur buku katekismus dengan doa-doa harian
menjadi penghayatan hidup. yang terbatas. Usaha penerjemahan ini
menjadi penting maka segera diusahakan.
Teori-teori di atas memberi kerangka
Namun, dalam prosesnya, terjadi konflik
pikir atas usaha pendekatan pastoral yang
antara Pater van Lith dengan Pater
tepat bagi penghayat Kebatinan Katolik.
Hoevenaars. Pater van Lith membutuhkan
Penelitian ini mencoba menjawabnya.
waktu lama untuk menerjemahkan doa-doa
MELIHAT KEMUNGKINAN itu, sementara Pater Hoevenaars hanya
butuh waktu pendek. Pater Hoevenaars
PASTORAL BAGI MASYARAKAT
mengambil alih saja terjemahan protestan.
BERBUDAYA JAWA
Pater van Lith marah ketika Pater
Di Indonesia, puncak pewartaan yang Hoevenaars tanpa konsultasi sudah
memerhatikan perjumpaan agama dan mengeluarkan buku dalam cetakan kedua.
budaya terjadi di Jawa dengan tokohnya Bagi Pater Hoevenaars buku pelajaran
Pater Frans van Lith, SJ (selanjutnya agama, lengkap dengan doa-doanya hanya-
disebut dengan Pater van Lith). Pembap- lah alat bantu yang harus ada tetapi tidak
tisan 171 orang di Sendangsono, daerah begitu penting. Bagi Pater van Lith hal ini
perbukitan Kalibawang Yogyakarta pada mahapenting, sebab di dalamnya terungkap
tahun 1904 oleh Pater van Lith disebut inti perasaan hati. Pater van Lith tidak
sebagai awal mula lahirnya umat Katolik di berpangkal pada teks Belanda dan Latin,
Jawa Tengah dan juga wilayah yang melainkan apa yang hidup dalam hati orang
sekarang dikenal sebagai wilayah Gerejani Jawa. Ia memegang teguh bahwa penerje-
KAS. 7 Dalam pewartaannya, Pater van Lith mahan bukan sekadar kata demi kata,
menggunakan cara yang khas. Ada prinsip- melainkan ungkapan yang lain dengan kata
prinsip yang dipegang oleh misionaris ini. yang lain. Pater van Lith menganggap
Tom Jacobs mencatat bahwa Pater van Lith penting arti dan perasaan yang mau
memandang penting mengenal agama diungkapkan oleh doa itu. Karena itu,
masyarakat. Tom Jacob menuliskan, pertanyaan pokoknya ialah, Apa yang
Dalam suatu karangan ilmiah dari tahun terjadi dalam hati seseorang, kalau ia
1924, ia membahas sebuah naskah bahasa mendengar atau membaca doa-doa Gereja
Jawa Kuno, di mana termuat doa kepada dalam bahasanya sendiri?
Syiwa. Pada akhir karangan itu ia menulis:
Belajar dari pendekatan yang dibuat
Seorang misionaris yang ingin membawa
oleh misi di Indonesia awal dengan kesulit-
Injil ke dalam hati saudara-saudaranya yang
annya, ditemukan perlunya cara pendekat-
bukan kristiani, harus tahu betul-betul
an khusus pada masyarakat dalam karya

109
YESUS KRISTUS SANG JALAN (Martinus Joko Lelono)

misi. Bermisi bukan berarti hanya mem- Kebatinan Katolik tidak menjauhkan
baptis sebanyak mungkin orang melainkan mereka dari ritual Gereja Katolik.
terlibat dalam kehidupan mereka, mende-
Berhubungan dengan momen-momen
ngarkan budaya dan agama mereka serta
khusus pengolahan batin, penghayat
mencoba meneranginya dalam terang Injil.
kebatinan Katolik menyediakan waktu
Pater van Lith adalah tokoh yang berhasil
khusus untuk mengolah batin, baik dalam
masuk dalam pola pikir, dan rasa orang
perayaan Ekaristi maupun dalam waktu-
Jawa. Ia hadir di antara mereka, berbicara
waktu yang disediakan khusus untuk olah
dalam bahasa mereka dan akhirnya men-
batin. Karena mereka adalah bagian dari
yapa mereka secara personal. Tentu hal ini
masyarakat Jawa, maka beberapa pengo-
menjadi pembelajaran yang berguna untuk
lahan batin sebagian dilakukan dengan
melihat karya misi saat ini termasuk di
metode khas Jawa. Data menunjukkan bah-
lingkup KAS.
wa meski sebagian besar tidak lagi menggu-
nakan Kitab-kitab kebijaksanaan Jawa, teta-
KRISTOLOGI KONTEKSTUAL
pi mereka menggunakan laku tapa dan pua-
DALAM KONTEKS KEBATINAN
sa Jawa. Sebagian besar responden menga-
KATOLIK
takan bahwa mereka menggunakan laku
Salah satu cabang teologi adalah puasa dengan cara kejawen untuk mendu-
kristologi. Kristologi adalah cabang teologi kung olah batin mereka.
yang penting hal ini mengingat bahwa pusat
Bentuk pengolahan batin yang masih
dari Kitab Suci Perjanjian Baru adalah
mengakomodasi unsur-unsur religius lokal
memperkenalkan Yesus Kristus dan gera-
dikembangkan juga dalam proses konteks-
kan-Nya. Karena Yesus dan gerakan-Nya
tualisasi iman Islam. Nyatanya, iman ini
mempunyai makna bagi semua orang
bisa mengakar dan hidup di tengah kehi-
senantiasa dan di manapun (universal),
dupan orang Jawa. Metode positif ini coba
maka juga untuk situasi konkret dan aktual
dipelajari sebagai metode yang berhasil
kita di tempat kita berada saat ini
menghidupkan iman dalam konteks lokal.
(partikular). 9
Belajar dari konsep Simuh mengenai
Kebatinan Katolik muncul dari dorong- metode dakwah kompromis-nonkompromis,
an untuk melakukan olah batin guna men- kita melihat adanya kesamaan dengan
dalami iman, menjadikannya milik dan usaha mengakomodasi iman para peng-
menyatakannya dalam tindakan. Ada hayat kebatinan Katolik. Hal ini senada
dorongan untuk tidak hanya melakukan dengan pembahasan Zoetmulder mengenai
yang biasa melainkan mengolah batin keragu-raguan dalam konsep Manunggaling
sehingga mencapai yang baik dalam Kawula lan Gusti. Demikian pula Simuh
kehidupan. Berbeda dari olah kebatinan memandang bahwa dalam pandangan
Jawa (yang dikenal juga sebagai Kejawen), Manunggaling Kawula lan Gusti yang
kebatinan Katolik mengacu pada iman dikembangkan dalam Islam Jawa terdapat
Katolik dan mendasarkan pengolahannya keragu-raguan dalam hal kesatuan antara
dengan menggunakan ayat Kitab Suci. Allah dan manusia. Tegangan antara
Namun, dalam hal metode dan beberapa kesatuan yang dikembangkan dalam religiu-
sumber tambahan, apa yang ada dalam sitas lokal dan keterpisahan dalam agama
kebatinan Jawa masih dihidupi oleh para Islam memunculkan pandangan tentang
penghayat Kebatinan Katolik. Dengan cara Manunggaling Kawula lan Gusti dalam
itu, iman lebih dirasakan kehadirannya tradisi Islam Jawa.
karena mengakar pada olah batin dan
Dalam analisis data kuantitatif
penghayatan ketuhanan dalam tradisi Jawa.
ditunjukkan bahwa Manunggaling Kawula
Para penghayat kebatinan Katolik juga tidak
lan Gusti merupakan konsep Jawa yang
melepaskan kebiasaan dasar umat Katolik
diterima oleh para penghayat Kebatinan
untuk mengikuti perayaan Ekaristi setiap
Katolik. Namun, data kualitatif menun-
hari Minggu. Pada umumnya, mereka
jukkan bahwa konsep ini dimaknai secara
mengikuti perayaan Ekaristi mingguan. Hal
baru dengan ungkapan Manunggaling Gusti
ini menunjukkan bahwa pengolahan

110
JURNAL TEOLOGI, Volume 04, Nomor 02, November 2015: 107-120

lan Kawula. Hal ini tidak sekedar rumusan mana pun mereka berada. Mereka hendak
baru melainkan sebuah hasil konteks- membangun kepekaan batin untuk bisa
tualisasi iman (kompromis-nonkompromis). mengenal kehadiran Allah dalam setiap
Ungkapan Manunggaling Gusti lan Kawula pengalaman. Membaca pola yang dibangun
memaknai perbedaan usaha olah batin oleh penghayat kebatinan Katolik ini,
Jawa dengan olah batin Katolik. Olah batin tampak adanya usaha kembali ke pola relasi
Jawa menitik-beratkan pada usaha manusia masyarakat kuno dengan Yang Ilahi seba-
menggapai Yang Ilahi sementara olah batin gaimana dipahami oleh Mircea Eliade.
Katolik berarti menanggapi sapaan Allah. Di Masyarakat modern membangun kepekaan
satu sisi ungkapannya senada, tetapi di sisi religiusnya dalam situasi yang sudah
lain rumusan ini diselaraskan dengan dikondisikan seperti halnya melalui ritus-
ajaran iman Katolik. Rumusan ini diterima ritus di tempat-tempat ibadah, sementara
oleh para penghayat kebatinan Katolik yang masyarakat kuno mengalaminya dalam
terungkap dalam data wawancara. relasi yang dekat dengan kehidupan sehari-
hari. 11 Maka, dengan mengusahakan olah
Data ini memberi gambaran senada
batin di sepanjang hidup harian, orang
dengan hasil penelitian Simuh dan
setiap kali berusaha selalu terhubung
Zoetmulder mengenai kompromis-nonkom-
dengan surga (axis mundi).
promis dan keragu-raguan mengenai
konsep kesatuan dalam Islam Jawa. Dalam Berhubungan dengan waktu profan dan
konteks penghayat Kebatinan Katolik proses waktu kudus, penghayat kebatinan Katolik
perjumpaannya juga tidak bisa seratus mengalami pengalaman khusus, baik dalam
persen. Namun, dengan menggunakan Ekaristi, meditasi, olah refleksi melalui
konsep yang dekat dengan budaya Jawa, tulisan, maupun pertemuan-pertemuan
pewartaan iman Katolik menjadi lebih kelompok kebatinan. Mereka mengkhusus-
diterima. Di sini, baik konsep Jawa maupun kan diri untuk mengolah batin agar relasi
iman Katolik tidak diabaikan. Ungkapan pribadi dengan Allah semakin terjaga. Hal
Manunggaling Gusti lan kawula, sekaligus ini lebih kentara dengan proses olah batin
mengakui adanya inisiatif dari Allah untuk berdasarkan Sabda Allah dalam Kitab Suci.
menyapa manusia, dan mengakui usaha Ada hubungan timbal balik antara Allah dan
kesatuan manusia menanggapi sapaan dari manusia: Allah yang menyapa melalui sab-
Allah. da dan manusia menanggapi melalui keha-
diran pribadi. Namun, ada kalanya mereka
Selanjutnya, dua teori utama Mircea
harus menjalani pengalaman harian yang
Eliade: teori axis mundi; teori waktu
profan. Dalam saat-saat itulah kepekaan
profan dan waktu kudus membantu mema-
pada kehadiran Allah menjadi kekuatan.
hami bagaimana penghayatan iman peng-
Maka, arah dari proses pengolahan waktu
hayat Kebatinan Katolik. Axis mundi atau
kudus adalah agar kedekatan dengan Allah
pilar dunia dalam pandangan Mircea Eliade
semakin menginspirasi dan menjadi pedo-
mempertemukan manusia dengan Yang
man ketika orang menjalani kehidupan
Ilahi, tempat di mana dunia dan surga
pada waktu profan kehidupannya.
terhubung 10. Dalam kerangka teori Mircea
Eliade, axis mundi itu berwujud tempat Demikianlah penghayat Kebatinan
tertentu yang dianggap bisa memperte- Katolik menghidupi imannya dalam
mukan manusia dengan Tuhan. Penghayat tegangan antara bersatu dengan Tuhan dan
kebatinan Katolik mengalami perjumpaan terpisah daripada-Nya, antara ada bersama
dengan Allah dalam pengalaman doa, baik Dia dan ada dalam kehidupan harian serta
di Gereja maupun di tempat-tempat khusus antara terhubung dengan Dia dan terpisah
lainnya seperti di makam; dalam kamar daripada-Nya. Tegangan-tegangan ini
sendiri; dalam pendopo samping rumah; menghantar pada pemahaman bahwa iman
ataupun di tempat peziarahan seperti di terus dinamis, berjalan dan mengarah pada
Gua Maria Sendangsono dan Candi Hati suatu kesatuan penuh dengan Allah.
Kudus Tuhan Yesus Ganjuran. Namun,
proses yang sedang diusahakan adalah agar
perjumpaan dengan Allah ini dialami di

111
YESUS KRISTUS SANG JALAN (Martinus Joko Lelono)

Yesus Kristus Sang Jalan Menurut Tradisi mengikuti jalan yang sama. Bagian ini
Teologis dimulai dengan desakan yang kuat agar
para murid percaya dan yakin akan Bapa.
Rumusan Yesus Kristus Sang Jalan
Yesus menyadarkan para murid agar
adalah rumusan yang mengacu pada sabda
menerima konsekuensi menjadi pengikut-
Yesus dalam Yohanes 14: 5-7 berikut:
Nya. Bagian ini diakhiri dengan alasan
Kata Thomas kepada Yesus: "Tuhan, mengapa kebimbangan para murid harus
kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; dienyahkan. Mereka harus yakin bahwa
jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" jalan ini adalah jalan yang benar menuju
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan pada Allah. Percaya dan yakin kepada Yesus
kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang adalah satu-satunya jalan agar sampai pada
pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak tujuan akhir yaitu kesatuan dengan Bapa.12
melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal
Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Ungkapan Yesus Sang Jalan menun-
Sekarang ini kamu mengenal Dia dan jukkan bahwa yang Ia kerjakan se-mata-
kamu telah melihat Dia." (bdk. Yoh 14: 5- mata adalah melakukan apa yang Bapa
7). kehendaki terjadi di dunia ini. Tindakan itu
Dalam teks inilah Yesus mewahyukan bukan tindakan Allah yang tak tersentuh
diri sebagai jalan menuju kepada Bapa. oleh kelemahan dan kekurangan, tetapi
Teks ini sekaligus mewahyukan apa sebe- tindakan Yesus sebagai manusia yang
narnya tujuan akhir perjalanan mengikuti sekaligus Allah. Ia juga mengalami kema-
Yesus. Perjalanan itu berakhir pada nusiaan tetapi berusaha semakin seke-
kesatuan dengan Bapa di surga. Dalam hendak dengan Allah. Hal ini ditegaskan
ungkapan perpisahan Yesus dengan para dalam sabda pada Injil Yohanes, "Makanan-
muridnya, Yesus mengingatkan bahwa Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
mereka sudah didampingi oleh Yesus dan mengutus Aku dan menyelesaikan peker-
tahu ke mana Yesus akan melangkah. Para jaan-Nya (bdk. Yoh 4: 34). Yesus tidak
murid sudah mendengar bahwa Yesus akan hanya mengajar melalui kata-kata, tetapi
kembali kepada Bapa melalui nubuat Yesus juga bekerja untuk mewujudkan ajaran-
tentang pengalaman kematian-Nya dan Nya.
bagaimana kebangkitan-Nya akan menun- Meski ungkapan Yesus Kristus Sang
jukkan kemuliaan Allah. Pertanyaan Jalan menjadi kajian utama, tidak bisa
Thomas pada perikop ini menampilkan dipungkiri bahwa ketiganya (jalan, kebe-
ketidakmauan para murid untuk mengha- naran, dan hidup) adalah kesatuan.
dapi akhir kisah Yesus. Ada kegamangan Keinginan dan gerak mencari kebenaran
dalam diri para murid menghadapi perpi- menjadi sesuatu yang baru dalam Perjan-
sahan dengan Yesus. Dalam situasi ini, jian Baru karena pengetahuan akan kebe-
Yesus meneguhkan bahwa apa yang naran menunjukkan kedewasaan dalam
ditinggalkan Yesus bagi mereka sudahlah iman. Melalui kebenaran inilah para
cukup. Yesus adalah jalan untuk sampai pengikut Yesus telah beralih dari masa
kepada Bapa. Pernyataan Yesus sebagai muda ke masa dewasa. Hukum berproses
jalan bukan hanya sekedar pernyataan diri. dari Allah yang tak kelihatan yang selalu
Dia tidak hanya menyatakan siapa dirinya, membuat janji kepada Israel dan keturu-
tetapi juga apa yang Ia kerjakan. Segala nannya dalam Perjanjian Lama menuju
sesuatu yang dia perbuat, dan semua kepada relasi personal dengan Yesus
ajarannya adalah jalan yang akan meng- Kristus dalam Perjanjian Baru. Hukum-
hantar para murid untuk sampai kepada hukum perjanjian lama adalah peraturan
Bapa. Allah menyatakan diri dalam Hidup lokal; yang relevan dalam kasus tertentu
dan Sabda Yesus. Selanjutnya, para murid atau peristiwa manusiawi tertentu dan
harus tahu bahwa keberangkatan Yesus peran ini diterima untuk sementara waktu.
menuju Bapa akan melampaui kehidupan Sementara, kehadiran Yesus secara jelas
dan kematian. Jalan Yesus adalah sebuah menyampaikan hukum dan kebenaran
jalan cinta dan pemberian diri total sampai baru: rahmat dan kebenaran dari kehendak
kepada kematian. Para pengikut-Nya harus Allah yang hadir melalui pribadi Sang

112
JURNAL TEOLOGI, Volume 04, Nomor 02, November 2015: 107-120

Kebenaran sendiri. Rahmat dan kebenaran Dalam semangat hidup seperti ini orang
terdapat dalam kehadiran Yesus. Umat bisa menerima dukacita dan juga sukacita.
Allah tidak lagi hanya mendengarkan dan Keduanya adalah bagian dari hidup dan
taat tetapi sungguh melihat, dan mema- mengajari manusia untuk segera bangkit
hami secara langsung. Ketika Sang Kebe- dalam segala situasi kehidupan. Dia hadir
naran di atas segala kebenaran tampil, lalu secara dekat kepada seorang bapak, kepada
pembelajaran dan kontemplasi tentang seorang janda, kepada para saudari dan
kebenaran mendorong manusia untuk kepada para Guru. Kehadirannya dirasakan
mengambil peran secara langsung dalam dalam kekalutan kehidupan dan penderi-
semua perasaan, pikiran dan tindakan taan. Karya penyelamatan-Nya hidup dalam
Allah. Kehadiran Allah merupakan sebuah cinta kasih mereka, hidup bagi mereka
panggilan kepada iman yang dialami dalam dalam perasan simpati orang-orang di
beberapa pengalaman. Namun, pengem- sekitar dan hadir dalam iman kepada Bapa
bangan iman membutuhkan pema-haman yang dialami oleh setiap pribadi. Seperti
baru dalam pengalaman-pengalaman hari- halnya Yesus memberi makan kepada
an. Ketika manusia mulai belajar kebenaran orang-orang yang lapar, demikian juga Dia
aktual berhubungan dengan manusia dan hadir tak hanya sebagai penyembuh dari
alam semesta, Allah akan menganugerah- luka-luka tetapi juga pembaharu kehidupan
kan pengetahuan akan pentingnya keha- dan menggandakan kebahagiaan. 14
diran Allah. Jika kebenaran yang ada dalam
Membaca penjelasan ini orang lalu
Injil tidak cukup meyakinkan sebagai
memahami bahwa Yesus sungguhlah Sang
kebenaran maka iman kepada Yesus Kristus
Jalan, Sang Kebenaran dan Sang Hidup.
menjadi tidak bermakna. Jika Kristus tidak
Dalam hal ini tak ada keraguan akan arti
secara sempurna menjadi jalan khusus
kehadiran Yesus sebagai Jalan, Kebenaran
menuju kebenaran, maka iman kepada-Nya
dan Hidup. Hal ini sekaligus menjadi
pada dasarnya sudah tak bermakna. 13
penjelasan dari kesaksian Yohanes Pembap-
Selanjutnya, kehadiran Yesus menunjukkan
tis pada Yohanes awal injil Yohanes ketika
bahwa Allah secara luar biasa menganu-
dia mengatakan, Tidak seorang pun yang
gerahkan kehidupan dengan cara yang
pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal
kadang tampak mustahil: hal ini ditam-
Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah
pakkan misalnya melalui mukjizat penggan-
yang menyatakan-Nya (bdk. Yoh 1: 18).
daan roti dan ikan. Dalam kehidupan real
Hal ini juga diungkapkan Yesus kepada
hal ini tampak dalam hubungan saling
Thomas, Sekiranya kamu mengenal Aku,
melengkapi antar makhluk hidup. Keber-
pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku.
langsungan hidup makhluk hidup ber-
Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu
gantung pada apa yang ia terima dari
telah melihat Dia" (bdk. Yoh. 14: 7).15
makhluk lain. Tanpa ketersediaan makanan
yang cukup dari makhluk lain, setiap Paus Yohanes Paulus II menyebut
makhluk pasti akan mati. Dalam peristiwa bahwa kehadiran Yesus di dunia ini
penggandaan lima roti dua ikan, Yesus memiliki dua arti. Arti pertama adalah
menerima makanan dari para rasul, mewahyukan diri Allah dan arti kedua
memberkatinya dan kemudian membagi- adalah mengungkapkan bagaimana menjadi
kannya kembali melalui tangan-tangan para manusia yang sesungguhnya. Yesus Kristus
rasul. Itulah tindakan pembaharuan hidup menyatakan rencana Allah Bapa untuk
yang berawal dari Dia, ditampilkan dalam menyelamatkan dunia dan seluruh ciptaan
bentuk hal-hal yang duniawi dan melalui pernyataan siapa dia dan apa
disampaikan melalui manusia. Dengan cara yang dia kerjakan dalam kehadirannya.
ini Yesus Kristus menampilkan pemeliha- Belajar dari ungkapan Paus Yohanes Paulus
raan-Nya bagi kehidupan manusia dan II, kehadiran Yesus Kristus tampil dalam
tujuan serta kuasa-Nya untuk menggapai kehendak untuk menjadi saudara bagi yang
dan menyelamatkan manusia. Dalam lain dalam proses menuju Bapa yang satu
peristiwa nyata kehidupan sehari-hari yang ada di surga. Dalam proses itu,
inilah Allah dikenal secara baru melalui manusia terus menerus membangun
berbagai bentuk cinta kasih antar manusia. pengharapan akan kebersamaan di rumah

113
YESUS KRISTUS SANG JALAN (Martinus Joko Lelono)

Bapa, meski dalam batas tertentu kesatuan telanjang menjadi tanda kehadiran ilahi.
dengan Bapa sudah terjadi saat ini. Jurgen Allah ialah Bapa kita. Dalam kebebasan dan
Moltmann menyebutnya sebagai orientasi persekutuan dalam Yesus, menyingsinglah
eskatologis, menanti kedatangan Tuhan fajar penciptaan baru. Masyarakat manusia
kedua kalinya. Teologi harapan berpeng- dilahirkan ulang. Memang sudah tibalah
aruh besar untuk menghidupkan harapan saat pemenuhan. Hidup yang berkelim-
eskatologis. Teologi harapan eska-tologis pahan ada di tengah kita. Kerajaan sudah
inilah yang membantu menunjukkan ada di tengah kita.16
makna dari Yesus Kristus Sang Jalan.
Usaha para pengikut Kristus untuk
Saat ini Yesus Kristus tidak lagi hadir menggerakkan masyarakat peduli kepada
secara fisik dalam tindakan maupun sabda, sesama, tidak bisa terwujud dalam metode
namun dalam amanat perpisahannya Ia tunggal. Kesadaran akan konteks masyara-
mengatakan bahwa akan ada penolong yang kat dengan budayanya perlu disadari
lain yang akan membantu para pengikut- sebagai bagian dari proses membawa
Nya dalam mengikuti diri-Nya. Penolong itu keselarasan. Konsep Amaladoss mengenai
adalah Roh Kudus. Yesus mengatakan, bagaimana menghidupkan gerakan Yesus
"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan Kristus dalam budaya setempat meneguh-
menuruti segala perintah-Ku. Aku akan kan refleksi FABC di atas. Amaladoss
minta kepada Bapa, dan Ia akan membe- menuturkan, Perlu disadari bahwa proses
rikan kepadamu seorang Penolong yang perjumpaan interkultural dan interreligius
lain, supaya Ia menyertai kamu selama- tidak pernah berjumpa dengan masyarakat
lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak yang nirbudaya. Proses perjumpaan
dapat menerima Dia, sebab dunia tidak interkultural dan interreligius adalah
melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi sebuah proses dinamis yang terus menerus.
kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai Untuk mencapai tujuan ini, keterlibatan
kamu dan akan diam di dalam kamu (bdk. umat setempat yang menghayati budaya
Yoh 14: 15-17). Secara konkret Federasi tertentu perlu mendapat tekanan sehingga
Konferensi-Konferensi Para Uskup Se-Asia Injil menjiwai dan menciptakan sebuah
(FABC) berbicara mengenai arti kesatuan budaya dalam bentuk yang baru dan
kehidupan manusia dengan kehidupan ilahi berdaya guna. Dalam hubungannya dengan
bersama dengan Bapa-Putra dan Roh agama-agama dalam budaya, proses inkul-
Kudus pada zaman ini. Dalam rapatnya turasi perlu memperhatikan aspek spiritua-
pada 1995 di Hongkong, FABC membica- litas. Tentulah perlu ada usaha perjumpaan
rakan tentang dua proses kehidupan yang antar keduanya.
mempersatukan kehidupan manusia dan
kehidupan Allah yang Ilahi. Pada masa kini Yesus Kristus Sang Jalan bagi Penghayat
terjadi disharmoni yang disebabkan oleh Kebatinan Katolik
manusia. Dalam situasi itu Yesus Kristus Kristologi Yesus Kristus Sang Jalan
hadir sebagai pembawa keselarasan. menekankan aspek mengikuti sambil
Pemulihan keselarasan ini terjadi melalui menjadi teman seperjalanan. Ada saatnya
Yesus Kristus. Oleh karenanya, di antara Yesus Kristus hadir sebagai pribadi yang
manusia pada umumnya yang menyebab- menunjukkan arah sambil tetap memberi
kan disharmoni, manusia pengikut Yesus tekanan kepada arti pergulatan pribadi.
Kristus diundang untuk membawa Tegangan antara mendekat kepada Yesus
keselarasan. Kristus dalam setiap doa menjadi kesem-
Yesus Kristus merobohkan dinding patan menyesuaikan diri dengan kehendak
pemisah, yang didirikan oleh keserakahan, Yesus. Yang ditekankan di sini adalah aspek
kesombongan, diskrimansi, norma-norma kedekatan relasi antara Yesus Kristus Sang
sosial yang berat sebelah dan bahkan Jalan dan masing-masing pribadi yang
distorsidistorsi keagamaan. Sampah masya- melewati jalan itu. Dari sini menjadi ken-
rakat menjadi saudara-saudari. Para pen- tara aspek relasional yang tidak terpisahkan
dosa layak menerima belas kasihan. Orang- antara pribadi Yesus dan mereka yang
orang yang lapar, haus, narapidana, dan melewati jalan-Nya. Setiap kali ada usaha

114
JURNAL TEOLOGI, Volume 04, Nomor 02, November 2015: 107-120

untuk menjauh dari jalan itu, setiap kali mereka yang berduka, memberi makan
pula ada kesempatan untuk kembali kepada yang lapar, dsb.) setiap pribadi
mendekat. Di sinilah aspek relasi pribadi pengikut Yesus Kristus Sang Jalan
mendapat tekanan. didorong untuk mengikuti teladan hidup
Yesus. Di sinilah dimensi sosial dari
Kristologi Yesus Kristus Sang Jalan
kristologi Yesus Kristus Sang Jalan
berarti Yesus dialami sebagai pribadi yang
mendapat penekanannya.
selalu ada di dalam perjalanan. Ada saatnya
orang melenceng dari jalan yang benar, Tetap disadari bahwa setiap pribadi
tetapi pada saat yang sama orang selalu amat mungkin mengalami kegamangan
sadar bahwa Sang Jalan tetap ada dan siap dalam hidup. Rumusan Yesus Kristus Sang
untuk didekati. Yesus Kristus yang sungguh Jalan menekankan aspek relasi personal.
Allah dan sungguh manusia itu tidaklah Yesus Kristus menjadi tempat tukar pen-
jauh dari pergulatan harian para penghayat dapat tentang kehidupan. Untuk itulah
kebatinan Katolik. Ia tetap dekat dalam dua waktu dan tempat khusus dibutuhkan agar
arti. Pertama, Yesus Kristus dekat karena setiap pribadi dibantu mendekat kepada
perjalanan hidupnya sejauh dialami sebagai jalan menuju Bapa. Relasi personal dengan
manusia adalah perjalanan hidup yang Yesus Kristus ini menjadi sebuah seni yang
manusiawi yang bisa diikuti. Kedua, Yesus mengilhami bagaimana berjalan di dalam
tetaplah Tuhan yang bisa hadir di dalam kehidupan. Ada tarik ulur di dalam
segala sesuatu. Ia hadir dan menyapa kehidupan, ada saat-saat harus mundur
melalui perasaan manusia, bisa ditemui di dari keramaian, ada saat-saat harus bertin-
mana pun dan kapan pun. Namun, seperti dak dengan tegas, ada saatnya berbagi, ada
dimengerti oleh Mircea Eliade, orang-orang saatnya mencintai keluarga, ada saatnya
perlu memberi waktu dan tempat khusus hidup di tengah-tengah masyarakat, ada
untuk mengalami kehadiran Allah di dalam saatnya bergulat dengan diri sendiri dan
kehidupan hariannya. Pendekatan ini ada banyak hal yang lain yang perlu
penting untuk menjaga agar setiap pribadi dihidupi. Untuk menentukan langkah-
tidak semakin menjauh dari Yesus Kristus langkah kehidupan itu, olah batin menda-
Sang Jalan. Ketika kedekatan jalan itu patkan tempatnya. Dalam proses ini terjadi
dialami, maka Allah yang jauh itu tidak seni berelasi dengan Allah. Seperti halnya
tampak jauh melainkan menjadi pribadi berlatih gitar, awalnya sulit, tetapi seiring
yang dekat dan dialami secara pribadi. kebiasaan orang bisa memainkannya tanpa
Dalam bahasa yang lebih sederhana, orang berpikir. Bahkan orang lalu bisa mencip-
tidak kehilangan arah mengenai jalan mana takan lagu-lagu yang baru. Demikianlah
yang hendak dilewati. proses pengolahan batin dan relasi dengan
Yesus Kristus Sang Jalan menginspirasi
Arus dunia yang dirumuskan oleh FABC
orang untuk menciptakan seni hidup. Ia
sebagai pembawa ketidakselarasan mem-
bisa menjalani kehidupan dengan cara yang
buat orang bingung. Dalam situasi
untuk terus berjalan menuju kepada Bapa.
semacam setiap pribadi pengikut Yesus
Kristus Sang Jalan mengakarkan kehi-
SARAN PASTORAL
dupan hariannya pada ajaran Yesus sejauh
tertulis dalam Kitab Suci. Selain itu, Sejak awal pendekatan yang tepat bagi
penekanan pada tradisi Jawa mengakarkan masyarakat Jawa adalah pendekatan mistik.
hidup para pengikut Yesus Kristus Sang Belajar dari pewartaan Islam pun, kita
Jalan pada kasanah budaya setempat. melihat bahwa pendekatan mistik adalah
Dengan demikian setiap pribadi menjadi pendekatan yang paling mudah untuk
mantap dengan hidup yang mereka jalani. menyapa rasa perasaan beriman masya-
Mantap bukan berarti hanya untuk diri rakat Jawa. Ketepatan rumusan dan juga
sendiri saja. Mantap berarti siap untuk keketatan ritual tidak mudah diterima oleh
menjadi bagian dari proses membawa masyarakat Jawa. Memang akhirnya ada
keselarasan bagi dunia. Dalam karya-karya pendekatan ajaran Gereja yang mendekat-
sederhana seperti dibuat oleh Yesus kan pengajaran dan pendekatan pewartaan
(menyembuhkan orang sakit, mengunjungi iman sesuai dengan hukum dan ajaran

115
YESUS KRISTUS SANG JALAN (Martinus Joko Lelono)

Gereja, namun pendekatan berdasarkan Suruhlah orang banyak itu pergi supaya
relasi mistik tidak pernah bisa dihilangkan. mereka dapat membeli makanan di desa-
Wayang Gereja KAS tampak meninggalkan desa." Tetapi Yesus berkata kepada
pendekatan mistis ini sehingga ada kesan mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu
harus memberi mereka makan." Jawab
Gereja kurang membumi. Menjauhnya para
mereka: "Yang ada pada kami di sini
penghayat Kebatinan Katolik dari Gereja hanya lima roti dan dua ikan." (Mat
menjadi salah satu catatan. Meski ada temu 14:15-17)
kebatinan, tetapi pendekatan ini hanya
menyentuh sebagian kecil umat saja. Maka, Dari kisah ini menjadi jelas bahwa
perlu dipikirkan cara-cara berpastoral yang Yesus hanya menunjukkan hal utama yang
mengembangkan tradisi mistik secara lebih harus dilakukan yaitu memberi mereka
luas, baik itu belajar dari tradisi lokal Jawa makan. Tentang caranya bagaimana, Yesus
maupun dari warisan mistik Katolik yang memberi kebebasan kepada mereka. Rupa-
ada. Baik apabila pengolahan iman dalam nya hal yang kemudian dilakukan oleh para
Temu Kebatinan menjadi hal yang bisa murid muncul dari apa yang ada dalam diri
dibagikan kepada umat dalam kalangan mereka. Kerelaan untuk memberikan
yang lebih luas. Pendekatan ini selain kelima roti dan kedua ikan merupakan
menyumbang bagi pengenalan umat akan wujud persembahan mereka kepada Yesus
tradisi budayanya, juga berguna bagi untuk memberi makan sesamanya. Persem-
sebuah pastoral yang mengena pada umat bahan ini lalu digandakan oleh Yesus dan
setempat. bisa memberi makan banyak orang.
Peristiwa ini merupakan mukjizat yang
Dalam konteks penghayat kebatinan
nyata yaitu saat persembahan tulus
Katolik, sejak awal tujuannya adalah men-
membuahkan kerjasama antara Allah dan
coba menyapa mereka dengan cara
manusia. Demikian pula ketika memberi-
pengolahan batin mereka. Maka, keterbu-
kan kepada orang banyak, Yesus tidak
kaan akan pergulatan dan cara pengolahan
melakukannya sendiri melainkan memberi
batin mereka menjadi penting. Jangan
kesempatan kepada para murid untuk
sampai kita lalu jatuh pada ekstrim menjadi
berperan serta. Dikatakan, Lalu disuruh-
sebuah kepastian. Kekhasan kristologi
Nya orang banyak itu duduk di rumput.
Yesus Kristus Sang Jalan adalah meng-
Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua
hargai proses untuk kemudian saling
ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan
memperkaya satu dengan yang lain. Dalam
mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan
bahasa Moltman, ini disebut sebagai berteo-
roti itu dan memberikannya kepada murid-
logi dalam proses. Dalam hal ini, pemimpin
murid-Nya, lalu murid-murid-Nya
Gereja memegang peran ganda. Mereka
membagi-bagikannya kepada orang banyak
berperan sebagai bagian dari umat tetapi
(bdk. Mat 14:19). Dalam hal ini pendekatan
juga mempunyai peran seperti halnya Yesus
pastoral kemuridan Yesus adalah mendam-
sebagai seorang pengajar. Belajar dari
pingi arah refleksi dan memberdayakan
Yesus, maka proses pengajaran dan pen-
dalam karya. Tidak ada keharusan untuk
dampingan pastoral untuk para peng-hayat
membagikan makanan, tetapi ada petunjuk
kebatinan Katolik bukanlah pendam-pingan
jelas untuk mencintai sesama. Demikianlah
yang menentukan apa yang harus dilakukan
para pemimpin Gereja bisa belajar dari
dan apa yang tidak. Belajar dari pengajaran
Yesus. Pastoral mendampingi arah refleksi
Yesus, Yesus memulai pengajaran dengan
utama dan memberdayakan dalam karya
memberdayakan para rasulnya. Pengala-
berangkat dari refleksi atau pun kemam-
man yang paling jelas adalah pengalaman
puan mereka menjadi sarana bantu yang
ketika Yesus memberi makan 5000 orang.
ampuh untuk memaknai kehidupan.
Yesus dalam peristiwa itu tidak menen-
tukan tindakan apa yang harus dilakukan. Penghayat kebatinan Katolik pada
Dalam peristiwa itu dikatakan: umumnya adalah pribadi-pribadi yang
mempunyai kesadaran akan pentingnya
Menjelang malam, murid-murid-Nya membangun relasi pribadi dengan Yesus
datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat Kristus dan berkarya bagi sesama. Hanya
ini sunyi dan hari sudah mulai malam.

116
JURNAL TEOLOGI, Volume 04, Nomor 02, November 2015: 107-120

bagaimana pemaknaannya dalam pendam- peziarahan para penghayat Kebatinan Kato-


pingan Gereja, itulah yang perlu didam- lik. Maka, usaha ini baik untuk diteruskan.
pingi. Pendekatan yang dimulai berdasar-
kan nalar, berdasarkan pemikiran dalam Martinus Joko Lelono
arti mengutamakan aspek kebenaran berpi- Alumnus Magister Teologi Universitas Sa-
kir bukan pendekatan yang pas dalam hal nata Dharma Yogyakarta
ini. Yang paling memungkinkan adalah Email :martinusjoko@gmail.com
pendekatan dengan mendasarkan pada
perasaan dekat sebagai teman seperjalanan.
Bukan pertama-tama menunjukkan apa
yang harus dan apa yang tidak melainkan CATATAN AKHIR
ada wawan rembug, dialog dan pemaknaan
bersama yang lebih hidup. Dalam suasana 1
Rumusan penghayat Kebatinan Katolik
semacam itu, kasanah pemaknaan Jawa digunakan untuk menyebut mereka yang
menghayati iman Katolik yang menghidupi tradisi
maupun ajaran Gereja bisa saling
kebatinan. Rumusan ini digunakan dalam Temu
melengkapi. Kebatinan Katolik. Setiap pribadi mempunyai
hati, batin dan dengan hati/batin, jiwa yang
Belajar dari Pater van Lith yang
hening, bersih dan suci kita mau menggapai
memerlukan waktu lama dalam menter- Tuhan, dan tinggal semakin erat dalam Tuhan.
jemahkan doa-doa dasar, proses menga- (wawancara dengan Rm. A. Budi Purnomo, Pr,
karkan iman dalam hidup umat adalah ketua Komisi HAK Keuskupan Agung Semarang
sebuah proses. Selalu ada antitesis baru 2006 .).
2
J. Darminta, SJ., Kebatinan Kristiani Dilihat
dalam sintesis yang dihasilkan antara tesis Sebagai Hidup Teologal, Mawas Diri, (Agustus
dan antitesis lama. Proses ini adalah proses 1987): 36-37.
yang berjalan terus menerus dan memer- 3
Tim KOMHAK-KAS dan Majalah Inspirasi,
lukan pembelajaran dari hari ke hari. Hal Lentera yang Membebaskan, Mengalami
kehadiran Tuhan dalam Keheningan Olah Batin
ini mengingat relasi batin antara manusia
dalam Terang Iman Katolik, KOM HAK KAS dan
dan Allah juga berjalan terus menerus dan Majalah Inspirasi, Lentera yang Membebaskan,
tidak berhenti, demikian juga pendamping- Semarang (2010): 61.
an kepada para penghayat kebatinan 4
Tim KOMHAK-KAS dan Majalah Inspirasi,
Katolik. Gereja perlu mengangkat kelebihan Lentera yang Membebaskan, Mengalami
kehadiran Tuhan dalam Keheningan Olah Batin
proses mereka yang selalu mengadakan dalam Terang Iman Katolik, 27.
wawan rembug dengan Allah untuk 5
Kita lihat misalnya agama Yahudi yang mengacu
menentukan tindakan apa yang harus pada pewahyuan YHWH kepada Abram,
dilakukan dan peran apa yang perlu Kekristenan yang mengacu pada kehadiran Yesus
di dunia sebagai wahyu Allah sertai agama Islam
dimainkan. Di sinilah artinya pendamping-
yang mengacu pada wahyu kepada Muhammad
an pastoral secara berkesinam-bungan dan dalam bentuk kitab Al-Quran.
memberdayakan. Meski ada kerangka besar 6
Pembahasan mengenai tokoh ini kita dasarkan
Yesus Kristus Sang Jalan, tetapi tentang terutama pada buku The Sacred and the Profane
refleksi mendetil dan tindakan harian sela- dengan subjudul The Nature of Religion.
Sementara buku-buku lain menjadi pendukung.
lu terbuka kemungkinan untuk terus dieks- 7
Adolf Heuken, Van Lith, Frans G. I. M., dalam
plorasi. Dengan demikian, kristologi Yesus Scott W. Sunquist, A Dictionary of Asian
Kristus Sang Jalan membuka kemung- Christianity,870.
8
kinan terus menerus sesuai konteks dalam Tom Jacobs, Frans Van Lith: Perintis Gereja yang
Baru, Majalah Rohani, (November 1984).
menanggapi Sabda Yesus Sang Jalan. 9
JB. Banawiratma, SJ, Kristologi Kontekstual,
Belajar dari usaha pengolahan batin Orientasi Baru, Pustaka Filsafat dan Teologi, 8,
(1994): 234.
penghayat kebatinan Katolik ditemukan 10
Mircea Eliade, The Sacred and The Profane, The
bahwa Yesus Kristus Sang Jalan adalah Nature of Religion, The Significance of Religious
tonggak yang mempersatukan penghayatan myth, symbolism, and ritual within life and
lokal dan ajaran iman Katolik. Karena itu, culture, (New York: Harper and Row, Publishers,
pengolahan batin para penghayat Kebatinan 1910), 36.
11
Mircea Eliade, The Sacred and The Profane, The
Katolik mendukung pengenalan akan Yesus Nature of Religion, The Significance of Religious
Kristus sebagai tokoh sentral kekatolikan. myth, symbolism, and ritual within life and
Allah tetap menjadi tujuan utama dari culture,18.

117
YESUS KRISTUS SANG JALAN (Martinus Joko Lelono)

Francis J. Moloney, S.D.B, The Gospel of John, Fenton, John Anthony Hot, The Way, The
12

Sacra Pagina Series volume IV, Truth, The Life, New York Cham-
(Minesota:Michael Glazier Book, 1998), 394-395.
13
Francis J. Moloney, S.D.B, The Gospel of John, bridge University Press, 2009.
44-46.
14
Francis J. Moloney, S.D.B, The Gospel of John, Furnish, Victor Paul, The Love Command
106-107. in the New Testament, Nashville, TN:
15
John Marsh, Saint John, The Pelican New Abingdon Press, 1972.
Testament Commentaries, (Middlesex: Pelican
Books, 1968), 504. Groenen, C., Sejarah Dogma Kristologi,
16
FABC, Dokumen Sidang-Sidang Federasi
Konferensi-Konferensi Para Uskup Se-Asia tahun Perkembangan Pemikiran Tentang
1995, (Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Yesus Kristus pada Umat Kristen, Yo-
Penerangan KWI, 1997), 293-295. gyakarta: Kanisius, 1988.

Leaman, Oliver, Eastern Philosophy, Rout-


DAFTAR RUJUKAN ledge, London and New York, 2000

Sumber Buku Maksum, Ali, Pengantar Filsafat, dari Masa


Klasik hingga Posmodernisme, Ar-
Amaladoss, Michael, The Asian Jesus, New Ruzz Media, Yogyakarta, 2012.
York: Orbis Books, Maryknoll, 2006.
Marsh, John, Saint John, The Pelican New
Banawiratma, JB., Yesus Sang Guru, Per- Testament Commentaries, Middlesex:
temuan Kejawen dengan Injil, Yogya- Pelican Books, 1968.
karta: Kanisius, 1977.
Moloney, J. Francis S.D.B, The Gospel of
Cahyadi, T. Krispurwana, Yohanes Paulus John, Sacra Pagina Series volume IV,
II, Gereja, Teologi dan Kehidupan, Minesota: Michael Glazier Book,
Jakarta: Obor, 2007. 1998.

Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Moltmann, Jurgen, The Way of Jesus Chr-
Semarang, Gereja yang Signifikan dan ist, Christology in Mesianic Dimen-
Relevan, Pendalaman Ardas KAS sion, London: SCM Press, 1990.
2011-2015, Muntilan: Dewan Karya
Pastoral KAS, 2011. Rahner, Karl, Everyday Faith, New York:
Herder and Herder, 1968.
Dhavamony, Mariasusai, Fenomenologi
Agama, Yogyakarta: Kanisius, 1995. _____, The Love of Jesus and Love of Neig-
bour, New York: Crossroad,1983.
Eliade, Mircea, The Sacred and The Pro-
fane, The Nature of Religion, The _____, Experience the Spirit in The Prac-
Significance of Religious myth, sym- tisce of Faith, New York: Crossroad,
bolism, and ritual within life and cul- 1983.
ture, New York: Harper and Row,
_____, Teresa of Avila: Doctor of the
Publishers, 1910.
Church, in The Great Church Year,
_____, Symbolism the Sacred and the Arts, edited by Albert Raffelt and Harvey D.
New York: Crossroad, 1907. Egan, New York: Crossroad, 1993.

_____, The Sacred and The Profane, The Rosariyanto, Fl. Hasto, S.J., Van Lith, Pem-
Nature of Religion, The Significance buka Pendidikan Guru di Jawa, Seja-
of Religious myth, symbolism, and ri- rah 150 tahun Serikat Yesus di Indo-
tual within life and culture, Harper nesia, Yogyakarta, Penerbit Universi-
Torchbooks, New York, 1959. tas Sanata Dharma, 2009

118
JURNAL TEOLOGI, Volume 04, Nomor 02, November 2015: 107-120

Sahas, Daniel J., John of Damascus, The Banawiratma, JB., , Kristologi Konteks-
Heresy of The Ishjaeoities, Leiden: E. tual, Orientasi Baru, Pustaka Filsafat
H. Brill, 1972. dan Teologi, 8, Kanisius, Yogyakarta
(1994).
Schreiter, Robert J., C. PP.S, Rancang ban-
gun Teologi Lokal, Jakarta: BPK Gu- Beyer, Gerald J., Karl Rahner on the Radi-
nung Mulia, 2006. cal Unity of Love of God and Neigh-
bour, Irish Theology Quarterly, vol.
Simuh, Sufisme Jawa, Transformasi Islam 68/3, Ireland (2003).
ke Mistik Kejawen, Yogyakarta, Ben-
tang Budaya, 2002. Decloux, Simon SJ., Amal, My Friend,
Vidyajoti Journal of Theological Ref-
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, lection, Vol. LX, No. 2, (1996).
(Mixed Methods), Bandung: Penerbit
Alfabeta, 2012. Harvey, D. Egan, The Mystical Theologi of
Karl Rahner, The Way, (2013).
Susanto, P.S. Hary, Mitos Menurut Pemiki-
ran Mircea Eliade, Yogyakarta: Kani- Hendarto, Y. Heru, Romo Frans Van Liht,
sius, 1987. SJ., Pembaharu Karya Missi Gereja di
Jawa Tengah, Majalah Rohani,
Tim KOM HAK-KAS dan Majalah Inspirasi, (1990).
Lentera yang Membebaskan, Menga-
lami kehadiran Tuhan dalam Kehe- Jacobs, Tom, Frans Van Lith: Perintis Ge-
ningan Olah Batin dalam Terang Im- reja yang Baru, Majalah Rohani,
an Katolik, Semarang: KOM HAK (1984).
KAS dan Majalah Inspirasi, Lentera
yang Membebaskan, 2010. _____Misi dan Kristologi, Orientasi Baru,
Pustaka Filsafat dan Teologi, No 5,
Vriens, G.S.J., Sejarah Gereja Katolik Indo- Kanisius, Yogyakarta (1991).
nesia I, Jakarta: Bagian Dokumentasi
Penerangan Kantor Waligereja Indo- Koning, Robin, Learning From Asia in
nesia Taman Cut Mutiah 10, 1972. Asia, The Jesuits In Asia Pacific
2014, The Jesuit Conference of Asia
Witherington, Ben, Smyt and Helwys Bible Pacific, Manila, Philippines (2014).
Commentary, United States of Ameri-
ca: Matthew,Smyth & Helwys, 2006. Louth, Andrew, St. John Damascene as
Monastic Theologian, The Downside
Zoetmulder, P.J. SJ, Manunggaling Kawula Review, Volume 125 No. 440 (2007).
lan Gusti, Pantheisme dan Monisme
dalam Sastra Suluk Jawa, Jakarta: Rahner, Karl, Reflection on the Unity of
Gramedia, 1969. the Love of Neigbour and the Love of
God, in Karl-H. Kruger and Boniface
Majalah Kruger (trans), Theological Investiga-
tions, vol VI, Longman and Todd
Amaladoss, Michael, Inkulturation Andi (1969).
Internationality, East Asia Pastoral
Revies, 29/3 (1992). _____On Theology of Worship, Theological
Investigation, Voume 19 (1969).
Foreign Mission Today, East Asia
Pastoral Revies, 2 (1988). _____Christian Living Formerly and To-
day, Theological Investigation, Vo-
Beyond Inculturation, Can the Many lume 7, translated by David Bourke,
be One?, Vidyajyoti Education and New York, Herder and Herder
Welfare Society, New Delhi (1988). (1971).

119
YESUS KRISTUS SANG JALAN (Martinus Joko Lelono)

The Catholic Bishops Conference of Japan, Wilfred, Felix, FABC, Orientasi, Tantan-
, The Process of Preparation of The gan-Tantangan, Dampak-Pengaruh,
Response, Responses of The Linea- Dokumen Sidang-Sidang Federasi
menta, Orbis Books, Maryknoll, USA, Konferensi-Konferensi Para Uskup
(2000). Asia, 1992-1995, Dewan Komunikasi
dan Penerangan Konferensi Waligere-
The Catholic Bishops Conference of Indo- ja Indonesia, Jakarta (1997).
nesia, Challenges to Evangelization,
Responses of The Lineamenta, Orbis Yun-ka Tan, Jonathan, Theologizing at
Books, Maryknoll, USA (2000). The Service of Life, FABC PAPER,
108.

120

You might also like