You are on page 1of 14

CONTEMPORARY STUDIES IN ECONOMIC, FINANCE AND BANKING VOLUME 1 NO 2 TAHUN 2022

CSEFB PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, SUKU BUNGA


DAN NILAI TUKAR TERHADAP TINGKAT INFLASI DI
01.02.2022
INDONESIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN
ANALISIS JALUR PERIODE 2010Q1 – 2020Q4
DITERIMA
April 2022 Elisabeth Herania
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Indonesia
DIREVISI Ghozali Maski
Mei 2022 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Indonesia

Abstact: Monetary policy is one of the important components in an economic system whose
DISETUJUI conditions are always uncertain. One of the most important objectives of monetary policy is
Juni 2022
to maintain price stability for goods and services. Price volatility, which is manifested as
inflation, can have a bad long-term impact on the national economy if it is not controlled
properly. Therefore, it is important to control inflation to maintain a healthy economic cli-
mate. A low and stable inflation rate is important for long-term economic growth. Monetary
policy instruments that can maintain price stability include the money supply, interest rates
and exchange rates. Therefore, this study aims to analyze the effect of JUB, interest rates and
exchange rates on the inflation rate through path analysis method. Path analysis method is
used to see the direct and indirect effect of the money supply on inflation through interest
rates and exchange rates as intervening variables. The results showed that the money supply
and exchange rate directly did not have a significant effect on the inflation rate. Meanwhile,
interest rates have a significant direct effect on inflation. Indirectly, only interest rates have
a role in mediating the relationship between the money supply and the inflation rate.

Keywords: monetary policy; inflation; money supply; interest rate; exchange rate; path anal-
ysis

Abstrak: Kebijakan moneter merupakan salah satu komponen penting dalam sistem
ekonomi yang kondisinya selalu tidak pasti. Salah satu tujuan terpenting dari kebijakan
moneter yaitu menjaga stabilitas harga barang dan jasa. Ketidakstabilan harga, yang di-
manifestasikan sebagai inflasi, dapat memiliki dampak yang buruk dalam jangka panjang
pada perekonomian nasional apabila tidak mampu dikontrol dengan baik. Oleh karena itu,
pengendalian inflasi penting dilakukan untuk menjaga iklim ekonomi agar tetap sehat. Ting-
kat inflasi yang rendah dan stabil penting untuk pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.
INDEKSASI Instrumen kebijakan moneter yang dapat menjaga stabilitas harga diantaranya jumlah uang
Google Scholar beredar, suku bunga dan nilai tukar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh JUB, suku bunga dan nilai tukar terhadap tingkat inflasi melalui
metode analisis jalur. Metode analisis jalur digunakan untuk melihat pengaruh langsung dan
tidak langsung jumlah uang beredar terhadap inflasi melalui suku bunga dan nilai tukar se-
bagai variabel intervening. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara langsung jumlah
uang beredar dan nilai tukar tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat inflasi.
Sedangkan suku bunga memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap inflasi. Secara
tidak langsung, hanya suku bunga yang memiliki peran dalam memediasi hubungan antara
PENULIS jumlah uang beredar terhadap tingkat inflasi.
KORESPONDENSI
Elisabeth Herania Kata Kunci: kebijakan moneter; inflasi; jumlah uang beredar; suku bunga; nilai tukar; ana-
lisis jalur

Email: heraniae@gmail.com
Cite this as:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Herania, E. & Maski, G. Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga dan Nilai Tukar terhadap Tingkat
Universitas Brawijaya,
Indonesia
Inflasi di Indonesia Menggunakan Pendekatan Analisis Jalur Periode 2010Q1 – 2020Q4. Contemporary
Studies in Economic, Finance, and Banking. Volume 01, Number 2, Pages 230-243. Universitas Brawijaya.
http://dx.doi.org/10.21776/csefb.2022.01.2.05.

HERANIA, E., & MASKI, G. 230


CONTEMPORARY STUDIES IN ECONOMIC, FINANCE AND BANKING VOLUME 1 NO 2 TAHUN 2022

PENDAHULUAN makro ekonomi yang memiliki pengaruh ter-


Kebijakan moneter dapat didefiniskan hadap perekonomian suatu negara, khususnya
dengan sejumlah upaya yang dilakukan oleh bagi negara-negara yang menganut pereko-
otoritas moneter disetiap negara untuk me- nomian terbuka seperti negara Indonesia.
nyesuaikan jumlah uang dalam perekonomian Beberapa studi empiris telah meng-
dengan tujuan akhir yaitu menjaga stabilitas analisis bagaimana pengaruh perubahan
harga (Cioran, 2014). Stabilnya harga barang jumlah uang beredar, tingkat suku bunga dan
dan jasa dapat dilihat atau tercermin dalam nilai tukar terhadap tingkat inflasi. Seperti
inflasi. Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan penelitian yang dilakukan oleh Azizah et al.
harga barang dan jasa secara umum dan terus (2019) yang memberikan kesimpulan bahwa
menerus dalam jangka waktu tertentu (Bank nilai tukar berpengaruh negatif signifikan ter-
Indonesia, 2020). Sejak tahun 1960, Indonesia hadap inflasi dan jumlah uang beredar ber-
pernah dilanda hyperinflation yang saat itu pengaruh positif signifikan di Indonesia selama
mencapai lebih dari 635 persen. Pada tahun tahun 2010-2019. Sedangkan penelitian yang
1997-1998, Indonesia kembali dilanda inflasi dilakukan oleh Nugroho & Basuki (2012)
berat hingga mencapai 77,63 persen (Sadikin, memberikan hasil bahwa jumlah uang beredar
2010). berpengaruh negatif signifikan terhadap ting-
Setelah terjadinya Krisis Keuangan kat inflasi dan kurs berpengaruh positif namun
Global pada tahun 2008, perkembangan inflasi tidak signifikan terhadap inflasi. Suku bunga
di Indonesia menarik untuk diamati dikare- berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat
nakan mengalami tren penurunan yang fluktu- inflasi pada periode 2000-I hingga 2011-IV.
atif setelah sebelumnya di tahun 2008 men- Berdasarkan studi empiris diatas, masih
capai angka 11,06 persen (Badan Pusat didapati hasil kesimpulan yang beragam Oleh
Statistik, 2022). karena itu, peneliti tertarik untuk menganalisis
lebih mendalam, khususnya dari ruang lingkup
10 moneter, terkait bagaimana jumlah uang
8 beredar, tingkat suku bunga dan nilai tukar
6 mempengaruhi tingkat inflasi menggunakan
4 metode analisis jalur. Penggunaan metode ana-
2 lisis jalur ditujukan untuk melihat hubungan
0
langsung maupun tidak langsung keterkaitan
2010-1
2010-4
2011-3
2012-2
2013-1
2013-4
2014-3
2015-2
2016-1
2016-4
2017-3
2018-2
2019-1
2019-4
2020-3

antar variabel. Disamping itu, merupakan hasil


observasi dari peneliti yang belum menemukan
Gambar 1. Perkembangan IHK Selama Ta- ketersediaan studi empiris yang menganalisis
hun 2010-2020 (sumber: Bank Indonesia, pengaruh langsung dan tidak langsung seke-
2021) lompok variabel moneter dalam mem-
pengaruhi tingkat inflasi.
Sejumlah teori ekonomi juga menjelas- Oleh karena itu, harapannya, hasil
kan mengenai faktor-faktor yang penelitian ini mampu menambah literasi dan
mempengaruhi inflasi. Menurut kaum klasik, pengetahuan serta sebagai bahan masukan dan
inflasi dipengaruhi oleh jumlah uang yang pertimbangan bagi pemerintah untuk pengam-
beredar. Perubahan jumlah uang beredar bilan keputusan terkait dalam menentukan ke-
diduga akan berpengaruh langsung terhadap bijakan moneter untuk menstabilkan inflasi
tingkat bunga. Sehingga mengutip dari pen- maupun mengontrol jumlah uang yang beredar
dapat monetarist, bahwa uang beredar ber- di Indonesia. Dengan demikian, penelitian ini
pengaruh terhadap tingkat bunga dan inflasi bertujuan untuk menganalisis pengaruh jumlah
(Warjiyo, 2004). uang beredar, suku bunga dan nilai tukar ter-
Krisis Keuangan Asia tahun 1997/1998 hadap tingkat inflasi baik secara langsung mau-
merupakan salah satu contoh dimana inflasi pun tidak langsung.
dapat disebabkan akibat melemahnya nilai tu-
kar domestik terhadap valuta asing. Sehingga
nilai tukar merupakan salah satu variabel

HERANIA, E., & MASKI, G. 231


CONTEMPORARY STUDIES IN ECONOMIC, FINANCE AND BANKING VOLUME 1 NO 2 TAHUN 2022

KAJIAN PUSTAKA permintaan terhadap mata uang suatu negara


Inflasi akan berpengaruh terhadap harga mata uang
Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan negara tersebut. Terkait bagaimana nilai tukar
harga barang dan jasa secara umum dan terus bisa mempengaruhi inflasi dapat dijelaskan da-
menerus dalam jangka waktu tertentu (Bank lam teori exchange rate pass-through dan
Indonesia, 2020). Inflasi juga dikenal sebagai Mundell-Fleming.
persentase perubahan nilai Indeks Harga Kon- Dalam teori Mundell-Fleming, kenaikan
sumen (IHK) secara year-on-year (W et al., jumlah uang beredar akan menekan tingkat
2015). Hubungan antara inflasi dengan jumlah bunga domestik. Dampaknya, membuat inves-
uang beredar dijelaskan dalam teori kuantitas tor lebih tertarik untuk menanamkan modalnya
uang. Menurut Fisher perubahan jumlah uang di luar negari dan menurunkan permintaan
yang beredar (M) berbanding lurus dengan pe- mata uang domestic. Sehingga menyebabkan
rubahan harga-harga (P). kurs mengalami depresiasi. Dalam teori ERPT,
depresiasi kurs dapat meningkatkan ekspor
Jumlah Uang Beredar yang membuat nilai mata uang terapresiasi
Jumlah uang beredar merupakan jumlah kembali. Apresiasi mata uang domestic dapat
total uang dalam perekonomian (Hubbard. G & memicu timbulnya inflasi.
O’Brien. A. P, 2012). Uang beredar dalam arti
sempit (M1) terdiri atas uang kartal (uang ker- Kerangka Pikir
tas dan uang logam) dan uang giral (cek dan Kerangka pikir yang memuat hubungan
giro). Sedangkan uang beredar dalam arti luas antar variabel dalam penelitian ini dapat di-
(M2) mencakup M1 ditambah dengan uang tunjukkan dengan bagan atau diagram alur sep-
kuasi. Selain inflasi, jumlah uang beredar juga erti dibawah ini:
erat kaitannya dengan suku bunga dan nilai tu-
kar. Hubungan antara jumlah uang beredar
dengan suku bunga terdapat dalam teori liquid-
ity preference. Sedangkan hubungan antara
jumlah uang beredar dengan nilai tukar dapat
diamati dalam teori Mundell-Fleming.

Suku Bunga Gambar 2. Kerangka Pikir


Suku bunga merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi naik/turunnya Pengembangan Hipotesis
inflasi di Indonesia (Atmadja, 2004). Keynes Dalam teori liquidity preference, peru-
berpendapat bahwa tingkat suku bunga diten- bahan tingkat suku bunga juga dipengaruhi
tukan oleh permintaan dan penawaran uang di oleh perubahan jumlah uang yang beredar.
pasar uang (Suprianto et al., 2017). Dalam teori Ketika jumlah uang beredar mengalami pen-
liquidity preference, Keynes menyebutkan ingkatan permintaan oleh masyarakat, maka
bahwa jumlah uang yang diminta dengan ting- tingkat suku bunga mengalami penurunan.
kat bunga saling berhubungan negatif Dengan demikian, bahwa jumlah uang yang
(Mishkin, 2016). Hubungan satu-satu yang diminta dengan tingkat bunga saling berhub-
menjelaskan terkait jumlah uang beredar, suku ungan negatif (Mishkin, 2016).
bunga dengan inflasi tercermin dalam teori
Efek Fisher. H1: Jumlah uang beredar secara langsung ber-
pengaruh signifikan terhadap tingkat suku
Nilai Tukar bunga.
Nilai tukar merupakan perbandingan
harga satu mata uang suatu negara dalam mata Hubungan antara jumlah uang beredar
uang negara lain (Mishkin, 2016). Harga dari dengan nilai tukar dapat dijelaskan dalam teori
mata uang negara satu terhadap mata uang Mundell-Fleming melalui instumen suku
negara yang lain ditentukan oleh kekuatan bunga dunia. Apabila tingkat bunga domestik
penawaran dan permintaan yang terjadi di lebih rendah dibandingkan tingkat bunga
pasar (foreign exchange market). Banyaknya dunia, maka akan terjadi capital outflow yang

HERANIA, E., & MASKI, G. 232


CONTEMPORARY STUDIES IN ECONOMIC, FINANCE AND BANKING VOLUME 1 NO 2 TAHUN 2022

menyebabkan permintaan terhadap mata uang lebih tinggi. Dampaknya, permintaan terhadap
domestik menurun. Sehingga mata uang do- uang riil akan menurun. Penurunan permintaan
mestik akan mengalami depresiasi. uang riil akan meningkatkan tingkat suku
bunga, dan meningkatkan tingkat harga pada
H2: Jumlah uang beredar secara langsung ber- saat ini.
pengaruh signifikan terhadap nilai tukar.
H6: Tingkat suku bunga signifikan memediasi
Dalam teori kuantitas uang, Fisher me- hubungan antara jumlah uang beredar ter-
nyebutkan bahwa perubahan jumlah uang yang hadap tingkat inflasi.
beredar berbanding lurus dengan perubahan
harga. Artinya, ketika jumlah uang beredar Kenaikan jumlah uang beredar akan
mengalami peningkatan, maka dapat me- menekan tingkat bunga domestik. Dampaknya,
nyebabkan timbulnya inflasi. Sehingga dalam membuat investor lebih tertarik untuk me-
hal ini hubungan antara jumlah uang beredar nanamkan modalnya di luar negari dan
dengan inflasi memiliki arah yang positif menurunkan permintaan mata uang domestik.
(Mankiw, 2007). Sehingga menyebabkan kurs mengalami
depresiasi. Depresiasi kurs dapat meningkat-
H3: Jumlah uang beredar secara langsung ber- kan ekspor yang membuat nilai mata uang
pengaruh signifikan terhadap tingkat terapresiasi kembali. Apresiasi mata uang do-
inflasi. mestik dapat memicu timbulnya inflasi.

Pengaruh tingkat suku bunga terhadap H7: Nilai tukar signifikan memediasi hub-
tingkat inflasi dapat diamati secara tidak lang- ungan antara jumlah uang beredar ter-
sung dalam teori Efek Fisher. Dalam teori ter- hadap tingkat inflasi.
sebut menyiratkan adanya hubungan satu-satu
antara perubahan tingkat harga akibat dari pe- METODE PENELITIAN
rubahan pada permintaan jumlah uang beredar Pendekatan yang digunakan dalam
di masa depan dengan perubahan tingkat bunga penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. Dil-
nominal. akukan di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia selama tahun 2010 hingga 2020.
H4: Suku bunga secara langsung berpengaruh Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
signifikan terhadap tingkat inflasi. yaitu data sekunder yang berbentuk time series,
yang diperoleh melalui dokumen yang dipub-
Dalam teori Mundell-Fleming, kenaikan likasikan oleh lembaga/instansi resmi seperti
jumlah uang beredar akan menekan tingkat dari website Bank Indonesia, Badan Pusat
bunga domestik. Dampaknya, membuat inves- Statistik (BPS), jurnal ilmiah, buku dan sum-
tor lebih tertarik untuk menanamkan modalnya ber-sumber lainnya yang relevan dengan topik
di luar negari dan menurunkan permintaan penelitian ini. Teknik pengumpulan data di-
mata uang domestik. Sehingga menyebabkan peroleh melalui observasi peneliti secara tidak
kurs mengalami depresiasi. Dalam teori ERPT, langsung terhadap data-data yang dipublikasi-
depresiasi kurs dapat meningkatkan ekspor kan oleh lembaga atau instansi tertentu.
yang membuat nilai mata uang terapresiasi Menggunakan metode Ordinary Least Square
kembali. Apresiasi mata uang domestic dapat (OLS) dengan teknik analisis jalur untuk
memicu timbulnya inflasi. melihat pengaruh langsung dan tidak langsung
variabel independen terhadap variabel de-
H5: Nilai tukar secara langsung berpengaruh penden.
signifikan terhadap tingkat inflasi. Menurut Riduan & Kuncoro dalam
Anggoro (2020) analisis jalur dapat dilakukan
Kenaikan tingkat bunga nominal akan dalam beberapa tahapan, antara lain: (1) Mem-
meningkatkan biaya dari memegang uang. buat diagram alur, menentukan persamaan
Seseorang lebih memilih menginvestasikan jalur, dan merumuskan hipotesis; (2)
uang tersebut dalam bentuk lain seperti ob- Melakukan uji asumsi klasik pada masing-
ligasi untuk mendapatkan pengembalian yang masing persamaan jalur. Uji asumsi klasik

HERANIA, E., & MASKI, G. 233


CONTEMPORARY STUDIES IN ECONOMIC, FINANCE AND BANKING VOLUME 1 NO 2 TAHUN 2022

yang digunakan antara lain uji normalitas, uji Hasil Analisis Data
linearitas, uji multikolinearitas, uji autoko- Tahapan pertama dari path analysis
relasi, dan uji heteroskedastisitas; (3) ialah melakukan uji asumsi klasik. Berikut
Melakukan estimasi dan uji hipotesis yaitu uji hasil pengujian asumsi klasik.
T dan uji F; (4) Melakukan perhitungan
pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, Tabel 1. Uji Normalitas
dan pengaruh total; (5) Uji koefisien determi- Persamaan
Probabilitas Keterangan
nasi. Jalur
Adapun persamaan struktural dan dia- Residual
gram alur yang terbentuk dalam penelitian ini Jalur Pertama 0,309 berdistribusi
ialah sebagai berikut: normal
Residual
Jalur Kedua 0,853 berdistribusi
Persamaan Struktural normal
Z1 = a1 + b1X + e1 ………….……… (1) Residual
Z2 = a2 + b2X + e2…….….………… (2) Jalur Ketiga 0,881 berdistribusi
Y = a3 + b3X + b4Z1 + b5Z2 + e3.... (3) normal

Diagram Alur Berdasarkan hasil pengujian diatas,


dapat diiinterpretasikan bahwa semua persa-
maan jalur lolos pada uji normalitas. Hal terse-
but dapat dilihat dari nilai prob asymp. sig (2-
tailed) yang lebih besar dari alpha 5% (0,05).
Sesuai dengan aturan pada uji normalitas, apa-
bila nilai asymp. sig (2-tailed) lebih besar dari
0,05, maka residual pada persamaan jalur ter-
HASIL DAN PEMBAHASAN
sebut memiliki distribusi normal.
Kebijakan moneter dapat didefiniskan
dengan sejumlah upaya yang dilakukan oleh
Tabel 2. Uji Linearitas
otoritas moneter disetiap negara untuk me-
Persamaan
nyesuaikan jumlah uang dalam perekonomian Probabilitas Keterangan
Jalur
dengan tujuan akhir yaitu menjaga stabilitas Bersifat lin-
harga (Cioran, 2014). Stabilnya harga barang Jalur Pertama 0,077
ear
dan jasa tercermin dalam inflasi. Sehingga Bersifat lin-
Jalur Kedua 0,138
menjaga stabilitas harga (inflasi) merupakan ear
salah satu tujuan terpenting dari kebijakan 0,251
Bersifat lin-
moneter. Menurut kaum klasik, dalam teori ear
Kuantitas Uang, disebutkan bahwa inflasi di- Bersifat lin-
Jalur Ketiga 0,366
pengaruhi oleh jumlah uang yang beredar. ear
Bersifat lin-
Menurut Keynes, suku bunga merupakan salah 0,195
ear
satu instrumen dari kebijakan moneter yang
memiliki andil dalam mempengaruhi per-
Berdasarkan hasil pengujian diatas,
ekonomian melalui tingkat inflasi. Salah satu
dapat diiinterpretasikan bahwa semua persa-
fenomena ekonomi, yaitu krisis keuangan asia
maan jalur lolos pada uji linearitas. Hal terse-
tahun 1997/1998 merupakan salah satu contoh
but dapat dilihat dari nilai sig. dari deviation
dimana inflasi dapat disebabkan akibat
from linearity yang lebih besar dari alpha 5%
melemahnya nilai tukar domestik terhadap va-
(0,05). Apabila nilai sig. dari deviation from
luta asing. Sehingga nilai tukar merupakan sa-
linearity lebih besar dari 0,05, maka variabel
lah satu variabel makroekonomi yang memiliki
independen tersebut memiliki hubungan yang
pengaruh terhadap perekonomian suatu negara,
linear dengan variabel dependennya.
khususnya bagi negara-negara yang menganut
perekonomian terbuka seperti negara Indone-
sia.

HERANIA, E., & MASKI, G. 234


CONTEMPORARY STUDIES IN ECONOMIC, FINANCE AND BANKING VOLUME 1 NO 2 TAHUN 2022

Tabel 3. Uji Autokorelasi Tabel 5. Uji Heteroskedastisitas


Nilai Dur- Persamaan
Persamaan Probabilitas Keterangan
bin Wat- Keterangan Jalur
Jalur
son Jalur Per- Tidak terdapat
0,094
Tidak terdapat tama heteroskedastisitas
Jalur Pertama 1,876
autokorelasi Jalur Tidak terdapat
0,065
Tidak terdapat Kedua heteroskedastisitas
Jalur Kedua 1,740
autokorelasi Tidak terdapat
0,386
Tidak terdapat heteroskedastisitas
Jalur Ketiga 1,864
autokorelasi Jalur Ke- Tidak terdapat
0,579
tiga heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil pengujian diatas, Tidak terdapat
0,189
dapat diiinterpretasikan bahwa semua persa- heteroskedastisitas
maan jalur lolos pada uji autokorelasi. Hal ter-
sebut dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson Berdasarkan hasil pengujian diatas,
yang berada diantara batas dU dan (4-dU). dapat diiinterpretasikan bahwa semua persa-
Apabila nilai Durbin-Watson berada diantara maan jalur lolos pada uji heteroskedastisitas.
dU dan (4-dU), maka tidak terdapat masalah Hal tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi
autokorelasi. Nilai dU pada penelitian ini sebe- yang lebih besar dari alpha 5% (0,05). Sesuai
sar 1,5619, sedangkan nilai (4-dU) yaitu sebe- dengan rule of thumb pada uji heteroskedastis-
sar 2,4381. Sehingga dapat disimpulkan se- itas, apabila nilai signifikansi lebih besar dari
bagai berikut: (1,5619 < 1,876 < 2,4381); alpha 0,05 maka tidak terdapat masalah het-
(1,5619 < 1,740 < 2,4381); (1,5619 < 1,864 < eroskedastisitas.
2,4381)
Tabel 6. Estimasi Direct Effect
Tabel 4. Uji Multikolinearitas Persamaan Jalur Pertama
Persamaan Nilai Nilai
Keterangan Koefisien Probabilitas Keterangan
Jalur VIF
Jalur
Tidak terdapat
Jalur Pertama 1,00
multikolinearitas X → Z1
0,0001 Signifikan
Tidak terdapat -0,3244
Jalur Kedua 1,00 Koefisien Determinasi (R21) 0,2985
multikolinearitas
Tidak terdapat Nilai t-hitung -4,2277
1,052 Nilai F-hitung 17,8734
multikolinearitas
Tidak terdapat Probabilitas 0,0001
Jalur Ketiga 1,982
multikolinearitas
Tidak terdapat Hasil estimasi diatas menunjukkan
1,819
multikolinearitas bahwa JUB memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap perubahan tingkat suku bunga. Dilihat
Berdasarkan hasil pengujian diatas, dari nilai probabilitas yang kurang dari 0,05
dapat diiinterpretasikan bahwa semua persa- yaitu 0,0001 dengan nilai koefisien sebesar -
maan jalur lolos pada uji multikolinearitas. Hal 0,3244. Artinya, ketika JUB meningkat sebesar
tersebut dapat dilihat dari Variance Inflation 1 satuan, maka akan menurunkan suku bunga
Factor (VIF) yang kurang dari 10. Sesuai sebesar 0,3244 satuan. Nilai r-square sebesar
dengan syarat atau aturan pada uji multikolin- 0,2985 dapat diartikan bahwa variabel JUB
earitas, dimana apabila nilai Variance Inflation mampu menjelaskan perubahan pada tingkat
Factor (VIF) kurang dari 10, maka antar varia- suku bunga sebesar 29,85%, sedangkan si-
bel independen di dalam persamaan jalur terse- sanya 70,15% dijelaskan oleh variabel lain
but tidak memiliki hubungan yang sempurna diluar variabel pada persamaan jalur pertama.
satu sama lain atau terbebas dari masalah mul-
tikolinearitas.

HERANIA, E., & MASKI, G. 235


CONTEMPORARY STUDIES IN ECONOMIC, FINANCE AND BANKING VOLUME 1 NO 2 TAHUN 2022

Persamaan Jalur Kedua dampak pada tingkat inflasi. Nilai r-square


Nilai sebesar 0,6291 menunjukkan bahwa variabel
Koefisien Probabilitas Keterangan JUB, suku bunga dan nilai tukar mampu men-
Jalur jelaskan perubahan pada tingkat inflasi sebesar
X → Z2 62,91%, sedangkan sisanya 37,09% dijelaskan
0,0000 Signifikan
0,5370
oleh variabel lain diluar variabel pada persa-
Koefisien Determinasi (R21) 0,8961
Nilai t-hitung 19,0349
maan jalur ketiga.
Nilai F-hitung 362,3267
Probabilitas 0,0000 Tabel 7. Estimasi Indirect Effect
Effect Boot Boot
Ket
Berdasarkan hasil diatas, disimpulkan (X → Y) LLCI ULCI
Z1
bahwa JUB memiliki pengaruh yang signifikan -0,7134 -0,1993 Signifikan
-0,4538
terhadap nilai tukar. Dilihat dari nilai probabil- Z2 Tidak
itas yang kurang dari 0,05 yaitu 0,0000 dengan -0,9326 0,9596
-0,2091 Signifikan
nilai koefisien sebesar 0,5370. Artinya, ketika Total
JUB meningkat sebesar 1 satuan, maka akan Tidak
Indirect -1,4177 0,6457
meningkatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Signifikan
-0,6629
Amerika sebesar 0,5370 satuan. Nilai r-square
sebesar 0,8961 dapat diartikan bahwa variabel Hasil estimasi diatas, dapat diiinter-
JUB mampu menjelaskan perubahan pada nilai pretasikan bahwa suku bunga memiliki peran
tukar rupiah sebesar 89,61%, sedangkan si- dalam memediasi hubungan antara JUB
sanya 10,39% dijelaskan oleh variabel lain dengan tingkat inflasi. Secara statistik, dapat
diluar variabel pada persamaan jalur kedua dilihat pada confidence interval (CI) yang di-
tunjukkan oleh nilai BootLLCI sebesar -0,7134
Persamaan Jalur Ketiga dan nilai BootULCI sebesar -0,1993. Mengacu
Nilai pada pedoman (Preacher & Hayes, 2008) dise-
t-hi-
Koefisien Prob Ket butkan bahwa terjadi efek mediasi yang signif-
tung
Jalur
ikan apabila nilai batas atas dan batas bawah
X→Y Tidak sig-
-0,0563
-0,1173 0,9072
nifikan
interval kepercayaan (CI) 95% bootstrap tidak
Z1 → Y mengandung atau melewati nilai nol. Se-
4,9761 0,0000 Signifikan dangkan untuk variabel nilai tukar tidak mem-
1,3990
Z2→ Y Tidak sig- iliki peran dalam memediasi hubungan antara
-0,5093 0,6134 JUB dengan tingkat inflasi. Dikarenakan mem-
-0,3894 nifikan
Koefisien Determinasi (R23) 0,6291 iliki nilai BootLLCI sebesar -0,9326 dan nilai
Nilai F-hitung 22,6150 BootULCI sebesar 0,9596. Dimana rentang
Probabilitas 0,0000 nilai antara batas bawah, yaitu BootLLCI
dengan batas atas, BootULCI, mengandung
Berdasarkan hasil diatas, diketahui atau melewati angka nol (-0,9326 < 0 <
bahwa secara simultan, JUB, suku bunga dan 0,9596).
nilai tukar memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat inflasi. Secara parsial, hanya
suku bunga yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap inflasi dengan nilai koefisien jalur
sebesar 1,3990. Artinya, ketika suku bunga
mengalami kenaikan 1 satuan, maka akan
meningkatkan tingkat inflasi sebesar 1,3390
satuan. Sedangkan JUB dan nilai tukar tidak
memberikan pengaruh yang signifikan ter-
hadap tingkat inflasi dikarenakan memiliki
nilai probabilitas yang lebih besar dari alpha
0,05. Artinya, kenaikan 1 satuan pada JUB
maupun nilai tukar tidak akan memberikan

HERANIA, E., & MASKI, G. 236


CONTEMPORARY STUDIES IN ECONOMIC, FINANCE AND BANKING VOLUME 1 NO 2 TAHUN 2022

Pengujian Hipotesis 2017) mendapatkan hasil bahwa jumlah uang


Tabel.8 Hipotesis Penelitian beredar tidak memiliki pengaruh yang signif-
Variabel Hipotesis Ket ikan dalam mempengaruhi perubahan tingkat
JUB suku bunga di Indonesia selama tahun 1993
X → Z1 HI1 diterima mempengaruhi sampai 2015.
suku bunga
JUB Hubungan variabel X → Z2
X → Z2 HI2 diterima mempengaruhi
Peningkatan JUB selama 10 tahun tera-
nilai tukar
khir juga diikuti oleh trend dari nilai nilai tukar
JUB tidak
X→Y HI3 ditolak mempengaruhi rupiah terhadap dolar Amerika yang selalu
tingkat inflasi meningkat atau cenderung mengalami depre-
Suku bunga siasi. Fenomena ini sesuai dengan teori Mun-
Z1 → Y HI4 diterima mempengaruhi dell-Fleming. Faktor eksternal penyebab dep-
tingkat inflasi resiasi rupiah ialah adanya kebijakan yang dil-
Nilai tukar tidak akukan oleh The Fed terkait dengan tapering
Z2 → Y HI5 ditolak mempengaruhi off yang mengakibatkan investor menarik
tingkat inflasi dananya dari Indonesia sehingga menyebabkan
Suku bunga me- nilai mata uang rupiah mengalami depresiasi.
X → Z1 mediasi hubungan Selain itu, danya krisis utang Yunani dan ke-
HI6 diterima
→Y JUB dengan
bijakan China yang terkait akan mendevaluasi
inflasi
Nilai tukar tidak
mata uangnya Yuan serta wabah Covid-19
X → Z2 memediasi hub- yang berdampak pada menurunnya per-
HI7 ditolak ekonomian secara global. Sedangkan dari
→Y ungan JUB
dengan inflasi faktor internal yaitu adanya kebijakan Quanti-
tative Easing oleh BI yang menyebabkan pena-
PEMBAHASAN waran atas mata uang rupiah lebih banyak
Hubungan variabel X → Z1 dibanding permintaan dari masyarakat, se-
Adanya pengaruh antara jumlah uang hingga menyebabkan nilai rupiah mengalami
beredar terhadap tingkat suku bunga sejalan depresiasi.
dengan teori Liquidity Preference. Ketika Adanya pengaruh yang signifikan antara
jumlah uang beredar mengalami peningkatan JUB dengan nilai tukar mendukung penelitian
permintaan dari masyarakat, maka tingkat suku yang dilakukan oleh (Landa et al., 2017) bahwa
bunga akan mengalami penurunan. Disebutkan jumlah uang beredar memiliki pengaruh yang
juga dalam Mishkin (2016) bahwa jumlah uang positif signifikan terhadap nilai tukar rupiah
beredar berhubungan negatif dengan suku terhadap dolar Amerika di Indonesia selama
bunga. periode 2005 sampai 2014. Hasil serupa juga
Teori tersebut juga didukung oleh didapatkan oleh (Alawiyah et al., 2019) yang
keadaan di lapangan. Peningkatan jumlah uang juga menyimpulkan bahwa variabel jumlah
beredar selama 10 tahun terakhir merupakan uang beredar memiliki pengaruh arah yang
bentuk pelonggaran kebijakan moneter yang positif signifikan terhadap nilai tukar rupiah
diambil oleh pemerintah. Dalam hal ini tujuan terhadap dolar Amerika selama periode Januari
pemerintah ingin meningkatkan pertumbuhan 2013 sampai Desember 2018.
ekonomi negara dengan melakukan ekspansi
kebijakan moneter. Kebijakan moneter yang Hubungan variabel X → Y
bersifat ekspansif salah satunya tercermin dari Tidak adanya pengaruh jumlah uang
menurunnya tingkat suku bunga. beredar terhadap tingkat inflasi tidak sejalan
Hasil penelitian ini mendukung dengan teori Kuantitas Uang. Irving Fisher ter-
penelitian yang dilakukan oleh (Cornell, 1982) sebut menyebutkan bahwa perubahan jumlah
yaitu lonjakan tak terduga jumlah uang beredar uang beredar berbanding lurus dengan peru-
memberikan pengaruh terhadap perubahan bahan harga-harga. JUB dapat menyebabkan
tingkat suku bunga di San Fransisco. Sedang- naiknya inflasi jika tidak dibarengi oleh per-
kan penelitian yang dilakukan oleh (Laksono, tumbuhan produksi barang dan jasa. Namun,
terdapat juga kondisi dimana kenaikan JUB

HERANIA, E., & MASKI, G. 237


CONTEMPORARY STUDIES IN ECONOMIC, FINANCE AND BANKING VOLUME 1 NO 2 TAHUN 2022

tidak akan menyebabkan kenaikan inflasi. Fe- konsumsi masyarakat serta pemulihan
nomena tersebut terjadi akibat peningkatan ekonomi nasional.
JUB juga disokong oleh pasokan barang dan Hasil penelitian ini mendukung
jasa yang masih mampu meng-cover per- penelitian (Langi, 2014) yang memberikan
mintaan dari masyarakat. Selain itu, penurunan kesimpulan serupa yaitu terdapat pengaruh
tingkat inflasi juga tercermin dari inflasi inti positif signifikan tingkat suku bunga terhadap
Indonesia yang mengalami perlambatan per- inflasi di Indonesia selama tahun 2005-III sam-
tumbuhan sejak 10 tahun terakhir. Artinya, pai 2013-III. Namun, hasil penelitian ini juga
masyarakat masih bersikap hati-hati dan memiliki perbedaan dengan hasil studi yang
cenderung menahan konsumsi mereka. Se- dilakukan (Don Sama Lelo et al., 2018) yang
hingga sebagian besar uang yang beredar memberikan kesimpulan bahwa tingkat suku
hanya mengendap di rekening bank dan penya- bunga baik dalam jangka pendek maupun
luran kredit juga tidak optimal. jangka panjang memberikan pengaruh yang
Tidak adanya pengaruh yang signifikan negatif terhadap Inflasi di Indonesia.
antara jumlah uang beredar terhadap tingkat
inflasi di Indonesia selama tahun 2010 sampai Hubungan variabel Z2 → Y
2020 memiliki persamaan dengan penelitian Adanya pengaruh negatif yang tidak sig-
yang dilakukan (Perlambang, 2010) bah- nifikan dari nilai tukar terhadap tingkat inflasi
wasannya jumlah uang beredar tidak memiliki tidak sejalan dengan teori Mundell-Fleming
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat dan Exchange Rate Pass-Through. Dalam
inflasi di Indonesia selama periode 2004 sam- kedua teori tersebut disebutkan bahwa depre-
pai 2009. Namun, hasil penelitian ini memiliki siasi rupiah menyebabkan tingkat inflasi men-
perbedaan dengan hasil studi dari (Azizah et galami kenaikan. Namun, fenomena di lapan-
al., 2019) yang memberikan kesimpulan bahwa gan menggambarkan bahwa despresiasi rupiah
jumlah uang beredar memiliki pengaruh yang tidak menyebabkan kenaikan pada tingkat
positif terhadap inflasi di Indonesia selama ta- inflasi.
hun 2010 sampai 2019. Rendahnya laju inflasi disamping nilai
rupiah yang terus terdepresiasi dimungkinkan
Hubungan variabel Z1 → Y adanya faktor substitusi. konsumen lebih mem-
Adanya pengaruh positif tingkat suku ilih membeli barang/produk sejenis yang lebih
bunga terhadap tingkat inflasi sejalan dengan murah yang diproduksi didalam pasar domes-
teori Efek Fisher. Penurunan tingkat suku tik dan mengurangi pembelian dari luar negeri.
bunga selama 10 tahun terakhir diikuti pula Kondisi demikian biasanya terjadi saat kon-
oleh penurunan inflasi selama tahun 2010- sumen sedang membatasi anggarannya namun
2020. Inflasi yang tetap terkendali bahkan tetap bisa mempertahankan utilitasnya. Dari
cenderung menurun tiap tahunnya merupakan sisi produksi, produsen memilih untuk mengu-
akibat dari pasokan atau penawaran barang dan rangi penggunaan bahan baku dari impor dan
jasa yang mampu memenuhi permintaan dari menahan untuk tidak menaikkan harga dengan
masyarakat. Namun, inflasi yang terus tergesa-gesa demi terjaganya kondisi pangsa
menurun hingga dibawah target, atau berpo- pasar didalam negeri.
tensi deflasi, juga berbahaya bagi per- Selama periode berjalan, masyarakat
ekonomian dikarenakan daya beli masyarakat cenderung bersikap hati-hati dan menahan
pasti menurun. Oleh karena itu, upaya BI ber- konsumsinya Sehingga permintaan terhadap
sama pemerintah dalam memulihkan ekonomi barang dan jasa masih lebih kecil dibandingkan
dan meningkatkan daya beli masyarakat yaitu penawaran yang ada. Dampaknya membuat
dengan kembali menurunkan suku bunga ac- harga barang dan jasa tetap terkendali mes-
uan atau 7days repo-rate. penurunan suku kipun rupiah sedang terdepresiasi. Dalam
bunga acuan ini sejalan dengan tingkat inflasi penelitian yang dilakukan oleh (Martanto et al.,
yang masih rendah. Dengan diturunkannya 2021) dijelaskan bahwa fluktuasi nilai tukar
suku bunga diharapkan mampu mendukung sangat dinamis pergerakannya sehingga
pihak perbankan dan lembaga keuangan pengaruhnya tidak semua ditransmisikan pada
lainnya dalam menyalurkan kredit kepada kenaikan harga di pasar domestik.
masyarakat demi meningkatkan daya beli dan

HERANIA, E., & MASKI, G. 238


CONTEMPORARY STUDIES IN ECONOMIC, FINANCE AND BANKING VOLUME 1 NO 2 TAHUN 2022

Adanya pengaruh negatif yang tidak sig- dapat tersalur secara maksimal dan optimal
nifikan antara nilai tukar terhadap tingkat demi mendorong pemulihan ekonomi nasional.
inflasi di Indonesia selama tahun 2010 sampai
2020 memiliki perbedaan dengan hasil studi Hubungan variabel X → Z2 → Y
yang dilakukan oleh (Ningsih, Suhesti; Tidak adanya pengaruh tidak langsung
Kristiyanti, 2016) yang memberikan hasil jumlah uang beredar terhadap tingkat inflasi
bahwa nilai tukar memiliki pengaruh arah yang melalui nilai tukar tidak sejalan dengan teori
positif signifikan terhadap tingkat inflasi di In- Mundell-Fleming dan ERPT. Dalam teori
donesia selama periode 2014-2016. Namun, Mundell-Fleming, kenaikan jumlah uang
hasil penelitian ini juga memiliki persamaan beredar akan menekan tingkat bunga domestik.
dengan hasil studi empiris oleh (Amhimmid et Dampaknya, membuat investor lebih tertarik
al., 2021) dimana hasil penelitiannya tidak untuk menanamkan modalnya di luar negeri
menunjukkan adanya pengaruh yang signif- dan menurunkan permintaan mata uang do-
ikan antara nilai tukar terhadap inflasi baik di mestik, sehingga menyebabkan kurs men-
Indonesia maupun di Libya pada tahun 2005- galami depresiasi. Dalam teori ERPT, depre-
2019. siasi kurs meningkatkan ekspor yang nantinya
membuat nilai mata uang domestik mengalami
Hubungan variabel X → Z1 → Y apresiasi kembali karena permintaan terhadap
Adanya pengaruh tidak langsung jumlah mata uang domestik mengalami peningkatan.
uang beredar terhadap tingkat inflasi melalui Apresiasi nilai tukar memberikan dampak ter-
tingkat suku bunga sejalan dengan teori Fisher hadap harga barang domestik yang lebih mahal
Effect. Didalam teori tersebut menyiratkan bila dibandingkan dengan harga barang luar
adanya perubahan tingkat harga akibat peru- negeri. Sehingga nantinya masyarakat lebih
bahan pada permintaan jumlah uang beredar di memilih untuk melakukan impor barang dari
masa depan dengan perubahan tingkat bunga luar negeri yang dapat memicu timbulnya
nominal. inflasi akibat dari harga barang domestik yang
Seperti yang diketahui bahwasannya mengalami kenaikan.
jumlah uang beredar tidak memjliki pengaruh Fenomena yang terjadi di lapangan
langsung yang signifikan terhadap tingkat menggambarkan bahwa peningkatan jumlah
inflasi, Banyaknya jumlah uang yang beredar uang beredar selama 10 tahun terakhir juga dii-
tidak diimbangi pula oleh tingkat konsumsi dan kuti oleh trend dari nilai nilai tukar rupiah ter-
daya beli masyarakat yang tinggi. Sehingga hadap dolar Amerika yang selalu meningkat
masyarakat cenderung menahan diri dan per- atau cenderung mengalami depresiasi. Namun
putaran uang dalam perekonomian melambat. sayangnya, depresiasi nilai tukar ini tidak
Oleh karena itu, BI bersama pemerintah beru- mengakibatkan tingkat inflasi juga mengalami
paya memulihhkan kembali ekonomi, khu- kenaikan seperti yang disebutkan dalam teori.
susnya pada kondisi Covid-19 seperti saat ini Penyebabnya adanya faktor substitusi yang dil-
dengan menetapkan kebijakan ekspasioner dan akukan oleh konsumen maupun produsen
memberikan stimulus bagi perekonomian. terkait rupiah yang terus mengalami depresiasi.
Salah satu upaya kebijakan moneter ek- Dimana konsumen lebih memilih membeli ba-
spasioner yaitu dengan menurunkan suku rang/produk sejenis yang lebih murah yang di-
bunga acuan BI 7days repo-rate. Bank Indone- produksi didalam pasar domestik dan mengu-
sia berharap penurunan suku bunga acuan ini rangi pembelian dari luar negeri. Sedangkan
juga diikuti oleh seluruh lembaga keuangan produsen memilih untuk mengurangi
yang ada demi mendorong kembali tingkat penggunaan bahan baku dari impor dan mena-
konsumsi masyarakat. Menurut Perry Warjiyo, han untuk tidak menaikkan harga dengan
Gubernur Bank Indonesia, penurunan suku tergesa-gesa demi terjaganya kondisi pangsa
bunga acuan ini sejalan dengan tingkat inflasi pasar didalam negeri.
yang masih rendah. Dengan diturunkannya Selain itu, selama periode berjalan,
suku bunga diharapkan penyaluran kredit jumlah pasokan atau penawaran barang dan
kepada masyarakat serta pemberian stimulus jasa mampu memenuhi permintaan barang/jasa
seperti pelonggaran kredit baik untuk ken- dari masyarakat. Selama periode berjalan,
daraan bermotor, perumahan maupun UMKM masyarakat cenderung bersikap hati-hati dan

HERANIA, E., & MASKI, G. 239


CONTEMPORARY STUDIES IN ECONOMIC, FINANCE AND BANKING VOLUME 1 NO 2 TAHUN 2022

menahan konsumsinya sehingga permintaan baga keuangan yang lainnya dalam menya-
terhadap barang dan jasa masih lebih kecil lurkan kredit kepada masyarakat demi mening-
dibandingkan penawaran yang ada. Dampak- katkan daya beli dan konsumsi masyarakat
nya membuat harga barang dan jasa tetap serta pemulihan ekonomi nasional.
terkendali meskipun rupiah sedang terdepre- Kelima, tidak adanya pengaruh depre-
siasi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh siasi rupiah terhadap peningkatan inflasi
(Martanto et al., 2021) dijelaskan bahwa fluk- dimungkinkan adanya faktor substitusi yang
tuasi nilai tukar sangat dinamis pergerakannya dilakukan oleh konsumen maupun produsen.
sehingga pengaruhnya tidak semua ditrans- Selain itu, jumlah pasokan atau penawaran ba-
misikan pada kenaikan harga di pasar domes- rang dan jasa mampu memenuhi permintaan
tik. barang/jasa dari masyarakat, sehingga per-
mintaan terhadap barang dan jasa masih lebih
KESIMPULAN DAN SARAN kecil dibandingkan penawaran yang ada. Dam-
Kesimpulan paknya membuat harga barang dan jasa tetap
Berdasarkan hasil analisis dan pembaha- terkendali meskipun rupiah sedang terdepre-
san pada subbab sebelumnya, terdapat be- siasi.
berapa kesimpulan yang dapat ditarik dalam Keenam, peningkatan jumlah uang yang
penelitian ini. Pertama, peningkatan jumlah beredar tidak diimbangi oleh tingkat konsumsi
uang beredar merupakan bentuk pelonggaran dan daya beli masyarakat yang tinggi. Tercer-
kebijakan moneter untuk meningkatkan per- min dari tingkat inflasi yang mengalami
tumbuhan ekonomi. Kebijakan moneter yang penurunan, cenderung kearah deflasi. Se-
bersifat ekspansif salah satunya tercermin dari hingga bank sentral menurunkan tingkat suku
menurunnya tingkat suku bunga. Peningkatan bunga dengan harapan penyaluran kredit
jumlah uang beredar dan menurunnya tingkat kepada masyarakat meningkat serta pemberian
suku bunga selama 1 dekade terakhir terjawab stimulus seperti pelonggaran kredit baik untuk
dengan PDB tahunan Indonesia yang tumbuh kendaraan bermotor, perumahan maupun
rata-rata 5 persen (yoy) selama 15 tahun tera- UMKM dapat tersalur secara maksimal dan op-
khir. timal demi meningkatkan daya beli masyarakat
Kedua, kebijakan Quantitative Easing dan mendorong pemulihan ekonomi nasional.
(QE) berasal dari pembelian aset jangka pan- Terakhir, peningkatan jumlah uang
jang berupa surat berharga, baik milik beredar menyebabkan nilai tukar rupiah men-
pemerintah maupun bank komersial. Dampak galami depresiasi. Namun, jumlah pasokan
yang ditimbulkan dari kebijakan Quantitative atau penawaran barang dan jasa mampu me-
Easing (QE) yaitu penawaran atas mata uang menuhi permintaan barang/jasa dari masyara-
domestik menjadi meningkat dan menyebab- kat. Adanya faktor substitusi yang dilakukan
kan nilai tukar mengalami depresiasi. Ketiga, oleh konsumen maupun produsen dalam me-
peningkatan jumlah uang yang beredar tidak nyikapi depresiasi rupiah juga menyebabkan
selalu dibarengi dengan tingkat konsumsi dan tingkat inflasi tidak mengalami peningkatan
daya beli masyarakat yang tinggi. Meskipun te- disamping nilai tukar yang terus tertekan oleh
lah diberikan beberapa stimulus, namun dolar Amerika.
masyarakat maupun pelaku usaha masih bersi-
kap hati-hati dan cenderung menahan kon- Saran
sumsi mereka. Sehingga tidak berdampak ter- Adapun saran yang ingin diberikan
hadap kenaikan tingkat inflasi. peneliti dari hasil penelitian ini adalah, Bank
Keempat, menurunnya tingkat suku Indonesia terus menjalankan kerangka kerja
bunga dibarengi dengan terkendalinya laju kebijakan moneter yaitu Inflation Targeting
inflasi merupakan wujud nyata upaya otoritas Framework (ITF) yang dicanangkan untuk
moneter bersama dengan pemerintah yang menjaga tingkat inflasi agar tetap rendah dan
cukup berhasil menjaga stabilitas mak- stabil melalui instrumen suku bunga yang di-
roekonomi dan stabilitas sistem keuangan. jadikan target operasional, Bank Indonesia
Turunnya tingkat suku bunga diharapkan selaku otoritas moneter perlu konsisten
mampu mendukung pihak perbankan dan lem- melakukan koordinasi dan kerja sama dengan

HERANIA, E., & MASKI, G. 240


CONTEMPORARY STUDIES IN ECONOMIC, FINANCE AND BANKING VOLUME 1 NO 2 TAHUN 2022

Pemerintah selaku otoritas fiskal untuk men- Suku bunga menjadi instrumen yang
jalankan bauran kebijakan demi tercapainya dapat mempengaruhi pergerakan inflasi selama
terget inflasi yang sudah ditetapkan bersama. periode penelitian. Oleh karena itu, pemerintah
Bauran dua kebijakan perlu dilakukan agar op- bersama dengan bank sentral dapat terus
timal dalam mencapai target inflasi yang ren- melaksanakan kerangka kerja moneter yaitu
dah dan nilai tukar yang terkendali ITF untuk menstabilkan harga barang dan jasa
Bagi peneliti selanjutnya bisa menam- melalui suku bunga yang dijadikan target
bahkan variabel pada sektor fiskal yang dapat operasionalnya. Ketika inflasi cenderung men-
mempengaruhi tingkat inflasi Misalnya berupa galami penurunan hingga deflasi, atau berada
penerimaan pajak, belanja modal pemerintah, dibawah target, bank sentral dapat menurunkan
ekspor, impor, dll. Dengan demikian nantinya tingkat suku bunga untuk mendongkrak kon-
dapat ditarik kesimpulan baru, khususnya da- sumsi masyarakat kembali dan mengurangi
lam sektor fiskal terhadap tingkat inflasi, dan saving. Pergerakan suku bunga tersebut nant-
membantu pemerintah selaku otoritas fiskal inya tidak hanya langsung mempengaruhi
dalam memutuskan kebijakan yang akan inflasi, namun juga turut mempengaruhi nilai
ditempuh. tukar dan peredaran uang kembali nantinya.
Sehingga jumlah uang beredar dan nilai tukar
IMPLIKASI meskipun tidak signifikan, namun masih perlu
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dipantau terus perkembangannya agar tujuan
dapat diketahui bahwasannya selama periode kebijakan moneter yaitu menstabilkan harga
penelitian dilakukan, kenaikan jumlah uang dan nilai rupiah dapat terwujud secara bersa-
beredar dan depresiasi nilai tukar tidak ber- maan kedepannya melalui pengontrolan suku
pengaruh signifikan terhadap kenaikan inflasi. bunga.
Sedangkan tingkat suku bunga berperan signif-
ikan dalam mempengaruhi pergerakan inflasi. KETERBATASAN PENELITIAN
Dikarenakan jumlah uang beredar dan nilai tu- Penelitian ini lebih memfokuskan pada
kar dalam penelitian ini tidak signifikan, na- ruang lingkup moneter yang mempengaruhi
mun bukan berarti pemerintah dan bank sentral tingkat inflasi. Dengan demikian, instrumen
bisa melonggarakan pemantauan mereka ter- atau variabel yang digunakan berasal dari ru-
hadap 2 variabel moneter ini. Jumlah uang ang lingkup moneter. Sehingga dalam
beredar dan nilai tukar masih menjadi variabel penelitian ini kurang melihat bagaimana peru-
moneter yang terkait erat dengan tingkat bahan inflasi yang disebabkan oleh faktor
inflasi. fiskal. Khususnya terkait penggunaan instru-
Ketidaksignifikansian yang diperoleh men atau variabel yang berkaitan dengan ke-
dari hasil penelitian ini lebih disebabkan oleh bijakan fiskal.
perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh
masyarakat. Setelah adanya krisis Asia DAFTAR PUSTAKA
1997/1998 dan krisis global 2008, membuat se- Alawiyah, T., Haryadi, H., & Vyn Amzar, Y.
bagian besar masyarakat, khususnya kaum (2019). Pengaruh inflasi dan jumlah uang
muda, lebih melek terkait finansial. Ditambah beredar terhadap nilai tukar rupiah
pula adanya Covid-19 semakin mempertegas dengan pendekatan model struktural
bahwa sebagian besar masyarakat saat ini lebih VAR. E-Journal Perdagangan Industri
aware untuk menabung dan investasi. Bukan Dan Moneter, 7(1), 51–60.
berarti mereka tidak melakukan konsumsi, https://doi.org/10.22437/pim.v7i1.8339
hanya saja mereka lebih membatasi konsumsi Amhimmid, O. M. H., Yanto, H., &
dan memperbanyak saving untuk berjaga-jaga Setyadharma, A. (2021). BEAJ Business
akan kondisi masa depan yang tidak pasti. Pola and Economic Analysis Journal The
perilaku masyarakat yang lebih aware untuk Effect of Interest Rates, Money Supply
melakukan saving menyebabkan permintaan and Exchange Rate on Inflation in
terhadap barang/jasa juga menurun. Sedangkan Indonesia and Libya. Beaj, 1(2), 104–
dari sisi penawaran cukup melimpah akibat 121.
adanya proyeksi yang berlebihan dari para https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/
pelaku usaha di tahun 2010. beaj

HERANIA, E., & MASKI, G. 241


CONTEMPORARY STUDIES IN ECONOMIC, FINANCE AND BANKING VOLUME 1 NO 2 TAHUN 2022

Atmadja, A. S. (2004). Inflasi Di Indonesia : Rupiah Di Indonesia Periode 2005-2014.


Sumber-Sumber Penyebab Dan JOM Fekon, 4(1), 214–225.
Pengendaliannya. Jurnal Akuntansi Dan Langi, T. M. (2014). Analisis Pengaruh Suku
Keuangan. Bunga Jml Uang Beredar Kurs Thdp
http://jurnalakuntansi.petra.ac.id/index.p Inflasi Indonesia. Jurnal Berkala Ilmiah
hp/aku/article/view/15656 Efisiensi, 14(2).
Azizah, L., Ismanto, B., & Sitorus, D. S. Mankiw, N. G. (2007). Macroeconomics 6th
(2019). Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Edition (6th ed.). Worth Publisher.
dan Jumlah Uang Beredar Luas terhadap Martanto, B., Tan, S., & Syurya Hidayat, M.
Inflasi di Indonesia Periode 2010 – 2019. (2021). Analisis tingkat inflasi di
Jurnal Ecodunamika. Indonesia Tahun 1998-2020 (pendekatan
https://ejournal.uksw.edu/ecodunamika/a error correction model). Jurnal
rticle/view/4046 Paradigma Ekonomika, 16(3), 619–632.
Badan Pusat Statistik. (2022). Inflasi. Badan https://doi.org/10.22437/jpe.v16i3.14360
Pusat Statistik. Mishkin, F. S. (2016). The economics of
https://www.bps.go.id/subject/3/inflasi.h money, banking, and financial markets.
tml#subjekViewTab1 In Policy (11th ed., Issue February).
Bank Indonesia. (2020). Inflasi. Bank Pearson Education.
Indonesia. http://scholar.google.com/scholar?hl=en
https://www.bi.go.id/id/fungsi- &btnG=Search&q=intitle:The+Economi
utama/moneter/inflasi/default.aspx cs+of+Money,+Banking,+and+Financial
Cioran, Z. (2014). Monetary Policy, Inflation +Markets#0
and the Causal Relation between the Ningsih, Suhesti; Kristiyanti, L. (2016).
Inflation Rate and Some of the Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar,
Macroeconomic Variables. Procedia Suku Bunga Sbi Dan Nilai Tukar
Economics and Finance, 16, 391–401. Terhadap Inflasi Di Indonesia. Jurnal
https://doi.org/10.1016/s2212- Riset Akuntansi & Keuangan, 1–12.
5671(14)00818-1 https://doi.org/10.54367/jrak.v2i1.170
Cornell, B. (1982). Money supply Nugroho, P. W., & Basuki, M. U. (2012).
announcements, interest rates, and Analisis Faktor-Faktor Yang
foreign exchange. Journal of Mempengaruhi Inflasi Di Indonesia
International Money and Finance, 1, Periode 2000.1-2011.4. Diponegoro
201–208. Journal of Economics, 1(1), 1–10.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/02 http://ejournal-
61-5606(82)90015-8 s1.undip.ac.id/index.php/economics
Don Sama Lelo, Y., Dwi Astuti, R., & Perlambang, H. (2010). ANALISIS
Suharsih, S. (2018). the Determinant of PENGARUH JUMLAH UANG
Inflation in Indonesia: Partial Adjustment BEREDAR, SUKU BUNGA SBI, NILAI
Model Approach. Jurnal Ekonomi & TUKAR TERHADAP TINGKAT
Studi Pembangunan, 19(2), 157–166. INFLASI. Media Ekonomi, 49–68.
https://doi.org/10.18196/jesp.19.2.5007 https://doi.org/10.25105/ME.V18I2.2251
Hubbard. G, & O’Brien. A. P. (2012). Money Preacher, K. J., & Hayes, A. F. (2008).
and The Financial System and The Asymptotic and resampling strategies for
Economy. In Economics. assessing and comparing indirect effects
Laksono, R. R. (2017). Analisis Faktor-Faktor in multiple mediator models. Behavior
Yang Mempengaruhi Suku Bunga Research Methods, 40(3), 879–891.
Pinjaman Bak Umum Di Indonesia https://doi.org/10.3758/BRM.40.3.879
Melalui Pendekatan Kointegrasi Dan Sadikin, F. I. (2010). Identifikasi Faktor-
Error Correction Model ( ECM ). Snap, Faktor yang Mempengaruhi Inflasi
1–15. Sebelum dan Sesudah Krisis Moneter
Landa, T. N., Putro, T. S., & Hamidi, W. 1997 : Suatu Pendekatan VAR
(2017). Pengaruh Jumlah Uang Beredar [Universitas Indonesia].
Dan Suku Bunga Bi Terhadap Kurs https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/13304

HERANIA, E., & MASKI, G. 242


CONTEMPORARY STUDIES IN ECONOMIC, FINANCE AND BANKING VOLUME 1 NO 2 TAHUN 2022

0-T 27828-Identifikasi faktor-HA.pdf the Determinants of Inflation in


Suprianto, Syapsan, & Darmayuda. (2017). Indonesia. December 2017.
Analisis Pengaruh Kurs Dan Suku Bunga https://repository.unsri.ac.id/16318/
Bi Rate Terhadap Ekspor Pertanian Warjiyo, P. (2004). Mekanisme Transmisi
Indonesia Ke Amerika Serikat. JOM Kebijakan Moneter di Indonesia, Pusat
Fekom, 4(1), 1083–1094. Pendidikan dan Studi Kebanksentralan
W, O. P., Syamsurijal, S., & Ishak, Z. (2015). (PPSK). Bank Indonesia. Jakarta.

HERANIA, E., & MASKI, G. 243

You might also like