RS N. HN)
SLAW aM a Danan!
Bandung, 03 April 2024
Nomor 49/EJ-PU.TT3ILLFIVI2024
Perihal EKSEPSI DAN JAWABAN TURUT TERGUGAT Ill
Kepada Yth
Ketua Pengadilan Negeri Bale Bandung
C.q. Majelis Hakim Pemeriksa Perkara Perdata
Nomor 15/Pdt.G/2024/PN Bib
Di
JJ. Jaksa Naranata No. 1, Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah,
Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat - 40375
Dengan hormat,
Perkenankan kami yang bertandatangan di bawab ini
4. R. HERI HAERUL KUSDINAR, S|
2. WAHYU HARIO SATRIYOTOMO, S.H., MH. :
Merupakan Advokat dan Konsultan Hukum pada kantor LATANSA LAW FIRM, beralamat di JI. Plered
14 No, 23, Kelurahan Antapani Tengah, Kecamatan Antapani, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat -
40291, No. Telepon: 0877-2938-2824, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 12 Februari 2024,
bermaterai cukup, yang telah didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bale Bandung pada
tanggal 15 Februari 2024 (terlampir dalam berkas perkara), dalam hal ini bertindak selaku Kuasa Hukum
dari —
ELIS NURHAYATI, Usia 61 Tahun, Perempuan, Pekerjaan Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT), beralamat kantor di JI. Kopo Bihbul No. 156, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten
Bandung, Provinsi Jawa Barat. Untuk selanjutnya disebut ———
—- Turut Tergugat Ill
a ——-- Melawan —
CV. AMELIA RAHMAN, berkedudukan di JI. Cihanjuang, Gg. Gurame No. 9, RT. 001 / RW. 003,
Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi. Untuk selanjutnya disebut —- Penggugat |
Dengan ini Turut Tergugat Il! mohon untuk mengajukan Eksepsi dan Jawaban alas Gugatan Penggugat |
tertanggal 18 Januari 2024 yang telah disampaikan dalam persidangan pada hari Kamis tanggal 28 Maret
2024, sebagai berikut :——_——
Halaman | 4|. DALAM EKSEPSI
A. Exceptio In Persona | Penggugat Tidak Memiliki Legal Standing Sebagai Subjek Hukum Dalam
Perkara A Quo
1. Bahwa Penggugat |, dalam hal ini atas nama CV. AMELIA RAHMAN, dengan subjek berbentuk
Persekutuan Komanditer atau “Commanditaire Vennootschep", yang mana subjek tersebut
merupakan Badan Usaha Bukan Berbadan Hukum berdasarkan Pasal 20 Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang, yang mengatakan:
“Dengan tidak mengurangi kekecualian yang terdapat dalam pasal 30 alinea kedua, maka nama
persero Komanditer tidak boleh digunakan dalam firma. Persero ini tidak boleh melakukan
tindakan pengurusan atau bekerja dalam perusahaan perseroan tersebut, biar berdasarkan
pemberian kuasa sekalipun. la tidak ikut memikul kerugian lebih daripada jumlah uang yang telah
dimasukannya dalam perseroan atau yang harus dimasukannya, tanpa diwajibkan untuk
mengembalikan keuntungan yang telah dinikmatinya.”
2. Bahwa lebih spesifik ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (1) Permenkumham RI No. 17 Tahun 2018
Tentang Pendaftaran Persekutuan Komanditer, Persekutuan Firma, Dan Persekutuan
Perdata, yang mengatakan:
“Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennotschaap) yang selanjutnya disebut CV adalah
persekutuan yang didirikan oleh satu atau lebih sekutu komanditer dengan satu atau lebih sekutu
komplementer, untuk menjalankan usahanya secara terus menerus.”
3. Bahwa sebagai pedoman bentuk dari “Commanditaire Vennootschap” itu sendiri, yaitu
berdasarkan Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung No. 879 974 tertanggal 14
April 1976, yang dalam pertimbangannya menyebutkan:
“CV belum merupakan suatu badan hukum sendiri yang lepas dari sekutu-sekutu.”
4. Bahwa berdasarkan isi dari Perjanjian Kredit Nomor 1 tertanggal 01 Oktober 2021 dan Perjanjian
Kredit Nomor 11 tertanggal 05 November 2021, dimana Penggugat | (CV. AMELIA RAHMAN)
tur Perseroan
ada 2 (dua) nama didalam kepengurusannya, yaitu Tuan NANANG selaku
dan telah mendapat persetujuan dan kuasa (berbeda tanggal / untuk masing-masing Perjanjian
Kredit) dari Tuan ALI SOLIHIN selaku Pesero Komanditer CV tersebut, sehingga Surat Kuasa
Khusus tertanggal 03 Desember 2023 dari Pihak Penggugat | yang hanya ditandatangani oleh
ain, NANANG saja secara hukum tidak memiliki Legal Standing dalam perkara @ quo;
5. Bahwa secara hukum CV bukanlah badan hukum, hal tersebut juga dipertegas oleh Putusan
Mahkamah Konstitusi No. 54/PUU-XVU2018 tertanggal 25 Oktober 2018, pada intinya
menegaskan bahwa CV merupakan badan usaha yang bukan berbadan hukum, berbeda halnya
dengan PT, Yayasan dan Koperasi;
Halaman | 26. Bahwa oleh karena gugatan Penggugat | tidak memiliki Legal Standing dalam perkara a quo,
maka sudah sepatutnya gugatan Penggugat | ditolak atau dinyatakan tidak dapat diterima (niet
onvankeliike verklaard).
B. Exceptio Plurium Litis Consortium
1. Bahwa masih berkaitan dengan eksepsi dari Turut Tergugat Ill huruf A di atas, dengan tidak
ditariknya pengurus-pengurus lain yang ada didalam CV. AMELIA RAHMAN, yaitu atas nama
ALI SOLIHIN selaku Pesero Komanditer memiliki konsekuensi logis dan akibat hukum “Gugatan
Kurang Pihak”;
2. Bahwa gugatan kurang pihak (plurium ltis consortium) merupakan salah satu klasifikasi gugatan
error in persona, sehingga akibat hukum yang ditimbulkan, yaitu gugatan tidak memenuhi syarat
formil, sehingga gugatan dikualifikasi mengandung cacat formil;
3. Bahwa menurut M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya “Hukum Acara Perdata Tentang
Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan’, penerbit Sinar Grafika,
Jakarta, 2015, Halaman 114, yang menjelaskan:
“Cacat formil yang timbul atas kekeliruan atau kesalahan bertindak sebagai penggugat maupun
yang ditarik sebagai tergugat dikualifikasi mengandung error in persona.”
4, Bahwa lebih lanjut, M. Yahya Harahap, S.H. yang menjelaskan bentuk error in persona yang lain
disebut plurium lis consortium, yakni pihak yang bertindak sebagai penggugat atau yang ditarik
sebagai tergugat, sebagai berikut:
4.1. Tidak lengkap, masih ada orang yang haus bertindak sebagai penggugat atau ditarik
sebagai tergugat.
4.2. Oleh karena itu, gugatan dalam bentuk plurium litis consortium yang berarti gugatan kurang
pihaknya.
5. Bahwa terkait gugatan kurang pihak juga berdasarkan Yurisprudensi Putusan Mahkamah
‘Agung No. 1125 K/Pdt/1984 tertanggal 18 September 1985, yang menyatakan:
“Judex Factie salah menerapkan tata tertib beracara."
Hal tersebut dikarenakan pihak ketiga yang bernama OJ sebagai sumber perolehan hak
Tergugat |, yang kemudian dipindahkan Tergugat | kepada Tergugat Il, harus ikut sebagai
Tergugat. Alasannya, dalam kasus ini OJI mempunyai urgensi untuk membuktikan hak
kepemilikannya maupun asalusul tanah sengketa, serfa dasar hukum OJ! menghibahkan
kepada Tergugat |
6. Bahwa dalam perkara a quo, sangat jelas ALI SOLIHIN merupakan pengurus di CV. AMELIA
RAHMAN, dalam hal ini selaku selaku Pesero Komanditer, sehingga secara subjek persekutuan
komangiter sudah tentu memiliki hubungan hukum dengan NANANG dan juga CV tersebut, serta
tidak dapat dipisahkan seperti PT (Perseroan Terbatas);
Halaman | 37. Bahwa oleh karena gugatan Penggugat | kurang pihak (plurium litis consortium) dalam perkara a
quo, maka sudah sepatutnya gugatan Penggugat | ditolak atau dinyatakan tidak dapat diterima
(niet onvankeliike verklaard),
C. Exceptio Obscuur Libel
1. Bahwa didalam posita gugatan Penggugat | tidak menyebutkan siapa saja yang menjadi
pengurus dari CV. AMELIA RAHMAN, oleh karena sebagai badan usaha yang bukan berbadan
hukum atau subjek Persekutuan Komanditer tersebut otomatis menjadi tidak jelas;
2. Bahwa perihal adanya 2 (dua) aset yang menjadi jaminan kepada Tergugat |, yaitu tanah
Kelurahan Sukaraja, dengan luas 143 m? sebagaimana Sertipikat Hak Milik No.
2327 tercatat ain. Yuyu Yuliati, S.Pd. dan tanah berlokasi di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten
Garut, Kecamatan Garut, dengan luas 142 m? sebagaimana Sertipikat Hak Milik No, 2494
berlokasi
tercatat ain. Ir. Achmad Sartono, dimana dari kedua jaminan tersebut Penggugat | dalam
gugatannya tidak menjelaskan mengenai batas-batas tanah beik didalam posita maupun petitum
gugatan, sehingga berdasarkan Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung No. 1149
K/Sip/1975 tertanggal 15 April 1979 gugatan seperti itu sudah sepatutnya ditolak atau setidak-
tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvankeljke verklaard);
3. Bahwa didalam gugatan Penggugat | mencampur adukan antara tuntutan pembatalan lelang,
pembatalan penilaian atas jaminan tanah dan pembayaran secara sukarela dari Penggugat
1, sehingga arah dan tujuan gugatan ini pun menjadi tidak jelas sebagaimana berdasarkan
Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung Nomor 1875 K/Pdt/1984 tertanggal 24 April 1986
Jo. Putusan Mahkamah Agung Nomor 879 K/Pdt/1997 tertanggal 29 Januari 2001 telah
dijelaskan bahwa penggabungan wanprestasi dengan perbuatan melawan hukum dalam satu
gugatan melanggar tata tertib beracara karena keduannya harus diselesaikan tersendiri;
4. Bahwa oleh karena gugatan Penggugat | tidak jelas dan kabur (obscuur libel) dalam perkara a
quo, maka sudah sepatutnya gugatan Penggugat | ditolak atau dinyatakan tidak dapat diterima
(niet onvankeliike verkiaard).
D. Exceptio Ditatoria
1. Bahwa dengan sudah adanya Surat dari Pembatalan Lelang tertanggal 12 Juni 2023 dengan
‘objek SHM No. 2327 ain. Yuyu Yuliati, S.Pd. dari Tergugat | kepada Tergugat II, kemudian
gugatan Penggugat | masuk pada tanggal 16 Januari 2024, mengakibatkan gugatan Penggugat
| menjadi terfalu dini atau prematur, dikarenakan Penggugat | juga menuntut pembatalan lelang
tersebut dalam gugatannya;
2. Bahwa gugatan Penggugat | terlalu dini diajukan ke Pengadilan Negeri Bale Bandung, mengingat
adanya Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Sektor Jasa Keuangan (LAPS SJK)
‘sebagai badan atau lembaga yang berdasarkan ketentuan perundang-undangan berwenang
menyelesaikan sengketa antara nasabahidebitur dengan pelaku jasa keuangan;
Halaman | 43.
Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 1 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.
61/POJK.07/2020 Tentang Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Sektor Jasa
Keuangan, yang mengatakan: ‘Lembaga Allematif Penyelesaian Sengkela Sekor Jasa
Keuangan, yang selanjutnya disebut LAPS Sektor Jasa Keuangan adalah lembaga yang
melakukan penyelesaian sengketa di seKtor jasa keuangan ai luar pengadilan’;
Bahwa berdasarkan ketentuan di atas sudah seharusnya penyelesaian sengketa perkara a quo
terlebih dahulu diselesaikan melalui LAPS SJK. Tahapan dan tata cara ini sejalan dengan
Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan
‘Terhadap Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen;
Bahwa oleh karena gugatan Penggugat | terlalu dini atau prematur dalam perkara @ quo, maka
sudah sepatutnya gugatan Penggugat | ditolak atau dinyatakan tidak dapat diterima (niet
onvankeliike verklaard).
E. Exceptio Non Adimpleti Contractus
1
Bahwa Penggugat | selaku debitur, dalam hal ini adalah pihak yang memiliki utang/kredit kepada
Tergugat I selaku kreditur, namun telah lewat waktu pembayaran, sehingga dapat dikatakan tidak
‘memenuhi prestasi sebagaimana dalam Perjanjian Kredit;
Bahwa menurut Prof. Subekti, dalam bukunya “Hukum Peyjanjian’, Intermasa, Jakarta, 2005,
Halaman 58-58, yang kutipannya sebagai berikut:
“Dalam setiap perjanjian timbal balik, dianggap ada suatu azas bahwa kedua pihak harus sama-
sama melakukan Kewajibannya. Masing-masing pihak dapat mengatakan kepada pihak
Jawannya, (jangan menganggap saya lalai, kalau kamu sendin juga melalaikan kewejibanmu).":
Bahwa Gugatan yang diajukan oleh Penggugat | mengandung unsur exceptio non adimpleti
contractus, dimana Penggugat | tidak berhak mengajukan gugatan, apabila Penggugat sendiri
tidak memenuhi apa yang menjadi kewajibannya sesuai dengan yang telah disepakati oleh Para
Pihak sebagaimana dalam buku M. Yahya Harahap, S.H. yang berjudul “Hukum Acara Perdata
Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan’, Halaman
461, adapun yang menjadi pedoman, yaitu Yuriprudensi pada Putusan Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 156 K/SIP/1955 tertanggal 15 Mei 1957;
Bahwa berdasarkan Yurisprudensi pada Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.
494/Pdt.G/2018/PN.JktPst tertanggal 18 Juni 2019 Jo. Putusan Pengaditan Tinggi DK!
Jakarta No. 311/Pdt/2021/PT DKI tertanggal 08 September 2021 dapat dijadikan pedoman
untuk memberikan keputusan yang berkepastian hukum dalam perkara ini;
Bahwa oleh karena Penggugat | adalah pihak yang lalai dalam melaksanakan prestasi kepada
Tergugat | terkait pembayaran kredit sesuai dengan Perjanjian yang telah disepakati oleh Para
Pihak, maka sudah sepatutnya gugatan Penggugat | ditolak atau dinyatakan tidak dapat diterima
(niet onvankeliike verklaard).
Halaman | 5ll, DALAM POKOK PERKARA
1
Bahwa hal-hal yang telah dikemukakan dalam eksepsi, mohon secara mutatis mutandis dianggap
sebagai satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan pokok perkara ini;
Bahwa Turut Tergugat III menolak dengan tegas semua dalil-dalil Penggugat |, kecuali yang secara
tegas diakui kebenarannya oleh Turut Tergugat II
Bahwa dalil-dalil yang dikemukakan Penggugat | dalam posita gugatannya pada angka 1 halaman 5
merupakan dalil yang tidak berdasarkan hukum, dimana Penggugat | menyebutkan Penggugat
merupakan badan hukum, karena berdasarkan hukum Penggugat bukanlah merupakan badan hukum
sr sebagaimana diatur didalam Pasal 20 Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang Jo. Pasal 1 Ayat (1) Permenkumham RI No. 17 Tahun 2018
Tentang Pendaftaran Persekutuan Komanditer, Persekutuan Firma, Dan Persekutuan Perdata
Jo. Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung No. 879 K/Sip/1974 tertanggal 14 April 1976 Jo.
Putusan Mahkamah Konstitusi No. 51/PUU-XV1/2018 tertanggal 25 Oktober 2018;
melainkan Badan Usaha / Persekutuan Koma
Bahwa dali-dalil yang dikemukakan Penggugat | dalam posita gugatannya pada angka 15-17
halaman 7-8 merupakan dalil yang tidak relevan dengan perkara a quo, dimana pada intinya
Perjanjian Kredit Nomor 1 tertanggal 01 Oktober 2021 dan Perjanjian Kredit Nomor 11 tertanggal 05
November 2021 adalah berdasarkan hukum yang berlaku sebagaimana diatur didalam Pasal 1313,
Jo. Pasal 1320 Jo. Pasal 1338 Jo. Pasal 1868 KUH Perdata;
Bahwa selain memenuhi syarat sah dalam suatu perjanjian, selanjutnya didalam suatu perjanjian
terdapat satu asas yang sangat penting, yaitu asas kebebasan berkontrak berdasarkan Pasal 1338
KUH Perdata, yang mengatakan:
“Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai undang-undang
bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan
kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh undang-undang.
Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik.”
Bahwa Turut Tergugat Il! selaku Notaris dan PPAT merupakan pejabat umum yang berwenang
sebagaimana dimaksud Pasal 1868 KUH Perdata, yang mengatakan:
“Akta otentik adalah suatu akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang
oleh/atau dihadapan pejabat umum yang berwenang untuk maksud itu, dilempat dimana akta dibuat.”
Bahwa kedua perjanjian dalam perkara a quo adalah merupakan akta otentik yang dibuat oleh Turut
Tergugat Il! selaku Notaris dan PPAT sesuai dengan UU No. 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan
Notaris Sebagaimana Telah Diubah Dengan UU No. 2 Tahun 2014, sehingga memiliki pembuktian
yang kuat di Pengadilan, serta memiliki akibat hukum bagi Para Pihak yang mengikatkan diri
didalamnyé
Halaman | 610.
"1
12.
Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU No. 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris
Sebagaimana Telah Diubah Dengan UU No. 2 Tahun 2044, yang mengatakan:
“Notaris adalah pojabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan memiliki
kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini atau berdasarkan undang-
undang tainnya.”
Bahwa berdasarkan Pasal 15 ayat (1) UU No. 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris
Sebagaimana Telah Diubah Dengan UU No. 2 Tahun 2044, yang mengatakan:
“Notaris berwenang membuat Akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan penetapan
yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang
berkepentingan untuk dinyatakan dalam Akta Otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan Akta,
menyimpan Akta, memberikan grosse, Salinan dan kutipan Akta, semuanya itu sepanjang pembuatan
Akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan
oleh undang-undang.”
Bahwa pada saat akad Perjanjian Kredit, Turut Tergugat Ill telah menjelaskan terlebih dahulu secara
langsung terkait poin-poin perjanjian kepada Para Pihak sebelum ditandatangani, sehingga
Penggugat | dan Tergugat | telah dianggap mengerti terkait isi dalam perjanjian, serta dibuktikan
sendiri oleh Penggugat | dalam gugatannya bahwa pada awal-awal setelah akad Perjanjian Kredit,
Penggugat | masih beberapa kali membayar cicilan kredit sesuai dengan kesepakatan yang
«baik saja dan
dituangkan didatam Perjanjian, hal tersebut menunjukan pada awalnya semua
tidak ada masalah;
Bahwa dalil-dalil yang dikemukakan Penggugat | dalam posita maupun petitum gugatannya selain
dan selebihnya patut dikesampingkan atau ditanggapi oleh pihak-pihak dari Tergugat lain yang
berkepentingan, karena Turut Tergugat Ill hanya menjawab hal-hal yang substansial dari perkara @
quo, agar kemudian tidak menjadi bertele-tele;
Bahwa oleh karena itu, mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo
berkenan menerima seluruh jawaban dari Turut Tergugat Il
Berdasarkan keseluruhan hal-hal tersebut di atas, Turut Tergugat III mohon kepada Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo, berkenan untuk memberikan putusan sebagai berikut -———-
Primair
DALAM EKSEPSI
1
2.
Menerima eksepsi Turut Tergugat Ill untuk seluruhnya;
Menyatakan gugatan Penggugat | tidak dapat diterima (niet onvankeliike verklaard).
Halaman | 7DALAM POKOK PERKARA
1, Menolak gugatan Penggugat | untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya gugatan Penggugat | tidak
dapat diterima (niet onvankeljke verklaard);
2. Menyatakan Turut Tergugat IIl adalah pihak yang beritikad baik dan benar (te goeder trouw), sehingga
wajib mendapatkan perlindungan hukum;
3. Menghukum Penggugat | untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini
Subsidair
‘Atau apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain, maka demi
terciptanya tujuan hukum berdasarkan asas keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum, mohon putusan
yang seadil-adiinya (ex aequo et bono).
Demikian eksepsi dan jawaban terhadap gugatan Penggugat ini disampaikan, atas pertimbangan serta
kebijaksanaan Majelis Hakim diucapkan terimakasih.
Hormat Kami,
Kuasa Hukum Turut Tergugat Ill
\TANSA
NJ ILAW FikM
(R. HERI HAERUL KUSDINAR, S.H.)
(WAHYU HARIO SATRIYOTOMO, S.H., M.H.)
Halaman | 8