You are on page 1of 37
MODULI . Pengantar Persamaan Diferensial Parsial | 1.1, Persamaan Diferensial Parsial Linear dan Tak Linear | Persamaan Diferensial Parsial (PDP) merupakan persamaan diferensial dengan variabel independen lebih dari satu. Misalkan variabel dependen u merupakan fungsi dari variabel independen x.y, dinotasikan dengan u(xy). Turunan parsial uw terhadap x dinotasikan dengan au ou Bent» Serupa dengan itu u,,=-2%— Jika turunan parsial kedua dari u(x, y) merupakan x 5 fungsi kontinu, diperoleh 1, } Orde dari suatu persamaan diferensial parsial menyatakan orde dari ‘urunan tertinggi Yariabel dependen. Benwuk umum PDP orde satu dengan variabel dependen u dan variabel x dan y adalah Flx, y.ulx, y)tu(x. y) uy(x.y Fx, ysataysay)=0. aay PDP orde dua dengan variabel dependen u dan variabel x dan y dapat dituliskan ke dalam bentuk F(x. Y tty ty thas tly ty )=0, (1.2) Penyelesaian suatu PDP (misalnya PDP pada (1) atau (2)) adalah fungsi u(x.y) yang memenuhi PDP ‘ersebut pada suatu daerah (x,y) yaitu pada daerah definisi PDP. Sebagian besar PDP diturunkan dari suatu fenomena fisis, Berikut adalah beberapa contoh . 4ptu,=0. (Persamaan transpor atau persamaan konveksi) 2 ujts,=0. (Persamaan transpor atau persamaan konveksi) 3. u¢mu=0. (Persamaan Burger, yaitypersamaan gelombang dengan adanya shock) « 4. ugtu,,=0. (Persamaan Laplace dalam 2D) 4 5. uy-uyt'=0, (Persamaan gelombang dengan adanya interaksi) » 6 ue t=O. (Persaman yelombang dengan adanya suku dispersi) 7. upig,=0. (Persamaan batang yang bergetat) 8 4-i,=0. (Persamean diferensial parsal dalam mekgnika kuantum) Misalkan L.suatu operator. Sata operator dikenakan pada suatufungsiu, dan menghasilkan fungsi V (dalam hal ini dimungkinkan u # ¥). Operator L dikatakan ‘Operator linear jika memenuhi kondisi berikut: ‘Untuk sebarang fungsi uv berlaku L(u+v)=L(u)+L(v), 2, Untuk sebarang konstanta a dan fungsiuberlaku L(cu)=aL(u). Suatu persamean difereusial parsial dinamaken persamaan diferensial lines Persamaan diferensial parsial tersebut dapat ditulisk "ar homogen jika an ke dalam bentuk: ‘Modul 1 Pengantar Persamaan Diferensial Parsial 1 (Z Dipindai dengan CamScanner Pe es GR one pen)? Tx 4y aye (1.3) dengan L suit operator linear. Persamaan diferensial parsial dinamakan persamean diferensial parsial linear tak homogen jika persamaan diferensial parsial terscbut dapat dituliskan ke dalam bentuk Liv)= Lv} (14) dengan L suatu operator linear dan g merupakan fungsi dari variabel-variabel independen, dengan fungsi g #0. Contoh 1.1. Tunjukkan bahwa persamaan diferensial parsial u,+u,=0 merupakan suatu persamaan diferensial linear homogen, (wey < (ute awev)y Penyelesaian x uy + yg Vy Persamaan diferensial tersebut dapat dituliskan ke dalam bentuk uy L(u)=0, dengan L(u)= (1s) Akan ditunjukkan bahwa operator L pada (1.5) tersebut merupakan operator linear. Diambil Sebarang fungsi u,v dan sebarang konstanta ct, Diperoleh, . L(uty)=(uty)+(uty) ty tuty =(utu)+yty,)=L(u)+ L(y) a Lew cu) +(au),=autau,=a(u,+u,)=aL(u) Oleh karena itu, of erator L pada (1.5) merupakan operator linear, schingga persamaan diferensial arsial u,tu, ‘merupakan suatu persamaan diferensial parsial linear homogen. Lathan 1.1 Lf) bs 1. Tentukan apakah PDP berikut merupakan PDP linear atau PDP tak linear ae? 8) ue+xu,=0. (Persamaun transpor atau persamaan konveksi) OD utuev) )) 2 $e) a (26) Misalkan x,y, dan u(x.y) pada (2.6) diparameterisasi ke dalam parameter s. Turunan u terhadap s diperoleh menggunakan aturan rantai, yang berbentuk (27) Dengan memilih parameterisasi x(s) dan y(s) yang memenuhi kondisi Bah. s(0)=0 Kolo gee nibs’ we i \ TC Ryerraing tim 28) Yam Loony San Oe Kale od nile ann} 29) rn re Ps they er any bawdy maka turunan u terhadap s pada (2.7) memenuhi ‘ Modul 2 Pengantar Persamaan Diferensial Parsial 2 Dipindai dengan CamScanner (2.10) Karena (x.0)= f(x) dan x(s=0)=x(0 ‘or maka syarat awal (2.10) berbentuk Ba o.u(s=0)=ulx(0), 9(0))=/ (x(0))=F(x,). Qn Penyelesaian (2.8) dan (2.9) berturut-turut adalah yebs,x=Xqtas schingga x,=x—as=y— 9)" 6 (2.12) Persamaan 2-11) merupakan persamaan diferensial biasa dengan variabel bebas s dan varabel tak bebas u, Penyelesaian persamaan diferensial bisa pada (2.11) adalah v= f(s O)= P(x). en Dengan mensubtitusikan (2.12) ke dalam (2.13), diperoleh v= /(x(0) = x)= f(a 2) ‘Akibatnya, __penyelesaian persamaan diferensialparsial pada (2.6) _berbentuk 5 ule y= f(x) 2.14) 3 Berikut adalah beberape hal yang perlu mendapat perhatian: | Persamaan (2.8), (2.9) dan (2.11) merupakan persamaan karakteristik yang bersesuaian dengan Persamaan diferensial parsial linear orde satu pada (2.6). | 2 Syarat awal pada (2.8), (2.9) dan (2.11) diperoleh dengan memperhatikan syarat awal | persamaan diferensial parsial linear orde satu pada (2.6). 3. Keluarga kurva ‘K, dengan K konstenta merupakan keluarga kurva karakteristik yang berscsuaian dengan persamaan diferensial parsial linear orde satu pada (2.6). Contoh 2.2. ‘Tentukan penyelesaian persamaan diferensial parsial 2 lx), yO): UCB, Yo) « 93 4u,—3u,=0,u(0, @15) Penyelesaian: Misalkan persamaan diferensial parsial pada (2.15) diparameterisasi dengan parameter s, Persamaan karakteristik untuk x(s) dan y(s) berturut-turut adalah Modul 2 Pengantar Persamaan Diferensial Parsial 3 Dipindai dengan CamScanner a 2-3, y(0)=, # y (2.16) so Ba4,x(0)=0. # (217) Penyelesaian x(s) dan y(s) pada (2.17) dan (2.16) berturut-turut adalah xeds,y="o~3s schingga yy=y435=. (2.18) ‘Turunan wterhadap s memenuhi persamaan diferensial biusa du =0)= F O,u(s=0)=ulx(01, (ON) =s (y(0))=y3 (2.19) Penyelesaian persamaan diferensial biasa pada (2.19) adalah = =(y4 3%) ue fle ra(et) (2.20) Akibaya, penyelesaian persamaan diferensial parsial pada (2.15) _berbentuk (221) 2.2. Persamaan Diferensial Parsial Linear Orde Satu Koefisien Variabel Pada bagian ini akan dibahas persamaan diferensial parsia! linear orde satu dalam bentuk yang lebih umum, yaitu yang berbentuk a(x.y)u,+b(x. y)utelx, y)u=d (x.y) (2.22) Metode karakteristik yang telah dibahas pada bagian sebelumnya dapat dipergunakan untuk parsial linear orde satu yang diberikan dalam ‘menentukan penyclesaian persamaan diferen (2.22). Kurva karakteristik pada persamaan diferensial parsial linear pada (2.22) diperoleh dari penyelesaian persamaan diferensial biasa (2.23) (2.24) Pembahasan materi pada bagian ini disajikan melalui beberapa contoh sederhana. Modul 2 Pengantar Persamaan biferensial Parsial 4 Dipindai dengan CamScanner Contoh 2.3. entukan penyelesaian persamaan diferensial parsial uty 20.u(0y)=y 4G, Yo) > — (2.25) penyelesaian: Misalkan persamsan diferensial parsial puda (2.25) iparameterisusi dengan parameter s, Persamaan karakteristik untuk x(s) dan y(s) berturut-turut adalah De de a Sey Ww dy o x aT Ee (2.26) L L , ‘ as! we. Lay la q a *Y (4 ‘ Resa ose arom neaeg MY are 27 Yece' ey (2.28) Ye%ee ‘Turunan u terhadap s memenuhi persamaan diferensial biasa ye ye” du ae u(s=0)=u(x(0), v(9))=f(y(0))=y3 oye" (2.29) ubey): ulseole uC a¢ey¢09) Puce, ylor) > y% 230) Penyclesaian persamuan diferensial biasa pada (2.29) adalah ul(sl=f(ro! Akibainya, penyelesaian persamaan diferensial parsial pada (2. 25) berbentuk- ~~ y { wnde ey om | u(ryleve™. _ Contoh 2.4. : | Tenrkan penyelesaian permaan dierensal pail, er 10 Yo) , u(0,y)=9". “7 (232) Penyelesaian: Misalkan persamaan diferensial parsial pada (2.25) diparameterisasi dengan parameter s. Serupa dengan Contoh 2.3., persamaan karakteristik untuk x(s) dan y(s) berturut-turut adalah w(0}=¥5 @33) CoE m a 4 dan ‘atsso)= Ul X¢O), yor) 4p) LS ea |S ds nts) #0 gute , *5 ye 4 Modul 2 Pengantar Persamaan Diferensial Parsiet—~* yee C . veerena Yeos¥p ie oe Nah AY ' er ayre" yee vo “te _/ d Dipindai dengan CamScanner in x(6) dan y(s} pada (2.33) dan (2.34) berturut-turut adalah ae’ sehingga (2.35) Turunat WTerhadap s memenhi persamaan diferensial biasa - at .4=0,u(s=0)=u “(0))= 7 au Mew=0uu(s =a (0) 2O=£(>(0)}= 9, vo 2.36) 4 du rtde Penyelesaian persaman diferensial biasa pada (2.36) adalah ln ntsc a . t u(s)=Ke °=Ke"', us e'* 237) cekk dengan konstanta K dipcroleh dari syarat aw: ngan-mensubiifusikan syarat i —— Mene>® | awal u(s = 0) pada (2.36) ke (2.37), diperotch o’. “Akibamya, — penyclesaian persaraan diferensial parsial pada (2.32) berbentuk alx.y)= ve Seeta yeh (2.38) Contoh 2.5. ‘Tentukan penyelesaian persamaan diferensial parsial utyutuZi? u(0, s ule) ylol) = ule y.) (239) “a +»? Penyelesaian: Misalkan persamaan diferensial parsial pada (2.39) diparameterisasi dengan parameter s, Serupa dengan Contoh 2.3., persamaan karakteristik untuk x(s) dan y(s) berturut-turut adalah we OW dy a: av kh by 2 i (2.40) dan dk Ws: (2.41 as ean Penyelesaian x(s) dan y(s) pada (2.40) dan (2.41) berturut-turut adalah xX=5,y=yye" sehingga yy=ye"=ye™ (2.42) Turunan u terhadap s memenuhi persamaan diferensial biasa MH y= 1,uls=0)=u(a(0), »(0)}= /(p(0))=2- (2.43) ds Penyelesaian persamaan diterensial biasa pada (2.43) adalah (2.44) Modul 2 Pengantar Persamaan Diferensial Parsial 6 Dipindai dengan CamScanner nga Konstan dieroch dr yaratawal us = ©) pada (2.43), Dengan mensubtitusikan syarat aval os = 0) Pade (2.43) ke (2.44), diperoleh K°= + Akibatnya, peayetesaian Ulxod et >) _satnaan diferensial parsial pada (2.39) berbentuke ne WEEEOT = tes 14 yo (245) eee yl Uy t uso age U9), 00) & udee, ©) ww we Ww gy de ret Boa Wa Hime Wy ew ee Boe vant Baws, utes su ant) fea a bo =f exe) es See Ys save dy + Xt fee Levene yeed eo deus 72 et i bere xCe)-%e yet Xteh Ne (nus -aste wee k.e¢ fat uGsre): < oo Merry ds ole uxt yer) | Modul 2 Pengantar Persamaan Diferensial Parsial 7 Dipindai dengan CamScanner (ver? cLoplote HE" yee Ut vertlyy ? ve = goos f gtanbend attire Uae PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER HOMOGEN ORDE - 2 ugrarowy Oleh: Ir. Sigit Kusmaryanto, M.Eng aa Fe yoo htto/siitus@ub acid DO Perbaiton Mon Peri Pengantar: feving 9 BS Peso eters Uinier Homogen Orde 2 menjadl dasar penyelesolan persarian diferensi aiene int membahas dasar dasar penyelesaian Persamaan Diferensial Homogen Linier Orde Mataloh v 2 yane dilanjutkan pada PO Linler Homogen orde-. isi modul inl: Ketakbebasan Linier Himpunan Fungsi, Oeterminen Wronski, Prinsip Superposis, acini PO Linier Homogen Koefislen Konstanta, Persamaan (Fess, Diferensial Linier Homogen Orde -2, Persamaan Cauchi-Euler, PD Linier Homogen Orde n. 18 Mei Tujuan Instruksional Umu aoe ‘mengikuti modul ini mahasiswa diharapkan mampu memahami Persamaan Diferensial Linier Orde -2 (Rin 2M > pup mclohen paorag 3.1 Persamaan Diferensial Linier Homogen Ly [Peaaman gtlertvony \ Tujuan Instruksional Khusus: bonds fe + © Mahasiswa dapat memahami konsep ketakbebasan linier dan prinsip superposisi © Mahasiswa dapat menghitung determinan Wronski © Mahasiswa dapat menentukan akar Persamaan Karakterlstik © Mahasiswa dapat menyelesziakan Persamaan Cauchy-Euler Mert 0 Mahasiswa dapat menyelesaiakan PD Homogen Orde-n UG t)= Gr) THe) Bentuk umum PD Linier orde-n adalah ag (x)y™ + ay(x)y"Y + 0 + Aya OY + any = FR PD yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk di atas dikatakan tidak linier. Contoh: sin adalab PD Linier orde 2 yar adalah PD Tak-Linier orde 2 Setanjutnya pembshasan penyelesalan PD Linier orde-n dalam modul ini dimulai pada PD Linier Orde- 2. yang kemudian dibuat kasus umum untuk penyelesaian PD orde-n. Untuk menyelesaikan PO Linier berbentuk ‘0(O}y = Flx) dengan F(x) #0, kita misalkan Ye(x) adalah solusi umum PD homogen dari O(O]y=0, maka penyelesaian umum PD Linier adalah dengan menjumlahkan penyelesaian umum PD homogen dan penyelesaian khusus, voit: y= Vela) + Vol) Contoh: oe ; , Solusi umum PD homogen: (D7-30+2}y20 adalah y=ce"#cxe™ dan solusi Khusus PO : (0*-3D+2)y=4x adalah 2x246x+7, maka solusi umum PO lengkap/tak homogen dari (07-3D+2)y=4x' adalah ‘ 0°40 2046x47 ery ree eo CésGer) ce & ben vom? Ge Ge alo) WO dipeolts wie ty Oak, vereesion “CORN HBr ulwy) = BF ‘ Dipindai dengan CamScanner 3.4.1 Ketakbebasan Linier wimpunan ® FES YE, ya) hata ta A tal konstanta CC. Vang tidak se bebas linier pada suatu selang jika ada n ™UA nol, sehingga berlaku: 1 VOX) cs valet a Val) = 0 sebut dikatakan bebas linier 2e™, See takbebas link nier pad Vang tidak semua nolsehingge, > SUM Sela arena dapat ctentukan konstanta€y €y aale™}+ 4 (Se}4e, 3(e) «0 den, gan c, Contoh 2: 2. =0 arena csle"}+ ; (xe")=0 hanya jks ¢1=0, ¢)=0 1. Tunjukkan bahwa himpunan fun, 8s! berikut bebas linier! (6) eX.xe* @) etsinaye*sin x Cf) e*sinx,e*sin x (@) sinx,cos x ©) xsina,sinx (©) e*sinx,ecos x 2. Tunjukkan bahwa himpunan fungsi berikut tak -bebas linier! (a) 2x,-x () 42 3.1.2 Determinan Wronski : Bimpanan fungsi Yb, val)» Yale) (yang mempunyai turunen) adalah bebas tinier pada suatu selang jika determinan YG) y26) Ya) Hi) 4) HO) |eo @) xe). yO) Determinan tersebut dinamakan determinan Wronski Contoh 1: Tentukan determinan Wronski (Wronskian) untuk fungsifungsi berikut (a) {sin 3x,cos 3x} (b) (x27, x4) Penyelesaian sin3x cos 3x ~3sin?3x ~ 3cos?3x @ WO) = |ecos 3x —3sin 3x 2 8 (6) We) [i Qa 3x2 = 122 +04 2x9 — 0 6x? — 6x? = 2x lo 2 6x Contoh 2: Tunjukkat himpunan fungsi {1 — x, 1 + 2, 1 — 32) adalah tekbebas linier untuk semua mila x! Penyelesaian: memi jn | sehingga ilih konstanta cl, c2, ¢3 yang tidak semuanya nol (2) kita dapat menunjukkan dengan mer eee ee 0, jika ditentukan CL(1-x}+c2{1+x)+c3(1-3x)=0, ji ‘s himpunan fungsi {1 — x,1 + x, 1 — 3x) adalah takbebas linie Dipindai dengan CamScanner (o) kta juga dapat menghitung do terminan Wr fOnski-n) . tas oe wf, terbukti Bahwa Wronskian <9 ber ‘mee OE untuk semua x "2M himpunan fungs! (1 —.x,44+x,1—3x) tak bebas lini soal Latinan: f 1. Buktikan himpunan fungsiberikut bebas linier (a) e*cos x,e*sin x ()xxe% xe (0) 0s (23), xcos (23) salkan Y2(2} dan y2(a) adatal alah petyetesaian y" on lesaian y" + play! + g(ady = (2) Buktkan bahwa determinan Wronskinya W ~ 5 or pea (b)Tentukan mila, sehingea y1(x) dan y2Qa) beter ieee 3.1.3 Prinsip Superposisi Jika yal, Yale, 1 Yalx) edatah n pen elesaian bebas linier dari in linier orde-r = ee ebas linier dari persamaan linier orde-n, @{D)y=0 Y= civabe) + yale) + + Cyne gn Cy, Cx, ny Cn= Konstanta, we) Cantch: ‘ike iG) dan ye) adalah _—solusi_—persamaan—diferensial__ homogen a+ PCDy' + QG)y =0 maka kombinsi linier cy ys(x) + cz yeCx) juga solusi persamaan diferensial. Bukti: ¥u(2) dan y2(x) solusi y" + Py’ + Qy = Omaka vi" + Pyy' + Qy, = 0 dan yz" + Pye! + Qy2 = 0 ati solusi y = €, yy +p yo maka: Ya! + C22" ey" + cy" substitusi ke persamaan diferensial diperoleh y" + P@y' + OG)y =0 , _ CI + cp ya" PCG Ma’ + C292) + Uri + 2) =0 GMa" + ca yal ey PIs! + PHI + GOI cana" + Pyy! + Qyi) + caC2" + Py2! + O92) = 0 4.04 ¢.0=0 3.1.4 Penyelesaian PD Linier Homogen Orde-2 Koefisien Konstanta jh: PD Liner Homnogen orde-2 dengan koefisen konstar 30a ay" + by’ tey=0 ab c= Konstanta dinizalkan slusi umum Po:y = e”* seiness ka kta substi ke dalam PD maka: Dipindai dengan CamScanner oe tb toy =0 ant’e™ + bm eM 4 comr = 9 (an? + bm + 0) em ag lusi PD tka am? IN@ am? + bm + ¢ = 0 (disebut Persamaan ciri/Karakteristik) jadi y = e™* menjadi sok Akarakar Persamaon Cir Korakteristikadala Terdapat tiga kemungkinan akar-akarnilai 1. tka VOF—4ae > 0, umumnya: Y= eye pet jka VB? = ac = i 2. Ha Vb*~ ac = 0. makam, = ms dengan m,a € 8, make solsi umumnya — Y= Ce" + egxe™ ika VBP imal 3. dika VBP = 4ac <0, maka m, 2a £i8 dengan a8 € R maka solusi umumnya: dengan rumus Euler, yatu el = eg eee vyaltu el = cos x-+ isin x maka bentuk trigonometri rumus dapat ditentucan: ye cet + ex ele~ie cxe"*(cos Bx + isin ix) + ce™(—cos Bx-isin Bx); ~cos Bx = cos Bx = (ci t+ ep)e™(cos Bx) + i(c, ~ cg)e™( sin Br) Ae*cos x + Be™ sinBx ,A,B € konstantabil.kompleks Conteh: Tentukan solusi umum persamaen difrensial berikut: yr" + Sy! — by Penyelesaian: ‘Akar-akar Persamaan Kerakteristik pada PD di atas adalah m?+5m—6 (m-1NQm+6)=0 m, = 1danm, dua solusi bebas linier PO adalah : yi(z) = e* dan yo(e) Jadi solusi umum PO adalah: or ya) = qe tee" Penyelesaian menggunakan Program MATLAB: >> syms x >> yedsolve ('D2y+5*Dy-6*9=! y =C2*exp(t) + C4/exp(6*t) Contoh: Selesaikan persamaan diferensial berikut: . * y"-y 20,90) = LY =0 Penyelesaian: Dipindai dengan CamScanner ‘Akarakar Persamaan Karakteristik pada PO di atas adalah: m-1=0 (n= 1Y0m+ 1) my = 15m dia solusibehas tinier PO adalah » ae WG) =e; 0) Jadi solusi umum PO adalah, YO)= qe +ee7 0 NW =1 4G +e =1 y'@)=0 +c,-¢ =0 masalak nilai awal y(0) = 1, y°(9 Jadi solusi khusus PO adalsh: 1x va) =F et +5 Penyelesaian menggunakan Program MATLAS: >> syms x >> yadsolve ('D2y-y=0', 'y (0) ¥ Fexp(t)/2 ~ 1/(2texp(t)) *, "Dy (0)=1') Contoh, Tentukan penyelesaian umum PD yey tay =0 Penyelesaian: ‘Akar-akar Persamaan Karakteristik pada PD di atas adalah m?+4m+4=0 (on + 2)(m +2) =0 my = -2 Diperoleh akar-akar yang sama, sehingga solusi umum PD mestinya adalah: yQ) = qe karena PD orde 2 akan memberikan dua solusi bebas linier dengan dua variabel konstanta maka solusi kedua dapat ditentukan dengan metode Reduksi Orde PD , yaitu: bentuk umum PD homogen orde-2: y” tay’ +by=0 akar-akar persamaan karakteristik jiko VB® = 4ac = 0, m, =m, = satu solusi PD: y(x) = ye bentuk persamaan reduksi orve yaitu: y = v(xe" 2a" » v'(ae 7 vix)e Dipindai dengan CamScanner b * “WO wo) ek ca b A "+ bY = 0, maka: w= 2 wed yy) : a POE HO) rH 4 kedua ruas dibagi e substitusi YY" KEPD y" 4 vag = Z ne eB ence” maka: b 2 al") —2 y' bi ( a’ Ota ve) +b (' (yer z v(e)) +ev() =0 = owen -(F -¢) oy _ (2a hae 7 a’ (“ou 0 O maka persmaan menjadi v"@)=0 karena b? = 4ac = sehingga: V(x) = cy tex inst sl any) aden y(e) = acne (ax + ee# karena satu solusi PD telah dketahui yaitu y(x) = ee" maka solusi ain yang dimaksud adalah y(x) = cyxe~ 2? Untuk kasus contoh soal di atas penyelesaian umum PD menladi: YO) = qe + exe 2 Contoh Tentukan penyelesaian umum PD berikut: y+ 2y' tay =0 Penyelesaian akar-akar persamaan karakteristk: m+2m+4=0 karena a=-1 dan B=V3 maka penyelesaian umum PD: y = Ae*cos Vix + Be sin V3x c 3.1.5 PD Linier Homogen orde-2: Persamaan Cauchy-Euler Bentuk umum persamaan Cauchy-Euler-orde2 adalah: (ax + b)?y" + a; (ax + b)y' + aoy = 0 2#0,b,a,,ay = konstanta khusus Penyelesaian persamaan Cauchy-Euler-orde2 adalah: ‘misal solusi PD y = e”* dengan t = In(ax + b), maka y',y" adalah: 2 dy dt atrtett _atre't + ae det (ex thy (ort by Dipindai dengan CamScanner substitusi y.".y" pada PD dida i. patkan : (ax + NY" + a(ar4 Dy’ ayy ng (ax +b ane Brett ax +P want +b) fret —2_] 4 age"! = An (exFop| alex +b)/[re aaa] tae 20 letrte ~ ave") + aarett 7 (oer taertaler eo [a*r? + (Qa ~a?)r + aglert sehingea Persamaan karaktistknya: ar? + (a,a~a2)r $05 = 9 ‘nkar-akar Persamaan Karakteristk adatah; ‘Terdapat tiga kemungkinan akar-akar nilai m pada Persamaan Cirit Ta tat 1, sika [(@a— a7)? = 4a ag > 0, maka 1,3 adalah dua akar Real yang berbeda maka solusi umumnya: Y= cy(ax + bY + ep(ax +b)? Jika (aya = a)? — 4a?aq > 0 = 0, maka 1, = 7; maka solusi umumnya: Y= (ax + bY" [ey + egln(ax + b)] 3. Jika {Caja = a)? = 4a2ag < 0, maka r,2= a if. maka solusi umumnya: Y= (ax + b)*[cycos(fln(ax + b)) + cpsin (Aln(ax + b))] Contoh: Tentukan persamaan karakterisik pada persamaan Cauchy-euler jika a=1 dan b=O! Penyelesaian: persamaan Cauchy-Euler: (ax + b)?y" + a,(ax + b)y' + aay = 0 jika a=1 dan b=0, persamaan menjadi: (ax)?y" + ay (ax)y" oy =0 persamaan karakteristik: ar? + (aya a?)r + ay = 0 ar? + (a,a— Ir + ay = 0 Contoh: Tentukan penyelesaian PD berikut: aby" — Ary! + 6 Penyelesaian: misal Ferxeteos(an 4 Cxe*sin(2x) + cqxe*sin(2x) Latihan Soal: Tentukan penyelesaian umum pp eee berikut: yi ~ Sy” + y y—y=0 1 2 3 4 y+ By" + 3y' ty <0 5. ¥"— By" +3y"-y=0 6. 9 + 2y" 4 By" 4 Oy by ag Untuk soal berikut tentukan solusi PO dengan syarat awl berikut Ry -y' =O yo) = YO=o. y'@es a yO —y YO=2% y"O=-1, yo) =2 ee nae yO=, yO y= wy —3y +4 —2y=0, y0)=1, y'()=0, yO) =0 3.1.7 Rangkuman Himpunan n fungsi ysl), yalx), .» Yalx) dikatakan takbebas linier pada suatu selang jika ada n konstanta ¢,, C>, ~ Ca yang tidak semua nol, sehingga berlaku: cy ys(x)* Cy Valx}+ ot Cy Valk) = 0 Himpunan fungsi vale), val), --» Yel) (yang mempunyai turunan) adalah bebas linier pada suatu selang jika determinan Wronski WE) 2] ya) Nie) 2) ~ mm) | eo yet) AOD WG) 3s linier dari persamaan linier orde-n, @(O}y=0 WO Yar In) Jika ys(x), yalX), wor Yal%) adalah n penyelesaian beba x) + oct yal) . konstan adalah: ay"+by'+cy=0 abeo ik maka solusi umumnya: y = ci¥s(X) + YA r in koefisien y= ° Linier ae sine ae y — ef maka akan diperoleh Persamaan Cti/Karakte mstanta Jika diduga solu: an? + bm tee = 0 ‘Nkar-akar Persamaan Korakteristik adalah: ap evo tae ab 3 Vor tae m2 = 2a . da Persamaan Cirl a Terday Jinan akar-akar nilal P berbeda dengan m;,2€ R maka solusi pat tiga kemungki akar Real yang, ua 1. ska Vb3— aaa > 0, maka my,2 20302 2 umumnya: Dipindai dengan CamScanner ska Vb? = 4ac = y M2 dengan m 2 € R, maka sok a GPE scum i maka solusi umumnya: ska VEF= Fae <0, makam, 2 St + eax ot maka m, 2 7 Ste" + egeme =n OB a ‘S"88n a8 © R maka solusl umumnya: vyaity gtr 2 = Stee = Ae, = cos x Aeros Ax + pear sin (sin x maka bentuk trigonometei rumus dapat Bx A,B konstanta bil. kompleks dengan rumus Euler tg ete ditentukan: y on 3.1.8 Test Formatif rentukan penyelesaian umum BD beri aa that: ay ~y =0 1. 2, ay — Sy" bay 3. 3y-y=0 4.3 +39" +3y' ty <9 5.37" 3y" +3y'-y=0 6 ay +29" + By" 4 2y' dy ag Untuk soal Berikut tentukan solus! PD dengan syarat awl berikut: 7ay"—y'=0 yQ=4 Oa, yo) B3y-y=0, yO)=5, y'@) y’@ 9. 39 +3y"—4y = O70) =0, yO) 10.3y""— By + 4y’—2y=0, — y(0)= 3.3 Daftar Pustaka {a} Sigit Kusmaryanto, Buku Ajar Matematika Teknik ,2012 (2) kreyszig, Erwin, Matematika Teknik lanjuton. Jakarta: Gramedia, 1988. [3] Stroud, K.A., Matematika untuk Teknik, Jakarta: Penerbit Elangga, 1987. (Farlow, Stanley J., An introduction to Diffreneatial Equations and Their Applications, McGraw-Fiill, Singapore, 1994 (S| Howard, P., Solving ODE in MATLAB, Fall, 2007 (8) Thompson, §, Gladwell L, Shampine, LF. Solving ODES with MATLAB, Cambridge University Press, 2003 0) Rosenberg, J, Lipsman, RL, Hunti, BR. A Guide tO MATLAB for Beginners and Experienced ., Lipsman, R.L, Hunt Users, Cambridge University Press, 2006 Dipindai dengan CamScanner ‘Model Matematika yang Berbentuk Persamaan Diferensial Parsial Banyak fenomena di sekitar kit yang dapat dimodelkan dengan menggunskan persamaan dierensial parsial, trutama fenomena fisis. Berkut ini diberikan beberapa contoh fenomena fisis yang dapat dimodelkan dengan menggunakan persamaan diferensil parsial. 1. Model Persamaan Transport Misalkan suatu fluida dalam bat ini air mengalir dengan kecepatan Konstan ¢ sepanjang pipa Horizontal searah dengan sumbu x pbsiif dan terdapat substansi(polluta) di dalamaya, Misalkan u(x,t) Konsentrasi dengan sétuan gr/em pada waktu 1, maka berlaku: Vea | “ Dalam hal ini, pollutan diangkut ke kanan dengan kecepatan tetap c. Sehingea setiap artikel bergerak: ke kanan dengan kecepatan pada bidang xt. Likat gambar 1 Gambar 1 Penurunan Persamaan (1) Misalkan banyaknya pollutan pada interval (0,5) pada waktu 1 adalah M. Dengan, M = fu(s,0)de dalam satuan gram. Setelah waktu #4+/ molekul-molekul yang sama dari pollutan bergerak sejauh c.h cent meter. Oleh karena itu: Dipindai dengan CamScanner rT ak cok ch, 04 Ma futsshde= [Mew beer : Turunkan Af terhadap 5: a 5 Vine, + cast, © (ulead J?) 4096 — > f amb) -20 > aM _ at . Bo Hla 0, e D(ulbi)- vat )) sabt) a _ at HA w Jest Wae=u(b-+ch, 44), schinggadiperoten “ oooS a (he 3 bred co om [aleree) x Blotter) ] yi A) ub,t)=u(b+ch, +h) a! 36 wR ; a Cun. . Turunkan persamaan (2) techadfp h: a (rth) adabod eye Wearary | =£ (w(btch t+ A)~ w (ch tt i ope ma Fe (luce toh) w (eh, 444)) & Ful bch, +4) shringoe =cu,(b+ch,t+h)+u(b+ch,t+h) U(brtl' =u (Gece Ah) Sika diambil ailai A= 0, maka diperoleh: cu,(6,t)+u,(b,1)=0 yang merupakan persamaan (1) 2, Model Persamaan Gelombang Persamaan gelombang dapat dinyatakan deg gan G) jt . Dengan a* konstanta positif dan u(x,1) menyatakan perpindahan vertikal setiap tuk pada dawai yang diukur dari sumbu-x untuk 1 > 0 Berikut inj akan ditunjukkan proses penurunan persamaan (3) Misalkan sebuah dawai dengan panjang £, seperti dawai gitar, yang direntang tegang ee diantara dua titk pada sumbu x, x = 0 dan x= L. Ketika dawai mulai menggetar, diasumsikan bahwa gerakan bertempat di bidang xy seperti sebuah gaya bahwa setiap titik pada dawai 2 Dipindai dengan CamScanner goto p bergerak dalam arah tegak Turus sumbu-r (getaran transversal). Seperti yang dituajukkan dalam gambar 2s, misalkan u(,/) menyatakan perpindahan verikal setip ttk pada dawai | ‘yang diukur dari sumbu-x untuk 1 > 0 Stan dasmsian baba f = Dawai lentur dengan sempuma, ~ Dawai homogea, artinya massa per satuan panjang (p)adalah konstan, ~ Perpindahan u adalah kecil dibandingkan dengan panjang dawai. + Kemiringan kurva adalah Kec untuk setiapttk-titikaya ~ Tegangan 7 bertindak sebagi garis sioggung teshadap dawai . dan besamya 7 adalah sama untuk setiap titik, > Tegangan adalah besar dibandingkan dengan gaya gravitasi + Tidak ada gaya eksterakyang bekerja pada dawai, w | Or Ue ax Fe 2 ewe Pra x xeon * Gambar 2b. Perbesaran dari Segmen 3 Dipindai dengan CamScanner Pada gambar 2b teyangan 7; dan 7; adalah gars singgung pada ujung-ujung kurva pads interval [44x]. Karena 4, dand, kecil, maka sin@,»1and, dan sind, © tan 0, ‘Schingga nilai bersih gaya vertikal yang bekerja pada elemen As dari dawai adalah: E 2 _ Ged Keator ~ Gaye, ELbawrah, T,sin®, ~T, sing ~7, tand, -T, tan, =Ttand, -Ttand, = Tle, (e+ Ar,)—u,(x,1)] Al. Selanjutnya, Karena Askeci, maka As~Ax, schingga p As « px merupakan massa dawai pada (x,x+ Ax]. 7 dengan 7 =|7|= Menurut hukum Newton 2, F =ma, dengan F = gaye, m=massa, a= percepatan, sehingga berlaku: Tu (2+ O%,1)-u,(2,1)]= pAcu, atau (e+ Aet)-u, 0) Dengan mengambil nilai a’ @°u,, =u, yang merupakan persamaan (3) Dipindai dengan CamScanner 3. Model Persamaan Panas (Difusi) Persamaan panas(difisi) dapat dinyatakan dengan: @) Dengan dengan adalah kontanta posit yang disebut difusftas panas dan u(x,1) menyatakan subu pada batang. Berkut ini akan ditunjukkan proses penurunan persamaan (4), Misalkan batang bulat tipis dengan panjang L mempunyai daerah sekat A dan bertepatan ‘dengan sumbu-x pada interval (0, £]. Lihat gambar 3 Diasumsikan > Allran panas dalam batang hanya terletak dalam arah-x. ~ Baang menyamping atau lengkung, pemnukaan batang diisolasi artinya tidak ada Panas yang keluar dari permukaan, ~ Tidak ada panas yang dihasilkan dari batang. * Batang homogen, artinya massa per satuan volume () adalah Konstan, ~_Panas jenis y dan konduktiftas panas K dati bahan batang adalah konstan, Cnuuk menuruskan persamaan diferensial parsial_ yang dipeauhi oleh suhu xu(sx,1) memerlukan dua hukum empiris konduksi panas (© Banyaknya panas © dalam suatu elemen yang bermasa m adalah O=ymu (5) dengan u adalah subu dari elemen Dipindai dengan CamScanner RD cy subs 74Q & bil real . Ua Use $24 =O [ evyext x (year Uy = 0 Ugg 4s 8” Ure AGS , G Keys xo fawaear wisal = Cab)? KODTE ) » Asx AsUk F XIE) ~ XO )T(E) = xT) Me) X00] | Tle) Xx) TC). W(x) a\t'ly | misal nts 2 OY | Tet Od een , ULE) =O. Ute semug L, Ute é) = Xk). TES {oe 1G a ( Te) e®) mel. x + mb 2C.Te).e “Viet x tme. Cr.T).e * ethan =the Tages: gy > 284 4 24 9, ax” byY Seresatuin pers crates Agi. Ulow)eo- WlL,y)=0- Ulyade6 UC HRFOd - quvaiau wetode pem#cah Vartabel Dipindai dengan CamScanner (i) Nilai dari aliran panas Q, yang melewati sckat scbanding dengan dacrah sekat A dan turunan parsial dari suhu terhadap x. Q=-KAu, + 6) Oleh karena aliran panas mengalir dalam arah suhu turun, tanda mjnus dalam (6) digunakan untuk memastikan bahwa Q, adalah positif untuk u, <0 ( panas mengalir ke ‘kenan) dan Q, negatifuntuk u, >0 ( panas mengalir ke kiri). Jika irisan melingkar dari batang diantara x dan x-+ Ax sangat tipis, maka u(x,¢) dapat, diambil mendeati suhu pada setiap titik dalam interval. Massa irisan adalah m= pA dx sehingga persamaan (5) dapat ditulis sebagai O=ypAdeu ” Selanjutnya ketika panas mengalir dalam arah x positif, dari persamaan-(6) nilai bersih dari aliran panas dalam irisan adalah ~K Au,(x,1)-[-K Au, (x+ Ax, =K Alu, (x + Ax) -4, (2,0) (8) Dengan menurunkan (7) terhadap t, diperoleh nilai: Q.=7pAdeu, (9) Dengan menyamakan (8) dan (9), diperoleh: K lu let be), ” (10) Jika limit dari (10) untuk Ax -> 0, diperoleh ka gimisalkan k=, diperoteh: wp ku,, =u, merupakan persamaan (4). dengan k adalah kontanta positif yang disebut difusifitas panas. Dipindai dengan CamScanner abe yee : UxxeUgy so, de® Fy? oe a PUAINY) t XW) "(y) 20, cari Khe ekg FLA YO) 2 - XLAX“Cy) at Ce C08 Gx 4t Stay Xx) a Y"ly) ck coal Yu) Xa) = bX) FUCK) - ex (K) FO re% ~ ke co ee® (CH) 20 {ts vreeR. -Y"(y)= kY(y) ~y2eth = ke™ e™ Err -K)oo- =r =0 enh reaVert K=O oF Yu: oe ge Ubia)= XIN (y) (xy) we Gciul : . = Ges e| tae £ ace rN cgi) Sy) False 9, cieg Ys cacye™4 ecatg sey Ki ot ~ ww 3 K4 Hy) = Cecthsye RY 4 (hrticg bei. wk cS) Vix We 7 ea eae “abs oe a eget : b= (miet}e Ee Chsthe ) olex WU Lyfe bre lUid miL 9) fegeKR OE HI) 4 gel Lm, = uly eR OY A IRAE) gic (xe) + kaet® (xf AD Dipindai dengan CamScanner “damn ears (=n ‘9 =7n- uaSowoyuon gad =. = “M+ “Nex uaSowoH dad ee n—“n+ "7 x :yowos wssouMOyUoU Yqg WHPEUEMIp dad HREM 0 # (4x) wa ussowoy ddd UEReUIEUIp dag BEM Q= (4x) wpL fuep x yep isduny 9 wep a ‘7'c'o‘g‘y :UeBUap Dang + “ng + ng + “ng + “ng + ™ ny swnwin ynquag Dipindai dengan CamScanner i= OR a Mme _ / Ly Wate pease He L > opamtor 4 et% ©. wrt WEE. —> a? (x" OD. TY) 2 XK) TH) 2 XK). 2 T* GW) : pare St 25 Tea) eG) oe DOr, xO) Tee) a as seat W ‘ AK : atyl(a > x(t) ~ . 7et% sap. - | ED whey te® «ae gee ar( cree yek(e™) atctek (e™) =0- ergo maka arf Sal'x 2 k fda atr™ Kk 20 - c eis, , MR $ tte + Ae) > T(E) Pas Arex Mk a ett 2 cert Xl) = er eee” a | ef® (eek) 20+ cosk | ve ok. Tere Ce ye ! a a 4 4 lal) = XL .TLY aes er) (eer eM) Dipindai dengan CamScanner cae Ma (x)x a = (ae) % (eyuejsuay)y = 74 eT (ua (*) xX = (x) Oa" x NEE (Oa()u.x = (x) n O.4(2) X= (O4(2).x seBBUIyas (a(x) x =(«2) Oa(e).x = (4x) 'n ; Oa)x= (Cx) 1 (4). =(4‘x)n: a(x)x (Cx) qemef (O4(*) x =(*x) n:ueguap «98 =(€'0)n to p= ‘ € (@x)ng? ~ Wxyng Ce / (4%) myejepe dag ueresajahuad ueyesiiny Dipindai dengan CamScanner rw / | ¢ jue 4 FANE K-( MOINON) = (XCX)Y(Y)) = XGONY)- BR NS xix) = XU) ) = UK). kext) - x) 2 YD xlx) Yi) RA LA) x) Yty) . KX") =@t1) x(x) CSO Kk ctet® saci eX (er =a-t) 0. rte acl j= che att = £4) HH 7 Fl ad K =p X(x)= cele ee Ee S yi) = aly) La My) =4y- =r Y(y)-e% mala + uw. RONG) me xa (cee tae VAR) ty r Dipindai dengan CamScanner (ora wy 9'7 *X A)et Cx ai? a AL * Guy THe = XT he . " (ax ( SH CIM = (ML 0x ¥ Mp +> % j + Gps f "n= "129s dex 28 = (Cx) ‘n= n— "My" ryeyepe eAuddd uelesajaduad ipef a ‘ng + ae ZI-=Y wep g=0 Ya]Uadip ,, ag=(4«"9)mWep ‘nd ="nx'¢s (=) eg? = gP? P'0=(K%x)n 5-9 — x 2E = (X'0)M ‘nE="n+sny 7 is ; 2h (O'R) mens "ny g2=(4) 4 wep ,2'9=(x) y 3 @), sueyney 7 A = ee 2ya|osadip es3uyas Bia) i) Dipindai dengan CamScanner

You might also like