You are on page 1of 9
BABI PEMBAHASAN A. Profil Masyarakat Desa Ngeposari 1. Kondisi Geografis Penelitian lakukan di Desa Ngeposari Kecamatan Semanu Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara administratif Desa Neeposari termasuk wilayah Kecamatan Semanu Kabupaten Daerah Tingkat II Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Ngeposari ini berada di 186 md! dari permukaan laut dengan suhu rata-rata 24° - 32°, Tinggi curah hujan 2.200Mm dengan jumlah bulan hujan 6 bulan. jarak dari kota kecamatan ada 2 km, dari Secar orbitrasi Desa Ngeposari i kota Kabupaten 9 Km, Desa Ngeposari secara administratif berdampingan atau dibatasi oleh desa atau kelurahan yang lain adapun batas-batas wilayahnya adalah: Tabel 1 ; Batas wilayah Desa Ngeposari. (Batas Wilayah Desa/Kelurahan~—<([Kecamatan | Utara Negipak Karangmojo_ Timur Candirejo ‘Semanu | Selatan SSSSS~*iSSidorejo ————FPonjong CS Barat ——TSemanu—==SSSS«* Semana i Tahun 2012 - Sumber 33 34 Desa Ngeposari mempunyai luas wilayah 1169,7597 ha/m® terdiri dari 16 RT an 5 RW. Garis besar tata guna lahan desa Ngeposari dibagi menjadi tiga bagian yaitu sawah, tanah kering (pemukiman) dan prasarana umum. Pembagian tataguna Jahan desa Ngeposari secara jelas dapat kita lihat pada tabel berikut: Tabel 2 : Penggunaan iahan Desa Ngeposari. No | TATAGUNALAHAN | LUAS LAHAN (Ha [ PERSENTASE —_— 844,343 | 72,18 2 | Pemukiman 309,8325 26,49 3° | Prasarana umum 15,5842 1,33 Jumlah 1169,7597 100 Sumber: Data monografi Desa Ngeposari Tahun 2012 2. Kondisi Demografis Desa Ngeposari memiliki jumlah penduduk 9.402 jiwa yang terdiri dari 4.473 laki-laki dan 4.929 perempuan. a, Komposisi Penduduk menurut Usia Penduduk Desa Ngeposari sesuai dengan usia sesuai dengan data monografi tahun 2012 dapat disajikan pada tabel berikut : 35 Tabel 3 : Komposisi penduduk desa menurut Usia Desa Ngeposari. No Usia (I) Jumnlah Uiwa) | 1 0.05 886 | 2 06-10 ‘757 11-20 1346 | “21-30 1705 | ee aT a0 143 7 L 50 keatas 1848 | 9.402 Sumber: Data monografi Desa Ngeposari Tahun 2012 b. Komposisi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan Berdasarkan catatan yang terdapat dalam profil Desa Ngeposari tahun 2012, tingkat pendidikan yang terdapat di Desa Ngeposari sebagai berikut : 1.) Jumlah penduduk tidak tamat SD/sederajat 2) 3) 4) 5) 6) ap) 8) a) Jumlah penduduk tamat SD/sederajat Jumlah penduduk tamat SLTP/sederajat Jumlah penduduk tamat SLTA/sederajat Jumlah penduduk tamat D-1 Jumlah penduduk tamat D-2 Jumlah penduduk tamat D-3 Jumlah penduduk tamat S-1 Jumnlah penduduk tarmat S-2 : 2037 orang : 3726 orang : 1983 orang : 1120 orang, 47 orang 52 orang 39 orang, 19 orang 19 orang ¢. Komposisis penduduk menurut mata pencaharian yaitu berusia 17 tahun keatas. Komposisi penduduk menurut mata pencaharian dapat digunakan untuk mengetahui jenis mata pencaharian penduduk dominan, perbandingan antara jumlah penduduk yang bermata pencaharian tertentu dengan yang bermata pencaharian lainya, serta gambaran struktur ekonomi daerah. Neeposari adalah petani, nelayan, pengusaha, buruh, pedagang, pengangkutan dan Penduduk yang dimaksud disini adalah penduduk yang sudah bekerja, 36 Bentuk mata pencaharian yang dilakukan oleh masayarakat desa pegawai negeri. Berikut ini disajikan tabel komposisi penduduk menurut mata pencaharian. Mata pencaharian yang paling dominan di desa Ngeposari adalah : petani. Tabel 4 : Komposisi penduduk menurut mata pencaharian desa Ngeposari, ‘No ‘Mata Pencaharian Jumlah Jiwa 1 | Petani 2902 2 | Buruh tani a7 3 [PNS cy 4 | Pedagang m 3 | Swasta 713 © | Pembantu Rumah Tangea 22 7 [TNI& Polri 17 8 | Pengusaha 100 9 | Wiraswasta 2 ‘Sumber : Data monografi Desa Ngeposari Tahun 2012 37 2. Kondisi Sosial Budaya a. Pendidikan Sarana pendidikan merupakan unsur yang terpenting guna menunjang Kemajuan dan perkembangan bagi suatu daerah, karena hal tersebut sangat berhubungan erat dengan sikap tingkah laku masyarakat di suatu daerah. Sarana pendidikan yang memadai akan memungkinkan perkembangan masyarakat dan budaya semakin baik. Tingkat pendidikan yang tinggi maka akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sehingga dapat membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih maju. Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor desa Ngeposari setempat dapat diketahui tingkat pendidikan penduduk desa Ngeposari pada akhir tahun 2012 masih terbilang rendah walau sudah ada yang lulus perguruan tinggi. Angka tertinggi menunjukan penduduk yang berlulusan SD yaitu 3,726 jiwa. Penduduk yang lulus perguruan tinggi atau tingkat akademi hanya 176 jiwa . Masyarakat Desa Ngeposari karena mempunyai pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki mereka rendah, maka secara tidak langsung masyarakat petani hanya mampu melanjutkan dan meniru apa yang telah dilakukan oleh orang terdahulu. b. Agama dan Kepercayaan Masyarakat desa Ngeposari sebagian besar penduduknya beragama Islam, di samping ada juga yang secara taat dan patuh memeluk agama 38 Kristen dan Katholik. Masyarakat Desa Ngeposari walaupun berlainan agama, mereka hidup rukun dan berdampingan, saling menghormati dan tidak saling memaksakan kehendaknya untuk memeluk agama yang dianutnya berikut ini tabel tentang jumlah penduduk Desa Ngeposari berdasarkan agama yang dianutnya. Tabel 5: Jumlah Pemeluk Agama desa Ngeposari. Agama Jumlah (orang) Islam 9084 Kristen 13 Budha 359 Sumber: Data monografi Desa Ngeposari Tahun 2012 Disamping itu juga terdapat tempat-tempat peribadatan yang dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 6 : Jumlah Sarana Peribadatan desa Ngeposari. Sarana Peribadatan Jumlah Masjid 3 Mushola 7 Gereja 1 ‘Sumber: Data monografi Desa Ngeposari Tahun 2012 Pemeluk agama yang terdapat di desa Ngeposari pada umunya termasuk ke dalam golongan yang taat dalam menjalankan Kehidupan agama, baik Islam maupun Kristen, Sejumlah pemeluk agama Islam 39 tersebut, tidak semuanya menjalankan agama Islam secara muri terutama mengenai ibadah sholat lima waktu, puasa dan menunaikan ibadah haji. Kenyataan tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang dialami oleh Pemeluk agama lain. Bagi Masyarakat desa Ngeposari Pemeluk agama Kristen, walaupun dalam setiap perayaan keaagaman, baik Natal, Paskah dan Kenaikan Isa Al Masih masih dirayakan, akan tetapi sebagian kecil dari mereka mempercayai hal-hal yang berbau mistik. Masyarakat desa Ngeposari masih berpegang pada kejawen, yang masih menghormati kepercayaan asli yang tumbuh dalam masyarakat. Kepercayaan asli tersebut berupa sistem religi animisme dan dinamisme, yang merupakan inti dasar tradisi kebudayaan Jawa yang asli dijelmakan dalam bentuk penyembahan roh nenek moyang. Sistem religi animisme dan dinamisme ini telah mengakar dalam alam pikiran dan tradisi suku bangsa Jawa sejak belum masuknya pengaruh Hindu dan Budha. Masyarakat desa Ngeposari masih menghormati dan percaya terhadap mahkluk halus, kekuatan gaib, kekuatan sakti dan lain sebagainya, Kepercayaan yang berkembang didalam masyarakat desa Ngeposari selain percaya kepada roh nenek moyang juga percaya terhadapa roh - rob lain atau roh danyang penunggu suatu tempat. Kepercayaan adatistiadat dan tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang mereka masih merupakan hal utama dalam kehidupan mereka. 40 Tradisi budaya Jawa bersifat dinamis dan ini menjadi ciri khususnya. Budaya ini selalu berupaya agar dapat menyatu secara utuh dengan keadaan dan tempat. Umumnya tradisi Jawa tidak bersifat homogen, setidaknya dapat terbagi menjadi tradisi budaya Jawa pesisiran dan daerah pegunungan atau daerah yang jauh dari pesisir. Dan tradisi budaya Jawa tidak bersifat tetap tetapi selalu mengalami perubahan sesuai dengan perjalanan jaman. Tradisi budaya Jawa juga bersifat adaptif, dan tebal rasa mawas diri. Budaya Jawa yang mengandung tradisi memuat, atau menampung menjadikan beraneka ragam tradisi spiritual yang ada mudah menyatu secara utuh dengan budaya lain. Kebudayaan Jawa juga bersifat evolusif, sesuai dengan sifat orang Jawa yang selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan lingkungannya. Oleh Karena itu, tradisi budaya sepertinya tidak mengalami perubahan. Padahal bisa diperhatikan secara seksama, nyatanya setiap tradisi budaya pasti mengalami perubshan, sesuai dengan filosofi orang Jawa “alon-alon waton kelakon” (pelan-pelan asal tercapai tujuan). Perubahan yang terjadi sepertinya tidak terasa dan tidak diketahui oleh warga pada tata kebidupan yang masih memakai tradisi budaya tersebut. Kepercayaan tethadap penunggu suatu tempat seperti gua berkembang, mayoritas penduduk desa memeluk agama Islam kejawen atau agama Jawa. Hal ini disebabkan oleh eyakinan “masyarakat bahwa eselamatan terhadap desanya juga disebabkan ofeh bantuan dari penunggu a1 atau yang dikenal dengan danyang. Menurut orang yang menganut ajaran Islam santri atau ekstrim semua itu dianggap Musrik. Masyarakat desa Neeposari pada khususnya, dalam hal ini turut serta dalam segala ritual yang dilakukan guna menjaga keselamtan dirinya dan desanya. Masyarakat Ngeposari melakukan tradisi nenek moyang seperti rasulan dan mengikuti tata cara yang selalu dilakukan setiap tahunnya tetap dilaksanakan, maka mereka pada khususnya dan masyarakat Ngeposari pada umumnya akan dijaga keselamatanya serta diberi rizki yang melimpah. Adat-istiadat atau tradisi yang masih sering dilakukan oleh masyarakat Negeposari antara lain : Bersih gua, Rasulan, nyadran dan kirim doa dan tain sebagainya. Upacara - upacara adat istiadat masyarakat Ngeposari mengadakan upacara Rasulan di gua Jlamprong pada setiap tahunnya yang tujuanya untuk mendoakan arwah para leluhur serta sungkem kepada arwah Gus bandol dan Jlamprong yang selama ini dipercaya telah menjaga masyarakat Negeposari dari segala bentuk marabahaya. Masyarakat Ngeposari selama ini masih masih melakukan berbagai ritual rasulan ini karena merupakan warisan nenek moyangnya. Masyarakat Ngeposari juga menganggap bahwa upacara-upacara yang mereka lakukan mengandung maksud untuk membina kerukunan antar anggota masyarakat.

You might also like