You are on page 1of 13
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 653 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS. PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DALAM JABATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL, BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK, Menimbang a. bahwa dalam rangka meningkatkan kompetensi, motivasi, profesionalisme dan kinerja guru Pendidikan Agama Katolik dalam melaksanakan tugas profesi pendidik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, perlu memberikan tunjangan profesi guru; b, bahwa dalam rangka menjamin akuntabilitas dan transparasi serta kelancaran pembayaran tunjangan profesi_ guru Pendidikan Agama Katolik, perlu menetapkan Petunjuk Teknis; c, bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu diterbitkan Keputusan; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan (Lembaran Negara Republik: Indonesia Tahun 2007 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4769); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2008 Nomor 91); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941) sebagaimana tclah diubah dalam dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 107, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 6058); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 tentang Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kchormatan Profesor (Lembaran Negara Republik Indoncsia Tahun 2009 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5016); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2014 tentang Perubahan keenam belas atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 108}; Menetapkan KESATU KEDUA 10. iat 12 13, 14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.05/2010 tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen Serta Tunjangan Kehormatan Profesor (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 411); Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 851); Peraturan Menteri Agama Nomor 43 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Profesi Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil Pada Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1738) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 43 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Profesi Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil Pada Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1066); Peraturan Menteri Agama Nomor 65 Tahun 2015 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Utara; Peraturan Menteri Agama Nomor 66 Tahun 2015 tentang Pembentukan, Organisasi, dan Tata Kerja 33 (Tiga puluh Tiga] Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota; Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495); Keputusan Menteri Agama Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembayaran Tunjangan Profesi dan Bantuan Tunjangan Profesi Guru/Pengawas Dalam Binaan Kementerian Agama; Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Nomor 204 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Pada Lembaga Keagamaan Katolik; MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK TENTANG PETUNJUK TEKNIS. PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DALAM JABATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL — BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK. Menetapkan Petunjuk Teknis Pembayaran Tunjangan Profesi Guru dan Pengawas Pendidikan Agama Katolik di Lingkungan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat —_Katolik sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini, Melaksanakan Petunjuk Teknis Pembayaran Tunjangan Profesi Guru dan Pengawas Pendidikan Agama Katolik sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini, sebagai dasar pembayaran tunjangan profesi guru dan pengawas PAK tahun berjalan dan terhutang, KETIGA, : Keputusan ini berlaku pada tahun anggaran 2018. Ditetapkan di Jakarta la tanggal 29 Maret 2018 STUR JENDERAL NGAN MASYARAKAT KATOLIK, LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 653 TAHUN 2018 TENTANG PRTUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DALAM JABATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK BABI KETENTUAN UMUM Pasal } Pengertian Dalam Petunjuk Pelaksanaan ini yang dimaksud dengan L Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik. 2. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat Kementerian Agama Provinsi/Kabupaten/Kota yang memperoleh kuasa dari Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA untuk melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada satuan kerja. 3. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat Kementerian Agama Provinsi/Kabupaten/Kota yang diberikan wewenang oleh PA atau KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas DIPA pada satuan kerja. 4. Guru dalam Jabatan adalah Guru Pegawai Negeri Sipil dan Guru bukan Pegawai Negeri Sipil yang sudah mengajar pada satuan pendidikan,baik yang disclenggarakan Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupun penyclenggara pendidikan yang sudah mempunyai Perjanjian Kerja atau Kesepakatan Kerja Bersama. 5. Guru Pendidikan Agama Katolik yang selanjutnya disingkat GPAKat adalah pendidik profesional yang mengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik baik PNS maupun Bukan PNS. 6. Guru Pendidikan Agama Katolik bukan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat GPAKat-BPNS adalah guru Pendidikan Agama Katolik bukan Pegawai Negeri Sipil pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 7. Pengawas Pendidikan Agama Katolik adalah Guru Pendidikan Agama Katolik berstatus Pegawai Negeri Sipil yang ditugaskan oleh pejabat yang berwenang, untuk melakukan pengawasan penyelenggaraan Pendidikan Agama Katolik pada sekolah. 8. Tunjangan Profesi Guru dan Pengawas Pendidikan Agama Katolik adalah tunjangan yang diberikan kepada guru dan pengawas Pendidikan Agama Katolik yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Guru bukan PNS yang memenuhi syarat. 9. Surat Keterangan Menjalankan Tugas, selanjutnya disingkat SKMT adalah surat keterangan yang diberikan kepada guru yang menjalankan tugas mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik yang sudah memenuhi beban kerja sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu dari kepaia sekolah yang diketahui oleh pengawas PAKat/Pejabat Bimas Katolik setempat. 10. Surat Keterangan Beban Kerja, selanjutnya disingkat SKBK, adalah surat keterangan yang diberikan kepada guru Pendidikan Agama Katolik yang sudah memenuhi beban kerja sckurang-kurangnya 24 (dua puluh empat} jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sctempat atau ditentukan lain berdasarkan peraturan perundang-undangan 11, Tunjangan Profesi Guru Terhutang adalah pembayaran atas tunjangan profesi guru yang belum terbayar dan yang pembayarannya dapat dilakukan setelah melalui mekanisme peraturan yang berlaku 12. Kepala Daerah adalah Gubernur, Walikota atau Bupati 13. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan _pendidikan yang menyelenggarankan pendidikan pada jalur pendidikan formal dalam setiap jenjang dan jenis pendidikan. Pasal 2 Tujuan, Sasaran, dan Ruang Lingkup (1) Tujuan Petunjuk Teknis ini sebagai acuan dalam proses pembayaran tunjangan profesi GPAKat (2) Sasaran Petunjuk Teknis ini Ditjen Bimas Katolil Kepala Kanwil Kemenag/Kepala Kankemenag; Kabid /Pembimas Katolik/Kasi/Gara Katolik; Guru/Pengawas PAKat; Guru PAKat yang diangkat sebagai Kepala Satuan Pendidikan; Pengelola Anggaran pada satuan kerja masing-masing; g. Satuan Pendidikan. (3) Ruang lingkup petunjuk Teknis ini meliputi Pengertian; tujuan, sasaran dan ruang lingkup; Penerima dan Persyaratan; Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Tunjangan Profesi; Pengendalian, Pelaporan dan Evaluasi, dan Sanksi. repose BAB IL PENERIMA DAN PERSYARATAN Pasal 3 Penerima tunjangan profesi adalah GPAKat-PNS dan GPAKat-BPNS dan Pengawas PAKat. Pasal 4 Guru Pendidikan Agama Katolik Syarat pemberian tunjangan profesi bagi GPAKat, sebagai berikut: (1) GPAKat yang telah memiliki sertifikat pendidik bidang studi Pendidikan Agama Katolik dan Nomor Registrasi Guru (NRG). (2) GPAKat-BPNS yang diangkat oleh Kepala Daerah atau Guru Tetap Yayasan yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan. (3) Memiliki Surat Keputusan Penetapan Penerima Tunjangan Profesi yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal; (4) Jumlah peserta didik paling sedikit 15 (lima belas) orang. (5) Tunjangan profesi guru diberikan kepada GPAKat yang melaksanakan: a, Beban Kerja Guru sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan dengan ketentuan wajib melaksanakan paling sedikit 6 (nam) jam tatap muka pada satuan pendidikan administrasi pangkal (SATMINKAL). Beban Kerja Guru yang mendapat tugas sebagai kepala satuan pendidikan melaksanakan tugas— manajerial, —_ pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada Guru dan tenaga kependidikan; Beban Kerja Guru paling sedikit 12 (duabelas) jam tatap muka per minggu bagi guru yang mendapat tugas tambahan sebagai wakil kepala sekolah. Beban Kerja Guru paling scdikit 12 (dua belas) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu bagi guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala perpustakaan Beban Kerja Guru paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu bagi guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala laboratorium. Bagi Guru yang tidak dapat memenuhi beban kerja minimum 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu dapat memenuhinya dengan melaksanakan tugas yang diterbitkan oleh pejabat yang terkait Melaksanakan tugas yang dimaksud pada huruf f di atas, sebagai berikut * Mengajar Pendidikan Agama Katolik pada Lembaga Keagamaan Katolik. + Membina kegiatan ekstrakurikuler, antara lain : 1. Pembina Rohani Beban kerja Guru PAKat yang diberi tugas sebagai Pembina Rohani, adalah 2 jam tatap muka dalam 1 minggu. 2. Pembina Paduan Suara Gerejani Beban kerja Guru PAKat yang diberi tugas Pembina Paduan Suara, adalah 2 jam tatap muka dalam | minggu. 3. Pembina Musik Liturgi Beban kerja Guru PAKat yang diberi tugas Pembina Musik Liturgi, adalah 2 jam tatap muka dalam 1 minggu 4. Olimpiade/Lomba Mata Pelajaran Beban kerja Guru PAKat yang diberi tugas Pembina Lomba Olimpiade/Lomba Mata Pelajaran, adalah 2 jam tatap muka dalam 1 minggu. 5. Palang Merah Remaja (PMR) Beban kerja Guru PAKat yang diberi tugas Pembina Palang Merah Remaja, adalah 2 jam tatap muka dalam 1 minggu. 6. Pencinta Alam Beban kerja Guru PAKat yang diberi tugas Pembina Pencinta Alam, adalah 2 jam tatap muka dalam 1 minggu 7. Olah raga Beban kerja Guru PAKat yang diberi tugas Pembina Olah raga, adalah 2 jam tatap muka dalam 1 minggu. 8. Kesenian Beban kerja Guru PAKat yang diberi tugas Pembina Kesenian, adalah 2 jam tatap muka dalam 1 minggu. 9. Karya Ilmiah Remaja (KIR) Beban kerja Guru PAKat yang diberi tugas Pembina IImiah Remaja, adalah 2 jam tatap muka dalam 1 minggu, 10. Pasukan Pengibar Bendera Beban kerja Guru PAKat yang diberi tugas Pembina Pengibar Bendera, adalah 2 jam tatap muka dalam 1 minggu. 11. Jurnalistik Beban kerja Guru PAKat yang diberi tugas Jurnalistik, adalah 2 jam tatap muka dalam 1 minggu. 12. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Beban kerja Guru PAKat yang diberi tugas Pembina UKS, adalah 2 jam tatap muka dalam | minggu. 13. Kewirausahaan Beban kerja Guru PAKat yang diberi tugs Kewirausahaan, adalah 2 jam tatap muka dalam 1 minggu 14, Pembina Pramuka Beban kerja Guru PAKat yang diberi tugas Pembina Pramuka, adalah 2 jam tatap muka dalam 1 minggu. ‘Tugas Ekstra tersebut di atas, dapat diperhitungkan sebagai bagian beban kerja guru PAKat apabila tugas tersebut dilaksanakan secara terstruktur, terprogram dan terjadwal. h. Guru yang tidak dapat memenuhi beban kerja minimum 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu dan rombongan belajar, yang bertugas di daerah khusus sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015 — 2019, maka pejabat Kemenag terkait dapat memberikan surat keterangan dispensasi i. Guru yang tidak dapat memenuhi rombongan belajar sebagaimana diatur” sesuai ketentuan maka pejabat Kemenag terkait dapat memberikan surat keterangan dispensasi Pembina Pasal 5 Pengawas Pendidikan Agama Katolik Syarat pemberian tunjangan profesi bagi Pengawas, sebagai berikut: a (2) (3) ay Pengawas PAKat yang telah memiliki sertifikat pendidik bidang studi Pendidikan Agama Katolik dan Nomor Registrasi Guru (NRG); Memiliki Surat Keputusan Penetapan Penerima Tunjangan Profesi yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal; Tunjangan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Pengawas yang melaksanakan tugas kepengawasan dengan beban Kerja secara kescluruhan paling sedikit 37,5 jam kerja @ 60 menit dalam 1 (satu) minggu. Beban kerja tersebut dapat dipenuhi melalui kegiatan tatap muka dan non tatap muka, yaitu: a. Menyusun Program Pengawasan; b. Melaksanakan Pembinaan Guru; c. Memantau pemenuhan Akademik Pendidikan Agama Katolik; d. Melaksanakan Penilaian Kinerja Guru; ¢. Melaksanakan Evaluasi Hasil Pelaksanaan Program Pengawasan pada guru PAKat binaan; Menyusun Program Bimbingan dan Profesional Guru PAKat, dan; g. Mengevaluasi Hasil Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru PAKat BAB III MEKANISME PELAKSANAAN PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI Pasal 6 Prosedur Pembayaran Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melakukan verifikasi terhadap usulan dan kelengkapan berkas pengajuan pembayaran tunjangan profesi sesuai dengan penerima dan persyaratan yang telah ditetapkan Pembayaran tunjangan profesi guru ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) (3) PPK melakukan pembayaran tunjangan profesi dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.05/2010 tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor. (4) Pembayaran tunjangan profesi disalurkan secara langsung dari rekening Kas Negara ke rekening penerima tunjangan profesi melalui pembayaran LS. (5) Pembayaran tunjangan profesi dapat diberikan secara bertahap atau setiap bulan sesuai kondisi masing-masing. (6) Dalam hal terdapat tunggakan atau kekurangan bayar atas tunjangan profesi pada tahun sebelumnya, pembayaran dapat diberikan sepanjang pagu DIPA tersedia, dan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku, tanpa melakukan revisi DIPA tahun berjalan. Pasal 7 Penetapan Pembayaran (1) Penetapan Pembayaran TPG PAKat-PNS dan BPNS dan Pengawas PAKat dilakukan oleh PPK dan diketahui oleh KPA setelah melalui proses verifikasi berdasarkan kriteria dan persyaratan yang ditetapkan, (2) Untuk keperluan dan bahan verifikasi, maka berkas persyaratan yang disiapkan, sebagai berikut a, Bagi GPAKat-PNS: L. Fotokopi SK Direktur Jenderal tentang Penetapan pencrima tunjangan profesi; 2. Fotokopi Sertifikat Pendidik yang dilegalisasi basah oleh LPTK yang menerbitkan; . Fotokopi KTP; . Fotokopi NPWP; Fotokopi Ijazah teralchir dilegalisir; Fotokopi NUPTK; Fotokopi daftar hadir satu semester; SK pembagian tugas dan beban mengajar; Fotokopi SK Kenaikan Pangkat terakhir; Fotokopi SK Kenaikan Gaji Berkala; Fotokopi SK Penetapan Tim Pelaksana Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti, bagi guru PAKat yang pemenuhan beban kerjanya dilaksanakan pada Lembaga Keagamaan Katolik; 12. Menyerahkan perangkat pembelajaran (RPP, Program Semester, Program Tahunan, Jadwal Mengajar) khusus Guru; 13. Surat Keterangan Melaksanakan Tugas; 14, Surat Keterangan Beban Kerja (SKBK); 15. Fotokopi buku Rekening bank yang masih aktif; 16. Surat pernyataan siap mengembalikan apabila kurang tatap muka, membuat laporan palsu serta siap dipidana dan diperdatakan bila laporan tidak dapat dipertanggungjawaban; 17. Lembar hasil penilaian kinerja guru; 18. Surat Keterangan dari Kepala Kantor Kementerian Agama setempat bagi guru yang melaksanakan tugas di luar SATMINKAL. 19. Untuk Pengawas PAKat Menyerahkan perangkat pengawasan (Program Semester, Program Tahunan, Jadwal pengawasan, menyerahkan Rekap Daftar Hadir) 20, Dokumen nomor 1 s.d. 6 tidak perlu diminta berulang-ulang kepada guru pada saat pengajuan pembayaran tunjangan profesi. Dokumen tersebut diserahkan satu kali kepada pejabat sctempat He omnauay eS b. Bagi GPAKat-BPNS: Bagi GPAKat-BPNS, sclain dokumen di atas, harus melengkapi dokumen sebagai berikut: () 2) 1.Fotokopi SK Guru ‘Tetap yang diterbitkan oleh Ketua Yayasan/ Penyclenggara berbadan hukum yang dilegalisasi basah; 2.Fotokopi SK Guru Honorer/Kontrak pada Sckolah Negeri yang diterbitkan oleh Bupati/Wali Kota/Gubernur yang dilegalisasi basah oleh Kepala Dinas Pendidikan setempat; dan 3.Fotokopi SK Penetapan penyetaraan kepangkatan dan jabatan fungsional GBPNS (bagi yang memiliki) Pasal 8 Pembayaran Berstatus PNS b. Besar tunjangan profesi bagi GPAKat-PNS per bulan sebesar satu kali gaji pokok. Tunjangan profesi GPAKat-PNS dapat dibayarkan terhitung efektif mulai bulan Januari tahun berikutnya, setelah Guru yang bersangkutan mendapatkan NRG dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah ditetapkan secara resmi melalui Keputusan Direktur Jenderal Bimas Katolik. Penghitungan atas pembayaran tunjangan profesi tidak memperhatikan tahun terbitnya sertifikat pendidik. Tunjangan profesi dibayarkan sccara bertahap sesuai kesiapan satker masing-masing. Bagi GPAKat yang sudah memiliki sertifikat pendidik tetapi status kepegawaiannya masih calon pegawai negeri sipil (CPNS), maka tunjangan profesinya dapat dibayarkan 80% dari gaji pokoknya per bulan untuk golongan III/a masa kerja 0 Tahun (permendikbud No. 17 Tahun 2016, tampiran I point A. Nomor 18). Pemberian tunjangan profesi guru bagi GPAKat-PNS diberikan melalui rekening guru yang bersangkutan Bagi GPAKat yang sudah memiliki sertifikat pendidik tetapi status kepegawaiannya Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), maka tunjangan profesinya dibayarkan sebesar 80 % dari gaji pokok golongan III/a masa kerja nol tahun. Pemberian tunjangan profesi GPAKat-PNS yang meninggal dunia, maka pembayaran terhutangnya tetap dibayar dengan memperhatikan peraturan yang berlaku. Tunjangan profesi GPAKat-PNS dikenakan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 dengan tarif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Berstatus Bukan PNS a b, Besar tunjangan profesi bagi GBPNS yang telah disetarakan (inpassing) disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Besar tunjangan profesi bagi GBPNS yang belum disetarakan (inpassing) sebesar Rp_1.500.000,- per bulan. Tunjangan profesi GBPNS dapat dibayarkan terhitung efektif mulai bulan Januari tahun berikutnya, setelah Guru yang bersangkutan mendapatkan NRG dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah ditetapkan secara resmi melalui Keputusan Direktur Jenderal Bimas Katolik. Penghitungan atas pembayaran tunjangan profesi tidak memperhatikan tahun terbitnya sertifikat pendidik. ‘Tunjangan profesi dibayarkan sccara bertahap sesuai kesiapan satuan kerja (Satker) masing-masing Pemberian tunjangan bagi GBPNS diberikan melalui rekening guru yang bersangkutan. Pemberian tunjangan profesi GBPNS yang meninggal dunia maka pembayaran terhutangnya tetap dibayar dengan memperhatikan peraturan yang berlaku. g. Tunjangan profesi GBPNS dikenakan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 dengan tarif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Guru yang tidak memenuhi 24 jam mengajar Bagi GPAKat yang mengikuti program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dengan pola pendidikan dan latihan (diklat) tatap muka paling banyak 100 (scratus) jam (14 hari Kalender) dalam bulan yang sama atau mengikuti tugas kependidikan yang linier dengan tugas keprofesian pendidiknya seperti seminar, workshop, bimbingan teknis pelatihan dan sejenisnya dan mendapat izin/persetujuan dari dinas pendidikan/Kementerian Agama sctempat, maka Tunjangan Profesinya tetap dibayarkan, b. Selama liburan berdasarkan kalender pendidikan, maka tetap memperoleh tunjangan profesi (GPAKat yang melaksanakan ziarah ke Tanah Suci pada waktu liburan berdasarkan kalender pendidikan dengan seijin Kepala Sekolah, maka tunjangan profesinya tetap dibayarkan) c. Ijin sakit selama 1 s/d 3 hari atau opname maksimal sclama 5 hari dalam bulan berjalan dengan dibuktikan surat persetujuan izin dari kepala satuan pendidikan atau surat keterangan dokter jika sakit/surat dari rumah sakit jika opname, maka tunjangan profesinya dapat dibayarkan dengan catatan jam tatap muka yang tidak dijalankan selama sakit/opname wajib diganti pada hari lain di bulan yang sama atau mencari guru pengganti selama ijin sakit/opname dan dibuktikan dengan surat keterangan dari Kepala Sekolah dan diketahui oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. d. Melaksanakan studi perkuliahan (izin belajar) menggunakan biaya mandiri dengan tetap melaksanakan tugas keprofesiannya sebagai guru minimal 24 jam tatap muka per minggu, maka tunjangan profesinya tetap dibayarkan 100%. Tunjangan tidak dapat dibayarkan dengan ketentuan apabila guru/Pengawas PAKat: a. Melaksanakan cuti bersalin untuk anak ketiga. b. Melaksanakan tugas belajar menggunakan biaya dari pemerintah/ sponsor ¢. — Ijin/sakit/opname lebih dari 5 hari. Pasal 9 Pembatalan dan Penghentian Pembayaran (1) Pembatalan Pembayaran ‘Tunjangan profesi dibatalkan pembayarannya apabila : a. Terbukti memperoleh kualifikasi akademik dan/atau sertifikat pendidik dengan cara melawan hukum. b. Menerima lebih dari satu tunjangan profesi yang berasal dari sumber dana yang sama atau berbeda maka guru yang sangkutan hanya dapat menerima satu tunjangan profesi dan kelebihan pembayaran tunjangan profesi lainnya yang tidak sah wajib dikembalikan ke kas Negara c. Penerima tunjangan profesi wajib mengembalikan tunjangan_profesi yang dibatalkan atau kelebihan tunjangan profesi ke kas Negara melalui rekening satuan kerja terkait dengan menggunakan Surat Setor Bukan Pajak (SSBP). (2) Penghentian Pembayaran a. Berstatus PNS 1.Tunjangan profesi GPAKat dihentikan apabila guru/pengawas yang bersangkutan: a. Meninggal dunia, dengan mempertimbangkan Pasal 8 ayat (1) huruf h. b. Berusia 60 tahun atau pensiun c. Tidak bertugas lagi sebagai guru/pengawa! pendidikan. d. Berhalangan tetap (sakit permanen) sehingga tidak dapat melaksanakan tugas sebagai guru/ pengawas. e. Tidak mengampu mata pelajaran yang sesuai dengan sertifikat pendidik yang diperuntukkannya kecuali bagi guru yang dimutasi akibat implementasi SKB 5 Menteri tentang penataan dan pemerataan guru PNS. f, Memiliki jabatan rangkap sesuai dengan peraturan perundang- undangan. & Beralih tugas dari jabatan guru/pengawas ke jabatan struktural atau jabatan fungsional lainnya, kecuali ke jabatan pengawas PAK. h. Tidak memenuhi beban kerja minimal yang ditentukan. Melakukan tindakan melawan hukum yang sudah ditetapkan oleh pengadilan Melaksanakan tugas belajar lebih dari 6 bulans k. Guru yang berpindah tugas ke luar negeri karena alasan tertentu. Dibatalkan oleh pihak yang berwenang karena alasan tertentu. (pelanggaran moral, pindah agama, dil) n pada satuan 2. Penghentian pembayaran profesi dinyatakan dengan Keputusan dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota atau Kepala satuan kerja lainnya yang menjadi pelaksana pembayaran profesi. b. Berstatus Bukan PNS 1. Tunjangan profesi_ GPAKat dihentikan apabila guru yang bersangkutan: a. Meninggal dunia. b. Berusia 60 tahun atau pensiun c. Berhalangan tetap (sakit permanen) schingga tidak dapat melaksanakan tugas sebagai guru d. Beralih tugas dari jabatan guru ke jabatan struktural atau jabatan fungsional lainnya, kecuali ke jabatan pengawas PAKat Mengundurkan diri sebagai guru atas permintaan sendiri. Tidak lagi menjalankan tugas/melalaikan kewajiban sebagai GPAKat di sekolah g. Tidak memenuhi beban kerja minimal yang ditentukan h. Mclakukan tindakan melawan hukum yang sudah ditetapkan oleh pengadilan. i, Memiliki jabatan rangkap sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. ‘Tidak mempunyai NRG. Melaksanakan tugas belajar. Berakhirnya perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama antara guru dan penyelenggara pendidikan. m. Dibatalkan oleh pihak yang berwenang karena alasan tertentu n. Guru yayasan yang sudah pensiun tetapi masih mengajar dengan status honorer. 2. Penghentian pembayaran profesi dinyatakan dengan keputusan dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota me BAB IV PENGENDALIAN, PELAPORAN DAN EVALUASI, DAN SANKSI Pasal 10 Pengendalian atan pengendalian pembayaran tunjangan profesi guru dilakukan melalui Pelaksanaan Sosialisasi program pembayaran tunjangan profesi guru oleh Pejabat Bimas Katolik sesuai dengan kewenangannya (2) Pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh instansi terkait sesuai dengan kewenangannya (3) Rekonsiliasi data penerima tunjangan profesi dengan instansi terkait. Pasal 11 Pelaporan dan Evaluasi (1) Pejabat Bimas Katolik di Kab/Kota wajib menyampaikan laporan realisasi pembayaran tunjangan profesi guru dan pengawas setiap triwulan kepada Pejabat Bimas Katolik Provinsi setempat yang sudah ditetapkan secara periodik sebagai berikut + Laporan ‘Triwulan pertama paling lambat alchir bulan April; Laporan ‘Triwulan kedua paling lambat akhir bulan Juli, Laporan Triwulan ketiga paling lambat akhir bulan Oktober; Laporan Triwulan keempat paling lambat akhir bulan Desember; + Laporan Triwulan meliputi a. Daftar penerima tunjangan profesi per individu; b. Rekapitulasi realisasi penyaluran per bulan. (2) Pejabat Bimas Katolik di Provinsi sesuai dengan kewenangannya menyampaikan laporan realisasi pembayaran tunjangan profesi setiap 6 {enam) bulan kepada: Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Jalan M.H. Thamrin Nomor 6 Jakarta Pusat 10340 Telp/Fax. (021) 3802012 Email:bimaskatolik@kemenag.go.id Pelaporan pelaksanaan pembayaran tunjangan profesi guru meliputi : *Kendala pembayaran berdasarkan petunjuk teknis + Usulan perbaikan petunjuk teknis * Solusi yang ditempuh Pasal 12 Sanksi Guru/Pengawas PAKat wajib mengembalikan seluruh tunjangan profesi yang pernah diterima apabila tidak sesuai dengan ketentuan _ peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB V PENUTUP Pasal 13 (1) Pengawas PAKat tctap dapat diberikan Tunjangan Profesi Guru dengan mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 Pasal 67A. (2) Petunjuk Teknis ini merupakan acuan dalam pelaksanaan pembayaran tunjangan profesi TUR JENDERAL

You might also like