lar Perencanaan Irigasi
A.2.2 Kebutuhan air di Sawah untuk Tanaman Ladang dan
Tebu®”
A.2.2.1 PenyiapanLahan
Masa prairigasi diperlukan guna menggarap lahan untuk ditanaml
dan untuk menciptakan kondisi lembap yang memadai untuk
persemaian yang baru tumbuh. Banyaknya air yang dibutuhkan
bergantung kepada kondis| tanah dan pola tanam yang diterapkan.
Jumlah air 50 sampai 100 mm dianjurkan untuk tanaman ladang
dan 100 sampai 120 mm untuk tebu, kecuali jika terdapat kondisi
~ kondisi khusus (misalnya ada tanaman lain yang ditanam segera
sesudah padi).
A.2.2.2 Penggunaan konsumtif
Seperti halnya untuk padi, dianjurkan bahwa untuk indeks
evapotranspirasi dipakai rumus evapotranspirasi Penman yang
dimodifikasi, sedangkan cara perhitungannya bisa menurut cara
FAO atau cara Nedeco/Prosida.
Harga-harga koefisien tanaman disajikan pada Tabel A25.
Harga-harga koefisien ini didasarkan pada data-data dari FAO
(dengan data-data untuk negara-negara yang paling mirip) dan
menggunakan metode untuk menjabarkan koefisien tanaman.
Dalam penjabaran harga-harga koefisien ini untuk dipakai secara
umum di Indonesia, diasumsikan harga-harga berikut:
(a) evapotranspirasi harian 5 mm,
(b) kecepatan angin antara 0 dan 5 m/dt,
(0) kelembapan relatif minimum 70%
(@) frekuens' irigasi/curah hujan per 7 hari.
" disadur dar Dirjen Pengairan. Bina Program PSA 010, 1985
Kriteria Perencanaan Bagian Jazingan Irigasi KP-O1 | 189Standar Perencanaan Irigasi
Apabila harga-harga kisaran tersebut dirasa terlalu menyimpang
atau tidak sesuai dengan keadaan daerah proyek, maka dianjurkan
agar harga-harga koefisien dijabarkan langsung dari FAO Guideline.
Untuk tanaman tebu, harga-harga koefisien tanaman ditunjukkan
pada Tabel A.2.6, Harga-harga tersebut diambil langsung dari FAO
Guideline. Untuk tanaman-tanaman lainnya, ambil harga-harga
secara langsung dari FAO Guideline.
Jika harga-harga jangka waktu pertumbuhan berbeda dari harga—
harga yang ditunjukkan, maka dianjurkan agar harga-harga
yang ditunjukkan pada Tabel A.2.5 dan A.2.6 diplot dalam bentuk
histogram, dan agar harga-harga koefisien dihitung dari histogram—
histogram tersebut dengan skala waktu yang dikonversi.
A223. Perkolasi
Pada tanaman lading, perkolasi air ke dalam lapisan tanah
bawah hanya akan terjadi setelah pemberian air irigasi. Dalam
mempertimbangkan efisiensi_irigasi,_perkolasi. hendaknya
dipertimbangkan.
A.2.2.4 Curah hujan efektif
Curah hujan efektif dihitung dengan metode yang diperkenalkan
oleh USDA Soil Conservation Service seperti ditunjukkan pada Tabel
A.27 di bawah ini, dan air tanah yang tersedia diperlihatkan pada
Tabel A.2.8; keduanya diambil dari FAO Guideline. Perludicatat bahwa
metode ini tidak berlaku untuk tanaman padi yang digenangi. Harus
diingat pula bahwa harga — harga yang ditunjukkan pada Tabel A.2.7
tidak berlaku untuk laju infiltrasi tanah dan intensitas curah hujan;
dan bahwa jika laju infiltrasi rendah serta intensitas curah hujan
190 | Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP-O1Standar Perencanaan Irigasi
tinggi, maka kehilangan air karena melimpas mungkin sangat besar
sedangkan hal ini tidak diperhitungkan dalam metode inl.
A225 Efisiensiirlaast
Agar diperoleh angka-angka efisiensi yang realistis untuk tanaman
lading dan tebu, diperlukan penelitian/riset. Tetapi dengan
pemilikan tanah yang kecil serta pertanian yang intensif, khususnya
di Jawa, tingkat efisiensi yang tinggi bisa dicapai.
Penggunaan harga-harga berikut dianjurkan :
A.2.3 KEBUTUHAN AIR PENGAMBILAN UNTUK PADI
A.2.3.1 RotasiTeknis
Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari sistem rotasi
teknis adalah :
- berkurangnya kebutuhan pengambilan puncak
- kebutuhan pengambilan bertambah secara berangsur-angsur
pada awal waktu pemberian air irigasi (pada periode penyiapan
lahan), seiring dengan makin bertambahnya debit sungai;
kebutuhan pengambilan puncak dapat ditunda.
Sedangkan hal-hal yang tidak menguntungkan adalah :
timbulnya komplikasi social
eksploitasi lebih rumit
kehilangan air akibat eksploitasi sedikit lebih tinggi
Jangka waktu irigasi untuk tanaman pertama lebih lama,
akibatnya lebih sedikit waktu tersedia untuk tanaman kedua
- daur/siklus gangguan serangga; pemakaian insektisida
Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP-O1 | 191To-dxt tse yay ueSupzel ve;Seg ueeuesuosag eA | Z6L
Tabel A.2.5 Harga ~ harga koefisien untuk diterapkan dengan metode perhitungan evapotranspirasi FAO
Jangka_%
enaman tumbub/ bulan
har Noes go tori ia a3
Kedelal 5 0S O75 10 10 082 04s
aoe 05 059 096 105 1,02 0.95" °
eee 130 05 051 066 085 0,95 0,95 095 055 0,55*
Bawang 70 05 051 069 90 095
Buncis 75 0s 064 ogo ogs O88
Kapas 195 05 05 058 0,75 091 104 105 105 105 078 065 o65 %5
+ untuk sana kurang dar bulan
Catatan: 1. Diambil dari FAO Guideline for Crop Water Requirements (Ref. FAO, 1977)
2. Untuk diterapkan dengan metode ET Prosida, kalikan harga — harga koefisien tanaman itu dengan 1,15
Jee8pz] urewesuazeg zepurrsTabel A.2.6 Harga - harga koefisien tanaman tebu yang cocok untuk diterapkan dengan rumus
evapotranspirasi FAO
Umur tanaman RH,,, < 70% RH, < 20%
12bulan 24bulan Tahap pertumbuhan anginkecil ——angin anginkecil —_angin
sampalsedang kencang —sampalsedang _kencang 2
E
0-1 0-25 saat tanam sampai0,25rimbun*) 55 6 4 45 5
1-2 25-35 — 0,25~0,5rimbun 8 85 as 3 z
2-25 35-45 — 05-0,75rimbun 9 95 95 10 :
25-4 45-6 0,75 sampai rimbun 10 ou Ww 12 5
4-10 6-17 penggunaan air puncak 105 1s 125 13 5
10-11 17-22 awal berbunga 8 85 95 105 é
W-12) 22-24 menjadi masak 6 65 7 7 2
Catatan: 1, Sumber: Ref (FAO, 1977)
2. Untuk diterapkan dengan metode ET Prosida, kalikan masing ~ masing harga koefisien dengan 1, 15
*) rimbun = full canopy, maksudnya pada saat tanaman telah mencapai tahap berdaun rimbun, sehingga bila dilihat dari atas tanah di
selz - selanya tidak tampak
cor | Lo-dy $8082) uedusse/ ueyeg ueeurouareg e1Tabel A.2.7 Curah hujan efektif rata-rata bulanan dikaitkan dengan ET tanaman rata-rata bulanan dan curah
hhujan mean bulanan (mean monthly rainfall) (USDA (SCS), 1969)
Curahhujan mean 125 25 37,5 50 625 75 875 100 1125125 1375 150 1625 175 1875 200
bulanan mm :
ETtanaman 25 16 24 — Curah hujan efektif rat-rata bular
8 nm
rata-rata 50 B75 3239 46,
9
9
bulanan/mm 75 18 27 34 41 48 56 62 69
100 19 28 35 43 52 59 66 73° 80 87 94 100
125 10 20 30 37 46 54 62 70 76 8 92 98 107 116 120
150 10 21 31 39 49 57 66 74 81 89 97 104 112 119 127 133
175 11-23 3242-52-61 69-78 «BSS 103_-—T:s18_ 126134141
200 «11 (24 33 44 54 64 73 82 91 100 109 117 125 134 142 150
225° ««12:«25 35 «47 57 68 78 87 96 106 115 124 132 141 150 159
250 «13° «25 38 «50 G1 72 8 92 102 112 121 132 140 150 158 167
ueSujre( weySeq ueeuesuarag ay | FOL
Apabila kedalaman bersih air yang dapat ditampung dalam tanah pada waktu irigasi lebih besar atau lebih kecil dari 75
mm, harga- harga factor koreksi yang akan dipakal adalah :
z
Tampunganefektif 20 25 37.5 50 625 75 100 125 150 175 200
Faktortampungan 73 77 86 3 (97 100 1.02, 1.04106 1.07 1.08
‘CONTOH:
Diketahul: — Curah hujan mean bulanan = 100 mm; ET tanaman = 150 mm; tampungan efektif = 175 mm.
Pemecahan: Faktor koreksi untuk tampungan efektif = 1.07
Curah hujan efektif 1.07 x74 =79mm
Sumber : Ref (FAO, 1977)
yee8}2] ueeweouszeg xepueasjuased ea y
SoU | tora 50832) ueSupzey uereg ws
Tabel A.28 Air tanah yang tersedia bagi tanaman-tanaman ladang untuk berbagai jenis tanah
Dalamnya akar | Fraksiairyang |___Airtanah tersedia yang siap-pal
Tanaman y ang Sfap-pat
m tersedia halus sedang
Kedelai 06-13 05 100 75
Jagung 10-17 06 120 80 40
Kacang tanah 05-10 04 80 55 25
Bawang 03-05 0,25 50 35 5
Buncis 05-0,7 0s 90 65 30
Kapas 10-17 0,65 130 90 40
Uc 12-20 0,65 130 90 40
Catatan: 1. Surnber Ref (FAO, 1977)
2. Harga-harga ini cocok dengan jenis-jeniis tanah jika harga ET tanaman 5 sampai 6 mm/hari
JeeSpsy weeursuezog sepurisStandar Perencanaan Irigasi
Tabel A.2.9 Harga-harga efisiensi irigasi untuk tanaman ladang
(upland crops)
‘Awal__ Peningkatan yang dapat dicapai
Jaringan irigasi utama 0,75 0,80
Petak Tersier 0,65 0,75
Kese an 0,60
Untuk membentuk sistem rotasi teknis, petak tersier dibagi-bagi
menjadi sejumlah golongan, sedemikian rupa sehingga tiap
golongan terdiri dari petak-petak tersier yang tersebar di seluruh
daerah irigasi.
Petak-petak tersier yang termasuk dalam golongan yang sama akan
mengikuti pola penggarapan tanah yang sama; penylapan lahan
dan tanam akan dimulai pada waktu yang sama. Kebutuhan air total
pada wakti tertentu ditentukan dengan menambahkan besamya
kebutuhan air di berbagai golongan pada waktu itu.
Berhubung petak-petak dalam golongan 1 terletak pada posisi yang
menguntungkan, maka diperkenalkanlah sistem rotasi tahunan.
Hasil panen dari golongan ini akan pertama kali sampai di pasaran,
dengan demikian harga beras tinggi. Jika tahun itu dimulai dari
golongan 1, maka tahun berikutnya dimulai dari golongan 2, tahun
berikutnya lagi golongan 3, dan seterusnya, sedangkan golongan
yang pada tahun sebelumnya menempati urutan pertama, sekarang
menempati urutan terakhir.
Di dalam petak tersier tidak ada rotasi, oleh sebab itu seluruh petak
termasuk dalam satu golongan. Petak-petak tersier, yang tergabung
196 | Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP-01Standar Perencanaaa Irigasi
dalam satu golongan, biasanya tersebar di seluruh daerah irigasi.
Praktek ini memanfaatkan tenaga kerja, temak penghela dan air
yang tersedia. Untuk menyederhanakan pengelolaan air, dianjurkan
agar tiap golongan mempunyai jumlah hektar yang sama.
Kadang-kadang rotasi teknis hanya diterapkan di petak sekunder
saja. Seluruh petak tersier yang dilayani cleh satu saluran sekunder
termasuk dalam golongan yang sama. Sistem rotasi teknis semacam
ini eksploitasinya tidak begitu rumit, tetapi kurang menguntungkan
dibanding sistem rotasi pada petak tersier, karena :
> tidak ada dampak pengurangan debit rencana pada saluran
sekunder
- kesempatan untuk berbagi tenaga kerja dan temak penghela
di antara petak tersier terbatas karena seluruh petak sekunder
mulai menggarap tanah dalam waktu yang bersamaan,
Agar kebutuhan pengambilan puncak dapat dikurangl, maka areal
irigasi harus dibagi-bagi menjadi sekurang-kurangnya tiga atau
empat golongan. Dengan sendirinya hal ini agak mempersulit
eksploitasi jaringan irigasi. Lagi pula usaha pengurangan debit
puncak mengharuskan diperkenalkannya sistem rotasi. Jumlah
golongan umumnya dibatasi sampai maksimum 5.
Dalam menilai apakah sistem rotasi teknis diperlukan, ada beberapa
pertanyaan penting yang harus terjawab, yakni:
a. dilihat dari pertimbangan-pertimbangan sosial, apakah sistem
tersebut dapat diterima dan apakah pelaksanaan dan eksploitasi
secara teknis layak
b. jenis sumber air
cc. sekali atau dua kali tanam
. luasnya areal irigasi
Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP-01 | 197Standar Perenca
an Irigasi
Persyaratan-persyaratan serta kesimpulan-kesimpulan_mengenai
penerapan rotasi teknis disajikan pada tabel A.2.10.
Harga-harga koefisien pengurangan kebutuhan air puncak di
Jaringan sekunder dan tersier bisa berbeda-beda. Hal ini bergantung
kepada sistem rotasi teknis yang diterapkan, pada petak tersier atau
sekunder. Kebutuhan air untuk masing-masing petak akan dihitung
sendiri-sendiri,
Tabel A.2.10 Persyaratan untuk rotasi teknis
|. Jenissumber air musim hujan terusmenerus
2. polatanam —umumnya satu tumpang sari
‘tanaman rendengan
Bluasarealirigasi tuas ——sedang kecit tas sedang/keci
>25000ha 10-25000ha <10,000ha >25,000ha <25,000ha
4.rotasiGolongan ya yatidak tidak ya yahidak
perlu enor ap -penghematan mungkin
pertimbangkan terlalu —&sumberair —terlalu
air yang ter- rari Permanen —rumit
sedia dl sungal ~ saluran
lebih pendek
A.2.3.2 Kebutuhan pengambilan tanpa rotasi teknis
Kebutuhan pengambilan dihitung dengan caramembagi kebutuhan
bersih air di sawah NFR dengan keseluruhan efisiensi irigasi.
Misalnya kebutuhan bersih air di sawah pada Tabel A.2.3 dan A.2.4
menunjukkan pada Tabel A.2.11 untuk efisiens irigasi keseluruhan
sebesar 65 persen. Debit rencana pada ruas pertama saluran utama
sama dengan kebutuhan pengambilan.
198 | Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP-O1Standar Perencaaaan Irigasi
Gambar 2.1 menyajikan hasil-hasil yang diperoleh dari tabel
A.2.3 dan tabel A.2.4.
Tabel A.2.11 Kebutuhan Pengambilan tanpa rotasi teknis
Tatu bulan” L T15 bulan
Bulan NFR DR? NFR DR
mn/hari Vdtha mora/hart Vdtha
No 1 - - - -
2 S : é :
Des 1 10,1 1.80 70 125
2 10,1 180 70 125
jan 49 087 70 125
2 48 08s 53 094
Feb 1 45 080 5A ost
2 43 07 38 068
Mar 1 ° ° 13 023
2 0 0 0 °
Apr 70 125 0 0
2 70 125 43 077
Mei 1 28 0.50 43 0.77
2 27 048 43 O77
jun 33 059 39 069
2 31 05s 39 0.69
Jub ° ° 43 077
2 o ° 29 052
Agt 1 o °
3 0 °
Sepa
2
Okt 1
2
1) T___ :periode penyiapan lahan
2) NTR :kebutuhan bersin air di sawah
3) DR: kebutuhan pengambilan
Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP-01 | 199{Goqyp (5) uasiad ¢9 s0by) isuatsya uoBuap uoyquioBuad uoynngay
£9 79 ‘19 DIDI-DIDL
to-dy 1808}s1 ueBuef ueySeg ueeursuaseg eH | Oz
90x 9'g uobuap
uw
2 OUIN (E
sag ziad ojnu dor ‘ows :754IN (C
1-7 [2901 oped pads 'yonos ip.yo onvau/yrsiaq uoynangay LD YIN (L
z
a)
z
L das
0 z
zoo 1 iy
8z’0 z
aso ue
6s'0 z
190 tune
zo z
£60 1 BW
s8'0 z
zo Tare Oy,
oso z
v0 1 ew
ogo t
ego t 4
ai z
ov 1 uer
eet z
090 a)
ic
1 AON
(9) w
oud Sr ueing
upjng nyos uoyo] updojAuad npyom oy6uvf
upp up6uojo6 ¢ up6buap unjjquiobuad uoyningay = Z1 TV QOLStandar Perencanaan Irigasi
TabelA.2.13 Kebutuhan pengambilan dengan 4 golongan dan
Jangka waktu penyiapan lahan satu bulan
1) NFRGI: —kebutuhan bersih /netto air di sawah, seperti pada Tabel A2.3
2) NFRG2: sama, tapi mulai per 2 Des
3) NFRG : rata-rataGl, G2,63
4) DR — : _kebutuhan pengambilan dengan efisiens! irigasi 65 persen (6) dibagi
dengan 8,64 x 0,65
Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP-O1 | 201Standar Perencanaan Irigasi
TabelA.2.14 Kebutuhan pengambilan dengan 5 golongan dan
jangka waktu penyiapan lahan satu bulan
1) NFRG2: —kebutuhan bersih /netto air di sawah, seperti pada Tabel A2.3
2) NFRGI: sama, tapimulai per Nov 2
3) NFRG : rata-rataGl,G2,G3,G4
4) DR — : _kebutuhan pengambilan dengan efisiensi irigasi 65 persen (5) dibagi
dengan 8,64 x0,65
202 | Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP-01Standar Perencanaan Irigasi
TabelA2.15 — Kebutuhan pengambilan dengan 4 golongan dan
Jangka waktu penyiapan tahan 1,5 bulan
Ss ak
33
22
08
&
oe
1) NFRG2: _ kebutuhan bersih /netto air disawah, seperti pada Tabel A2.4
2) NFRGI: sama, tapi mulaipper Des 2
3) NFRG : rata-rataGl,G2,G3,G4
4) DR : _ kebutuhan pengambilan dengan efisiens irigasi 65 persen (6) dibagi
dengan 8,64 x0,65
Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP-01 | 203Standar Perencanaan Irigasi
TabelA.2.16 Kebutuhan pengambilan dengan 5 golongan dan
Jangka waktu penylapan lahan 1,5 bulan
Okt
Lu
1). NFRG2: _kebutuhan bersih /netto air di sawah, seperti pada Tabel A2.3
2) NFRG1: sama, tapi mulai per Nov 2
3) NFRG : rata-rataGl, G2,G3,G4
4) DR: _ kebutuhan pengambilan dengan efisiensiirigasi 65 persen (7) dibagi
dengan 8,64x0,65
204 | Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP-O1Standar Peres
Pengolahan tanah
oA. [4 15bulan
ov FS 1.0bulan
15:
14
12
10:
08
06
04
02
ZA
Kebutuhan diversi dalam Vat. ha
Talralralraltztr zit air ai ati 211 2112
NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT
GambarA.2.1 Kebutuhan pengambilan tanpa rotasi teknis periode
satu mingguan
A.2.3.3 Kebutuhan pengambil: jan rota:
Kebutuhan pengambilan pada waktu tertentu dihitung dengan
menjumiah besarnya kebutuhan air semua golongan.
Ini ditunjukkan dalam bentuk tabel seperti terlihat pada Tabel A.2.9
sampai A.2.16.
Efisiensi irigasi total pada contoh-contoh Tabel tersebut diambil 65
persen. Areal masing - masing golongan diandaikan sama luasnya.
Gambar A.2.2 dan A23 memperlihatkan hasil-hasilnya dalam
bentuk grafik, Hasil-hasil tersebut dengan jelas menunjukkan
bahwa dengan adanya sistem golongan, kebutuhan pengambilan
menjadi lebih efektif dan efisien.
Kriteria Perencanaen Bagian Jaringan Irigasi KP-01 | 205Standar Perene:
4.
04.
15:
14:
12.
1.0:
08
os:
04:
Kobutuhan diversi dalam dt . ha
0.
T2it2i1 211211 211211211 211211 211210 2
NOV DES JAN'FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT
GambarA.2.2_ Kebutuhan pengambilan dengan rotasi teknis periode
1 bulan
04: 15 4 Golengan
0, Golongan
15) 7 Pengolahan tanah
14 15 bulan
12;
1.0:
08.
ose
0.4.
02
ee
4214214214214 211211 214214 214 211 2142
NOV DES.JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT. SEP OKT
GambarA.2.3 Kebutuhan pengambilan dengan rotasi teknis periode
1,5 bulan
-Kebutuhan diversi dalam dt . ha
206 | Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan trigasi KP-01Standar Perencai
Irigasi
Lampiran 3 ANALISIS DAN EVALUASI DATA
HIDROMETEOROLOGI
> A3.1 Curah hujan
Sebelum melakukan pemrosesan data apa pun, buku-buku data
curah hujan perlu dicek dahulu secara visual. Curah hujan tertinggi
harian harus realistis,jka tidak jangan dipakai.
Secara kebetulan jumlah curah hujan bulanan yang diulangi bisa
saja bulan-bulan yang sama. Angka-angka harian yang dibulatkan
mungkin menunjukkan pembacaan yang tidak tepat atau tidak
andal.
Data curah hujan bulanan atau tahunan akan dicek dengan double
massplot antara stasiun-stasiun hujan dan/atau dengan tempat
pengukuran terdekat di luar daerah studi untuk mengetahui
perubahan lokasi atau exposure penakar hujan (lihat gambar A.3.1).
Bila jangka waktu pengamatan terlalu pendek, maka data-data antar
tempat pengukuran akan diperbandingkan.
Menjelang penentuan parameter perencanaan akan ada lebih
banyak studi umum mengenai curah hujan (tinggi curah hujan) di
daerahalliran sungai. Jumlah curah hujan tahunan serta distribusinya
untuk setiap bulannya akan ditetapkan. Hal-hal yang sifatnya
musiman dan variasi sepanjang tahun/bulan maupun tempat
akan ditentukan, Perbedaan-perbedaan tempat akan memperjelas
pengarub/efek ketinggian dan orografis (pegunungan).
Analisis ini dapat mengacu kepada peta isohet untuk curah hujan
tahunan rata - rata (lihat gambar A.3.2). Dengan informasi ini akan
diperoleh pengetahuan tertentu mengenai curah hujan untuk
membimbing ahii irigasi dalam tahap studi dan pengenalan.
Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP-01 | 207‘Standar Perencanaan Irigasi
j 50;
3 Jo
1. 0 =
u 3 a a
3 | cn eT wl | ate
o Lette
oO 10 20 30 40 oO 10 20 30 40 50
Akumulasi kelompok curah hujan
rata-rata dalam meter
Gambar A.3.1 Analisis doubie mass
Isohet curah hujan
normal tahunan
Gambar A.3.2 Peta Isohet
208 | Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP-01