You are on page 1of 33

PEMBACAAN FOTO RONTGEN FRAKTUR TULANG

Prof. dr. H. Nazar Moesbar, SpB.SpOT(K.Onk)


Kontributor Blok Sistem Muskuloskeletal
Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sumatera Utara
Beberapa Istilah Foto Rontgen
Densitas :
 Kemampuan jaringan mengabsorbsi sinar X.
 Semakin padat konsistensi dan volume suatu benda,
semakin tinggi pula densitasnya.
 Benda-benda dengan konsistensi padat atau cair akan
berwarna putih pada foto rontgen.
 Semakin rendah konsistensi, semakin hitam gambaran
benda tersebut pada foto rontgen.
 Contoh benda berdensitas tinggi adalah, jaringan padat
seperti tulang, organ tubuh, dan jaringan lunak (soft
tissue).
 Contoh benda berdensitas rendah adalah gas.
 Jaringan-jaringan tubuh dengan volume yang lebih tebal
akan mengabsorbsi sinar X lebih baik.
 Tulang akan memberikan gambaran densitas yang lebih
tinggi, sehingga tampak lebih putih daripada otot atau
jaringan lemak
Beberapa Istilah Foto Rontgen
Radioopasitas :
Daerah yang berwarna putih padat pada foto
rontgen karena absorbsi sinar X yang baik pada
jaringan, atau organ berdensitas tinggi.
Radiolusensi :
Daerah yang berwarna hitam pada foto rontgen
karena absorbsi sinar X yang jelek, pada
jaringan, atau organ berdensitas rendah.
Beberapa Istilah Foto Rontgen
Proyeksi A.P
Merupakan singkatan dari antero posterior yaitu
posisi pasien pada saat pemeriksaan rontgen,
dimana arah sinar X datang dari bagian depan
tubuh penderita ke belakang.
Proyeksi P.A
Merupakan singkatan dari postero anterior yaitu
posisi pasien pada saat pemeriksaan rontgen,
dimana arah sinar X datang dari bagian
belakang tubuh penderita ke depan.
FRAKTUR
Definisi :
Terputusnya kontinuitas struktural tulang
dan, atau tulang rawan, yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa (trauma)
Trauma :
Direct Trauma Fraktur daerah impact
Indirect Trauma Fraktur pada tulang
yang berjauhan dengan daerah impact
Pembacaan Foto Rontgen Fraktur Tulang

Persiapan Pembacaan.
Penilaian Kondisi Foto Rontgen Fraktur Tulang.
Pembacaan (deskripsi) Foto Rontgen Fraktur
Tulang.
Persiapan Pembacaan
Hidupkan iluminator.
Letakkan foto rontgen pada iluminator,
dengan sisi kanan foto berada di sisi kiri
pembaca.
Pastikan posisi foto tepat, atau sesuai
dengan posisi anatomis (meletakkannya
jangan sampai terbalik-balik).
Penilaian Kondisi Foto
Identitas pasien harus tertera jelas, nama, umur,
dan jenis kelamin.
Tanggal pembuatan foto harus dicantumkan.
Tanda kiri dan kanan harus dicantumkan.
Kekuatan sinar X (Kv, mA) perlu dicantumkan.
Pastikan foto rontgen memenuhi “rule of two”,
terutama “two views”, dan “two joints”.
“Rule of Two”
Two Views :
 Buatlah dua foto dengan dua proyeksi, misalnya A.P
dengan lateral, atau oblik.
 Bila keadaan pasien tidak memungkinkan, buatlah dua
foto dengan proyeksi tegak lurus satu sama lain.
Two Joints :
 Persendian proksimal, dan distal pada bagian tulang
yang mengalami fraktur harus terlihat.
 Persendian terdekat dengan daerah fraktur juga harus
terfoto.
Two Limbs :
 Anggota gerak yang sehat, juga dapat dibuat fotonya,
sebagai perbandingan.
 Misalnya epifise immatur pada anak-anak, yang dapat
membingungkan diagnosis fraktur, sehingga perlu dibuat
foto anggota gerak yang sehat.
“Rule of Two”
Two Injuries :
Pembuatan foto rontgen pada bagian tubuh
lainnya, untuk melihat ada tidaknya cedera pada
bagian tubuh lainnya.
Misalnya pada fraktur femur, perlu dibuat foto
rontgen pada tulang belakang, atau pada pelvis.
Two Occasions :
Pembuatan foto rontgen ulangan beberapa
minggu setelah trauma untuk menunjukkan lesi
yang tidak terlihat jelas setelah trauma.
Deskripsi Foto Rontgen Fraktur Tulang
(sistematika berurutan dari atas ke bawah)

Letak (site)
Tipe
Konfigurasi (configuration)
Hubungan antar fragmen tulang yang
mengalami fraktur
Hubungan antara fragmen tulang dengan
dunia luar
Komplikasi (bila ada)
Letak (site)
Identifikasi tulang yang sedang diamati,
misalnya tulang tibia, atau femur.
Tentukan tulang berada di sebelah kanan
(dekstra), atau kiri (sinistra).
Amatilah apakah terlihat garis patahan (fracture
line).
Jika terlihat garis patahan (fracture line)
tentukan bagian tulang dimana terdapat fracture
line.
Jika fracture line terdapat di bone shaft (batang
tulang) tulang panjang biasanya dibagi atas tiga
bagian: yaitu apakah pada 1/3 proksimal, 1/3
medial, atau 1/3 distal.
Letak (site)

Foto Tulang Tibia-Fibula Kanan Proyeksi A.P - Lateral


Letak (site)

Gambar 8. Fraktur 1/3 Proksimal (a), 1/3 tengah (b). 1/3 distal (c)
Tipe
Fraktur Komplit :
 Bila garis patahan melalui seluruh penampang tulang,
atau melalui kedua sisi korteks tulang, seperti yang
terlihat pada foto.
 Disebabkan rudapaksa berkekuatan tinggi.
Fraktur Inkomplit :
 Bila garis patahan (fracture line), tidak melalui seluruh
penampang tulang (periosteum intak), Contohnya :
 Fraktur Greenstick : garis patahan mengenai salah satu
korteks tulang dengan angulasi korteks lainnya.
 Fraktur Hairline : garis patahan tampak halus seperti
rambut (fraktur retak rambut).
Tipe (fraktur inkomplit)

Fraktur Greenstick Fraktur Hairline (retak rambut)


Konfigurasi
Bila fraktur bertipe komplit, tentukan :
Bentuk garis patahan, misalnya :
 Melintang, karena trauma langsung
 Oblik (serong), karena trauma angulasi
 Spiral, karena trauma rotasi
Jumlah garis patahan :
 Fraktur kominutif (garis patah > satu, dan saling
berhubungan)
 Fraktur segmental (garis patah > satu, tetapi
tidak saling berhubungan)
 Fraktur multipel (garis patah > satu, terjadi pada
tulang-tulang yang berlainan)
Konfigurasi

Bentuk & Jumlah Garis Patah Fraktur Tulang


Konfigurasi (bentuk garis patah)

Garis Patah Melintang Garis Patah Oblik Garis Patah Spiral


Konfigurasi (jumlah garis patah)

Fraktur Kominutif Fraktur Segmental Fraktur segmental & Multipel


Hubungan Antar Fragmen Tulang
Undisplaced (tidak bergeser) :
 Garis patah komplit, tetapi fragmen tulang tidak bergeser
Displaced (bergeser)
 Terjadi pergeseran fragmen tulang terhadap fragmen
tulang lainnya (ralat buku panduan)
 Tipenya :
 Translasi
 Angulasi
 Rotasi
 Length :
 Saling Menjauhi
 Overlapping (terjadi pemendekan tulang)
Hubungan Antar Fragmen Tulang
(displaced)

Displaced Tipe Angulasi Displaced Tipe Overlapping


Hubungan Antara Fragmen Tulang
Dengan Dunia Luar
Fraktur Tertutup (closed fracture)
Bila tidak terdapat hubungan fragmen fraktur
dengan dunia luar
Fraktur Terbuka (open/compound fracture)
Bila terdapat hubungan fragmen fraktur dengan
dunia luar
Klasifikasi Menurut R. Gustillo :
Derajat satu
Derajat dua
Derajat tiga
Klasifikasi Fraktur Terbuka
Derajat satu :
Luka < 1 cm
Kerusakan jaringan lunak minimal
Fraktur simpel : transversal, atau oblik
Kontaminasi minimal
Derajat dua :
Luka > 1 cm
Kerusakan jaringan lunak tidak luas
Fraktur kominutif
Kontaminasi sedang
Klasifikasi Fraktur Terbuka
Derajat tiga :
Kerusakan atau kehilangan jaringan lunak
luas meliputi kulit, otot, pembuluh darah,
dan syaraf.
Tulang terpapar keluar.
Kontaminasi tinggi.
Hubungan Antara Fragmen Tulang
Dengan Dunia Luar

Fraktur Kruris Terbuka Derajat Tiga


Komplikasi
Komplikasi Lokal :
Kerusakan jaringan lunak :
 Kulit
 Otot
 Neurovaskular
Dislokasi sendi
Komplikasi Sistemik, misalnya syok
Komplikasi Lambat (late complication), misalnya
infeksi (osteomyelitis), osteoporosis post trauma,
atau myositis ossificans.
Contoh Deskripsi Foto Rontgen Fraktur

Fraktur fibula kanan 1/3 distal oblik displaced tertutup


Contoh Deskripsi Foto Rontgen Fraktur
Fraktur tibia kanan 1/3 tengah oblik displaced tertutup + fraktur fibula kanan 1/3
tengah oblik displaced tertutup
Contoh Deskripsi Foto Rontgen Fraktur
A.P - Lateral

Fraktur femur kanan 1/3 distal spiral displaced tertutup


Contoh Deskripsi Foto Rontgen Fraktur

Fraktur femur kanan 1/3 proksimal kominutif displaced tertutup


Contoh Deskripsi Foto Rontgen Fraktur
Fraktur radius kanan 1/3 distal oblik displaced tertutup + dislokasi sendi radius ulna
distal (fraktur Galeazzi)

You might also like