BPH

BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA

Tumor jinak pada prostat
Kemajuan kesehatan
Kualitas hidup
Populasi orang tua
BPH

PREVALENSI
BPH Usia pria
Otopsi
> 60 tahun
: 50 %
> 80 tahun
: 90 %
Klinis
50 -60 tahun
: 21 %
> 80 tahun
: 53 %

BPH
Diketahui sejak 1500 S.M.
1000 tahun kemudian didiskusikan oleh
Hippocrates
Insidensi: 50% (klinis) pria 60-69 tahun,
k.l. 100% pada umur 80 tahun
(mikroskopik sejak umur 35 tahun)

Patogenesis BPH
Syarat terjadinya BPH :
* Testis yg memproduksi
androgen
* Ketuaan ( ? )

Theories for the cause of BPH

Theory

Cause

Effect

Dihydrotestosteron
hypothesis

5- reductase and
androgen receptors

Epithelial and stromal

hyperplasia

Oestrogen-testosteron
imbalance

Oestrogens
Testosteron

Stromal hyperplasia

Stromal-epithelial
interactions

Epidermal growth
Epithelial and stromal
factor/fibroblast
hyperplasia
growth factor
Transforming growth
factor

Reduced cell death

Oestrogens

Longevity of stroma
and epithelium

Stem cell theory

Stem cells

Proliferation of transit
cells

Simptomagenesis
Prostatisme
Sindroma Prostatisme
LUTS
(lower urinary tract
symptoms)

Fungsi unit Vesiko Urethral

1. Penyimpanan
2. Mengeluarkan urin periodik

BPH
LUTS keluhan obstruktif:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Hesitansi
Pancaran lemah
Mengejan
Kencing lama
Terasa tak habis
Retensi urin
Overflow Incontinence (ischuria par

BPH
LUTS keluhan iritatif

-1.Urgensi Urge incontinenc

-2.Frekuensi
-3.Nokturia

INTERNATIONAL PROSTATE SYMPTOM

SCORE
(IPSS)

I-PSS (International Prostate Symptom Score)

Dalam 1 bulan terakhir:
1. Terasa sisa kencing
0
1
2 3
4
2. Sering kencing
0
1
2 3
4
3. Terputus-putus
0
1
2 3
4
4. Tidak bisa menunda
0
1
2
3
4
5. Pancaran lemah
0
1
2 3
4
6. Mengejan
0
1
2 3
4
7. Kencing malam
0
1
2 3
4
Total
.
Total IPSS score: 0-7: ringan, 8-18 : sedang, 19-35 : berat
Doddy M.Soebadi, 1999

5
5
5
5
5
5
5

Provokator Retensi Urine Akuta

1. Minum alkohol

Stimulan simpatetik

Tonus Prostat &

otot polos bladder outlet
2.
3.
4.
5.

Bepergian jauh
Masukan cairan banyak
Konstipasi
Agen anti cholinergik

DRE (DIGITAL RECTAL EXAMINATION)

Size
= RT = CD
Consistency:
smooth or
elastic /hard
/nodule /tender
Mobility
Anatomical limits:
lateral
/cranial /medial
sulcus

PSA

INTERPRETATION

PSA value

Interpretation

0.5 - 4 ng/ml
4 - 10 ng/ml
> 10 ng/ml

Normal
20% chance of Ca
50% chance of Ca

rise of >
20%/year

Refer for biopsy

UROFLOWMETRY
Interpretation
Max.flow rate
(ml/sec)

Normal
Mild obstructed

> 15 ml/sec
10 - 15 ml/sec
< 10 ml/sec

Obstructed

TRUS

(TRANSRECTAL ULTRASOUND)

Accurate measurement of the prostate

Hypoechoic focus
Prostatic biopsy (if indicated)

DIAGNOSA BPH
Anamnesa:
I-PSS
Pem.fisik:
buli-buli
CD / RT
Pem.tambahan:
lab: UL,DL,RFT,PSA
pencitraan: USG/BOF/TRUS/IVP

TERAPI BPH

I-PSS

Konservatif: observasi (watchful waiting)

7
Medikamentosa (Tx medik)
Pembedahan:

19 - 35

terbuka
endoskopik: TURP, TUIP

Invasif minimal:
balloon dilatation
stent
microwave (thermotherapy)
radiofrequency
laser ablation

8 - 18

0-

KONTRA-INDIKASI TX MEDIK BPH

Retensi urin (akut atau kronik)
Insufisiensi renal
Dilatasi traktus atas
Hematuria berulang
ISK berulang
Batu buli-buli / divertikel

Alpha blocker
TERAPI
MEDIK BPH

terazosin
prazosin
tamsulosin, dll
Supresi Androgen
5 alfa-reduktase inhibitor
Fitoterapi

MORFOMETRI BPH
Rasio of epithelium terhadap stroma:

epith : stroma = 21.6 - 50 % : 60 - 78 %

BPH simtomatik: proporsi stroma lebih tinggi
Respons terhadap Tx:

predominan otot polos

blocker

: alpha

predominan epithel : supresi

androgen
predominan fibrosis : bedah

RASIONAL PENGGUNAAN
ALPHA BLOCKER
Kontraksi otot polos prostat dimediasi oleh :
stimulasi simpatis reseptor alpha
Kontraksi otot polos (kapsul, adenoma, leher
buli) : merupakan 40% dari penyebab
obstruksi saluran keluar
Alpha blocker :
relaksasi otot polos prostat
mengurangi simtom
memperbaiki pancaran kencing

DISTRIBUSI RESEPTOR ALPHA

INTERVENSI UROLOGIS DI
SURABAYA
Balloon dilatation
Prostatic stent
Thermotherapy
TUIP (transurethral incision of the prostate)
TURP (transurethral resection of the p.)
Laser TURP
Open prostatectomy