You are on page 1of 30

UROLITHIASIS

DIANA IR

Keluhan pasien dengan batu saluran kemih


bisa tanpa keluhan, sakit pegal pegal di
pinggang sampai dengan kolik dengan
gejala kesakitan hebat disertai dengan
gejala gejala mual muntah dan keringat
dingin.
Berat ringannya penyakit tidak sebanding
dengan beratnya keluhan, batu staghorn
sering tanpa gejala, sementara batu ureter
kecil (<5mm) menimbulkan keluhan yang

TEORI PEMBENTUKAN BATU


Super saturation theory:
This theory is based on the binding of
salts, which occurs after a certain
concentration is obtained. If the salt
concentration is less, the compound
remains in solution. However if salt
concentration exceeds, the compound
precipitates. Temperature and the pH
of a solution also affect solubility.

TEORI PEMBENTUKAN BATU


Crystallization or Nucleation Theory:

The crystallization or nucleation


theory states that when ions or
molecules in a dissociated state
bind, crystals form. These crystals
cluster to form lattice structures.
Crystals are nucleated and grow
by aggregation.

TEORI PEMBENTUKAN BATU


The Inhibitors deficiency theory
Inhibitors are substances that modify or alter crystal
growth, thus preventing stone formation. Although
urine may be supersaturated with a salt, these
inhibitors can prevent stone formation. These
molecules work by forming complexes with active
surface compounds, which reduces their binding of
calcium to oxidant. Citrate is the most important
urinary stone inhibitor, Magnesium, pyrophosphate,
nephrocalcin, glycosamine, RNA fragments are
other important stone inhibitors. The absence or
reduction of these inhibitors can aid in the
production of stone formation.

TEORI PEMBENTUKAN BATU


Anatomical abnormalities
An anatomic or functional abnormality can cause an
obstruction on the flow of urine and the retention of
urinary crystals. These crystals anchor to epithelium
and cause further crystals to aggregate into stones.
The clinically evident stone has gone through
several processes, beginning as an ion in solution.
These ions initially become supersaturated in
solution. Once their concentration exceeds their
solubility, they form crystals and become a nidus for
nucleation, aggregation and further growth. If
inhibitors are present, stone formation may be
prevented, conversely, if there is an absence or
reduction in key inhibitors in the urine

PATOPHISIOLOGY

Patofisiologi dan Gejala klinik


Adanya sumbatan yang terjadi dapat
menimbulkan kolik, yaitu pasien
merasakan kesakitan hebat didaerah
pinggang dan menjalar ke abdomen depan
sepanjang ureter.
Nyeri pada laki laki dirasakan pada
scrotum, kandung kemih manjalar ke
testis.
Pada wanita menjalar sampai ke vulva.
Nyeri yang hebat ini disebabkan karena
peregangan kapsul ginjal dan
hiperperistatik ureter yang disebabkan

Patofisiologi dan Gejala klinik

Gejala lain yang dapat dirasakan pasien


diantaranya mual, muntah dan keringat
dingin
Lokasi batu di ureter 1/3 atas, kolik
menjalar ke testis, batu 1/3 tengah
menjalar ke titik McBurneys, batu 1/3
distal kolik disertai dengan gejala gejala
iritasi seperti frekuensi urgensi dan dysuri.

Patofisiologi dan Gejala klinik


Infeksi terjadi jikalau urine mengandung
kuman , akibat tekanan yang tinggi
didalam lumen saluran kemih melebihi
tekanan osmosis jaringan, urine masuk ke
jaringan intersisial didalam maupun diluar
ginjal sehingga kuman kuman ikut terbawa
keluar dan masuk dalam sirkulasi darah,
maka terjadilah urosepsis

Etiology dan Genetic Risk


Penyebab yang pasti saat ini belum jelas, 90 % pasien
dengan batu,kemungkinan terdapat gangguan
metabolik.
Diit tinggi kalsium, Urinary stasis, Urinary retention,
Immobilisasi dan dehidrasi juga dapat mendukung
timbulnya batu.
Penggunaan obat obatan seperti Thiazid resiko
timbulnya batu oksalat, diuretik menyebabkan volume
caiaran tubuh

INSIDEN
Diit tinggi kalsium, Urinary stasis, Urinary retention, Immobilisasi dan dehidrasi juga
dapat mendukung timbulnya batu.
Penggunaan obat obatan seperti Thiazid resiko timbulnya batu oksalat, diuretik
menyebabkan volume caiaran tubuh

LABORATORY ASSESSMENT
Urinalysis
Hematuria, Kristal batu, Perubahan
karakteristik urin
Kultur urin
Identifikasi kemungkinan ISK
Darah perifer lengkap
Identifikasi anemia, mencegah urosepsis

PENGKAJIAN

Riwayat
Keluarga dengan batu
Diit
Intake Cairan
Penyakit batu sebelumnya
Operasi batu
Penggunaan obat-obatan

PENGKAJIAN
PEMERIKSAAN FISIK
Nyeri dapat dirasakan pada daerah
abdomen sampai ke skrotum ataupun
vulva, kemungkinan batu terdapat pada
ureter atau bladder. Nyeri semakain
bertambah saat timbul obstruksi
Nyeri dapat disertai dengan mual,
muntah dan keringat dingin
Frequency , anuri, oliguri dan dysuria
dapat terjadi saat obstruksi terdapat

PENGKAJIAN
PEMERIKSAAN FISIK
Periksa adanya distensi bladder.
Observasi adanya perubahan pada vital sign,
kemungkinan terjadi peningkatan saat nyeri
muncul, peningkatan pada suhu bila infeksi,
TD akan menurun saat nyeri tidak teratasi
( Shock).

DIAGNOSA KEP
Nyeri r/t adanya batu pada sal kemih
Resiko infeksi r/t adanya trauma pada sal
kemih
Resiko injuri ( renal ) r/t obstruksi
Kurang pengetahuan
Etc

INTERVENSI KOLABORATIF
Untuk menghilangkan rasa nyeri dianjurkan
memakai NSAID (Non Steroid Anti inflamatory
Drugs) Intravena yang dapat menghambat
pelepasan prostaglandin oleh ureter secara
cepat.
Pemakaian ketorolac sebaiknya dihindari karena
bisa menyebabkan penurunan renal blood flow
pada ginjal yang sama, demikian juga
pemakaian morfin seperti petidin yang sering
menyebabkan efek samping bradycardi dan
apnoe.
Pemakaian antispasmodik sering menyebabkan
perut kembung

INTERVENSI KOLABORATIF
Antibiotika tidak secara rutin diberikan.
Antibiotika hanya diberikan apabila
terdapat tanda tanda infeksi/urosepsis
dengan ditandai dengan panas tinggi dan
syok septic
Pada infeksi/urosepsis diberikan
antibiotika golongan broad spektum
secara intravena
Setelah ada kultur urin dan darah,
antibiotik diberikan sesuai dengan kultur

INTERVENSI KOLABORATIF

Batu ureter < 5 mm obstruksi ringan lokasi di


distal konservatif terapi dengan minum banyak
sehingga jumlah urinnya lebih dari 2 liter/24
jam selama 4 - 6 minggu, kalau tidak mau turun
sebaiknya dilakukan pengeluaran batu secara
aktif
Batu ureter > 5 mm obstruksi sedang berat
sebaiknya di keluarkan secara aktif dengan
ESWL, URS maupun operasi.

INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan berfokus pada
penanganan nyeri, mencegah infeksi dan
obstruksi .
Terapi diit yang dilakukan tergantung
jenis batu yang terbentuk

You might also like