Professional Documents
Culture Documents
PENANGANAN
K E G A W A T D A R U R A TA N P A D A
TRAUMA CERVICALIS
OLEH:
FUJI RAMADHANI
110100081
110100414
RENUKA GUNASAGARAN
110100421
Pembimbing:
dr. Akhyar H. Nasution, Sp.An, KAKV
ATLS
ATLS Concept
A
B
C
D
E
Primary Survey
Cervical Collar
Primary Survey
B. Breathing
Assess
Oxygenate
Ventilate
Pitfalls
Airway vs
ventilation
problem ?
Latrogenic
pneumothorax
/tension
pneumothorax
Primary Survey
C. Circulation and
Hemorrhage Control
Assessment of Organ
Perfusion
Level of consciousness
Primary Survey
D. Disability
Baseline neurologic evaluation
GCS scoring
Pupillary response
E. Exposure /
Environment
Reevaluate
Proceed to Secondary Survey
After :
FRAKTUR
CERVICALIS
Anatomi
Anatomi
DEFINISI
Fraktur adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas
tulang.
(Menurut FKUI (2000))
Fraktur adalah terpisahnya kontinuitas tulang normal yang
terjadi karena tekanan pada tulang yang berlebihan.
(Back dan Marassarin (1993))
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
Trauma
Tekanan atau
kelelahan
Kelemahan pada
tulang
MANIFESTASI KLINIS
Frakt
ur
Ceder
a
saraf
Nyeri
Bengkak
Ekimosis
Gangguan fungsi
Krepitasi &
deformitas
Neuropraksia
Transeksi corda
Transeksi radiks
Klasifikasi
1. Trauma Hiperfleksi
Subluksasi anterior
Clay shovelers
fracture
2. Flexion-rotation Injury
3. Extension
Hangman fracture (traumatic spondylolisthesis of
Injury
C2
Extension teardrop
fracture
Fracture of the posterior arch of C1 fract
Spinal shock
Flaccidity
Areflexia
Loss of anal sphincter tone
Fecal incontinence
Priapism- prolonge penile erection
Loss of bulbocavernosus reflex
Neurogenic shock
Hypotension
Paradoxical bradycardia
Flushed, dry, and warm peripheral skin
Autonomic dysfunction
Ileus
Urinary retention
Poikilothermia
DIAGNOSIS
DITEMUKAN PADA
PEMERIKSAAN FISIK
sensitivity and specificity 46% and
94%
1. CT-scan
2. Xray :3 view
3. MRI: MRI dapat mendeteksi kelainan ligamen
maupun diskus
KRITERIA NEXUS
A patient with suspected c-spine injury
can be cleared providing the following:
No posterior midline cervical spine
tenderness is present.
No evidence of intoxication is present.
The patient has a normal level of
alertness.
No focal neurologic deficit is present.
The patient does not have a painful
distracting injury.
PENATALAKSAAN
1.
Log Roll
Komplikasi
Syok neurogenik:kerusakan jalur simpatik desending pada
medulla spinalis, mengakibatkan kehilangan tonus vasomotor
dan kehilangan persarafan simpatis (HIPOTENSI)
Syok spinal:flasid dan hilangnya refleks, setelah
terjadinya cedera medulla spinalis.
Hipoventilasi: paralisis otot interkostal ,hasil dari
cedera yang mengenai medulla spinalis bagian di
daerah servikal bawah atau torakal atas.
Hiperfleksiaautonomic. Dikarakteristikkan oleh
sakit kepala berdenyut, keringat banyak, kongesti
nasal,bradikardi dan hipertensi.
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
Anamnesis
Tuan L, 20 tahun, 70 kg, datang ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik dengan keluhan
keempat anggota gerak tidak bisa digerakkan. Hal ini dialami pasien
sejak 18 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengalami kecelakaan saat bekerja, dimana
pasien terjatuh
kanan terlebih dahulu menyentuh tanah. Pasien tidak menggunakan helm atau alat pelindung diri
pada saat kejadian. Pasien sudah mendapat pertolongan pertama dari RS deli serdang oleh
spesialis saraf, dan dirujuk ke RSUP H. Adam Malik Medan. Riwayat pingsan tidak dijumpai.
Riwayat nyeri kepala dijumpai. Riwayat kejang tidak dijumpai. Riwayat mual muntah tidak
dijumpai. Setelah kejadian pasien tidak bisa BAK. Saat ini kateter terpasang dan urin dijumpai.
RPT : Tidak ada
RPO: Tidak Jelas
TIME
SEQUENCES
PRIMARY SURVEY
Kesimpulan
Penanganan
Hasil
neck Airway clear
Airway clear Pasang
Snoring (-)
In line
Gargling (-)
immobilizati
Crowing (-)
on
C- Spine : in line
immobilization
collar
Pasang
collar
neck
PRIMARY SURVEY
SF kanan=kiri
Auskultasi:
SP/ST: vesikuler/(-)
SaO2: 98-99%
RR : 24 x/menit
Kesimpulan
Penanganan
Hasil
RR: 24 x/menit Oksigen via sungkup RR : 24x/menit
8L/i
SaO2: 98-99%
PRIMARY SURVEY
CapillaryRefillTime
< 2 detik
Akral hangat, merah,
kering
T/V cukup, kuat
TD: 110/70mmHg
HR: 98 x/menit,
regular
Perdarahan : (-)
Kesimpulan
Sirkulasi baik
Penanganan
Hasil
Pasang IV line TD: 110/80
18G
Pemberian
cairan
kristaloid (RL)
mmHg
HR: 98x/menit,
reguler
PRIMARY SURVEY
Kesimpulan
Penanganan
Hasil
D (disability)
Pasien sadar +
Mempertahankan
Kesadaran baik +
E4M1V5 )
AVPU: alert
pupil : 3 mm : 3
mm, isokor
Rc : +/+
E (exposure)
Stabilisasi
Pemasangan neck
cervical
collar
cervical (+)
Cervical stabil
Penanganan di IGD
Membebaskan jalan nafas dengan jaw thrust dan in line immobilization,
pemasangan neck collar.
Pemberian oksigen 8L/I via mask.
Pemasangan IV line dengan abocath 18 G untuk melakukan stabilisasi
hemodinamik, dan pemberian cairan ringer laktat 20gtt/i.
Pemasangan kateter urine dan memantau urine output
Pemasangan NGT
Pemeriksaan laboratorium, xray cervical AP/L, xray thoracolumbal AP/L,
xray lumbosacral AP/L, xray pelvic AP.
Secondary Survey
( E4M1V5 )
: 130/80 mmHg
darah
Nadi
Pernapasa
n
Temperatu
: 37,20C (axila)
KEPALA :
10
Mata
: Konjungtiva palp. inf. pucat (-/-), sklera ikterik(-/-), pupil isokor
ki=ka, diameter 3 mm, reflex cahaya direk (+/+), indirek(+/+), kesan =
normal
Telinga : Dalam batas normal
Hidung : Dalam batas normal
Mulut : Lidah
: dalam batas normal
Gigi geligi : karies (+) gigi palsu (-)
Tonsil/faring : dalam batas normal
Secondary Survey
LEHER :
Struma tidak membesar, pembesaran
kelenjar limfa (-)
Posisi trakea : medial, TVJ : R-2 cm H2O
Kaku kuduk (-), lain-lain: gerak leher minimal
Kesan: fraktur cervicalis
THORAX DEPAN
Inspeksi
Bentuk
: simetris fusifomis
Pergerakan : minimal
Palpasi
Nyeri tekan : Fremitus suara
: SF kiri = kanan, kesan :
normal
Iktus
: iktus teraba ICS V
Perkusi
Paru
Batas paru-hati R/A
: relatif ICS IV LMCD,
absolut ICS V LMCD
Peranjakan : 1cm
Jantung
Batas atas jantung : ICS IV
LMCS
Batas kiri jantung : 1 cm
medial ICS V LMCS
Batas kanan jantung:
parasternal dextra
Auskultasi
Paru
Suara Pernapasan : vesikuler
Suara tambahan
:Jantung
M1 > M2, P2 > P1, T1 > T2, A2
>A1, desah sistolis (-), desah
diastolis (-), HR : 98 x/i, reguler,
intensitas cukup
Secondary Survey
Limfa:
Inspeksi
Bentuk
Gerakan lambung/usus
Haecket : :-
Ginjal
Vena kolateral
:-
Ballotement
Caput medusae
:-
Tumor
Palpasi
: (-)
: (-)
Perkusi: Timpani
Dinding Abdomen
: Soepel
Auskultasi
Peristaltik usus: peristaltik (+) kesan
Hati:
normal
Pembesaran
: (-)
Permukaan
Pinggir
Nyeri tekan
: (-)
: (-)
: (-)
Lain-lain
:-
Secondary Survey
Oedem
Fraktur
Kekuatan motorik
Ekstremitas
Superior
Ekstremitas
Inferior
(-)
(-)
11111
(-)
(-)
11111
Secondary Survey
Kesimpulan Pemeriksaan:
Kesimpulan
Penanganan
Hasil
collar Airway clear
Airway clear Neck
Snoring (-)
In line
Gargling (-)
immobilizati
Crowing (-)
on
C- Spine : in line
immobilization
terpasang
Neck
terpasang
collar
Secondary Survey
Tanda dan Gejala
B (breathing)
Inspeksi:
SF kanan=kiri
Auskultasi:
SP/ST: vesikuler/(-)
SaO2: 98-99%
RR : 24 x/menit
Kesimpulan
Penanganan
Hasil
RR: 24 x/menit Oksigen via sungkup RR : 24x/menit
8L/i
SaO2: 98-99%
Secondary Survey
Tanda dan Gejala
C (circulation)
CapillaryRefillTime
< 2 detik
Akral hangat, merah,
kering
T/V cukup, kuat
TD: 110/70mmHg
HR: 98 x/menit,
regular
Perdarahan : (-)
Kesimpulan
Sirkulasi baik
Penanganan
Hasil
Pasang IV line TD: 110/80
18G
Pemberian
cairan
kristaloid (RL)
mmHg
HR: 98x/menit,
reguler
Secondary Survey
Tanda dan Gejala
Kesimpulan
Penanganan
Hasil
D (disability)
Pasien sadar +
Mempertahankan
Kesadaran baik +
E4M1V5 )
AVPU: alert
pupil : 3 mm : 3
mm, isokor
Rc : +/+
E (exposure)
Stabilisasi
Pemasangan neck
cervical
collar
cervical (+)
Cervical stabil
Secondary Survey
History
A (allergies) : M (Medication currently use): P (Past Illness) : L (Last meal) : 21 februari 2016 pukul
20.00 wib
E (Event/Environment related to injury) :
fraktur cervical
Pemeriksaan Laboratorium
Hasil
Rujukan
Hemoglobin (HGB)
11,1 g%
11,715,5
Leukosit (WBC)
9,140 mm3
4,511,0x103
Hematokrit
32%
3844%
Trombosit (PLT)
187 x 103
150450x103
Jenis pemeriksaan
HEMATOLOGI
FAAL HEMOSTASIS
PT
APTT
TT
INR
0,99
GINJAL
Ureum
30 mg/dL
<50 mg/dL
Kreatinin
0.95 mg/dL
0,500,90 mg/dL
Pemeriksaan Laboratorium
Hasil
Rujukan
Natrium (Na)
130 mEq/L
135155 mEq/L
Kalium (K)
3.6 mEq/L
3,65,5 mEq/L
Klorida (Cl)
107 mEq/L
96106 mEq/L
Jenis pemeriksaan
ELEKTROLIT
METABOLISME KARBOHIDRAT
165 mg/dL
Glukosa Darah (Sewaktu)
<200 mg/dL
Kesan:
Fraktur cervicalis 4-5
Problem list
Kerusakan n.frenikus sehingga
hilangnya inervasi untuk otot
pernafasan aksesori dan otot
interkosta compliance paru
menurun.
Gangguan sensorik dan motorik.
FOLLOW UP DI ICU
21 Februari 2016
S : Tetraplegia
O:
B2 : akral : H/P/K, TD : 140/80, HR : 60x/menit, T/V : kuat/cukup , CRT: < 2 detik, T : 37.0C
B3 : Sens : GCS 10 (E4, M1, V5) ; pupil : isokor, diameter kiri 3mm / kanan 3mm; RC: +/+
IVFD RL 20 gtt/i
R: MRI cervical
22 Februari 2016
S : Tetraplegia
O:
B2 : akral : H/P/K, TD : 130/90, HR : 68x/menit, T/V : kuat/cukup , CRT: < 2 detik, T : 37.0C
B3 : Sens : GCS 10 (E4, M1, V5) ; pupil : isokor, diameter kiri 3mm / kanan 3mm; RC: +/+
IVFD RL 20 gtt/i
R: MRI cervical
-/-/-,
B2 : akral : H/P/K, TD : 130-140/80-90, HR : 60-88x/menit, T/V : kuat/cukup , CRT: < 2 detik, T : 36.8-37C
B3 : Sens : GCS (E3, VT, M1) ; pupil : isokor, diameter kiri 3mm / kanan 3mm; RC: +/+
B6 : oedem(-)
IVFD RL 20 gtt/i
R: MRI cervical
-/-/-,
B2 : akral : H/P/K, TD : 140-160/80-90, HR : 80-98x/menit, T/V : kuat/cukup , CRT: < 2 detik, T : 37-37,3C
B3 : Sens : GCS (E3, VT, M1) ; pupil : isokor, diameter kiri 3mm / kanan 3mm; RC: +/+
B6 : oedem(-)
IVFD RL 20 gtt/i
Ivfd Dx 5%
R: MRI cervical
DISKUSI
TEORI
perempuan
40% spinal cord injury disebabkan
dilakukan segera
Pemeriksaan darah lengkap untuk
menentukan baseline untuk memantau
perdarahan yang sedang berlangsung.
X ray 3 view.
CT scan
MRI
KASUS
OS laki-laki berusia 65 tahun
Pasien mengalami kecelakaan saat
bekerja, dimana pasien terjatuh dari
ketinggian 3,5 meter.
Fraktur cervicalis 4-5
Penatalaksanaan Awal
Airway : Patensi jalan napas terancam oleh gumpalan
darah, gigi, atau benda asing di orofaring; dan retraksi
posterior lidah disebabkan oleh obtundasi (misalnya,
dari cedera kepala, shock, intoksikasi); dan edema atau
hematoma karena trauma leher langsung.
Breathing : Ventilasi terancam oleh penurunan pusat
pernafasan (biasanya dari cedera kepala, keracunan,
atau syok yang hampir fatal) atau cedera dada.
Circulation: Perdarahan eksternal dikendalikan oleh
tekanan langsung. Dua infuse bore besar (misalnya,
14- atau 16-gauge) dimulai dengan NaCl 0,9% atau
Ringer laktat; infus yang cepat dari 1 sampai 2 L (20
mL / kg untuk anak-anak) diberikan untuk tanda-tanda
shock dan hipovolemia.
Disability: Fungsi neurologis dievaluasi untuk defisit
serius yang melibatkan otak dan sumsum tulang
belakang.
Exposure: Untuk memastikan cedera tidak
terlewatkan, pasien benar-benar ditelanjangi (dengan
memotong pakaian) dan seluruh permukaan tubuh
diperiksa untuk tanda-tanda trauma tersembunyi
Pemasangan NGT
Evaluasi Awal
Pengobatan untuk pasien dengan peningkatan ICP antara lain termasuk intubasi Orotracheal
yang cepat, Ventilasi mekanis, Pemantauan ICP, sedasi sedang bila diperlukan.
Kesimpulan
Tuan L, 20 tahun, 70 kg, datang ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik dengan
keluhan penurunan keempat anggota gerak tidak bisa digerakkan. Hal ini dialami pasien
sejak 18 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengalami kecelakaan saat bekerja,
dimana pasien terjatuh dari ketinggian 3,5 meter. Pasien terjatuh dengan posisi bahu
kanan terlebih dahulu menyentuh tanah. Pasien tidak menggunakan helm atau alat
pelindung diri pada saat kejadian. Pasien sudah mendapat pertolongan pertama dari RS deli
serdang oleh spesialis saraf, dan dirujuk ke RSUP H. Adam Malik Medan. Riwayat pingsan
tidak dijumpai. Riwayat nyeri kepala dijumpai. Riwayat kejang tidak dijumpai. Riwayat
mual muntah tidak dijumpai. Setelah kejadian pasien tidak bisa BAK. Saat ini kateter
terpasang dan urin dijumpai.
Berdasarkan pemeriksaan foto cervical dan neurologis, os didiagnosa dengan Tetraplegia ec
Fraktur cervicalis 4-5
TERIMA KASIH