You are on page 1of 45

Asrizal, S.

Kep, Ns, WOC (ET) N, WCS


Wound, Ostomy, Continence Enterostomal
Therapy Nurse
Wound Care Spesialist

PERAWATAN LUKA MODERN


(MODERN WOUND CARE)
Curriculum Vitae
Asrizal, S.Kep, Ns, RN, WOC(ET)N, WCS
Peureulak Aceh Timur, 15 Okt 1974/29 Ramadhan 1394 H
Riwayat Pendidikan Formal :
1. 1994 1997 : Pendidikan D-III Keperawatan RS. Haji Medan
2. 2002 2004 : Pendidikan S1 Keperawatan/Ners FK. USU Medan
3. 2012 Now : Sedang menyelesaikan Program Magister Keperawatan Medikal
Bedah Fak.Keperawatan USU.
Riwayat Pendidikan Tambahan
1. 1999 2008 : Banyak pelatihan yang diikuti
2. 2009 : Certified Wound Care Clinician Program Indonesia (Perawat
Luka Klinis)
3. 2010 : Certified Stomal Therapist Indonesia (Perawat Stoma)
4. 2011 : Certified Continence Therapist Indonesia (Perawat
Inkontinensia)
5. 2011 : Fellowship Wound Care & Stoma Tan Tok Seng Hospital
Singapore
6. 2011 : Fellowship Continence Therapist Malaya Medical Centre Kuala
Lumpur
7. 2012 : Fellowship Wound Care Spesialis Royal Adelaide Hospital
South Australia and St.George Gaidner Hospital Wesland
Western Australia
Riwayat Pekerjaan
1. 1998 2000 : Asisten Dosen Keperawatan Medikal Bedah Akper RS. Haji Medan

2. 2001 2007 : Perawat Hemodialisa Klinik Spesialis Ginjal Hipertensi Medan


8. INSTRUKTUR
2010-Now : Instruktur/Fasilitator pada Pelatihan Luka, Stoma & Kontinensia
(Indonesian Enterostomal Therapy Nurse Program) di Provinsi Aceh,
Sumatera Utara, Riau, Bogor.
9. SPEAKER /Pembicara/Narasumber
A. Lokal Area
2010 : Seminar Perawatan Luka Lembab RS Pirngadi Medan
2010 : Seminar Perawatan Luka Lembab RS Tembakau Deli Medan
2011 : Seminar/Worksop Perawatan Luka RSUP.H.Adam Malik Medan
2012 : Seminar/Workshop Perawatan Luka Poltekes Medan
2012 : Seminar/Workshop Perawatan Luka RSU Tjg.Pura Medan
2012 : Seminar/workshop Perawatan Luka Chevron Hospital Duri-Riau
2013 : Seminar Perawatan Stoma Langsa Aceh
2013 : Seminar Perawatan Stoma Medan
B. Nasional
2011 : Seminar/Workshop Luka RSU Zainal Abidin Banda Aceh
2012 : Seminar/Workshop Luka Persatuan Rumah Sakit Seluruh
Indonesia Sumut
2012 : Seminar NursePreneur Eka Hospital Pekan Baru-Riau
2012 : Seminar/workshop Perawatan Luka Chevron Hospital Duri-Riau
2013 : Seminar/Workshop Perawatan Luka PSIK UNSRI Palembang
2013 : Seminar/Workshop Perawatan Luka Fak.Kep USU Medan.
2013 : Seminar/Workshop Perawatan Luka PSIK Univ. Riau.
C. International
2010 : Seminar/Workshop Luka Stoma pada Asean Society Stomal
Rehabilitation Borobudur Hotel Jakarta
2011 : Seminar/Workshop Luka pada International Nursing Congress in
Acheh
INTERNATIONAL :
2012 : Word Council Enterostomal Congress in Royal Adelaide Hospital South
Australia
2012 : Indonesian Enterostomal Therapy Congress Bandung (Juara 1 Poster
Persentase in Wound Care)
2013 : Medan International Nursing Conference (Juara 1 Poster Persentase in
Wound Care)

10. MEMBERSHIP
InWOCA (Indonesian Wound, Ostomy, Continence Association)
WCET (Word Council Enterostomal Therapy) Canada
InWOCNA (Indonesian Wound, Ostomy, Continence Nurse Association)
InWCCA (Indonesian Wound Care Clinician Association)
AWMA (Australian Wound Management Association)

11.Istri : Mei Marlini, AMK (Perawat Ruang Bedah RS Haji Medan)


12.Anak : 1. Mhuhammad Irsyadil Fikri (7 Thn)
2. Tiara Qalbi Aswani (3,6 Thn)
3. Muhammad Zuhrial Jamal (1,4 Bln)

Alamat : Jln. Suluh Gg. Mahmud No.41 Medan, HP : 081361712243,


082160789107.
E-mail : ners_asrizal_skep@yahoo.com
www : asriwoundcare.com
PENDAHULUAN

Saat ini, perawatan luka telah mengalami


perkembangan yang sangat pesat terutama
dalam dua dekade terakhir ini.

Teknologi dalam bidang kesehatan


Perubahan profil pasien ex. Penyakit
degeneratif
Kelainan metabolik
Penggunaan Teknologi
pada Perawatan Luka
Terkini

Penggunaan Alat VeinoPlus Penggunaan Alat Ozon Terapi


Pada Perawatan Luka Vena Pada Perawatan Luka Kronis
Cont

Perawat dituntut untuk mempunyai


pengetahuan dan keterampilan dalam
perawatan luka .
pengkajian yang komprehensif,
Perencanaan intervensi luka
implementasi tindakan
evaluasi hasil yang ditemukan selama
perawatan
serta dokumentasi hasil yang
sistematis.
Cont

Perawat Bertanggungjawab terhadap keadaan


pembalutan dan pengawasan terhadap luka
akut
Intervensi perawatan merupakan titik tolak thdp
proses penyembuhan luka
Bertanggung jawab thdp kualitas hidup klien
dengan luka.
WOUND CARE UPDATE

Modern wound care


Evidence based on wound management

Old wound care


Traditional/Konvensional wound care
Perawatan Luka Konvensional
vs Modern

Konvensional : Modern :
1. Tdk mengenal perawatan 1. Perawatan luka lembab
luka lembab 2. Kasa tidak lengket pada
2. Kasa lengket pada area area luka
luka 3. Luka dalam kondisi
3. Luka dalam kondisi kering lembab
4. Pertumbuhan jaringan 4. Pertumbuhan jaringan
lambat lebih cepat
5. Infeksi lebih banyak 5. Infeksi sedikit
6. Balutan luka hanya 6. Balutan luka modern
menggunakan kasa 7. Luka tertutup dengan
7. Luka terbuka/tertutup balutanluka
Manajemen Luka
Konvensional

1. Manajemen luka sebelumnya tidak mengenal adanya lingkungan


luka yang lembab.
2. Manajemen perawatan luka yang lama atau disebut metode
konvensional hanya membersihkan luka dengan normal salin atau
ditambahkan dengan iodin povidine, hidrogen peroksida,
antiseptik seperti itu dapat mengganggu proses penyembuhan
luka, tdk hanya membunuh kuman tapi membunuh leukosit yg
bertugas membunuh kuman pathogen, kemudian di tutup dengan
kasa kering.
3. Ketika akan merawat luka di hari berikutnya, kasa tersebut
menempel pada luka dan menyebabkan rasa sakit pada klien,
disamping itu juga sel-sel yang baru tumbuh pada luka juga rusak.
4. Luka dalam kondisi kering dapat memperlambat proses
penyembuhan dan akan menimbulkan bekas luka.
Manajemen Luka Modern

Moist wound healing (perawatan luka


lembab) diawali pada tahun 1962 oleh
Prof. Winter
Moist wound healing merupakan suatu
metode yang mempertahankan
lingkungan luka tetap lembab untuk
memfasilitasi proses penyembuhan luka.
Lingkungan luka yang lembab dapat
diciptakan dengan occlusive dressing
(perawatan luka tertutup).
Alasan yang rasional /teori
perawatan luka dengan
lingkungan luka yang lembab
adalah :
1. Fibrinolisis (fibrin)
2. Angiogenesis
3. Kejadian infeksi lebih rendah dibandingkan
dengan perawatan kering (2,6% vs 7,1%)
4. Pembentukan growth factors (faktor tumbuh)
Epidermal Growth Factor (EGF)
Fibroblast Growth Factor (FGF)
Interleukin 1/Inter-1
Platelet Derived Growth Factor (PDGF) dan
Transforming Growth Factor- beta (TGF-beta)
5. Percepatan pembentukan sel aktif
LUKA

Luka adalah rusaknya


kesatuan/komponen jaringan, secara
spesifik terdapat substansi jaringan
yang rusak atau hilang (Gitarja,
2008).
Luka adalah gangguan atau
kerusakan integritas dan fungsi
jaringan tubuh (Suriadi, 2007).
PROSES PENYEMBUHAN LUKA

1. Fase inflamasi (peradangan) 1-4 hari dari


luka

2. Fase rekontruksi/granulasi (pertumbuhan


jaringan) 5 21 hari dari luka

3. Fase maturasi/epitelisasi (kesempurnaan


kulit) 22 1 atau 2 tahun
Luka
( waktu
penyembuhan )

AKUT KRONIS

Luka sembuh sesuai Keterlambatan/


dgn periode yg kegagalan dlm proses
diharapkan/dgn penyembuhan luka
konsep
penyembuhan luka
Luka Akut
Luka yang sembuh sesuai
dengan waktu
penyembuhan luka
Pembedahan : Bukan
Insisi, skin graft, Pembedahan :
Luka Bakar
Flap

Faktor lain :
Abrasi, laserasi atau
injuri

Perlu Perawatan Maksimal


Kasus Luka Akut
Luka insisi operasi
Penatalaksanaan Luka Akut

Mencuci tangan
Memakai hand scund
Buka balutan luka
Bersihkan luka dengan NaCl 0.9% atau air hangat
Lakukan pengkajian luka (panjang luka, luas luka, dalam luka,
tepi luka, sekitar luka, cairan luka)
Beri topikal terapi (KP)
Memilih balutan luka yang sesuai dengan kebutuhan luka
Balut luka secara tertutup (occlusive dressing)
Bereskan alat-alat
Rapikan pasien dan tempat tidur pasien
Mencuci tangan
Dokumentasi
LUKA KRONIS
Luka yg proses penyembuhannya
mengalami keterlambatan/kegagalan

KAPAN LUKA DIKATAKAN


KRONIK?

CONTOH LUKANYA?

BISA SEMBUH?

BAGAIMANA MERAWATNYA?
PENGKAJIAN LUKA
PENGUKURAN LUKA

Panjang X
lebar X
kedalaman
Ada tidaknya
undermining /
goa, yang
diukur sesuai
dengan arah
jarum jam.
Lokasi
WARNA DASAR LUKA

Red Yellow Black / RYB


Kemudahan sistem yang diperkenalkan adalah bersifat
konsisten dan mudah dimengerti serta tepat guna dalam
pemilihan balutan
RED YELLOW BLAC
K
TUJUAN PERAWATAN LUKA

GOALS : LUKA SEMBUH


Mengontrol infeksi
Menghilangkan bau
Mengatur eksudat
Mengurangi nyeri
Meningkatkan rasa nyaman
Bisakah luka ini
disembuhkan ?
Luka dekubitus Luka
Diabetes
Luka Kanker
KARAKTERISTIK LUKA
KRONIK

1. Kegagalan penyembuhan
2. Faktor sistemik (penyakit penyerta)
3. Faktor lokal penting diperhatikan,
infeksi, benda asing, jar.nekrosis
Contoh luka Kronis : DM/Leg Ulcer,
Pressure Ulcer, Luka kanker.
PRINSIP MANAJEMEN LUKA
KRONIK

1. Pengkajian berkelanjutan
2. Persiapan dasar luka (warna
luka)
3. Kebutuhan penanganan dengan
prinsip bersih atau steril
4. Peningkatan kualitas hidup pasien
5. Pendidikan kesehatan pasien dan
keluarga
6. Perbaikan aktivitas sehari-hari
pasien hingga kemampuan optimal
Prinsip 3 M dalam
penatalaksaan Luka Kronis
1. Mencuci Luka

1. Luka dicuci dengan menggunakan air


hangat atau Cairan NaCl 0,9%, Prontosan
Solusion
2. Luka tidak boleh di lap saja seperti
perawatan di Rumah sakit
3. Luka yg dicuci diberi sabun antiseptik
4. Luka dibilas hingga bersih
5. Luka dilap sampai kering
6. Luka diukur panjang, lebar, kedalaman
2. Memilih Topikal Terapi
(salap luka)

1. Topikal terapi dipilih sesuai


dengan kondisi lukanya
2. Tidak boleh menggunakan
salap betadin/iodin povidon
3. Tidak boleh menggunakan
salap yang mengandung
antibiotik
4. Tidak boleh menggunakan
betadin cair pada luka
kronis
3. Memilih Balutan Luka

Untuk pertamakalinya
balutan yang
mempertahankan
kelembaban digunakan
pada tahun 1970s

Saat ini lebih dari 3500


jenis balutan ada di
dunia
Tujuan pemilihan balutan

membuang jaringan mati, benda asing dan


partikel
balutan dapat mengontrol kejadian infeksi /
melindungi luka dari trauma dan invasi bakteri
mampu mempertahankan kelembaban,
mempercepat proses penyembuhan luka,
absorbs cairan luka
nyaman digunakan,
steril dan
cost effective.
Jenis-Jenis Balutan Luka

Gauze / kasa
Transparant film
Hidrogels
Calsium alginate
Hydrocellulosa
Hydrokoloid
Polyurethane foam
Silver
Metcovazin
GAUZE/KASA

Secondary dressing /
balutan penutup
Alat membersihkan
Mekanikal
debridement
Jenis :
Kering
Impregnated gause
( gel aktif)
TRANSPARANT FILM

Waterproof dan gas permeable


Second dressing
Support autolysis debridement
Mengurangi nyeri
Opsite , Tegaderm, epiview
Cal. ALGINATE

Berasal dari rumput laut, berubah menjadi gel jika


bercampur dengan cairan luka,
Jenis balutan yang dapat menyerap jumlah cairan luka yang
berlebihan dan menstimulasi proses pembekuan darah jika
terjadi perdarahan minor
Sorbalgon, Kaltostat, sorbsan, alginate M, comfell pluss,
cura sorb,etc
HYDROCOLLOIDS

Topical therapy yang berfungsi untuk mempertahankan luka


dalam keadaan lembab, melindungi luka dari trauma dan
menghindari resiko infeksi, mampu menyerap eksudate minimal.
Baik digunakan untuk luka yang berwarna merah, abses atau luka
yang terinfeksi.
Bentuknya ada yang berupa lembaran tebal dan tipis serta
pasta.
CGF duoderm,Restore,Comfell, Suprasorb H
FOAM

Tidak meningalkan residu


Absorban dgn kemampuan serap
lebih tinggi, nyaman digunakan
Aman digunakan pada luka
infeksi
Kontrol hipergranulasi
Allevyn, Suprasorb P, Bitain
comfell Tielle/Lite/Plus,
Flexipore, Spyrosorb,cutinova,
wundress
METCOVAZIN

Topical therapy yang terbuat dari


bahan zinc , nistatin dan
metronidazole

Bentuknya salep dalam kemasan.

Berfungsi untuk support autolysis


debridement, menghindari trauma
saat membuka balutan, mengurangi
bau tidak sedap, mempertahankan
suasana lembab.

Penggunaan untuk wound bed


merah, kuning dan hitam

Tidak digunakan saat untuk radiasi.


Kesimpulan

1. Luka dirawat dengan prinsip 3 M


(mencuci, memilih topikal, membalut
luka)
2. Perawatan luka modern lebih efektif
dibandingkan konvensional
3. Tidak menggunakan betadin, perhidrol
pada luka kronis
4. Gunakan balutan luka yang mampu
menyerap cairan luka
5. Luka wajib ditutup dengan balutan luka
Daftar
Pustaka

Blackley, P. (1998). Practical Stoma, Wound and Continence Management. 2nd


edition. Australia. Research Publitions.

Bryant R, & Nix P.D (2007). Acute & Chronic Wound Current Management
Concepts. 3rd edition. USA. Mosby Elsevier.

Carville K. (2012). Wound Care Manual. 6th edition. Australia. Silver Chain
Foundation.

Gitarja, Widasari. (2008). Perawatan Luka Diabetes. Bogor. Wocare Publishing.

Potter & Perry. (2006). Fundamental of Nursing. 4th ed. 5th Vol. USA. Mosby

Suriadi. (2007). Manajemen Luka. Pontianak. Romeo Grafika.


Terima Kasih

You might also like