You are on page 1of 19

Disusun oleh:

Hafid Septian Nugroho


13310156

Pembimbing:
dr. Sumarnita Tarigan, Sp.S
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RS HAJI MEDAN
MEDAN
2017
 Meningitis : suatu peradangan yang mengenai satu
atau semua lapisan selaput yang membungkus
jaringan otak dan sumsum tulang belakang, yang
menimbulkan eksudasi (keluarnya cairan) berupa pus
(nanah) atau serosa.
 Meningen : membran yang mengelilingi otak dan
sumsum tulang belakang.
 Meningitis adalah infeksi yang menular.
Dapat disebabkan oleh
– mikroorganisme (seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit
yang menyebar dalam darah ke cairan otak),
– luka fisik,
– kanker, atau obat-obatan tertentu.
 Dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak,
pikiran, bahkan kematian.
EPIDEMIOLOGI

Dengan kemajuan teknologi, di negara maju banyak penyakit


menular yang telah mampu diatasi, bahkan ada yang telah
dapat dibasmi. Namun, masalah penyakit menular masih
tetap dirasakan oleh sebagian besar penduduk negara
berkembang, salah satunya adalah penyakit meningitis.
Meningitis merupakan infeksi cairan otak yang disertai
radang selaput otak dan medulla spinalis yang superfisial..

PREVALENSI

Lebih dari 70 % kasus meningitis terjadi pada anak usia


bawah 5 tahun (balita).WHO(2005) melaporkan adanya
7.078 kasus meningitis yang disebabkan oleh bakteri
terjadi di Niamey – Nigeria dengan penyebab Neisseria
Meningitidis(57,7%) , Streptococcus Pneumoniae(13,2%)
dan Haemophilus influenza (9,5%).
 Bakteri, dikelompokkan berdasarkan usia penderita,
diantaranya adalah:
- Neonatus : E.Coli, S.beta hemolitikus dan Listeria
monositogenes.
- Anak-anak : H. influenzae, N. meningitidis, dan S.
pneumonia
- Dewasa : S. pneumoniae dan N. Meningitidis
- Mycobacterium tuberculosis: dapat menyebabkan
meningitis TB pada semua umur. Pling sering pada anak
umur 6 bulan sampai 6 tahun.
 Virus: Mumpsvirus, Echovirus, dan Coxsackie virus ,
sedangkan Herpes simplex , Herpes zooster, dan
enterovirus jarang menjadi penyebab meningitis
aseptik(viral).
 Jamur: Cryptococcus neoformans dan Coccidioides
immites.
 Penyebab meningitis serosa yang paling
banyak ditemukan adalah kuman
Tuberculosis dan virus. Meningitis yang
disebabkan oleh virus mempunyai prognosis
yang lebih baik, cenderung jinak dan bisa
sembuh sendiri.
 Meningea terdiri
dari tiga lapis,
yaitu: (dari luar ke
dalam)
1. Duramater
2. Arachnoidea
3. Piamater
• Faktor predisposisi untuk terjadinya meningitis:
– Infeksi jalan napas bagian atas
– Otitis media
– mastoiditis
– Prosedur bedah saraf baru
– trauma kepala
– pengaruh immunologis

 Saluran nafas merupakan port d’entrée utama pada


penularan penyakit ini. Bakteri-bakteri ini disebarkan pada
orang lain melalui pertukaran udara dari pernafasan dan
sekresi-sekresi tenggorokan yang masuk secara
hematogen (melalui aliran darah) ke dalam cairan
serebrospinal dan memperbanyak diri didalamnya
sehingga menimbulkan peradangan pada selaput otak dan
otak.
Meningitis • Meningitis purulenta merupakan radang

purulenta selaput otak ( araknoidea dan piameter) yang


menimbulkan eksudasi berupa pus,

(Bakterial) disebabkan oleh kuman dan nonvirus.

Meningitis • Penyebabnya dapat disebabkan oleh bakteri


(meningitis tuberkulosa), virus (meningitis

Serosa virus/meningitis aseptik), jamur (meningitis


jamur), maupun parasit (syphilitic meningitis).
 Gejala tanda non spesifik
◦ Gejala awal mirip dengan kondisi penyakit lain, dan
meliputi: sakit kepala berat , demam, mual , letargi,
kejang
 Tanda  TIK :
◦ Nyeri Kepala, Muntah Proyektil
◦ Iritasi dan kerusakan saraf kranial
 Meningeal Sign Positif : Kaku kuduk,
Brudzinsky I & II, Kernig sign.
 Remember: tanda dan gejala diatas bisa jadi
adalah manifestasi dari penyakit lain, jadi harus
dilakukan pemeriksaan lebih spesifik untuk
mendiagnosis penyakit meningitis.
 Lumbal Pungsi
 Pemeriksaan darah:
Darah rutin, kultul
darah
 CT-Scan
Terapi Menigitis bakterial

• Haemophilus influenza b : ampisilin,


kloramfenikol, setofaksim, seftriakson
• Streptococcus pneumonia: kloramfenikol
, sefuroksim, penisilin, seftriakson.
• Neisseria meningitidies: penisilin,
kloramfenikol, serufoksim dan
seftriakson.
Terapi meningitis TB

• OAT kategori 1 + Prednison 1-2 mg/kgBB/hari selama 4 minggu


kemudian penurunan dosis (tapering-off) selama 8 minggu sehingga
pemberian prednison keseluruhan tidak lebih dari 2 bulan.

Terapi Meningitis Viral

• diberi antiviral seperti acyclovir, diberikan secepatnya ketika


didiagnosis herpetic meningoencephalitis, dosis dewasa 30 mg/kg IV
tiap 8 jam

Terapi Meningitis jamur

• Flukonazol, obat ini tersedia dengan bentuk pil atau infus


• Jika pasien intoleran dengan flukonazol dapat digunakan dengan
amfoterisin B dan kapsul flusitosin. Mempunyai efek samping besar
pada amfoterisin B, dapat diatasi dengan pemberian ibuprofen
setengah jam sebelum amfoterisin B dipakai.
Bagan Terapi meningitis tb
Pencegahan Primer
• Tujuan pencegahan primer adalah mencegah timbulnya faktor resiko meningitis
bagi individu yang belum mempunyai faktor resiko dengan melaksanakan pola
hidup sehat.

Pencegahan sekunder
• sekunder bertujuan untuk menemukan penyakit sejak awal, saat masih tanpa
gejala (asimptomatik) dan saat pengobatan awal dapat menghentikan
perjalanan penyakit

Pencegahan tersier
• bertujuan untuk menurunkan kelemahan dan kecacatan akibat meningitis, dan
membantu penderita untuk melakukan penyesuaian terhadap kondisi-kondisi
yang tidak diobati lagi, dan mengurangi kemungkinan untuk mengalami
dampak neurologis jangka panjang misalnya tuli atau ketidak mampuan untuk
belajar
 Tergantung kepada umur, mikroorganisme
spesifik yang menimbulkan penyakit,
banyaknya organisme dalam selaput otak,
jenis meningitis dan lama penyakit sebelum
diberikan antibiotik.

 Penderita usia neonatus, anak-anak dan


dewasa tua mempunyai prognosis yang
semakin jelek, yaitu dapat menimbulkan
cacat berat dan kematian

You might also like