You are on page 1of 34

BENEFIT COST RATIO

(B/C)
KELOMPOK 5

Aji Ginanjar
Ari Wardianto
Bagas Eka fauzi
Indra Mustakim
M Zenal
Wulan Sari Dewi
PENDAHULUAN
Pada pembahasan BCR, akan
ditemukan materi materi sebelumnya
seperti
PW, EUAC,EUAB yang digunakan
dalam perhitungan
IRR,MARR sebagai perbandingan
suatu kriteria pengambilan keputusan
PENDAHULUAN
• Net Present Value (NPV) dapat dijelaskan
selisih antara pengeluaran dan
pemasukan yang telah didiskon
• Internal Rate of Return (IRR) adalah suatu
tingkat bunga (bukan bunga bank) yang
menggambarkan tingkat keuntungan dari
suatu proyek atau investasi dalam
persentase pada saat dimana nilai NPV
sama dengan nol (Nilai IRR > MARR
maka investasi layak dilakukan)
• MARR adalah laju pengembalian minimum
PENDAHULUAN
• Equivalent Uniform Annual of
Benefit (EUAB) = pendistribusian
secara merata dari cash-in
menghasilkan rata-pendapatan
per tahun
• Equivalent Uniform Annual of
Cost (EUAC) = pendistribusian
cash-out secara merata
PENGERTIAN
• BCR merupakan suatu metode yang
menganalisis ongkos dan manfaat dari suatu
proyek
• Umumnya metode benefit cost ratio (BCR)
digunakan pada tahap awal evaluasi
perencanaan investasi sebagai analisis
tambahan dalam rangka validasi hasil
evaluasi yang telah dilakukan dengan
metode lain.
• Benefit Cost sering digunakan untuk
menganalisis kelayakan proyek-proyek
pemerintah.
PENJELASAN
• Semua pengeluaran(cost) adalah semua
biaya yang dikeluarkan .
• Semua manfaat(benefit) adalah
penghematan biaya yang dikeluarkan oleh
masyarakat dengan adanya proyek
tersebut/manfaat yang dirasakan
masyarakat (sebisa mungkin dinyatakan
kedalam nilai uang)
KRITERIA
Dalam Pengambilan keputusan
menggunakan metode BCR,
• Jika B/C ≥ 1 , maka alternatif investasi
atau proyek layak (feasible)
• Jika B/C < 1 , maka alternatif investasi
atau proyek tidak layak (not feasible)
*jika semua alternatif B/C <1 maka pilih alternatif dengan investasi
terkecil dan sebaliknya
KRITERIA
1.INPUT TETAP
Keadaan : Jumlah uang atau sumber input
tetap
Kriteria : Maksimasi (Benefit – Cost) atau
B/C
2. OUTPUT TETAP
Keadaan : Benefit/ Manfaat sudah tentu
Kriteria : Maksimasi (Benefit – Cost) atau
B/C
3. INPUT MAUPUN OUTPUT TIDAK TETAP
Kriteria : Jumlah Output/Input tidak tetap
Perhitungan
1. BC = EUACB – EUAC
𝑃𝑊 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡
2. Benefit Cost Ratio = =
𝑃𝑊 𝐶𝑜𝑠𝑡
𝐸𝑈𝐴𝐵
𝐸𝑈𝐴𝐶

Catatan:
Pada analisis B/C, biaya tidak didahului oleh
tanda minus
Alternatif Tunggal (Contoh soal
1)
Sebuah perusahaan sedang
mempertimbangkan untuk membeli
peralatan baru seharga Rp.35.000.000.
Dengan peralatan baru itu bisa dilakukan
penghematan sebesar Rp.500.000 per
tahun selama 5 tahun. Pada akhir tahun ke
5 peralatan itu memiliki nilai jual sebesar
30.000.000. apabila tingkat pengembalian
9% per tahun. Apakah pembelian peralatan
baru tersebut menguntungkan?
Jawaban
Penyelesaian :
Dengan menggunakan pendekatan present worth
maka semua biaya dan benefit ditarik ke present

𝑃𝑊 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡 500.000 (𝑃/𝐴,9%,5)+30.000.000 (𝑃/𝐹,9 %,5)


B/C = =
𝑃𝑊 𝐶𝑜𝑠𝑡 35.000.000

(500.000 (3,88966)+30.000.000 (0,64993)


B/C =
35.000.000

B/C= 0,61
karena kurang dari 1 maka investasi pembelian
peralatan baru tidak layak atau tidak
menguntungkan.
Alternatif Majemuk
Analisis Benefit Cost Ratio, banyak
merupakan alternatif yang jumlahnya lebih
dari satu. Untuk menghitung analisis
alternatif yang banyak , Kriteria
pengembalian keputusan berdasarkan nilai
B/C yang diperoleh.
Jika dari 2 alternatif yang dibandingkan
diperoleh nilai B/C ≥1 , maka alternatif
dengan biaya yang lebih besarlah yang
dipilih. Namun jika dari dua alternatif yang
dibandingkan diperoleh nilai B/C<1, maka
Contoh soal 2
Perusahaan BUMN menghadapi dua pilihan
alat yang dapat dipasang untuk mengurangi
ongkos pelayanan umum, kedua alat
berharga Rp.1000,- dengan umur 5 Tahun.
Alat A diharapkan memberikan
penghematan tahunan sebesar RP.300,-.
Alat B memberikan penghematan Rp.400,-
pada tahun pertama dan turun Rp.50,-
pertahun. Jika suku bunga 7% ,alat mana
yang dibeli ?
Jawaban
Penyelesaian dapat diperjelas dengan
memasukan angka ke dalam tabel / Cash
Flow
Jawaban
(PW PENGELUARAN = 1000)
Alat A
PW Pendapat = 300(P/A,7%,5)
= 300(4.100)
= 1230
Maka B/C = 1230/1000=1.23
ALAT B
PW Pendapatan = 400(P/A,7%,5)-50(P/G,7%,5)
= 400(4.100) – 50(7.654)
= 1258
Maka B/C = 1258/1000 = 1.258
Untuk memaksimalkan BCR, maka Pilih Alat B
Contoh Soal 3
Dua buah mesin yang dapat dibeli, bila
i=10%, mesin mana yang dipilih ? Gunakan
analisis tahunan
Mesin X Mesin Y

Ongkos Awal 200 700

UAB 95 120

Nilai Sisa 50 150

Umur 6 Tahun 12 Tahun


Agar umur mesin jadi sama maka, sehingga
dijadikan seperti
TAHUN berikut
MESIN X : MESIN Y
0 -200 +120
1 +95 +120
2 +95 +120
3 +95 +120
4 +95 +120
5 +95 +120
+95
6 +50 +120
-200
7 +95 +120
8 +95 +120
9 +95 +120
10 +95 +120
11 +95 +120
+95 +120
12
+50 +150
Penyelesaian
*Nilai sisa dimasukan sebagai pengurangan ongkos
Mesin X
EUAC = 200(A/P,10%,6)-50(A/F,10%,6) = 40
EUAB = 95
Mesin Y
EUAC = 700(A/P,10%,12)-150(A/F,10%,12) = 96
EUAB = 120
∆ 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡 (120−95)
Maka, BCR = − = 0.45
∆ 𝐶𝑜𝑠𝑡 (96−40)

Terlihat nilai BCR lebih kecil dari satu, jika harus memilih
maka pilih alternatif degan Cost paling kecil yaitu mesin X
SELEKSI ALTERNATIF
Jika terdapat ≥ 2 alternatif yang saling terpisah (mutually
exclusive).
Langkah:
1) Memperkirakan total equivalent costs untuk semua
alternatif.
2) Menentukan peringkat alternatif dari rendah ke tinggi
berdasarkan jumlah biaya dalam penyebut
3) Menghitung incremental cost(ΔC) untuk biaya
alternatif yang lebih besar.
4) Hitung total manfaat (benefits) dan disbenefits untuk
kedua alternatif yaitu incremental benefits(ΔB) untuk
biaya alternatif yang lebih besar
5) Hitung rasio ΔB/C : B/C
6) Terima alternatif biaya tertinggi jika ΔB/C ≥ 1
Studi Kasus
Sebuah Perushaan pemerintah akan membeli
sebuah mesin untuk meningkatkan
pendapatannya. Dual alternatif mesin dengan
usia pakai masing-masing sama yaitu 10 tahun
ditawarkan kepada perusahaan
Keuntun Nilai: sisa di
Mesi Harga gan per akhir usia
n beli tahun pakai (Rp)
X 3.000.00 700.000 1.000.000
0
Y 3.500.00 800.000 1.500.000
0

Dengan MARR 15% per tahun, tentukan mesin


Penyelesaian
Urutan Alternatif : Do Nothing (DN), Mesin
X, Mesin Y
• Membandingkan DN dengan mesin X
Inkremen
Tahun DN (1) Mesin X tal
(2) (3)=(2) –
(1)
0 0 - -
3.000.000 3.000.000
1-9 0 700.00 700.00
0 0
10 0 1.700.000 1.700.000
Perhitungan
B/C =
700.000 (P/A,15%,10)+1.000.000 (P/F,15%,10)
3.000.000

B/C =
700.000 (5,01877)+1.000.000 (0,24718)
3.000.000

B/C= 1,25

Nilai B/C ≥ 1, pembelian X layak dilakukan


Penyelesaian
Membandingkan mesin X dan mesin Y :
Inkremen
Tahun Mesin X Mesin Y tal
(1) (2) (3)=(2) –
(1)
0 - - 500.000
3.000.000 3.500.000
1-9 700.000 800.000 100.000
10 1.700.000 2.300.000 600.000

*1,7 juta dan 2,3 juta merupakan penjumlahan annual benefit dengan salvage value
Perhitungan
B/C= 100.000 (P/A,15%,10)+500.000
(P/F,15%,10)/500.000
B/C= 100.000 (5,01877)+500.000
(0,24718)/500.000
B/C= 1,24 ,
Nilai B/C ≥ 1, pembelian Y layak dilakukan,
Namun sebelum itu, untuk kasus dengan
banyak alternatif yang bertipikal mutually
exclusive, maka jika 2 alternatif menghasilkan
Nilai B/C ≥ 1, maka lihat cost yang paling tinggi.
Maka dengan perhitungan B/C dan nilai cost
yang tinggi, alternatif jatuh pada alternatif Y.
SELEKSI ALTERNATIF
• Jika terdapat ≥ 3 alternatif yang saling terpisah
(mutually exclusive), harus dipilih salah satu.
• Lakukan perhitungan ΔB/C berpasangan.
• Aturan seleksi : memilih alternatif biaya
terbesar setelah menghitung inkremental
B/C ≥ 1 dan sebaliknya
Catatan : alternatif yang memilikinilai B/C < 1,0
dapat dihilangkan dan tidak perlu tidak
dipertimbangkan dalam analisis inkremental.
Studi Kasus 2
Ada 5 Alternatif yang Mutually exlusive .
Masing masing alternatfi mempunyai umur
20 tahun. Jika MARR = 6 %, alternatif mana
yang harus dipilih ?
A B C D E
Ongkos 4000 2000 6000 1000 10000
PW
7330 4700 8370 1340 9500
Benefit
BCR 1.83 2.35 1.46 1.34 0.95
Penyelesaian
Menyusun alternatif dari PW Cost terkecil
menuju terbesar
D B A C
Ongkos 1000 2000 4000 6000
PW
1340 4700 7330 8370
Benefit
BCR 1.34 2.35 1.83 1.46
Penyelesaian
Hitung BC Incremental
B-D A-B C-A
Ongkos 1000 2000 2000
PW Benefit 3360 2630 1400
BCR 3.36 1.32 0.70

Dari BCR Incremental tersebut maka,


• A dan C : BCR < 1, Pilih A
• B dan D : BCR > 1, Pilih B
• A dan B : BCR > 1, Pilih A
• Kesimpulan : Alternatif A merupakan
alternatif terbaik
Keuntungan Metode BCR
1. Dapat mengkur efisiensi ekonomi (ketika satu
pilihan dapat meningkatkan efisiensi, pilihan tsb
hrs diambil)
2. Tidak hanya membantu mengambil kebijakan
untuk memilih alternatif ,melainkan juga dapat
membandingkan alternatif-alternatif tersebut.
3. Dapat mengontrol perkembangan dari proyek
yang bersangkutan pada tahun-tahun ke depan.
4. Dapat mengkuantifikasikan biaya dan manfaat
yang bersifat kualitatif
5. Merupakan alat yang berharga dalam
pengambilan keputusan. Hal ini berguna karena
memberikan titik awal dari mana untuk memulai
evaluasi proyek.
Kekurangan
1. Tidak dapat mengukur aspek
multidimensional seperti
keberlangsungan,etika, partisipasi publik
dalam pembuatan keputusan dan nilai-nilai
sosial yg lain.
2. Potensi Ketidakakuratan dalam
Mengidentifikasi dan Mengukur Biaya dan
Manfaat Sebuah analisis biaya manfaat
mensyaratkan bahwa semua biaya dan
manfaat diidentifikasi dan diukur tepat
3. Peningkatan Subjektivitas untuk Biaya
Hubungan Hubungan
• Jika NPV > 1, maka BCR > 1 dan tingkat
pengembalian (IRR) akan lebih besar dari
DR (Discount Rate)
• Jika NPV = 0 , maka BCR = 1 dan Tingkat
pengembalian (IRR) sama dengan DR
(Discount Rate)
• Jika NPV < 1, maka BCR < 1 dan tingkat
pengembalian (IRR) akan lebih kecil dari
DR (Discount Rate)
Kesimpulan
BCR merupakan salah satu metode untuk
menganalisis ongkos dan manfaat pada
suatu proyek untuk suatu pengambilan
keputusan, biasanya digunakan pada
proyek proyek pemerintah dimana benefit
yang dimaksud adalah manfat yang
dirasakan masyarakat / penghematan yang
timbul dari proyek tersebut,dengan
mengkonversi ke dalam nilai uang.
Perhitungan yang digunakan merupakan
perhitungan dasar yang digunakan pada
TERIMA KASIH
MOHON MAAF ATAS
KEKURANGAN
&
SEMOGA BERMANFAAT
DAFTAR PUSTAKA
Ir.Emma Hermawati,MT. 2013. “Bahan Ajar
Ekonomi Teknik”Bandung.POLBAN
Drs.M.Giantman , MSIE, 2006, EKONOMI
TEKNIK, jakarta
Joewono Tri Basuki.2013”Tugas Mata Kuliah
Eknonomi Teknik” Bandung.UNPAR
Donald G. Newnan. Engineering Economic
Analysis. 3rd Edition, 1988. Engineering Press
Inc. California USA
E. Paul DeGarmo, Willam G. Sullivan, etall.
1997. Engineering Economy. 10th Edition.

You might also like