You are on page 1of 25

Jurnal Reading

oleh
Afriodita ary pratiwi
ni nyoman ayu jesiati
khusnul abidin
taufik hidayat

PEMBIMBING : dr. Benediktus Elie Lie, Sp. KJ


DEFINISI

Menurut PPDGJ III, gangguan afektif bipolar adalah suatu


gangguan suasana perasaan yang ditandai oleh adanya episode
berulang (sekurang-kurangnya dua episode) dimana afek pasien
dan tingkat aktivitas jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri
dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas
(mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan
afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi).
epidemiologi
Gangguan bipolar merupakan gangguan jiwa berat yang prevalensinya cukup
tinggi. Studi di berbagai negara menunjukkan bahwa risiko untuk terjadinya
gangguan bipolar sepanjang kehidupan adalah sekitar 1-2%. Studi Epidemiologic
Catchment Area (ECA) menemukan bahwa prevalensi sekali seumur hidup
gangguan bipolar adalah antara 0,6%-1,1% (antara 0,8%-1,1% pada pria dan
0,5%-1,3% pada wanita).Studi-studi yang dilakukan di Eropa menunjukkan bahwa
angka prevalensi gangguan bipolar mungkin mencapai 5%. Angka prevalensi dari
keseluruhan spektrum gangguan bipolar pada seumur hidup adalah 2,6-7,8%.
Etiologi
Faktor Genetik

50% pasien bipolar memiliki orang tua yang juga bipolar

Faktor Biologis

Melalui MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan PET (Psitron-Emission Tomography)


didapatkan jumlah substansia nigra dan aliran darah yang berkurang pada korteks
prefrontal subgenual

Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat menyebabkan stress perubahan faktor biologik


bertahan lama perubahan fungsional (neurotransmitter dan sistem pemberian
signal intraneural)
KRITERIA gangguan bipolar

Berdasarkan DSM-IV dibagi


menjadi 4 kriteria

Gangguan Bipolar I

Gangguan Bipolar II

Gangguan Siklotimik

Gejala Bipolar YTT


MANIFESTASI KLINIS
1. Menurun atau meningkatnya berat badan
atau nafsu makan
2. Sulit atau banyak tidur
3. Agitasi atau retardasi psikomotor
Episode Defresif 4. Fatigue atau berkurangnya tenaga
5. Menurunnya harga diri
6. Ide-ide tentang rasa bersalah, ragu-ragu
dan menurunnya konsentrasi
7. Pesimis
8. Pikiran berulang tentang kematian,
bunuh diri (dengan atau tanpa rencana)
atau tindakan bunuh diri.
LANJUTAN

1. Grandiositas atau percaya diri


berlebihan.
2. Berkurangnya kebutuhan tidur.
3. Cepat dan banyaknya pembicaraan.
4. Lompatan gagasan atau pikiran
berlomba
EPISODE MANIK 5. Perhatian mudah teralihf.
6. Peningkatan energy dan hiperaktivitas
psikomotor.
7. Meningkatnya aktivitas bertujuan
(social, seksual, pekerjaan dan
sekolah)
8. Tindakan-tindakan sembrono (ngebut,
boros, investasi tanpa perhitungan
yang matang.
paling sedikit 1 minggu pasien mengalami
episode mania dan depresi secara
bersamaan.
1. Mood Disforik (Lebih Sering), Iritable,
Marah
2. Serangan Panik
Episode Campuran 3. Bicara Cepat
4. Agitasi
5. Menangis
6. Ide Bunuh Diri
Penatalaksanaan Bipolar Secara Medikamentosa

Dimana pengobatan gangguan bipolar berfungsi untuk menstabilkam suasana


hati, kecemasan dan depresi:

Merupakan obat untuk Efek samping yang


Lithium carbonate menstabilkan suasana hati sering muncul adalah
Tab 200-400mg (mood stabilizer) yang mulut kering, gangguan
efektif pencernaan dan gelisah.
Efek samping tergantung
Anticonvulsants Merupakan obat untuk obat yang diminum, antara
250mg/5ml menstabilkan suasana lain berupa: pusing,
valproic acid hati (mood stabilizer) penambahan berat badan
yang efektif dan perasaan mengantuk
(drowsiness).

Antipsikotik Efek samping yang sering


Diberikan pada penderita
Quetiapine timbul penambahan berat
gangguan bipolar yang
Tab 25-300 badan, penglihatan kabur,
tidak cocok dengan obat
mg/hari (tremor), mengantuk dan
dari anticonvulsants
detak jantung yang cepat.
Penatalaksanaan Bipolar Secara Non-
medikamentosa
Cognitive
behavior therapy
(CBT)

Psychoeducation.

Tindakan
PSIKOTERAPI Terakhir
ECT
Family therapy

Group therapy
Jurnal
Strategi Baru Pada Terapi Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar mempengaruhi 5-8% populasi umum tantangan bagi kita semua

Mengakui heterogenitas
genetik
Strategi baru dalam pengobatan
bipolar berfokus pada :
Pentingnya faktor
psikososial (asal - usul
dan perkembangan
penyakit)
PENTINGNYA DETEKSI DAN PENGOBATAN AWAL GANGGUAN BIPOLAR

Apabila pengobatan tertunda


1. Terapi gagal
Gangguan bipolar memiliki 2. Gangguan memburuk
3. Meningkatkan resiko bunuh diri
presentasi untuk jadi 4. Beralih ke fase yang berlawanan
berulang sebesar (46-65%)
TERAPI PENDEKATAN PRESONALISASI

Fokus utama ada pada tiga aspek:

1. Pengobatan secara individual dan farmakogenetik yang disesuaikan


menggunakan agen yang diakui

2. Mempertimbangkan modalitas pengobatan baru (inhibitor protein c kinase,


inhibitor glikogenik sintase kinase, inhibitor neurotransmisi glutamate )

3. Meningkatkan hasil prognosis yang yang sejauh ini terabaikan yakni patologi
gangguan afektif bipolar seperti defisit neurokognitif, gejala sisa dan tingginya
mortalitas
Strategi pengobatan baru
Drug of Choice Bipolar Lithium

Antipsikotik

Antikonvulsan

Obat lainnya
Antidepresan

Ansiolitik
Untuk membuat sebuah agen teraupetik baru untuk ggn afektif bipolar dpt
ditentukan secara 2 arah

1. Meneliti dan menemukan mekanisme aksi molekuler yang relevan dari obat
yang sudah ada
2. Meneliti dan mengungkapkan patofisiologi penyakit itu sendiri kmd dijadikan
pedoman untuk membentuk agen baru yg fungsi : meringankan,
menghilangkan atau menghambat perkembangan patologis
Proses patologis pada postsynaptic Ketidakstabilan membran sel
khususnya tingkat massenger dan ketidakseimbangan
kedua neurotransmitter

Penelitian

Gangguan Bipolar
1. Penghambatan inositol monophosphatase
sehingga melemahkan transduksi sinyal
dalam jalur phosphatidylinositol dan
memodulasi respon sel terhadap
perubahan sistem neurotrasmiter
2. Menghambat enzim glikogen sintase
kinase - 3 ( GSK-3) GSK-3 merupakan
komponen terbanyak yang berada dijalur
sinyal dan akan menimbulkan berbagai
macam efek apabila diinhibisi
3. Penghambatan siklooksigenase 2 yang
memediasi jalur asam arakhidonat
Pendekatan Kotemporer Untuk Pengobatan
Gangguan Bipolar

Pengobatan

1. Monoterapi

2. Kombinasi : disesuaikan dengan profil klinis

Antipsikotik atipikal atau


Stabilisator mood
antidepresan
Tatalaksanan Farmakologis Akut
A. Gangguan Bipolar Epis. Utama Manik
Lini pertama : lithium , sodium valproat, divalporex (

seminartum valproate), carbamazepin dan antipsikotik generasi kedua


Lini kedua : clonazepam, lorazepam, dan golongan benzodiazepine
lainnya

Obat dengan resiko paling rendah untuk beralih ke-episode depresi : olanzapine,
quetiapine, risperidone dan aripriprazole
Cont..
B. Gangguan Bipolar Epis. Utama Depresif
Lini kedua
: Lamotrigin, lihium, kombinasi (olanzapin + fluoxetine) dan
terapi ECT
Lini pertama : Bupropion, paroxetine, venlafaxine dan bbrp antidepresan baru
Hati-hati dengan penggunaan obat
antidepresan terutama gol Trisiklik dan MAOI

1. Memiliki resiko tinggi terjadinya perubahan siklus


2. Antidepresan tidak signifikan untuk mencegah
bunuh diri
3. Antidepresan kurang efektif pada depresi bipolar
akut, kejadian berulang dan pencegahan episode
baru
Gangguan Bipolar Episode Campuran

Terapi dengan carbamazepin dan sebagian besar


antipsikotik atipikal

Antipsikotik atipikal

1. Olanzapin
2. Risperidone
3. Aripriprazole
4. Ziprasidone
Pencegahan Bipolar
Pencegahan kekambuhan : setelah menekan fase akut - obat ttp diberikan
dengan dosis serendah mungkin

Profilaksis : setelah semua gejala berangsur hilang, gejala sisa (-)

Antipsikotik atipikal juga efektif untuk mencegah episode berulang terutama


dengan gejala psikotik (lamotrigine)
Psikoedukasi Dan Psikoterapi
PSIKOEDUKASI PSIKOTERAPI

Mengatasi penyakit
kronis dan
komorbiditas

1. Memberi informasi Teknik yang sering


kepada pasien mengenai digunakan :
penyakit dan obat-obatan 1. Terapi ritme sosial
2. Pengaturan gaya hidup 2. Terapi interpersonal
3. Mengenali gejala 3. Terapi kognitif-perilaku
prodormal 4. Terapi berorientasi
4. Memperoleh kebiasaan keluarga
positif
5. Mengetahui pentingnya
kepatuhan minum obat

You might also like