You are on page 1of 5

Diagnosis

• Diagnosis di bid. Psikiatri menurut DSM III-


IV/PPDGJ II-III menggunakan 5 aksis:
• Aksis I : Klinis
• Aksis II : Gangguan Kepribadian / Retardasi
Mental
• Aksis III : Kondisi medis umum
• Aksis IV : Psikososial dan Lingkungan
• Aksis V : Taraf Fungsi sosial dan pekerjaan
Pasien didiagnosis dengan Gangguan Waham,
dengan diagnosis multiaksial sebagai berikut:
• Aksis I : F.22 Gangguan waham menetap
• Aksis II : Gangguan kepribadian paranoid (F60)
• Aksis III :-
• Axis IV masalah pemakaian obat psikotropika dan
lingkungan lainnya
• Axis V : beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas
Diagnosis gangguan waham
Pedoman diagnostik :
• Waham-waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis
atau gejala yang paling mencolok. Waham-waham tersebut
(baik tunggal maupun sebagai suatu sistem waham) harus
sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya, dan harus bersifat
khas pribadi (personal) dan bukan budaya setempat.
• Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif
yang lengkap/ ”full-blown” (F32) mungkin terjadi secara
intermitten, dengan syarat bahwa waham-waham tersebut
menetap pada saat-saat tidak terdapat gangguan afektif
itu.
• Tidak boleh ada bukti-bukti tentang adanya penyakit otak
• Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau
hanya kadang-kadang saja dan bersifat
sementara
• Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia
(waham dikendalikan, siar pikiran,
penumpukan afek dsb)
Syarat Waham
• Non realistik
• Egosentris berasal dari diri pasien
• Tidak dpt dipatahkan
• 100% diyakini
• Tdk logis

Sumber :
• Buku ppdgj III dan DSM-5, dan ppt dr. yulinar

You might also like