You are on page 1of 34

HEMORRHOID

Revina Rinda Mutia


120070100106

Preseptor :
dr. Abdul Raziq Jamil, Sp.B

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH


BAGIAN ILMU BEDAH
RSUD SOLOK
Anatomi
Vaskularisasi
Inferior mesenteric artery

Middle sacral
artery

Internal iliaca
artery

Superior rectal
artery

Medial rectal
artery

Inferior rectal
artery
Vaskularisasi
Nervus
DEFINISI
Hemoroid merupakan jaringan normal
yang terdapat pada semua orang, yang
terdiri atas pleksus arteri-vena

Hemorrhoid berasal dari bahasa yunani


haem= darah, rhoos= mengalir

Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi


pembuluh darah vena di daerah anus
yang berasal dari pleksus hemoroidalis.
Faktor Resiko

Anatomi
Pekerjaan
Umur
Mekanis
Endokrin
Patofisiologi

Faktor resiko

Kongesti vena Perlekatan Bantalan anal &


hemoroidalis dinding anal berkurang

Aliran balik vena


terganggu Pembesaran
bantalan anal
Peningkatan tekanan
vena hemoroidalis

Pelebaran vena
hemoroidalis

Prolaps
Mendapat
gesekan Tekanan saat Tekanan sfingter
defekasi saat kontraksi

Nyeri dan iritasi kulit


perianal Ruptur pembuluh darah Hambatan
aliran vena

Perdarahan Trombosis
Klasifikasi

Hemorrhoid
interna Hemorrhoid
eksterna
Klasifikasi Derajat Hemoroid
Derajat Berdarah Prolaps Reposisi (masuk kembali)
I (+) (-) (-)
Perdarahan merah segar pada Tidak prolapse ke luar
rectum paska defekasi kanalis anus
II (+) (+) (+)
Dapat masuk ke anus secara
spontan
III (+) (+) (+)
Dapat masuk ke anus dengan
bantuan dorongan jari
IV (+) (+)
Menonjol ke luar dan Tidak dapat dimasukkan
menetap kembali ke kanalis anus
* Derajat IV : Cenderung mengalami thrombosis & infark (karena terjepit juga oleh otot)
Hemoroid interna
Hemoroid dengan trombosis
Bentuk hemoroid eksterna

Skin tags
Trombosis

Biasa
Perdarahan

Gambaran Nyeri
Pruritus hebat
klinis

Prolaps
Pemeriksaan fisik

Hemoroid Tampak pada inspeksi,


Eksterna terutama jika sudah trombus

Inspeksi

Tampak pada saat kondisi


Hemoroid
prolaps dengan cara
Interna
menyuruh pasien mengejan
Palpasi
Rectal Toucher
• Menyingkirkan diagnosis
banding.
• Hemoroid interna 
Tidak teraba  tekanan
vena tidak tinggi, nyeri(-)
Anoskopi

• Hemoroid interna yang tidak menonjol ke


luar
• Terlihat penonjolan struktur vaskuler ke
dalam lumen, makin nyata saat pasien
mengejan.
• Tentukan: letak, besar, banyaknya
benjolan, dan ada tanda-tanda radang /
tidak

Proktosigmoidoskopi
• Memastikan bahwa keluhan bukan
disebabkan oleh proses radang atau
keganasan di sigmoid.
Karsinoma Penyakit
kolorektum divertikel

Colitis
Polip
ulseratif
TATALAKSANA

Non farmakologi (Derajat I & II)

1. Edukasi :
• Perubahan pola makan
• Perbaikan pola defekasi (BMP)
• Bila prolapse
Reposisi dengan jari >>istirahat baring dan
kompres lokal >>Rendam duduk di air hangat
Farmakologi
2. Obat simptomatik meredakan pruritus
dan nyeri.
krim atau supositoria

3. Obat memperbaiki defekasi :


• Pencahar ( stool softener)
contoh : dulcolax 5-10 mg
4. Obat untuk menghentikan perdarahan
▫ Ardium HD
 Terdiri atas fraksi-fraksi flavonoid
 Gunanya adalah untuk mengecilkan pembuluh
darah yang telah berdilatasi
 Dosis
 Hemoroid serangan akut
▫ 6 tablet / hari, selama 4 hari pertama
▫ 4 tablet / hari untuk 3 hari selanjutnya
 Hemoroid kronis
▫ 2 tablet / hari
Konservatif

 Skleroterapi
 Penyuntikkan larutan kimia (fenol
oil 5%)  Jadi nekrotik 
Terlepas dan terbuang melalui
defekasi.
 Lokasi: submukosa di atas linea
dentata.
 Kekurangan: infeksi dan reaksi
hipersensitivias obat
 Ligasi dengan karet gelang

 Indikasi: hemoroid besar dan prolaps


 Diikat dengan karet di ujung bagian atasnya  Jadi
nekrotik  Terlepas
 Penyulit: infeksi, perdarahan
Terapi bedah

• Hemoroidektomi

▫ Hemoroid derajat III dan IV.


▫ Suatu tindakan pembedahan dengan cara
pengangkatan pleksus hemoroidalis dan mukosa/
tanpa mukosa yang hanya dilakukan pada jaringan
yang benar-benar berlebih.
Prinsip

▫ Eksisi hanya pada jaringan yg berlebihan.


▫ Eksisi sehemat mungkin pada anoderm dan kulit
yang normal dengan tidak mengganggu sfingter
anus.
Hemoroidektomi dibagi menjadi 2:
▫ Tertutup (Ferguson’s method)
mukosa anorektal akan ditutup dengan jahitan,
setelah eksisi.
▫ Terbuka (Milligan & Morgan method)
Setelah eksisi luka tersebut tidak dijahit, tapi
ditutup dengan kassa .
Hemoroidopeksi dengan stapler
▫ Menarik mukosa dan
jaringan submukosa rektum
distal ke atas dengan
menggunakan sejenis stapler,
dan hemoroid kembali ke
posisi semula.
▫ Perdarahannya minim dan
nyeri post-operasinya lebih
sedikit.
Komplikasi
• Anemia karena perdarahan ringan yang lama
• Hemoroid interna yang prolaps menjadi
ireponibel  nekrosis
• Emboli septik melalui sistem portal
Prognosis
• Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid
simptomatis  asimptomatis.
• Hemoroidektomi pada umumnya memberikan
hasil yang baik, namun bisa muncul kembali
(rekuren) dengan angka kejadian rekuren
sekitar 2-5%.
Pencegahan
• Hindari mengedan terlalu kuat saat buang air
besar.
• Cegah konstipasi : mengonsumsi makanan kaya
serat (sayur dan buah serta kacang-kacangan)
,banyak minum air putih untuk melancarkan
defekasi.
• Jangan menunda-nunda jika ingin buang air
besar sebelum feses menjadi keras.
KESIMPULAN
Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi
pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal
dari pleksus hemoroidalis. Hemoroid dibedakan
hemoroid interna dan eksterna. Hemoroid interna
adalah pelebaran pleksus v.hemoroidalis superior
diatas garis mukokutan (linea dentata). Hemoroid
eksterna adalah pelebaran dan penonjolan pleksus
hemoroid inferior terdapat di bawah linea dentata.
Penatalaksanaan hemoroid terdiri dari terapi non
bedah, konservatif dan terapi bedah. Terapi dilakukan
berdasarkan klasifikasi dan derajat dari hemoroid.
•TERIMA KASIH
Daftar Pustaka
1. Jong De. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. Usus Halus,
Apendiks, Kolon, dan Rektum. Jakarta : EGC. P : 788-792.
2. Werner Kahle ( Helmut Leonhardt,werner platzer ), dr Marjadi
Hardjasudarma ( alih bahasa ), 1998, Berwarna dan teks anatomi
Manusia Alat – Alat Dalam,p:232
3. Arullani A and Capello G.Diagnosis And Current Treatment Of
Hemorrhoidal Disease. Angiology. 1994;45:560-565
4. Barnet JL. Anorectal Diseases dalam Textbook of
Gastroenterology ed.3. Yamada T(ed) Lippincot
William&Wilkins.Philadelphia.1999:2083-2088.
5. Syamsuhidayat R, Jong W.D, Buku Ajar Bedah, EGC,Jakarta,
pemeriksaan penunjang:910 – 912
6. Mansjur A dkk ( editor ), 1999, Kapita selecta Kedokteran, Jilid II,
Edisi III, FK UI, Jakarta,pemeriksaan penunjang: 321 – 324.
7. Linchan W.M,1994,Sabiston Buku Ajar Bedah Jilid II,EGC,
Jakarta,hal 56 – 59.

You might also like