You are on page 1of 37

LAPORAN KASUS

HEMOROID
Oleh :
dr. Dara Hafisah

Pembimbing :
dr. Rini Restiyati

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RSUD DATU SANGGUL RANTAU
TAPIN, KALIMANTAN SELATAN
PENDAHULUAN
 Hemoroid adalah pembengkakan atau distensi vena
di daerah anaorektal. Sering terjadi namun kurang
diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan
nyeri dan perdarahan. Istilah hemoroid lebih
dikenal sebagai ambeien atau wasir oleh
masyarakat awam.
 Secara sederhana kita bisa menganggap hemoroid
sebagai pelebaran pembuluh darah.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Tn. S
 No RM : 187782
 Jenis Kelamin : Laki-Laki
 Usia : 47 Tahun
 Alamat : Jl. Pinus Rahayu. Martapura
 Agama : Islam
 Tanggal Masuk RS : 01 April 2022
ANAMNESIS (01 April 2022)
a. Keluhan Utama : Nyeri di dubur
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan nyeri di dubur setelah BAB sudah
dirasakan lebih kurang 1 minggu ini dan memberat dalam 1 hari
SMRS. Setiap os BAB muncul benjolan, benjolan masih bisa
dimasukkan dengan jari. Sebelumnya pasien mengaku pernah sakit
ambeyen tahun 2020, muncul benjolan lunak pada anus, pasien
berobat tradisional dan benjolannya hilang. Istri os mengatakan
selama 1 minggu ini os selalu merasakan nyeri setiap kali BAB dan
juga disertai keluar darah segar menetes-netes setiap kali BAB.
Posisi nyeri dan benjolan yaitu sebelah kiri (arah jam 3), kanan
posterior (arah jam 7), dan kanan anterior (arah jam 11). BAB keras
(+). 1 minggu ini os juga merasakan tidak nafsu makan dan disertai
mual juga muntah. BAK (+) normal.
c. Riwayat Penyakit Dahulu :
- Keluhan serupa (+) 2 thn yang lalu
- HT dan DM tidak diketahui.
- Riwayat Penyakit kuning tidak diketahui
- Riwayat Operasi (-)
d. Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada yang
mempunyai keluhan serupa seperti pasien.
e. Riwayat Pengobatan : Obat anti nyeri.
f. Riwayat Kebiasaan :
- Pasien sering makan tidak teratur
- Pasien jarang makan buah dan sayur
- Minum obat jangka panjang (-)
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Composmentis
• Tekanan darah : 120/80 mmHg
• HR : 88 x/menit, reguler
• RR : 20 x/menit
• Suhu : 36,1 C
• BB : 65 kg
• TB : 158 cm
Pemeriksaan Fisik
• Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
edema tidak ada
• THT : MT intak, tidak hiperemis, rhinorea tidak ada,
deformitas tidak ada, tonsil T1-T1, faring tidak hiperemis
• Pulmo : simetris, retraksi tidak ada, sonor, Vesikuler,
ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada
• Cor : S1S2 normal, murmur tidak ada, gallop tidak ada
• Abdomen : Datar, supel, timpani, hepar/lien tidak teraba,
BU normal, nyeri tekan tidak ada
• Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema tidak
ada, sianosis tidak ada
Pemeriksaan Fisik
 Status lokalis anus : Pasien dibaringkan dengan
posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan
menempel pada tempat tidur.
a. Inspeksi :
Terlihat ada benjolan di sekitar anus
Warna benjolan terlihat kemerahan
Benjolan terletak di dalam (Interna)
b. Palpasi :
RT dilakukan dan dijumpai darah segar
Pemeriksaan Penunjang

Jenis Pemeriksaan Hasil


HEMATOLOGI LENGKAP
Hemoglobin 12,6 g/dL
Hematokrit 45,70 %
Eritrosit 5,04
Leukosit 5,3 10^3/uL
Trombosit 263 10^3/uL
basofil 1.00
Eosinofil 3.00
Neutrofil 46,00
Limfosit 41.00
Monosit 9,00
GDS 118
PENATALAKSANAAN
 IVFD RL 20tpm
 Inj. Antrain 1amp/8jam
 Inj. Ranitidin 50mg/12jam
 Inj. As. Traneksamat 250mg (K/P)
 Po. Ambeven 3x2tab
 Diet tinggi serat untuk melancarkan BAB
 Rencana Op (02 April 2022)
PROGNOSIS
 Quo ad vitam : dubia ad bonam
 Quo ad functionam : dubia ad bonam
 Quo ad sanationam : dubia ad bonam
DIAGNOSA

Hemoroid Interna gread II - III


Definisi
Hemorroid adalah
gangguan sirkulasi darah
yang berupa pelebaran
pembuluh darah (dilatasi)
vena. Pelebaran tersebut
disebabkan oleh
bendungan darah dalam
susunan pembuluh vena,
bukan merupakan suatu
keadaan yang patologis
namun bila menimbulkan
keluhan harus segera
dilakukan tindakan.
Etiologi
• Faktor mengejan pada buang air besar yang sulit
• Pola buang air besar yang salah (lebih banyak memakai jamban duduk,
terlalu lama duduk di jamban sambil membaca, merokok)
• Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor (tumor usus, tumor
abdomen)
• Kehamilan (disebabkan tekanan janin pada abdomen dan perubahan
hormonal)
• Usia tua
• Konstipasi kronik
• Diare kronik dan diare akut yang berlebihan
• Hubungan seks peranal
• Kurang minum air
• Kurang makan makanan berserat (sayur dan buah)
• Kurang olahraga/imobilisasi. 
Patogenesis
Peningkatan tekanan intraabdomen

Hambatan venous return

Pelebaran/penonjolan pleksus venosus

Mukosa terdorong ke distal oleh feses yang keras

Mengejan

Pelvic floor terdorong ke bawah  prolaps mukosa ani


Klasifikasi hemoroid

Hemoroid •Hemoroid interna adalah pelebaran pleksus v. hemorrhoidalis superior, di atas


mucocutaneus junction, dan diliputi mukosa.
•Posisi tersering yaitu kiri lateral (arah jam 3), kanan posterior (arah jam 7), dan kanan

Interna anterior (arah jam 11).

Hemoroid •Hemoroid eksterna adalah pelebaran pleksus v. hemorrhoidalis inferior, di bawah


mucocutaneus junction, dan diliputi epitel anal canal

Eksterna
ANAM N E SA D IAG N O SA
HEMOROID

Hemoroid Interna Hemoroid


Perdarahan pada waktu
Ekstera

defekasi, darah yang keluar


berwarna merah segar,, nyeri • Rasa tidak enak di
(-) anus
• BAB kadang – kadang
bercampur lendir
• Nyeri ( ± ). Nyeri (+)
• Prolaps pada saat defekasi jika ada thrombus
• Rasa tidak enak di anus • Iritasi kronis
• Rasa gatal di sekitar anus
• Gejala anemia
Derajat hemoroid interna
• Perdarahan merah segar tanpa nyeri pada waktu defekasi.
• tidak terdapat prolaps keluar canal anal
Derajat 1 • pada anoskopi terlihat hemoroid yang membesar dan
menonjol ke dalam lumen

Derajat 2 •menonjol melalui kanalis analis pada saat mengedan ringan tapi dapat masuk kembali secara spontan

Derajat 3 •hemoroid menonjol saat mengedan dan harus didorong kembali masuk secara manual ke dalam anus sesudah defekasi

Derajat 4 •merupakan hemoroid yang menonjol keluar dan tidak dapat didorong masuk
Diagnosis

Anamn • Keluhan klinis berdasarkan klasifikasi


hemoroid (derajat 1-4)

esis
• inspeksi perianal untuk melihat ada atau
tidaknya fisura, fistula, polip, atau tumor. Selain
itu ukuran, perdarahan, dan tingkat keparahan

Pemeriks
inflamasi juga harus dinilai
• pembengkakan vena yang mengindikasikan
hemoroid eksternal atau hemoroid interna yang

aan Fisik mengalami prolaps.


• Rectal Toucher (RT): untuk menyingkirkan
keganasan dan pemeriksaan tonus ani. Saat RT,
hemoroid mungkin tidak teraba karena terjadi
Pemeri •Anoskopi  untuk menilai mukosa rektal dan
mengevaluasi tingkat pembesaran hemoroid

ksaan •Sigmoidoskopi  penilaian anus dan rektum,


penting untuk menyingkirkan keganasan
sebagai penyebab lain

Penunj
•Enteroskopi  untuk memastikan kelainan di
usus halus
•Rontgen barium enema/kolonoskopi total 

ang
memastikan kelainan di kolon
Diagnosis Banding

Fissura ani

Hematom perianal

Polyp colorectal
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan

Medis Terapi Bedah

Nonfarma Farmakolo
kologis gis
Penatalaksanaan medis non farmakologis

Perbaikan pola hidup

Perbaikan pola makan dan minum

Perbaiki pola/cara defekasi


Penatalaksanaan Medis farmakologis

Obat untuk memperbaiki defekasi

1. Suplemen serat (fiber supplement)


- contoh: psyllium atau isphagula Husk
bulk laxative: menyerap air  membesarkan volume tinja
 meningkatkan peristaltik

2. Obat laksan/pencahar
- contoh: natrium dioktil sulfosuksinat
sebagai anionic surfactant  merangsang sekresi mukosa
usus halus  meningkatkan penetrasi cairan ke dalam tinja
Obat Simtomatik

• Bertujuan menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa


gatal, nyeri, atau kerusakan kulit di daerah anus
• Anestetik topikal untuk mengurangi rasa nyeri, contoh:
Lidocaine ointment 5%
• Analgesik: acetaminophen
• Mild astringent  untuk mengurangi rasa gatal pada
perianal, contoh: Hamamelis water (Witch hazel)
Obat Menghentikan Perdarahan

• Menggunakan obat dengan campuran diosmin (90%) dan


hesperidin (10%) dalam bentuk micronized
• Contoh: Ardium HD ( Micronized purified flavonoid
fraction)
• Mekanisme kerja: kontraksi vena  menurunkan
ekstravasasi dari kapiler dan menghambat reaksi
inflamasi terhadap prostaglandin (PGE2, PGF2).
Terapi Bedah
Indikasi pembedahan menurut HIST (Hemorrhoid Institute of South
Texas):

a. Hemoroid interna derajat II berulang.


b. Hemoroid derajat III dan IV dengan gejala.
c. Mukosa rektum menonjol keluar anus.
d. Hemoroid derajat I dan II dengan penyakit penyerta seperti fisura.
e. Kegagalan penatalaksanaan konservatif.
f. Permintaan pasien.
 
 
Jenis terapi bedah

Schlerotheraphy
• Untuk grade I dan II yang tidak sembuh
dengan perubahan diet dan pencegahan
mengejan
• Inj. Phenolin oil 5% 3-5 ml (scleroting
agent) submukosa pada pangkalnya,
interval 4-6 minggu peradangan steril
 reaksi fibrosis  obliterasi hemoroid
 atropi hemoroid
Rubber Band Ligation
• Pada hemoroid yang besar atau yang mengalami prolaps
• Dengan Barron’s band mukosa di atas hemoroid yang
menonjol dijepit dan ditarik atau dihisap ke dalam tabung
ligator khusus  Gelang karet didorong dari ligator 
ditempatkan secara rapat di sekeliling mukosa pleksus
hemoroidalis  obliterasi pembuluh darah hemoroid
(nekrosis iskemik)

Cryotherapy.
Teknik ini dilakukan dengan menggunakan
temperatur yang sangat rendah untuk merusak
jaringan  akibat kristal yang terbentuk di
dalam sel, menghancurkan membran sel dan
jaringan
* Tidak digunakan secara luas karena mukosa
yang nekrotik sukar ditentukan luasnya
prognosis
• Dengan terapi yang sesuai, pasien yang
simptomatik akan menjadi asimtomatik
• Terapi operatif dengan hemoroidektomi hasilnya
sangat baik, namun bisa rekuren dengan angka
kejadian rekuren sekitar 2-5%
PEMBAHASAN
ANAMNESIS
Teori Kasus
 Pembengkakan dan  Nyeri di anus setelah

peradangan pada BAB


pembuluh darah balik  Pada saat BAB keluar
(vena) pada daerah darah segar
rektum atau anus.  Terdapat benjolan di

anus
PEMERIKSAAN FISIK

Teori Kasus
 Hemoroid dapat diraba  Teraba benjolan (+),
apabila sangat besar
ada kemerahan
 Rectal Toucher (RT): untuk
menyingkirkan keganasan  RT dilakukan
dan pemeriksaan tonus ani. dijumpai darah segar
Saat RT, hemoroid mungkin
tidak teraba karena terjadi
pengosongan akibat tekanan
jari pemeriksa
ANAMNESA DIAGNOSA HEMOROID

Hemoroid Interna (Teori) Hemoroid Interna


 Perdarahan pada waktu (Kasus)
defekasi, darah yang keluar
 Saat BAB keluar
berwarna merah segar,,
nyeri (-) darah segar
 BAB kadang – kadang  Terdapat benjolan
bercampur lendir setelah BAB
 Prolaps pada saat defekasi
 Rasa nyeri di anus
 Rasa tidak enak di anus

 Rasa gatal di sekitar anus

 Gejala anemia
TATALAKSANA
Teori
Terapi Non Farmakologis Kasus
 Perbaikan pola makan dan minum  IVFD RL 20tpm
Terapi Farmakologis  Inj. Ketorolac 1amp/8jam
 Analgesik: acetaminophen, Ketorolac,

Antrain  Inj. Ranitidin 50mg/12jam


 Menggunakan obat dengan campuran
 Inj. As. Traneksamat
diosmin (90%) dan hesperidin (10%)
dalam bentuk micronized. Contoh: 250mg (K/P)
Ardium HD ( Micronized purified
 Po. Ambeven 3x2tab
flavonoid fraction)
Terapi Pembedahan  Diet tinggi serat untuk
a. Hemoroid interna derajat II berulang. melancarkan BAB
b. Hemoroid derajat III dan IV dengan
 Rencana Op (02 April
gejala.
c. Mukosa rektum menonjol keluar anus. 2022)
d. Hemoroid derajat I dan II dengan
penyakit penyerta seperti fisura.

You might also like