You are on page 1of 26

 Di susun oleh kelompok 3 :

 ANNISWAH SHALIHAH (P2.31.33.0.14.004)


 APRIANY (P2.31.33.0.14.005)
 EVI NURFITRIA SARI (P2.31.33.0.14.010)
 M. RIDWAN ALANSYAH (P2.31.33.0.14.027)
 WAHYUNI NURHAYATI (P2.31.33.0.14.045)
 suatu rangkaian proses yang sistematis dan
berkesinambungan dalam pengumpulan, analisa dan
interpretasi data kesehatan dalam upaya untuk
menguraikan dan memantau suatu peristiwa
kesehatan.
 Menurut WHO
 Menurut Centers for Disease Control ( CDC ), 1996
 Menurut Nur Nasry Noor (2000)
 Menurut Karyadi (1994)
Tujuan umum surveilans :

 Memantau kecenderungan penyakit


 Deteksi dan prediksi terjadinya KLB
 Memantau kemajuan suatu program pemberantasan
 Menyediakan informasi untuk perencanaan
pembangunan pelayanan kesehatan
 Pembuatan policy dan kebijakan pemberantasan
penyakit
Tujuan khusus surveilans :

 Memonitor kecenderungan (trends) penyakit


 Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit,
untuk mendeteksi dini outbreak
 Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban
penyakit (disease burden) pada populasi
 Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu
perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi
program kesehatan
 Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan
 Mengidentifikasi kebutuhan riset
 Penyelenggaraan Berdasarkan Metode Pelaksanaan
 Penyelenggaraan berdasarkan Aktifitas Pengumpulan
Data
 Penyelenggaraan Berdasarkan Pola Pelaksanaan
 Penyelenggaraan berdasarkan Kualitas Pemeriksaan
 Surveilans Epidemiologi Rutin Terpadu
 Surveilans epidemiologi Khusus
 Surveilans sentinel
 Studi epidemiologi
 Surveilans Aktif : penyelenggaraan Surveilans epidemilogi dimana
unit Surveilans mengumpulkan data dengan cara mendatangi unit
pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya

 Surveilans Pasif : Penyelenggaraan Surveilans epidemiologi dimana


unit Surveilans mengumpulkan data dengan cara menerima data
tersebut dari unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data
lainnya
 Pola Kedaruratan : kegiatan Surveilans yang mengacu pada
ketentuan yang berlaku untuk penanggulangan KLB dan atau wabah
dan atau bencana

 Pola Selain Kedaruratan : kegiatan Surveilans yang mengacu pada


ketentuan yang berlaku untuk keadaan di luar KLB dan atau wabah
dan atau bencana
 Bukti klinis atau tanpa perlatan pemeriksaan : kegiatan
Surveilans dimana data diperoleh berdasarkan pemeriksaan klinis atau
tidak menggunakan peralatan pendukung pemeriksaan.

 Bukti labortorium atau dengan peralatan khusus :


kegiatan Surveilans dimana data diperoleh berdasarkan pemerksaan
laboratorium atau peralatan pendukung pemeriksaan lainnya.
 Surveilans Epidemiologi penyakit Menular
 Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
 Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan
Perilaku
 Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan
 Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra
Merupakan analisis terus menerus dan sistematika terhadap
penyakit menular dan faktor resiko untuk upaya
pemberantasan penyakit menular
Ruang lingkupnya antara lain :

 Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)


 AFP
 Penyakit potensial wabah atau klb penyakit menular dan keracunan
 Penyakit DBD/DSS
 Malaria
 Penyakit zoonosis, antraks, rabies, leptospirosis, dsb.
 Penyakit filariasis
 Penyakit tuberkulosis
 dll
Merupakan analisis terus menerus dan sistematik
terhadap penyakit tidak menular dan faktor resiko
untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit
tidak menular. Ruang lingkupnya antara lain :

 Hipertensi, Stroke dan Penyakit Jantung Koroner (PJK)


 Diabetes Mellitus
 Neoplasma
 Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
 Gangguan mental
 Masalah kesehatan akibat kecelakaan
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap
penyakit dan faktor resiko untuk mendukung program
penyehatan lingkungan. Ruang lingkupnya antara lain :

 Sarana Air Bersih


 Tempat-tempat umum
 Pemukiman dan Lingkungan Perumahan
 Limbah industri, RS dan kegiatan lainnya
 Vektor penyakit
 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 RS dan sarana yankes lain, termasuk Infeksi Nosokomial (INOS)
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap
masalah kesehatan dan faktor resiko untuk mendukung
program-program kesehatan tertentu.
Ruang lingkupnya antara lain:

 Surveilans gizi dan sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG)


 Gizi mikro (Kekurangan yodium, anemia zat Besi KVA)
 Gizi lebih
 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk kesehatan reproduksi (Kespro
)
 Penyalahgunaan napza
 Penggunaan sediaan farmasi, obat, obat tradisional, bahan kosmetika s
erta peralatan
 Kualitas makanan dan bahan tambahan makanan
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis
terhadap masalah kesehatan dan faktor resiko untuk
upaya mendukung program kesehatan matra.
Ruang lingkupnya antara lain:

 Kesehatan Haji
 Kesehatan Pelabuhan dan Lintas Batas Perbatasan
 Bencana dan masalah sosial
 Kesehatan matra laut dan udara
 KLB Penyakit dan Keracunan
Kegiatan Surveilans Kesehatan meliputi :

 Pengumpulan data
 Pengolahan data
 Analisis data
 Diseminasi informasi.
Pengumpulan data

 Pengumpulan data dilakukan dengan cara aktif dan


pasif. Jenis data Surveilans Kesehatan dapat berupa
data kesakitan, kematian, dan faktor risiko.
 Pengumpulan data dapat diperoleh dari berbagai
sumber antara lain individu, Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, unit statistik dan demografi, dan
sebagainya.
Pengolahan data
 Sebelum data diolah dilakukan pembersihan koreksi
dan cek ulang, selanjutnya data diolah dengan cara
perekaman data, validasi, pengkodean, alih bentuk
(transform) dan pengelompokan berdasarkan variabel
tempat, waktu, dan orang.
 Hasil pengolahan dapat berbentuk tabel, grafik, dan
peta menurut variabel golongan umur, jenis kelamin,
tempat dan waktu, atau berdasarkan faktor risiko
tertentu. Setiap variabel tersebut disajikan dalam
bentuk ukuran epidemiologi yang tepat (rate, rasio
dan proporsi).
 Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode
epidemiologi deskriptif dan/atau analitik untuk
menghasilkan informasi yang sesuai dengan tujuan
surveilans yang ditetapkan.
 Hasil analisis akan memberikan arah dalam
menentukan besaran masalah, kecenderungan suatu
keadaan, sebab akibat suatu kejadian, dan penarikan
kesimpulan. Penarikan kesimpulan hasil analisis harus
didukung dengan teori dan kajian ilmiah yang sudah
ada.
Diseminasi informasi.
 Diseminasi informasi dapat disampaikan dalam
bentuk buletin, surat edaran, laporan berkala, forum
pertemuan, termasuk publikasi ilmiah. Diseminasi
informasi dilakukan dengan memanfaatkan sarana
teknologi informasi yang mudah diakses.
 Diseminasi informasi dapat juga dilakukan apabila
petugas surveilans secara aktif terlibat dalam
perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi
program kesehatan, dengan menyampaikan hasil
analisis.
 Surveilans Berbasis Indikator
 Surveilans Berbasis Kejadian
Surveilans Berbasis Indikator
 Surveilans berbasis indikator dilakukan untuk memperoleh
gambaran penyakit, faktor risiko dan masalah kesehatan
dan/atau masalah yang berdampak terhadap kesehatan yang
menjadi indikator program dengan menggunakan sumber data
yang terstruktur. Contoh data terstruktur antara lain:

 Kunjungan Ibu hamil


 Kunjungan neonatus
 Cakupan imunisasi
 Laporan bulanan data kesakitan puskesmas
 Laporan bulanan kasus TB
 Laporan mingguan kasus AFP
 Laporan bulanan kasus campak
 Laporan bulanan kematian rumah sakit
 Laporan berkala STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
 Registri penyakit tidak menular
 Surveilans berbasis kejadian dilakukan untuk menangkap
dan memberikan informasi secara cepat tentang suatu
penyakit, faktor risiko, dan masalah kesehatan, dengan
menggunakan sumber data selain data yang terstruktur.
 Pelaksanaan surveilans berbasis kejadian dilakukan secara
terus menerus (rutin) seperti halnya surveilans berbasis
indikator, dimulai dari puskesmas sampai pusat. Sumber
laporan didapat dari sektor kesehatan (instansi/sarana
kesehatan, organisasi profesi kesehatan, asosiasi
kesehatan, dan lain-lain), dan di luar sektor kesehatan
(instansi pemerintah non kesehatan, kelompok
masyarakat, media, jejaring sosial dan lain-lain).
 Monitoring Surveilans Kesehatan dilaksanakan secara
berkala untuk mendapatkan informasi atau mengukur
indikator kinerja kegiatan. Monitoring dilaksanakan
sebagai bagian dalam pelaksanaan surveilans yang sedang
berjalan. Disamping itu monitoring akan mengawal agar
tahapan pencapaian tujuan kegiatan sesuai target yang
telah ditetapkan.
 Disebabkan banyaknya aspek yang berpengaruh dalam
pencapaian suatu hasil, maka evaluasi objektif harus dapat
digambarkan dalam menilai suatu pencapaian program.
Peran dan kontribusi Surveilans Kesehatan terhadap suatu
perubahan dan hasil program kesehatan harus dapat
dinilai dan digambarkan dalam proses evaluasi.
 Permenkes RI No.45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan
 http://skmtugsnrisepraman.blogspot.co.id/2013/09/contoh-tugas-
makalah-epid-survailans.html
 http://nursandarmawan.blogspot.co.id/2015/04/makalah-
surveilans.html
 http://rindymanggalya.wordpress.com/2013/07/28/surveilans-
epidemiologi/
 https://srtkksmdw.wordpress.com/tag/surveilans-epidemiologi/
 http://toybaali.blogspot.com/2013/09/makalah-1-matkul-
epidemiologi.html
 http://blogkesmas.blogspot.com/2011/11/surveilans-epidemiologi.html
 http://yandisigit.blogspot.com/2013/03/surveilans-kesehatan-
masyarakat.html
 http://ilyazarief.blogspot.co.id/2013/10/surveilans-epidemiologi.html

You might also like