You are on page 1of 13

ANALISA ASPEK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN

PENDEKATAN HIRARC DI PT. PRIMA CAHAYA INDOBEVERAGE – PLANT KOTA BUKIT


INDAH - PURWAKARTA

Andi M Rikman Wijaya (133010188) Dr. Ir. Riza Fathoni Ishak., MT


Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan
Email : iqramtampan12@gmail.com

ABSTRAK
Sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industri harus memenuhi unsur keselamatan dan kesehatan
kerja. Dalam kegiatan proses awal produksi hingga akhir produksi kecelakaan tidak hanya dikarenakan
mesin tetapi juga bahan baku ataupun cairan kimia yang berbahaya. Kecelakaan kerja bisa terjadi
dikarenakan kelalaian karyawan atau yang sering disebut human error. Kecelakaan kerja berpotensi
mengurangi produktivitas, sehingga membuat kualitas kerja menurun dari sebelumnya. Kesehatan kerja
merupakan spesialisasi dalam Ilmu Kesehatan atau Kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar
para pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setingi-tingginya, baik fisik, mental,
maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit- penyakit/gangguan-gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-
penyakit umum (Mangkunegara, 2002). Menurut Mangkunegara, keselamatan dan kesehatan kerja adalah
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umunya. Di PT. Prima Cahaya Indobeverage ini masih
terdapat kekurangan mengenai keselamatan kerja dikarenakan minimnya kesadaran karyawan terhadap
keselamatan ataupun kurangnya informasi dari perusahaan tentang bahaya pekerjaan yang sedang
dilaksanakan. Dari data diatas, diharapkan PT. Prima Cahaya Indobeverage dapat mengurangi atau
memperkecil terjadinya kecelakaan maka dari itu dilakukan analisis untuk mengetahui faktor apa saja yang
menjadi penyebabnya kecelakaan tersebut. Adapun urutan pengolahan data pada tugas akhir ini yaitu:
Identifikasi bahaya, Uji Validitas, Uji Realibilitas, Metode Hirarc. Dari hasil pengolahan data pada Bab IV
diperoleh bahwa dari uji validitas dan uji reabilitas dari 15 sampel menggunakan software spss data
tersebut valid dan reable. Dan karyawan sebanyak 25 responden. Lalu menentukan bahaya dari aktivitas
pekerjaan. Lalu menentukan penilaian risiko, penilaian risiko diperoleh dari perkalian rata-rata kekerapan
dengan rata-rata keparahan. Dari hasil penilaian risiko diperoleh bahwa terdapat terdapat 3 variabel yang
memiliki tingkat risiko high, 5 variabel yang memiliki tingkat risiko medium, dan 7 varibel yang memiliki
tingkat risiko low. Pengendalian risiko merupakan tahap akhir metode HIRARC dimana pada proses
pengendalian ini yang dilakukan yaitu mempertimbangkan dari segi sumber bahaya penyebab risiko bahaya
yang telah diidentifikasi sebelumnya. Pengendalian risiko dibagi menjadi 3 yaitu pengendalian risiko untuk
tingkat risiko high, tingkat risisko medium dan tingkat risiko low.

Kata kunci : HIRARC (HAZARD IDENTIFICATION. RISK ASSESMENT, RISK CONTROL),


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
1. PENDAHULUAN penyakit akibat kerja (PAK). Menurut data
1.1. Latar Belakang Masalah International Labor Organitation (ILO) tercatat
Perkembangan ilmu pengetahuan dan setiap tahunnya lebih dari 2 juta orang meninggal
teknologi di berbagai bidang mengakibatkan akibat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
semakin majunya pembangunan di Indonesia. (PAK). Sekitar 160 juta orang menderita penyakit
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus akibat kerjadan terjadi sekitar 270 juta kasus
seimbang dengan kemampuan sumber daya kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia
manusianya agar dapat menghasilkan guna berdaya (www.menteri.depnakertrans.go.id)
guna. Semakin tinggi teknologi yang digunakan, Di Indonesia, PT. Jamsostek/BPJS
maka semakin tinggi pula pengetahuan dan Ketenagakerjaan melaporkan bahwa pada Tahun
keterampilan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk 2012 dari 29.174.684 peserta Jamsostek/BPJS
pengoperasian dan pemeliharaan. Selain itu, Ketenagakerjaan terdapat sekitar 103.074 orang
dengan teknologi yang semakin tinggi, maka korban akibat kecelakaan kerja.
semakin besar bahaya yang dapat ditimbulkan Tabel 1.1 rekapitulasi kecelakaan kerja tahun 2016
sehingga diperlukan teknik pengendalian yang di PT.PCI
tepat agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi Kalender Σ
No Bulan
Hitung Kecelakaan
tenaga kerja, masyarakat dan lingkungan
1 2 3 4
sekitarnya. Era industrialisasi saat ini dan dimasa 1 Januari 31 2
2 Februari 28 1
mendatang memerlukan dukungan tenaga kerja 3 Maret 31 3
4 April 30 1
yang sehat dan produktif dengan suasana kerja 5 Mei 31 1
6 Juni 30 1
yang aman, nyaman dan serasi. Tenaga kerja 7 Juli 31 -
8 Agustus 31 -
merupakan asset yang berharga bagi sebuah 9 September 30 2
10 Oktober 31 2
perusahaan. 11 Nopember 30 1
12 Desember 31 -
Menyadari hal tersebut maka pemerintah Total 365 14

melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga (Sumber :PT. Prima Cahaya Indobeverage tahun
kerja dengan mewajibkan pengusaha untuk 2017)
melaksanakan Undang-undang Nomor 1 Tahun
1.2. Perumusan Masalah
1970, tentang keselamatan kerja. Namun dalam
Berdasarkan latar belakang masalah yang
usaha pencapaian program Keselamatan dan
telah diuraikan di atas, maka dapat diperoleh
Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan maupun
rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
industri banyak dijumpai berbagai keadaan dan
1. Apa saja bahaya keselamatan dan kesehatan
masalah yang dapat menjadi hambatan
kerja yang terdapat pada area produksi PT.
terlaksananya program K3. masalah tersebut
PCIB ?
meliputi berbagai aspek sosial, ekonomi dan
2. Bagaimana besarnya consequences,
budaya, komunikasi, informasi dan edukasi, ilmu
probability dan exposure dari risiko
pengetahuan dan teknologi, serta aspek dalam
keselamatan dan kesehatan kerja yang
pengelolaan program. Dengan tidak dijalaninya
terdapat di area produksi PT. PCIB ?
program K3 diperusahaan, maka hal tersebut akan
menimbulkan dampak negatif berupa
meningkatnya kejadian kecelakaan kerja dan
3. Bagaimana tingkat risiko keselamatan dan Safety and Engineering (ASSE), K3 diartikan
kesehatan kerja yang terdapat di area produksi sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk
PT. PCIB ? mencegah semua jenis kecelakaan yang ada
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) dapat
penelitian ini adalah: difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
1. Memperkirakan potensi risiko yang mungkin untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
akan terjadi pada pekerjaan proses produksi di jasmani maupun rohani tenaga kerja pada
area produksi khususnya dan manusia pada umumnya, hasil
2. Memberikan tindakan penanggulangan karya dan budayanya menuju masyarakat makmur
terhadap risiko yang terjadi, sehingga dapat dan sejahtera.
diketahui sumber risiko. Sedangkan pengertian secara keilmuan
Adapun manfaat yang diperoleh dari adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan
penelitian ini adalah: dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
1. Untuk meningkatkan kompetensi penelitian kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan
dalam bidang K3, khususnya mengenai dan Kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan
identifikasi dan analisis risiko keselamatan dengan proses produksi baik jasa maupun 3ocial3i.
dan kesehatan kerja Istilah lainnya adalah 3ocial3ic yang merupakan
2. Dapat memberikan konstribusi yang positif keilmuan dan aplikasi dalam hal 3ocial dan desain
terhadap perusahaan, khususnya mengenai kerja, keserasian manusia dan pekerjaannya,
identifikasi dan analisis risiko keselamatan pencegahan kelelahan guna tercapai pelaksanaan
dan kesehatan kerja. pekerja secara baik.
Pengertian Keselamatan Kerja Keselamtan
1.4. Pembatasan dan Asumsi Masalah kerja diartikan sebagai suatu pemikiran atau upaya
Batasan-batasan yang digunakan dalam untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
penelitian ini antara lain: jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada
1. Pembuatan identifikasi pada tahap level khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil
risiko karya dan budayanya. Menurut Budiono (2003)
2. Responden yang dijadikan objek penelitian keselamtan kerja merupakan ilmu dan penerapan
adalah pekerja aktif pada kegiatan yang terkait dengan mesin, alat, bahan dan proses
produksi pada area prduksi . kerja guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan
seluruh 3ocia produksi agar terhindar dari
2. LANDASAN TEORI kecelakaan kerja atau kerugian lainya.
2.1 Teori Umum Keselamatan Dan Kesehatan Triyusilyanti (2007) menyatakan bahwa
Kerja “keselamatan adalah merujuk pada perlindungan
Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) adalah terhadap fisik seseorang terhadap cedera yang
suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna terkait dengan pekerjaan” keselamatan kerja sangat
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan penting dalam sebuah instansi terutama pada
kerja dan penyakit yang disebabkan oleh pekerja bagian yang bersingguangan langsung dengan
dan lingkungan kerja. Menurut America Society of perkejaan yang mengandung resiko tinggi seperti
bagian produksi karena berhubungan langsung yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran
pada alat – alat produksi yang mungkin dapat lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau
menyebabkan kecelakaan kerja. bebas dari kecelakaan yang pada akhirnya dapat
meningkatkan sistem dan produktifitas kerja.
2.2 Faktor – Faktor Keselamatan Kerja Kecelakaan, adalah kejadian yang tak terduga dan
Manajemen keselamtan dan kesehatan kerja tak diharapkan. Tak terduga oleh karena di
perlu adanya standarisasi dalam pengelolaan dan belakang peristiwa itu tidak terdapat unsure
implementasi dari keselamatan dan kesehatan kengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencenaan.
kerja. Lestari dan Triyulianti (2007) membagi Ttidak diharapkan oleh karena peristiwa
faktor – faktor keselamtan dan kesehatan keja kecelakaan disertai kerugian materiil maupun
menjadi lima faktor. Faktor tersebut antara lain : penderiaan dari yang paling ringan sampai kepada
1. Pelatihan keselamatan. yang paling berat dan tidak diinginkan. Secara
2. Publikasi keselamatan. teoritis istilahistilah bahaya yang sering ditemui
3. Kontrol lingkungan kerja. dalam lingkungan kerja meliputi beberapa hal
4. Pengawasan dan disiplin. sebagai berikut :
5. Peningkatan kesadaran K3. 1. Hazard (sumber bahaya). Suatu keadaan yang
memungkinkan / dapat menimbulka
2.3 Kesehatan Kerja kecelakaan, penyakit, kerusakan atau
Kesehatan kerja (Occupational health) menghambat kemampuan pekerja yang ada
merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang 2. Danger (tingkat bahaya). Peluang bahaya
berkaitan dengan semua perkerjaan yang sudah tampak (kondisi bahaya sudah ada
berhubungan dengan faktor potensial yang tetapi dapat dicegah dengan berbagai tindakan
mempengaruhi kesehataan pekerja. Program prventif.
kesehataan kerja merupakan suatu hal yang penting 3. Risk, prediksi tingkat keparahan bila terjadi
dan perlu diperhatikan oleh pihak pengusaha bahaya dalam siklus tertentu
karena dengan adanya program kesehataan yang 4. Insident. Munculnya kejadian yang bahaya
baik akan menguntungkan para karyawan secara (kejadian yang tidak diinginkan, yang dapat/
material, karena karyawan akan lebih jarang absen, telah mengadakan kontak dengan sumber
bekerja dengan lingkungan yang lebih energi yang melebihi ambang batas
menyenangkan, sehingga secara keseluruhan badan/struktur
karyawan akan mampu bekerja lebih lama. 5. Accident. Kejadian bahaya yang disertai
Mangkunegara (2001:161) menyatakan program adanya korban dan atau kerugian
kesehatan kerja menunjukan pada kondisi yang (manusia/benda)
bebas dari gangguan fisik, mental, emosi, atau rasa
sakit yang di sebabkan oleh lingkungan kerja. 2.5 Alat Pelindung Diri
Beberapa kelengkapan atau peralatan
2.4 Sebab – Sebab Terjadinya Kecelakaan yang "WAJIB" digunakan saat melakukan
Kerja aktivitas bekerja yang disesuaikan dengan potensi
Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah satu risiko bahaya dalam kaitannya untuk menjaga
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja kesehatan dan keselamatan kerja baik pada pekerja
itu sendiri maupun orang disekitarnya disebut juga 2.6 Identifikasi Potensi Bahaya Dan Penilaian
dengan Alat Pelindung Diri (APD). Penggunaan Resiko
APD tersebut telah diatur oleh pemerintah melalui Sebelum melakukan penilaian risiko (risk
peraturan menteri Tenaga Kerja. Beberapa alat assesment), maka langkah awal yang harus
pelindung diri yang dimaksudkan dapat dilihat di dilakukan adalah mengetahui jenis dan seberapa
bawah ini: besar potensi bahaya yang ada dilingkungan kerja
1. Safety Shoes dengan cara mengidentifikasi potensi bahaya yang
ada. Identifikasi potensi bahaya merupakan
tahapan yang dapat memberikan informasi secara
menyeluruh dan mendetail mengenai risiko yang
ditemukan dengan menjelaskan konsekuensi dari
yang paling ringan sampai dengan yang paling
berat.
Adapun kegiatan dalam suatu sistem
Gambar 2.1 Safety Shoes manajemen risiko adalagh sebagai berikut :
(Sumber : http ://Alimustikasari.com ) a. Identifikasi potensi bahaya
2. Sarung Tangan (Gloves) b. Penilaian risiko (risk assement)
c. Penentuan cara pengendalian potensi bahaya
d. Penerapan teknologi pengendalian
e. Pemantauan daan pengkajian selanjutnya.

Identifikasi potensi
bahaya

Penilaian Risiko

Gambar 2.2 Sarung Tangan ( Gloves )


Penentuan Penerapan
Teknik Pengendalian
(Sumber : http ://dwiowel.blogspot.co.id)
3. Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff) Pemantauan dan
Pengkajian

Gambar 2.4 Flowchart Manajemen Risiko Bahaya


Sumber : Slamec Icsan, (2004), Penilaian Risiko
dan Kesehatan Kerja, (2004)

2.7 Metode HIRARC


Hazard Identification
Gambar 2.3 Penutup Telinga ( Ear Plug / Ear
Identifikasi bahaya merupakan suatu proses
Muff )
yang dapat dilakukan untuk mengenali kecelakaan
(Sumber : http ://qhse-caturelang.blogspot.co.id )
dan penyakit akibat kerja yang mungkin timbul
ditempat kerja, yang di identifikasi yaitu :
a. Set – up Peralatan Kerja
A
Penyiapan alat – alat yang dibutuhkan dalam
memulai pekerjaan di PT. Prima Cahaya
Penilaian
Indobeverage serta penggunaan alat pelindung Berdasarkan
Identifikasi
diri yang harus digunakan.
b. Proses Kerja Analisis Risiko
Terhadap Hasil
Penilaian Risiko
Proses kerja menjelaskan mengenai kegiatan
kerja yang dilakukan oleh pekerja secara
Upaya
berurutan. Pengendalian
Risiko
c. Selesai
Tahapan terakhir dalam uraian aktivitas kerja. Analisis dan
Pembahasan
Pekerjaan akan membereskan seluruh peralatan
kerja dan mengembalikan kondisi ligkungan
Kesimpulan dan
kerja kembali rapi. Saran

Tahap selanjutnya yaitu identifikasi bahaya dan


risiko dari kegiatan kerja. Tahap ini Selesai
menjelaskan mengenai bahaya yang mungkin
Gambar 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah
terjadi dari uraian aktivitas kerja di PT. Prima
Cahaya Indobeverage.
Tabel 3.1 Pengukuran Penilaian Risiko
Cara Alat ukur Hasil ukur
3. USULAN PEMECAHAN MASALAH
ukur
3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah
Mulai
Kuisioner Tabel Hasil jawaban
penyataan untuk dilakukan
Latar Belakang
Masalah
kuisioner penilaian dan
Perumusahan
Masalah diketahuinnya
Tinjauan dan besar suatu risiko
Manfaat
Masalah
dengan
Survey PT.PCIB
mempertimbngkan
Data Primer
Data Sekunder
Observasi/
Wawancara
Data PT.PCIB
kemungkinan
Identifikasi
Lapangan di
Area Produksi
terjadinya dan
dampak yang
Membuat
Format
ditimbulkan
Kuisioner
(Sumber : PT. Prima Cahaya Indobeverage)
Penyebaran
dan Penilaian
Kuisioner

tidak
Uji Validitas
ya

tidak
Uji realibitas
ya

A
4.1 Jenis Kecelakaan 2. Usia
Tabel 4.1 Jenis Kecelakaan Usia responden paing banyak diantara 25-40
Nomor Je nis Ke ce lakaan tahun yaitu sebanyak 25 hal tersebut menunjukan
1 Terjatuh Dari Ketinggian bahwa pada umur tersebut menunjukan usia yang
2 Bahan kimia Terhirup
3 Tertimpa bahan - bahan packing produktif bagi perusahaan sehingga perusahaan
4 Terjadi iritasi kulit
5 Tertimpa alat disekitar produksi memilih usia produktif untuk departemen produksi
6 Terjepit mesin
7 Keracunan udara dari bahan kimia
8 Tersetrum aliran listrik

Jumlah Responden
9 Bahan lem berbahaya terkena kulit 25
10 Gangguan pernafasan akibat debu 20
11 Rusaknya mata karena pencahayaan kurang
12 Tangan terpotong mesin 15
13 Tergelincir cairan 10
14 Tertimpa kebutuhan produksi Series1
15 Bahan kimia terkena kulit 5
0
(Sumber : PT. Prima Cahaya Indobeverage) <25 25-40 >40
4.2 Karakteristik Responden Usia
Karakteristik responden diperoleh dari
jawaban kuesioner (Data Responden) data umum Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan

responden terdiri dari jenis kelamin, usia, Usia


pendidikan terakhir, status kerja, lama bekerja (Sumber : PT Prima Cahaya Indobevarege)
diperusahaan. 3. Tingkat Pendidikan

karakteristik responden
jumlah
persentase
tingkat pendidikan yang paling banyak adalah
responden

jenis kelamin
laki - laki 25 100% lulusan SMA yaitu sebanyak 25 0rang hal ini
perempuan 0 0
<25 0
usia 25-40 25 terjadi karena secara keseluruhan pekerja
>40 0

Pendidikan
SMA 25 100% merupakan sebagai operatoh di bagian produksi.
D3 0
S1 0
<10 18
Lama Bekerja
>10 7
25
Jumlah Responden

Gambar 4.1 Karakteristik Responden 20


1. Jenis Kelamin 15
Dalam penelitian ini terdapat 25 karyawan di 10 Series1
dept. Produksi. Sebagian karyawan di departemen 5

produksi adalah pria 25 orang, pada bagian 0


SMA D3 S1
produksi kekuatan fisik sangatlah dibutuhkan dan
Tingkat Pendidikan
resiko kecelakaan kerjanya relatif tinggi
dibandingkan di departemen lainnya Gambar 4.4 Karakteristik Responden
BerdasarkanTingkat Pendidikan
jumlah responden

30
20 (Sumber : PT Prima Cahaya Indobevarege)
10
0
Series1 4. Masa Kerja
masa kerja karyawan yang paling tinggi yaitu
Jenis Kelamin <10 tahun sebanyak 18 orang, sementara yang
memiliki persentase paling terkecil adalah
Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan
karyawan yang masa kerjanya lebih dari 10 tahun
Jenis Kelamin
yaitu sebanyak 7 orang.
(Sumber : PT Prima Cahaya Indobevarege)
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Keparahan Bahaya

Jumlah Responden
20 NO.Item r-hitung r-tabel kesimpulan
1 ,466* 0,396 Valid
10 2 ,685** 0,396 Valid
3 ,766** 0,396 Valid
0 4 ,575** 0,396 Valid
<10 >10 5 ,725** 0,396 Valid
6 ,605** 0,396 Valid
Lama Bekerja
7 ,450* 0,396 Valid
8 ,592** 0,396 Valid
9 ,575** 0,396 Valid
Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan 10 ,774** 0,396 Valid
11 ,466* 0,396 Valid
Masa Kerja 12 ,685** 0,396 Valid
(Sumber : PT Prima Cahaya Indobevarege) 13 ,766** 0,396 Valid
14 ,725** 0,396 Valid
15 ,774** 0,396 Valid

4.3 Uji Validitas (Sumber : Hasil Penelitian menggunakan software


Uji validitas adalah ketepatan suatu instrumen SPSS tahun 2017)
dalam pengukuran. Hasil penelitian pada setiap Hasil pengujian pada Hasil perhitungan
pernyataan kuesioner dapat dikatakan valid, jika menggunakan software SPSS 24 dan nilai dari r
jawaban dari kuesioner dihitung dari masing – tabel dengan menggunakan jumlah variabel n
masing item, lebih besar daripada r-tabel Berikut sebesar 15 dan taraf signifikasi 0,05 maka hasil
hasil uji validitas dengan menggunakan software validitas kekerapan valid.
SPSS statistics.
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Kekerapan 4.4 Uji Reliabilitas
NO.Item r-hitung r-tabel kesimpulan Uji reliabilitas data yaitu untuk mengetahui
1 ,880** 0,396 Valid
2 ,580** 0,396 Valid konsistensi alat ukur berupa kuesioner, apakah
3 ,502* 0,396 Valid
4 ,583** 0,396 Valid tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.
5 ,757** 0,396 Valid
6 ,880** 0,396 Valid Dalam hal ini kuesioner harus berisikan pernyataan
7 ,757** 0,396 Valid
8 ,827** 0,396 Valid yang jelas, mudah dimengerti dan memberikan
9 ,509** 0,396 Valid
10 ,880** 0,396 Valid interpretasi yang tepat.
11 ,490* 0,396 Valid
12 ,568** 0,396 Valid Koefisien alat ukur ini menunjukan tingkat
13 ,880** 0,396 Valid
14 ,757** 0,396 Valid konsistensi jawaban dari responden dalam
15 ,880** 0,396 Valid
kuesioner, dimana koefisien alfa antara 0 sampai
(Sumber : Hasil Penelitian menggunakan software
dengan 1, nilai yang mendekati 1 menunjukan
SPSS tahun 2017)
tingkat konsistensi yang tinggi, semakin tinggi
Hasil pengujian pada Hasil perhitungan
nilai koefisien, maka semakin baik juga alat ukur
menggunakan software SPSS 24 dan nilai dari r
yang digunakan.
tabel dengan menggunakan jumlah variabel n
Berikut hasil dari uji Reliabilitas dengan
sebesar 15 dan taraf signifikasi 0,05 maka hasil
menggunakan software SPSS statistics 24 dalam
validitas kekerapan valid.
bentuk sebuah tabel.
Dari seluruh pernyataan kuesioner tentang
potensi bahaya yang dapat terjadi dan
mengakibatkan kecelakaan kerja dapat dikatakan
bahwa pernyataan seluruhnya reliable, karena r
hitung sebesar 0,752 hasil uji kekerapan dan 0,756
hasil uji keparahan lebih dari (>) r table pada
signifikansi 5% dengan n = 15, didapat r table
sebesar 0,514. Oleh karena itu dapat disimpulkan
Gambar 4.6 Hasil Uji Reliabilitas kekerapan bahwa pernyataan Reliable
(Sumber : Hasil Penelitian menggunakan software
SPSS tahun 2017) 4.5 Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko merupakan tahapan
terakhir pada metode HIRARC dimana proses
pengendalian ini yaitu mempertimbangkan dari
segi sumber bahaya yang telah di identifikasi
sebelumnya

Gambar 4.7 Hasil Uji Reliabilitas keparahan


(Sumber : Hasil Penelitian menggunakan software
SPSS tahun 2017)

Tabel 4.4 Pengendalian Pada Tingkat High

No Bagian Variabel Pengendalian Risiko


Existing Control Additional Control
Administrative Control: bagian
Tertimpa bahan Alat Pelindung Diri : packing harus menerapkan sistem
1 Produksi
– bahan packing Helm, Sepatu Safety fifo lifo

Tertimpa alat Engineering Control : dalam


2 Alat Pelindung Diri : setiap perbaikam tool harus sesuai
Produksi disekitar
Helm, Sepatu Safety aturan 5s
produksi
Engineering Control : Diberi
Alat Pelindung Diri :
3 jarak dan penghalang agar pada
Produksi Terjepit mesin sarung tangan sesuai
saat memeriksa tidak melewati
standar
batas aman
(Sumber : Hasil Penelitian menggunakan software SPSS tahun 2017)
Tabel ini menjelaskan bahwa terdapat mengakibatkan fatal bagi karyawannya sendiri, yang
beberapa pekerjaan yang masih mengakibatkat dimana pekerjaan ini harus terlebih dahulu di
beberapa faktor kecelakaan kerja yang rekomendasikan perbaikan
Tabel 4.5 Pengendalian Pada Tingkat medium

No Bagian Variabel Pengendalian risiko


Existing Control Additional Control
Terjatuh dari Alat Pelindung Diri : APD Administrative Control
1 Produksi full hardness :pengisian form kerja aman
ketinggian
Alat Pelindung Diri : baju
Bahan Lem safety, sarung tangan sesuai Administrative Control
2 Produksi
Berbahaya Terkena standart, kacamata safety, :Control hirac
Kulit masker
Engineering Control :
Tangan Terpotong Alat Pelindung Diri : sarung engineering control atau
3 Produksi tangan
Mesin rekayasa mesin
Adminitrative Control
Engineering Control :sepatu :persiapan dalam
4 Produksi Tergelincir Cairan
boot anti slip melaksanakan pekerjaan
Alat Pelindung Diri : helm, Administrative Control:
Tertimpa pakaian yang disediakan, mempersiapkan kebutuhan
5 Produksi Kebutuhan sepatu dan sarung tangan produksi di area yang sudah
Produksi sesuai standard ditentukan.
(Sumber : Hasil Penelitian menggunakan software SPSS tahun 2017)
Tabel pengendalian pada tingkat medium ini tersebut dan menganggap pekerjaan tersebut
menjelaskan bahwa terdapat 5 bagian pekerjaan mudah tanpa harus menggunakan Alat Pelindung
yang masih mengakibatkan beberapa faktor diri (APD) yang mengakibatkan fatal bagi
kecelakaan kerja, rata – rata kecelakaan kerja karyawannya sendiri.
tersebut difaktorkan akibat kelalaian operator

Tabel 4.6 Pengendalian Pada Tingkat low

No Bagian Variabel Pengendalian risiko


Existing Control Additional Control
Bahan Kimia Alat Pelindung Diri : masker Engineering Control : control
1 Produksi hirac
terhirup
Administrative Control :
2 Alat Pelindung Diri : sarung
Produksi Terjadi iritasi kulit Sediakan kotak p3k disetiap
tangan sesuai standar,
sudut – sudut tempat.
Engineering Control :
Alat Pelindung Diri : Masker Perbanyak jendela agar udara
Keracunan Udara penutup hidung dan mulut, disekitar dapat keluar terbuang
3 Produksi
dari bahan kimia kacamata dan dapat berganti dengan
udara luar

Engineering Control : Hanya Adminitrative Control : Arus


Tersetrum aliran kabel untuk pekerjaan berat Listrik harus dimatikan pada
4 Produksi
listrik dengan isolasi yang tidak saat perbaikan ataupun
pecah dapat digunakan. pemeriksaan.
Lanjutan Tabel 4.6 Pengendalian Pada Tingkat low
Alat Pelindung Diri : Masker Administrative Control :
Gangguan penutup hidung dan mulut, Matikan mesin terlebih dahulu
5 Produksi pernafasan akibat kacamata saat merapihkan atau
debu memperbaiki kain yang sedang
berjalan

Rusaknya mata Administrative Control : Engineering Control : Diberi


karena jarak dan penghalang agar
6 Produksi Diberi peringatan pada setiap
pencahayaan pada saat memeriksa tidak
mesin yang berbahaya
kurang melewati batas aman
Administrative Control :
Alat Pelindung Diri : helm,
Matikan mesin terlebih dahulu
Bahan kimia pakaian yang disediakan, ketika ingin merapihkan atau
7 Produksi sepatu dan sarung tangan
terkena kulit memperbaiki kain yang sedang
sesuai standard
berjalan
(Sumber : Hasil Penelitian menggunakan software SPSS tahun 2017)
Tabel pengendalian pada tingkat low ini memang table dengan taraf signifikansi 5% (0,05) dan
lebih banyak dari tingkat – tingkat sebelumnya, mendapatkan hasil dari r table yaitu 0,396
dikarenakan seluruh operator di bagian produksi 5.2 Analisis Reliabilitas
ini menganggap bagian ini mudah menjelaskan Pengujian reliabilitas dilakukan untuk
bahwa terdapat 5 bagian pekerjaan yang masih mengetahui keteraturan alat ukur menunjukan
mengakibatkan beberapa faktor kecelakaan kerja, suatu alat ukur yang baik. Metode yang
rata – rata kecelakaan kerja tersebut difaktorkan diguinakan pada pengujian reliabilitas yaitu
akibat kelalaian operator tersebut dan menggunakan metode cronbach’s Alpha. Adapun
menganggap pekerjaan tersebut mudah tanpa data dari hasil perhitungan menggunakan aplikasi
harus menggunakan Alat Pelindung diri (APD) SPSS didapatkan sebesar 0,752. dimana koefisien
yang mengakibatkan fatal bagi karyawannya keandalan alat ukur ini menunjukan tingkat
sendiri. konsistensi jawaban dari responden dalam
kuesioner, hal ini berarti bahwa kuesioner yang
5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN disebarkan telah reliable sehingga pantas
5.1 Analisis Validitas digunakan dalam penelitian
Uji validitas dilakukan untuk melihat
6. KESIMPULAN DAN SARAN
apakah pertanyataan – pernyataan dapat
6.1 Kesimpulan
memberikan jawaban yang sesuai dan dapat
Berdasarkan perumusan masalah maka dapat
mengukur aspek – aspek dari pernyataan yang
ditarik kesimpulan dari hasil pengolahan data dan
ingin di ukur. Pada penelitian kali ini
analisis risiko kecelakaan kerja di PT Prima
menggunakan pengukuran validitas item, dimana
Cahaya Indobevarege, berikut ini kesimpulannya.
dari setiap pernyataan kuesioner yang tertera. Uji
1. Setelah dilakukannya pengolahan data dapat
validitas dilakukan dengan cara menyebarkan
diketahui potensi – potensi bahaya
kepada 25 orang responden dan 15 pernyataan.
kecelakaan kerja di PT Prima Cahaya
Jawaban kuesioner kemudian dihitung dari
Indobevarege dengan menggunakan metode
masing-masing item, maka pernyataan dapat
HIRARC yang memiliki tiga kriteria sebagai
dinyatakan valid apabila r hitung lebih besar dari r
potensi bahaya yaitu terdapat tingkat potensi sangat tergantung dari prilaku pekerja dan
bahaya high atau bisa dikatakan tingkat memerlukan pengawasan yang teratur untuk
bahaya serius dengan rata-rata angka yang dipatuhinya pengendalian administrative ini.
terdapat pada penilaian risiko, jumlah tingkat Alat Pelindung Diri (APD) secara umum
bahaya High pada PT Prima Cahaya merupakan sarana pengendalian yang
Indobevarege yaitu 3 potensi risiko, lalu digunakan untuk jangka pendek dan bersifat
setelah High terdapat Medium atau tingkat sementara jika sistem pengendalian yang
bahaya sedang, yang memiliki jumlah lebih permanen belum dapat
sebanyak 5 potensi risiko. Dan yang terakhir diimplementasikan.
yaitu Low atau tingkat bahaya kecil dengan 6.2 Saran
jumlah sebanyak 7 potensi risiko 6.2.1 Saran Perusahaan
Saran yang dapat dilakukan oleh
2. Dilihat dari hasil pengolahan data dapat
perusahaan yaitu PT Prima Cahaya Indobevarege
disimpulkan bahwa variabel identifikasi
dapat menyediakan sistem manajemen K3, dan
bahaya menunjukan adanya faktor-faktor
dibuat organisasi khusus yang menangani SMK3
yang mempengaruhi kecelakaan diantaranya
diperusahaan sesuai dengan menteri tenaga kerja.
yaitu kesalahan manusia, kurangnya tanda
Sehingga identifikasi bahaya dan penilaian risiko
peringatan bahaya, kurangnya pelatihan
lebih ditegaskan dan dapat pemilihan pengawas
keselamatan dan kesehatan kerja, dan
K3 harus memiliki pengalaman yang bagus dalam
kurangnya fasilitas yang menunjang bagi
hal pemahaman untuk menumbuhkan kesadaran
keselamatan pekerja, faktor yang
keselamatan kerja. Melakukan pelatihan K3 rutin
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja
terhadap karyawan atau pekerja, dan mengontrol
diantaranya yaitu jatuh dari ketinggian yang
atau memperbaiki saran prasarana yang telah
disebabkan pekerja tidak menggunakan
menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja dan
sabuk keselamatan dan perusahaan tidak
tempat-tempat yang berpotensi besar terjadinya
memberikan palang besi pengaman pada
kecelakaan, seperti kondisi lantai dan kondisi
daerah berbahaya.
mesin.

3. Cara penanggulangan yang dilakukan yaitu 6.2.2 Saran Pekerja


menggunakan metode HIRARC, karena Mematuhi peraturan dalam bekerja dan
dalam metode ini terdapat pengendalian memiliki rasa sayang pada diri sendiri dan
risiko yang memiliki beberapa kategori yang mematuhi ketentuan yang sudah ditetapkan oleh
digunakan yaitu pengendalian secara perusahaan, mengurangi dan merubah perilaku
Engineering Control yang dimana merubah sifat buruk saat bekerja dan saat dalam perjalanan
struktur objek kerja untuk mencegah dari satu tempat bagian ke tempat bagian lain.
seseorang terpapar kepada potensi bahaya,
Administrative Control dilakukan dengan
menyediakan suatu sistem kerja yang dapat
mengurangi kemungkinan seseorang terpapar
potensi bahaya. Metode pengendalian ini
DAFTAR PUSTAKA

1. Adriana Pusparini. HIPERKES & KK. Di Ponogoro Semarang.


2. I Gede Widayana; I Gede Wiratmaja (2014) Kesehatan dan Keselamatan Kerja; Yogyakarta
3. Suma’mur P.K. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta (1987)
4. Melki Hidayat. PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN BAGI
K3 TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA DI PT. NMI (NISSAN MOTOR INDONESIA
DIVISI PRODUKSI (Tugas Akhir/2014)
5. Anggie Novianti Pratiwi. IDENTIFIKASI RISIKO K3 MENGGUNAKAN METODE HIRARC
PADA PENGERJAAN PERKUATAN LERENG DIRUAS TOLCIPULARANG KM92+450 PADA
STUDI KASUS PT. JASAMARGA (Tugas Akhir/2016)
6. Budi Luhur AW., Pailan. EVALUASI KESELAMATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN
METODE HAZARDS IDENTIFICATION, RISK ASSESMENT, AND RISK CONTROL
(HIRARC)
7. Shukma Sakti Cendykia, IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PADA DEPARTEMEN PRODUKSI WEAVING-2 PT. KUSUMAHADI SANTOSA
KARANGANYAR (Tugas Akhir/2014)

You might also like