Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industri harus memenuhi unsur keselamatan dan kesehatan
kerja. Dalam kegiatan proses awal produksi hingga akhir produksi kecelakaan tidak hanya dikarenakan
mesin tetapi juga bahan baku ataupun cairan kimia yang berbahaya. Kecelakaan kerja bisa terjadi
dikarenakan kelalaian karyawan atau yang sering disebut human error. Kecelakaan kerja berpotensi
mengurangi produktivitas, sehingga membuat kualitas kerja menurun dari sebelumnya. Kesehatan kerja
merupakan spesialisasi dalam Ilmu Kesehatan atau Kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar
para pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setingi-tingginya, baik fisik, mental,
maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit- penyakit/gangguan-gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-
penyakit umum (Mangkunegara, 2002). Menurut Mangkunegara, keselamatan dan kesehatan kerja adalah
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umunya. Di PT. Prima Cahaya Indobeverage ini masih
terdapat kekurangan mengenai keselamatan kerja dikarenakan minimnya kesadaran karyawan terhadap
keselamatan ataupun kurangnya informasi dari perusahaan tentang bahaya pekerjaan yang sedang
dilaksanakan. Dari data diatas, diharapkan PT. Prima Cahaya Indobeverage dapat mengurangi atau
memperkecil terjadinya kecelakaan maka dari itu dilakukan analisis untuk mengetahui faktor apa saja yang
menjadi penyebabnya kecelakaan tersebut. Adapun urutan pengolahan data pada tugas akhir ini yaitu:
Identifikasi bahaya, Uji Validitas, Uji Realibilitas, Metode Hirarc. Dari hasil pengolahan data pada Bab IV
diperoleh bahwa dari uji validitas dan uji reabilitas dari 15 sampel menggunakan software spss data
tersebut valid dan reable. Dan karyawan sebanyak 25 responden. Lalu menentukan bahaya dari aktivitas
pekerjaan. Lalu menentukan penilaian risiko, penilaian risiko diperoleh dari perkalian rata-rata kekerapan
dengan rata-rata keparahan. Dari hasil penilaian risiko diperoleh bahwa terdapat terdapat 3 variabel yang
memiliki tingkat risiko high, 5 variabel yang memiliki tingkat risiko medium, dan 7 varibel yang memiliki
tingkat risiko low. Pengendalian risiko merupakan tahap akhir metode HIRARC dimana pada proses
pengendalian ini yang dilakukan yaitu mempertimbangkan dari segi sumber bahaya penyebab risiko bahaya
yang telah diidentifikasi sebelumnya. Pengendalian risiko dibagi menjadi 3 yaitu pengendalian risiko untuk
tingkat risiko high, tingkat risisko medium dan tingkat risiko low.
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga (Sumber :PT. Prima Cahaya Indobeverage tahun
kerja dengan mewajibkan pengusaha untuk 2017)
melaksanakan Undang-undang Nomor 1 Tahun
1.2. Perumusan Masalah
1970, tentang keselamatan kerja. Namun dalam
Berdasarkan latar belakang masalah yang
usaha pencapaian program Keselamatan dan
telah diuraikan di atas, maka dapat diperoleh
Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan maupun
rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
industri banyak dijumpai berbagai keadaan dan
1. Apa saja bahaya keselamatan dan kesehatan
masalah yang dapat menjadi hambatan
kerja yang terdapat pada area produksi PT.
terlaksananya program K3. masalah tersebut
PCIB ?
meliputi berbagai aspek sosial, ekonomi dan
2. Bagaimana besarnya consequences,
budaya, komunikasi, informasi dan edukasi, ilmu
probability dan exposure dari risiko
pengetahuan dan teknologi, serta aspek dalam
keselamatan dan kesehatan kerja yang
pengelolaan program. Dengan tidak dijalaninya
terdapat di area produksi PT. PCIB ?
program K3 diperusahaan, maka hal tersebut akan
menimbulkan dampak negatif berupa
meningkatnya kejadian kecelakaan kerja dan
3. Bagaimana tingkat risiko keselamatan dan Safety and Engineering (ASSE), K3 diartikan
kesehatan kerja yang terdapat di area produksi sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk
PT. PCIB ? mencegah semua jenis kecelakaan yang ada
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) dapat
penelitian ini adalah: difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
1. Memperkirakan potensi risiko yang mungkin untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
akan terjadi pada pekerjaan proses produksi di jasmani maupun rohani tenaga kerja pada
area produksi khususnya dan manusia pada umumnya, hasil
2. Memberikan tindakan penanggulangan karya dan budayanya menuju masyarakat makmur
terhadap risiko yang terjadi, sehingga dapat dan sejahtera.
diketahui sumber risiko. Sedangkan pengertian secara keilmuan
Adapun manfaat yang diperoleh dari adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan
penelitian ini adalah: dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
1. Untuk meningkatkan kompetensi penelitian kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan
dalam bidang K3, khususnya mengenai dan Kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan
identifikasi dan analisis risiko keselamatan dengan proses produksi baik jasa maupun 3ocial3i.
dan kesehatan kerja Istilah lainnya adalah 3ocial3ic yang merupakan
2. Dapat memberikan konstribusi yang positif keilmuan dan aplikasi dalam hal 3ocial dan desain
terhadap perusahaan, khususnya mengenai kerja, keserasian manusia dan pekerjaannya,
identifikasi dan analisis risiko keselamatan pencegahan kelelahan guna tercapai pelaksanaan
dan kesehatan kerja. pekerja secara baik.
Pengertian Keselamatan Kerja Keselamtan
1.4. Pembatasan dan Asumsi Masalah kerja diartikan sebagai suatu pemikiran atau upaya
Batasan-batasan yang digunakan dalam untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
penelitian ini antara lain: jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada
1. Pembuatan identifikasi pada tahap level khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil
risiko karya dan budayanya. Menurut Budiono (2003)
2. Responden yang dijadikan objek penelitian keselamtan kerja merupakan ilmu dan penerapan
adalah pekerja aktif pada kegiatan yang terkait dengan mesin, alat, bahan dan proses
produksi pada area prduksi . kerja guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan
seluruh 3ocia produksi agar terhindar dari
2. LANDASAN TEORI kecelakaan kerja atau kerugian lainya.
2.1 Teori Umum Keselamatan Dan Kesehatan Triyusilyanti (2007) menyatakan bahwa
Kerja “keselamatan adalah merujuk pada perlindungan
Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) adalah terhadap fisik seseorang terhadap cedera yang
suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna terkait dengan pekerjaan” keselamatan kerja sangat
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan penting dalam sebuah instansi terutama pada
kerja dan penyakit yang disebabkan oleh pekerja bagian yang bersingguangan langsung dengan
dan lingkungan kerja. Menurut America Society of perkejaan yang mengandung resiko tinggi seperti
bagian produksi karena berhubungan langsung yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran
pada alat – alat produksi yang mungkin dapat lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau
menyebabkan kecelakaan kerja. bebas dari kecelakaan yang pada akhirnya dapat
meningkatkan sistem dan produktifitas kerja.
2.2 Faktor – Faktor Keselamatan Kerja Kecelakaan, adalah kejadian yang tak terduga dan
Manajemen keselamtan dan kesehatan kerja tak diharapkan. Tak terduga oleh karena di
perlu adanya standarisasi dalam pengelolaan dan belakang peristiwa itu tidak terdapat unsure
implementasi dari keselamatan dan kesehatan kengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencenaan.
kerja. Lestari dan Triyulianti (2007) membagi Ttidak diharapkan oleh karena peristiwa
faktor – faktor keselamtan dan kesehatan keja kecelakaan disertai kerugian materiil maupun
menjadi lima faktor. Faktor tersebut antara lain : penderiaan dari yang paling ringan sampai kepada
1. Pelatihan keselamatan. yang paling berat dan tidak diinginkan. Secara
2. Publikasi keselamatan. teoritis istilahistilah bahaya yang sering ditemui
3. Kontrol lingkungan kerja. dalam lingkungan kerja meliputi beberapa hal
4. Pengawasan dan disiplin. sebagai berikut :
5. Peningkatan kesadaran K3. 1. Hazard (sumber bahaya). Suatu keadaan yang
memungkinkan / dapat menimbulka
2.3 Kesehatan Kerja kecelakaan, penyakit, kerusakan atau
Kesehatan kerja (Occupational health) menghambat kemampuan pekerja yang ada
merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang 2. Danger (tingkat bahaya). Peluang bahaya
berkaitan dengan semua perkerjaan yang sudah tampak (kondisi bahaya sudah ada
berhubungan dengan faktor potensial yang tetapi dapat dicegah dengan berbagai tindakan
mempengaruhi kesehataan pekerja. Program prventif.
kesehataan kerja merupakan suatu hal yang penting 3. Risk, prediksi tingkat keparahan bila terjadi
dan perlu diperhatikan oleh pihak pengusaha bahaya dalam siklus tertentu
karena dengan adanya program kesehataan yang 4. Insident. Munculnya kejadian yang bahaya
baik akan menguntungkan para karyawan secara (kejadian yang tidak diinginkan, yang dapat/
material, karena karyawan akan lebih jarang absen, telah mengadakan kontak dengan sumber
bekerja dengan lingkungan yang lebih energi yang melebihi ambang batas
menyenangkan, sehingga secara keseluruhan badan/struktur
karyawan akan mampu bekerja lebih lama. 5. Accident. Kejadian bahaya yang disertai
Mangkunegara (2001:161) menyatakan program adanya korban dan atau kerugian
kesehatan kerja menunjukan pada kondisi yang (manusia/benda)
bebas dari gangguan fisik, mental, emosi, atau rasa
sakit yang di sebabkan oleh lingkungan kerja. 2.5 Alat Pelindung Diri
Beberapa kelengkapan atau peralatan
2.4 Sebab – Sebab Terjadinya Kecelakaan yang "WAJIB" digunakan saat melakukan
Kerja aktivitas bekerja yang disesuaikan dengan potensi
Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah satu risiko bahaya dalam kaitannya untuk menjaga
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja kesehatan dan keselamatan kerja baik pada pekerja
itu sendiri maupun orang disekitarnya disebut juga 2.6 Identifikasi Potensi Bahaya Dan Penilaian
dengan Alat Pelindung Diri (APD). Penggunaan Resiko
APD tersebut telah diatur oleh pemerintah melalui Sebelum melakukan penilaian risiko (risk
peraturan menteri Tenaga Kerja. Beberapa alat assesment), maka langkah awal yang harus
pelindung diri yang dimaksudkan dapat dilihat di dilakukan adalah mengetahui jenis dan seberapa
bawah ini: besar potensi bahaya yang ada dilingkungan kerja
1. Safety Shoes dengan cara mengidentifikasi potensi bahaya yang
ada. Identifikasi potensi bahaya merupakan
tahapan yang dapat memberikan informasi secara
menyeluruh dan mendetail mengenai risiko yang
ditemukan dengan menjelaskan konsekuensi dari
yang paling ringan sampai dengan yang paling
berat.
Adapun kegiatan dalam suatu sistem
Gambar 2.1 Safety Shoes manajemen risiko adalagh sebagai berikut :
(Sumber : http ://Alimustikasari.com ) a. Identifikasi potensi bahaya
2. Sarung Tangan (Gloves) b. Penilaian risiko (risk assement)
c. Penentuan cara pengendalian potensi bahaya
d. Penerapan teknologi pengendalian
e. Pemantauan daan pengkajian selanjutnya.
Identifikasi potensi
bahaya
Penilaian Risiko
tidak
Uji Validitas
ya
tidak
Uji realibitas
ya
A
4.1 Jenis Kecelakaan 2. Usia
Tabel 4.1 Jenis Kecelakaan Usia responden paing banyak diantara 25-40
Nomor Je nis Ke ce lakaan tahun yaitu sebanyak 25 hal tersebut menunjukan
1 Terjatuh Dari Ketinggian bahwa pada umur tersebut menunjukan usia yang
2 Bahan kimia Terhirup
3 Tertimpa bahan - bahan packing produktif bagi perusahaan sehingga perusahaan
4 Terjadi iritasi kulit
5 Tertimpa alat disekitar produksi memilih usia produktif untuk departemen produksi
6 Terjepit mesin
7 Keracunan udara dari bahan kimia
8 Tersetrum aliran listrik
Jumlah Responden
9 Bahan lem berbahaya terkena kulit 25
10 Gangguan pernafasan akibat debu 20
11 Rusaknya mata karena pencahayaan kurang
12 Tangan terpotong mesin 15
13 Tergelincir cairan 10
14 Tertimpa kebutuhan produksi Series1
15 Bahan kimia terkena kulit 5
0
(Sumber : PT. Prima Cahaya Indobeverage) <25 25-40 >40
4.2 Karakteristik Responden Usia
Karakteristik responden diperoleh dari
jawaban kuesioner (Data Responden) data umum Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan
karakteristik responden
jumlah
persentase
tingkat pendidikan yang paling banyak adalah
responden
jenis kelamin
laki - laki 25 100% lulusan SMA yaitu sebanyak 25 0rang hal ini
perempuan 0 0
<25 0
usia 25-40 25 terjadi karena secara keseluruhan pekerja
>40 0
Pendidikan
SMA 25 100% merupakan sebagai operatoh di bagian produksi.
D3 0
S1 0
<10 18
Lama Bekerja
>10 7
25
Jumlah Responden
30
20 (Sumber : PT Prima Cahaya Indobevarege)
10
0
Series1 4. Masa Kerja
masa kerja karyawan yang paling tinggi yaitu
Jenis Kelamin <10 tahun sebanyak 18 orang, sementara yang
memiliki persentase paling terkecil adalah
Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan
karyawan yang masa kerjanya lebih dari 10 tahun
Jenis Kelamin
yaitu sebanyak 7 orang.
(Sumber : PT Prima Cahaya Indobevarege)
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Keparahan Bahaya
Jumlah Responden
20 NO.Item r-hitung r-tabel kesimpulan
1 ,466* 0,396 Valid
10 2 ,685** 0,396 Valid
3 ,766** 0,396 Valid
0 4 ,575** 0,396 Valid
<10 >10 5 ,725** 0,396 Valid
6 ,605** 0,396 Valid
Lama Bekerja
7 ,450* 0,396 Valid
8 ,592** 0,396 Valid
9 ,575** 0,396 Valid
Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan 10 ,774** 0,396 Valid
11 ,466* 0,396 Valid
Masa Kerja 12 ,685** 0,396 Valid
(Sumber : PT Prima Cahaya Indobevarege) 13 ,766** 0,396 Valid
14 ,725** 0,396 Valid
15 ,774** 0,396 Valid