You are on page 1of 6

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA

TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) DI PELABUHAN MANADO


THE RELATIONSHIP BETWEEN PHYSHICAL ACTIVITY AND WORK FATIGUE STEVEDORING
IN MANADO HARBOUR
Offelly Christian Karlos, Johan Josephus, Paul Kawatu
Bidang Minat Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRACT

Background: all types of work will result in fatigue. Fatigue will decrease performance and increase
the error rate of work. Fatigue is a common health problem among labor. One cause of fatigue is
physical activity. Physical activity performed by the stevedoring very heavy and requires good
physical strength, morale and cooperation between members of the other stevedoring also very
influential. The purpose of this study was to know the relationship between physical activity and work
fatigue stevedoring in manado harbour. Methods: this research used analytical survey research with
cross sectional study using the chi-square test. Research was conducted during july of 2013. Fulfilled
the sample size in this study were 63 responders and taken by purposive sampling. Assessment of
physical activity level performed by using the formula of manual handling activities, and fatigue
measurements using reaction timer. Results: based on respondents's physical activity, which has a
heavy physical activity by 55 respondents (87.3%), normal physical activity as much as 8 respondents
(12.7%). Respondents with a normal fatigue as many as 8 people (12.7%), and respondents with
abnormal fatigue by 55 people (87.3%). Physical activity has a working relationship with fatigue (p =
0.000). Conclusions: physical activity in stevedoring in manado harbour is in the category heavy
physical activity that is as much as 55 respondents. Fatigue at work on stevedoring manado harbour
is in the category of abnormal fatigue as many as 55 respondents. There is a relationship between
physical activity at work on stevedoring fatigue in manado harbour.

Keywords: Physical Activity, Work Fatigue, Stevedoring.

RINGKASAN

Latar belakang: semua jenis pekerjaan akan menghasilkan kelelahan kerja. Kelelahan kerja akan
menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja. Kelelahan kerja merupakan suatu
masalah kesehatan yang umum dijumpai di kalangan tenaga kerja. Salah satu penyebab kelelahan
kerja adalah aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang dilakukan oleh para tenaga kerja bongkar muat sangat
berat dan membutuhkan kekuatan fisik yang baik, semangat kerja dan kerjasama antara anggota
tenaga kerja bongkar muat yang lain juga sangat berpengaruh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja bongkar muat di
pelabuhan manado. Metode penelitian: : penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei analitik
dengan rancangan cross sectional study dengan menggunakan uji chi-square. Penelitian dilakukan
selama bulan juli tahun 2013. Besar sampel yang terpenuhi dalam penelitian ini adalah 63 responden
dan diambil secara purpossive sampling. Penilaian tingkat aktivitas fisik dilakukan dengan
menggunakan rumus aktivitas manual handling, dan pengukuran kelelahan kerja menggunakan
reaction timer. Hasil penelitian: berdasarkan aktivitas fisik responden, yang memiliki aktivitas fisik
berat sebanyak 55 responden (87,3%), aktivitas fisik normal sebanyak 8 responden (12,7%).
Responden dengan kelelahan kerja normal yaitu sebanyak 8 orang (12,7%), dan responden dengan
kelelahan kerja tidak normal sebanyak 55 orang (87,3%). Aktivitas fisik memiliki hubungan dengan
kelelahan kerja (p=0,000). Kesimpulan: aktivitas fisik pada tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan
manado berada pada kategori aktivitas fisik berat yaitu sebanyak 55 responden. Kelelahan kerja pada
tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan manado berada pada kategori kelelahan kerja tidak normal
yaitu sebanyak 55 responden. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kelelahan kerja pada tenaga
kerja bongkar muat di pelabuhan manado.

Kata kunci: aktivitas fisik, kelelahan kerja, tenaga kerja bongkar muat
Pendahuluan sampai di dermaga Pelabuhan Manado, setelah
barang telah berada di dermaga Pelabuhan
Kesehatan kerja merupakan spesialisasi Manado pekerjaan dilanjutkan dengan
ilmu yang bertujuan agar pekerja atau mengangkat atau mengangkut barang dari
masyarakat pekerja memperoleh derajat kendaraan ke dalam kapal yang dilakukan oleh
kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental tenaga kerja bongkar muat. (Anonimous,
maupun sosial dengan usaha preventif atau 2009)
kuratif terhadap penyakit atau gangguan Berdasarkan hasil survei menunjukan
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor bahwa aktivitas fisik yang dilakukan oleh para
pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap TKBM sangat berat dan membutuhkan
penyakit umum (Suma’mur, 1976 dalam kekuatan fisik yang baik, semangat kerja dan
Budiono, 2003). Semua jenis pekerjaan akan kerjasama antara anggota TKBM yang lain
menghasilkan kelelahan kerja. Kelelahan kerja juga sangat berpengaruh. Pekerjaan bongkar
akan menurunkan kinerja dan menambah muat dilakukan dengan menggunakan sistem
tingkat kesalahan kerja. (Nurmianto, 2008). borongan, bekerja sesuai dengan kesepakatan
Kelelahan kerja merupakan suatu masalah pihak pengguna jasa. Melalui data yang
kesehatan yang umum dijumpai di kalangan didapat di bagian koperasi TKBM Pelabuhan
tenaga kerja. Salah satu penyebab kelelahan Manado angka kecelakaan kerja TKBM
kerja adalah aktivitas fisik. (Tarwaka, 2010). selama 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut,
Tingkat kecelakaan kerja dan berbagai pada tahun 2007 tercatat sebanyak 13 kasus,
ancaman keselamatan dan kesehatan kerja pada tahun 2008 tercatat sebanyak 5 kasus,
(K3) di Indonesia masih cukup tinggi. pada tahun 2009 tercatat sebanyak 3 kasus,
Berbagai kecelakaan kerja masih sering terjadi pada tahun 2010 tercatat 1 kasus, sedangkan
dalam proses produksi terutama di sektor jasa pada tahun 2011 tercatat sebanyak 3 kasus,
konstruksi. International Labour Organization dan pada tahun 2012 tercatat 6 kasus
(ILO) menyebutkan bahwa sekitar kurang kecelakaan kerja di Pelabuhan Manado.
lebih 2,2 juta jiwa per tahun di seluruh belahan (Anonimous, 2012). Berdasarkan wawancara
dunia kehilangan nyawa akibat penyakit yang secara langsung kepada TKBM peneliti juga
terkait dengan pekerjaan (Gita. L, 2007). mendapat laporan dari pekerja bahwa waktu
Berdasarkan laporan ILO, setiap hari terjadi kerja melebihi 8 jam per hari dan berlebihnya
kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban beban kerja angkat-angkut, maka hal ini dapat
fatal sekira 6. 000 kasus. Sementara di mengakibatkan terjadinya kelelahan kerja.
Indonesia setiap 100.000 tenaga kerja terdapat
20 orang fatal akibat kecelakaan kerja. Tak Metode
hanya itu, menurut kalkulasi ILO, kerugian Penelitian ini menggunakan metode survei
yang harus ditanggung akibat kecelakaan kerja analitik dengan pendekatan cross sectional
di negara-negara berkembang juga tinggi, study (studi potong lintang). Populasi dalam
yakni mencapai 4% dari Gross National penelitian ini ialah seluruh TKBM yang ada
Product (GNP) (Anonimous,2013). Lebih di Pelabuhan Manado yang berjumlah 151
seperempat dari total kecelakaan kerja terjadi
orang. Sampel dalam populasi ini berjumlah
berkaitan dengan pekerjaan manual handling
63 orang yang diambil dengan menggunakan
(Health Safety Executive, 2003 dalam
teknik purpossive sampling dengan
Tarwaka, 2010).
memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi
Pekerjaan bongkar muat di pelabuhan
sampel. Kriteria inklusi sampel yaitu: Bersedia
Manado hanya dapat dilaksanakan oleh
menjadi sampel, tidak sedang dalam pengaruh
Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) yang
alkohol, dan hadir pada saat pengambilan data.
terdaftar di kantor Pelabuhan Manado.
Kriteria eksklusi sampe yaitu: Pernah sakit
Kesiapan sumber daya manusia operasional
(cidera) selama satu minggu terakhir saat
dan tenaga kerja bongkar muat merupakan
pengambilan data, tidak melakukan pekerjaan
salah satu persyaratan operasional pelabuhan
pada saat dilakukan penelitian, tidak dapat
24 jam. Kebanyakan aktivitas bongkar muat
berkomunikasi dengan baik. Variabel bebas
menggunakan tenaga manusia dan pekerjaan
dalam penelitian ini ialah ialah aktivitas fisik
dilakukan dengan memindahkan barang-
TKBM Pelabuhan Manado yaitu aktivitas
barang dari gudang penyimpanan ke
mengangkat / menurunkan, aktivitas
kendaraan yang mengangkut barang-barang
mendorong / menahan, aktivitas membawa / Tingkat Pendidikan
memindahkan. Variabel terikat dalam Tingkat pendidikan responden dalam
penelitian ini ialah kelelahan kerja TKBM penelitian ini paling banyak adalah Sekolah
pelabuhan Manado. Data sekunder berupa Dasar (SD) yaitu 36 responden. Menurut
identitas responden identitas TKBM, data Poerwanto (1989) dalam Setyawati (2012),
jumlah TKBM yang ada di Pelabuhan Manado pendidikan Kaitannya dengan kelelahan kerja
dan diambil dari Kantor bagian Tenaga kerja adalah makin tinggi pendidikan seseorang
Bongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Manado, makin mudah seseorang berpikir secara luas,
data aktivitas fisik dilakukan dengan makin tinggi daya inisiatifnya dan semakin
wawancara langsung kepada responden mudah pula untuk menemukan cara-cara yang
dengan menggunakan kuesioner, sedangkan efisien guna menyelesaikan pekerjaannya
data kelelahan kerja responden diukur dengan dengan baik (Setyawati, 2012)
menggunakan reaction timer. Data yang telah
masuk diinterpretasikan lebih lanjut dengan Kebiasaan Olahraga
menggunakan analisis univariat dan bivariat. Dalam penelitian ini, sebanyak 27 responden
Analisis Univariat dilakukan untuk (42,9%) sering melakukan olahraga sebelum
memperoleh gambaran pada masing-masing bekerja. Latihan yang teratur dalam jangka
variabel yang terdiri dari umur, masa kerja, waktu yang lama dapat menghasilkan
tingkat pendidikan terakhir, kebiasaan peningkatan ukuran dan kekuatan pada tendon
olahraga. Analisis Bivariat digunakan untuk dan ligamen, serta peningkatan kekuatan
mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara hubungan antara tendon dan tulang atau antara
aktivitas fisik dengan kelelahan kerja. Analisis ligamen dan tulang. (Helmi. N. Zairin, 2012)
data ini menggunakan uji chi-square.
Keseluruhan proses analisis data menggunakan Aktivitas Fisik
komputer dengan aplikasi Software Statistik Tabel 1. Distribusi gambaran umum aktivitas
SPSS Ver. 20 For Windows 7 fisik
Aktivitas Fisik Jumlah %
Hasil dan Pembahasan Ringan (<10) 0 0
Sedang (10-<25) 0 0
Karakteristik Responden
Normal (25-<50) 8 12,7
Umur
Dalam penelitian ini yaitu yang paling banyak Berat (>50) 55 87,3
adalah umur 34 tahun dan 34 tahun ke atas Jumlah 63 100
yaitu sebanyak 54%. Menurut World Health Berdasarkan hasil penelitian terhadap para
Organization (WHO) usia produktif seseorang TKBM yang melakukan aktivitas fisik
yaitu antara 18-65 tahun. Berdasarkan mengangkat, menahan dan memindahkan
penelitian Oentoro (2004) dalam Mentari beban, diketahui bahwa responden yang
(2012), tenaga kerja yang berusia 40-50 tahun memiliki aktivitas fisik berat sebanyak 55
akan lebih cepat menderita kelelahan responden (87,3%) sedangkan responden yang
dibandingkan dengan tenaga kerja yang memiliki aktivitas fisik normal hanya
relative lebih muda. sebanyak 8 responden (12,7%). Kegiatan yang
dilakukan TKBM di pelabuhan Manado,
Masa kerja aktivitas fisik kerjanya bersifat Manual
Responden terbanyak adalah dengan masa Handling sehingga setiap tahap kegiatan
kerja 1 – 5 tahun yaitu sebanyak 27 responden. sepenuhnya memerlukan kemampuan fisik
Menurut Setyawati (2010) seseorang yang TKBM. Menurut Manuaba (2006) dalam
bekerja dengan masa kerja yang lama lebih Artayasa (2008), masalah utama yang dihadapi
banyak memiliki pengalaman dibandingkan pada pengangkutan produk di industri primer
yang bekerja dengan masa kerja yang tidak adalah: sistem angkat-angkut seperti sikap
terlalu lama. Orang yang bekerja lama sudah kerja yang tidak alamiah, desain peralatan
terbiasa dengan pekerjaan yang dilakukannya yang kurang tepat guna, pengorganisasian
sehingga tidak menimbulkan kelelahan kerja waktu yang tidak tepat, hanya menggunakan
bagi dirinya. pertimbangan faktor ekonomi dan teknik saja
saat memecahkan masalah.
Pekerja dengan aktivitas fisik kategori sedang kelelahan kerja bagi pekerja yaitu penurunan
selama bekerja berisiko 2,08 kali (95% CI: semangat kerja yang menimbulkan penurunan
1,48 – 2,92) mengalami kecelakaan kerja produktivitas kerja. Berdasarkan penelitian
dibandingkan pekerja dengan aktivitas ringan. yang dilakukan oleh Sukmawati (2012),
Hal ini disebabkan pekerja dengan aktivitas pemberian makanan tambahan terbukti mampu
sedang akan lebih cepat mengalami kelelahan menurunkan kelelahan pekerja dengan
secara fisik dibandingkan dengan aktivitas kategori kelelahan sedang menjadi kelelahan
ringan sehingga bisa mengurangi stamina dan ringan. Menurut Artayasa (2008), dengan
konsentrasi pekerja. (Riyadina, 2007). pendekatan ergonomi total dapat menurunkan
kelelahan pekerja sebesar 53,97%
Kelelahan kerja
Tabel 2. Distribusi gambaran umum kelelahan
kerja pada TKBM pelabuhan Manado
Kategori Persentase Hubungan antara aktivitas Fisik dengan
Jumlah Kelelahan Kerja
Kelelahan (%)
Normal 8 12,7 Tabel 1. Hubungan antara Aktivitas Fisik
dengan Kelelahan Kerja pada TKBM di
Tidak Normal 55 87,3
Pelabuhan Manado
Jumlah 63 100 Kelelahan Kerja
Aktivitas Tidak Normal p
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa Jumlah % OR
Fisik Normal value
responden dengan kelelahan kerja normal n % n %
yaitu sebanyak 8 orang (12,7%), dan Berat 52 94,5 3 37,5 55 87,3
responden dengan kelelahan kerja tidak
Normal 3 5,5 5 62,5 8 12,7 0,000 28,889
normal sebanyak 55 orang (87,3%). Ini
disebabkan pekerja melakukan pekerjaan Jumlah 55 100 8 100 63 100
dengan cara mengangkat, menahan dan Berdasarkan tabel 4.7 di atas diperoleh nilai
memindahkan barang secara manual tanpa Signifikan (p) yaitu 0,000 yang menunjukan
menggunakan alat bantu angkat dan barat bahwa nilai p < 0,05. Hal ini berarti terdapat
beban yang diangkat melebihi 50 kg. hubungan antara aktivitas fisik dengan
Kelelahan kerja merupakan suatu keadaan kelelahan kerja pada TKBM pelabuhan
yang sering ditemukan di kalangan pekerja. Manado. Nilai Odds Ratio sebesar 28,889
Kelelahan kerja merupakan proses yang artinya responden dengan aktivitas fisik
menurunnya efisiensi, performa kerja, dan berat memiliki peluang 28,889 kali untuk
berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik berada pada kategori kelelahan kerja tidak
tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang normal.
harus dilakukan. Kelelahan kerja akan Jumlah responden yang memiliki tingkat
menurunkan kinerja dan menambah tingkat aktivitas fisik berat dan berada dalam kategori
kesalahan kerja. Meningkatnya kesalahan kelelahan tidak normal sebanyak 52 orang dan
kerja akan memberikan peluang terjadinya yang memiliki tingkat kelelahan normal
kecelakaan kerja. (Adi, 2013) sebanyak 3 orang. Sebanyak 3 orang yang
Perasaan kelelahan kerja dapat dicirikan oleh memiliki aktivitas fisik normal berada pada
penurunan kesiagaan dan perhatian, penurunan tingkat kelelahan tidak normal dan sebanyak 5
hambatan persepsi, cara berpikir atau orang berada pada tingkat kelelahan normal.
perbuataan anti sosial, kurang tenaga, dan Adanya hubungan antara kedua variabel
kehilangan inisiatif. Di samping itu juga tersebut disebabkan karena responden dengan
perasaan kelelahan kerja disertai oleh sakit aktivitas berat pada umumnya berada pada
kepala, vertigo, gangguan fungsi paru dan tingkat kelelahan tidak normal. Responden
jantung, kehilangan nafsu makan serta dengan aktivitas normal pada umumnya
gangguan pencernaan, mudah tersinggung dan berada pada tingkat kelelahan normal.
penurunan toleransi. Pekerjaan yang dilakukan Kenaikan satu variabel diikuti oleh variabel
oleh tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan lainnya.
Manado yaitu secara manual yang Aktivitas fisik merupakan salah satu dari
mengerahkan seluruh bagian tubuh, sehingga faktor-faktor penyebab terjadinya kelelahan
menimbulkan kelelahan kerja. Dampak dari kerja. Faktor-faktor lainnya yaitu aktivitas
kerja mental, stasiun kerja tidak ergonomis, Saran
sikap paksa, kerja statis, kerja bersifat 1. perlu dilakukan olaraga atau peregangan
monotomi, lingkungan kerja ekstrim, otot sebelum melakukan aktivitas fisik
psikologis, kebutuhan kalori kurang, waktu mengangkat, menahan dan memindahkan
kerja-istirahat tidak tepat. Berdasarkan beban pada TKBM di pelabuhan Manado
penelitian yang dilakukan Fahri (2010), 2. Memperhatikan waktu istirahat, kondisi
kebisingan dan tekanan memiliki hubungan tempat kerja, beban angkat, serta alat
yang sedang dengan terjadinya perasaan bantu yang di gunakan pada TKBM agar
kelelahan kerja. kelelahan kerja yang berujung pada
Menurut Tyas (2009), pekerjaan angkat angkut kecelakaan kerja tidak akan semakin
menimbulkan kelelahan karena disebabkan meningkat
oleh berat beban angkatan, jarak angkut, serta 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
frekuensi angkat-angkut sedangkan faktor- dengan variabel-variabel berbeda, agar
faktor lain yang menyebabkan kelelahan cepat dapat ditemukan faktor-faktor yang
terjadi karena kondisi ruangan yang panas, dan mempengaruhi kelelahan kerja.
kelelahan juga mungkin disebabkan karena
jarak rumah dengan tempat kerja yang jauh, Daftar Pustaka
serta pekerja bekerja di luar pabrik. Adi, D. 2013. Hubungan Antara Iklim Kerja,
Menurut Santoso (2011) dalam penelitiannya Asupan Gizi Sebelum Bekerja, Dan
yang berjudul “Pengaruh Angkat-angkut Beban Kerja Terhadap Tingkat
terhadap kelelahan otot tangan karyawan unit Kelelahan Pada Pekerja Shift Pagi
logistik PT. Indo Acidatama TBK Kemiri Bagian Packing Pt.X, Kabupaten
Kebak Kramat di Karanganyar”, dalam Kendal. Jurnal Kesehatan Masyarakat
kaitannya dengan pekerjaan, semua dampak 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013
dari angkat-angkut yang melebihi batas akan
Anonimous, 2009. Peraturan Pemerintah
menimbulkan kelelahan otot karyawan.
Republik Indonesia nomor 61 tahun
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan
2009 tentang kepelabuhanan. Jakarta:
bahwa ada pengaruh angkat-angkut terhadap
Novindo Pustaka Mandiri
kelelahan otot tangan karyawan.
Berdasarkan penelitian mengenai pendekatan Anonimous, 2012. Profil Koperasi Tenaga
ergonomi total yang dilakukan Artayasa Kerja Bongkar Muat Pelabuhan
(2008), penurunan kelelahan dimungkinkan Manado. Manado: Koperasi TKBM
kerena telah diadakan perbaikan cara angkat Pelabuhan Manado.
dan angkut serta penyesuaian berat beban yang
diangkat dan diangkut dengan kemampuan Anonimous, 2013. Kecelakaan Kerja Tinggi
tubuh; adanya pengaturan waktu kerja dan (online)
istirahat; pemberian teh manis setelah dua jam (http://menteri.depnakertrans.go.id/?sho
kerja; pembuatan undakan yang ergonomis w=news&news_id=960)
pada tegalan yang memiliki kemiringan yang Artayasa, 2008. Pendekatan Ergonomi Total
tajam Meningkatkan Kualitas Hidup Pekerja
Wanita Pengangkut Kelapa Di Banjar
Kesimpulan Semaja Antosari Selemadeg Tabanan
Berdasarkan penelitian, dapat diambil Bali (diakses 21 Oktober 2013)
kesimpulan sebagai berikut:
1. Aktivitas fisik pada TKBM di Pelabuhan Budiono. S, Jusuf, Pusparini. A, 2003. Bunga
Manado berada pada kategori aktivitas Rampai Hiperkes dan KK. Semarang:
fisik berat yaitu sebanyak 55 responden. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
2. Kelelahan kerja pada TKBM di Fahri, S. 2010. Kebisingan Dan Tekanan
Pelabuhan Manado berada pada kategori Panas Dengan Perasaan Kelelahan
kelelahan kerja tidak normal yaitu Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian
sebanyak 55 responden. Drilling Pertamina EP Jambi.
3. Ada hubungan antara aktivitas fisik PROSIDING SEMINAR NASIONAL
dengan kelelahan kerja pada TKBM di UNIMUS 2010,
Pelabuhan Manado. ISSN:978.979.704.883.9.
Gita, L. 2007. Media Relations Officer ILO.
Jakarta.
Mentari, A. 2012. Hubungan Karakteristik
Pekerja dan Cara Kerja dengan
Kelelahan Kerja pada Pemanen Kelapa
Sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV
(persero) Unit Usaha Adolina Tahun
2012. (diakses tanggal 2 Juli 2013)
Nurmianto, E. 2004. Ergonomi, Konsep Dasar
dan Aplikasinya. Surabaya: Prima
Pinting.
Riyadina, W. 2007. Kecelakaan Kerja dan
Cedera yang Dialami oleh Pekerja
Industri di Kawasan Industri Pulo
Gadung Jakarta. MAKARA,
KESEHATAN, VOL. 11, NO. 1, JUNI
2007: 25-31
Setyawati, 2010. Selintas tentang Kelelahan
Kerja. Yogyakarta: Amara Books.
Sukmawati, 2012. STUDI PERBEDAAN
KELELAHAN KERJA BERDASARKAN
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
(EXTRA FOODING) (Studi di PT.
Besmindo Materi Sewatama, Pekopen
Tambun Bekasi) (diakses tanggal 2
September 2013)
Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri Dasar-
dasar Pengetahuan Ergonomi dan
Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta:
HARAPAN PRESS
Tyas, 2009. Pengaruh Pekerjaan Angkat-
Angkut Terhadap Kelelahan Kerja pada
Waktu Aktivitas Pengisian Acetic Acid
ke Dalam Jerigen di Unit Filling PT.
Indo Acidatama tbk, Kemiri
Kebakkramat Karanganyar. (diakses
tanggal 2 September 2013).

You might also like