Professional Documents
Culture Documents
RINGKASAN
Latar belakang: semua jenis pekerjaan akan menghasilkan kelelahan kerja. Kelelahan kerja akan
menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja. Kelelahan kerja merupakan suatu
masalah kesehatan yang umum dijumpai di kalangan tenaga kerja. Salah satu penyebab kelelahan
kerja adalah aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang dilakukan oleh para tenaga kerja bongkar muat sangat
berat dan membutuhkan kekuatan fisik yang baik, semangat kerja dan kerjasama antara anggota
tenaga kerja bongkar muat yang lain juga sangat berpengaruh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja bongkar muat di
pelabuhan manado. Metode penelitian: : penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei analitik
dengan rancangan cross sectional study dengan menggunakan uji chi-square. Penelitian dilakukan
selama bulan juli tahun 2013. Besar sampel yang terpenuhi dalam penelitian ini adalah 63 responden
dan diambil secara purpossive sampling. Penilaian tingkat aktivitas fisik dilakukan dengan
menggunakan rumus aktivitas manual handling, dan pengukuran kelelahan kerja menggunakan
reaction timer. Hasil penelitian: berdasarkan aktivitas fisik responden, yang memiliki aktivitas fisik
berat sebanyak 55 responden (87,3%), aktivitas fisik normal sebanyak 8 responden (12,7%).
Responden dengan kelelahan kerja normal yaitu sebanyak 8 orang (12,7%), dan responden dengan
kelelahan kerja tidak normal sebanyak 55 orang (87,3%). Aktivitas fisik memiliki hubungan dengan
kelelahan kerja (p=0,000). Kesimpulan: aktivitas fisik pada tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan
manado berada pada kategori aktivitas fisik berat yaitu sebanyak 55 responden. Kelelahan kerja pada
tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan manado berada pada kategori kelelahan kerja tidak normal
yaitu sebanyak 55 responden. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kelelahan kerja pada tenaga
kerja bongkar muat di pelabuhan manado.
Kata kunci: aktivitas fisik, kelelahan kerja, tenaga kerja bongkar muat
Pendahuluan
Kesehatan kerja merupakan spesialisasi
ilmu yang bertujuan agar pekerja atau
masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental
maupun sosial dengan usaha preventif atau
kuratif terhadap penyakit atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap
penyakit umum (Sumamur, 1976 dalam
Budiono, 2003). Semua jenis pekerjaan akan
menghasilkan kelelahan kerja. Kelelahan kerja
akan menurunkan kinerja dan menambah
tingkat kesalahan kerja. (Nurmianto, 2008).
Kelelahan kerja merupakan suatu masalah
kesehatan yang umum dijumpai di kalangan
tenaga kerja. Salah satu penyebab kelelahan
kerja adalah aktivitas fisik. (Tarwaka, 2010).
Tingkat kecelakaan kerja dan berbagai
ancaman keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) di Indonesia masih cukup tinggi.
Berbagai kecelakaan kerja masih sering terjadi
dalam proses produksi terutama di sektor jasa
konstruksi. International Labour Organization
(ILO) menyebutkan bahwa sekitar kurang
lebih 2,2 juta jiwa per tahun di seluruh belahan
dunia kehilangan nyawa akibat penyakit yang
terkait dengan pekerjaan (Gita. L, 2007).
Berdasarkan laporan ILO, setiap hari terjadi
kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban
fatal sekira 6. 000 kasus. Sementara di
Indonesia setiap 100.000 tenaga kerja terdapat
20 orang fatal akibat kecelakaan kerja. Tak
hanya itu, menurut kalkulasi ILO, kerugian
yang harus ditanggung akibat kecelakaan kerja
di negara-negara berkembang juga tinggi,
yakni mencapai 4% dari Gross National
Product (GNP) (Anonimous,2013). Lebih
seperempat dari total kecelakaan kerja terjadi
berkaitan dengan pekerjaan manual handling
(Health Safety Executive, 2003 dalam
Tarwaka, 2010).
Pekerjaan bongkar muat di pelabuhan
Manado hanya dapat dilaksanakan oleh
Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) yang
terdaftar di kantor Pelabuhan
Manado.
Kesiapan sumber daya manusia operasional
dan tenaga kerja bongkar muat merupakan
salah satu persyaratan operasional pelabuhan
24 jam. Kebanyakan aktivitas bongkar muat
menggunakan tenaga manusia dan pekerjaan
dilakukan dengan memindahkan barangbarang dari gudang penyimpanan ke
kendaraan yang mengangkut barang-barang
Tingkat Pendidikan
Tingkat
pendidikan
responden
dalam
penelitian ini paling banyak adalah Sekolah
Dasar (SD) yaitu 36 responden. Menurut
Poerwanto (1989) dalam Setyawati (2012),
pendidikan Kaitannya dengan kelelahan kerja
adalah makin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah seseorang berpikir secara luas,
makin tinggi daya inisiatifnya dan semakin
mudah pula untuk menemukan cara-cara yang
efisien guna menyelesaikan pekerjaannya
dengan baik (Setyawati, 2012)
Kebiasaan Olahraga
Dalam penelitian ini, sebanyak 27 responden
(42,9%) sering melakukan olahraga sebelum
bekerja. Latihan yang teratur dalam jangka
waktu yang lama dapat menghasilkan
peningkatan ukuran dan kekuatan pada tendon
dan ligamen, serta peningkatan kekuatan
hubungan antara tendon dan tulang atau antara
ligamen dan tulang. (Helmi. N. Zairin, 2012)
Aktivitas Fisik
Tabel 1. Distribusi gambaran umum aktivitas
fisik
Aktivitas Fisik
Jumlah
%
Ringan (<10)
0
0
Sedang (10-<25)
0
0
Normal (25-<50)
8
12,7
Berat (>50)
55
87,3
Jumlah
63
100
Berdasarkan hasil penelitian terhadap para
TKBM yang melakukan aktivitas fisik
mengangkat, menahan dan memindahkan
beban,
diketahui bahwa responden yang
memiliki aktivitas fisik berat sebanyak 55
responden (87,3%) sedangkan responden yang
memiliki aktivitas fisik normal hanya
sebanyak 8 responden (12,7%). Kegiatan yang
dilakukan TKBM di pelabuhan Manado,
aktivitas fisik kerjanya bersifat
Manual
Handling sehingga setiap tahap kegiatan
sepenuhnya memerlukan kemampuan fisik
TKBM. Menurut Manuaba (2006) dalam
Artayasa (2008), masalah utama yang dihadapi
pada pengangkutan produk di industri primer
adalah: sistem angkat-angkut seperti sikap
kerja yang tidak alamiah, desain peralatan
yang kurang tepat guna, pengorganisasian
waktu yang tidak tepat, hanya menggunakan
pertimbangan faktor ekonomi dan teknik saja
saat memecahkan masalah.
Tidak
Normal
n
%
Normal
n
Berat
52
94,5
Normal
5,5
Jumlah
55
100
Jumlah
37,5
55
87,3
62,5
12,7
100
63
100
p
value
OR
0,000
28,889
Saran
1. perlu dilakukan olaraga atau peregangan
otot sebelum melakukan aktivitas fisik
mengangkat, menahan dan memindahkan
beban pada TKBM di pelabuhan Manado
2. Memperhatikan waktu istirahat, kondisi
tempat kerja, beban angkat, serta alat
bantu yang di gunakan pada TKBM agar
kelelahan kerja yang berujung pada
kecelakaan kerja tidak akan semakin
meningkat
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
dengan variabel-variabel berbeda, agar
dapat ditemukan faktor-faktor yang
mempengaruhi kelelahan kerja.
Daftar Pustaka
Adi, D. 2013. Hubungan Antara Iklim Kerja,
Asupan Gizi Sebelum Bekerja, Dan
Beban
Kerja
Terhadap
Tingkat
Kelelahan Pada Pekerja Shift Pagi
Bagian Packing Pt.X, Kabupaten
Kendal. Jurnal Kesehatan Masyarakat
2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013
Anonimous, 2009. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia nomor 61 tahun
2009 tentang kepelabuhanan. Jakarta:
Novindo Pustaka Mandiri
Anonimous, 2012. Profil Koperasi Tenaga
Kerja Bongkar Muat Pelabuhan
Manado. Manado: Koperasi TKBM
Pelabuhan Manado.
Anonimous, 2013. Kecelakaan Kerja Tinggi
(online)
(http://menteri.depnakertrans.go.id/?sho
w=news&news_id=960)
Artayasa, 2008. Pendekatan Ergonomi Total
Meningkatkan Kualitas Hidup Pekerja
Wanita Pengangkut Kelapa Di Banjar
Semaja Antosari Selemadeg Tabanan
Bali (diakses 21 Oktober 2013)
Budiono. S, Jusuf, Pusparini. A, 2003. Bunga
Rampai Hiperkes dan KK. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Fahri, S. 2010. Kebisingan Dan Tekanan
Panas Dengan Perasaan Kelelahan
Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian
Drilling
Pertamina
EP
Jambi.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
UNIMUS
2010,
ISSN:978.979.704.883.9.