You are on page 1of 5

Hikmah, et al.Postur Kerja Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Manual Material Handling pada .....

Postur Kerja Sebelum dan Sesudah Pelatihan Safety Tentang Manual Material
Handling pada Pekerja Depo Air Minum
(Studi Kasus di Kecamatan Sumbersari Jember)
Work Posture Before and After Safety Training of Manual Material Handling
on Refill Drinking Water Depot Worker
(Case Studi on District Sumbersari Jember)
Rizqi Naimmatul Hikmah, Anita Dewi Prahastuti Sujoso, Ragil Ismi Hartanti
Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Jember
Jln. Kalimantan 37 Kampus Tegal Boto Jember 68121
e-mail korespondensi : rizqinaimmatul@gmail.com

Abstract
Manual material handling (MMH) is a material handling proccess that using man power. Those
activity could affect musculoskeletal system if not undertaken ergonomically. As many as 80 % of
worker practice an unsafe posture and 100 % suffers a musculoskeletal disorders. The research
was attempts to analyze work posture before and after safety training was given. This was a
quantitative research with quasi experiment method. The intervention that given was a safety
training about MMH. The object were workers who have a job to lifting and distributing gallons,
with sample of 24 workers on 6 depot. The primary data was obtained through observation before
and after safety training of MMH. The observation was attempts to collect the data calculate by
NIOSH lifting equation method. Bivariate analysis was done to know the difference of work
posture before and after the safety training with ordinal data scale used Wilcoxon signed rank
test. The result shows there was a difference on work posture of respondents before and after
safetytraining about MMH. It can be seen in the score of lifting index (LI) after getting the
training. As evidence by the decreased of the average LI score from 5,2 (before training) to 2,5
(after training), and from the result of statistical Wilcoxon signed rank test by p value < α (α =
0,005) it indicated that H0 was rejected.

Keyword : work posture, manual material handling

Abstrak
Manual Material Handling (MMH) merupakan proses penanganan material dengan tenaga
manusia yang akan mencederaii sistem otot rangka jika tidak dilakukan dengan aman. Para pekerja
di depo mempraktikkan postur kerja yang tidak aman sebanyak 80% dan seluruhnya mengalami
keluhan MSDs. Melalui penelitian ini pekerja mendapatkan pelatihan safety mengenai MMH.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa postur kerja sebelum dan sesudah pelatihan safety.
Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan metode eksperimen semu. Objek penelitian adalah sales
depo air minum. Sampel sebanyak 24 orang yang tersebar di 6 depo. Pengumpulan data melalui
obervasi postur kerja sebelum pelatihan safety dan sesudah pelatihan safety. Analisis bivariat
dilakukan untuk mengetahui perbedaan postur kerja dengan skala data ordinal dengan uji peringkat
bertanda dari Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan postur kerja yang
dipraktikkan oleh responden antara sebelum dan sesudah diberikan pelatihan. Terbukti dengan
penurunan rata-rata skor LI dari 5,2 (sebelum pelatihan) menjadi 2,5 (setelah pelatihan) serta hasil
uji statistik peringkat bertanda Wilcoxon dengan p value < α (α = 0,005) yang menunjukkan
bahwa H0 ditolak.

Kata kuci : postur kerja, angkat angkut manual

Pendahuluan proses penanganan material yang dilakukan dengan


menggunakan tenaga manusia (Tarwaka, 2004).
Pemindahan material secara manual atau Berbagai jenis pekerjaan angkat-angkut banyak
Manual Material Handling (MMH) merupakan
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015
Hikmah, et al.Postur Kerja Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Manual Material Handling pada .....

terdapat di Indonesia,salah satunya adalah pekerja memindahkan barang. Pengertian MMH tidak
yang mengangkut galon air minum pada depo air hanya terbatas pada kegiatan lifting dan lowering
minum isi ulang. Pemindahan material secara yang melihat aspek kekuatan vertikal, namun
manual apabila tidak dilakukan secara ergonomis terdapat juga kegiatan pushing dan puling.
akan menimbulkan kecelakaan dalam industri. Kegiatan MMH yang sering dilakukan oleh pekerja
Risiko cedera yang mungkin dialami dalam proses di dalam industri antara lain : kegiatan
pemindahan material secara manual antara lain otot pengangkatan benda (Lifting Task), egiatan
tangan maupun kaki terkilir, kejang otot tangan pengantaran benda (Carrying Task), kegiatan
atau kaki dan tertimpa benda yang diangkut mendorong benda (Pushing Task) dan kegiatan
(Suhadri,2008). menarik benda (Pulling Task).
Menurut Sukania (2014) kecelakaan industri Pemindahan barang secara manual dapat
yang disebut sebagai Over exertion-lifting and menimbulkan kecelakan dalam pekerjaan apabila
carrying adalah kerusakan jaringan tubuh akibat tidak dilakukan secara benar. Kecelakaan kerja
beban angkat yang berlebihan. Beberapa parameter yang timbul dapat berupa kerusakan jaringan tubuh
yang berpengaruh terhadap kegiatan mengangkat yang diakibatkan oleh beban angkut yang
antara lain berat beban yang diangkat, berlebihan (over exertion-lifting and carrying).
perbandingan berat beban dengan pekerja, jarak Kegiatan memindahkan bahan secara manual jika
horizontal terhadap pekerja, ukuran beban yang dilakukan berulang-ulang dan dalam jangka waktu
diangkat. Keluhan maupun gangguan otot rangka yang relatif lama akan menyebabkan proses
atau yang disebut dengan musculoskeletal disorders degenerasi tulang-tulang belakang (Nurmianto,
(MSDs) merupakan cedera atau keluhan pada 2008)
jaringan lunak system saraf. MSDs adalah Cara mengangkat dan mengangkut yang benar
fenomena yang banyak dialami oleh pekerja yang harus memenuhi prinsip kinetis, yaitu: beban
melakukan penanganan material secara manual. diusahakan menekan pada otot-otot tungkai yang
Berdasarkan hasil dari Strategi Nasional kuat dan sebanyak mungkin otot tulang belakang
Kesehatan Kerja tahun 2007-2010, Departemen yang lemah dibebaskan dari pembebanan. Ada
Kesehatan Republik Indonesia menanyatakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
bahwa 40,5% pekerja memiliki keluhan gangguan kegiatan angkat-angkut. Semua rintangan
kesehatan yang berhubungan dengan pekerjaannya, hendaknya disingkirkan sebelum pekerjaan
salah satunya gangguan muskuloskeletal sebanyak dimulai, tinggi maksimum tempat pegangan dari
16,0%. Industri depo air minum saat ini semakin lantai tidak lebih dari 3 cm, jika suatu beban harus
berkembang di Indonesia. Berdasarkan data dari diangkut dari permukaan lantai dianjurkan agar
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember (2014), menggunakan alat mekanis atau katrol, beban yang
terdapat 232 depo air minum berdiri di Jember. akan diangkut harus berada sedekat mungkin
Sebaran terbesar depo tersebut berada di dengan tubuh, punggung harus lurus agar bahaya
Kecamatan Sumbersari yaitu sejumlah 38 depo. kerusakan terhadap discus dapat dihindarkan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan terhadap (Suma’mur, 2009).
pekerja angkat angkut galon di depo, diketahui Health and Safety Executive Inggris pada tahun
bahwa dari total 108 pekerja terdapat sebanyak 89 1992 telah membuat tata cara manual handling
pekerja menerapkan postur kerja yang tidak aman. yang benar dalam The Manual Handling Operation
Studi pendahuluan juga dilakukan untuk Regulation dan membagi kegiatan angkat angkut
mengetahui apakah pemilik depo pernah menjadi empat gerakan inti yaitu mengangkut,
memberikan informasi mengenai cara angkat menurunkan, memutar dan membawa. Gerakan
angkut yang aman pada pekerjanya, hasil mengangkat/menurunkan (lifting/lowering) dilak-
menunjukkan bahwa dari 38 depo hanya terdapat 3 ukan dengan berdiri dekat dengan obyek/benda
depo yang memberikan informasi mengenai cara yang akan diangkat dengan jarak yang cukup lebar.
angkat angkut kepada pekerjanya. Oleh karena itu Punggung dipastikan dalam posisi tegak/lurus.
melalui penelitian ini pelatihan safety diberikan Gerakan membungkuk dilakukan dengan posisi
kepada pekerja yang tidak pernah mendapatkan jongkok dan punggung tetap dalam posisi lurus.
pengetahuan mengenai angkat angkut (MMH). Benda harus ditahan sedekat mungkin dengan tu-
Penelitian ini juga menganalisis postur kerja yang buh. Kemudian obyek diangkat bersamaan dengan
dipraktikkan pekerja sebelum dan sesudah meluruskan lutut secara perlahan (punggung tetap
pelatihan. Analisis postur kerja dilakukan dijaga dalam posisi lurus). Ketika menurunkan
menggunakan perhitungan NIOSH lifting equation obyek, lutut ditekuk sambil menjaga punggung
(NLE) untuk mengetahui tingkat risiko postur kerja tetap lurus. Gerakan memutar (twisting) dapat
yang dipraktikkan (Waters & Anderson, 1994). dilakukan dengan menggeser posisi kaki dan
Definisi manual material handling (MMH) menghindari memutar badan tanpa menggeser pos-
menurut Suhadri (2008) adalah suatu kegiatan isi kaki. Gerakan membawa benda (carrying) dilak-
transportasi yang dilakukan oleh satu pekerja atau ukan dengan posisi kepala dijaga agar selalu tegak
lebih dengan melakukan kegiatan pengangkatan, lurus, pandangan kedepan (tidak menunduk) dan
penurunan, mendorong, menarik, mengangkut dan tetap menahan benda dengan aman. Bergerak
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015
Hikmah, et al.Postur Kerja Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Manual Material Handling pada .....

dengan tidak terburu buru sambil menjaga obyek Hasil Penelitian


agar tetap stabil. Diharapkan tidak mengangkat
benda dengan berat yang tidak sesuai dengan Postur Kerja (LI origin dan LI destination) di
kemampuan tubuh (Tarwaka, 2004). Depo Sebelum Pelatihan
Tujuan penelitian ini adalah untuk
Berdasarkan observasi yang dilakukan di depo
menganalisis perbedaan tingkat risiko postur kerja
menunjukkan hasil berikut: skor LI origin dari 24
yang dipraktikkan oleh pekerja antara sebelum
responden, hanya satu responden (4,17%) memiliki
pelatihan safety dan sesudah pelatihan safety.
postur kerja yang berisiko sedang dan sebanyak 23
responden (95,83%) memiliki postur kerja dengan
Metode Penelitian risiko tinggi. LI origin didapatkan dari hasil
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian perhitungan NLE postur kerja di lokasi
eksperimen, yaitu penelitian yang bertujuan untuk penyimpanan galon. Sedangkan pada skor LI
mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul destination keseluruhan sebanyak 24 responden
sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. memiliki postur kerja dengan risiko tinggi. LI
Desain penelitian dikembangkan dengan metode destination didapatkan dari hasil perhitungan NLE
eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian postur kerja pada saat pekerja meletakkan galon di
dilakukan di depo air minum di Kecamatan kendaraan angkut.
Sumbersari Kabupaten Jember dan di lokasi Observasi yang dilakukan di lokasi konsumen
konsumen ketika pekerja melakukan pengiriman menunjukkan hasil berikut: skor LI origin dari 24
galon. Populasi sebanyak 108 orang pekerja yang responden, terdapat 2 responden (8,33%) memiliki
tersebar dalam 38 depo. Sampel penelitian dihitung postur kerja yang berisiko sedang dan sebanyak 22
menggunakan rumus penentuan sampel untuk uji responden (91,67%) memiliki postur kerja dengan
eksperimental yang telah dikembangkan oleh risiko tinggi. LI origin didapatkan dari hasil
Federer, didapatkan sampel sebesar 24 orang perhitungan NLE postur kerja ketika akan
pekerja yang tersebar dalam 6 depo berbeda. menurunkan galon dari kendaraan angkut.
Pemilihan 6 depo tersebut dikarenakan telah Sedangkan pada skor LI destination keseluruhan
memenuhi beberapa kriteria. terdapat 2 responden (8,33%) memiliki postur kerja
Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan dengan risiko sedang dan sebanyak 22 responden
yaitu: pengamatan awal, intervensi dan pengamatan (91,67%) memiliki postur kerja yang berisiko
akhir. Pengamatan dilakukan untuk memperoleh tinggi. LI destination didapatkan dari hasil
data postur kerja yang digunakan dalam metode perhitungan NLE postur kerja pada saat pekerja
NIOSH lifting equation (NLE). Metode NLE meletakkan galon di tempat konsumen.
menghasilkan skor lifting index yang dapat Postur Kerja (LI origin dan LI destination) di
digunakan untuk mengetahui tingkat risiko suatu Sesudah Pelatihan
pekerjaan angkat angkut. Tingkat risiko
berdasarkan metode NIOSH terbagi dalam tiga Berdasarkan observasi yang dilakukan di depo
kategori yaitu: baik (LI ≤ 1), sedang (1 < LI ≤ 3) menunjukkan hasil berikut: skor LI origin dari 24
dan tinggi (LI > 3). responden, sebanyak 20 responden (83,33%)
Intervensi diberikan diantara kedua memiliki postur kerja yang berisiko sedang dan
pengamatan tersebut, bentuk intervensi berupa sebanyak 4 responden (16,67%) memiliki postur
pelatihan safety tentang MMH. Sebelum diberikan kerja dengan risiko tinggi. LI origin didapatkan dari
pelatihan, terlebih dahulu dilakukan pretest untuk hasil perhitungan NLE postur kerja di lokasi
mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap penyimpanan galon yang telah terisi air minum.
responden tentang MMH, setelah dilakukan Sedangkan pada skor LI destination keseluruhan
pelatihan kemudian dilakukan post test. sebanyak 20 responden (83,33%) memiliki postur
Penyampaian informasi dalam pelatihan dilakukan kerja dengan risiko sedang dan sebanyak 4
dengan metode diskusi kelompok serta responden (16,67)%) memiliki postur kerja yang
menampilkan media slide power point dan video. berisiko tinggi. LI destination didapatkan dari hasil
Analisis data menggunakan uji statistik perhitungan NLE postur kerja pada saat pekerja
Wilcoxon peringkat bertanda dengan skala data meletakkan galon di kendaraan angkut.
ordinal untuk mengetahui perbedaan tingkat risiko Observasi yang dilakukan di lokasi konsumen
postur kerja yang dipraktikkan antara sebelum dan menunjukkan hasil berikut: skor LI origin dari 24
sesudah pelatihan. Instrument penelitian yang responden, terdapat 20 responden (83,33%)
digunakan antara lain: kuesioner untuk pre test dan memiliki postur kerja yang berisiko sedang dan
post test, lembar observasi untuk pengumpulan data sebanyak 4 responden (16,67%) memiliki postur
postur kerja, microtoise, alat ukur meteran, kerja dengan risiko tinggi. LI origin didapatkan dari
penggaris, stopwatch dan kamera digital. hasil perhitungan NLE postur kerja ketika akan
menurunkan galon dari kendaraan angkut.
Sedangkan pada skor LI destination keseluruhan
terdapat 18 responden (75,00%) memiliki postur

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015


Hikmah, et al.Postur Kerja Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Manual Material Handling pada .....

kerja dengan risiko sedang dan sebanyak 6 Hasil tersebut didukung penelitian yang dilakukan
responden (25%) memiliki postur kerja yang oleh Rochman (2012) yang menemukan bahwa
berisiko tinggi. LI destination didapatkan dari hasil setelah dilakukan perbaikan postur kerja terhadap
perhitungan NLE postur kerja pada saat pekerja aktivitas penurunan kantung pasir, postur kerja
meletakkan galon di tempat konsumen. yang diterapkan tergolong dalam aktivitas kerja
dengan tingkat risiko sedang (skor LI sebesar 2,3).
Uji Beda dengan Metode Wilcoxon Signed Rank Setelah diberikan pelatihan, pekerja tidak lagi
Test mempraktikkan postur janggal berikut ini:
Hasil penelitian didapatkan dari pengamatan menyamping (twisting), membungkuk, memanggul,
dan pengukuran NIOSH lifting index yang ataupun menjinjing dengan satu tangan.
dilakukan di dua lokasi yaitu pada depo air minum Berdasarkan teori yang dikemukakan Tarwaka
dan pada lokasi konsumen ketika dilakukan (2011) menyebutkan bahwa teknik mengangkat
pengiriman galon. Terdapat dua jenis pengukuran yang benar salah satunya dengan menjaga posisi
yang dilakukan pada masing-masing lokasi tersebut tulang belakang dan bahu tetap lurus, tidak
yaitu: pengukuran origin yang menghasilkan skor membungkuk, menyamping atau miring.
LI origin dan pengukuran destination yang Data postur kerja berdasarkan metode NIOSH
menghasilkan skor LI destination. Hasil yang diperoleh dari observasi sebelum pelatihan
pengukuran tersebut kemudian dihitung nilai rata- dan sesudah pelatihan selanjutnya dihitung untuk
rata untuk diuji secara statistik menggunakan mendapatkan nilai rata-rata secara keseluruhan.
metode Wilcoxon signed rank test untuk Nilai rata-rata tersebut kemudian diuji secara
mengetahui perbedaan postur kerja sebelum dan statistik menggunakan metode Wilcoxon signed
sesudah pelatihan safety. Berdasarkan uji statistic rank test untuk mengetahui perbedaan postur kerja.
didapatkan bahwa p value sebesar 0,00 (p < α, α = Berdasarkan uji statistik diketahui bahwa p value
0,05) dengan z score -4,257. sebesar 0,00 (p < α, α = 0,05) dengan z score
-4,257. Keputusan hipotesis adalah tolak H0 dan
Pembahasan terima H1 atau yang berarti terdapat perbedaan
yang bermakna antara postur kerja yang
Sebelum dilakukan pelatihan, sebagian besar
dipraktikkan pekerja sebelum dan sesudah
pekerja (83,33%) menerapkan postur kerja yang
pelatihan safety. Pekerjaan angkat angkut secara
tidak aman selama melakukan aktivitas
manual, perubahan atau perbaikan postur kerja
pengangkutan galon. Rata-rata skor LI yang
seringkali diperlukan. Berdasarkan penelitian yang
didapatkan melalui perhitungan NIOSH yaitu
dilakukan Rochman (2012) mengemukakan bahwa
sebesar 5,24. Berdasarkan skor tersebut maka
rekomendasi perbaikan postur kerja yang telah
aktivitas angkat angkut yang dilakukan oleh
diterapkan pada pekerja pencetakan batu bata
pekerja tergolong dalam pekerjaan yang memiliki
memberikan dampak terhadap penurunan skor LI.
risiko tinggi terhadap keluhan musculoskeletal.
Perbaikan postur kerja pada penelitian ini dapat
Hasil tersebut didukung penelitian yang dilakukan
menurunkan tingkat risiko pekerjaan angkat angkut
oleh Rahmawati (2014) yang menemukan bahwa
satu level lebih rendah. Meskipun demikian
aktivitas pemindahan galon pada stasiun gudang
perbaikan postur kerja tersebut tetap tidak dapat
dikategorikan ke dalam aktivitas kerja yang
benar-benar menghilangkan risiko gangguan
mengandung risiko tinggi dengan nilai LI sebesar
muskuloskeletal ataupun menurunkan nilai LI
5,0805. Secara umum terdapat tiga cara
hingga kurang dari 1. Hal ini dikarenakan
mengangkut galon yang paling sering dilakukan
pekerjaan angkat angkut galon tersebut dilakukan
oleh pekerja di depo, yaitu menjinjing galon
secara manual atau tanpa bantuan alat apapun,
dengan satu tangan, mengangkut galon dengan
sehingga tetap ada risiko gangguan
posisi tangan vertikal dan memanggul galon di
musculoskeletal.
pundak. Ketiga gerakan tersebut termasuk dalam
postur janggal. Postur janggal menurut Tarwaka
(2004) adalah posisi tubuh yang menyimpang Simpulan dan Saran
secara signifikan terhadap posisi normal saat
Berdasarkan hasil perbandingan postur
melakukan pekerjaan dan merupakan salah satu
kerja antara sebelum dan sesudah pelatihan, terjadi
faktor yang menyebabkan cidera pada otot.
penurunan skor LI dari postur kerja yang diprak-
Setelah diberikan pelatihan sebagian besar
tikkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pekerja (79%) telah mampu mempraktikkan postur
ada perbedaan tingkat risiko postur kerja yang di-
kerja yang aman. Rata-rata skor LI dari perhitungan
praktikkan pada pekerja angkat angkut galon di
NIOSH yaitu sebesar 2,48 dan tergolong memiliki
depo air minum antara sebelum dan sesudah pem-
tingkat risiko musculoskeletal yang sedang. Skor
berian pelatihan tentang manual material handling.
tersebut menunjukkan bahwa postur kerja yang
Beberapa saran yang dapat diterpkan ant-
telah disampaikan dalam pelatihan terbukti lebih
ara lain: menerapkan postur kerja yang aman dalam
aman untuk diterapkan, sehingga tidak
aktivitas angkat angkut galon dengan konsisten,
menimbulkan dampak musculoskeletal yang parah.
memodifikasi tempat penyimpanan galon yang siap
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015
Hikmah, et al.Postur Kerja Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Manual Material Handling pada .....

didistribusikan dengan diletakkan di atas meja [5] Indonesia. Data Depo Air Minum Isi
maupun rak yang memiliki ketinggian 110 cm dari Ulang di Kecamatan Kaliwates Ka-
lantai (sama dengan rata-rata tinggi pinggang bupaten Jember. Bidang P2KL ba-
pekerja), menggunakan alat berupa trolley untuk gian Kesehatan Lingkungan. Jember:
mempermudah dan meringankan pekerja dalam Dinas Kesehatan; 2014.
kegiatan carrying dari tempat penyimpanan ke [6] Rahmawati M. Perbaikan Postur Kerja
kendaraan angkut dan dari kendaraan angkut ke Pada Aktivitas Manual Material
lokasi konsumen dan menggunakan kendaraan an- Handling Untuk Mengurangi Risiko
gkut roda tiga dengan bak terbuka yang ergonomis Low Back Pain dengan Pendekatan
dari pada menggunakan sepeda motor modifikasi. Biomekanika. UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta; 2014
Daftar Pustaka [7] Rochman T. Perbaikan Aktivitas Penur-
unan Pasir di Depo Pasir Makmur
[1] Tarwaka, Bakri, Sudiajeng. Ergonomi Menggunakan Pendekatan Postur
untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Assesement terhadap Fisi-
Kerja dan Produktivitas. Surakarta: ologi Kerja. Yogyakarta: UNS
Uniba Press; 2004. Surakarta; 2012.
[2] Suhadri B. Perancangan Sistem Kerja [8] Tarwaka. Dasar-dasar Pengetahuan Er-
dan Ergonomi Industri untuk SMK. gonomi dan Aplikasi di Tempat
Jakarta: Pusat Perbukuan Departe- Kerja. Surakarta: Penerbit Harapan
men Pendidikan Nasional; 2008. Press; 2011.
[3] Waters, Anderson, Garg. Application [9] Nurmianto E. Ergonomi Konsep Dasar
Manual For the Revised NIOSH Lift- dan Aplikasinya. Surabaya: Guna
ing Equation. Ohio: Centers of Dis- Widya; 2008.
ease Control and Prevention. 1994. [10]Suma’mur. Higiene Perusahaan dan
[4] Sukania W. Analisa Ergonomi Kegiatan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV Agung
Mengangkat Beban Satudi Kasus Seto; 2009.
Mengangkat Galon Air Ke Atas Dis-
penser [Internet]. 2014 [cited 2015
Feb 15]. Available from: http://journ-
al.tarumanagara.ac.id/index.php/kidti
nd/article/viewFile/1625/1469

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015

You might also like