You are on page 1of 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/283825605

Penilaian Resiko Aktivitas Manual Material Handling dengan Pendekatan


Postural (Studi di Pabrik Pengolahan Teh Orthodox)

Article · June 2015

CITATIONS READS

0 842

1 author:

Syamsul Anwar
Politeknik ATI Padang
17 PUBLICATIONS   10 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Syamsul Anwar on 13 July 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Sainti Vol.12 No. 1, 2015 Hal 33-38

Penilaian Resiko Aktivitas Manual Material Handling dengan


Pendekatan Postural di Industri Pengolahan Teh Orthodox

Syamsul Anwar1 
1
Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi, Politeknik ATI Padang
Email : syamsul.anwar01@alumni.ui.ac.id

Abstract
Manual material handling (MMH) is still found on the activities at the plant because
of the need for flexibility and MMH mechanical equipment investment is expensive.
However these activities require attention so as not to be at a level that endanger the
safety and health of workers. This study aims to assess risk level of manual material
handling activities in a orthodox tea processing plant. There are 8 types of manual
material handling activity chosen for analysis. First, the data related musculoskeletal
complaints of the workers were collected using Standard Nordic Questionnaire (SNQ).
Second, measurement of the level of risk with two postural assessment approaches Quick
Exposure Check (QEC) and REBA (Rapid Entire Body Assessment). Results of QEC and
REBA indicate most of MMH activities have risk at high and medium level so that need to
get immediate improvement.

Keywords : manual material handling, postural risk assessment, QEC, REBA

1. Pengantar
Pekerjaan manual material handling (MMH) menjadi pilihan oleh banyak industri
manakala untuk aktivitas operasional kerja di pabrik membutuhkan fleksibilitas dan
mahalnya investasi awal untuk peralatan material handling mekanis. Namun demikian,
aktivitas MMH mesti mendapat perhatian agar tidak melebihi kapasitas atau kemampuan
pekerja yang dapat berkonsekuensi terhadap gangguan-gangguan pada sistem kerangka
otot (musculoskeletal). Persoalan musculoskeletal disorders (MSDs) telah banyak
dilaporkan dan dipublikasikan dari berbagai jenis industri di dunia. Beberapa faktor yang
memberikan kontribusi signifikan untuk persoalan ini adalah termasuk postur yang kaku,
gerakan repetitif, beban yang berat, kelelahan, durasi kerja yang lama, dan waktu istirahat
yang tidak cukup. (Karthikeyan, 2014). Hal ini sebagai bentuk dari tidak diterapkannya
ergonomi di tempat kerja. Penerapan prinsip ergonomi pada metode kerja atau sistem kerja
akan dapat meningkatkan produktivitas dan kesehatan kerja. Dalam merancang pekerjaan,
tujuan yang akan dicapai tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas kerja, namun juga
untuk meningkatkan kepuasan kerja dan meminimumkan kondisi yang tidak aman atau
membahayakan. (Qutubuddin, 2013b).
Dari sebuah survey awal di pabrik pengolahan teh orthodox terdapat beberapa
aktivitas operasional yang banyak menggunakan tenaga manusia. Pada beberapa aktivitas
MMH mengharuskan pekerja membungkuk dalam waktu yang lama, gerakan berulang-
ulang, dan mengangkat beban yang berat. Untuk itu perlu dilakukan penilaian untuk
mengetahui seberapa aman aktivitas MMH yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk
menilai tingkat resiko dari berbagai aktivitas MMH di lantai produksi pabrik pengolahan
teh orthodox.
   

Dewasa ini telah banyak dikembangkan metode (tools) penilaian ergonomi oleh para
ahli berdasarkan kajian aspek fisiologis, biomekanika, psikologis dan psikofisik. Ulasan
ringkas tentang kelebihan dan kekurangan dari metode-metode tersebut dapat dilihat pada
(David, 2005). Pendekatan penilaian postur tubuh (postural) dikembangkan dengan
mempertimbangkan beberapa aspek di atas. Pendekatan ini memiliki keunggulan dari segi
kepraktisan, kecepatan waktu perhitungan, dan biaya yang murah sehingga banyak
digunakan oleh praktisi industri.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penilaian postural dengan metode Quick
Exposure Check (QEC) dan Rapid Entire Body Assessment (REBA). Beberapa penelitian
terdahulu yang menggunakan metode QEC antara lain, Sukadarin (2013) yang melakukan
studi pada pekerjaan penanganan buah sawit, Qutubuddin (2013a) di industri alat
transportasi darat, dan Choobineh dan Tabatabaee (2009) di pabrik gula. Untuk metode
REBA antara lain Karthikeyan (2014) yang melakukan studi di industri garmen, Singth
(2014) di industri elektronika, dan Qutubuddin (2013b) di pabrik batu bata. Penelitian ini
memberikan kontribusi pada penerapan QEC dan REBA untuk penilaian resiko pada
berbagai aktivitas manual material handling di industri pengolahan teh orthodox.

2. Metode Penelitian
Studi ini dilakukan pada salah satu pabrik pengolahan teh orthodox yang berada di
Sumatera Barat. Waktu penelitian dimulai dari bulan Januari hingga Mei tahun 2015.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi terhadap aktivitas manual material
handling di lantai produksi termasuk melakukan dokumentasi dan wawancara terhadap
pekerja yang melakukan aktivitas tersebut. Untuk mengidentifikasi keluhan-keluhan
musculoskeletal yang pernah dialami oleh pekerja digunakan Standard Nordic
Qustionnaire (SNQ). Kuesioner SNQ dikembangkan oleh Kuorinka et al. (1987) yang
merupakan lembar checklist untuk setiap bagian tubuh untuk mengetahui apakah pada
bagian tersebut pernah mengalami nyeri yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Untuk mengukur tingkat resiko dari aktivitas MMH digunakan pendekatan penilaian
postural dengan metode Quick Exposure Check dan Rapid Entire Body Assessment
(REBA). Metode QEC dikembangkan oleh (Li dan Buckle, 1998) yang menilai postur
bagian punggung, bahu/ lengan, pergelangan/ tangan, dan leher berkenaan dengan posisi
dan gerak repetitifnya. Selain itu durasi tugas, berat maksimum yang bisa ditangani, besar
tenaga yang dikerahkan, vibrasi, kebutuhan visual, dan respon subjektif dari pekerja
terhadap pekerjaan. (Choobineh dan Tabatabaee, 2009). QEC terdiri atas dua bagian
kuesioner yang masing-masing diisi oleh pengamat dan pekerja. Prosedur perhitungan
diberikan untuk menghasilkan skor bagian punggung, bahu/ lengan, pergelangan/ tangan,
dan leher. Untuk mendapatkan skor QEC dengan cara membagi total skor bagian tubuh
tersebut dengan dengan skor maksimum untuk aktivitas (176). QEC membagi tingkat
resiko menjadi 4 level. (lihat Tabel 1). Sedangkan metode REBA dikembangkan oleh
(Highnett dan Mc Atamney, 2000). Metode ini juga memberikan penilaian postural. Dalam
REBA, penilaian tubuh dibagi ke dalam 2 bagian. Bagian A untuk analisis leher,
punggung, dan kaki, sedangkan bagian B untuk analisis pergelangan tangan dan lengan.
Sebuah sistem scoring dilakukan pada setiap langkah bergantung pada posisi tubuh,
dengan skor tertinggi untuk posisi tubuh yang kaku. (Karthikeyan, 2014). REBA membagi
tingkat resiko menjadi 5 level. (lihat Tabel 1).
Tabel 1. Tingkat Resiko dan Tindakannya Berdasarkan QEC dan REBA
Skor QEC Tingkat Skor Tingkat
Tindakan Tindakan
(%) Resiko REBA Resiko
≤ 40 % Rendah Bisa diterima 1 Dapat diabaikan Tidak perlu
41 - 50 % Sedang Investigasi 2-3 Rendah Mungkin diperlukan
Investigasi dan perubahan
51 - 70 % Tinggi segera 4-7 Sedang Perlu
> 70 % Sangat tinggi Investigasi dan perubahan 8 - 10 Tinggi Perlu segera
secepatnya 11 - 15 Sangat tinggi Perlu sekarang juga
a,b
Sumber : Qutubuddin et al. (2013 )

3. Hasil dan Pembahasan


Dari hasil observasi di lantai produksi dapat diidentifikasi dan dipilih 8 jenis aktivitas
MMH yang melibatkan postur tubuh yang kaku, pekerjaan yang repetitif, penanganan
beban berat. Aktivitas ini berpotensi menimbulkan MSDs dan menjadi objek dari
penelitian ini yakni ; (1) menurunkan daun teh dari truk ke monarel, (2) membalikkan daun
teh (3) menurunkan daun teh dari monarel ke lantai, (4) memasukkan daun teh ke saluran
mesin OTR, (5) memindahkan daun teh dari troley ke conveyor, (6) Memindahkan daun
teh dari troley ke mesin PCR, (7) memindahkan karung teh dari timbangan ke wheeled
chart untuk tumpukan bawah, (8) untuk tumpukan atas. Lihat Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Postur Tubuh pada Aktivitas Manual Material Handling

Langkah I dilakukan identifikasi keluhan-keluhan terkait musculoskeletal melalui


Standard Nordic Questionnaire (SNQ) terhadap para pekerja yang melakukan tugas
MMH. Gambar 2 berikut menampilkan % jenis keluhan berdasarkan kelompok bagian
tubuh; (1) leher, (2) bahu, (3) tangan bagian atas, (4) bawah, (5) punggung, (6) pinggang,
(7) kaki bagian atas, (8) bawah.

 
 
   

Gambar 2. Persentase Keluhan Musculoskeletal

Dapat dapat dilihat untuk tiga bagian tubuh yang paling banyak dikeluhkan oleh
pekerja pada semua aktivitas MMH yakni ; (6) bagian pinggang, (3) bagian tangan atas
termasuk ; lengan atas dan bahu, dan (7) bagian kaki bawah termasuk ; lutut, betis, dan
pergelangan. Dari hasil yang didapat maka aktivitas MMH ini perlu dilakukan pengukuran
lebih lanjut untuk mengestimasi tingkat resikonya.
Langlah II melakukan pengukuran tingkat resiko dengan pendekatan QEC dan REBA.
Pada QEC, terdiri atas 3 bagian, bagian-1 berisi pertanyaan yang diisi oleh pengamat,
bagian-2 berisi pertanyaan yang diisi oleh pekerja. Dengan pertimbangan menghindari
interupsi pekerjaan yang terlalu lama, maka dalam pengisian bagian-2 ini dibantu oleh
pengamat dengan mewawancarai para pekerja, dan bagian-3 merupakan prosedur
perhitungan untuk mendapatkan skor bagian punggung, bahu/lengan, pergelangan tangan,
leher, skor aspek lingkungan (getaran dan visual), dan skor tingkat kesulitan dan stress.
Tabel 2 berikut menampilkan skor untuk anggota tubuh dan skor akhir QEC. Secara secara
rata-rata bagian punggung adalah bagian tubuh yang paling beresiko untuk semua jenis
aktivitas, berikutnya adalah pergelangan tangan, bahu/lengan, dan leher.
Tabel 2. Skor QEC Aktivitas MMH
Skor Anggota Badan Skor
Aktivitas
Punggung Bahu/Lengan Pergelangan tangan Leher QEC
1 32 32 32 6 58.0%
2 34 26 36 12 61.4%
3 40 48 38 14 79.5%
4 18 14 24 6 35.2%
5 32 20 30 10 52.3%
6 28 20 30 10 50.0%
7 42 36 32 10 68.2%
8 46 34 32 10 69.3%
Rata-rata 34.0 28.8 31.8 9.8 59.2%
Sumber : olah sendiri, 2015
 
Selanjutnya menerapkan metode REBA, dilakukan dengan mengisi lembar kerja
(worksheet) yang diadopsi dari Neese Consulting Inc. (2004). Dokumentasi dari postur
kerja untuk masing-masing aktivitas MMH diamati dan diukur sudut-sudut yang
diperlukan dalam worksheet REBA. Selanjutnya dengan mengikuti prosedur yang
ditentukan maka didapatkan skor akhir seperti pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Skor REBA Aktivitas MMH
Skor Skor
Aktivitas
Grup A Grup B Beban Aktivitas REBA
1 6 2 2 0 8
2 3 5 0 2 6
3 3 8 2 0 9
4 2 2 0 2 4
5 7 5 0 2 11
6 7 5 0 2 11
7 4 2 2 0 6
8 2 4 2 0 4
Rata-rata 4.3 4.1 1.0 1.0 7.4
Sumber : diolah sendiri, 2015
Ket : Grup A : leher, punggung, kaki
Grup B : lengan, pergelangan tangan
 
Rekapitulasi dari skor QEC dan REBA dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Tingkat Resiko Berdasarkan Skor QEC dan REBA


Skor Tingkat Skor Tingkat
Aktivitas
QEC Resiko REBA Resiko
1 58.0% Tinggi 8 Tinggi
2 61.4% Tinggi 6 Sedang
3 79.5% Sangat tinggi 9 Tinggi
4 35.2% Rendah 4 Sedang
5 52.3% Tinggi 11 Tinggi
6 50.0% Sedang 11 Tinggi
7 68.2% Tinggi 6 Sedang
8 69.3% Tinggi 4 Sedang
Sumber : diolah sendiri, 2015
 
Berdasarkan QEC aktivitas-3 memiliki tingkat resiko tertinggi (79,5%) sedangkan
aktivitas-4 memiliki tingkat resiko terendah (35,2%). Berdasarkan REBA aktivitas-5 dan 6
memiliki tingkat resiko tertinggi (11) sedangkan aktivitas-4 dan 8 memiliki tingkat resiko
terendah (4). Sebagian besar aktivitas MMH memiliki tingkat resiko sedang dan tinggi
yang perlu dilakukan perbaikan agar pekerjaan menjadi lebih aman bagi pekerja.
Beberapa rekomendasi perbaikan secara umum untuk mengurangi tingkat resiko pada
aktivitas MMH yaitu :

 
 
   

a. Perbaikan lebih difokuskan pada bagian tubuh atau komponen yang berkontribusi
besar terhadap skor QEC dan REBA
b. Perancangan ulang tata letak atau posisi peralatan/ perlengkapan kerja sesuai
dengan antropometri pekerja sehingga postur tubuh pekerja menjadi lebih alamiah.
c. Pengurangan berat beban jika penanganan dilakukan secara manual atau
menggunakan peralatan mekanis untuk penanganan beban yang relatif berat.

4. Kesimpulan dan Saran


Dari hasil pengukuran bahwa secara umum aktivitas manual material handling di
pabrik pengolahan teh orthodox memiliki tingkat resiko tinggi dan sedang. Dibutuhkan
perbaikan dari sistem atau metode kerja untuk menurunkan tingkat resiko agar pekerjaan
berada pada tingkat yang aman bagi pekerja. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan
menganalisis efektifitas berbagai bentuk intervensi ergonomi untuk menurunkan resiko
pada aktivitas MMH. Selain itu penilaian resiko dapat juga dilakukan dari pendekatan
pengukuran beban fisiologis dan biomekanika.

5. Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pimpinan perusahaan beserta karyawan atas
kerjasamanya, saudari Illa Bihi Sabila dan Kiki Fatmasari yang membantu dalam akses ke
perusahaan dan pengumpulan data, Politeknik ATI Padang yang telah memfasilitasi dan
pihak keluarga yang telah mendorong penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

6. Daftar Pustaka
[1] Choobineh, A., Tabatabaee, S.H., Musculoskeletal Problems Among Workers of an Iranian Sugar-
Producing Factory, International Journal of Occupational Safety and Ergonomics, Vol. 15, No.4, 2009,
pp. 419-424
[2] David G.C., Ergonomic Methods for Assessing Exposure to Risk Factors for Work-Related
Musculoskeletal Disorders, Occupational Medicine, No. 55, 2005, pp. 190-199
[3] Highnett, S., Mc Atamney, “Rapid Entire Body Assessment (REBA),” Applied Ergonomics,Vol. 31,
No. 02, 2000, pp. 201-205.
[4] Karthikeyan, K., et al., Study and Evaluation of Work related Musculoskeletal Disorder Risk in Leather
Garments Manufacturing Industry, International Journal on Theoretical an Applied Research in
Mechanical Engineering, Vol. 3, Issue.3, 2014, pp. 17-22
[5] Kuorinka, et al., Standardised Nordic Questionnaires for the Analysis of Musculoskeletal Symtomps,
Applied Ergonomics, Vol. 18, No 3, 1987, pp. 419-424
[6] Li,G., Buckle,P.,“A Practical Method for the Assessment of Work-Related Musculoskeletal Risks –
Quick Exposure Check (QEC), Proceedings of the Human Factors and Ergonomics Society 42nd
Annual Meeting, 1998, pp. 1351-1355.
[7] Qutubuddin, S.M., Hebbal S.S., Kumar, A.C.S, Ergonomics Risk Assessment using Postural Analysis
Tools in a Bus Body Builiding Unit, Industrial Engineering Letters, Vol. 3, No. 8, 2013a, pp. 10-20.
[8] Qutubuddin, S.M., Hebbal S.S., Kumar, A.C.S, Ergonomics Evaluation of Tasks Performed by Workers
in Manual Brick Kilns in Karnataka India, Global Journal of Researchs in Engineering Industrial
Engineering, Vol. 13, Issue 4, 2013b, Version 1.0
[9] Singth, T., Singth, J., Ergonomic Evaluation of Industrial Tasks in Indian Electronics Industries,
Occupational Medicine, Volume 3, Issue 7, 2014, pp. 1056-1059 DELMIA
[10] Sukadarin, E.H., Deros, B.M., Ghani, J.A., Ismail, A.R., Mokhtar, M.M., Mohamad,D., “Investigation
of Ergonomics Risk Factors for Musculoskeletal Disorders among Oil Palm Workers using Quick
Exposure Check (QEC), Advanced Engineering Forum Vol. 10, 2013, pp. 103-109.

View publication stats

You might also like