Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
ABSTRACT
House sanitation is a physical structure that people use to the place for
protect them, that environment of the structure as well as all facilities and service
necessary supplies useful for physical health, spiritual health and social health
better for families and individuals. House sanitation problem in The Village
Batang Arau District of South Padang became one of big problem, like
ventilation, illumination, people density, temperature, humidity, water preparing,
feces disposal, waste disposal and rubbish disposal. Also not good in house
sanitation effort. The aim of this study describe the physical condition and basic
sanitation for house sanitation effort in the village Batang Arau District of South
Padang in 2015.
The kind of the research is descriptive, that is to see the physical condition
and basic sanitation for house sanitation effort in the village Batang Arau District
of South Padang in 2015. The object of this research is 62 house for sample. The
result of the research get from observation and measuring.
Base on the research from 62 samples that observated and measured for
ventilation, illumination, temperature, water preparing and feces disposal more
than 50% qualified, and people density, waste disposal and rubbish disposal less
than 50% qualified. And house sanitation effort 62,9 % in good category.
The recommend for homeowners make improvements to the physical
condition of the house and sanitation house so the house meets the health
requirements.
ABSTRAK
Rumah sehat adalah suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya
untuk tempat berlindung, dimana lingkungan dari struktur tersebut termasuk juga
semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk
kesehatan jasmani, rohani dan keadaan sosial yang baik untuk keluarga dan
individu. Masalah perumahan di Batang Arau masih menjadi salah satu masalah
utama, seperti kondisi ventilasi, pencahayaan, kepadatan hunian, uhu dan
kelembaban yang belum memenuhi syarat. Begitu juga dengan penyediaan air,
kondisi saluran pembuangan limbah, pembuangan tinja dan pewadahan sampah
yang belum baik. Dan begitu juga belumbaiknya upaya penyehatan rumah di
Kelurahan Batang Arau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran kondisi fisik dan sanitasi dasar rumah dalam upaya penyehatan rumah
di Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan tahun 2015.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu melihat gambaran kondisi fisik
dan sanitasi dasar rumah dalam upaya penyehatan rumah di Kelurahan Batang
Arau Kecamatan Padang Selatan tahun 2015. Objek dari penelitian adalah sampel
sebanyak 62 rumah. Penelitian ini berupa observasi dan pengukuran.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari 62 rumah yang
telah diteliti ventilasi, pencahayaan, suhu, penyediaan air, dan pembuangan tinja
lebih dari 50% memenuhi syarat dan kepadatan hunian, kelembaban, pengelolaan
limbah dan pengelolaan sampah kurang dari 50% memenuhi syarat. Dan upaya
penyehatan rumah 62.9% baik.
Sebaiknya pemilik rumah melakukan perbaikan terhadap kondisi fisik
rumah dan sanitasi rumah agar rumah memenuhi syarat kesehatan.
Riwayat Pendidikan :
Yang Maha Esa, dimana dengan berkat Rahmat dan Karunia-Nya, penulisan
pendidikan.
Judul Karya Tulis Ilmiah ini “Gambaran Kondisi Fisik dan Sanitasi Dasar
keterbatasan kemampuan yang ada, sehingga penulis merasa masih ada yang
belum sempurna baik dalam isi maupun dalam penyajiannya. Untuk itu penulis
selalu terbuka atas kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
SKM, M.Kes selaku pembimbing Materi Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Ibu
Lindawati SKM, M.Kes selaku pembimbing Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah
serta sebagai pihak yang penulis terima, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Kesehatan Padang.
2. Bapak Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan
4. Bapak R. Firwandri Marza, SKM, M.Kes dan Bapak Dr. Burhan Muslim,
SKM, M.Si selaku penguji yang telah memberikan masukan dan saran
keluarga penulis yang dengan rela dan ikhlas telah memberikan semangat do’a
balasan dan pahala yang setimpal kepada beliau-beliau yang penulis sebutkan
diatas. Mudah-mudahan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan menunjang
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK......................................................................................................... . i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ...v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ..vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
E. Ruang Lingkup ........................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFAR TABEL
Tabel 11: Distribusi Frekuensi Upaya Penambahan Atap Kaca pada Rumah di
Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan Tahun 2015
Tabel 15 : Distribusi Frekuensi Upaya Memiliki Sarana Air Bersih yang Cukup
pada Rumah di Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan
Tahun 2015
Tabel 16 : Distribusi Frekuensi Upaya Perbaikan Sarana Pengelolaan Limbah
pada Rumah di Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan
Tahun 2015
Lampiran A : Formulir Inspeksi Sanitasi Kondisi Fisik dan Sanitasi Dasar dalam
Upaya Penyehatan Rumah di Kelurahan Batang Arau Kecamatan
Padang Selatan Tahun 2015
Lampiran D: Dokumentasi
masyarakat.1
Masalah
kesehatan adalah
suatu masalah
yang sangat
kompleks, yang
saling berkaitan
dengan masalah-
masalah lain di
sendiri. Banyak
faktor yang
mempengaruhi
kesehatan, baik
kesehatan individu
maupun kesehatan
masyarakat, untuk
Blum merumuskan
tentang empat
faktor yang
mempengaruhi
status kesehatan,
yaitu
Lingkungan,
perilaku, pelayanan
Lingkungan memiliki pengaruh dan peranan terbesar diikuti perilaku,
digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik
dan sosial. Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah,
air, udara, tanah, ilkim, perumahan, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial
yang disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah,
tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat
berlindung dan menyimpan barang berharga, dan rumah juga merupakan status
penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari ketersediaan
prasarana dan sarana yang terkait, seperti penyediaan air bersih, sanitasi
dimana lingkungan dari struktur tersebut termasuk juga semua fasilitas dan
rohani dan keadaan sosial yang baik untuk keluarga dan individu.5
No.829/Menkes/SK/VII/1999 seperti lantai dan dinding yang kuat, kedap air dan
mudah dibersihkan, pencahayaan yang cukup, baik cahaya alam maupun buatan.
Pencahayaan yang memenuhi syarat minimal 60 lux. Luas jendela yang baik
minimal 10%-20% dari luas lantai. Dan juga Perhawaan (ventilasi) yang cukup
untuk proses pergantian udara dalam ruangan. Kualitas udara dalam rumah yang
kelembaban udara sebesar 40%-70%, luas kamar tidur minimal 3 meter persegi,
tidak ada vektor penyakit yang bersarang di rumah, tersedianya sarana penyediaan
air bersih dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan, limbah cair yang tidak
mencemari sumber tanah, tidak berbau dan tidak mencemari permukaan tanah dan
Kondisi Rumah dan Sarana Sanitasi Dasar dengan Kejadian Penyakit Infeksi
kondisi rumah yang baik selama periode waktu sedangkan Kecamatan Citamiang
dan Warudoyong memiliki kondisi rumah yang buruk. Fluktuasi kondisi rumah
terjadi di Kecamatan Cibeureum sementara itu Kecamatan Lembur Situ
sarana air bersih yang baik sedangkan Kecamatan Lembur Situ memiliki kondisi
Baros, Cikole, Gunung Puyuh dan Lembur Situ memiliki kondisi jamban yang
bahwa di Baros, Citamiang, Gungung Puyuh Elmbur Situ dan Warudoyong baik
B. Rumusan Masalah
kondisi fisik dan sanitasi dasar rumah dalam upaya penyehatan rumah di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
suhu serta kelembaban dan sanitasi dasar rumah yaitu sarana air bersih,
2015.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Rumah Sehat
a. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian
tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana lingkungan.
mestinya.
budaya.
d. Sebagai lambang status sosial yang dimiliki, yang masih dirasakan hingga
saat ini.
keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial budaya, bukan hanya
keadaan yang bebas dari penyakit dan kelemahan (kecacatan). Berdasarkan pada
Menurut Ditjen Cipta Karya komponen yang harus dimiliki rumah sehat
adalah:
b. Lantai kedap air dan tidak lembab, tinggi minimum 10 cm dari perkarangan
dan 25 cm dari badan jalan, bahan kedap air, untuk rumah panggung dapat
c. Memiliki jendela dan pintu yang berfungsi sebagai ventilasi dan masuknya
d. Dinding rumah kedap air yang berfungsi sebagai ventilasi rumah kedap air
yang berfungsi untuk mendukung atau menyangga atap, menahan angin dan
air hujan, melindungi dari panas dan debu dari luar serta menjaga
kerahasiaan penghuninya.
kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dalam rangka
1. Ventilasi
untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini
yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi
meningkat. Disamping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan
cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan media yang
aliran udara yang terus menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu
2. Pencahayaan
maupun tembok pagar yang tinggi. Cahaya matahari ini berguna selain untuk
itu sulit terlihat. Jendela yang diletakkan tinggi lebih baik daripada yang
infeksi saluran pernafasan atas (ispa) pada balita di Desa Cepogo Kecamatan
3. Kepadatan Hunian
dalam m2/orang. Luas minimum per orang sangat relative tergantung dari
minimum 10m2/orang, jadi untuk satu keluarga yang terdiri 5 orang minimum
50m2.
untuk mencegah penularan penyakit pernafasan jarak antara tepi tempat tidur
yang satu dengan yang lain minimum 90 cm. sebaiknya jangan digunakan
tempat tidur bertingkat, karena tempat tidur semacam ini juga mempermudah
Kamar tidur sebaiknya tidak dihuni lebih dari 2 orang, kecuali untuk
suami isteri dan anak dibawah 2 tahun yang biasanya masih sangat
sebaiknya tidak tidur sekamar dengan anggota keluarga yang lain. Untuk
syarat.14
4. Suhu
diatur sedemikian rupa sehingga suhu badan dapat dipertahankan. Jadi suhu
dalam ruangan harus dapat diciptakan sedemikian rupa sehingga tubuh tidak
kepanasan. 10
syarat.16
5. Kelembaban
mikroorganisme.
yang tidak baik seperti atap yang bocor, lantai, dan dinding rumah yang tidak
hendaknya mengatur agar pertukaran udara selalu lancar serta sinar matahari
dapat masuk yaitu dengan perbaikan ventilasi karena ventilasi berkaitan erat
dengan kelembaban.9
Bila kelembaban udara kurang dari 40%, maka dapat dilakukan upaya
jendela rumah, dan memodifikasi fisik bangunan. Dan jika kelembaban udara
lebih dari 60%, maka dapat dilakukan upaya penyehatan seperti memasang
infeksi saluran pernafasan atas (ispa) pada balita di Desa Cepogo Kecamatan
syarat.15
1. Air Bersih
Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat
tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa,
sekitar 55 – 60 % berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan
termasuk Indonesia tiap orang memerlukan air antara 30 – 60 liter per hari.
kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum (termasuk
untuk masak) air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak
syarat.17
2. Limbah
Air limbah atau air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan
manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri.
Meskipun merupakan air sisa, namun volumenya besar, karena lebih kurang
tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor. Selanjutnya air limbah
ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan digunakan lagi oleh manusia yang
menggunakan air sungai tersebut. Oleh sebab itu, air buangan harus dikelola
water), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada
umumnya air limbah ini terdiri dari tinja dan air seni, air bekas cucian, dapur
tentang pengaruh limbah rumah tangga terhadap kualitas air di Menteng Kecil
sebagainya, juga air, tanah, serangga dan bagian-bagian tubuh kita dapat
a) Pembuangan di atas tanah, pada cara ini tinja dibuang begitu saja di atas
c) Kakus air, cara ini hampir mirip dengan kaskus lubang galai, hanya lubang
kaskus dibuat dari tangki yang kedap air yang berisi air, terletak langsung
lubang kakus dengan septictank. Fungsi dari tank adalah untuk menerima,
serangga lainnya. Bentuk bulat, bujur sangkar atau empat persegi panang
diantara pembuangan tinja dari buangan rumah tangga. Terdiri dari tangki
sedimentasi yang kedap air dimana tinja dan air ruangan masuk dan
tahun 2011 menggambarkan bahwa dari 180 sampel di dapatkan 115 rumah
4. Pengelolaan Sampah
dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan
dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
mengganggu kelangsungan hidup. Dari segi ini dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan sampah ialah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai,
disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari
kegiatan yang dilakukan oleh manusia, tetapi yang bukan biologis dan
1. Ventilasi
2. Pencahayaan
3. Kepadatan hunian
4. Suhu
5. Kelembaban
Upaya Penyehatan
Rumah
1. Air Bersih
2. Limbah
3. Tinja
4. Sampah
E. Definisi Operational
1. Populasi
2. Sampel
sampling yaitu :
�� 2 �. �(� −
=
𝑍�� 2
��)
��(� −
1)
0,12 0,5
=
1,642
×
0,5
(7
90
��
)
�
�
(7
9
0
−
1
)
0,01 1
2,6896 9
7
,
5
0
,
2
5
�
�
=
7
8
9
�
�
≈ 62
Data primer dalam penelitian ini
Ketera
ngan:
didapatkan dari observasi langsung ke lokasi
i
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data Kelurahan
Selatan.
E. Teknik Pengolahan
1. Editing
2. Coding
3. Processing
computer tentang kondisi fisik dan sanitasi dasar rumah dalam upaya
F. Analisis Data
Data tentang kondisi fisik dan sanitasi dasar rumah dalam upaya
berada di lereng bukit. Kelurahan Batang Arau ini terdiri dari atas 4 RW dan 19
RT dengan jumlah penduduk yang ada di Kelurahan Batang Arau sebanyak 4.590
penduduk.
Pemancungan. Kelurahan Batang Arau ini memiliki luas wilayah ±60.52 Ha.
Penduduk di wilayah Kelurahan Batang Arau 70% menempati rumah yang berada
di lereng bukit. Di kelurahan ini memiliki komposisi penduduk yang terdiri dari
beberapa etnis seperti China, Nias, Jawa, India dan suku minangkabau sendiri.
B. Hasil Penelitian
a. Kondisi Ventilasi
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Kondisi Ventilasi Rumah di Kelurahan Batang
Arau Kecamatan Padang Selatan Tahun 2015
adalah 80,6%.
b. Intensitas Pencahayaan
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Kondisi Intensitas Pencahayaan Rumah di
Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan Tahun
2015
c. Kepadatan Hunian
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Kondisi Kepadatan Hunian Rumah di
Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan Tahun
2015
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Suhu Rumah di Kelurahan Batang Arau
Kecamatan Padang Selatan Tahun 2015
adalah 66,1%.
e. Kelembaban
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Kelembaban Rumah di Kelurahan Batang
Arau Kecamatan Padang Selatan Tahun 2015
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Penyediaan Air Bersih Rumah di Kelurahan
Batang Arau Kecamatan Padang Selatan Tahun 2015
adalah 80,6%.
b. Pengelolaan Air Limbah
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Pengelolaan Air Limbah Kelurahan Batang
Arau Kecamatan Padang Selatan Tahun 2015
c. Pembuangan Tinja
Tabel 8
Distribusi Frekuensi Pembuangan Tinja pada Rumah di
Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan
Tahun 2015
adalah 95,2%.
d. Pengelolaan Sampah
Tabel 9
Distribusi Frekuensi Pengelolaan Sampah pada Rumah di
Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan
Tahun 2015
Tabel 10
Distribusi Frekuensi Upaya Perbaikan Luas Ventilasi Rumah di
Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan Tahun
2015
Tabel 11
Distribusi Frekuensi Upaya Penambahan Atap Kaca pada Rumah
di Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang
Selatan Tahun 2015
58,1%.
Tabel 12
Distribusi Frekuensi Upaya Memperlebar Luas Rumah di
Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan
Tahun 2015
59,7%.
Tabel 13
Distribusi Frekuensi Upaya Perbaikan Sirkulasi Udara pada
Rumah di Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang
Selatan Tahun 2015
Tabel 14
Distribusi Frekuensi Upaya Membuka Jendela Rumah di
Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan
Tahun 2015
Tabel 15
Distribusi Frekuensi Upaya Memiliki Sarana Air Bersih yang
Cukup pada Rumah di Kelurahan Batang Arau Kecamatan
Padang Selatan Tahun 2015
Tabel 16
Distribusi Frekuensi Upaya Perbaikan Sarana Pengelolaan
Limbah pada Rumah di Kelurahan Batang Arau
Kecamatan Padang Selatan Tahun 2015
75,8%.
Tabel 17
Distribusi Frekuensi Upaya Membuat Jamban yang Memenuhi
Syarat di Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan
Tahun 2015
dan Tertutup
Tabel 18
Distribusi Frekuensi Upaya Pembuangan Sampah Menggunakan
Bahan yang Kedap dan Tertutup pada Rumah di Kelurahan
Batang Arau Kecamatan Padang
Selatan Tahun 2015
sebanyak 64,5%.
Tabel 19
Distribusi Frekuensi Upaya Penyehatan Rumah di Kelurahan Batang
Arau Kecamatan Padang Selatan Tahun 2015
a. Kondisi Ventilasi
Arau dapat dilihat bahawa dari 62 rumah kondisi ventilasi yang memenuhi
syarat adalah 50 rumah (80,6%) dan yang tidak memenuhi syarat adalah
12 rumah (19,4%).
bahwa dari 176 rumah yang diteliti ventilasi yang memenuhi syarat adanya
70 rumah (39,8%) dan yang tidak memenuhi syarat adalah 106 rumah
(60,2%).
untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal
O2 di dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi
ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri salah satunya
bakteri patogen.
terjadi aliran udara yang terus menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara
udara mekanis adalah kipas angin (ventilating, fan atau exhauster), atau air
conditioning.
Berdasarkan hasil survei pada kondisi ventilasi rumah di Kelurahan
ventilasi di tambah hingga lebih dari 10% dari luas lantai. Ventilasi dapat
rumah.
b. Pencahayaan
antara sanitasi fisik rumah dengan kejadian infeksi saluran pernafasan atas
yang terbuka. Sinar ini sebaiknya tidak terhalang oleh bangunan, pohon-
pohon maupun tembok pagar yang tinggi. Cahaya matahari ini berguna
1) Pencahayaan alami
dari pancaran sinar matahari dari jendela. Untuk rumah yang berada di
puskesmas dapat bekerja sama dengan kader yang ada diwilayah kerja
c. Kepadatan Hunian
Arau dapat dilihat bahawa dari 62 rumah dengan kepadatan hunian yang
penghuninya sehingga terasa bebas dari resiko benturan dengan yang ada
ditemukan lebih dari 50% rumah memiliki kepadatan yang tinggi yaitu
melebihi 8m2/orang.
rumah harus sesuai yaitu minimal 8m2/orang, jadi jika kurang dari
d. Suhu
dengan suhu yang memenuhi syarat adalah 41 rumah (66,1%) dan yang
syarat.
tubuh tidak terlalu banyak kehilangan panas atau sebaliknya tubuh tidak
sampai kepanasan.
stroke.
kesehatan.
e. Kelembaban
antara sanitasi fisik rumah dengan kejadian infeksi saluran pernafasan atas
pertumbuhan mikroorganisme.
yang tidak baik seperti atap yang bocor, lantai, dan dinding rumah yang
tidak kedap air, serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami.
selalu lancar serta sinar matahari dapat masuk yaitu dengan perbaikan
menurunkan kelembaban.
lebih dari 50% rumah memiliki kelembaban yang tinggi. Kelembaban juga
rumah setiap hari akan membuat kelembaban pada rumah jadi optimal.
Arau dapat dilihat bahawa dari 62 rumah dengan penyediaan air bersih
yang memenuhi syarat adalah 50 rumah (80,6%) dan yang tidak
syarat.
telah dimasak.
Sarana air bersih adalah semua sarana yang dipakai sebagai sumber
adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum
(termasuk untuk masak) air harus mempunyai persyaratan khusus agar air
ada juga yang menggunakan sumur gali. Pada musim kemarau daerah ini
akan kekurangan air bersih baik yang memperoleh air dari perlindungan
60 liter per orang. Untuk yang memperoleh air dari perlindungan mata air
air tercukupi.
rumah (77,4%).
bahwa dari 157 rumah didapatkan kondisi saluran pembuangan air limbah
memenuhi syarat
Air limbah atau air kotor atau air bekas adalah air yang tidak bersih
hidup.
Kecamatan Padang Selatan ini, saluran pembuangan air limbah ada yang
c. Kondisi Jamban
Arau dapat dilihat bahawa dari 62 rumah dengan kondisi jamban yang
tidak dipakai lagi oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Hal-
hal yang harus dikeluarkan dari tubuh ini terbentuk tinja (fecces), air seni
(urine) dan CO2 sebagai hasil dari proses pernapasan. Untuk mencegah
pembuangan kotoran harus di suatu tempat yang tertentu atau jamban yang
sehat.
sebagainya, juga air, tanah, serangga dan bagian-bagian tubuh kita dapat
a) Pembuangan di atas tanah, pada cara ini tinja dibuang begitu saja di
sebagainya.
b) Kakus lubang gali, cara ini merupakan salah satu yang paling
lubang kaskus dibuat dari tangki yang kedap air yang berisi air,
tangki sedimentasi yang kedap air dimana tinja dan air ruangan masuk
leher angsa dengan septiktank, dan jika tidak mampu membuat jamban per
rumah, bisa di buat kakus umum yang mana bisa berkerja sama pihak
(64,5%).
memenuhi syarat.
Sampah adalah suatu bahan atau bahan yang sudah tidak dipakai
lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi
mudah bocor, memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan,
dengan tempat pembuangan sampah yang masih terbuka, dan ada juga
rumah (62,9%) upaya penyehatan rumah baik dan ada 23 rumah (37,1%)
mencapai terwujudnya penyehatan kondisi fisik rumah yang sehat dan kondisi
dilakukan untuk penyehatan kondisi fisik rumah dan sarana sanitasi dasar
rumah.
memperbaiki luas ventilasi agar ukuran ventilasi lebih dari 10% dari luas
lantai, luas ventilasi sangat penting untuk rumah yang sehat, karena dengan
adanya ventilasi akan menjaga suhu dan kelembaban udara dalam rumah
menjadi optimum dan juga pencahayaan yang baik. Untuk pencahayaan juga
bisa menambahkan atap dari bahan kaca agar cahaya alami dapat memasuki
untuk suhu dan kelembaban bisa menggunakan kipas angin agar suhu
optimum dan membuka jendela rumah setiap hari agar kelembaban optimum.
dilakukan untuk jamban adalah dengan membuat jamban jenis leher angsa
rumah sehat dan pentingnya upaya penyehatan rumah agar masyarakat peduli
Tahun 2015
Tahun 2015
Tahun 2015
Arau
Kecama
tan
Padang
Selatan
Tahun
2015
7. Dari
hasil
peneliti
an
(22,6%)
pengola
han air
limbah
yang
memen
uhi
10. Dari hasil penelitian (62,9%) upaya penyehatan rumah dikategorikan baik
B. SARAN
jika kelembaban tidak optimal dan sarana sanitasi dasar rumah seperti
sarana air bersih tidak mencukupi maka harus menghemat minimal 60 liter
memenuhi syarat dan mengganti tempat sampah dengan bahan yang kedap
penyehatan rumah.
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
13. Syandi, Melinda. Hubungan Kondisi Rumah dengan Kejadian ISPA pada
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kajai Kabupaten Pasaman Barat.
Padang:2011.
14. Juslan. Hubungan Kepadatan Hunian, Ventilasi Rumah dan Pengetahuan
dengan Kejadian Penyakit Tuberculosis Paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Poasia Kota Kendari. Kendari: 2010.
15. Oktaviani, Vita Ayu. Hubungan Antara Sanitasi Fisik Rumah dengan
Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) pada Balita di Desa
Cepogo Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Surabaya:2009.
18. Marthia, Lucy. Pengaruh Limbah Rumah Tangga Terhadap Kualitas Air
di Menteng Kecil. Jakarta:2010.
1. Keterangan Tempat
a. Propinsi : Sumatera Barat
b. Kota : Padang
c. Kecamatan : Padang Selatan
d. Kelurahan : Batang Arau
e. RW :
f. RT :
2. Keterangan Wawancara
a. Tanggal Kunjungan :
b. Hari dan Jam :
c. Nama Responden :
d. Jumlah Anggota Keluarga:
B. Kondisi Fisik Rumah
1. Apakah ventilasi memiliki luas >10% dari luas lantai?
Luas ventilasi:………
Luas Lantai:………
Hasil:………
a.Ya b.Tidak
2. Apakah intensitas pencahayaan dalam ruangan minimal 60 lux?
a.Ya b.Tidak
3. Apakah kepadatan hunian 8m2/orang?
Jumlah penghuni:………
Luas ruangan:………
Hasil:………
a.Ya b.Tidak
4. Apakah suhu dalam ruangan 180C-300C?
a.Ya b.Tidak
5. Apakah Kelembaban dalam ruangan 40%-60%?
a.Ya b.Tidak
C. Kondisi Sanitasi Dasar
1. Apakah kapasitas volume air pada sarana penyediaan air tercukupi?
a.Ya b.Tidak
2. Apakah kondisi saluran pembuangan air limbah tertutup?
a.Ya b.Tidak
3. Apakah kondisi jamban memenuhi syarat kesehatan?
a.Ya b.Tidak
4. Apakah kondisi pembuangan sampah tertutup dan kedap?
a.Ya b.Tidak
Output
Frequencies
Statistics
ventilasi cahaya kepadatan suhu kelembaban
N Valid 62 62 62 62 62
Missing 0 0 0 0 0
Mean 1.19 1.19 1.77 1.34 1.66
Median 1.00 1.00 2.00 1.00 2.00
Mode 1 1 2 1 2
Frequency Table
ventilasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Memenuhi Syarat 50 80.6 80.6 80.6
Tidak Memenuhi Syarat 12 19.4 19.4 100.0
Total 62 100.0 100.0
cahaya
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Memenuhi Syarat 50 80.6 80.6 80.6
Tidak Memenuhi Syarat 12 19.4 19.4 100.0
Total 62 100.0 100.0
kepadatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Memenuhi Syarat 14 22.6 22.6 22.6
Tidak Memenuhi Syarat 48 77.4 77.4 100.0
Total 62 100.0 100.0
suhu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Memenuhi Syarat 41 66.1 66.1 66.1
Tidak Memenuhi Syarat 21 33.9 33.9 100.0
Total 62 100.0 100.0
kelembaban
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Memenuhi Syarat 21 33.9 33.9 33.9
Tidak Memenuhi Syarat 41 66.1 66.1 100.0
Total 62 100.0 100.0
c. Frequencies
Statistics
air limbah jamban sampah
N Valid 62 62 62 62
Missing 0 0 0 0
Mean 1.16 1.77 1.05 1.65
Median 1.00 2.00 1.00 2.00
Mode 1 2 1 2
Frequency Table
air
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup 52 83.9 83.9 83.9
Tidak Cukup 10 16.1 16.1 100.0
Total 62 100.0 100.0
limbah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 14 22.6 22.6 22.6
Tidak Baik 48 77.4 77.4 100.0
Total 62 100.0 100.0
jamban
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 59 95.2 95.2 95.2
Tidak Baik 3 4.8 4.8 100.0
Total 62 100.0 100.0
sampah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 22 35.5 35.5 35.5
Tidak Baik 40 64.5 64.5 100.0
Total 62 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
totalskor
N Valid 62
Missing 0
Mean 12.95
totalskor
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 10 1 1.6 1.6 1.6
11 4 6.5 6.5 8.1
12 18 29.0 29.0 37.1
13 23 37.1 37.1 74.2
14 10 16.1 16.1 90.3
15 3 4.8 4.8 95.2
16 2 3.2 3.2 98.4
17 1 1.6 1.6 100.0
Total 62 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
Upaya
N Valid 62
Missing 0
Mean 1.37
Upaya
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 39 62.9 62.9 62.9
Tidak Baik 23 37.1 37.1 100.0
Total 62 100.0 100.0
Lampiran D
DOKUMENTASI
1. Mewawancarai Responden
Meter
4. Pemeriksaan kapasistas Air 5. Pemeriksaan Pembuangan Air Limbah