According to data from the Health Research (Riskesdas) Ministry of
Health of the Republic of Indonesia in 2013, the prevalence of obese adolescents aged over 18 years in the province of Riau based on measurements of body mass index (BMI) of 32%. This figure is quite high compared to the average prevalence of obesity in Indonesia as much as 15.4%. One of the factors that affect nutritional status is physical activity. This research is analytic research with cross sectional design of the students of the Faculty of Medicine, University of Riau Generation of 2012 and 2013. This study used questionnaires to assess the status of the IPAQ physical activity and BMI measurements to assess nutritional status. The results from this study is that the study respondents aged 19 years had the greatest frequency are many 78 peoples (48.1%). Most respondents were female as much as 132 people (81,5%). Nutritional status of most respondents is normal that as many 88 people (54,3%). Respondents who have the nutritional status of overweight and obesity as many as 74 people (45,7%). The most respondent have moderate physical activity are 81 people ( 50 % ), and who have heavy physical activity as much are 25 people ( 15,4%) . Based from the chi square test found no significant association between physical activity with obesity ( p = 0.524 ) on the students of the Faculty of Medicine, University of Riau generation of 2012 and 2013 .
PENDAHULUAN terhadap kehidupan sosial dan emosi yang cukup berarti bagi remaja.3 Menurut data Riset Kegemukan atau obesitas Kesehatan Dasar (Riskesdas) merupakan penyebab kelima untuk Kementerian Kesehatan Republik kematian secara global. Indonesia tahun 2013, prevalensi Permasalahan gizi yang dialami oleh obesitas remaja yang berusia lebih remaja khususnya di Indonesia lebih dari 18 tahun di Provinsi Riau mengarah kepada masalah gizi yang berdasarkan pengukuran Indeks berlebih atau obesitas. Salah satu Massa Tubuh (IMT) sebanyak 32 %. faktor yang mempengaruhi status Angka ini cukup tinggi jika gizi adalah aktivitas fisik. Hal ini dibandingkan dengan rata-rata disebabkan karena asupan energi prevalensi obesitas di Indonesia yang berlebih dan tidak di sebanyak 15,4 %.1 seimbangkan dengan pengeluaran Remaja merupakan masa energi yang seimbang atau kurang peralihan dari masa anak ke masa dalam melakukan aktivitas fisik yang dewasa yang mengalami akan menyebabkan penambahan perkembangan semua aspek atau berat badan.4 fungsi untuk memasuki masa Aktivitas fisik adalah dewasa. Selama remaja terjadi pergerakan anggota tubuh yang perubahan hormonal yang menyebabkan pengeluaran tenaga 2 mempercepat pertumbuhan. Salah yang sangat penting bagi satunya kebutuhan zat gizi pada pemeliharaan fisik dan mental, serta remaja akan meningkat untuk mempertahankan kualitas hidup agar mendukung suatu pertumbuhan fisik. tetap sehat dan bugar sepanjang Pola makan pada remaja akan hari.5Penelitian yang dilakukan Sallis mempengaruhi pertumbuhan dan et al menyatakan bahwa aktivitas bisa juga berdampak kepada penyakit fisik pada remaja berbeda antara kronis.2 perempuan dan laki-laki. Aktivitas Obesitas didefinisikan fisik pada perempuan menurun saat sebagai peningkatan jumlah energi mereka mencapai usia 17 tahun, yang ditimbun sebagai lemak akibat sedangkan aktivitas fisik pada laki- adaptasi yang salah. Obesitas dapat laki tidak menurun bahkan aktivitas terjadi karena berbagai faktor, yaitu fisik dua kali lebih aktif interaksi antara genetik dan faktor dibandingkan anak perempuan. Hal 6
lingkungan, antara lain aktivitas, ini sesuai juga dengan penelitian
gaya hidup, sosioekonomi, dan yang dilakukan oleh Adityawarman asupan zat gizi. Obesitas pada remaja menyatakan bahwa remaja laki-laki tidak hanya akan menimbulkan lebih banyak beraktivitas masalah kesehatan dikemudian hari, dibandingkan remaja perempuan.7 akan tetapi juga membawa masalah Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jannah, didapatkan
JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 2
prevalensi Mahasiswa Fakultas Universitas Riau Angkatan 2012 dan Kedokteran Universitas Riau 2013 yang memenuhi kriteria inklusi. Angkatan 2012 dan 2013 yang Sampel minimal : menggunakan pengukuran Indeks Rumus analitik komparatif Massa Tubuh normal atau tidak kategorikal tidak berpasangan obesitas memiliki frekuensi terbesar : yakni sebanyak 117 orang (49,2%), ( sedangkan obesitas memiliki frekuensi sebanyak 57 orang ( ) (23,9%). Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk ( melakukan penelitian mengenai ( hubungan tingkat aktivitas fisik n = 70 sampel dengan kejadian obesitas pada Jadi sampel yang dibutuhkan Mahasiswa Fakultas Kedokteran adalah 70 orang responden dari laki- Universitas Riau angkatan 2012 dan laki dan perempuan setiap angkatan 2013. 2012 dan 2013. Keterangan : Z= Deviat baku METODE PENELITIAN alfa = 1,64 Z= Deviat baku Jenis penelitian ini adalah beta= 0,84 penelitian analitik dengan rancangan P= Proporsi cross sectional terhadap mahasiswa- kategori variabel mahasiswi Fakultas Kedokteran yang diteliti Universitas Riau Angkatan 2012 dan 2013. = = Waktu dan tempat penelitian 0,36 Penelitian telah dilaksanakan Q= 1 P pada bulan Desember 2014 - = 1 0,36= 0,64 Februari 2015 di Fakultas P1= P2 + (P1 - P2)= Kedokteran Universitas Riau. 0,239 + (0,96 0,239) = 0,239 + Populasi dan sampel penelitian 0,721= 0,96 Populasi penelitian ini adalah P2= Persentase Mahasiswa Fakultas Kedokteran mahasiswa yang mengalami Universitas Riau Angkatan 2012 obesitas= 23,9% sebanyak 81 orang dan angkatan Q1= 1 P1= 1 2013 sebanyak 81 orang. 0,96= 0,04 Sampel penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran
JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 3
Q2=1 P2= 1 - kejadian obesitas pada mahasiswa 0,239= 0,76 Fakultas Kedokteran Universitas P1 - P2= 0,96 Riau angkatan 2012 dan 2013. Uji 0,239= 0,721 analisis yang digunakan adalah chi Kriteria inklusi square. 1. Mahasiswa yang berusia 18 Penyajian data tahun. Setelah data tersebut diolah, 2. Bersedia menjadi responden hasil penelitian ini disajikan dalam dan menandatangani Informed bentuk tabel dan tekstural. consent. Etika penelitian 3. Indeks Massa Tubuh (IMT) Penelitian ini telah dilakukan tergolong obesitas dan normal. uji etik oleh unit Etika Penelitian Kedokteran Universitas Riau. Variabel penelitian Penelitian ini telah lolos kaji etik Variabel pada penelitian ini dengan dikeluarkannya surat adalah tingkat aktivitas fisik dan keterangan lolos kaji etik nomor : kejadian obesitas. 19/UN19.1.28/UEPKK/2015 - Variabel bebas : Aktivitas fisik. HASIL - Variabel terikat : Kejadian Penelitian ini telah dilakukan obesitas. bulan Februari 2015 tentang Pengolahan dan analisis data hubungan tingkat aktivitas fisik Pengolahan data dengan kejadian obesitas pada Data yang didapat selama mahasiswa Fakultas Kedokteran penelitian diolah dan dianalisis Universitas Riau angkatan 2012 dan secara statistik dengan menggunakan 2013. Responden yang telah diteliti sistem komputerisasi. Selama waktu dalam penelitian ini adalah penelitian data yang didapat mahasiswa Fakultas Kedokteran dilakukan penyuntingan data apakah Universitas Riau angkatan 2012 yang data lengkap atau tidak, kemudian berjumlah 115 orang dan angkatan dilakukan tabulasi yakni membuat 2013 yang berjumlah 127, sedangkan tabel-tabel data. yang jumlah responden yang Analisis data berpartisipasi dalam penelitian ini - Analisis Univariat sebanyak 162 orang. Untuk menggambarkan tingkat aktivitas fisik dan kejadian Karakteristik responden obesitas pada mahasiswa Fakultas Berdasarkan pengolahan data Kedokteran Universitas Riau berupa lembaran informed consent angkatan 2012 dan 2013. diperoleh karakteristik responden - Analisis Bivariat seperti terlihat pada tabel 4.1 Untuk mengetahui hubungan tingkat aktivitas fisik dengan
JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 4
Berdasarkan tabel 4.2 aktivitas fisik menurut tabel di atas didapatkan responden paling banyak memiliki aktivitas fisik ringan dan sedang dibandingkan aktivitas fisik berat. Responden yang memiliki aktivitas Berdasarkan tabel 4.1 di atas fisik ringan sebanyak 56 orang dapat diihat bahwa responden (34,6%), sedangkan responden yang penelitian yang berusia 19 tahun memiliki aktivitas fisik sedang memiliki frekuensi terbesar yaitu sebanyak 81 orang (50%) dan sebanyak 78 orang (48,1%). responden yang memiliki aktivitas Responden terbanyak berjenis fisik berat sebanyak 25 orang kelamin perempuan sebanyak 132 (15,4%). orang (81,5%). Status gizi menurut tabel di atas didapatkan responden Hubungan aktivitas fisik dengan paling banyak memiliki status gizi kejadian obesitas pada mahasiswa normal dibandingkan status gizi Fakultas Kedokteran Universitas overweight dan obesitas. Responden Riau angkatan 2012 dan 2013. yang memiliki status gizi normal Hasil uji analisis hubungan sebanyak 88 orang (54,3%) dan aktivitas fisik dengan kejadian responden yang memiliki status gizi obesitas pada mahasiswa Fakultas overweight dan obesitas sebanyak 74 Kedokteran Universitas Riau orang (45,7%). angkatan 2012 dan 2013 dapat dilihat pada tabel 4.3. Distribusi frekuensi berdasarkan aktivitas fisik pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau angkatan 2012 dan 2013 Distribusi frekuensi data pada penelitian ini berdasarkan jenis kelamin, status gizi dan aktivitas fisik pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau Berdasarkan tabel 4.3 di atas angkatan 2012 dan 2013 dapat dilihat dapat diketahui proporsi responden pada tabel 4.2
JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 5
dengan aktivitas fisik ringan kelamin perempuan sebanyak 132 memiliki status gizi overweight dan orang (81,5%), sedangkan laki-laki obesitas sebanyak 50% dan yang 30 orang (18,5%). Penelitian ini memiliki status gizi normal 50%. sesuai dengan penelitian Jannah Responden dengan aktivitas fisik (2015) bahwa berdasarkan jenis sedang dan berat memiliki status gizi kelamin, perempuan memiliki overweight dan obesitas sebanyak distribusi tertinggi yaitu sebesar 43,4% dan memiliki status gizi 80,7% sedangkan laki-laki sebesar normal sebanyak 56,6%. 19,3%. Hal ini menunjukkan sebaran Berdasarkan hasil uji statistik responden tidak merata antara laki- diperoleh nilai p = 0,524, sehingga laki dan perempuan.28 dapat disimpulkan bahwa tidak ada Hasil penelitian ini menyatakan hubungan yang bermakna antara status gizi mahasiswa Fakultas aktivitas fisik dengan kejadian Kedokteran Universitas Riau obesitas mahasiswa Fakultas angkatan 2012 dan 2013 yang paling Kedokteran Universitas Riau banyak adalah normal dibandingkan angkatan 2012 dan 2013. status gizi overweight dan obesitas. Hal ini dikarenakan dari penelitian PEMBAHASAN yang dilakukan oleh peneliti dapat Fakultas Kedokteran diketahui bahwa dari 162 orang Universitas Riau Angkatan 2012 dan responden sebagian besar memiliki 2013. Instrumen penelitian yang jenis kelamin perempuan yaitu digunakan Penelitian ini merupakan sebanyak 132 orang (81,5%). Remaja penelitian analitik untuk melihat perempuan cenderung lebih hubungan aktivitas fisik dengan memperhatikan bentuk tubuhnya kejadian obesitas pada mahasiswa dibandingkan dengan kaum laki-laki untuk pengukuran adalah timbangan sehingga remaja perempuan berat badan dengan pengukur tinggi cenderung memiliki citra diri yang badan. negatif dan remaja perempuan lebih banyak melakukan diet yang Karakteristik responden mengakibatkan status gizi remaja Data yang diperoleh melalui perempuan kebanyakan normal lembaran informed consent yang dibandingkan status gizi overweight didapatkan dari 162 responden dan obesitas.29 mahasiswa angkatan 2012 dan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Aktivitas fisik responden Riau. Pada tabel 4.1 dapat diihat Menurut hasil penelitian bahwa responden penelitian yang didapatkan aktivitas fisik mahasiswa berusia 19 tahun memiliki frekuensi Fakultas Kedokteran Universitas terbesar yaitu sebanyak 78 orang Riau angkatan 2012 dan 2013 yang (48,1%). Berdasarkan jenis kelamin paling banyak adalah aktivitas fisik responden terbanyak berjenis ringan dan sedang. Hal ini
JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 6
dikarenakan aktivitas fisik pada dengan beberapa penelitian mahasiswa bersifat homogen. sebelumnya yang menilai adanya Aktivitas fisik yang homogen pada hubungan yang bermakna antara mahasiswa yaitu mengikuti aktivitas fisik dengan kejadian perkuliahan yang sebagian besar obesitas. hanya duduk. Tidak berkembangnya Peneliti mempunyai beberapa kegiatan ekstrakurikuler seperti alasan mengapa aktivitas fisik futsal, basket dan bola voli mahasiswa Fakultas Kedokteran menyebabkan aktivitas fisik Universitas Riau angkatan 2012 dan mahasiswa kedokteran tidak 2013 tidak ada hubungan dengan bervariasi dan lebih bersifat kejadian obesitas. Hal yang pertama homogen. Hal tersebut menyebabkan yang menyebabkan aktivitas fisik tidak adanya aktivitas fisik pada tidak mempunyai hubungan dengan mahasiswa Fakultas Kedokteran kejadian obesitas adalah dikarenakan Universitas Riau angkatan 2012 dan aktivitas fisik mahasiswa di Fakultas 2013. Kedokteran cenderung homogen dan Menurut penelitian Candrawati jadwal kegiatan yang setiap harinya (2011) mengenai hubungan tingkat sudah ditentukan. aktivitas fisik dengan indeks massa Hal ini sejalan dengan hasil tubuh dan lingkar pinggang pada penelitian Rosely (2008) dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Universitas Indonesia. Rosely menyimpulkan bahwa aktivitas fisik melakukan penelitian mengenai mahasiswa Fakultas Kedokteran penyebab obesitas anggota TNI Zeni cenderung mempunyai aktivitas fisik tempur di batalyon Zeni konstruksi di luar kampus yang lebih rendah 13/KE. Rosely menyimpulkan tidak daripada mahasiswa di fakultas yang adanya hubungan antara aktivitas lainnya. Mahasiswa kedokteran fisik dengan kejadian obesitas. banyak yang tidak mempunyai waktu Hubungan ini tidak bermakna untuk berolahraga. Hal ini mungkin disebabkan penambahan dikarenakan setiap harinya usia mempengaruhi terjadinya mahasiswa kedokteran mempunyai penurunan untuk beraktivitas jadwal kuliah yang cukup padat dari sehingga energi yang masuk tidak pagi sampai dengan sore hari.30 seimbang dengan energi yang Hubungan aktivitas fisik dengan terpakai. Selain itu karena masih kejadian obesitas dalam satu instansi jadi kemungkinan Berdasarkan uji hasil chi untuk aktivitas fisik yang dilakukan square disebutkan bahwa tidak relative bersifat homogen yang tidak adanya hubungan yang bermakna jauh berbeda.31 antara aktivitas fisik dengan kejadian Aktivitas fisik yang homogen obesitas (p = 0,524). Hasil penelitian pada mahasiswa Fakultas ini mempunyai hasil yang berbeda Kedokteran Universitas Riau yaitu
JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 7
mengikuti perkuliahan yang sebagian yang dilakukan selama seminggu besar hanya duduk. Tidak tetapi tidak dapat memperkirakan berkembangnya kegiatan jumlah waktu yang digunakan secara ekstrakurikuler seperti futsal, basket tepat sehingga dapat memunculkan dan bola voli menyebabkan aktivitas jumlah aktivitas fisik yang tidak fisik mahasiswa kedokteran tidak sesuai dengan sesungguhnya.32 bervariasi dan lebih bersifat Pada penelitian ini, peneliti homogen. Hal ini lah yang juga menggunakan pengukuran menyebabkan tidak adanya aktivitas aktivitas fisik dengan metode IPAQ. fisik pada mahasiswa Fakultas Menurut peneliti responden juga bisa Kedokteran Universitas Riau salah mengambil aktivitas fisik, angkatan 2012 dan 2013. sehingga hasil dari penelitian ini Peneliti berpendapat bahwa tidak terdapatnya hubungan aktivitas tidak terdapatnya hubungan antara fisik dengan kejadian obesitas. aktivitas fisik dengan kejadian Tidak terdapatnya hubungan obesitas dimungkinkan karena cara antara aktvitas fisik dengan kejadian pengukuran yang berbeda. Hal ini obesitas bisa juga disebabkan oleh sejalan dengan penelitian yang karena obesitas bukan hanya dilakukan oleh Zakiah (2014).32 disebabkan oleh aktivitas fisik tapi Menurut Zakiah hal ini dapat juga disebabkan oleh pola dikarenakan pengukuran aktivitas makan dan faktor keturunan. Hal ini fisik menggunakan kuesioner IPAQ. sesuai dengan patogenesis dari Penggunaan kuesioner IPAQ pada obesitas diketahui multifaktorial. penelitian ini bertujuan menilai meliputi faktor genetik dan faktor semua kegiatan yang menggunakan lingkungan yang berpengaruh dalam tenaga atau energi dalam seminggu. hal regulasi berat badan. Kelebihan kuesioner ini aktivitas metabolisme dan perilaku makan.33 fisik yang digambarkan tidak hanya Faktor genetik mempunyai kegiatan berat atau olahraga, namun peranan terhadap kejadian obesitas juga semua kegiatan intensitas pada remaja. Menurut Whitney dan dilakukan selama seminggu, baik Hegarty (1996) genetik memegang kegiatan sehari-hari maupun kegiatan peranan penting dalam berat atau olahraga yang disengaja. mempengaruhi berat dan komposisi Kuesioner ini memperkecil tubuh seseorang. Jika kedua orang bias peneliti, karena kuesioner ini tua mengalami obesitas, dapat diisi sendiri oleh responden kemungkinan bahwa anak-anak sehingga pengaruh peneliti yang mereka akan mengalami obesitas menyesuaikan aktivitas fisik dan sangat tinggi (75-80%), jika salah status gizi tidak terjadi pada satu orang tuanya mengalami penelitian ini. Namun yang menjadi obesitas kemungkinan tersebut hanya kelemahan kuesioner ini, responden 40%, sedangkan jika tidak seringkali hanya mengingat kegiatan seorangpun dari orang tuanya
JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 8
mengalami obesitas, peluangnya perilaku makan yang tidak seimbang, relatif kecil ( kurang dari 10%).33 diantaranya melewatkan sarapan Menurut Haines et al (2007) pagi, konsumsi fast food dan soft kelebihan berat badan pada orangtua drink.35 memiliki hubungan positif dengan Pergeseran pola makan yang kelebihan berat badan anak. Dasar komposisinya mengandung tinggi genetik yang kuat menyebabkan kalori, lemak, karbohidrat, kolesterol perkembangan obesitas menjadi serta natrium, namun rendah serat lebih rentan. Banyak gen yang seperti fast food dan soft drink dihubungkan sebagai faktor menimbulkan ketidakseimbangan predisposisi terjadinya kelebihan asupan gizi dan merupakan salah lemak. Setidaknya ada enam mutasi satu faktor risiko terhadap gen tunggal dapat menyebabkan munculnya obesitas pada remaja.35 obesitas berat dengan onset dini Pola makan berhubungan namun jarang terjadi. Selain itu, ada dengan gaya hidup. Perubahan dalam beberapa sindrom yang dapat gaya hidup, terutama di perkotaan, menyebabkan obesitas, diantaranya karena adanya perubahan pola Prader-Willi Syndrome dan Laurence makan. Pola makan tradisional yang - Moon - Biedl syndrome.34 sebelumnya tinggi karbohidrat, tinggi Pada studi internasional serat dan rendah lemak berubah ke mengenai anak kembar dan adopsi, pola makan baru yang rendah ditemukan bahwa genetik karbohidrat, rendah serat dan tinggi mempunyai pengaruh yang kuat lemak sehingga menggeser mutu terhadap variasi IMT pada segala makanan ke arah tidak seimbang. usia, dan pengaruhnya lebih kuat Perubahan gaya hidup pada golongan daripada pengaruh lingkungan. tertentu menyebabkan masalah gizi Identifikasi gen spesifik yang rentan lebih berupa kegemukan dan sulit dilakukan. Lebih dari 430 gen obesitas.36 atau bagian kromosom yang terlibat Berbagai penelitian sebagai etiologi dari obesitas.34 menunjukkan kenaikan penghasilan Masa remaja merupakan salah secara bertahap dapat mempengaruhi satu periode tumbuh kembang yang pola makan dan kebiasaan makan. penting dan menentukan pada Kemampuan daya beli yang lebih periode perkembangan berikutnya. mendorong untuk mengkonsumsi Pada masa remaja ini pula terjadi berbagai jenis makanan yang perubahan sikap dan perilaku dalam diinginkan. Ditinjau dari pola makan, memilih makanan dan minuman, remaja merupakan kelompok yang yang turut dipengaruhi oleh teman peka terhadap pengaruh lingkungan sebaya dan lingkungan. Perilaku luar seperti maraknya iklan makanan makan bagi sebagian besar remaja siap santap atau fast food yang menjadi bagian gaya hidup, sehingga umumnya mengandung kalori tinggi, kadang pada remaja sering terjadi kaya lemak, tinggi natrium dan
JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 9
rendah serat. Hal ini memungkinkan adolescents, and adults. San terjadinya kasus kegemukan di Diego State University.1990. kalangan remaja.36 7. Adityawarman. Hubungan aktivitas fisik dengan DAFTAR PUSTAKA komposisi tubuh pada remaja. 2007. Diunduh Dari: http://eprints.undip.ac.id/22215 1. Departemen Kesehatan /1/Aditya.pdf. Pada Tanggal Republik Indonesia. Riset 05-Desember-2014. Pada Jam Kesehatan Dasar. Depkes. 16.02. Jakarta. 2013. 8. Badan Penelitian dan 2. Sorongan CI. Hubungan antara Pengembangan Kesehatan aktifitas fisik dengan status gizi Departemen Kesehatan RI. pelajar smp frater don bosco Laporan riset kesehatan dasar manado [Skripsi]. Manado. provinsi Jawa Timur tahun Fakultas Kesehatan 2007. Jakarta. 2007. Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. 2010. 9. Guo SS, Chumlea WC. Tracking of body mass index in 3. Rosita I, Marhaeni DH, children in relation to Mutyara K. Konseling gizi overweight in adulthood. Am J transtheoritical model dalam Clin Nutr. 1999; 70(1):145S- mengubah perilaku makan dan 148S. aktivitas fisik pada remaja overweight dan obesitas. 10. Centers for Disease Control Universitas Padjadjaran. and Prevention. Overweight Bandung. 2011. and Obesity. (internet) [cited 15March2012]Available at 4. Nurhayati A. Status gizi, http://www.cdc.gov/obesity/chi kebiasaan makan dan gangguan ldhood/consequences.html. makan (eating disorder) pada remaja di sekolah favorit dan 11. Puhl RM, Latner JD. Stigma, non favorit [Skripsi].2009. obesity, and the health of the nation's children. Psychol Bull. 5. Fatimah SN. Terapi diet dan 2007;133(4):557-580. aktivitas fisik pada penanggulangan obesitas. 12. Razak ZBA. Hubungan Dalam: Soegih R, hipertensi dengan obesitas. Wiramihardja KK, penyunting. Medan. Universitas Sumatera Obesitas: Permasalahan dan Utara. 2011. Terapi Praktis. Jakarta: CV Sagung Seto; 2009. Hal. 9-18. 13. Gibney MJ. et al Gizi dan Kesehatan Masyarakat/Public 6. Sallis JF. Influences on Health Nutrition. Jakarta. physical activity of children,
JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 10
Penerbit Buku Kesehatan EGC. index compared with other 2009. body-composition screening indexes for the assessment of 14. Purwati, Susi. Perencanaan body fatness in children and menu untuk penderita adolescents. Pubmed.2002 kegemukan. Penebar swadaya. June ; 75 (6) : 978-85. Jakarta. 2001. 21. Nur MD. Hubungan indeks 15. Moehyi S. Pengaturan massa tubuh dengan penyakit makanan dan diet untuk jantung koroner. Universitas penyembuhan penyakit. Jakarta Sumatera Utara.2011. : Gramedia Pustaka Utama. 1997. 22. Guo SS, Wu W, Chumlea WC, Roche AF. Predicting 16. Wirakusumah ES. Cara aman Overweight and Obesity in dan efektif menurunkan berat Adulthood from Body Mass badan. Jakarta : PT. Gramedia Index Values in Childhood and Pustaka Utama. 1997. Adolescence. Pubmed. 2002 Sep ; 76 (3) : 653-8. 17. Soegih, Rahmat. BMI and WC cut offs for the risk of 23. Body Mass Index. Monash comorbidities of obesity in a University [Author]. Available population in Indonesia. From URL: Medical J Of Indonesia ; 13(4) http:/www.core.monash.org.ht :241-42. m.
18. Pramitya M, Valentino TD. 24. Vera T, Naomi MT. Aktivitas
Hubungan regulasi diri dengan fisik dan pola makan dengan status gizi pada remaja akhir di obesitas sentral pada tokoh Kota Denpasar [Jurnal]. agama di kota manado Denpasar. Fakultas Kedokteran [Skripsi]. Manado. Poltekes Universitas Manado. 2011. Udayana.2013.1,43-53. 25. Rizky MS. Hubungan aktivitas 19. Nasar SS. Obesitas pada anak fisik dengan fungsi kognitif. aspek klinis dan Repository. Universitas pencegahannya. Dalam: Sumatera Utara. Medan. 2011. Samsudin, Nasar SS, Sjarif Dr, Penyunting Naskah Lengkap 26. Sudikno, Herdayati M, Besral. PKB-IKA XXXV. Masalah Hubungan aktivitas fisik Gizi Ganda dan Tumbuh dengan kejadian obesitas pada Kembang Anak. Jakarta: Bna orang dewasa di indonesia. Rupa Aksara.1995. H.68-81. Gizi Indonesia. Jakarta. Universitas Indonesia. 2010. 33 20. Grummer SLM, Pietrobelli A, (1) : 37-49. Goulding A, Goran MI, Dietz WH. Validity of body mass
JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 11
27. Hermastuti A. Hubungan situasi dilema personal, 32. Zakiah. Hubungan penerapan kepribadian lima faktor dan pedoman gizi seimbang dengan tingkat ketidakaktifan fisik status gizi pada mahasiswa dengan intensi (Thesis). Fakultas Kedokteran dan Ilmu Universitas Diponegoro. Kesehatan UIN Syarif Semarang. 2012. Hidayatullah Jakarta tahun 2014 [Skripsi]. Universitas 28. Jannah W. Profil status gizi Islam Negeri Syarif mahasiswa Fakultas Hidayatullah. Jakarta. 2014. Kedokteran Universitas Riau angkatan 2012 dan 2013 33. Manurung NK. Pengaruh berdasarkan Indeks Massa karakteristik remaja, genetik, Tubuh, Waist Hip Ratio dan pendapatan keluarga, lingkar pinggang [Skripsi]. pendidikan ibu, pola makan Universitas Riau. Pekanbaru. dan aktivitas fisik terhadap 2015. kejadian obesitas di SMU Rk Tri Sakti Medan tahun 2008 29. Barasi M.E. At a glance ilmu (Thesis). Universitas Sumatera gizi. Editor: Safitri A, Utara. Medan. 2009. Astikawati R. Alih Bahasa: Helim H. Jakarta: Penerbit 34. Haines J, Sztainer DM, Wall Erlangga; 2009. M, Story MP. Behavioral and protective factors for adolscent 30. Candrawati S. Hubungan overweight. Int journal tingkat aktivitas fisik dengan obesitas. 2007 : 15:2748-60. indeks massa tubuh dan lingkar pinggang pada mahasiswa 35. Khomsan A. Pangan dan gizi Fakultas Kedokteran untuk kesehatan. PT. Raya Universitas Diponegoro Grafindo Persada. Jakarta : [skripsi]. Universitas 2003. Diponegoro. Semarang. 2011. 36. Aflah RR, Indiasari R, Yustini. 31. Rosely NAA. Faktor-faktor Hubungan pola makan dengan yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada remaja obesitas berdasarkan persen di sekolah katolik lemak tubuh pada pria (40-45 cenderawasih [Skripsi]. tahun) di kantor Direktorat Universitas Hasanudin. Jenderal Zeni TNI-AD tahun Makasar. 2008. 2008 [Skripsi]. Universitas Indonesia. Jakarta. 2008.
A Comparison of Healthy Habits, Health Promoting Behavior, Self Efficacy and Health Status Among Medical Students and Non-Medical Students of Selected Colleges at Vijayapur District
International Journal of Innovative Science and Research Technology