You are on page 1of 9

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA

KARYAWAN
(Studi Pada Karyawan PT. PLN (Persero) Area Kediri Distribusi Jawa Timur)

Afrizal Firmanzah
Djamhur Hamid
Mochamad Djudi
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail : afrizalfirmanzah15@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to describe the influence simultaneously and partially Occupational safety and
health on the employee performance Research on Employee of PT PLN (Persero) at Kediri Services Area,
East Java Distribution. The Research type is explanatory research method with quantitative approach.
Explanatory research is research that highlight relationship between variable and evaluating hypothesis which
has formulated before. The population are employee of PT PLN (Persero) at Kediri Service Area, East Java
Distribution. Sixty-one employee has picked as research sample. Technique for collecting data in this study is
questionnaires and documentation with double analytic regression, using SPSS for windows 21 software. The
result of research indicates that Occuppational Safety and Health are simultaneously and significantly
influence on employee performance as shown by F-significance rate < α (0.000 < 0.05) and Adjusted R-square
of 0,189. It means that the contribution of Occuppational Safety and Health to employee performance is
18,9%. Whereas the remaining 81,1% are explained by other variables beyond this research. Partially,
Occuppational Safety is significantly influential to employee performance of 0.001. Health is significantly
influential to employee performance of 0.004.

Keywords: Occupational Safety and Health, Employee, Employee Performance

ABSTRAK

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menjelaskan pengaruh secara simultan dan parsial keselamatan kerja dan
kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan pada karyawan PT PLN (Persero) Area Kediri Distribusi Jawa
Timur. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory
research) dan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian penjelesan merupakan penelitian yang
menyoroti hubungan antar variabel dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Populasi dalam
penelitian ini adalah karyawan PT PLN (Persero) Area Kediri Distribusi Jawa Timur, dengan jumlah sampel
sebesar 61 (enam puluh satu) orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner dan dokumentasi dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan program SPSS
for windows 21. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan yang dapat dilihat dari nilai signifikansi F < α
yaitu 0,000 < 0,05 dan nilai Adjusted R square sebesar 0,189. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi variabel
keselamatan kerja dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan adalah sebesar 18,9% sedangkan sisanya
sebesar 81,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan pada penelitian ini. Secara parsial
variabel keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 0,001. Sedangkan
variabel kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 0,004.

Kata kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja, karyawan, Kinerja Karyawan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No.2 Januari 2017| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN 2. Penyediaan perlengkapan yang mampu
PT. PLN (Persero) adalah Badan Usaha untuk digunakan sebagai alat pencegahan,
Milik Negara yang berbentuk Perusahaan pertolongan dan perlindungan.
Perseroan (Persero) berkewajiban untuk Perlengkapan pencegahan misalnya : alat
menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan pencegahan kebakaran, pintu darurat,
umum. Berbagai upaya harus dilakukan kursi pelontar bagi penerbangan pesawat
perusahaan tersebut untuk menjamin keamanan tempur pertolongan apabila terjadi
dan kesehatan pekerja dengan mengadakan kecelakaan seperti : alat P3K, tabung
pelatihan dan pengawasan. Pekerja perlu oksigen, perahu penolong di setiap perahu
meningkatkan pemakaian alat pelindung diri agar besar.
lebih optimal dan terciptanya suasana kerja yang b. Lingkungan Sosial Psikologis
sehat, aman dan nyaman. Penerapan kesehatan dan Jaminan keselamatan kerja secara
keselamatan kerja pada PT PLN (Persero) Area psikologis dapat dilihat pada aturan
Kediri tidak hanya berdampak pada karyawan akan perusahaan mengenai berbagai jaminan
tetapi juga berdampak pada perusahaan itu sendiri, pekerja yang meliputi :
sehingga itu sangat penting bagi sebuah perusahaan 1. Aturan mengenai ketertiban organisasi
untuk menyediakan fasilitas keselamatan dan dan atau pekerjaan hendaknya
kesehatan kerja. diperlakukan secara merata kepada semua
Melihat adanya bahaya yang dapat pegawai tanpa kecuali. Masalah-masalah
ditimbulkan oleh energi listrik ini, maka PT. PLN seperti itulah yang sering menjadi sebab
(Persero) juga mementingkan segi keamanan pada utama kegagalan pegawai termasuk para
setiap unitnya. Hal ini dikarenakan untuk eksekutif dalam pekerjaan.
menghasilkan Zero Accident dan Safety Condition 2. Perawatan dan pemeliharaan asuransi
bagi karyawan PLN, masyarakat sekitar maupun terhadap para pegawai yang melakukan
lingkungan. Salah satu cara untuk menghasilkan pekerjaan berbahaya dan resiko, yang
kondisi tersebut maka PT PLN (Persero) berusaha kemungkinan terjadi kecelakaan kerja
melaksanakan prosedur Keselamatan dan yang sangat besar. Asuransi meliputi jenis
Kesehatan Kerja (K3) pada setiap pekerjaannya. dan tingkat penderitaan yang di alami
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara pada kecelakaan. Adanya asuransi jelas
umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini menimbulkan ketenangan pegawai dalam
ditunjukkan dengan masih tingginya angka bekerja dan menimbulkan ketenangan
kecelakaan kerja. Kondisi keselamatan dan akan dapat ditingkatkan karenanya.
kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia
secara umum diperkirakan termasuk rendah. Kesehatan Kerja
Mathis dan Jackson (2002:245),
KAJIAN PUSTAKA “mengartikan kesehatan kerja adalah merupakan
Keselamatan Kerja kondisi yang merujuk pada kondisi fisik, mental,
Daryanto (2003;20), Keselamatan kerja dan stailitas emosi secara umum”. Kemudian
adalah keselamatan yang berhubungan dengan menurut Mangkunegara (2013:161), “keadaan
peralatan, tempat kerja, lingkungan kerja, serta sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun
cara-cara melakukan pekerjaan sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
Mangkunegara (2009:161), keselamatan hidup produktif secara sosial dan ekonomis”.
kerja menunjukkan kondisi yang aman atau Tujuan Kesehatan Kerja menurut Nuraini
selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian (2012) yaitu :
di tempat kerja. Resiko keselamatan merupakan 1. Memelihara dan meningkatkan derajat
aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat kesehatan masyarakat pekerja di semua
menyebabkan kebakaran, luka memar, keseleo, lapangan pekerjaan ketingkat yang setinggi-
patah tulang, gangguan penglihatan dan tingginya, baik fisik, mental maupun
pendengaran. Menurut Moenir (2006:203), kesehatan sosial.
indikator keselamatan kerja adalah : 2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan
a. Lingkungan kerja secara fisik masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh
1. Penempatan benda atau barang dilakukan tindakan/kondisi lingkungan kerjanya.
dengan diberi tanda-tanda, batas-batas, 3. Memberikan perlindungan bagi pekerja
dan peringatan yang cukup.. dalam pekerjaannya dari kemungkinan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No.2 Januari 2017| 2
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor penilaian kinerja menurut Dharma (2003:378)
yang membahayakan kesehatan. yaitu :
4. Menempatkan dan memelihara pekerja di a. Kualitas
suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai Pada pengukuran ini perusahaan lebih
dengan kemampuan fisik dan psikis mendasarkan pada tingkat kualitas produk
pekerjaannya. Kesehatan kerja yang dihasilkan para pegawai atau
mempengaruhi manusia dalam hubungannya karyawannya. Pengukuran melalui kualitas ini
dengan pekerjaan dan ingkungan kerjanya. dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
Baik secara fisik maupun psikis yang seorang karyawan perusahaan dalam
meliputi : metode bekerja, kondisi kerja dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
lingkungan kerja yang mungkin dapat telah diberikan kepadanya.
menyebabkan kecelakaan, penyakit ataupun b. Kuantitas
perubahan dari kesehatan seseorang. Pengukuran melalui kuantitas atau jumlah
produk yang dihasilkan ini erat kaitannya
Menurut Manullang (2000:87), ada tiga dengan kemampuan seorang karyawan dalam
indikator kesehatan kerja yang meliputi : menghasilkan produk dalam jumlah tertentu.
1. Lingkungan kerja secara medis. Kuantitas ini secara langsung juga
Dalam hal ini lingkungan kerja secara medis berhubungan dengan tingkat kecepatan yang
dapat dilihat dari sikap perusahaan dalam dimiliki oleh seorang karyawan dalam
menangani hal-hal sebagai berikut : menghasilkan produk.
a. Kebersihan lingkungan kerja c. Ketepatan waktu
b. Suhu udara dan ventilasi di tempat kerja Ketepatan waktu dalam menghasilkan suatu
c. Sistem pembuangan sampah. produk menjadi salah satu sarana untuk
2. Sarana kesehatan tenaga kerja, yaitu upaya- mengukur tingkat kinerja yang telah dicapai
upaya perusahaan untuk meningkatkan oleh seorang pegawai. Dalam pengukuran ini
kesehatan dari tenaga kerjanya. Hal ini dapat ketepatan waktu dapat diukur dari persepsi
dilihat dari penyediaan air bersih dan sarana karyawan terhadap suatu aktivitas yang
kamar mandi. disediakan diawal waktu sampai menjadi
3. Pemeliharaan kesehatan tenaga kerja, yaitu output.
pelayanan kesehatan tenaga kerja.
Konsep dan Hipotesis
Kinerja Karyawan Berdasarkan tinjauan landasan teori dan
Mangkunegara (2007:67), “menjelaskan tentang Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap
pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas Disiplin Kerja Karyawan, maka model hipotesis
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam penelitian ini sebagai berikut :
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Keselamatan
Menurut Hasibuan (2009:34), “Kinerja adalah
suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
Kinerja
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman, dan kesungguhan serta waktu”. Kesehatan
Sedangkan menurut Rivai (2008:14), “kinerja
Gambar 1. Model Konsep
adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang
secara keseluruhan selama periode tertentu H
didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan Keselamatan
berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, (X1)

sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih Kinerja Karyawan


dahulu dan telah disepakati bersama”. Kesehatan H1 (Y)

Menurut Dharma (2003:367), penilaian (X2)

kinerja merupakan proses pengambilan keputusan H3


tentang hasil yang dicapai keryawan dalam periode
tertentu. Metode-metode yang digunakan untuk Gambar 2. Model Hipotesis

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No.2 Januari 2017| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Berdasarkan tinjauan latar belakang dan model sampel dengan hasil yang akan di dapat pada
konsep di atas maka hipotesis dalam penelitian ini populasi secara keseluruhan”.
adalah :
Analisi Regresi Linear Berganda
H1 : Keselamatan dan Kesehatan kerja berpengaruh Menurut Sugiyono (2013:207), “Analisis
signifikan secara simultan terhadap Kinerja Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
Karyawan. menganalisis data dengan cara mendiskripsikan
H2: Keselamatan berpengaruh signifikan secara atau menggambarkan data yang telah terkumpul
parsial terhadap Kinerja Karyawan. sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
H3: Kesehatan Kerja berpengaruh signifikan secara kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
parsial terhadap Kinerja Karyawan. generalisasi”. Analisis dalam penelitian ini
digunakan untuk mendeskripsikan variabel
METODE keselamatan dan kesehatan kerja dan kinerja
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian karyawan dengan jalan mendistribusikan items
eksplanasi atau penjelasan (explanatory research) dari masing-masing variabel. Setelah seluruh
dengan pendekatan kuantitatif. Jumlah sampel data terkumpul selanjutnya mengolah data dan
dalam penelitian ini 61 karyawan PT PLN mentabulasikan ke dalam tabel, kemudian
(Persero) Area Kediri. Teknik pengambilan sampel membahas data yang telah diolah tersebut secara
menggunakan teknik sampling jenuh. Sampling deskriptif. Ukuran deskriptifnya adalah dengan
jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila memberikan angka baik dalam jumlah responden
populasi memiliki jumlah yang kecil atau kurang maupun dalam angka persentase.
dari 100 orang.
Metode analisis data yang digunakan dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini adalah : 1. Analisis Deskriptif
Berdasarkan hasil tanggapan responden terkait
Analisis Deskriptif dengan mean score variabel keselamatan kerja
Menurut Sugiyono (2013:207), “Analisis menunjukkan rata-rata sebesar 4,12, hal tersebut
Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk berarti responden setuju mengenai keselamatan
menganalisis data dengan cara mendiskripsikan kerja yang diterapkan di PT PLN (Persero) Area
atau menggambarkan data yang telah terkumpul kediri Distribusi Jawa Timur.
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat Hasil tanggapan responden terkait dengan
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau mean score variabel kesehatan kerja menunjukkan
generalisasi”. Analisis dalam penelitian ini rata-rata sebesar 4,07, hal tersebut berarti
digunakan untuk mendeskripsikan variabel responden setuju mengenai program kesehatan
keselamatan dan kesehatan kerja dan kinerja kerja yang diterapkan di PT PLN (Persero) Area
karyawan dengan jalan mendistribusikan items dari kediri Distribusi Jawa Timur..
masing-masing variabel. Setelah seluruh data Tanggapan responden terkait dengan mean
terkumpul selanjutnya mengolah data dan score variabel kinerja karyawan menunjukkan rata-
mentabulasikan ke dalam tabel, kemudian rata sebesar 4,06, hal tersebut berarti responden
membahas data yang telah diolah tersebut secara setuju mengenai kinerja karyawan yang didapat di
deskriptif. Ukuran deskriptifnya adalah dengan PT PLN (Persero) Area kediri Distribusi Jawa
memberikan angka baik dalam jumlah responden Timur.
maupun dalam angka persentase.
2. Analisis Statistik Inferensial
Analisis Inferensial a. Hasil Uji Asumsi Klasik
Menurut Sugiyono (2013:209), “Analisis 1. Uji Asumsi Normalitas
Inferensial (sering juga disebut statistik induktif Hasil Uji Asumsi Normalitas dapat
atau statistik probabilitas) adalah teknik statistik dinyatakan telah memenuhi asumsi normalitas
yang digunakan untuk menganalisis data sampel apabila nilai standardized residual atau nilai
dan hasilnya diberlakukan untuk populasi”. residual yang dimasukkan ke dalam sebuah
Sedangkan menurut Cresswell (2008:362), grafik P-P Plot membentuk suatu pola yang
“statistik inferensial adalah teknik analisis data mendekati garis lurus dan poin-poin yang
yang digunakan untuk menentukan sejauh mana tersebar mengikuti atau mendekati garis
kesamaan antara hasil yang diperoleh dari suatu

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No.2 Januari 2017| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
diagonal. Hasil uji asumsi dapat dilihat pada menyempit, maka gambar di atas diindikasikan
Gambar 3.. telah terjadi non - heteroskedastisitas.

Uji Regresi Linier Berganda


Uji Simultan (Uji F)

Tabel 2. Hasil Uji Simultan (Uji F)


ANOVAa

Model Sum of df Mean F Sig.


Squares Square

Regression .537 2 .268 8.007 .001b


Gambar 3. Grafik P-P Plot Uji Asumsi
Normalitas 1 Residual 1.944 58 .034
Sumber: Penulis (2016) Total 2.481 60

2. Uji Asumsi Multikolonieritas a. Dependent Variable: Y


b. Predictors: (Constant), X.2, X.1
Tabel 1. Uji Asumsi Multikolonieritas
Berdasarkan tabel 18 nilai Sig.F < α yaitu
Coefficientsa 0,001 < 0,05 maka model analisis regresi adalah
Model Collinearity Statistics signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha
Tolerance VIF
diterima sehingga dapat disimpulkan keselamatan
kerja (X1) dan kesehatan kerja (X2) secara silmutan
(Constant)
(bersama-sama) berpengaruh secara signifikan
1Keselamatan kerja .876 1.142 terhadap kinerja karyawan (Y). Apabila
Kesehatan kerja .876 1.142 keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang
dimiliki karyawan meningkat maka kinerja
a. Dependent Variable: Y
karyawan tersebut juga akan mengalami
Hasil uji asumsi multikolinieritas pada peningkatan.
table di atas menunjukkan bahwa nilai VIF
pada masing-masing variabel < 10 maka hasil Uji Parsial (Uji t)
uji asumsi dinyatakan terpenuhi dan tidak
terdapat multikolinieritas. Tabel 3. Hasil Uji Parsial (Uji t)
Hipotesis Nilai Keputusan
3. Uji Asumsi Heteroskedastisitas
H0 = 0 (variabel X1 tidak berpengaruh thitung = - H0 diterima
Hasil uji asumsi ini dapat dilihat di bawah signifikan terhadap variabel 3.519 Ha ditolak
ini. Y) sig = 0.001
Ha ≠ 0 (variabel X1 berpengaruh tTabel = 2.002
signifikan terhadap variabel
Y)
α = 0,05
H0 = 0 (variabel X2 tidak berpengaruh thitung = H0 ditolak
signifikan terhadap variabel 3.024 Ha diterima
Y) sig = 0.004
Ha ≠ 0 (variabel X2 berpengaruh tTabel = 2.002
signifikan terhadap variabel
Y)
α = 0,05

Berdasarkan tabel 3, menunjukan bahwa


variable keselamatan kerja (X1) memiliki koefisien
Gambar 4. Scatter Plot Uji regresi sebesar -0.437 dan didapatkan statistik uji t
Heteroskedastisitas sebesar -3.519 dengan signifikansi sebesar 0.001.
Dengan df = 61 - 2 - 1 = 58, maka didapat nilai tTabel
Berdasarkan gambar Scatterplot di atas sebesar 2.002. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih
terlihat pola tertentu yang teratur, seperti poin- besar daripada tTabel (-3.519 <2.002), dengan nilai
poin yang membentuk gelombang, melebar dan signifikansi lebih kecil daripada α=0.05. Pengujian
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No.2 Januari 2017| 5
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
ini membuktikan Ha ditolak sehingga dapat keahlian berbeda-beda, sehingga penerapannya
disimpulkan bahwa variabel keselamatan kerja karyawan harus bekerja sesuai dengan keahlian
(X1) memiliki kontribusi negatif dan tidak yang dimilikinya agar kinerja dari karyawan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan tersebut bisa optimal.
(Y).
Variabel kesehatan kerja (X2) memiliki koefisien Pengaruh Keselamatan Kerja dan Kesehatan
regresi sebesar 0.376 dan didapatkan statistik uji t Kerja secara Simultan Terhadap Kinerja
sebesar 3.024 dengan signifikansi sebesar 0.004. Karyawan
Dengan df = 61 - 2 - 1 = 58, maka didapat nilai tTabel Berdasarkan hasil analisis regresi linier
sebesar 2.002. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih berganda, variabel keselamatan kerja (X1) dan
besar daripada tTabel (3.024>2.002), dengan nilai kesehatan kerja (X2) memiliki nilai F < (alpha)
signifikansi lebih kecil daripada α = 0.05. 0,05 sehingga variabel keselamatan kerja dan
Pengujian ini membuktikan bahwa Ha diterima, kesehatan kerja memiliki pengaruh yang signifikan
sehingga dapat disimpulkan bahwa variable terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini
kesehatan kerja (X2) memiliki kontribusi positif juga menunjukkan korelasi antara keselamatan
dan berpengaruh signifikan terhadap kinerja kerja dan kesehatan kerja terhadap kinerja
karyawan. termasuk kategori kuat. Selain itu berdasarkan nilai
Adjusted R Square diketahui bahwa variabel
Hasil Koefisien Determinasi keselamatan kerja (X1) dan kesehatan kerja (X2)
memberikan kontribusi terhadap variabel kinerja
Tabel 4. Hasil Koefisien Determinasi karyawan (Y) sebesar 0.189 (18,9%) dan sisanya
Model Summaryb sebanyak 81,1% dipengaruhi oleh variabel-
variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian
Model R R Adjusted Std. Error
ini yaitu kecerdasan emosi dan kemampuan kerja.
Square R Square of the
Luthans (2006:332), mendefinisikan
Estimate kecerdasan emosi sebagai subset kecerdasan sosial
1 .465a .216 .189 .183 yang mencakup kemampuan untuk memonitor
a. Predictors: (Constant), X.2, X.1
perasaan dan emosi diri sendiri dan orang lain,
membedakan emosi dan perasaan, dan
b. Dependent Variable: Y
menggunakan informasi tersebut untuk menuntun
pemikiran dan tindakan. Menurut Hasibuan
Berdasarkan pada Tabel 4. hasil koefisien
(2009:166), Kemampuan (ability) adalah
determinasi di atas tersebut memiliki angka R-
menunjukkan potensi orang untuk melaksanakan
Square sebesar 0.216 dan angka adjusted R square
pekerjaan, mungkin kemampuan itu dimanfaatkan
sebesar 0.189. Angka ini dapat diartikan bahwa
atau mungkin juga tidak. Kemampuan
sebesar 18,9% variasi dalam variabel kinerja
berhubungan erat dengan kemampuan fisik dan
karyawan dapat dijelaskan oleh variasi dari
mental yang dimiliki orang untuk melaksanakan
variable keselamatan kerja (X1) dan kesehatan
pekerjaan dan bukan yang ingin melaksanakannya.
kerja (X2). Sedangkan sisanya sebanyak 81,1%
Berdasarkan analisis deskripsi dalam
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas
penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata
dalam penelitian ini.
jawaban responden pada tabel 3 variabel
Nilai adjusted R square dapat naik atau turun
keselamatan kerja adalah berkategori sangat baik.
dengan adanya penambahan variabel baru,
Hal ini berarti perusahaan sudah memperhatikan
tergantung dari korelasi antara variabel bebas
keselamatan kerja karyawannya yaitu dengan
tambahan tersebut dengan variabel terikatnya.
penataan kelengkapan untuk proses kegiatan kerja
Faktor yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja
sudah baik dan diperhatikan keamanannya, sistem
karyawan adalah kecerdasan emosi dan
penerangan lampu di tempat kerja sudah baik, dan
kemampuan kerja. Kecerdasan emosi dapat
kondisi perlengkapan, pertolongan, perlindungan
mempengaruhi kinerja karyawan karena setiap
yang disediakan perusahaan apabila terjadi
individu karyawan mampu membatasi emosi dari
kecelakaan kera sudah sesuai standar. Maka dapat
disi sendiri untuk membantu pemikirannya dalam
disimpulkan bahwa perusahaan sudah
setiap melakukan kegiatan kerja. Selain itu
memperhatikan keselamatan kerja karyawaannya
kemampuan kerja juga dapat mempengaruhi
agar kinerjanya meningkat.
kinerja karena setiap karyawan mempunyai

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No.2 Januari 2017| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Selain itu, berdasarkan analisis deskripsi hubungan yang tidak searah antara variabel
pada tabel 3 variabel kesehatan kerja menunjukkan keselamatan dan kinerja karyawan. Hal itu
bahwa rata-rata jawaban responden pada variabel menunjukkan bahwa semakin baik pelaksanaan
kesehatan kerja adalah berkategori sangat baik. Hal program keselamatan kerja di PT. PLN (Persero)
ini berarti kebersihan lingkungan kerja sudah Area Kediri tidak memiliki makna bagi
dalam keadaan bersih, suhu udara dan ventilasi di peningkatan kinerja, Sehingga apabila keselamatan
tempat kerja sudah memenuhi standar, sistem kerja ditingkatkan maka kinerja karyawan akan
pembuangan sampah tidak mengganggu proses menurun. Hal itu dikarenakan masa kerja karyawan
kerja karyawan, penyediaan air bersih sudah PT. PLN (Persero) Area Kediri kebanyakan sudah
memadai, sarana kamar mandi/WC sudah lebih dari >20 tahun yang sudah paham akan
memadai, jaminan kesehatan bagi karyawan sudah keselamatan kerja yang diterapkan di perusahaan.
optimal, karyawan mendapat pelayanan kesehatan Keselamatan kerja ini mencakup kondisi
dari perusahaan sudah baik, di perusahaan sudah tempat kerja yang meliputi layout perusahaan,
tersedia program pemeriksaaan kesehatan untuk sistem penerangan, penyediaan perlengkapan
karyawan. Maka dapat disimpulkan bahwa pencegahan, pertolongan. Selain itu juga
kesehatan kerja penting untuk karyawan. mencakup kondisi kerja yang meliputi kondisi fisik
Dari penjelasan analisis deskripsi (tata letak peralatan kerja, penyediaan
keselamatan kerja dan kesehatan kerja di atas maka perlengkapan perlidungan tenaga kerja) dan
dapat ditarik kesimpulan bahwa dua variabel ini kondisi psikologis (asuransi tenaga kerja,
tidak dapat dipisahkan di dalam penelitian ini. tunjangan kecelakaan kerja). Di PT. PLN (Persero)
Semakin baik keselamatan kerja yang dimiliki Area Kediri memiliki penataan kelengkapan yang
perusahaan dalam bekerja dan semakin baik baik dan memiliki penerangan lampu yang tepat
kesehatan kerja yang dimiliki perusahaan maka untuk menunjang kegiatan karyawan dalam
berdampak pada pencapaian kinerja karyawan. bekerja. Kondisi perlengkapan sebagai pencegahan
Perusahaan yang memiliki keselamatan kerja dan kondisi darurat juga tersedia seperti tabung
kesehatan kerja yang baik akan menghasilkan oksigen, pintu darurat, P3K, tabung apar (alat
kinerja yang tinggi begitu juga sebaliknya apabila pemadam kebakaran). Selain itu perlengkapan
perusahaan memiliki keselamatan kerja dan sebagai perlindungan karyawan terhadap kondisi
kesehatan kerja yang rendah maka akan berdampak fisiknya sudah memadai. Di PT. PLN (Persero)
pada penurunan kinerja karyawan. Area Kediri juga memberikan tunjangan bagi
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karyawannya sesuai dengan standar yang diberikan
keselamatan dan kesehatan kerja merupakan faktor oleh perusahaan misalnya asuransi tenaga kerja dan
yang penting dalam peningkatan kinerja karyawan. tunjangan kecelakaan kerja, sehingga dapat
Karyawan yang memperhatikan keselamatan dan membantu meningkatkan kinerja karyawan.
kesehatan kerja akan berdampak baik pada kinerja Apabila keselamatan kerja yang disediakan PT.
karyawan tersebut. Pihak perusahaan juga harus PLN (Persero) Area Kediri melebihi dari yang
memperhatikan dan meningkatkan lagi diberikan saat ini, maka kinerja karyawan akan
keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya menurun. Keselamatan kerja merupakan hal yang
agar kinerja dari karyawan tersebut meningkat dan berpengaruh dalam meningkatkan kinerja
tujuan-tujuan dari perusahaan dapat tercapai. Hasil karyawan. Oleh karena itu, perusahaan sudah
penelitian ini juga sejalan dengan penelitian semestinya memperhatikan keselamatan kondisi
Setiawan (2013) dan Anjani (2014) yang tempat kerja dan kondisi kerja bagi karyawannya.
menunjukkan bahwa keselamatan dan kesehatan Hasil penelitian Anjani (2014) berjudul
kerja memiliki pengaruh yang signifikan secara keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja
simultan terhadap kinerja karyawan. karyawan (studi pada karyawan Bagian Produksi
PT. International Power Mitsui Operation and
Pembahasan Hasil Uji Parsial Maintenance Indonesia (IPMOMI) Paiton) yang
1) Pengaruh Keselamatan Kerja Terhadap menunjukkan bahwa keselamatan kerja memiliki
Kinerja Karyawan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
Pada pengujian hipotesis dihasilkan bahwa karyawan yang memiliki kontribusi positif yang
keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap berarti keselamatan kerja di perusahaan tersebut
kinerja karyawan ditolak. Koefisien regresi perlu ditingkatkan lagi agar kinerja karyawan juga
variabel keselamatan kerja memiliki pengaruh meningkat . Hasil penelitian yang saya lakukan
negatif. Koefisien bernilai negatif karena terjadi berjudul keselamatan dan kesehatan kerja terhadap
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No.2 Januari 2017| 7
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
kinerja karyawan (studi pada PT. PLN (Persero) KESIMPULAN DAN SARAN
Area Kediri Distribusi Jawa Timur) menunjukkan Kesimpulan
keselamatan kerja tidak berpengaruh signifikan Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh
terhadap kinerja karyawan karena memiliki Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap
kontribusi negatif dan terjadi hubungan tidak Kinerja Karyawan PT. PLN (Persero) Area Kediri
searah yang berarti keselamatan kerja di PT. PLN Distribusi Jawa Timur, terdapat beberapa
(Persero) Area Kediri Distribusi Jawa Timur sudah kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan.
baik dan perlu dipertahankan agar kinerja Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai
karyawan tidak menurun. Dari kedua penelitian berikut:
tersebut menunjukkan adanya perbedaan hasil 1. Pengaruh secara simultan (bersama-sama) tiap
penelitian pada variabel keselamatan. variabel keselamatan dan ksehatan kerja
terhadap kinerja karyawan dilakukan dengan
2) Pengaruh Kesehatan Kerja Terhadap pengujian F-test. Dari hasil analisis regresi
Kinerja Karyawan linier berganda diperoleh variabel bebas
Pada pengujian hipotesis dihasilkan bahwa mempunyai pengaruh signifikan secara
kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap simultan terhadap kinerja karyawan sehingga
kinerja karyawan. Variabel kesehatan kerja dapat disimpulkan bahwa pengujian terhadap
memiliki pengaruh signifikan secara parsial hipotesis yang menyatakan bahwa adanya
terhadap variabel kinerja karyawan diterima. pengaruh secara bersama-sama (simultan)
Kesehatan kerja mencakup lingkungan kerja secara variable bebas terhadap variabel kinerja
medis, sarana kesehata kerja, dan pemeliharaan karyawan dapat diterima.
kesehatan tenaga kerja. 2. Variabel Keselamatan Kerja (X1) berpengaruh
Lingkungan kerja secara medis mencakup negatif dan signifikan secara parsial terhadap
kebersihan lingkungan kerja, kinerja karyawan Kinerja Karyawan (Y). Hal ini dibuktikan
dapat meningkat dengan bersihnya lingkungan dengan koefisien beta sebesar -0.371 atau
kerja yang tidak mengganggu proses kegiatan kerja sebesar -37,1%, dan nilai probabilitas sebesar
karyawan tersebut. Suhu udara dan ventilasi di 0,01 (p<0,05).
dalam ruangan karyawan tersebut sudah baik dan 3. Variabel Kesehatan Kerja (X2) berpengaruh
memenuhi standar. Sistem pembuangan sampah positif dan signifikan secara parsial terhadap
yang tidak mengganggu kinerja karyawan tersebut. Kinerja Karyawan (Y). Hal ini dibuktikan
Sarana kesehatan tenaga kerja mencakup dengan koefisien beta sebesar 0,369 atau
penyediaan air bersih yang berada di perusahaan sebesar 36,9% dan nilai probabilitas sebesar
sudah memadai. Sarana kamar mandi/WC yang 0,04 (p < 0,05).
berada di perusahaan sudah memadai dan bersih. Saran
Pemeliharaan kesehatan tenaga kerja Berdasarkan kesimpulan diatas dapat
mencakup jaminan kesehatan perusahaan yang dikemukakan beberapa saran yang diharapkan
diberikan perusahaan sudah optimal. Perusahaan dapat bermanfaat bagi perusahaan maupun bagi
memberikan pelayanan kesehatan bagi pihak-pihak lain. Adapun saran yang diberikan
karyawannya sudah baik. Di dalam perusahaan antara lain :
sudah ada program pemeriksaan kesehatan bagi
karyawaannya yang memadai. 1. Dari hasil penelitian pihak PT. PLN (Persero)
Kesehatan kerja memiliki peran yang Area Kediri Distribusi Jawa Timur harus
signifikan dalam meningkatkan kinerja karyawan. memperhatikan khususnya lingkungan kerja
Apabila kinerja karyawannya baik maka yang kondusif dalam faktor keselamatan kerja
perusahaan dapat mencapai target dan tujuan di dalam lingkungan perusahaan, hal ini
dengan optimal. Hasil penelitian ini juga sejalan bertujuan agar dapat memberikan rasa aman
dengan penelitian Setiawan (2013) dan Anjani dan nyaman kepada karyawan, sehingga
(2014) yang menunjukkan bahwa kesehatan kerja tujuan perusahaan dapat tercapai dan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap karyawan dapat bekerja dengan maksimal,
kinerja karyawan. serta untuk menghindari resiko kecelakaan
kerja baik dari fisik maupun psikis.
2. Dari hasil penelitian pihak PT. PLN (Persero)
Area Kediri Distribusi Jawa Timur untuk harus
memperhatikan khususnya kondisi kesehatan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No.2 Januari 2017| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
karyawannya. Terjaganya kondisi kerja Rivai, V. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia
karyawan dapat meningkatkan kinerja untuk Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo
karyawan. Hal tersebut dapat dilakukan Persada.
dengan cara memberikan pemeliharaan Robert L. Mathis & H. Jackson. 2002, Human
kesehatan tenaga kerja yang mencakup Resource Management. Edisi kesepuluh.
jaminan kesehatan, pelayanan kesehatan dan Yogyakarta: Penerbit Salemba.
pemeriksaan tenaga kerja kepada setiap
karyawan. Hal ini bertujuan agar kinerja Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis.
karyawan tersebut dapat meningkat karena Bandung: Alfabeta.
setiap karyawan mendapat pemeliharaan Kumpulan Materi Pusdiklat PT PLN
kesehatan tenaga kerja. (Persero).Materi Pemeliharaan Peralatan
3. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai GI.Pusdiklat PT PLN
acuan bagi peneliti selanjutnya untuk (Persero).Jakarta.2009.
mengembangkan penelitian dengan
mempertimbangkan variabel-variabel lain PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area
diluar variabel yang ada dalam penelitian ini. Kediri Distribusi Jawa Timur.
Misalnya kecerdasan emosi dan kemampuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970. Tentang
kerja. Dengan demikian hasil yang diharapkan Keselamatan Kerja.
dapat mengungkap lebih banyak permasalahan
dan memberikan temuan-temuan penelitian PP No. 14 Tahun 1993.
yang lebih berarti dan bermanfaat bagi banyak
pihak.

DAFTAR PUSTAKA
Cresswell, John W. 2008. Educational Research.
Planning, Conduction, and Evaluation
Qualitative & Quantitative Approaches.
London. Sage Publications.
Daryanto, D. 2003. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Bengkel. Jakarta: PT Bima Adiaksara
dan PT Rineka Cipta.
Dharma, Agus, 2003. Manajemen Supervisi,
Cetakan Kelima. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Husni, Lalu. 2005. Hukum Ketenagakerjaan. Edisi
Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi 10.
Yogyakarta: Andy.
Mangkunegara, Prabu, Anwar. 2013. Manajemen
sumber daya manusia perusahaan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Manullang. 2001. Manajemen Personalia.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Mathis and Jackson. 2002. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.
Nuraini, Linda. 2012. Kesehatan dan Keselamatan
kerja bagi tenaga kesehatan.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 42 No.2 Januari 2017| 9
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like