You are on page 1of 24

BOOK READING

FLUID AND ELECTROLYTE


DR. DEWI S. WAHYUNINGTIAS
Cairan tubuh

Perubahan pada cairan tubuh

Cairan dan elektrolit

Kelainan pada elektrolit

Kondisi bedah spesifik


CAIRAN TUBUH
TOTAL CAIRAN TUBUH (Total Body Water/TBW)
Air membentuk 50-60% dari total berat badan
Otot dan organ padat mempunyai kandungan air yang lebih tinggi
dibanding lemak dan tulang
TBW diturunkan 10-20% untuk individu obese; dinaikkan 10% untuk
individu dengan malnutrisi
Nilai TBW tertinggi ditemukan pada bayi: 80% dari total berat badan
Kompartemen cairan
Komposisi kompartemen cairan
• Konsentrasi gradient antar kompartemen
dipertahankan oleh pompa NaK-ATP-ase
• Persamaan kesetimbangan Gibbs-Donnan:
kandungan protein yang lebih tinggi sedikit di
plasma menghasilkan tingginya komposisi kation
jika dibandingkan dengan cairan interstisial
• Protein meningkatkan osmolalitas plasma dan
mempertahankan keseimbangan cairan yang
melewati kapiler endotel.
• Pergerakan ion dan protein  terbatas, namun
air berdifusi bebas dan merata ke semua
kompartemen
• Na  terbatas pada ECF  penambahannya akan
meningkatkan volume plasma serta 3x volume
interstisial
Perubahan pada cairan tubuh
• Individu sehat mengkonsumsi
2000 ml air (75% oral, 25% dari
ekstrak makanan padat)
• Volume air hilang perhari
800-1200 ml (urin); 250 ml
(feses); 600 ml (IWL)
• IWL  hilang dari 75% kulit;
25% paru  meningkat dengan
adanya demam,
hipermetabolisme dan
hiperventilasi
Gangguan keseimbangan cairan
• Problem pada pasien bedah 
deficit volume ekstraselular
akut/kronis  dari GI (NGT, muntah,
diare, fistula enterokutan)
• Defisit akut  menunjukkan gejala
CV dan CNS
• Defisit kronis menunjukkan gejala
jaringan  CV dan CNS + penurunan
turgor kulit dan sunken eyes
• Lab : ↑BUN karena penurunan LFG
dan hemokonsentrasi
• Osmolalitas urin > osm serum
Gangguan keseimbangan asam basa

• Kelebihan cairan ekstrasel Iatrogenik, • Defisit volume lain disebabkan


sekunder terhadap disfungsi ginjal, CHF, sekunder dari kerusakan jaringan
sirosis lunak, luka bakar dan proses intra
abdomen (peritonitis, obstruksi,
pembedahan yg lama)
Kontrol volume
• Di sensor oleh OSMORESEPTOR dan BARORESEPTOR
• Osmoreseptor  mendeteksi perubahan dari osmolalitas cairan dan
mendorong rasa haus dan diuresis via ginjal
• Contoh: ketika osmolalitas plasma ↑  Haus dan konsumsi air ↑
hipotalamus terstimulasi untuk mensekresi vasopressin ↑
reabsorbsi air oleh ginjal.
• Baroreseptor  memodulasi volume
• Lokasi baroreseptor  arcus aorta dan sinus caroticus
Hiponatremia
• Konsentrasi Na ↓deplesi Na atau dilusi
• Hiponatremia dilusional berhubungan dg besarnya status
volume ekstrasel missal intake air peroral yang
berlebihan/pemberian obat IV aitrogenik. Pasien post
Op meningkat ADH↑rearbsorbsi air dari ginjal
sehingga terjadi ekspansi volume
• Obat: TCA dan anti psikotik, ACE-I khususnya pada usia tua
• Deplesi Na berhubungan dengan penurunan intake atau
peningkatan kehilangan cairan yang mengandung Na (diet
rendah Na)
• Kehilangan Na lewat GI  muntah, suction NGT, diare;
renalpenggunaan diuretic, gangguan ginjal primer
• Hiponatremia karena hiperglikemia tidak
terkontrolglukosa menyebabkan peningkatan tekanan
osmotic kompartemen ekstraseluler  air berpindah dari
intra ke ekstrasel
• Peningkatan lipid+ proteinpseudohiponatremia
• Manifestasi klnis hyponatremia CNS dan berhubungan
dg peningkatan TIK.
Hipernatremia
• Hipernatremia hipervolemi disebabkan
iatrogenic pemberian cairan yg megandung Na
(Na bicarbonate, kelebihan mineralokortikoid
 hyperaldosteronism/ cushing syndrome (Na
urin >20 meq/L)
• Hipernatremia normovolemik penyebab
renal: diabetes insipidus, penggunaan diuretic,
gangguan ginjal; non renal: GI/kulit
• Hipernatremia simptomatik  terjadi pada
pasien dg gangguan rasa haus/akses terbatas
pada cairan. Gejala akan jarang Nampak
sebelum kadar Na >160 mEq/L  gejala CNS 
air akan berpindah dari intra ke ekstrasel shg
terjadi dehidrasi selulervasa di cerebri
traksi terjadi SAH
• Tanda klasik hypernatremia hipovolemi 
takikardi+orthostasis+hipotensi, membrane
mukosa kering
Hiperkalemia
• Kadar normal: 3.5-5 meq/L
• Peningkatan intakeoral/IV. Hemolisis/
rhabdomyolisis/ crush injury  merusak
membrane sel K terlepas ke ekstrasel
• Asidosismenyebabkan perpindahan ion K ke
kompartemen ekstrasel
• Obat: potassium sparing diuretic, ACE-I, NSAID
spironolakton dan ACE-I mengganggu aktifitas
aldosterone, ekskresi K di renal terganggu
• Gejala hyperkalemia GI (mual, muntah, diare),
neuromuskuler (kelemahan, paralisis sampai
kegagalan pernafasan), CV (aritmia: awal Tall-T,
QRS melebar, gelombang P mendatar, intv PR
memanjang, Sine wave, VF)
Hipokalemia
• Sering ditemukan pada pasien bedah
• Disebabkan karena tidak adekuatnya intake K,
kelebihan ekskresinya oleh ginjal, kehilangan K
via sekresi GI (diare, fistula, muntah, produk NGT
yg banyak), dan pergeseran intraseluler karena
alkalosis metabolic/terapi insulin
• Obat: aminoglikosida, cisplatin, ifosfamide,
amphotericin  menyebabkan deplesi Mg+K
• Gejala hypokalemia berhubungan dg
kegagalan kontraktilitas normal otot2 di GI: ileus,
konstipasi, kelemahan, hilangnya tendon reflex,
paralisis, cardiak arrest; CV: gelombang U,
gelombang T mendatar, perubahan seg ST dan
aritmia
Calsium
ditemukan di matrix tulang dan <1% di ekstraseluler.
Didistribusikan dalam 3 bentuk: terikat protein (40%), berkompleks dg PO4
(10%), terionisasi (50%)  Fraksi terionisasi yang bertanggung jawab thd
kestabilan neuromuscular
intake Ca harian 1-3gr/haridiekskresi via usus, urin

HIPERKALSEMIA
• Kadar Ca serum normal 8.5-10.5 meq/L; Ca terionisasi 4.2-4.8
mg/dl
• Hiperparatiroid primer dan keganasan (metas tulang+sekresi
protein yg berhubungan dg parathyroid)penyebab tersering
hiperkalsemia
• Gejala hiperkalsemia GI (mual, muntah, nyeri perut), CV
(hipertensi, aritmia : QT memendek, intv PR+QRS memanjang,
gelombang T lebar dan flat, Av blok heart block lalu cardiac
arrest)
HIPOKALSEMIA
• Jika kadar Ca serum <8.5 meq/L atau Ca terionisasi <4.2 mg/dl.
• Penyebab utama: pankreatitis, infeksi jaringan lunak yg masih (necrotizing
fasciitis), gagal ginjal, fistula di small bowel, hipoparathyroid, tumor lysis
syndrome
• Transient hipokalsemia: ditemukan setelah pembuangan adenoma
parathyroidterjadi atrofi glandula yg tersisa shg mnyebabkan
demineralisasi tulang  butuh asupan kalsium dosis tinggi
• Keganasan yg berhubungan dg aktifitas osteoblastic: ca prostat/ca mamma
hipokalsemia krn ↑ pembentukan tulang
• Tumor lysis syndrome/ rhabdomyolisis: tjd presipitasi Ca dg anion organic
• Pankreatitis: memecah Ca via jalur kelasi dg asam lemak bebas
• Hipokalsemia jarang krn kekurangan intaketulang dpt mnegatur resorbsi
Ca untuk mmpertahankan kadar Ca normal
• Gejala CV+neuromuscular muncul ketika Ca <2.5 mg/dl
• Chvostek’s sign: spasme yg terjadi ketika di ketuk di n.fascialis)
• Trousseau’s sign: spasme yg terjadi ketika dilakukan penekanan di Nervus &
vasa extr atas dg manset utk cek tensi
• Pemanjangan QT intv, T inversi, block, VF
Fosfat
Merupakan anion divalent primer di intraseluler dan ditemukan banyak pada sel yang
bermetabolisme aktif. Terlibat dlm produksi energy selama glikolisis. Kadarnya diatur scr ketat o/
ginjal
HIPERFOSFATEMIA HIPOFOSFATEMIA
• Bisa disebabkan karena turunnya ekskresi • Terjadi karena penurunan intake,
di urin, peningkatan intake dan peningkatan sekresi atau pergeseran
perpindahan fosfat endogen fosfat ke intraselular.
• Hiperfosfatemia ditemukan pd org dg • Hipofosfatemia kronisdisebabkan
gangguan fungsi ginjal o/malnutrisi dan malabsorbsi
• Hipo/hyperthyroid menurunkan • Hipofosfatemia akutdisebabkan karena
ekskresi fosfat urin pergeseran fostat intraseluler pd kondisi
• Peningkatan pelepasan fosfat endogen respiratory alkalosis, terapi insulin,
berhubungan dg kejadian destruksi sel refeeding syndrome
pada rhabdomyolisis, tumor lysis • Gejala yg muncul berhubungan dg
syndrome, hemolysis, sepsis, hipotermia ketersediaan O2 di jaringan  cardiac
berat dan hyperthermia maligna dysfunction dan kelemahan otot
• Gejala: asimptomatik
Terapi cairan preoperatif
• Pilihan cairan: D5% 1/2NS sebanyak 100 ml/jam
Berikut adalah formula untuk mengkalkulasi sebagai terapi inisial.
kebutuhan cairan maintenance ketika tidak ada • Defisit volume harus dipertimbangkan pada pasien
abnormalitas bedah dengan gangguan GI (muntah, diare, intake oral
buruk)
• Kehilangan cairan lewat rongga ke-3 terjadi pada
obstruksi GI, inflamasi peritoneal dan usus, ascite,
crush injury, luka bakar dan infeksi jaringan lunak
(necrotizing fasciitis).
• Diagnosis kehilangan volume cairan akut takikardi
Contoh: dan orthostasis (berhubungan dg kehilang volume),
Wanita 60 kg  10x100ml = 1000//10x50ml = diikuti dg oliguria dan hemokonsentrasi.
500//40x20 ml = 800  total kebutuhan harian • Koreksi kehilangan cairan: kristaloid isotonic, pasien dg
2300ml cairan gangguan jantung (dan dg deficit volume)  diberikan
bolus 1-2L cairan isotonic diikuti infus kontinuus
• Perhatikan UO (urine output)  ½-1ml/kgbb/jam
Terapi cairan intraoperatif
• Hipotensi akan terjadi jika deficit • Pemberian saline (nacl) penting untuk
volume tidak dikoreksi sebelum mengembalikan kehilangan cairan
pembedahan ekstraseluler 500-1000ml/jam
• Bedah abdomen terbuka untuk mengembalikan homeostasis
berhubungan dengan kehilangan • Pemberian koloid dan albumin selama
cairan ekstrasel yang berkelanjutan bedah vascular tidak memberikan
dalam bentuk edema dinding usus, manfaat dalam memnsuport fungsi
cairan peritoneal dan edema luka jantung
selama pembedahan.
• Parasitic losses, sequestration (third
space edema)kehilangan cairan
secara fungsional (cairan ekstrasel)
yang berkurang namun tidak secara
eksternal hilang dari tubuh.
Terapi cairan postoperatif
• Inisial: berikan cairan isotonic
• Setelah 24-48 jam  ganti D5% 1/2NS pada pasien yang
tidak bisa mentoleransi nutrisi enteral. Jika fungsi ginjal
baik dan UO cukup maka K bisa ditambahkan kedalam
infus.
Kondisi spesifik—post operatif
• Masalah yg sering ditemukan:
kelebihan cairan krn
overestimasi kebutuhan cairan
• Tanda awal: penambahan berat
badan
• Jumlah kehilangan berat badan
rata-rata pada pasien post
operatif  0.11-0.23 kg/hari
(akibat proses katabolisme)
Terimakasih

You might also like