You are on page 1of 36

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN,

ELEKTROLIT, DAN ASAM BASA

Yogik Setia Anggreini, S.Kep.,Ns.,MMedEd


Ketidakseimbangan cairan
• Fluid imbalances are of two basic types:

1. Isotonic imbalance

2. Osmolar Imbalance
1. Isotonic Imbalance
disturbances of the amount of fluid in the extracellular
compartment.

Fluid volume deficit


• Increased: GI output, renal output, Loss of blood or
plasma
Fluid volume excess
• Edema, pitting edema

Third Space Syndrome


Fluid volume deficit
• Kekurangan volume cairan
• occurs when the body loses both water and
electrolytes from the ECF in similar proportions
• fluid is initially lost from the intravascular
compartment, so it often is called hypovolemia.

Terjadi melalui gastrointestinal (muntah, diare),


perdarahan, pemberian obat diuretik, banyak keringat,
demam, dan penurunan asupan per oral.
Fluid volume excess
• Kelebihan volume cairan
• occurs when the body retains both water and
sodium in similar proportions to normal ECF
• Specific causes of FVE:
(a) excessive intake of sodium chloride;
(b) administering sodium-containing infusions too
rapidly, particularly to clients with impaired
regulatory mechanisms;
(c) disease processes that alter regulatory
mechanisms, such as heart failure, renal failure,
cirrhosis of the liver, and Cushing’s syndrome.
Lanjutan.............

Edema Pitting edema


• both intravascular and • edema that leaves a small
interstitial spaces have an
increased water and sodium depression or pit after
content finger pressure is applied to
• This type of edema is often the swollen area
seen in dependent tissues
such as the feet, ankles, and
sacrum because of the effects
of gravity. Low levels of plasma
proteins from malnutrition or
liver or kidney diseases can
reduce serum osmotic
pressure,
Evaluation of edema. A, Palpate for edema over the tibia as shown
here and behind the medial malleolus, and over the dorsum of each
foot. B, Four-point scale for grading edema
Third Space Syndrome
• Sindrom ruang ketiga
• Sindrome terjadi ketika cairan ekstrasel
berpindah ke dalam suatu ruangan tubuh
sehingga cairan tersebut terperangkap di
dalamnya. Obstruksi usus, luka bakar dapat
menyebabkan perpindahan cairan sebanyak 5-
10 liter, keluar dari ruang ekstrasel
• (e.g., severe burns), or in potential spaces
such as the peritoneal or pleural cavities
• Careful nursing assessment is vital to
effectively identify and intervene for clients
experiencing third spacing. Because fluid shifts
from the vascular compartment (loss phase)
and then back into the vascular compartment
after time (reabsorption phase), assessment
for manifestations of fluid volume deficit and
excess is vital.
2. Osmolar imbalance

Hiperosmolar

Hipoosmolar
Hiperosmolar (dehidrasi)
• Kehilangan cairan tanpa disertai kehilangan
elektrolit yang proporsional, terutama natrium.
Misalnya:
 asupan oral tidak cukup, lansia (penurunan
cairan intrasel, penurunan respons terhadap
rasa haus, peningkatan proporsi lemak
tubuh),
 penurunan sekresi ADH (diabetes insipidus),
 deuresis osmotik
 pemberian formula/larutan hipertonik, yang
meningkatkan jumlah solut dan konsentrasi
darah.
Hipoosmolar (kelebihan cairan)
• Kelebihan cairan terjadi ketika asupan cairan
berlebihan, sekresi ADHberlebihan, sehingga
terjadi pengenceran cairan ekstrasel disertai
osmosis cairan ke sel dan menyebabkan
edema.
Ketidakseimbangan Elektrolit

Ketidakseimbangan Ketidakseimbangan Ketidakseimbangan


Natrium Kalium Kalsium

Ketidakseimbangan Ketidakseimbangan
Magnesium Klorida
Ketidakseimbangan natrium
Hiponatremia Hipernatremia
• serum sodium level of less
than 135 mEq/L • excess sodium in ECF, or a
• konsentrasi natrium dalam serum sodium of greater
darah lebih rendah, terjadi than 145 mEq/L
saat kehilangan natrium atau • konsentrasi natrium dalam
kelebihan air.
darah lebih tinggi, dapat
• Hiponatremia menyebabkan
kolaps pembuluh darah dan
disebabkan oleh kehilangan
syok. air yang ekstrim atau
• Severe hyponatremia, serum kelebihan natrium.
levels below 115 mEq/L, is a
medical emergency and can
lead to increasing intracranial
pressure and coma (Crawford
& Harris, 2011).
Ketidakseimbangan Potassium (kalium)
Hipokalemia Hiperkalemia

• serum potassium level of • serum potassium level


less than 3.5 mEq/L greater than 5.0 mEq/L
• kalium yang bersikulasi • jumlah kalium dalam darah
tidak adekuat, dapat lebih besar, disebabkan oleh
disebabkan oleh gagal ginjal.
penggunaan diuretik
• Hipokalemia dapat
menyebabkan aritmia
jantung
Ketidakseimbangan kalsium
Hypocalcemia
• total serum calcium level of
less than 8.5 mg/dL or an
• a total serum calcium level
ionized calcium level of less
greater than 10.5 mg/dL, or
than 4.5 mEq/L.
an ionized calcium level of
• Severe depletion of calcium greater than 5.5 mEq/L
can cause tetany with
muscle spasms and
paresthesias (numbness
and tingling around the
mouth, hands, and feet),
and can lead to seizures
Ketidakseimbangan magnesium

• Hipomagnesemia terjadi • Hipermagnesemia terjadi


ketika kadar konsentrasi ketika konsentrasi
serum turun sampai di magnesium serum
bawah 1,5 mEq/L, meningkat sampai di atas
menyebabkan peningkatan 2,5 mEq/L, menyebabkan
iritabilitas neuromuskular. penurunan eksitabilitas sel-
sel otot.
Ketidakseimbangan klorida

• Hipokloremia terjadi jika • Hiperkloremia terjadi jika


kadar klorida serum turun kadar serum meningkat
sampai di bawah 100 sampai di atas 106 mEq/L.
mEq/L, disebabkan oleh
muntah atau drainage • The manifestations of
nasogastrik/fistula, diuretik hyperchloremia include
• Hypochloremic clients are acidosis, weakness, and
at risk for alkalosis, and may lethargy, with the risk of
experience muscle dysrhythmias or coma
twitching, tremors, or
tetany
Ketidakseimbangan ASAM BASA
1) Asidosis respiratorik
• Asidosis respiratorik ditandai dengan
peningkatan konsentrasi karbon dioksida
(PaCO2), kelebihan asam karbonat, dan
peningkatan hidrogen (penurunan pH).
• Hal ini disebabkan oleh hipoventilasi akibat
gagal napas atau overdosis obat, sehingga
cairan serebrospinalis dan sel otak menjadi
asam, menyebabkan perubahan neurologis
2) Alkalosis respiratorik
• Alkalosis respiratorik ditandai dengan
penurunan PaCO2 dan penurunan konsentrasi
hidrogen (peningkatan pH).
• Hal ini disebabkan oleh penghembusan
karbon dioksida berlebihan pada waktu
mengeluarkan napas atau oleh hiperventilasi,
akibat ansietas atau asma
3) Asidosis metabolik
• Asidosis metabolik diakibatkan oleh
peningkatan konsentrasi hidrogen dalam
cairan ekstrasel, disebabkan oleh peningkatan
kadar hidrogen atau penurunan kadar
bikarbonat.
4) Alkalosis metabolik
• Alkalosis metabolik ditandai dengan
kehilangan asam dari tubuh atau
meningkatnya kadar bikarbonat, disebabkan
oleh muntah, gangguan asam lambung,
menelan natrium bikarbonat.
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 31
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 33
 Cara menghitung tetesan infus :
a) Dewasa : (makro dengan 20 tetes/ml)
• Tetesan /menit = jumlah cairan yang masuk
Lamanya infuse (jam) x 3 atau
• tetesan/menit = Σ keb.cairan x faktor tetesan
lama infuse (jam) x 60 menit
Keterangan :
Faktor tetsan infus bermacam-macam, hal ini dapat
dilihat pada label infus (10 tetes / menit, 15 tetes /
menit dan 20 tetes / menit)
Tuan X, 65 tahun dibawa keluarganya ke UGD karena
kesadarannya menurun, ia ditemukan keluarganya
sudah tidak sadarkan diri di tempat tidur. Ia memiliki
riwayat penyakit IDDM sejak 10 tahun yang lalu, ia
juga memiliki riwayat bronkopneumoni kronis. Tidak
dijumpai bau keton (fruit odor) pada pernafasannya.
Setelah dicek GDR = 1200 gr/dl. Analisa gas darah
didapat: pH= 7,1 ; PCO2= 40 mmHg, PO2= 70 mmHg,
HCO3- = 15 mEq. BE= - 8.
• Bagaimana kondisi asam basa Tuan X?
• Jika dalam 1 jam order dokter adalah resusitasi
dengan NaCl 0,9% 3000 ml/jam, Berapa
kecepatannya?
THANKS........................
Jika perubahan keseimbangan cairan, elektrolit,
asam basa bisa terjadi karena penyakit..........Maka
jangan jadikan Penyakit Hati mengubahmu menjadi
lebih buruk.................

SEMOGA BERMANFAAT..............

You might also like