You are on page 1of 60

LUKA DAN DASAR-DASAR

PERAWATAN LUKA
untuk perawat dan paramedis

Ahmad Fawzy
Istilah luka

 LUKA : terputusnya keutuhan (discontinuity)


dari jaringan lunak
 Etiologi : trauma mekanik (tajam, tumpul),
trauma termal, trauma kimia, trauma listrik,
trauma kombinasi (contoh : insect bite, blast
injury), proses degenerasi, sekuel komplikatif
dari infeksi dan keganasan
Istilah luka
 Laserasi : akibat trauma mekanik bergesekan tumpul, terjadi
luka sobek dengan tepi ireguler dan kedalaman bervariasi
 Ekskoriasi : akibat trauma mekanik bergesekan tumpul,
terjadi luka lecet dengan tepi ireguler dan dangkal sebatas
dermis
 Vulnus punctum (puncture) : luka tusuk akibat benda
tajam runcing, tepi luka rata dan tampilan luar kecil namun
dalam
 Vulnus penetratum (penetrating wound) : vulnus punctum
yang memembus dari eksternal ke dalam segmen tubuh
yang berongga (orbita, leher, toraks, abdomen)
 Vulnus morsum (toothbite) : vulnus punctum akibat gigitan
Istilah luka
 Vulnus scissum (incised wound) : luka sayat akibat
benda tajam, tepi luka rata dan licin, kedalaman bervariasi
 Vulnus sclopetorum (gunshot wound) : luka tembak, tepi
seringkali ireguler, khas adanya serbukan jelaga (karbon) di
tepi2 luka dan corpus alienum di dalam luka.
 Luka perforasi (vulnus perforatum) : luka jebol pada dinding
organ berongga yang disebabkan proses pada dinding tsb
atau dari faktor internal dinding tersebut
 Luka amputasi (vulnus amputatum) : luka
terpotong/terpancung, bentuknya lingkar baik sebagian
maupun seluruh penampang lingkar jaringan terkait
Istilah luka
 Combustion : luka terbakar, disebabkan oleh
api
 Scald : luka yang disebabkan oleh kontak
dengan cairan bersuhu tinggi

 Contussion : luka bentur, termasuk luka


tertutup di mana kerusakan terbatas pada
jaringan subkutan termasuk ruptura
mikrovaskular di bawah daerah kontak. Khas
berupa bengkak/sembab akibat ekstravasasi,
serta akumulasi seroma/hematoma
Klasifikasi luka berdasarkan
keutuhan kulit (skin integrity)
 Berdasarkan keutuhan kulit
– Luka terbuka : ada diskontinuitas kulit yang
menghubungkan dalam tubuh ke luar tubuh
– Luka tertutup : kulit utuh, hanya ada diskontinuitas
jaringan lunak bawah kulit
Klasifikasi luka berdasarkan
penyebab
 Berdasarkan penyebab
– Disengaja/intentional  insisi operatif
– Tidak disengaja/unintentional  trauma,
keganasan, komplikasi kelainan metabolik
Klasifikasi luka berdasarkan
keparahan/kedalamannya
 Permukaan/superfisial  abrasi, ekskoriasi
laserasi (latin = vulnus laceratum)
 Penetrating  biasanya karena trauma
tajam, masuk lebih dalam, menusuk (latin =
vulnus schisum)
 Perforating  masuk tembus, ada in dan out
(latin = vulnus perforatum)
Klasifikasi luka berdasarkan
derajat kontaminasinya
 Luka bersih (clean): luka pada desain pembedahan yang
dikondisikan bebas inflamasi maupun infeksi  luka pada open
heart surgery
 Luka bersih tercemar (clean-contaminated): luka pada desain
pembedahan misalnya di saluran nafas, pencernaan, genital
atau perkemihan di mana risiko inflamasi dan infeksi ada tetapi
dalam kondisi terkontrol
 Luka tercemar (contaminated): luka terbuka, luka akut, luka
akibat kecelakaan dan operasi saluran cerna dengan risiko
kontaminasi dan inflamasi
 Luka kotor (dirty): luka dengan tampilan klinis menunjukkan
adanya kontaminasi mikroorganisme  luka bernanah
Klasifikasi luka berdasarkan
waktu menutupnya
 PRIMER : healing by primary intention, mengupayakan suatu kondisi
yang seideal mungkin untuk memfasilitasi penyembuhan luka yang
baik dan cepat : debridement, hecting/sutures.

 SEKUNDER : healing by natural process, membiarkan luka menjalani


fase-fase klasik penyembuhan luka berupa cleansing by inflammatory
process, fibroplasia alami dengan dukungan neovaskularisasi
(granulasi), dan epitelialisasi → khas adanya fase granulasi.

 TERTIER / DELAYED : pada luka yang kotor atau sangat kontaminatif


maka layak dilakukan bantuan debridement, lalu didiamkan selama
beberapa waktu untuk menuntaskan proses inflamasi dan
merevitalisasi diri sebelum dilakukan bantuan penutupan atau tetap
dibiarkan per sekunder
Komplikasi luka

 Perdarahan
 Infeksi
 Dehisensi : terlepas beberapa simpul jahitan
 Eviserasi : keluar terpaparnya organ di bawah
luka melalui luka yang terbuka  biasanya organ
intraabdomen
 Fistula : terciptanya terowongan abnormal yang
menghubungkan 2 lingkungan anatomi berongga
Komplikasi luka
Komplikasi
Komplikasi
(Saran bacaan)

 CUTANEOUS WOUND HEALING.


Adam J. Singer and Richard A.F. Clark.
1999

 WOUND HEALING: AN OVERVIEW


OF ACUTE, FIBROTIC AND DELAYED
HEALING. Robert F. Diegelmann and
Melissa C. Evans. 2004
Beberapa faktor yang mempengaruhi
penyembuhan luka
 Usia
 Status gizi
 Obesitas
 Keparahan luka
 Perfusi jaringan
 Kebiasaan merokok
 Daya tahan tubuh
 Adanya penyakit kronis tertentu : DM, PPOK
 Radiasi
Assessment luka dalam setting akut

 Perdarahan
 Benda asing, kontaminasi?
 Bentuk dan ukuran?
 Antitoksin tetanus?
Assessment luka dalam setting akut

1. Lokasi anatomis
2. Jumlah
3. Bentuk : luka linier, luka elips, luka sirkuler, ulkus, defek/tissue
loss
4. Ukuran dimensi luar : panjang x lebar, diameter
5. Ukuran kedalaman luka
6. Tepi : rata, ireguler, compang-camping
7. Dinding : rata, bergaung
8. Dasar : lemak subkutis, fasia, otot, tulang
9. Isi : bersih, seroma, hematoma/clotting, perdarahan aktif,
kontaminasi debris, corpus alienum
10. Daerah sekitar luka : tenang, inflamatif
Assessment luka dalam setting akut

 Sifat rembesan
• Serous : jernih
• Sanguineous :
rembesan merah
jernih
• Serosanguineous
: jernih bersemu
merah muda
jernih
• Purulent : kuning
~ hijau, berbau
khas  indikasi
Assessment luka dalam setting stabil

 Nilai drain: isi,


warna, jumlah
– Penrose
– Evakuator
– Jackson Pratt
drains
– Hemovac drains

 Nilai penutupan
lukanya:
• Jahitan
• Steel staples
• Clear strips
Drain dan jahitan
Assessment luka dalam setting stabil

 Palpasi luka: edema, fluktuasi bawah


luka (hematoma, seroma), nyeri?
 Kultur jika diperlukan
Nursing Diagnosis

 Evaluasi skin integrity


 Evaluasi tissue Integrity
 Evaluasi risiko infeksi
 Evaluasi nyeri
 Evaluasi kondisi nutrisi pasien
Menilai luka secara sistematis
Implementasi

 Tata kelola luka


– Balutan/dressings
• Tujuan  menghambat perdarahan, menyerap
eksudasi, menyamankan luka, melindungi
penyembuhan pembentukan jaringan baru
• 3 lapis surgical dressings
– Contact layer – contoh: tulle
– Absorbent layer – contoh: kasa lembab
– Outer layer – contoh: kasa kering, bandage
Implementasi

 Jenis balutan/dressing
• Gauze / kasa kering
• Wet to dry : kasa lembab absorben di atas luka sampai
mengering
• Nonadherent : memiliki selaput tipis yang tidak menempel pada
luka, untuk luka superfisial atau luka minim eksudat yang butuh
ganti berkala  Cuticell
• Self-adhesive transparent : untuk luka bersih dan minim/kering
eksudat yang tidak butuh ganti berkala  Opsite, Tegaderm
• Hydrocolloid dan hydrogel: biodegradable, kedap udara,
melekat lngsung ke permukaan kulit sehingga tidak perlu
dibalut lagi, untuk luka bebas kontaminasi atau luka dengan
infeksi aerob.
Implementasi

 Tata kelola balutan/dressing


• Merawat luka dan mengganti balutan
• Mengemas balutan (packing) yang baik dan
rapih
• Menutup (securing) balutan
 Merawat luka dan drain
• Dasar pembersihan luka
• Irigasi luka
Implementasi

 Membersihkan luka
• Prinsip antisepsis
• Irigasi  menyemprotkan cairan pencuci dalam
jumlah banyak sehingga pada situs tempat
potensial koloni kuman terjadi dilusi setempat
dan mengurangi jumlah kuman
Antisepsis dan asepsis
Antisepsis
 Membuat kondisi kontaminasi menjadi suci
hama

Asepsis
 Mempertahankan kondisi suci hama yang
sudah dibuat
Antisepsis dan asepsis dalam aspek
pelaksana asuhan (operator)
 Antisepsis
– Mencuci tangan
 Asepsis
– Penggunaan baju operasi, topi, masker,
kacamata pelindung
– Menggunakan bahan dan alat steril: sarung
tangan, kain penutup steril
1
2 3 4 5

6 7

Cara mencuci tangan Jangan menggunakan sikat 


menyebabkan microwound
TANGAN KANAN
Sarung tangan steril standar
selalu dalam keadaan sedikit
bagian proksimalnya terlipat
keluar. INGAT bahwa sisi luar
lipatan merupakan sisi non-
asepsis sementara sisi
dalamnya adalah sisi asepsis.

Hal ini memudahkan prosedur


di mana sisi non-asepsis boleh
terpegang dengan tangan kiri
saat menyarungkan tangan
kanan
TANGAN KIRI
Sarung tangan steril standar
selalu dalam keadaan sedikit
bagian proksimalnya terlipat
keluar. INGAT bahwa sisi
luarnya merupakan sisi non-
asepsis sementara sisi
dalamnya adalah sisi asepsis.

Tangan kanan yang sudah


bersarung tangan steril
menyelipkan jari-jarinya ke
dalam lipatan sisi dalam
sarung tangan (sisi asepsis).
Kemudian perlahan-lahan jari-
jari tangan kiri didorong masuk
ke dalam sarung tangan.
Antisepsis dan asepsis dalam aspek
pasien
 Antisepsis
– Bercukur jika diperlukan
– Cuci daerah lapang operasi dengan
antiseptik
 Asepsis
– Penggunaan kain steril penutup lapang
operasi (doek)
Membersihkan luka (antisepsis)
luka linear
Membersihkan luka (antisepsis)
luka non-linear/oval/ireguler
Menutup (securing) balutan
Implementasi

 Merawat jahitan luka


– Membersihkan rembesan-rembesan dari
celah luka
– Membersihkan kerak/krusta di antara
simpul jahitan
Implementasi

 Balutan tekan dan penahan (binders)


– Memberi perlindungan tambahan dan manfaat
terapetik untuk luka:
– Memberi bebat tekan  mencegah perdarahan,
hematoma, seroma
– Imobilisasi luka untuk penyembuhan yang lebih
cepat dan lebih baik
– Memberikan suasana ideal (lembab, bersih) untuk
penyembuhan
– Mengamankan posisi anatomi yang baik (splinting)
– Mencegah balutan lepas/copot
Implementasi

 Prinsip aplikasi balutan tekan dan


binder:
• Organ / regio diposisikan seanatomis mungkin
• Mencegah friksi antara permukaan kulit
• Teknik yang mencegah geser/melorot/lepas
• Saat melakukan balutan dari distal dahulu ke proksimal
• Berikan tekanan yang sama di setiap area, jangan
sampai ada penekanan/overlapping berlebihan
• Simpul/knot, pin, simpul, jauhkan dari area lukanya 
menghindari nyeri/discomfort
Implementasi

 Jenis binders yang lazim:


• Breast  pada bedah plastik estetik
• Abdominal  pada obgin, bedah plastik estetik
• T-Binder  pada operasi di daerah perineum
• Slings  pada ortopedi
Breast & abdominal binder
(garmen bebat khusus)
T-binder (garmen bebat khusus)
Sling
Implementation

 Elastic bandage
• Semakin besar regio organ yang akan
dibalut, ukuran lebar bandage makin
besar  lengan 4 inch, tungkai 6 inch
• Sirkular, spiral, figure of eight
• Evaluasi neurovaskular distal setiap 4
jam dalam 24 jam pertama
pascapemasangan  suhu, warna kulit,
pulsasi, baal/numbness, capillary
refilling
Figure of eight / saling silang /
criss-cross

X
Jenis bandage applications
Implementation

 Luka-luka di wajah
• Wajah memiliki banyak orifisium (mata,
lubang hidung, mulut, liang telinga) yang
pada kondisi normal memiliki sekret
• Luka-luka di sekitar orifisium disarankan
untuk dirawat terbuka saja, cukup
dengan topikal yang bisa memberi
suasana ideal steril dan lembab
• Bila luka ditutup, kemungkinan eksudasi
mengalami kontaminasi oleh sekret
– Cepat jenuh, tidak nyaman → ganti

You might also like