Professional Documents
Culture Documents
SUNGAI
(IMPACT OF RIVER DEVELOPMENT)
KELOMPOK III
Ibnu Salman
Fajar Alamsyah
Chairiah Yasin
Susunan Materi
• Dampak koreksi sungai : Pelurusan, Sudetan, Pengerukan, Pengerasan
Tebing Sungai (Impact of River Correction)
• Dampak Abiotik (Abitic Impact)
• Dampak Biotik (Biotic Impact)
• Koreksi Sungai Pada Pembangunan Transportasi Sungai
• Dampak Abiotik (Abitic Impact)
• Dampak Biotik (Biotic Impact)
• Dampak Pembangunan Bendungan dan Bendungan di Sungai
Dampak koreksi sungai : Pelurusan, Sudetan, Pengerukan,
Pengerasan Tebing Sungai (Impact of River Correction)
• Dampak Abiotik
Dekade pembangunan sungai yang berlangsung sekitar 150 sampai 300 tahun telah
menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat ekstrim pada sebagian besar wilayah sungai di
dunia ini.
The morphological structure of a historical map from 1776 (NIEDER-SACHSISCHES LADESVERWALTUNGSAMT 1961) compared wih those of modern topographical maps
(NIEDERSACHSISCHES LANDESVERWALTUNGSAMT 1994)
Struktur/characteristic 1776 1992
With of the ELBE course (island Max 850 m Max 550 m, average 340 m, min 230m (between banks)
width included if in cross-section) average 4m20 m
min 130
Width of the ELBE course (without Max 750 m Max 430 m, average 230 m, min250 m (between banks)
island) average 380 m
min 130m
Length of ELBE course with islands 32 km 0
in it
Island (with vegetation /without) 55 (30/25) 0
Tabel 1.2 perubahan sungai bengawan solo akibat pelurusan (daerah jembatan Mbanmati sampai jembatan
jurug (1986-1995) (Sudarta 2001)
• Penurunan tahanan aliran (Decrease of flow resistance)
Dengan adanya koreksi sungai pelurusan, sudetan, pengerukan. pembetonan dinding tebing sungai
menyebabkan seluruh potensi retensi morphologi dan ekologi di kanan kiri sungai hilang.
Disamping hal tersebut di atas, koreksi sungai sering menyebabkan hilangnya bantaran sungai itu sendiri Misal
daerah bantaran sungali dibuat tanggul, maka daerah tersebut tidak berfungsi sebagai daerah retensi.
Gambar 1.1 Penignkatan keceatan rata-rata setelah pelurusan dan sudetan Gambar 1.2 Aliran pada sungai alamiah dengan vegetasi dan morphologi
sungai bengawan solo di stasiun jurug ( 1991-1995 tahap konstruksi, setelah natural kecepatan relatIf rendah (A). aliran pada sungae tanpa vegetasi dan
1995 peningkatan kecepatan drastic)(Suparianto dan maryono, 2003, dengan moiphologl buatankecepatan relatIf tinggi (B) (MaryOnOSGTZ.
penilitian awal perlu penilitian lanjut) 2001)
• Meninggikan slope memanjang sungai (Increase of river bad slop.) dan memendekkan panjang alur
Dengan adanya koreksi sungai berupa pelurusan, sudetan dll. Kemiringan memanjang (slope memanjang)
sungai akan meningkat. hal ini disebabkan karena beda tinggi antara hulu dan hilir sebelum dan sesudah koreksi
sungai tetap, sementara setelah dikoreksi panjang sungai dari hulu sampai hilir memendek Sehingga sebelum
dikoreksl panjang sungai lebih panjang daripada setelah dikoreksi. Dengan beda tinggi yang sama dan panjang alur
Dengan peningkatan kecepatan air akibat pelurusan dan sudetan akan meningkatkan erosi di bagian hulu.
Selanìutnya menangkatkan transportasi sedimen ke arah hilir. Keseimbangan erosi dan sedimentasl (degradasi dan
agradasi) akan berubah mengarah ke semakin banyaknya erosi di daerah hulu dan daerah tengah.
Struktur dasar pada sungai alamiah pada umumnya relatif stabil. Struktur dasar tersebut berubah bersiklus secara
regular akan kembali ke bentuk semulanya sehingga struktur semacam ini dikatakan relatif tidak berubah atau konstan.
Hanya material penyusun dasar surigai tersebut yang bergerak mengelinding (rolling) ke hilir dan diganti lagi dengan
Hal ini jelas akan menyebabkan perubahan struktur dasar sungai secara drastìs yang sebelumnya relatif stabil.
Dengan pembangunan sungai berupa pengerukan, pembetonan dinding, perkerasan dasar dan sebagainya akan
Berkurangnya habitat flora dan fauna, otomatis berakibat penurunan desresifikasi dan jumlah flora dan fauna
sungai. Hal ini juga berakibat pada menurunnya retensi sungai dan penurunan restensi sungai dan penurunan